skenario 2

8

Click here to load reader

Transcript of skenario 2

Page 1: skenario 2

1. Telaah Istilah Anamnesis

a. Upaya mencari keluhan yang bukan gejala yang dirasakan pasien bersifat observasi objectiveb. Proses penggalian penyakit dari pasien

Ana : hal yang terjadiNesa : ingatan

c. Kamus Dorland : pengingatan riwayat penyakit oleh ingatan pasiend. Dari anamnesis, seorang dokter dapat mnggali informasi sebesar 70%, dan 30% dari

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang

Adalah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis stelah pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik

a. Proses ahli medis memeriksa tubuh pasienb. Proses memeriksa tingkat kesadaran dan vital signc. Macam-macam pemeriksan fisik :

1. Inspeksi : melihat tubuh pasien2. Palpasi : meraba bagian tubuh yang memiliki kelainan3. Auskulfasi : pendengaran dengan stetoskop4. Perkusi : mengetuk bagian tubuh (reflek hammer)

Pemeriksaan dicatat direkam medis Riwayat penyakit sekarang

Adalah tanda-tanda sebelum pasien memeriksakan diri Keluhan

a. Ungkapan tentang apa yang dirasakan/alasan utama periksa ke dokterb. Ungkapan tentang indikasi adanya hal yang tidak beres pada tubuh pasien

EBM (Evidence Based Medicine)a. Integrasi adanya hal-hal terbaru terhadap pasien dan kejadian-kejadian klinik, dalam membuat

keputusan klinikb. Menggunakan segala pertimbangan bukti ilmiah yang sahihyang diketahui hingga kini untuk

pengobatan pada penderitac. Integrasi kemampuan individu terkait dengan bukti-bukti ilmiah dari pasien dan pemeriksaan

sistematikd. Langkah-langah EBM :

1. Pasien > masalah pasien, bukan penyakitnya2. Pertanyaan > dokter harus dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya3. Sumber Daya > hasil pertanyaan dokter tentang keluhan pasien4. Evaluasi > mengolah sumber daya untuk mengambil penanganan tepat5. Aplikasi > mengaplikasikan langkah-langkah pada pasien6. Evaluasi diri > mengevaluasi tentang ketepatan langkah yang diambil

e. Komponen EBM : Pasien, Bukti ilmiah dan pengalaman klinis Diagnosis

Adalah penentu suatu penyakit, ketrampilan yang dapat membedakan berbagai macam penyakit

Page 2: skenario 2

Urutan diagnosis medisAnamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang diagnosis penatalaksanaan (riwayat pasien) evaluasi (pemantauan)

2. Menetapkan Permasalahan1. Perbedaan langkah diagnosis2. Apa sajakah prinsip EBM ?3. Dokter manakah yang menggunakan langkah secara benar ?4. Seberapa pentingnya pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis ?5. Apakah penyakit pasien tersebut ?6. Bagaimana langkah-langkah diagnosis yang benar menurut EBM ?

3. Brainstorming (Curah Pendapat) Langkah-langkah diagnosis yang benar

1. Dokter focus memberi pertanyaan, menanyakan permasalahan pasien, penyebab, riwayat penyakit, dan mencari bukti yang tersedia

2. Menerapkan telaah kritis, menafsirkan bukti (dari pasien), mencari bukti, mempertimbangkan validitas hasil dan kesesuaian secara sistematis

Bukti Ilmiah Ketentuan bukti ilmiah :

1. Dapa dipertanggung jawabkan2. Valid (pasti, teruji kebenarannya)3. Bermakna4. Dapat diplikasikan pada pasien5. Relavan, efektif, dan akurat

Bukti ilmiah : data-data yang diberikan dapat berasal dari pemeriksaan penunjang

Bukti ilmiah : merupakan bukti sebenarnya dialami oleh pasien Pasien kurang pengetahuan tentang penyakit sehinggaa berpindah ke dokter lain Dokter B tidak menerapkan prinsip EBM Perbedaan pola pikir/prinsip

4. Solusi Sementara Urutan penegakkan diagnosis medis

Anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang diagnosis penatalaksanaan (riwayat pasien) evaluasi (pemantauan)

Dokter A, sudah melaksanakan langkah EBM, tapi terhenti pada pemeriksaan fisikDokter B, memahami kondisi pasien, namun belum melaksanakan EBM

Keterkaitan EBM diagnosis dengan profeai dokter dan pasien Penyakit yang dialami pasien adalah flu burung (suspect) maka harus dipastikan dengan

pemeriksaan penunjang

Page 3: skenario 2

Langkah diagnosis klinis laboratorium flu burung :1. Spesimen klinis2. Isolasi virus3. Deteksi genom H5N1 dengan PCR4. Test imunofluoresensi5. Pemeriksaan peningkatan antibody H5N16. Metode western blotting7. Radiologi (foto thoraks)

Untuk diagnosis pasti, salah satu atau beberapa hasil harus dinyatakan positif

5. Menjelaskan LO1. Menjelaskan gejala flu burung pada manusia2. Mengetahui prinsip EBM3. Penentuan validitas sumber4. Mengetahui sumber bukti ilmiah5. Mengetahui bagaimana anamnesis penyakit pada pasien6. Mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada pasien7. Mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang pada pasien8. Etika dan humaniora kedokteran (menyangkut EBM)9. Cara mendiagnosis flu burung berdasarkan EBM

6. Pengumpulan Informasi dan Belajar Mandiri Diagnosis Flu Burung

1. Seseorang dalam investigasi : diputuskan oleh dokter setempat2. Kasus Suspect : demam >= 38°, batuk, flu, sesak nafas, sakit

tenggorokan3. Kasus Probable : susupect + satu atau lebih dari gejala hasil

lab.influensa4. Kasus terkonfirmasi : suspect/probable + PCl H5 (+) peningkatan

minimal 4x anti bodi dan tetes antibody netralisasi minimal 18

Pemeriksaan Laboratorium Flu Burung1. Rapid Test : menggunakan antibody virus flu burung untuk mendeteksi antigen2. HI (Hemaglutinin Inhibitor) : antibody hemaglutinin3. AGP : antibodineuraminidase4. VN : Virus Netralisasi5. Isolasi virus6. PCR untuk memastikan virus influenza

Page 4: skenario 2

Langkah Diagnosis1. Gejala klinis H5N1

Demam >38o, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot, infeksi selaput mata, gangguan saluran cerna (diare, muntah, pendarahan hidung dan gigi, gastroenteritis, faring kemerahan, encefalopati)

2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium : uji PT PCR, penside test (deteksi antigen flu burung) Biakkan dan identifikasi virus H5N1 Uji Cerologi Pemeriksaan Hematologi : haemoglobin, leukosit, trombosit Pemeriksaan Kima Darah : albumin, globumin, dll Proximity Oligation : amplifikasi asam nukleat Nanoteknologi : menggunakan nano partikel

3. Pemeriksaan Radiologi Foto Thorax CT scan

4. Pemeriksaan Postmorten Prinsip EBM

1. Menuntut bukti terbaik pada setiap keputusan paling valid2. Mempertanyakan validitas, aplikabilitas bukti pada setiap keadaan3. Mengerti kekurangan bukti setiap perawatan/pengobatan yang efektif beda dengan

yang tidak efektif4. Menggunakan kemajuan teknologi informasi5. Meminjam dari industri yang sukses6. Memajukan komunikasi anatara dokter dan pasien

Sistematika Anamnesis1. Data umum pasien (nama, alamat, umur, dsb)2. Keluhan utama (keluhan paling berat)3. Riwayat penyakit sekarang4. Riwayat penyakit dulu5. Riwayat penyakit keluarga6. Riwayat kebiasaan7. Anamnesis sistem8. Pada wanita perlu ditanyakan riwayat obstetric/ginekologi9. Social lingkungan10. Obstetric dan aktivitas seksual (penganiayaan)

Hal-hal yang harus ditentukan dalam diagnosis1. Penyakit yang atau kondisi yang paling mungkin2. Penyakit yang atau kondisi yang menjadi kemungkinan lain (diagnosis pembanding)

Page 5: skenario 2

3. Faktor resiko (faktor yang meningkatkan kemungkinaan penyakit tersebut)4. Kemungkinan penyebab penyakit5. Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan memperburuk keluhan dan upaya

pengobatan6. Menentukan pemeriksaan penunjang/fisik untuk diagnosis final

3 Unsur Prinsip EBM1. Bukti klinis2. Ketrampilan klinis3. Perhatian, nilai dan harapan terhadap pasien

Level of Evidence Level A : kontrol, resiko sangat sedikit perdebatan Level B : ekstraplorasi level A, menggunakan RCT (penemuan) Level C : ekstraplorasi level B, menimbulakn perdebatan Level D : opini tanpa critical appraisal Level E : opini tanpa critical appraisal, tanpa bukti cukup, banak perdebatan

Critical Appraisal : metode untuk mengakses dengan sistematis,validitas,dll Unsur-unsur riwayat pasien sekarang

Kronologi Gambaran keluhan utama Gejala penyerta Usaha untuk berobat

Pemeriksaan Fisik Vital sign Biometika dasar Struktur penulisan riwayat pemeriksaan Neurologi (penglihatan, kekuatan, koordinasi, reflex, rangsangan) Kesadaran pasien

Prinsip Pokok EBM Menentukan masalah pokok Penelusuran artikel mendiagnosis Pengumpulan bukti-bukti ilmiah Melakukan evaluasi diagnosis

7. Berbagi Hasil Pengumpulan Informasi dan Belajar Mandiri Kontroversi Dokter A dan Dokter B

Dokter A Dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut karena adanya penyakit pembanding Dokter A sesuai EBM karena disamping pemeriksaan fisik masih diperlukan

pemeriksaan penunjang

Page 6: skenario 2

Sudut pandang pasien, dokter A kurang sesuai EBM, karena tidak adanya komunikasi yang baik antara dokter dan pasien, sehingga pasien keberatan

Dokter B Kurang menggunakan EBM, karena tidak menjalankan pemeriksaan penunjang,

dan terlalu terburu-buru Dokter B, tidak mengumpulkan bukti valid masih terdapat kemungkinan penyakit

lain Memihak ke psien dan mengerti keadaan pasien

KESIMPULAN

Kedua dokter belum menjalankan prinsip EBM secara baik dan benar

SARAN

Dokter A harus meningkatkan komunikasi efektif dengan pasien Dokter B harus lebih up to date mengumpulkan bukti-bukti dan mrmgang prinsip EBM