SKB - Aspek Ekonomi Dan Sosial
-
Upload
eka-wijaya-ramdhani -
Category
Documents
-
view
974 -
download
91
Transcript of SKB - Aspek Ekonomi Dan Sosial
TUGAS KELOMPOK
MAKALAH FEASIBILITY STUDIES
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
Dosen Asistan Dosen
Edi Suwardji,SE.,MM Liya Megawati,SE
Disusun Oleh:
Eka Wijaya Ramdhani : 1141173402180
Adhi Setyo P : 1141173402081
Taufik Iskandar : 1141173402167
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya tersebut kami dapat
menyusun dan menyelesaikan Makalah Studi Kelayakan Bisnis (SKB) dalam aspek Ekonomi Dan Sosial.
Yang merupakan salah satu program mata kuliah semester IV (empat).
Pada kesempatan baik ini kami mengucapkan terimaksih kepada yang terhormat :
1. Edi Suwardji.SE,MM
2. Lia
Kami Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah SKB ini masih belum sempurna serta keterbatasan
yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, dari semua pihak sangat
diharapkan guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah SKB dalam Aspek Ekonomi Dan
Sosial ini dapt berguna da bermanfaat khususnya bagi mahasiswa. Amin.
Karawnag, 14 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ................................................................................................................... 11.2. Manfaat .............................................................................................................................. 21.3. Pemecahan Masalah .......................................................................................................... 3
II ASPEK EKONOMI
2.1. Sisi Rencana Pembangunan Nasional ........................................................................... 32.2. Sisi Distribusi Nilai Tambah ........................................................................................ 42.3. Sisi Nilai Investasi per Tenaga Kerja ........................................................................... 42.4. Hambatan di Bidang Ekonomi ...................................................................................... 42.5. Dukungan Pemerintah .................................................................................................. 5
III ASPEK SOSIAL
3.1. Perusahaan Sebagai Lembaga Sosial ............................................................................ 53.2. Perubahan Kondisi Sosial Yang Kompleks .................................................................. 63.3. Perusahaan Dalam Masyarakat Yang Pluralistik .......................................................... 6
IV ANALISIS KASUS
4.1. Benefit,Disbenefit Dan Biaya ....................................................................................... 7
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 115.2. Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif, yang mana
dampak tersebut akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah
ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial, dampak positif yang diberikan dengan
adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya, dan pemerintah umumnya.
Bagi masyarakat, adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk
meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah. Dampak positif yang diperoleh dari aspek
ekonomi adalah memberikan pemasukan berupa pendapatan, baik bagi pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Lebih dari itu, yang terpenting adalah ada yang mengelola dan yang mengatur
sumber daya alam yang belum terjamah. Sebaliknya dampak negatif juga tidak akan terlepas dari aspek
ekonomi, misalnya eksploitasi sumnerdaya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah
sehingga menguarangi peluang bagi masyarakat sekitarnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana dan
prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Dampak
negatif bagi pemerintah dari aspek sosial yaitu adanya perubahan demografi di suatu wilayah,
perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dari aspek sosial termasuk terjadinya
perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Evaluasi proyek tidak hanya dipandang perusahaan yang akan melaksanakan proyek. Tetapi dari sudut
pandang perekonomian nasional. Dengan melakukan analisis ekonomi diharapkan analisis proyek dapat
menilai apakah proyek memang tidak akan membebani perekonomian nasional. Mungkin suatu proyek
akan menguntungkan pihak perusahaan (yaitu diharapkan memberikan NPV positif), tetapi sebenarnya
membebani perekonomian nasional. Hal tersebut dapat terd\jadi karena, misalnya proyek tersebut
memperoleh perlindungan (proteksi) sehingga memungkinkan menjual produknya dengan harga yang
jauh lebih mahal.
Contoh lain adalah kemungkinan timbulnya masalah eksternalities. Suatu proyek mungkin mempunyai
dampak eksternal yang menguntungkan atau merugikan. Seperti misalnya didirikannya industri
pengalengan ikan yang menyerap tenaga kerja cukup banyak, dampak tersebut merupakan eksternalitas
yang menguntungkan. Sebaliknya juga akan menimbulkan pencemaran lingkungan (eksternalities yang
merugikan).
Demikian juga masalah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Pembayaran pajak akan
menyebabkan profitabilitas proyek menurun di mata perusahaan. Sebalinya, pembayaran paak tersebut
menguntungkan pemerintah karena menambah penghasilan. Analisis dari sisi ekonomi perlu
memperhatikan manfaat (atau pengorbanan) yang diterima oleh pihak lain, tidak terbatas pada
perusahaan.
1.2. Manfaat
Pengukuran menfaat lebih sulit dipandang pengukuran biaya ekonomi, karena disamping manfaat
ekonomi yang diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat diukur dengan satuan
moneter, terdapat manfaat sekunder dan manfaat intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter.
Pengukuran manfaat ekonomi utama yang berupa output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan
dengan penghasilan devisa, maka perlu juga mendapatkan penyesuaian dengan konsep harga bayangan.
Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang-kadang sulit diukur dalam satuan moneter
adalah :
menaiknya tingkat ekonomi
membantu proses pemerataan pendapatan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
mengurangi pengangguran
manfaat sosial budaya dan lain-lain
1.3. Pemecahan Masalah
Dari sudut ekonomi Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income per capita
panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk,
pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
Dan dari segi social Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai,
lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan
masyarakat setempat.
Untuk mendapatkan itu semua dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat apakah
suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang
terkait dengan sumber data yang terkumpul.
BAB II
ASPEK EKONOMI
Cukup banyak data makroekonomi yang ter sebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat di manfaatkan oleh perusahaan. Data makroekonomi banyak yang dapat dijadikan
sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan
bisnis, misalnya PDB (Produk Domestik Bruto ),Investasi,Inflasi,Kurs valuta asing, kredit perbankan,
anggarn pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran.
2.1. Sisi Rencana Pembangunan Nasional
Analisis manfaat proyek ditinjau dari sisi ini, dimaksudkan agar proyek dapat :
a. Memberikan Kesempaan kerja bagi masyarakat
Kegiatan usaha yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja lokal, asing maupun tenaga mesin perlu
dipertimbangkanter lebih dahulu.
b. Menggunakan sumber daya lokal
Menggunaknan sumber daya lokal jelas akan meningakatkan perekonomian didaerah tersebut
karna sumber daya lokal ini dapat dijadikan usaha bagi masyarakat.
c. Menumbuhkan Indusri Lain
Dengan adana proyek bisnis baru diharapkan tumbuh industri lain baik yang sejenis atau industri
pendukung lainya
d. Mengahsilkan dan menghemat devisa
Penggunaan bahan baku yang diambil dari produk lokal berarti mengurangi pengguanaan bahan
impor. Jika produk yang dihasilkan sebagian atau bahkan seluruhanya untuk pasar ekspor, maka
bisnis ini akan menghasilkan devisa.
e. Turut menyediakan kebutuhsn konsumen dalam negeri
Usaha sejenis perlu dikembangkan didalam negeri agar kebutuhan dalam negeri terpenuhidan
juga agar tidak tejadi monopoli.
2.2. Sisi Distribusi Nilai Tambah
Maksudnaya adalah agar proyek yang akan dibangun memeiliki nilai tambah. Nilai tambah hendaknya
dapat dihitung secara kuantitatif, dalam perhitunga tersebut, agar lebih mudah, dapat di asumsikan
bahwa proyek berproduksi dengan kapasitas normal setelah nilai tambah diketahui besarnya.
2.3. Sisi Nilai Investasi per Tenaga Kerja
Penilaian berikutnya adalah proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Salah satu cara mengukur
proyek padat modal atau padat karya adalah dengan membagi jumlah investasi (modal tetap + modal
kerja) dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat, sehingga diddapat niali investasi per tenaga kerja.
2.4. Hambatan di Bidang Ekonomi
Beberapa penghambat pembangunan itu antara lain :
a. Iklim Tropis
b. Produktivitas Rendah
c. Kapital sedikit
d. Nilai Perdagangan Luar Negeri Yang Rendah
e. Besarnya pengangguaran
f. Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan
g. Tekanan penduduk yang berat
h. Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah
i. Dan kendala lain.
2.5. Dukungan Pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan perusahaan
didalam negeri akan devisa bagi Negara. Salah satu bentuk dukunga itu adalah melalaui proteksi
perdaganagan. Proteksi perdagangan merupakan seluruh insentif perdaagangan baik berupa proteksi
maupun bantuan (subsidi). Oleh karena itu, proteksi perdagangan lebih tepat tepat disebut sebagai
intensif perdagangan.
BAB III
ASPEK SOSIAL
Tujuan perusahaan adalah mencari keuntunga yang sebesar besarnya . namun demikian, perusahaan
tidak dapat hidup bersama sama dengan komponen lain dalam satu tatanan kehidupan yang pluralistis
dan kompleks, walau hendaknya selalu berada dalam keseimbangan. Salah satu komponen yang
dimaksud adalah lembaga social, sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan
memiliki tanggung jawab social.
3.1. Perusahaan Sebagai Lembaga Sosial
Sebuah perusahaan memiliki tugas melaksanakan bermacam-macam kegiatan dalam waktu yang
bersamaan. Misalnya perusahaan manufaktur, selain membeli bahan baku, mengolahnya menjadi bahan
jadi, kemudia mendistribusikanya ke pasar, juga melaksanakan kegiatan kegiatan seperti ; penelitian,
penyediaan lapangan pekerjaan baru, dan sebagainya. Untuk melaksanakan semua kegiatan itu,
perusahaan sudah tentu memiliki mekanismenya, walaupun pada umumnya antara perusahaan yang
satu berbeda dengan perusaahn lain.
3.2. Perubahan Kondisi Sosial Yang Kompleks
Pemecatan karyawan karena berbagai alasan, seperti misalnya karena karyawan mabuk-mabukan atau
karena perusahaan mengalami kemerosotan keuntungan. Tindakan seperti itu hanya akan
mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam system social yang kompleks dalam suatu
perusahaan. Hal ini diantaranya disebabkan oleh makin baiknya peraturan pemerintah, meningkatnya
kualitas SDM, kemajuan dibidang teknologi dan ilmu pengetahuan, perkembangan pasar yang sudah
harus dilayani oleh banyak perusahaan dan adanya system social yang bersifat pluralistic dimana tugas-
tugas social mulai ditangani oleh lembaga-lembaga yang besar.
3.3. Perusahaan Dalam Masyarakat Yang Pluralistik
Masyarakat pluralistic adalah sebuah kehidupan berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkunga
perusahaan dalam mendapatkan harapan harapn social, ekonomi, atau politik dalam system social yang
komleks sekarang ini. Hubungan anatara perusahaan dan lembaga lembaga lingkunganya menjadi
kompleks karena semakin banya lembaga yang terlibat, seperti penanam modal, karyawan, pembeli,
penjual , pemerintah, dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, dapat dikatakan bahwa perusahaan
berada didalam masyarakat pluralistic. Dalam masyarakat pluralistic ini terdapat kekuatan yang masing-
masing mempunyai tingkat otonomi tertentu meskipun tidak berdiri sendiri. Disitu terdapat pula
semacam hubungan kerjasama antara perusahaan dan kelompok tersebut. Perusahaan dianggap
bertanggung jawab dalam menciptakan kondisi social yang baik beserta kesejahteraan secara umum.
BAB IV
ANALISIS KASUS
Bab ini akan membahas tentang Aspek Sosial Ekonomi ini akan menyajikan secara garis besar
mengenai masalah pokok yang berkaitan dengan pengkajian aspek social ekonomi. Selanjutnya akan
dibahas mengenai identifikasi perbedaan Aspek Sosial Ekonomi (ASE) disbanding pengkajian aspek
financial, latar belakang pemikiran yang melandasinya, beberapa teknik dan metode analisis yang
dipakai, termasuk penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
4.1. Benefit, Disbenefit, dan Biaya
Aspek Sosial Ekonomi melihat masalah lebih luas, misalnya pada waktu meneliti dan menyusun arus kas
dalam rangka mengkaji kelayakan proyek, lingkup penelitian meliputi keseluruhan manfaat (benefit),
beban (disbenefit), dan biaya (cost) yang timbul sebagai dampak adanya proyek.
a. Benefit
Yaitu segala bentuk keuntungan atau manfaat yang diterima oleh masyarakat. Benefit
dapat berupa arus kas atau berbentuk lain.
b. Disbenefit (Beban)
Yaitu kerugian yang ditanggung oleh masyarakat akibat adanya suatu proyek. Contohnya
terjadinya pencemaran udara akibat asap industri.
c. Biaya
Yaitu pengeluaran untuk pelaksanaan proyek, operasi, serta pemeliharaan isntalasi hasil
proyek. Contohnya biaya untuk pembangunan jalan raya, mengoperasikan, dan
memeliharanya.
d. Pendapatan
Adalah semua arus kas masuk yang berasal dari pelayanan atau penjualan produk dari
fasilitas publik hasil proyek. Contohnya pendapatan yang berasal dari langganan listrik,
transportasi, dll.
e. Rumus yang Digunakan
BCR Konvensional
BCR = Benefit – Disbenefit
Biaya
BCR = B – D
C
Arus Kas Sektor Swasta Sektor Public / Umum
1. Biaya Pertama
Arus Masuk
Arus Keluar
Dari Insvestor Swasta
Untuk membiayai pembangunan
proyek
Dari Pemerintah (pajak,
pinjaman, dana bantuan)
Untuk membiayai pembangunan
proyek
2. Pendapatan
Arus Masuk Dari penjualan produk/jasa
fasilitas yang dibangun proyek
Bila ada, dari penjualan
produk/jasa fasilitas yang
dibangun pryek
3. Biaya
Arus Keluar Ujung yang membiayai
produk/jasa yang dijual, termasuk
operasi/produksi dan
pemeliharaan
Sama dengan pada sector swasta
4. Benefit - Keuntungan/kudahan manfaat
yang diterima masyarakat dari
proyek
5. Disbenefit - Dampak tidak menyenangkan
yang dialami masyarakat karena
hasil proyek
BCR Modifikasi
BCR – mod = Benefit – Disbenefit – Biaya neto
Biaya Pertama
BCR = B – D (R-C)
I
BCR Modifikasi dapat pula Dinyatakan sbb :
BCR – mod = Benefit – Disbenefit – (C) op
I
BCR = Perbandingan benefit terhadap biaya
B = Nilai Sekarang benefit
C = Nilai Sekarang disbenefit
C = Nilai Sekarang biaya (cost) diluar I
R = Nilai Sekarang pendapatan (revenue)
I = Biaya Pertama
(C) = Biaya Operasi dan Produksi
Kriteria BCR
BCR > 1 usulan proyek diterima
BCR < 1 usulan proyek ditolak
f. Contoh Kasus
Suatu yayasan yang bergerak dalam upaya menigkatkan swadaya masyarakat ingin
menolah limbah dari pabrik penggergajian kayu menjadi bahan baker briket ayng secara
praktis dapat dipakai di dapur-dapur rumah tangga. Yayasan medapat bantuan dari
pemerintah untuk periode 10 tahun sejumlan Rp 60 juta. Nantinya diharapkan akan
dicapai penghematan biaya bahan bakar sebesar Rp 20 juta setahun. Untuk kelancaran
proyek tsb perlu dialihkan sebagian dana sebesar Rp 7 juta setahun selama 10 tahun, yang
semula dialokasikan untuk penelitian pemanfaatan limbah menjadi produk lain. Bila
tingkat pengembalian 6% per tahun untuk dana yang berasal dari bantuan, apakah
rencana investasi tersebut layak disetujui ?
Jawaban :
Perhitungan didasarkan pada nilai sekarang anuitas (A/PV, i, n). Dengan menggunakan
tabel Appendiks II untuk i = 6 % dan n=10 diperoleh :
Biaya investasi Rp 60 juta dalam 10 tahun setara dengan Rp 60 juta x (0,1359) = Rp 8,15
juta/tahun.
Benefit = Rp 20 juta/tahun
Disbenefit = Rp 7 juta/tahun
Memakai rumus BCR Konvensional maka
BCR =B – D
=20 – 7
= 16C 8,15
Karena BCR > 1 maka usulan investasi dapat diterima.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif, yang mana
dampak tersebut akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah
ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial, dampak positif yang diberikan dengan
adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya, dan pemerintah umumnya.
5.2. Saran
Dalam studi kelayakan bisnis sangat perlu peran pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur,
pegembangan perekonomian dan control terhadap kesenjangan politik agar bisa menarik investor untuk
menanamkan modalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Husein, Umar. (2007). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.
Sutojo, Siswanto. (1993). Studi Kelayakan Proyek: Teori dan Praktek, Seri Manajemen No. 66, Jakarta:
PPM.