Skenario 3 blok21

25
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO III BLOK 21 KEDOKTERAN KELUARGA Tutor 6 : dr. Attiya Istarini Priselia Febrina RP G1A110043 Septiawan PM G1A110044 Rukiyah Mayastira G1A110045 Muhammad Subli G1A110046 Yuli Setyaningsih G1A110047 Kurniadi Indra G1A110048 Riri Sandra G1A110050 Wiwik Selviana G1A110052 Silviana Maya Sari G1A110053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 SKENARIO

Transcript of Skenario 3 blok21

Page 1: Skenario 3 blok21

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO III BLOK 21

KEDOKTERAN KELUARGA

Tutor 6 : dr. Attiya Istarini

Priselia Febrina RP G1A110043

Septiawan PM G1A110044

Rukiyah Mayastira G1A110045

Muhammad Subli G1A110046

Yuli Setyaningsih G1A110047

Kurniadi Indra G1A110048

Riri Sandra G1A110050

Wiwik Selviana G1A110052

Silviana Maya Sari G1A110053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014

SKENARIO

Dr.Ting-ting adalah seorang dokter keluarga dan sudah lima tahun menjalankan sebuah

praktek dokter keluarga di Kabupaten Mendalo. dr. Ting-ting dikenal ramah karena ia

selalu berkomunikasi dan memberikan advice serta konseling pada pasiennya. Tak

jarang pasien datang hanya untuk konsultasi. Selama lima tahun dr.Ting-ting membuka

Page 2: Skenario 3 blok21

praktek sudah banyak keluhan yang ditemui dari berbagai kelompok umur dengan

kondisi kesehatan yang khas untuk asing-masing kelompok umur serta penatalaksanaan

yang berbeda-beda pula. Tak jauh dari tempat praktek dr. Ting-ting juga terdapat klinik

Bekam yang juga cukup ramai pasien.

Hari ini dr.Ting-ting mengunjungi seorang rumah Tn.Enji yang berusia 50 tahun yang

menderita kanker paru stadium akhir dan An. Anngi 1 tahun yang sudah 3 hari

mengalami diare. Bagaimana peran keluarga dalam penanganan penyakit Tn. Enji dan

An. Anggi? Apa yang harus dilakukan dr. Ting-ting terhadap keluarga Tn. Enji dan An.

Anggi?

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Advice

Saran atau nasihat yang disampaikan dokter kepada pasien

2. Konselng

Proses komunikasi yang terdiri dari konselor dan konsili yang peduli terhadap

masalah kesehatan secara vertikal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan

yang berbeda stratanya atau serta horizontal, dalam arti antar sarana pelayanan

kesehatan yang sama stratanya

3. Konsultasi

Pertukaran pikiran atau perundingan antara pemberi dan penerima layanan

kesehatan yang bertujuan mencari penyebab timbulnya penyakit dan

menentukan cara pengobatannya.

4. Klinik Bekam

Klinik yang pengobatannya dengan cara mengeluarkan dari dari badan

seseorang dengan menelungkupkan mangkok yang diisi api pada kulit sehingga

kulit jadi bengkak, kemudian digores dengan benda tajam supaya darahnya

keluar.

5. Kanker Paru

Pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dijaringan paru.

DEFINISI MASALAH

1. Apa manfaat dan tujuan konseling?

2. Bagaimana tata cara melakukan konseling?

3. Apa saja jenis-jenis konseling?

Page 3: Skenario 3 blok21

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling?

5. Apa saja teknik-teknik konseling?

6. Apa saja langkah-langkah konseling?

7. Apa saja karakteristik konseling?

8. Apa saja hambatan konseling?

9. Bagaimana menghadapi pasien yang tidak kooperatif dalam konseling?

10. Apa saja perbedaan konseling dan konsultasi?

11. Bagaimana tata cara konsultasi?

12. Apa saja teknik konsultasi?

13. Apa saja langkah-langkah konsultasi?

14. Apa manfaat dan tujuan kunjungan rumah?

15. Apa dasar hukum kunjungan rumah di Indonesia?

16. Apa hambatan kunjungan rumah?

17. Apa saja jenis-jenis rujukan?

18. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab dalam rujukan?

19. Bagaimana tata cara merujuk?

20. Apa saja kriteria pasien untuk dirujuk?

21. Bagaimana karakteristik dalam rujukan?

22. Dimana saja tempat rujukan pasien?

23. Apa saja masalah dalam rujukan?

ANALISIS MASALAH

1. Apa manfaat dan tujuan konseling?

Manfaat konseling adalah :

a. Meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya serta masalah kesehatan

yang sedang dihadapinya.

b. Meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi penyakit yang

sedang diderita.

c. Meningkatkan kemandirian pasien dalam menghadapi penyakit yang sedang

diderita.

Tujuan:

Page 4: Skenario 3 blok21

Agar pasien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya sendiri secara

positif agar tercipta kehidupan yang lebih baik

2. Bagaimana tata cara melakukan konseling?

Tata cara pelayanan konseling adalah :

1. Menyampaikan salam (greet)

2. Mengajukan pertanyaan dan menilai (ask and assess)

3. Menyampaikan uraian sesuai dengan kebutuhan pasien (tell)

4. Membantu pasien mengambil keputusan (help)

5. Menyampaikan penjelasan selengkapnya tentang berbagai aspek yang

terkait dengan keputusan yang telah diambil (explain)

6. Menyelenggarakan pelayanan kedokteran yang sesuai dengan cara

penyelesaian masalah yang telah diputuskan oleh pasien (refer ataupun

return)

3. Apa saja jenis-jenis konseling?

a. Konseling langsung (direct counceling)

Situasi dimana seorang konselor berperan sebagai pihak yang berwewenang

untuk menawarkan kepada kliennya suatu evaluasi dari masalah tertentu dan

mendefinisikan tahap-tahap tindakan yang patut dilaksanakan (Thorne,

1950). Konselor lah yang mengarahkan keputusan apa yang harus diambil.

b. Konseling tidak langsung (nondirect counceling)

Konselor berperan sebagai pihak yang membantu klien mengeluarkan dan

mengekpresikan perasaan sendiri yang mungkin belum begitu dipahaminya,

dan membantu menindak lanjutinya. Konselor memfasilitasi pengambilan

keputusan, dan klien yang membuat keputusan.

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konseling?

Faktor yang mempengaruhi konseling adalah :

a. Sarana ( ruangan yang terjaga privasinya, nyaman, tidak terlalu panas atau

dingin, tidak terlalu ramai atau bising)

Page 5: Skenario 3 blok21

b. Suasana (suasana yang baik dapat membantu munculnya kepercayaan dan

keterbukaan pasien terhadap dokter)

c. Pelaksana

5. Apa saja teknik-teknik konseling?

Teknik konseling yang dibutuhkan dalam pelayanan primer yaitu :

Background (mecari hal-hal yang menjadi latarbelakang masalah pasien)

Affect (menanyakan hal-hal yang mungkin mempengaruhi kondisi pasien)

Troubling (mencari prioritas masalah pasien)

Handling (menanyakan bagaimana cara pasien selama ini dalam

mengahadapi permasalahan yang sulit)

Empahty (mengekspresikan bahwa konselor memahami kondisi/masalah

pasien dan menunjukkan kepedulian konselor pada konseli)

Beberapa hal yang dapat membantu konselor saat melakukan konseling dengan

teknik BATHE pada pasien dengan masalah emosional dan psikologis :

Support (memberikan dukungan dengan menyatakan bahwa banyak orang

yang mampu menghadapi masalah yang sama sperti pasien)

Objectivity (mendorong pasien untuk bisa melihat masalahnya secara

realistis)

Acceptance (tidak menghakimi tapi siap menerima segala kemungkinan)

Present Focus (mendorong pasien untuk lebih focus pada hal-hal yang telah

ada, membantu untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan mengevaluasi

perubahan perilaku yang lebih bermanfaat serta mendorng untuk selalu

optimis).

6. Apa saja langkah-langkah konseling?

1. Relationship Building (membangun hubungan/ bina rapport)

2. Exploration and Understanding (menggali informasi dan memahaminya)

3. Rational Discussion (berdiskusi secara rasional)

a Problem definition and assessment (Mendefiniskan permasalahan dan

menilainya).

b Therapeutic goal setting and implementation (menentukan tujuan

pengobatan dan pelaksanaannya)

Page 6: Skenario 3 blok21

c Termination and evaluation (memutuskan dan mengevaluasi)

7. Apa karakteristik konseling?

Interaksi komunikasi antara klien dengan konselor yang memiliki cukup

pengetahuan atau keterampilan untuk membantu

8. Apa saja hambatan konseling?

Sering hadir dengan penyakit sepele

Terdapat beberapa gejala

Bermusuhan atau marah

Menghadiri beberapa konselor

Pasien yang manipulatif

Pendiam dan tidak komunikatif

Pasien yang sok tahu

9. Bagaimana menghadapi pasien yang tidak kooperatif dalam konseling?

a. Tetap tenang dan jangan menghindar

b. Pasien duduk kita duduk / bicarakan baik – baik

c. Gunakan panggilan yang tepat untuk pasien

d. Pahami pasien

e. Perhatian

f. Gunakan bahasa yang baik tidak dengan emosional

g. Dengarkan dengan baik

h. Jangan ikutan marah

i. Jangan menyentuh pasien atau keluarga pasien

j. Menolak pasien jika pasien tidak bisa diatasi

k. Menjauh dari keadaan tersebut

l. Jangan menghakimi

m. Tunjukan bahwa kita yang memiliki kekuasaan

10. Apa saja perbedaan konseling dan konsultasi?

Perbedaan Konseling dan Konsultasi

KONSULTASI KONSELING

Page 7: Skenario 3 blok21

Dapat dilakukan dalam bentuk tatap

muka langsung ataupun tidak langsung

(misalnya via telepon)

Dilakukan dalam bentuk tatap

muka langsung

Hubungan dokter-dokter yang lebih ahli

atau dokter-pasien

Hubungan dokter-pasien

11. Bagaimana tata cara konsultasi?

Tata cara melakukan konsultasi formal antara dokter-dokter yang lebih ahli

mencakup

beberapa langkah sebagai berikut :

a. Alasan dilakukannya konsultasi harus dijelaskan selengkap-lengkapnya

kepada pasien.

b Dokter yang melakukan konsultasi harus berkomunikasi secara langsung

dengan dokter tempat konsultasi.

c keterangan tentang pasien yang disampaikan pada waktu konsultasi harus

lengkap, tetapi tidak berlebihan, harus disesuaikan dengan tujuan

konsultasi.

a. sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyogianya dokter yang

dimintakan

d konsultasi bersedia memberikan bantuan profesional yang sesuai.

12. Apa saja teknik konsultasi?

Teknik-teknik Konsultasi

1. Memulai sesi konsultasi

• Membangun hubungan/komunikasi awal

• Mengidentifikasi alasan pasien berkonsultasi

2. Mengumpulkan informasi

• Eksplorasi masalah pasien

• Memahami masalah dari perspektif pasien

• Memberikan struktur dari proses konsultasi

3. Membangun hubungan

• Membangun rasa saling pengertian dan komunikasi yang baik

Page 8: Skenario 3 blok21

• Melibatkan pasien

4. Menerangkan dan Menyusun Rencana

• Memberikan informasi yang cukup dan benar

• Mendorong pasien mengingat dan memahami informasi yang

disampaikan

• Memperoleh pemahaman yang sama antara dokter-pasien

• Menyusun rencana : bersama pasien

• Menerangkan dan merencanakan tata laksana pasien

5. Menutup sesi konsultasi

13. Apa saja langkah-langkah konsultasi?

a. Mencari alasan yang membuat pasien datang

b. Menggali masalah lain yang dimiliki pasien

c. Memilih prioritas permasalahan pasien jika masalahnya lebih dari satu.

d. Berikan penjelasan atau pemahaman pada pasien tentang masalah yang

dihadapinya.

e. Melibatkan pasien dalam pengelolaan masalahnya dan mendorongnnya

untuk bisa menerima segala kemungkinan yang terjadi.

f. Gunakan waktu dan fikiran untuk memberikan yang terbaik pada pasien.

g. Bangun atau pertahankan hubungan dengan pasien untuk membantunya

mengahadapi masalah lainnya.

14. Apa manfaat dan tujuan kunjungan rumah?

Manfaat:

Dapat lebih meningktakan pemahaman dokter tentang pasien

Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter pasien

Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan pasien

Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien

Tujuan:

Meningktkan sistem pendukung yg ada agar efektif dan adekuat sebagai

Page 9: Skenario 3 blok21

upaya pencapaian kesehatan keluarga.

Meningktkan efektifitas pelyann kshtan, pd keluarga , terutama yang

mmpunyai masalah khusus,

Optimalisasi perkembangan kshtan keluarga

Meningkatkan kekuatan fungsi dan hub.keluarga

Promosi lingkungan yg sehat

15. Apa dasar hukum kunjungan rumah di Indonesia?

UU praktik kedokteran no 28 2004

Permenkes 512 tentang Pelaksanaan Izin Praktek Dokter

Permenkes no 28 / 2011, tentang Izin Klinik

Kepmenkes 128/ 2004 tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer

16. Apa hambatan kunjungan rumah?

Masalah kunjungan dan perawatan:

1. Terbatasnya pertolongan dokter yang dapat dilakukan

2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak di perlukan

3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan

Untuk menghindari terjadinya masalah pertama dan kedua maka dianjurkan

dokter untuk memiliki data selengkap mungkin sebelum kunjungan ke rumah

pasien.

17. Apa saja jenis-jenis rujukan?

Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) , :

1. Rujukan Medis Untuk masalah kedokteran.

Tujuan utama : menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status

kesehatan pasien.

a. Rujukan pasien

b. Rujukan ilmu pengetahuan → pengiriman dokter atau tenaga kesehatan

untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium → pengiriman bahan-bahan

pemeriksaan laboratorium.

2. Rujukan kesehatan Untuk masalah kesehatan masyarakat

Page 10: Skenario 3 blok21

Tujuan utama : untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah

penyakit yang ada di masyarakat.

b. Rujukan tenaga Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk

menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau

sebaliknya untuk memperoleh pendidikan dan latihan.

c. Rujukan sarana Rujukan berbagai peralatan medis dan ataupun

nonmedis untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang

ditemukan, atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut yang

diperlukan.

d. Rujukan operasional Penanggulangan masalah kesehatan masyarakat

untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan.

Secara umum, menururt Mc Whinney (1981), pembagian wewenang dan

tanggungjawab antara dokter keluarga dan dokter konsultan dapat dibedakan

atas :

1. Rujukan Interval

Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan

penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu,

dan selama jangka waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut menanganinya

untuk penyakit yang cukup serius dan jangka waktu yang lama.

2. Rujukan Kolateral

Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan

penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja. Misalnya,

penanganan penyakit chronic glaucoma yang dilimpahkan kepada dokter

spesialis mata.

3. Rujukan Silang

Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan

penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.

4. Rujukan Terpecah

Dokter keluarga, sesuai dengan masalah kesehatan yang ditangani,

menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita

sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu

pelimpahan tersebut, dokter keluarga tidak ikut campur.

Page 11: Skenario 3 blok21

18. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab dalam rujukan?

a. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter

keluarga tidak bersifat total, tetapi hanya untuk masalah penyakit yang

sedang di tanggulangi saja. Sedangkan masalah penyakit lainnya atau

kesehatan pasien secara keseluruhan,tetap berada di tangan dokter keluarga.

b. Dalam melakukan rujukan pasien dalam pelayanan dokter keluarga,

pertimbangan tidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja, tetapi

keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan.

c. Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya pada

penyembuhan penyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, tetapi

juga peningkatan derajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit.

19. Bagaimana tata cara merujuk?

Tata cara merujuk :

1. Jelaskan pada pasien alasan dilakukannya rujukan untuk mendapatkan

second opinion atau untuk mendapatkan penatalaksanaan yang spesifik.

2. Siapkan mental pasien dan finansialnya terutama pasien yang dirujuk untuk

operasi.

3. Coba sesuaikan keterampilan dan keahlian spesialistis untuk kondisi pasien

dan kemampuan finansialnya.

4. Jangan merujuk pasien ke teman dekat tanpa alasan yang tepat.

5. Coba lah untuk membuat janji kepada pasien

6. Buatlah / tulislah surat rujukan yang baik, benar dan tepat, mencakup

riwayat perjalanan penyakit yang relevan, hasil pemeriksaan laboratorium,

X-Ray, USG, CT-Scan dan terapi yang telah diberikan serta berikan opini

anda.

7. Hubungi secara langsung via telepon untuk kondisi - kondisi emergency.

20. Apa saja kriteria pasien untuk dirujuk?

Kriteria umum:

Pasien yang masih dapat disembuhkan

Page 12: Skenario 3 blok21

Pasien yang layak angkut

Kriteria khusus:

Pasien yang belum diketahui diagnosis penyakitnya

Pasien yang sudah terdiagnosis tetapi fasilitas pengobatan belum memadai

Penyakit yang dirujuk bisa meningkatkan kualitas hidup yang layak.

21. Bagaimana karakteristik dalam rujukan?

Rujukan pada pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik

khusus, yaitu:

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter

keluarga tidak bersifat total, tetapi hanya untuk masalah penyakit yang

sedang di tanggulangi saja. Sedangkan masalah penyakit lainnya atau

kesehatan pasien secara keseluruhan, tetap berada di tangan dokter keluarga.

Dalam melakukan rujukan pasien dalam pelayanan dokter keluarga,

pertimbangan tidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja, tetapi

keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan.

Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya pada

penyembuhan penyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, tetapi juga

peningkatan derajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit.

22. Apa saja masalah dalam rujukan?

1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter

serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, dapat

menimbulkan rasa kurang percaya pasien terhadap dokter. Yang perlu

dilakukan hanyalah memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepada

pasien tentang alasan serta maksud dilaksanakannya konsultasi dan rujukan

tersebut.

2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan

pasien, dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter. Dokter

harus dapat meyakinkan pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau

rujukan yang dimintakan pasien tersebut. Tetapi apabila pasien tetap

meminta, dokter yang bijaksana lazimnya tidak menolak permintaan pasien.

Page 13: Skenario 3 blok21

3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban,

melainkan mengambil alih wewenang dan tanggungjawab penanganan

pasien, atau dokter tempat rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut

setelah satu tindakan kedokteran selesai dilakukan akan menimbulkan

banyak dampak negatif.

4. Apabila dokter yang melakukan konsultasi dan atau rujukan tidak

sependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan (second opinion).

Lakukan konsultasi dan atau rujukan kembali kepada dokter yang

bersangkutan disertai penjelasan ketidaksepakatan tentang saran atau

tindakan kedokteran tersebut. Dokter konsultan yang bijaksana lazimnya

tidak akan berkeberatan mendiskusikan perbedaan pendapat tersebut.

Kemudian dengan persetujuan pasien melakukan konsultasi atau rujukan

kepada dokter lain, yakni dalam rangka mendapatkan saran atau pendapat

yang ketiga (third opinion).

5. Apabila ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan ataupun rujukan.

Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.

Mulai dari hambatan sosial budaya sampai dengan hambatan sosial ekonomi.

23. Apa dasar hukum pengobatan komplementer?

- Permenkes RI Nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007

Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

- Kepmenkes RI Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003

Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional

24. Bagaimana tatalaksana diare pada anak?

RENCANA TERAPI A

Penanganan Diare di Rumah

Jelaskan pada Ibu tentang 4 aturan perawatan di Rumah :

1. Beri Cairan Tambahan (sebanyak anak mau)

a. Jelaskan Kepada Ibu:

• Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.

Page 14: Skenario 3 blok21

• Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang

sebagai tambahan.

• Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih

cairan berikut ini : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin)

atau air matang.

Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:

• Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam

kunjungan ini.

• Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.

b. Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus

oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah.

c. Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit / cairan lain yang harus

diberikan setiap kali anak berak:

• Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak.

• Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak.

Katakan kepada ibu :

• Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari

mangkuk/cangkir/gelas.

• Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi

dengan lebih lambat.

• Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

2. Beri tablet zinc selama 10 hari.

3. Lanjutkan pemberian makan.

4. Kapan harus kembali.

RENCANA TERAPI B

Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit. Berikan oralit di klinik

sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.

UMUR ≤ 4 bulan 4 - <12 bulan 1 - <2 tahun 2 - <5 tahun

BERAT < 6 kg 6 - 10 kg 10 - 12 kg 12 - 19 kg

JUMLAH 200 - 400 400 - 700 700 - 900 900 - 1400

1. Tentukan Jumlah Oralit Untuk 3 Jam Pertama.

Page 15: Skenario 3 blok21

Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam Kg) X 75 ml

Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui.

• Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman

diatas.

• Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu,

berikan juga 100 - 200 ml air matang selama periode ini.

2. Tunjukkan Cara Memberikan Larutan Oralit.

• Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/ mangkuk/ gelas.

• Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih

lambat.

• Lanjutkan ASI selama anak mau.

3. Berikan Tablet Zinc Selama 10 Hari.

4. Setelah 3 Jam:

• Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya.

• Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

• Mulailah memberi makan anak.

5. Jika Ibu Memaksa Pulang Sebelum Pengobatan Selesai:

• Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah.

• Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk

menyelesaikan 3 jam pengobatan.

• Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus

lagi sesuai yang di anjurkan dalam Rencana Terapi A.

• Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah:

1. Beri cairan tambahan

2. Lanjutkan pemberian tablet zinc sampai 10 hari

3. Lanjutkan pemberian makan

4. Kapan harus kembali

Page 16: Skenario 3 blok21

RENCANA TERAPI C

Penanganan Dehidrasi Berat Dengan Cepat Ikuti Tanda Panah. Jika Jawaban

Ya”, Lanjutkan Ke Kanan. Jika “Tidak”, Lanjutkan Ke Bawah.

TIDAK

CATATAN:Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa Ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral.

TIDAK

YATIDAK

TIDAK

YA

YA

RUJUK SEGERAuntuk pengobatanIV / NGT/OGT

Apakah anak masihbisa minum?

Apakah saudaraterlatih menggunakanpipa orogastrik untuk

rehidrasi?

Adakah fasilitaspemberian cairanintravena terdekat(dalam 30 menit)?

Dapatkah saudarasegera memberi

cairan intravena?

MULAI DI SINI

Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau mulut: beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg).

Periksa kembali anak setiap 1 - 2 jam:- Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih

lambat.- Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk

pengobatan intravena.Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi.

Kemudiantentukan Rencana Terapi yg sesuai (A,B atau C) untuk melanjutkan pengobatan.

Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena.Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara

meminumkanpada anaknya sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan.

Beri cairan interavena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan NaCl) yang dibagi sebagai berikut

UMURPemberian pertama

30 ml/kg selama:Pemberian berikut70 ml/kg selama:

Bayi (dibawah umur 12 bulan)

1 jam * 5 jam

Anak (12 bulan sampai 5 tahun)

30 menit * 2 ½ jam

* Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba.

Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat.Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum: biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tablet Zinc.

Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. KlasifikasikanDehidrasi dan pilih Rencana Terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

Page 17: Skenario 3 blok21

25. Bagaimana peran Dokter dan Keluarga terhadap pasien dengan penyakit

terminal?

- Dukungan Moral (Sikap, Akhlak, Pikiran dan Kasih sayang)

- Dukungan Materi (Membantu biaya pengobatan)

- Dukungan Sosial (Reaksi lingkungan)

- Dukungan Fisiologis dan Psikologis

KERANGKA KONSEP

Dr.Ting-Ting, seorang Dokter Keluarga

Keterampilan Medis

Membuka Praktek Dokter Keluarga

Keterampilan Non Medis

Konsultasi RujukanKonseling

Home Visit/ Kunjungan Rumah

Page 18: Skenario 3 blok21

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul dkk. 1983. Dokter Keluarga, Kelompok Studi Dokter Keluarga.

Bunga Rampai: Jakarta

2. Azwar, Azrrul. 1995. Program Menjaga MutuPelayanan Kesehatan. Yayasan

Penerbitan IDI: Jakarta

3. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional. 1989. DEPKES RI. Jakarta

4. Gan, Goh Lee dkk. 2004. A Primer on Family Medicine Practice. Singapore

5. McWhinney, Ian R dkk. Textbook of Family Medicine. 2009. Oxford University.

(PDF File)

6. Sudjoko, Kuswadji. 1996.Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga. Widya

Medika: Jakarta

7. Sulastomo. 1984. Pelayanan Kesehatan. Bunga Rempa: Jakarta