Skenario 1pbl Hi

download Skenario 1pbl Hi

of 8

description

Skenario 1pbl Hi

Transcript of Skenario 1pbl Hi

SKENARIO 1

INFO 1

Veronica, seorang mahasiswi kedokteran berumur 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan cepat lelah dalam 6 bulan terakhir ini.Dalam 1 minggu terakhir ini, nafas terasa berat jika melakukan aktivitas yang berlebihan.Veronica mengatakan bahwa sejak menjadi mahasiswi kedokteran makannya menjadi tidak teratur dan sering mengkonsumsi mi instan.Dia juga mengatakan bahwa sering minum teh pelangsing setelah makan agar tidak menjadi gemuk. Dia menduga dirinya mengalami anemia, lalu mencoba mengobati sendiri dengan mengkonsumsi ferrous sulfat dan vitamin C, akan tetapi dihentikan karena perutnya menjadi sakit setelah mengkonsumsi obat tersebut. Veronica menyangkal menderita penyakit dalam waktu lama dan mengkonsumsi obat dalam waktu lama.Dokter mengatakan bawah mahasiswi tersebut memang mengalami anemia dan menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk mengetahui diagnosis pasti anemia tersebut.1. Klarifikasi kejelasan istilah dan konsep

Anemia : penurunan jumlah eritrosit dan kuantitas hemoglobin. Suatu keadaan hb dan hitung eritrosit lebih rendah dari normal. Massa hemoglobin dan erit yg tidak memenuhi fungsinya menyediakan oksigen.

Pemeriksaan tambahan: Ferrosulfat : zat besi yg diubah menjadi ferro untuk proses eritopoiesis , kapasitas pengaangkutan oksigen efektif serta produksi mioglobin / mineral yg penting utk mengobati anemia tp sering menimbulkan efek tertentu.

Vitamin C : jenis vitamin yg larut air dan berperan menangkal radikal bebas extra selullarDiagnosis: penentuan jenis penyakit berdasarkan gejala dg menggunakan cara dan alat seperti lab,foto dan klinik.

Lelah : tenaga yg digunakan lebih kecil dry g didapat

2. Menetapkan definisi/batasan masalah yg tepat

Riwayat penyakit sekarang : identitas, : mahasiswi , 20 th

Keluhan utama : lelah, sesak napas stelajh aktifitas fisik berlebih, sakit perut setellah minum ferro sulfat dan vit C

Keluhan penyerta : Onset (penampilan pertama dr gejala/tanda pnykit) dan kronologi : 6 bulan terakhir. Lokasi :

Factor yg memoperberat dan / mempeeringan : makan yg tdk teratur dan mi instan, aktifitas berlebih, the pelangsingRiwayat penyakit dahulu

Riwayat keluarga

Riwayat social ekonomi

3. Menganalisis permasalahan a. Klasifikasi dan macam-macam Anemia

Berdasar Morfologi

1. Anemia makrositik :, A. megaloblastik (defisiensi asam folat dan vit B.12) dan A. non megaloblastik (kerusakan hati kronik)

2. Anemia mikrositik: defisiensi besi,a. penyakit kronik, , thalasemia, A. akibat penyakit kronik dan A. sideroblastik (sel darah merah abnormal)

3. Anemia Normositik : pasca pendarahan akut, anemia aplasti-hipoblastik,anemia hemolitik,a.akibat penyakit kronik,a. mielotisik,a.pada gagal ginjal kronik, a. mielofibrosis, a. sindrom mielodisplastik, a. leukemia akut

Berdasar cara terjadinya

1. Anemia hemolitik

2. A. pasca pendarahan

3. A. defisiensi (zat besi, vit B12, Asam Folat)4. A. Aplastik

5. A. krn keganasan penyakit

b. Penyebab:!. pendarahan hebat/ akut2. pendarahan kronik/menahun

3. menoragik

4. kurangnya pembentukan erit karena defisiensi Fe

5. turun hbdan plasma (krn dehirasi)

*kasus: asupan gizi kurang, makan tidak teratur,mie instan kurang memenuhi gizinya

c. Gejala:1. Lelah, nafas memendek, sakit kepala,mengantuk/letargi, palpitasi, mata berkunang, telinga berdenging,

*Tanda

A. defisiensi besi: kuku bebbentuk sndok

A. Hemolitik : ikterik

d. Pencegahan

!. makan makanan ber zat besi( bayam, daging), folat(pisang), ber vit B12(susu),vit C (jeruk)

2. Melakukan penanganan saat pendarahan

3. Pemeriksaan rutine. Tatalaksana1. Medis

-ferrosulfa, Feosol, Fenofer,vit.C

2. nonmedis

-transfusi stlh pendarahan akut

-diet dan gizi sesuai dg tubuh

-mengurangi aktifitas beratf. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan lab Hb

2. Penentuan index eritrosit

(MCV,MHC dan MCHC

3 pemeriksaan apusan darah perifer (mengetahui ukuran, bentuk inti sitoplasm darah merah)g. Pengaruh dan kandungan konsumsi ferrosulfat, teh pelangsing, mi instan, makan tidak teratur dg anemia

Ferro sulfat dan Vit C : karena perut kosong dan dosisnya berlebih menyebabkan sakit perut

Mi instan : gizi kurang memmpengaruhi eritropoiesis

Teh pelangsing: mengandung asam menyebabkan sakit perut, mempengaruhi absorbs zat besi.

h. Pembentukan darah secara normal

i. Faktor resiko yg memperparah Anemia

Genetik

Rendah asupan gizi

Kondisi kronis penyakit ginjal dan hati

Menstruasi

Jenis kelamin (wanita/bumil)

Umur (tua)j. Mekanisme awal terjadinya anemia

1. Kadar Sel darah merah dan Hb menurun > anoksia + kompensasi

k. Hubungan anemia dg system Imun

l. Bahan makanan utk pembentukan sel darah merah

m. Prognosis anemia

Pemeriksaan fisikPemeriksaan Penunjang Pemeriksaan lab. Hematologik

1. Tes penyaring

2. LED

3. JUmlah eritrosit

4. RDW (tingkat aniso

5. Pemeriksaan apusan darah tepi

6. Kadar besi serum darah

7. Reseptor transferin

8. Hematokrit

9. HItung deferensial (leukosit)

10. Hitung retikulositSasbel1. Berapa normal dr pemeriksaan fisiknya dan mnm pnyakitnya (Arti)

a. Denyut nadi (ika)

Dewasa normal : 60-100 denyut/menit

b. Laju pernapasan (arifah)

Dewasa normal : 12-18 kali/menit

c. Konjungtiva anemis (Aghny)

Normalnya kemerahan. Kalau pucat berarti mengalami anemia

d. Papil atrofi (Wita, Nisa)Permukaan lidah yang menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang (Bakta, 2007)Atrofi : jadi kurus, pengecilan ukuran sel, jaringan, dan organ (Dorland, 2012)Papil atrofi : kerusakan syaraf optikus, pucatnya papil karena hilangnya pembuluh darah kapiler, akson, selubung myelin yang diganti dengan jaringan glia (Dorland, 2012)

e. Cheilosis : (Diva) somatitis angular, bibir pecah, inflamasi pada sudut bibir, yang membentuk sisik dan fisura berwarna keputihan (Dorland, 2012)f. Koilonychia : (Tibia, Nisa) kuku yang menjadi tipis dan rapuh, garis vertical dan melengkung, karena kurang zat besiDistrofi kuku jari, tipis, cekung, tepi meninggi (Dorland, 2012)

g. BMI: BB (kg) / TB2 (m) = 16.8 (Tito)

Normalnya 18.5 22.9. Jika lebih dari 23 bisa dikatakan overweight. Jika lebih dari 25 maka obesitas. Jika kurang dari 17 PEM .

1. Struktur, proses maturasi, fungsi eritrosit

Eritrosit adalah produk dari eritropoiesis yang berlangsung dalam sumsum tulang belakang dalam control eritroprotein (hormone untuk mematangkan eritrosit, dari ginjal)

Fungsi eritrosit : mengangkut hemoglobin yang membawa oksigen ke jaringan, pengeluaran CO2 dan ion H+ dari metabolism jaringan, menghasilkan ATP melalui glikolisis anaerobStruktur : darah terdiri dari 55% plasma darah, 44% eritrosit, 1 % lain-lain. Bentuk konkaf seperti piring/donat, bagian tengah cekung, diameter 8 mikron, ketebalan tepi luar 2 mikron, bagian tengah 1 mikron, agar difusi O2 cepat, lentur, dan tidak pecah. Bentuk bikonkaf agar luas permukaan lebih mudah untuk difusi. Sel eritrosit terdiri dari membrane dan sitoplasma tanpa inti, tidak punya DNA dan RNA. Bertahan selama 120 hari. Komponen eritrosit : enzim G6PD (glukosa 6 phospat dihidrogenase), dan hemoglobin (ada heme dan globin). Tidak punya inti dan organel intraselulerProses maturasi : Hb dipecah jadi globin dan heme. Globin Jadi asam amino yang bisa. digunakan dan disimpan. Heme dipecah jadi 3 yaitu Fe (bisa disimpan dan digunakan lagi), CO, Protoporfirin. Hb punya 4 tangan, 1 Fe mengikat 1 O2, protoporfirin jadi bilirubin, dicerna di hati menjadi bilirubin tak terkonjugasi yang nantinya dip roses di hati menjadi bilirubin terkonjugasi untuk membantu pencernaan.Proses eritropoiesis dibagi jadi 3

a. Pembelahan / mitosis : menghasilkan eritroblas daripada granulosit. Sampai stadium polikromatid

b. Maturasi : dari stem sel yang menjadi prenormoblas ( basofilik normoblas ( polikromatofilik normonblas ( ortokromatofilik normoblas ( retikulosit (sumsum tulang)( eritrosit matur (darah tepi).

c. Pembebasan : sumsum tulang, lapisan endotel pembuluh darah melakukan diapedesis dari aliran darah.

Seluruh proses eritropoiesis kurang lebih 7 hari. Beredar 120 hari2. Struktur dan fungsi Hb

Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen pada eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang sedang berkembang di dalam sumsum tulang (Dorland,2012).Fungsi : Hb berperan dalam transport O2, kontribusi transport CO2, kemampuan darah menyangga pH, membantu menyalurkan O2, Hb membawa CO2 seluruh jaringan ke paru, ion hydrogen asam dari asam karbonat terionisasi dihasilkan di tingkat jaringan dari CO2, Hb menyangga asam ini sehingga asam tidak banyak mengubah pH darah, CO dalam keadaan normal tidak terdapat dalam darah, tetapi jika ada berikatan dengan Hb ( keracunan CO (Sherweood, 2012)

Pembentukan Hb. Berasal dari heme dan globin. Sintesis di mitokondira, reaksi biokimia. Dibantu oleh enzim alac dan vitamin B6 ( protoporfirin + besi (fero) ( heme ( bergabung dengan rantai globin pada poliribosom ( hemoglobin

3. Metabolisme besi

a. Fase luminal : berikatan dengan molekul lain ( ferri

b. Fase mucosal : di mukosa usus ferri ( ferro

c. Fase corporeal

Setelah jadi transferin, menuju sumsum tulang, gabung dengan prototransferin dengan heme jadi Hb, diedar ke jaringan + disimpan

4. Fisiologi anemia

Metabolism besi yang nantinya ke plasma darah. Karena asupan besi kurang, tidak bisa mengedarkan ke seluruh tubuh. Heme dibentuk oleh porfirin dan besi. Globin dari sintesis protein yang butuh dari makanan. Vit C membantu daya serap di usus, karena kurang, penyerapan besi di usus menajdi kurang. 5. Tanda, gejala, patofisiologi anemia

Tanda : pucat ( kurang volume darah, Hb, vasokonstriksi), indicator di kuku, konjungtiva, takikardi, bising jantung, dispnea (manifestasi turunnya O2), sakit kepala, pingsan, telinga berdengung

Patofis : eritrosit / Hb turun ( kapasitas angkut O2 turun ( tidak sampai jaringan ( anoksia di jaringan ( mekanisme kompensasi tubuh ( timbul gejala6. Etiologi, pathogenesis anemia

Etiologi :

a. Peningkatan kebutuhan nutrisi

b. Pertumbuhan

c. Kehamilan

d. Kehilangan darahe. Kekurangan zat besi

f. Penyakit radang kronis

Patogenesis

a. eritrosit / Hb turun

b. kapasitas angkut O2 turun

c. Anoksi

d. Timbul gejala7. Parameter pemeriksaan lab dan interpretasi

a. Pemeriksaan Hb :

b. Pemeriksaan eritrosit : laki laki (4,6 6,2) , wanita (4,2 5, )

a. MCV (hematokrit eritrosit) : 70-100 . kalau kurang mikrositosis

b. MCHC (Hb rata2) : 30-35% . kalau kurang hipokrom

c. MCH : 27-31 pg. Kalau kurang mikrositik

c. Pemeriksaan hematokrit dari darah vena dan kapiler ; 50 54 %

d. Pemeriksaan leukosit : 4000 11000, bayi 10000-25000e. Pemeriksaan trombosit

f. Hitung retikulosit : 25-125 x 109g. Sediaan apusan darah abnormal (bentuk, ukuran, warna)h. Pemeriksaan sumsum tulang : aspirasi sumsum tulang ke dalam spuit, dilihat morfologi eritrosit

i. Serum iron : 80-180 ug/dL

j. Platelet : 150.000 400.000/mm3

k. Serum feritrin : 20-200 ng/L

Interpretasi info 3a. Hb : kurang b. Ht : kurang c. Eritrosit : normal

d. MCV : turun

e. MCHC : turun

f. MCH : turun

g. Leukosit : normal

h. Hitung jenis : normal

i. Trombosit : normal

j. LED : kurang

k. Apusan darah tepi : anisositosis (ukuran beda), poikilositosis (bentuk beda), micrositik-hipokromik (sel kecil-pewarnaan kurang), sel cincin & sel target

Interpretasi info 4

a. Serum iron : kurang

b. TIBC : lebih

c. Ferritin : kurang

Diagnosis : anemia defisiensi besi

Penyebab : kurangnya asupan zat besi8. Penatalaksanaan (IPD)a. Diberikan garam besi (oral, sesuai dosis, ada efek seperti konstipasi)

a. Sulfat

b. Glukanat

c. Fumarat

d. Suksinat

b. Transfusi darah

2. Medis

-ferrosulfa, Feosol, Fenofer,vit.C

2. nonmedis

-transfusi stlh pendarahan akut

-diet dan gizi sesuai dg tubuh

-mengurangi aktifitas berat

9. Mengurutkan