SKENARIO 3.

23
LI. 1. MM keseimbangan asam basa LO. 1.1. Definisi asam basa 1.2. klasifikasi asam dan basa 1.3. definisi keseimbangan asam basa 1.4. mekanisme keseimbangan asam basa (faal dan biokim) LI. 2. MM gangguan keseimbangan asam basa (Asidosis metabolic) LO. 2.1. definisi 2.2. penyebab dan gejala 2.3. penanganan LI. 3. MM analisa gas darah LO. 2.1. definisi 2.2. jenis jenis 2.3. fungsi LI. 1. MM keseimbangan asam basa LO. 1.1. Definisi asam basa Menurut sejarahnya, awalnya Lavoisier mengemukakan bahwa asam merupakan senyawa yang mengandung oksigen (oksida dari nitrogen, fosfor, sulfur dan halogen yang membentuk asam dalam air). Namun sekitar awal abad 19, beberapa asam yang tidak mengandung oksigen telah ditemukan, sehingga akhirnya pada tahun 1838 Liebig mendefinisikan asam sebagai senyawa yang mengandung hidrogen, dimana hidrogen tersebut dapat digantikan oleh logam. Pada abad berikutnya, dikembangkan definisi-definisi asam-basa yang memperbaiki definisi sebelumnya. Definisi asam-basa menurut Arrhenius Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H 3 O + ) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H 3 O + ). basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.

description

sk 3 tugas mandiri

Transcript of SKENARIO 3.

LI. 1. MM keseimbangan asam basaLO. 1.1. Definisi asam basa

1.2. klasifikasi asam dan basa1.3. definisi keseimbangan asam basa1.4. mekanisme keseimbangan asam basa (faal dan biokim)

LI. 2. MM gangguan keseimbangan asam basa (Asidosis metabolic)LO. 2.1. definisi

2.2. penyebab dan gejala2.3. penanganan

LI. 3. MM analisa gas darahLO. 2.1. definisi

2.2. jenis jenis2.3. fungsi

LI. 1. MM keseimbangan asam basaLO. 1.1. Definisi asam basa

Menurut sejarahnya, awalnya Lavoisier mengemukakan bahwa asam merupakan senyawa

yang mengandung oksigen (oksida dari nitrogen, fosfor, sulfur dan halogen yang membentuk

asam dalam air). Namun sekitar awal abad 19, beberapa asam yang tidak mengandung oksigen

telah ditemukan, sehingga akhirnya pada tahun 1838 Liebig mendefinisikan asam  sebagai

senyawa yang mengandung hidrogen, dimana hidrogen tersebut dapat digantikan oleh logam.

Pada abad berikutnya, dikembangkan definisi-definisi asam-basa yang memperbaiki definisi

sebelumnya.

Definisi asam-basa menurut Arrhenius

Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion

hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium

(H3O+).

basa  adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan

konsentrasi ion hidroksida.

Reaksi keseluruhannya :

Secara umum :

Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan

pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.

Definisi asam-basa menurut Bronsted-Lowry

Pada tahun 1923, Bronsted dan Lowry mendefinisikan :

Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton (H+) Basa adalah suatu senyawa

yang dapat berperan sebagai menerima proton (H+).

Pada kedua contoh reaksi di atas, air dapat bertindak sebagai basa dalam larutan HCl dan sebagai

asam dalam larutan amonia. Senyawa yang dapat bertindak sebagai asam dan basa disebut

sebagai senyawa amfoter. Contoh lain senyawa yang bersifat amfoter yaitu Al2O3. Reaksi di atas

menunjukkan pasangan asam-basa konjugasi. Pada reaksi kebalikannya, ion Cl-menerima proton

dari ion oksonium (H3O+). Ion Cl- disebut sebagai basa dan ion oksonium (H3O+) disebut sebagai

asam, sehingga HCl merupakan pasangan asam-basa konjugasi dari Cl-dan H2O merupakan

pasangan asam-basa konjugasi dari ion oksonium (H3O+).

Definisi asam-basa menurut Lux-Flood

Sistem asam-basa Lux-Flood merupakan sistem asam-basa dalam larutan nonprotik yang tidak

dapat menggunakan definisi Bronsted-Lowry. Contohnya, pada temperatur leleh suatu senyawa

anorganik yang cukup tinggi reaksinya sebagai berikut:

basa (CaO) adalah pemberi oksida

asam (SiO2) adalah penerima oksida

Sistem Lux-Flood terbatas pada sistem lelehan oksida, namun merupakan aspek anhidrida asam-

basa  dari kimia asam- basa yang sering diabaikan.

Basa Lux-flood adalah suatu anhidrida basa.

Sedangkan asam Lux-Flood adalah suatu anhidrida asam.

Karakterisasi oksida logam dan non logam menggunakan sistem tersebut bermanfaat dalam

industri pembuatan logam.

Definisi asam-basa menurut sistem pelarut (solvent)

Definisi ini diterapkan pada pelarut yang dapat terdisosiasi menjadi kation dan anion

(autodisosiasi).

Asam adalah suatu kation yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat meningkatkan

konsentrasi kation dalam pelarut.

Basa adalah suatu anion yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat meningkatkan

konsentrasi anion pelarut.

Secara umum, reaksi autodisosiasi dapat dituliskan :

Asam sulfat meningkatkan konsentrasi ion hidronium dan merupakan asamnya. Konsep asam-

basa sistem pelarut adalah kebalikan dari reaksi autodisosiasi.

Contoh :

Secara umum :

Perbandingan reaksi netralisasi asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan sistem

pelarut.

(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/definisi-asam-dan-basa/ )

1.2. klasifikasi asam dan basa

Berdasarkan kekuatannya

ASAM KUAT

Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam larutan air. Contohnya HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4

Kekuatan asam dari seluruh asam kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen berbeda

Kesetimbangan reaksi asam kuat bergerak ke arah kanan (=1)

BASA KUAT

Basa kuat yaitu basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OH- bila dilarutkan

dalam air. Ion amida (NH2

-) dan hidrida (H

-) merupakan basa kuat

Kekuatan basa dari seluruh basa kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air,

walaupun kemampuan untuk menyumbangkan OH- berbeda

Kesetimbangan reaksi basa kuat bergerak ke arah kanan (=1)

ASAM LEMAH

Asam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesai (mencapai kesetimbangan)

Asam lemah merupakan elektrolit lemah Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat Reaksi kesetimbangan asam lemah

HA(aq) + H2O(l)↔H3O+(aq) + A-(aq)

Rumus kesetimbangan

[H3O+] [A-]= Ka[HA]

Ka adalah tetapan kesetimbangan asam pada suhu tertentu

BASA LEMAH

Penjelasan asam lemah mirip dengan basa lemah K

b = ketetapan kesetimbangan basa

Basa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH-

Jumlah ion yang dihitung [OH-]

Kb dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan semakin lemah suatu basa, semakin kecil

nilai Kb-nya

Berdasarkan bentuk ionAsam anion (-), contohnya: H2SO4, SO3

Asam Kation (+), contohnya: NH4, H3O

Basa anion (-), contohnya : Clˉ, CN−¿ ¿

Basa kation (+), contohnya: Na+

Asam yang berasal dari proses metabolisme1. Asam volatil : Asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi cair maupun gas

Contoh : CO2

2. Asam non-volatil : Asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harus diekskresikan oleh ginjal.

Dapat berupa : - Asam organik

- Asam anorganik Berdasarkan kemampuan ionisasinya asam dan basa

1. Asam dan basa monoprotik

Dapat melepaskan suatu ion H+/OH- (ionisasi primer)

2. Asam dan basa protipotik

Dapat melepaskan 3/lebih ion H+/OH- (ionisasi tersier)

3. Asam basa diprotik

Dapat melepaskan ion H+/OH- (ionisasi sekunder)

Sumber Asam Basa

Asam dan basa bersumber dari: Produksi karbondioksida (CO2) oleh sel-sel jaringan. CO2berikatan dengan air

(terutama sel darah merah) untuk membentuk asam karbonat (H 2CO3) yang terurai menjadi ion-ion hidrogen.

Asam anorganik yang dihasilkan selama penguraian hidrogen. Asam hidrogen yang dihasilkan dari metabolisme perantara. Sebagian besar ion hidrogen yang dihasilkan merupakan produk sampingan atau

produk akhir dari proses katabolisme sempurna karbohidrat, lemak dan protein.

LO. 1.3 definisi keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antara ion [H+¿¿] bebas dan [HCO3

−¿ ¿] dalam cairan tubuh sehingga keseimbangan tubuh yang harus dijaga

kadar ion [H+¿¿] bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun basa terus berlangsung dalam kehidupan.

LO. 1.4. Metabolisme keseimbangan asam basa (faal dan biokim)

pH darah normal adalah 7.3-7.5 asam adalah pH dibawah 7.3 dan basa adalah pH di atas 7.5.pH 7.3-7.5 harus tetap dipertahankan,walaupun banyak senyawa-senyawa metabolit atau nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan ke arah keasaman (asidosis) pH kurang dari 7.3 atau ke arah kebasaan (alkalosis) pH diatas 7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke keadaan semula oleh alat kompensasi tubuh.

Karena ion [H+¿¿] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang mempengaruhi [H+¿¿] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :

a) Lebihnya kadar [H+¿¿] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari Pembentukan H 2CO3 yang sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HCO3

−¿ ¿

Katabolisme zat organik Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada metabolik

lemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan [H+]b) Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuh Bervariasi tergantung dari:

Diet ( makanan ), H+ naik, jika kebanyakan makan asam (asidosis), sedangkan dengan mengkonsumsi sayur dan buah bersifat basa banyak menghasilkan HCO3

−¿ ¿. Aktivitas yaitu lari cepat membuat tubuh kita asam karena menghasilkan banyak

CO2 sehingga pH turun

Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat seperti olahraga berat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat pH turun

Untuk itu diperlukan kordinasi untuk pengaturan keseimbangan asam basa yang dilakukan dengan 3 sitem :

1.Sistem buffer

2.Sistem respirasi

3.Sistem eksresi melalui ginjal

1. Sistem bufferSistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem penyangga, karena dapat

menahan perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya.

Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepat terhadap perubahan ion H+ dalam darah karena rangsangan kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan kadar [H+] sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H+ dengan mensekresikan ion H+ dan menambahkan HCO3

−¿ ¿ baru dalam darah karena

memiliki dapar fosfat.

Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :

Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat Sistem buffer hemoglobin Sistem buffer protein Sistem buffer fosfat

Sistem buffer asam karbonat-bikarbonatSistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa, sistem buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya 6.1, karena dapat mengeluarkan CO2 melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.

H2O + CO2 ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-

CO2 bereaksi dengan H2O membentuk H 2CO3 yang kemudian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.

Sistem buffer hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

Na+ + HCO3 ↔ NaHCO3

Hb- + H+ ↔ HHb (PK 7-8)

Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi karbonat karena didalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel darah merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.

Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hb penting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan, pengangkut CO2 dan sebagai sistem buffer yang kuat.

Sistem buffer proteinSistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial.Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya. Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada suasana basa.

Fungsi pengaturan buffer protein:- Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai

basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.

- Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H+. Gugus karboksil bertindak sebagai donor proton.

Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut berperan mengatur pH. Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan melalui sistem buffer protein berjalan lambat karena ion hidrogen harus melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.

Sistem buffer FosfatSistem dapar ini berperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan intrasel

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H2PO4-) dengan

monohidrogen fosfat (HPO32-). Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa

untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah. Natrium hidrogen fosfat ( Na2 P O4) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( Na H 2PO4) adalah asam lemah

HCl + Na2HPO4 ↔ NaH2PO4 + NaClNaOH + NaH2PO4 ↔ Na2HPO4 + H2OH2PO4

-(aq) + H +

(aq) H 2 PO 4(aq)

H2PO4 - (aq) + OH -(aq) --> HPO4

2-(aq)) + H2O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

Sistem pernapasan tubuh (respirasi)

Dengan cara hiperventilasi ataupun hipoventilasi,sistem ini mengatur komponen asam bikarbonat.sehingga rasio Garam bikarbonat dan asam karbonat dipertahankan normal.

Dalam Hal ini melibatkan

1.Pemasukan O2 dan pelepasan CO2 di alveoli paru-paru 2.Transportasi O2 dari alveoli paru-paru ke jaringan-jaringan 3.Trasnportasi CO2 dari jaringan ke alveoli paru-paru.

Transportasi O2 dalam darah berbentuk

1.Gas terlarut di dalam plasma darah 2.O2 terikat hemoglobin dalam sel darah merah membentuk senyawa Hb-oksi (HbO2) HbO2 mempunyai keasamaan tinggi,lebih tinggi dari Hb tereduksi

Transportasi CO2 dalam darah berbentuk

1.Gas larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit) 2.Asam karbonat,larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit) 3.Berbentuk ikatan karbamino dengan protein darah,termasuk Hb (kira-kira 20% CO2

yang di transport). 4.garam bikarbonat (kira-kira 70% CO2 yang di transpor)

Kejenuhan Hb-oksi terutama dipengaruhi oleh pO2 dan pCO2 setempat.

LI. 2. MM gangguan keseimbangan asam basa (Asidosis metabolic)LO. 2.1. definisi

Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Penurunan HCO3 1 mEq/L diikuti penurunan PaCO2 sebesar 1,2 mmHg, yang menyebabkan penurunan pH dan peningkatan H.

(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI)

Gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan H).

(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)

2.2. penyebab dan gejala

Asidosis metabolic akut

1. Penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat)2. Kegagalan ginjal dalam mengekskresi beban asam harian3. Kehilangan bikarbonat basa

Penyebab Asidosis Metabolik :

A. Selisih Anion Normal (Hiperkloremik)1. Kehilangan bikarbonat

a. Kehilangan melalui saluran cerna :- Diare- Ileostomy- Kolestiramin- Drainase cairan empedu dan pankreatik- Ureterosigmoidostomi

b. Kehilangan melalui ginjal :- Asidosis tubulus proksimal ginjal- Inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid)- Hipoaldosteronisme

c. Peningkatan beban asam :- Ammonium klorida (NH4Cl NH3 + HCl )- Cairan-cairan hiperalimentasi

B. Selisih Anion Meningkata. Peningkatan produksi asam :

- Ketoasidosis diabetic- Asidosis laktat

- Kelaparan- Intoksikasi alcohol

b. Menelan substansi toksik :- Overdosis salisilat- Methanol atau formaldehid- Etilen glikol (antibeku)

c. Kegagalan eksresi asam :- Retensi asam sulfat dan asam fosfat- Gagal jantung akut atau kronis

(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)

Gejala :

a. Mualb. Muntahc. Kelelahand. Pernapasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepate. Rasa mengantukf. Mengalami kebingungang. Tekanan darah menurun, menyebabkan syok, koma dan kematian

(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)

LO. 2.3. Penanganan

Tujuan penanganan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman, dan mengobati penyebab asidosis yang mendasari.

Langkah koreksi asidosis metabolic :

1. Langkah pertama, tetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan disebut letal bila pH darah kurang dari 7 atau kadar ion H lebih dari 100 nmol/L. gangguan yang perlu mendapat perhatian bila pH darah 7,1-7,3 atau kadar ion H antara 50-80 nmol/L.

2. Langkah kedua, tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui dugaan etiologi asidosis metabolic. Dengan bantuan gejala klinis lain dapat dengan mudah ditetapkan etiologinya.

3. Langkah ketiga, bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion gap dengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal, delta HCO3: kadar HCO3 normal dikurangi dengan kadar HCO3 pada saat pasien diperiksa). Bila rasio lebih dari 1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langkah ini menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan. (Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI)

LI. 3. MM analisa gas darahLO. 2.1. definisi

Analisa gas darah adalah pengukuran pH dan juga keseimbangan asam basa, oksigenasi (PaO2), kadar karbondioksida (PaCO2) , kadar bikarbonat (HCO3), saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa (Base Excess).

Analisa gas darah biasanya didasarkan pada pengambilan sampel arteri. Nilai vena diberikan sebagai referensi. (Horne, Swearingen.2001)

Analisa gas darah berguna untuk menginterprestasi:

Apakah pasien menderita asidemia / alkalemia?- pH < 7,35 disebut asidemia- pH > 7,45 disebut alkalemia

Apakah masalah primer gangguan asam basa- Asidosis Metabolik : HCO3 menurun PaCO2 menurun, hiperventilasi- Alkalosis Metabolik : HCO3 meningkat PaCO2 meningkat, hipoventilasi- Asidosis Respitoris : PaCO2 meningkat HCO3 meningkat, titrasi jaringan penyangga asam- Alkalosis Respitoris : PaCO2 menurun HCO3 menurun, titrasi jaringan penyangga basa

Kadar Normal Gas DarahpH 7,35 - 7,45PaCO2 35 – 45 mmHGPaO2 80 – 100 mmHGHCO3 22 – 26 mEq/LSaturasi Oksigen 95 – 100%Base Excess -2,4 s.d +2,3

2.2. jenis jenisLI.1.2 Langkah-langkah Analisa Gas Darah

1. Langkah satu, tentukan apakah pH normal. Bila pH menyimpang dari 7,40 perhatikan seberapa besar pH menyimpang dan kemana arahnya. Jika pH >7,45 adalah Alkalosis ,dan jika pH <7,35 adalah Asidosis. Apakah pH dalam keadaan kritis yaitu >7,55 atau <7,20.

2. Langkah dua, periksa PaCO2, bila menyimpang dari 40 mmHg, PaCO2 dan pH arahnya adalah berlawanan, jika PaCO2 meningkat maka pH menurun (Asidosis), dan sebaliknya.

3. Langkah tiga, tentukan nilai HCO3. Bila HCO3 menyimpang dari 24 mEq/L perhatikan derajat dan arah penyimpangan. HCO3 dan pH bergerak dalam arah yang sama.

4. Langkah empat, bila PaCO2 dan HCO3 Abnormal, tetapkan nilai mana yang berhubungan lebih erat dengan nilai pH.

5. Langkah lima, periksa PaCO2 dan saturasi oksigen untuk menentukan apakah PaCO2 menurun, normal, atau meningkat. Penurunan PaCO2 dan Saturasi O2 dapat menimbulkan Asidosis Laktat dan dapat menandakan perlunya peningkatan konsentrasi oksigen. Sebaliknya konsentrasi PaO2 tinggi dapat menandakan kebutuhan untuk menurunkan konsentrasi oksigen yang diberikan.

(Horne, Swearingen.2001)

LI.1.3 Tujuan Analisa Gas Darah

1. Sebagai penggambaran hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan2. Pegangan dalam penanganan pasien-pasien yang memiliki penyakit berat yang akut dan

menahun

(Horne, Swearingen.2001)

LI.1.4 Parameter Analisa Gas Darah

1. Pengukuran pH dilakukan dengan elektroda pH2. Pengukuran PaCO2 dilakukan dengan elektroda CO2. Elektroda berada dlam lingkungan

buffer bikarbonat dan dipisahkan dari sampel darah oleh suatu membrane semipermeable untuk CO2. CO2 yang berdifusi kedalam buffer mengakibatkan perubahan pH dan nilai ini yang diukur oleh elektroda.

3. Pengukuran PaO2 dilakukan dengan elektroda O2.

(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI)

2.3. fungsi

Daftar PustakaMima MH, Pamela LS. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa Ed.2Sherwood, Lauralee (2004), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta, EGC.

Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009),Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta, Interna Publishing.

Saifuddin, M, dkk. (2008), Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam-basa edisi II. Jakarta, FKUI.

Guyton,Arthur c, dkk. (2008), Buku ajar fisiologi kedokteran edisi III. Jakarta, EGC.

Oxtoby, Gillis, Nachtrieb. Prinsip-prinsip kimia modern

LO 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN UKURAN KEASAMAN PHLO 3.1 Definisi pH

PH adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion H+ yang sangat kecil dan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.L.I. 3.2 Cara menentukan PH larutan asam-basa

Secara kualitatif PH di perkirakan dengan menggunakan kertas lakmus (litmus) atau suatu indicator (kertas indikator PH) . Jika menunjukkan warna merah berarti keasaman larutan naik (asam)Jika menunjukkan warna biru berarti keasaman larutan turun (basa)Lalu menggunakan indicator universal , alat PH meter.

Secara kuantitatif pengukuran PH menggunakan elektroda potensiometrik . elektroda ini memutar perubahan voltase yang di sebabkan oleh perubahan aktivitas ion hydrogen (H+) dalam larutan .

L.I. 3.3 Rumus mencari PH Asam kuat

PH = -log [H+] Asam lemah

PH = Pka + log garam / asam Basa lemah

PH = Pka + log garam / basa Basa kuat

PoH = - log [OH-] L.I. 3.4 Manfaat pengukuran PH

Dapat mengetahun PH berbagai substansi dalam tubuhCairan getah lambung PH 1,0 – 2,0Urine PH 4,8 – 7,5Saliva (air liur) PH 1,5 – 1,9Darah PH 7,25 – 7,75

Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi Dapat dengan mudah menentukan kadar enzim untuk menentukan penyakit suatu organ

tertentu Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam basa jika

memakan makanan yang asam seperti jeruk , limao , etc. Menentukan derajat keasaman dari suatu larutan Menyatakan konsentrasi ion hydrogen Menyatakan suatu kondisi yang asidosis atau alkalosis Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraselulerL.I. 3.5 Penyebab perubahan PH

Beban makanan dan beban metabolicIon hydrogen di tambahkan atau di kurangi sebagai akibat makan-makanan tertentu atau akibat perubahan metabolic

Beban respirasiPeningkatan laju pernafasan yang tidak di sertai peningkatan aliran CO2 ke paru-paru akan mengurangi tekanan Co2 dalam alveoli . begitu juga pada darah yang kembali menuju ke jaringan perifer sehingga terjadi akibat respiratorik H+ menurun PH meningkat

ALKALINTIDE adalah pembentukan asam lambung yang di pengaruhi makanan- Protein sekresi HCL meningkat alkalintide meningkat- Karbohidrat dan lipid sekresi HCL menurun alkalintide menurun- Alkalintide meningkat H+ darah menurun PH meningkat

Peran ginjal dalam menentukan PH :- Ginjal mengatur PH , konsentrasi ion mineral dan komposisi air dalam darah .

ginjal mempertahankan PH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hydronium dan hydroksil . akibatnya urine yang di hasilkan bersifat asam pada PH 5 atau alkalosis pada PH 8.

Larutan buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya yang dapat mempertahankan PH di sekitar daerah kapasitas buffer.

Ada 4 sistem buffer utama dalam cairan :1. System asam karbonat – natrium bikarbonat

Merupakan buffer utama dalam cairan ekstraselulera. Dalam kondisi normal , rasio molekul asam karbonat (H2CO3) terhadap molekul

basa bikarbonat (NaHCO3) dalam plasma adalah 1:20b. Setiap perubahan dalam konsentrasi ion hydrogen akan mengubah rasio tersebut

dan mengakibatkan alkalosis dan asidosis.c. System buffer berfungsi untuk mencegah perubahan rasio sehingga terjadi

pengubahan asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi asam lemah.2. Sistem buffer fosfat

Merupakan buffer utama cairan intraseluler a. Berfungsi sama dengan system asam karbonta-natrium . karbonat berfungsi untuk

mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemahb. Sistemnya : ketika PH menurun,ion monohidrogen fosfat berperan sebagai

akseptor H+

Ketika PH meningkat , ion dihidrogen berperan sebagai donor H+c. Natrium hydrogen fosfat (Na2HPO4) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen

fosfat (NaH2PO4) adalah asam lemah. Komponen ini bekerja secara intraseluler, terutama dalam sel darah merah dan dalam epitelium tubulus ginjal.

d. Ada 2 macam fosfat : organic berperan dalam dapar ion H+ intrasel Anorganic berperan dalam dapar urine

3. Sistem buffer proteinMerupakan buffer terkuat dalam tubuha. Meliputi protein intraseluluer dan protein plasma ekstraseluler yang menjadi

buffer asam karbonat dan asam organicb. Protein adalah buffer yang sangat baik karena mengandung gugus karboksil yang

berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa , bergantung pada media yang mengelilingi protein.

c. Sebagian besar protein dalam tubuh termasuk media dasar . protein bertindak sebagai asam dan sebagai anion yang besar

d. Sistemnya : ketika PH meningkat , kelompok karboksil memberikan H+ Ketika PH menurun , kelompok amino sebagai akseptor H+

4. Sistem buffer hemoglobina. Terdapat dalam sel darah merahb. Berfungsi sebagai pembentukan H+ saat terjadinya transport CO2 di antara

jaringan dan paru-paruc. Sebagai asam lemah , hemoglobin mampu mendapar CO2 dengan pengeluaran

HCO3 ke dalam plasma yang akan di tikarkan dengan ion klorida untuk mempertahankan netralitas elektrisnya

5. Buffer karbonat pada tulangPada asidosis yang berkepanjangan , tulang turut berperan dalam system dapar yaitu melalui dapar karbonat karena dalam tulang juga di endapkan sejumlah garam bikarbonat.