skenario 3

2
LO.4.2. Tatalaksana Asidosis Metabolik Aidosis Metabolik pada kasus – kasus kritis merupakan pertanda dari kondisi serius yang memerlukan tindakan agresif untuk memperoleh diagnosis dan tatalaksana penyebab. Tatalaksan asidosis metabolic ditujukan terhadap penyebabnya.Peran bikarbonat pada keadaan ini bersifat kontroversial tanpa didasari data yang rasional. Pemberian HCO 3 - lebih banyak menunjukan bahaya dibandingkan keuntungannya. Pemberian infus HCO 3 - menimbulkan problem pada pasien dengan asidosis. Antara lain kelebihan pemberian cairan,alkalosis metabolik, dan hypernatremia. Selain itu, penelitian yang dilakukan pada hewan maupun manusia memperlihatkan bahwa alkali hanya menimbulkan efek sesaat ( kadar bikarbonat plasma meningkat sesaat).Hal ini tampaknya memiliki korelasi dengan CO 2 yang dihasilkan pada pemberian bikarbonat sebagai ekses buffer pada ion hydrogen. Pemberian HCO 3 - eksogen hanya diperlukan bila PH < 7,2. Langkah – langkah koreksi asidosis metabolic : 1. Tetapkan berat ringannya gangguan asidosis yaitu bila PH < 7 atau kadar ion H > 100 nmol/L. Gangguan yang perlu diperhatikan bila PH 7,1 – 7,3 atau kadar iion H anatara 50-80 nmol/L 2. Tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui dengan etiologi asidosis metabolic. 3. Bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion gap dengan delta HCO 3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal, delta HCO 3 pada saat pasien diperiksa).Bila rasio ≥ 1 (dalam beberapa literature lain disebutkan 1,6) , asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langka ke 3 ini menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan Asidosis Respiratorik

description

m

Transcript of skenario 3

LO.4.2. Tatalaksana Asidosis MetabolikAidosis Metabolik pada kasus kasus kritis merupakan pertanda dari kondisi serius yang memerlukan tindakan agresif untuk memperoleh diagnosis dan tatalaksana penyebab. Tatalaksan asidosis metabolic ditujukan terhadap penyebabnya.Peran bikarbonat pada keadaan ini bersifat kontroversial tanpa didasari data yang rasional. Pemberian HCO3- lebih banyak menunjukan bahaya dibandingkan keuntungannya. Pemberian infus HCO3- menimbulkan problem pada pasien dengan asidosis. Antara lain kelebihan pemberian cairan,alkalosis metabolik, dan hypernatremia. Selain itu, penelitian yang dilakukan pada hewan maupun manusia memperlihatkan bahwa alkali hanya menimbulkan efek sesaat ( kadar bikarbonat plasma meningkat sesaat).Hal ini tampaknya memiliki korelasi dengan CO2 yang dihasilkan pada pemberian bikarbonat sebagai ekses buffer pada ion hydrogen. Pemberian HCO3- eksogen hanya diperlukan bila PH < 7,2. Langkah langkah koreksi asidosis metabolic :1. Tetapkan berat ringannya gangguan asidosis yaitu bila PH < 7 atau kadar ion H > 100 nmol/L. Gangguan yang perlu diperhatikan bila PH 7,1 7,3 atau kadar iion H anatara 50-80 nmol/L2. Tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui dengan etiologi asidosis metabolic.3. Bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion gap dengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal, delta HCO3 pada saat pasien diperiksa).Bila rasio 1(dalam beberapa literature lain disebutkan 1,6) , asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langka ke 3 ini menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan

Asidosis RespiratorikMengatasi penyakit dasarnya dan bila terdapat hipoksemia harus diberikan terapi oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dengan retensi oksigen kronik dan hipoksia dapat mengakibatkan penurunan minute volume dan semakin meningkat PCO2.Pada pasien asidosis respiratorik kronik, penurunan PCO2 harus berhati hati untuk menghindari alkalosis yang berat mengingat umumnya sudah ada kompensasi ginjal. Pada kasus ini ditujukan untuk kelainan primernya. Alkalosis MetabolikAlkalosis metabolic bertujuan utnuk meningkatkan tekanan pksigen arterial dan mixed venous oxygen tension, serta menurunkan konsumsi oksigen.Pada keadaan seperti ini sangat penting melakukan koreksi pada pasien kritis. Bila penyebabnya hypokalemia lakukan koreksi kalium plasma. Bila penyebabnya hipokloremia, lakukan koreksi klorida dengan pemberian NaCl isotonik . Bila penyebabnya pemberian HCO3- berlebihan , hentikan pemberian bikarbonat. Pada keadaan ini dapat diberikan antagonis enzim anhydrase karbonat sehingga reabsorpsi bikarbonat terhambat. Alkalosis Respiratorik Pada kondisi normal, PH darah berkisar antara 7,35-7,45. Pada kondisi PH < 7, terjadi kerusakan struktur ikatan kimiawi dan perubahan bentuk protein yang menyebabkan kerusakan jaringan dan perubahan fungsi selular. Bila PH > 7, terjadi kontraksi otot skelet yang tidak terkendali.Tatalaksana alkalosis respiratorik ditujukan pada kelainan primernya. Alkalosis yang disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan memberikan terapi oksigen. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panic diatasi dengan menenangkan pasien atau memberikan pernapasan menggunakan system air rebreating.