sk576tahun2002
-
Upload
wawanalkhatiry -
Category
Documents
-
view
223 -
download
3
description
Transcript of sk576tahun2002
![Page 1: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/1.jpg)
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN BANTALAN BETON MONOBLOK DENGAN
PROSES PRETENSION
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Menimbang
: a. bahwa dalam rangka menjamin keandalan, keselamatan dan keamanan prasarana kereta api, maka diperlukan petunjuk teknis penggunaan bantalan beton monoblok dengan proses pretension;
b. bahwa sehubungan dengan huruf a, perlu ditetapkan petunjuk teknis penggunaan bantalan beton monoblok dengan proses pretension dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor. 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor. 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479);
2. Peraturan Pemerintah Nomor. 69 Tahun 1998 tentang Prasarana dan Sarana Kereta Api (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3777);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 1998 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 189,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3795);
4. Keputusan Presiden Nomor. 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 175 tahun 1999;
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 tahun 2000 tentang Jalur Kereta Api
6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 24 tahun 2002 tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen Perhubungan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
TENTANG PENGGUNAAN BANTALAN BETON MONOBLOK DENGAN PROSES PRETENSION
![Page 2: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/2.jpg)
Pasal 1 (1) a. Panjang bantalan beton adalah 2.000 mm dengan toleransi + 4 mm dan - 2mm. b. lebar maksimum 260 mm dengan toleransi + 3 mm dan - 1 mm.
c. Tinggi maksimum 220 mm dengan toleransi + 3mm dan - 0 mm. (2) Bentuk penampang bantalan beton harus menyerupai trapesium dengan luas penampang
bagian tengah bantalan beton tidak kurang dari 85 % dari luas penampang bagian bawah rel. (3) Luas permukaan dasar bantalan minimum 0,48 m2 dan permukaannya dikasarkan. (4) Gambar bantalan beton lihat lampiran I.
Pasal 2
Penulangan bantalan beton menggunakan sistem prategang (pretension) dengan menggunakan angkur permanen pada setiap bantalannya.
Pasal 3 Mutu campuran beton harus mempunyai kuat tekan karakteristik tidak kurang dari 500 kg / cm2, mutu baja untuk tulangan geser tidak kurang dari U-24 dan mutu baja prategang di tetapkan dengan tegangan putus minimum sebesar 17000 kg cm2 .
Pasal 4 1) Pada jalur lurus digunakan bantalan beton dengan lebar sepur 1067 mm, dan untuk daerah
lengkungan dengan radius lebih kecil dari 600 m, digunakan bantalan dengan kombinasi lebar sepur 1072, 1077, 1082 atau 1087.
2) Untuk lengkungan.dengan radius lebih kecil dari 200 m, bantalan beton harus mampu
menahan beban yang bekerja pada Rail Guard.
Pasal 5 Pusat berat baja PRETENSION diusahakan sedekat mungkin dengan pusat beton.
Pasal 6 Pemeriksaan dan pengujian bantalan beton dilaksanakan : a. Terhadap bantalan beton yang diproduksi oleh pabrikan bantalan beton baru. b. Terhadap bantalan beton yang sudah disyahkan penggunaannya namun diproduksi
ditempat/lokasi lain dari tempat semula.
![Page 3: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/3.jpg)
Pasal 7
1) Pemeriksaan dan pengujian bantalan beton dilaksanakan di laboratorium independen yang
terdiri atas :
- uji beban statis
- uji beban dinamis (uji berulang)
- uji cabut (rincian pelaksanaan pengujian lihat lampiran II)
2) Pemeriksaan dan pengujian bantalan beton dilaksanakan di lapangan (test track),
dilaksanakan selama minimum satu tahun, dan panjang test track minimal lima ratus meter maksimal seribu meter.
Pasal 8
Pemeriksaan dan pengujian di laboratorium untuk bantalan beton prategang dengan proses pretension harus memenuhi persyaratan : a. Mampu memikul momen minimum sebesar + 1500 kgm pada bagian bawah rel. b. mampu memikul momen minimum sebesar - 765 kgm pada bagian tengah bantalan.
Pasal 9 Pemeriksaan dan pengujian di lapangan/test track untuk bantalan beton harus memenuhi persyaratan tidak terjadi perubahan bentuk, crack dan deformation.
Pasal 10
Pemeriksaan dan pengujian di laboratorium untuk bantalan beton yang sudah disyahkan penggunaannya dilakukan secara berkala / periodik di laboratorium independen untuk setiap pencapaian produksi sebanyak sepuluh ribu batang atau minimal satu tahun sekali dan disaksikan oleh Petugas dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Pasal 11 Ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan sebelumnya, sepanjang tidak bertentangan dengan petunjuk teknis ini masih tetap berlaku.
Pasal 12 Hal-hal lain yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian dengan keputusan tersendiri.
![Page 4: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/4.jpg)
Pasal 13
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 5 Juli 2002
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Ttd
Ir. ISKANDAR ABUBAKAR. MSc NIP. 120 092 889
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth: 1. Menteri Perhubungan; 2. Sekjen, Irjen, para Dirjen dan para Kepal Badan di lingkungan Departemen Perhubungan; 3. Sekditjen Perhubungan Darat; 4. Direktur Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Darat; 5. Direktur Utama PT. Kereta Api (persero).
![Page 5: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/5.jpg)
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 576/KA.604/DRJD/2002 TANGGAL : 5 Juli 2002
GAMBAR BANTALAN BETON
![Page 6: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/6.jpg)
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
NOMOR : SK. 576/KA.604/DRJD/2002 TANGGAL : 5 Juli 2002
JENIS-JENIS PENGUJIAN PADA BANTALAN BETON & SISTEM PENAMBATNYA
No Jenis Pengujian Sketsa Pengujian Posisi Beban/
Tumpuan (mm) Momen
Desain
Kg.m
Beban
Desain
kg
Prosedur Syarat
A. Beban Statis Pada Bantalan
1. Beban vertikal positif
di dudukan rel.
G = 1144 mm A = 428 mm B = 285 mm C = 57 mm
1,500 13,139 Bantalan dibebani secara
bertahap dengan kecepatan
maksimum 2243 kg/menit
hingga tercapai beban disain,
dan beban ditahan selama 3
menit
Selama beban P disain
ditahan 3 menit :
Tidak ada retak
Struktural
2. Beban vertikal
negative di dudukan rel
G = 1144 mm A = 428 mm B = 285 mm C = 76 mm
750 7,166 Bantalan dibebani secara
bertahap dengan kecepatan
maksimum 2243 kg/menit
hingga tercapai beban disain,
dan beban ditahan selama 3
menit
Selama beban P disain
ditahan 3 menit :
Tidak ada retak
Struktural
3. Momen positif di
tengah bantalan
G = 1144 mm A = 428 mm B = 572 mm C = 76 mm
660 2,661 Bantalan dibebani secara
bertahap dengan kecepatan
maksimum 2243 kg/menit
hingga tercapai beban disain,
dan beban ditahan selama 3
menit
Selama beban P disain
ditahan 3 menit :
Tidak ada retak
Struktural
![Page 7: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/7.jpg)
No Jenis Pengujian Sketsa Pengujian Posisi Beban/ Tumpuan (mm)
Momen
Desain
Kg.m
Beban
Desain
kg
Prosedur Syarat
A. Beban Statis Pada Bantalan
4. Momen negative di
tengah bantalan
G = 1144 mm A = 428 mm B = 572 mm C = 76 mm
930 3,750 Bantalan dibebani secara
bertahap dengan kecepatan
maksimum 2243 kg/menit
hingga tercapai beban disain,
dan beban ditahan selama 3
menit
Selama beban P disain
ditahan 3 menit :
Tidak ada retak
Struktural
![Page 8: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/8.jpg)
JENIS-JENIS PENGUJIAN PADA BANTALAN BETON & SISTEM PENAMBATNYA
No Jenis Pengujian Sketsa Pengujian Posisi
Beban/ Tumpuan
(mm)
Momen Desain
(M) kg.m
Beban Desain
(P) kg
Prosedur Syarat
B. Beban Berulang & Beban Ultimit Pada Bantalan 1. Beban Berulang di
dudukan rel B.
G = 1144 mm A = 428 mm B = 285 mm C = 57 mm
1,500 13,139 1) Bantalan dibebani hingga
retak sampai posisi wire
terbawah.
2) Bantalan diberi beban
berulang selama 3 juta siklus
dengan beban P min. =
1.815kg & P max, (1,1P) =
14.453 kg
Setelah dibebani
selama 3 juta siklus,
bantalan masih
mampu menahan
beban
2. Beban Ultimit di
dudukan rel A
(Dilakukan setelah
pengujian beban
berulang selesai, dan
pada bantalan yang
sama)
G = 1144 mm A = 428 mm B = 285 mm C = 57 mm
1,500 13,139 1) Bantalan dibebani 1,5 P =
19.709 kg, dan ditahan
selama 5 menit
2) kemudian bantalan dibebani
hingga beban maksimum
yang dapat dicapai
� Bantalan mampu menahan beban 1,5 P selama 5 menit (bantalan tidak runtuh/hancur)
� Beban maksimum yang dapat dicapai dicatat sebagai beban ultimitnya
![Page 9: sk576tahun2002](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071710/55cf92c6550346f57b997ade/html5/thumbnails/9.jpg)
JENIS-JENIS PENGUJIAN PADA BANTALAN BETON & SISTEM PENAMBATNYA
No Jenis Pengujian Sketsa Pengujian Beban Uji
(P) kg
Prosedur Syarat
C. Pengujian Pada Bantalan & Sistem Penambatnya 1. Pengujian Cabut
INSERT (shoulder /
bahu bantalan)
5,443 1) Masing-masing "insert" diuji
tersendirl secara terpisah
2) Pada "insert" beban diberikan
beban hingga P = 5443 kg dan
ditahan selama 3 menit, kemudian
beban di-nol-kan kembali
3) Selama pembebanan direkam
grafik beban Vs deformasinya
Keempat "Insert" dapat menahan behan,
tanpa terjadi deformasi tetap
Catatan: Jarak garis kerja gaya ke clamp menurut Standar AREA adalah 200mm, tetapi oleh karena adanya insert yang lain maka jarak tersebut tidak dapat dipenuhi dan jarak yang digunakan adalah 160mm,
2. Pengujian Angkat
Sistem Penambat Rel
1,5 Pt 1) Beban dinaikan hingga terjadi
pemisahan antara rel dg rail-pad atau antara rail-pad dg muka bantalan (mana yang lebih dulu) Besaran beban tersebut dicatat, dan beban di-nol-kan kembali.
2) Dihitung beban uji Pt = Beban terukur pada pemisahan + berat bantalan + berat rangka
3) Bantalan dibebani 1,5 Pt (tetapi tidak lebih dari 4.536 kg)
Pada beban 1,5 Pt :
� insert tidak tercabut / lepas
� tidak ada komponen dari sistem
penambat yang patah/ pecah/
runtuh
� rel tidak terlepas