Skenario 3

21
Oklusi Vena Retina Sentral Ocular Dekstra dan Miopia Ocular Sinistra Oleh: Sunny 102012325 C10

description

3

Transcript of Skenario 3

Sirosis Hepatis et causa Hepatitis B Kronik

Oklusi Vena Retina Sentral Ocular Dekstra dan Miopia Ocular SinistraOleh: Sunny 102012325 C10

Skenario 4Seorang laki-laki 42 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan utama pandangan mata kiri kabur sehari yang lalu. Pasien memakai kacamata dengan ukuran -9,00 D OD dan -9,50 D OS. Visus dengan koreksi 20/30 OD, 20/200 OS tidak maju dengan pinhole. Pasien menderita DM dan Hipertensi yang kurang terkontrol. HipotesisPasien tersebut menderita oklusi vena retina sentral ocular dextra dan miopia ocular sinistra.Mind MapPandangan mata kiri kabur sejak 1 hari yang lalu2. PF1. Anamnesis8. Gejala Klinik9. Penatalaksanaan10. Komplikasi11. Pencegahan12. Prognosis3. Working Diagnosis4. Diagnosis Banding5. Etiologi6. Epidemiologi7. PatofisiologiAnamnesisIdentitas LengkapKeluhan utama Penglihatan mata kiri kabur sejak sehari yang laluRiwayat penyakit sekarangApakah penglihatan kabur tersebut muncul mendadak atau berangsur-angsur menjadi kabur?Apakah selain penglihatan kabur ada keluhan lain seperti nyeri, gatal atau mata berair?Apakah sebelumnya pernah mengalami trauma pada mata kirinya?Apakah pasien merasakan gejala lain seperti demam, sakit kepala, mual muntah?Riwayat penyakit dahulu dan riwayat obat Adakah riwayat masalah penglihatan sebelumnya?Adakah riwayat Diabetes Melitus dan Hipertensi?Pernahkan pasien menjalani terapi mata tertentu (misalnya laser)?Adakah riwayat pemakaian obat yang mungkin menyebabkan gejala gangguan penglihatan atau pemakaian obat untuk mengobati penyakit mata? Riwayat penyakit keluargaRiwayat penyakit sosial

Pemeriksaan FisikInspeksi MataOD Palpebra, konjungtiva, kornea, lensa dalam batas normal, COA dalam dan TIO 17 mmHg.OS Palpebra, konjungtiva, kornea, lensa dalam batas normal, COA dalam dan TIO 16 mmHg.

Pemeriksaan VisusPasien memakai kacamata dengan ukuran -9,00 D OD dan -9,50 D OS. Visus dengan koreksi 20/30 OD, 20/200 OS tidak maju dengan pinhole.

Pemeriksaan PenunjangFunduskopiPapil batas sedikit kaburCD ratio 0,3Tampak pendarahan intra retina pada seluruh lapang retinaAV ratio 2 : 5Vena tampak berkelok-kelokRefleks makula (-)

Anatomi Retina

Working DiagnosisCRVO merupakan suatu keadaan di mana terjadi penyumbatan vena retina pada bagian sentral yang mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam bola mata.

EpidemiologiCRVO adalah penyebab penting morbiditas penglihatan pada lansia, terutama mereka yang mengidap hipertensi dan glaukoma.Insiden CRVO meningkat pada kondisi-kondisi sistemik tertentu, seperti hipertensi, hiperlipidemia, diabetes militus, penyakit kolagen vaskular, gagal ginjal kronik, dan sindrom hiperviskositas (misalnya, mieloma dan makroglobulinemia Wildenstrm).

Manifestasi KlinisPasien mengeluhkan kehilangan penglihatan parsial atau seluruhnya mendadak. Penurunan tajam penglihatan sentral ataupun perifer mendadak dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya. Tidak terdapat rasa sakit. Hanya mengenai satu mata. EtiologiAkibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat pada proses arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribrosa.Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atau endoflebitis.Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang terdapat pada kelainan viskositas darah, diksrasia darah, atau spasme arteri retina yang berhubungan.Abnormalitas darah itu sendiri (sindrom hiperviskositas dan abnormalitas koagulasi);Abnormalitas dinding vena (inflamasi);Peningkatan tekanan intraokular.

PatofisiologiKomplikasiKomplikasi AkutDiabetik ketoasidosisHiperosmolar non-ketosisHipoglikemia

Komplikasi KronikMakroangiopatiMikroangiopati mata, ginjal dan saraf

Tatalaksana4 PILAR:EdukasiDiet dan Latihan fisikPerencanaan makan/food planningTerapi ADO

PrognosisSepanjang dapat dikontrol dengan baik, prognosis DM dapat memuaskan. Selain itu juga ketaatan pasien sangat menentukan juga prognosis kelainan ini. Kadar glukosa darah harus dijaga agar selalu optimal; tidak berlebihan ataupun kekurangan.Pencegahan atau penanganan komplikasi yang cepat juga dapat menurunkan angka mortalitas dari penyakit ini. KesimpulanDiabetes melitus (DM) merujuk kepada kelompok kelainan metabolik yang memiliki gejala klinis dasar yaitu hiperglikemik. Diabetes tipe 2 disebabkan oleh gangguan resistensi perifer terhadap kerja insulin dengan respons kompensasi sekresi insulin yang tidak adekuat oleh sel-sel pankreas/ defisiensi insulin relatif. Penyebab tersering pada DM tipe 2 adalah obesitas terutama obesitas sentral. Gejala klinis diabetes ditandai dengan 3P(Polidipsi, Polifagi dan Poliuri) dan rasa cepat lelah serta mengantuk, selain itu juga disertai dengan penurunan berat badan. Penatalaksanaan DM disebut sebagai 4 pilar yang terdiri atas edukasi (pasien, keluarga), terapi gizi medis (food planning), latihan jasmani atau aktivitas fisik, dan intervensi farmakologis untuk menurunkan kadar glukosa darah (obat hipoglikemik oral/OHO maupun insulin). Prognosis DM dapat memuaskan apabila dapat dikontrol dengan tepat. Thank you ~