Skenario 2
-
Upload
chaerena-amri -
Category
Documents
-
view
98 -
download
0
Transcript of Skenario 2
Skenario 2 : Jatuh Pingsan
Nani, 30 tahun seorang karyawati pada sebuah instansi pemerintah sedang
mengikuti upacara 17 Agustus di lapangan. Setelah 15 menit upacara berlangsung, tiba-
tiba Nani jatuh pingsan. Nani segera dibawa oleh tenaga kesehatan ke mobil ambulance
yang parkir di pingir lapangan. Nani dibawa dengan tandu, kemudian diperiksa oleh
dokter. Ternyata tekanan darah Nani 90/60 mmHg, frekuensi denyut nadi 96x/menit dan
dokter menemukan murmur ketika mendengarkan bunyi jantung Nani di daerah
intercostal IV garis parasternal sinistra. Dalam keadaan masih pusing, Nani bertanya pada
dokter apa yang terjadi pada dirinya. Dokter menenangkan Nani dan mengatakan bahwa
Nani mengalami hipotensi ortostatik.
Sekarang keluhan pusing Nani sudah berkurang, upacara juga sudah selesai. Nani
minta izin pulang kepada dokter yang tadi merawatnya. Dokter menganjurkan agar Nani
memeriksakan diri lebih lanjut ke RS.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami oleh Nani?
I. TERMINOLOGI
Murmur : Suara yang tidak normal yang berasal dari jantung karena
turbulensi darah yang mengenai katup yang mengalami
kelainan.
Hipotensi ortostatik : Penurunan tekanan darah yang berlebihan ketika
seseorang berdiri yang menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, biasanya disertai pusing dan
pandangan kabur.
Tekanan darah : daya dorong darah kesemua arah pada permukaan
tertutup yaitu pada dinding di dalam jantung dan
pembuluh darah
Pingsan : suatu keadaan dimana tidak mampu menerima respon terhadap
rangsangan sensoris ditandai dengan tidak sadarkan diri.
Denyut nadi : gelombang yang teraba pada arteri apabila darah dipompa
dari jantung.
Parasternal sinistra : daerah disekitar sternum sebelah kiri.
Intercostals : daerah yang terletak diantara iga.
Jantung : organ berotot dan berongga yang berkontraksi secara berirama
memompa darah dan memiliki empat ruang yang terletak di
antara kedua paru-paru dibagian tengah rongga toraks.
Pusing : keadaan ilusi, lingkungan terlihat berputar-putar yang diakibatkan
oleh gangguan tekanan darah.
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa penyabab hipotensi ortostatik?
2. Apa saja gejala orang yang mengalami hipotensi ortostatik?
3. Bagaimana mekanisme hipotensi ortostatik?
4. Berapa tekanan darah dan denyut nadi yang normal?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?
6. Faktor-faktor apa saaj yang mempengaruhi denyut nadi?
7. Tindakan apa yang dilakukan pada orang pingsan?
8. Apa saja organ yang telibat pada system sirkulasi?
9. Apa fungsi jantung?
10. Apa saja bagian-bagian jantung dan pembuluh darah?
11. Bagaimana aliran darah dari dan ke jantung?
12. Bagaimana system control peredaran darah pada jantung?
III. ANALISA MASALAH
1. Penyebab hipotensi ortostatik
- pengaruh grafitasi bumi
- obat-obatan
- pendarahan/kehilangan cairan berlebihan
- penyakit tertentu
2. Gejala hipotensi ortostatik
pingsan
pusing-pusing
mual
penglihatan kabur
wajah pucat
pernapasan kussmaul
3. Mekanisme hipotensi ortostatik
Karena pasokan O2 yang berkurang ke otak. Hal ini bisa disebabkan
karena terlalu lama berdiri dan adanya pengaruh grafitasi. Pemompaan darah
ke otak yang letaknya di atas jantung melawan gaya grafitasi yang arahnya ke
bumi(bawah).
4. Tekanan darah dan denyut nadi normal
- tekanaan darah : 120/80 mmHg(120 sistole dan 80 daistole)
- denyut nadi : 60-100 kali/menit
5. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
- curah jantung
- tekanan pembuluh darah perifer
- jumlah cairan interstitium
6. Faktor yang mempengaruhi denyut nadi
- posisi, pada saat berdiri denyut nadi lebih cepat dari pada saat duduk
- jenis kelamin, pria denyut nadinya lebih cepat dari pada wanita
- umur, anak-anak denyut nadinya lebih cepat
- emosi, makin tinggi emosi makin cepat denyut nadi
- aktifitas
- volume darah
7. Tindakan yang dilakukan pada orang pingsan
- diberi minyak kayu putih/bau-bauan menyengat lainnya
- diberi minuman yang manis
- dibaringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari jantung
- posisi kaki ditinggikan
8. Organ yang terlibat dalam system sirkulasi
- Jantung
- Paru-paru
- Limpa
- Pembuluh darah
9. Fungsi jantung
- memompakan darah
- menjaga homeostasis
- mengalirkan oksigen
- menyuplai zat yang dibutuhkan tubuh
10. Bagian-bagian jantung dan pembuluh darah
Jantung terdiri dari 2 atrium dan 2 ventricel, antara atrium dan ventricle
dipisahkan oleh katup. Atrium kanan dan ventrikel kanan dipisahkan oleh
katup tricuspid, atrium kiri dan ventrikel kiri dipisahkan oleh katup bicuspid.
Pada ujung jantung terdapat apeks
Lapisan dinding jantung: endokardium, miokardium(otot jantung) dan
pericardium
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri besar dinamakan aorta
dan vena besar dinamakan vena cava. Selain aorta dan vena cava juga terdapat
arteri dan vena besar lainnya yaitu arteri dan vena pulmonalis.
Aorta memompakan darah dari jantung keseluruh tubuh
Vena cava membawa darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung
Ateri pulmonalis membawa darah miskin O2 ke paru-paru
Vena pulmonalis membawa darah kaya O2 kembali kejantung.
11. Aliran darah dari dan ke jantung
Terdiri dari 2 sirkuit yaitu sistemik dan pulmonal
- sirkuit sistemik: atrium kirikatup bicuspidventricel kirikatup
semilunaraortaarterisedangarterikecilarteri
olekapilervenulevenakecilvena
sedangvena cavaatrium kanan
- sirkuit pulmonal: atrium kanankatup tricuspidventricel kanan
katup semilunartrunc.pulmonalarteri pulmonal
paruvena pulmonalatrium kiri
12. Sistem control
- hormone adrenalin: menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
- saraf autonom: simpatis dan parasimpatis, simpatis meningkatkan
kerja jantung, parasimpatis menurunkan kerja jantung.
- Angiotensin II:meningkatkan tekanan darah
IV. SISTEMATIKA
pingsan Hipotensi Ortostatik
Gejala
Penyebab
penanganan
Cardiovaskular
Factor yang mempengaruhi
Organ Mekanisme Kontrol
JantungP.darah
Sist.limfatik
Hormon
Saraf
Sistemik
Pulmonal
V. LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan:
1. Makroskopik dan mikroskopik jantung
2. Makroskopik dan mikroskopik pembuluh darah
3. Makroskopik dan mikroskopik system limfatik
4. Mekanisme kerja jantung
5. System limfatik
6. System control cardiovaskuler
7. Hemodinamika
8. Gangguan/kelainan pada system cardiovascular
VI. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1. Makroskopik dan mikroskopik jantung
Anatomi Jantung
Jantung terletak di rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum
dibagian anterior dan vertebra di bagian posterior.
Jantung memiliki ujung yang disebut apeks.
Jantung memiliki 4 ruangan:
- atrium kanan
- atrium kiri
- ventricle kanan
- ventricle kiri
Ventricel kanan berfungsi untuk memompakan darah yang miskin O2 ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis.
Ventricel kiri berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh
Atrium kanan berfungsi untuk menerima darah yang berasal dari seluruh tubuh
kecuali paru-paru.
Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah yang berasal dari paru-paru(kaya
O2) untuk disalurkan ke ventricle kiri.
Pada jantung terdapat katup-katup yang terletak sedemikaian rupa
sehingga dapat membuka dan menutup secara pasif mengikuti gradient tekanan.
o Katup atrioventikel kanan (trikuspidalis)
o Katup atrioventikel kiri (bikuspidalis/mitral)
Kedua katup tersebut hanya mengizinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel
(tek.atrium>>tek.ventrikel)
Pada tepi katup AV terdapat tali fibrosa yang kuat disebut ‘corda tendinae’ yang
mencegah katup AV berbalik arah ketika ventrikel berkontraksi. Corda Tendinae
melekat pada ‘otot papilaris’.
Katup lainnya yang terdapat pada jantung:
o Katup aorta
o Katup pulmonalis
Kedua katup tersebut disebut katup semilunar.
Secara anatomis dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikael kanan
disebabkan oleh perbedaan resistensi.
Histology Jantung
Dinding jantung terdiri dari endokardium, myocardium dan pericardium.
Pericardium pada jantung terdiri dari 2 lapisan:
o Bagian luar(fibrosum) yang terdiri atas membrane fibrosa ayng kuat
o Bagian dalam(serosum) yang dilapisi membrane yang mengeluarkan cairan.
Selain itu pericardium juga terdiri dari 2 lamina: parietalis dan
visceralis(epicardium).
Sel otot jantung(myocardium) berhubungan dengan sel otot jantung
lainnya melalui discus intercalatus.
Pada discus intercalates terdapat 2 pertautan sel yaitu desmosom dan gapjunction.
Desmosom hanya berfungsi sebagai media komunikasi sedangkan gapjunction
berfungsi dalam penyampaian potensial aksi dari satu sel otot jantung ke sel otot
jantung lainnya sehingga jalannya impuls tidak berhenti dan dapat disalurkan
dengan cepat.
Pada jantung juga terdapat beberapa sel yang berperan dalam proses kerja
jantung atau disebut juga sel yang dapat menciptakan dan menyalurkan potensial
aksi sehingga jantung bisa bekerja memompakan darah,diantaranya:
o SA node yang terletak pada dinding atrium dekat muara vena cava
superior.
o AV node(atrioventricular nodus) yang terdapat pada katup antara atrium
dan venticel.
o Berkas HIS
o Serat purkinye.
2. Makroskopik dan mikroskopik pembuluh darah
Anatomi Pembuluh darah
Secara umum pembuluh darah terbagi 2:
o Arteri, yaitu pembuluh darah yang membawa darah menjauhi jantung
Arteri besar terdiri dari aorta dan arteri pulmonalis
o Vena., yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke/menuju jantung.
Vena besar terdiri dari vena cava superior dan inferior serta vena
pulmonalis.
Susunan pembuluh darah dari yang besar-kecil:
Aorta Arteri sedang Arteri kecil Arteriol Kapiler
Susunan pembuluh darah balik:
Kapiler Venule Vena kecil Vena sedang Vena cava
Histologi Pembuluh darah
o Arteri, terdiri atas 3 jenis: elastis, muscular dan arteriol kecil.
Arteri elastis adalah oembuluh paling besar(arteri pulmonalis dan aorta)
Secara khas, dinding arteri mengandung 3 lapisan:
- Endotel
- Tunika media
- Adventisia
Lapisan dinding pembuluh arteri berdasarkan ukuran dan ketebalan:
- kapiler: hanya terdiri dari satu lapis endotel
- arteriol: terdiri dari endotel dan memiliki selapis otot polos
- arteri kecil: terdiri dari lapisan endotel, 2-20 lapisan otot polos, dan
memiliki jaringan elastica interna.
- Arteri sedang: terdiri dari lapisan endotel, 20-40 lapisan otot polos
dan memiliki jaringan elastica interna dan eksterna.
o Vena berdinding lebih tipis dan diameternya lebbih besar dari arteri.
Perbedaan vena dan arteri lainnya : vena memiliki katup yang berfungsi
untuk mencegah berbaliknya aliran darah.
*Lapisan dinding pembuluh vena sama dengan lapisan pembuluh pada arteri
sperti yang sudah disebutkan di atas.
Tetapi katup ini tidak terdapat di SSP, vena cava dan vena visera.
Selain itu juga terdapat vasa vasorum: pembuluh darah yang mendarahi
pembuluh darah yang besar spertia aorta. Yang berfungsi untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi yang lebih karena aorta dan pembuluh darah besar lainnya
memiliki kerja yang lebih berat dari pada pembuluh yang lebih kecil.
Kapiler terbagi 3:
- kapiler kontinu sel endotelnya bersambung
- kapiler bertingkap terdapat fenestra (celah-celah)
- kapiler sinusoid pembuluhnya lebih besar.
3. Makroskopik dan mikroskopik system limfatik
Terdiri dari saluran getah bening (limph vessels) dan bangun kelenjer-
kelenjer getah bening; lien, thymus dan tonsil.
Susuna getah bening terdapat di seluruh tubuh sperti:
o Kepala
o Badan
o Lengan
o Tungkai
Kecuali otak, bola mata, permukaan kulit, SSP, SST, endomesium otot
dan tulang.
Saluran getah bening bermula sebagai kapiler getah bening yang buntu di
ruang antar sel. Kapiler ini selanjutnya mengumpul ke pembuluh yang lebih besar
dan menuju saluran aferen kelenjer getah bening.
Mikroskopis Limfe
Terdiri dari:
o Sel endotel yang terdiri dari filament aktin dan myosin
o Filament penambat: menarik kapiler limfe membuka ketika kelebihan
cairan.
Kapiler limfe berasal dari jaringan tubuh, pembuluh tipis terdiri dari endotel yang
berakhir pada duktus thorasicus dan duktus limphaticus dextra.
Pembuluh limfe memiliki struktur mirip vena tetapi lebih tipis.
duktus limfatikus berukuran besar mirip vena terdiri dari tunika media-otot polos
longitudinal, sirkular dan vasavasorum.
4. Mekanisme kerja jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial
aksi. Ada 2 tipe sel otot jantung :
- 99% merupakan sel kontraktil yaitu yang melakukan kerja mekanis
untuk memmompa darah
- Sebagian kecil sisanya merupakan sel otoritmik yaitu yang
mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi.
Sel otoritmik tdak mempunyai potensial istirahat, sel tersebut
memperlihatkan aktivitas pemacu, yaitu membrane mereka perlahan mengalami
depolarisasi antar potensial aksi sampai nilai ambang tercapai potensial aksi.
Melalui proses yang berulang-ulang sel otoritmik secara siklis
mencetuskan potensial aksi yang kemudian menyebar keseluruh jantung untuk
mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.
Sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas:
o Nodus Sinoatrium (SA) pad atrium kanan dekat muara vena cava
superior
o Nodus Atrioventrikel (AV) dasar atrium kanan dekat septum tepat di
atas pertautan atrium dan ventikel
o Berkas His berasal dari nadus AV septum antarventikel
bercabang (kiri,kanan) melingkari ujung bilik ventrikel atrium.
o Serat purkinje berjalan dari berkas His seluruh myocardium
ventrikel.
Agar jantung berfungsi secara efisien, maka harus memenuhi:
o Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel
dimulai
o Eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk memastikan
bahwa setiap bilik jantung berkontraksi sebagai satu kesatuan untuk
menghasilkan daya pompa yang efisien.
o Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional
terkoordinasi sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi
secara simultan.
Proses mekanis siklus jantung
Terdiri dari periode systole (kontraksi) dan diastole (relaksasi)
Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi keseluruh jantung, sedangkan
relaksasi timbul karena repolarisasi otot jantung.
Bunyi jantung
Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak dan relative lama. Sering
dikatakan berbunyi “lup”. Bunyi ini berkaitan dengan penutupan katup AV.
Bunyi jantung kedua lebih tinggi, singkat dan tajam. Sering dikatakan berbunyi
“dup”. Berkaitan dengan penutupan katup semilunaris.
5. Sistem Limfatik
Fungsi :
o Mengendalikan konsentrasi protein sentral
Protein dalam jumlah kecil keluar dari kapiler ke interstisium. Hanya sedikit
yang direabsorbsi oleh vena. Sisanya masuk ke pembuluh lmfatik secara
bebas
Jika terjadi penumpukan di interstisium tanpa reabsorbsi bisa mati dalam 24
jam.
o Volume cairan interstisial
Peningkatan tekanan osmotic koloid dalam cairan interstisial, meningkatkan
volume cairan interstisial.
o Tekanan cairan interstisial
Peningkatan tekanan cairan interstisial akan meningkatkan kecepatan aliran
limfe dan akan membawa keelebihan volume dan kelebihan protein.
Nodus limfe menghasilkan limfosit yangmerupakan sel fagosit. Limfe juga
berperan dalam pengangkutan hormone, garam mineral dari darah ke sel-sel
tubuh.
Sebagian besar cairan yang disaring oleh kapiler arteri mengalir di antara
sel-sel dan direabsorbsi ke dalam ujung vena tetapi 1/10 masuk ke dalam kapiler
limfatik dan kembali ke darah melalui system limfatik.
Cairan ini penting karena dapat membawa molekul-molekul ukuran
besar(terutama protein) dapat memasuki kapiler limfatik hamper tanpa hambatan.
Karena struktur khusus kapiler limfe yang memiliki katup yang dapat membuka
untuk mengalirkan cairan ke dalam kapiler.
6. Sistem Kontrol Cardiovaskular
o Pengaturan Ekstrinsik
Aliran darah yang menuju ke suatu system organ dapat ditingkatkan dengan
memperbesar cardiac output atau dengan memindahkan darah dari suatu system
organ yang relative tidak aktif ke system organ lain yang lebih aktif. Aktifitas
system saraaf simpatis dapat menghasilkan kedua respon tersebut. Perangsangan
simpatis akan meningkatkan cardiac output melalui peningkatan frekuensi dan
kekuatan kontraksi. Serabut simpatis adrenergic juga meluas sampai jaringan
pembuluh darah kapiler, terutama arteriole.
Pembuluh otot rangka memiliki kemampuan unik, yaitu kemampuan
vasodilatasi karena dipersarafi oleh serabut kolinergic simpatis yang bersumber
dari korteks serebri. Serabut ini melepaskan asetilkolin mengakibatkan otot polos
pembuluh darah mengalami relaksasi. Namun serabut kolinergic parasimpatis
tidak mempunyai pengaaruh ekstrinsik terhadap resistensi dan aliran perifer.
o Pengaturan Intrinsik
Terjadi secara Autoregulasi yang memungkinkan penyesuaian aliran darah
relative terhadap aktifitas metabolic. Iskemia jaringan merupakan rangsangan
yang kuat unttuk menimbulkan vasodilatasi, kekurangan oksigen juga bisa
memicu pelepasan zat kimiawi yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi yaitu
Adenosine dan Prostaglandin.
Persarafan jantung
Jantung dipersarafi oleh system saraf autonom:
o Saraf simpatis
Mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk otot polos
arteri dan vena coronaria. Rangsangan simpatis akan dihantarkan oleh
norepinefrin. Respon terhadap simpatis disebut adrenergic
Pembuluh darah memiliki 2 reseptor yaitu reseptor alfa dan
reseptor beta. Reseptor alfa vasokontriksi. Reseptor beta
vasodiltasi.
o Saraf parasimpatis
Mempersarafi Nodus Sinoatrial. Atrioventrikular dan serabut otot
atrium. Dan dapat pula menyebar ke ventrikel sinistra. Rangsangan
parasimpatis disampaikan oleh asetilcholin.. respon terhadap
parasimpatis disebut kolinergik.
7. Hemodinamika
Arteri yang keluar dari jantung(ventrikel kiri) yang menuju seluruh tubuh
disebut Aorta. Aorta ada yang ascenden dan ada yang descenden.
Aorta ascenden akan bercabang menjadi 3:
Arteri Carroytis Communis sinistra:
- arteri carrotis communis interna, mendarahi bagian kepala dan
mata
- arteri carrotis communis eksterna mendarahi bagian wajah
Arteri subclavia sinistra
Truncus brachiochepalicus arteri axilaris arteri brachialis
arteri ulnaris dan radialis.
Aorta descenden akan bercabang:
Arteri iliaca cummunis
Arteri fumoralis arteri poplitea arteri tibialis posterior dan anterior
Arteri tibialis posterior arteri fibularis
Arteri tibialis anterior arteri dorsalis pedis
8. Gangguan/kelainan pada Cardiovaskular
Bunyi jantung abnormal(murmur) berkaitan dengan
penyakit jaantung. Aliran darah turbulen(bergolak) menyebabkan
bunyi karena adanya getaran yang terbentur distruktur disekitar aliran
yang bergolak.
Penyebab tersering:
- katup stetonik katup kaku dan meyempit sehingga tidak
bisa terbuka dengan sempurna
- katup insufisien tidak bisa menutup dengan sempurna.
Gagal jantung ketidakmampuan curah jantung mengimbangi
kebutuhan tubuh untuk pasokan dan pengeluaran zat sisa.
Aterosklerosis penyakit arteri degeneratif progresif yang
menyebabkan sumbatan gradual pembuluh yang terkena, sehngga
aliran darah melalui pembuluh tersebut berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton and Hall.2008.Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta:EGC Medical
Publisher.
R.Putz and R.Pabst.2007.Atlas Anatomi Manusia Sobotta.Jakarta:Penerbit buku
kedokteran EGC.
LAPORAN TUTORIAL BLOK 6
MODUL 2
CARDIOVASKULAR
KELOMPOK 8B:
Ketua:
Diniy Miftahul Muthmainnah
Sekretaris 1:
Chaerena Amri
Sekretaris 2:
M.Fahrizal Alhamid
Anggota:
Dyna Tiara
Alfi Maido Alius
Candra
Fajar Pradhana Putra
Nur Hidayah Bt Arifin
Anna Yunisah Putri
Zahidatunnisa’ Bt Mustafa Fauzi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2009