sistim_drainase_01
-
Upload
susi-susilowati -
Category
Documents
-
view
30 -
download
3
Transcript of sistim_drainase_01
JURUSAN TEKNIK SIPIL FTUNS2008
SISTEM DRAINASE
Diskripsi Singkat : Mata kuliah ini akan membahas tentang identifikasi permasalahan, pengembangan, perencanaan, manajemen dan pengelolaan sistem drainase
Silabi singkatPengertian sistem drainase, fungsi, jenis, dan klasifikasinya. Komponen-komponen sistem drainase. Dasar-dasar perencanaan sistem drainase (aspek teknik,lingkungan, ekonomi dan finansial) Pola pengembangan, pengelolaan, dan manajemen sistem drainase perkotaan.
Tujuan Instruksional UmumSetelah menyelesaikan mata kuliah ini peserta didik akan dapat mengidentifikasi permasalahan sistem drainase, perencanaan, serta operasi dan pemeliharaan.
SISTEM DRAINASE
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
No
.Pokok Bahasan Dosen Pengampu
1.
Pendahuluan: Pengertian sistem drainase: keterkaitan antara sistem
drainase dan infrastruktur lain; definisi; fungsi; klasifikasi sistem
drainase: berdasar sumber air buangan, fungsi jaringa, letak bangunan;
komponen-komponen sistem drainase.
2.
Identifikasi permasalahan drainase: Penyebab banjir : siklus hidrologi,
tata guna lahan dan limpasan permukaan, fungsi penutup lahan,
dampak pembangunan terhadap debit limpasan, rob-dan amblesan
tanah, serta banjir kiriman.
3.
Perencanaan Sistem Drainase : Siklus perencanaan sistem drainase;
Langkah-langkah perencanaan sistem drainase, aspek-aspek
perencanaan : teknis, ekonomi-finasial, lingkungan.
4.Sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan.:
Pembiayaan sistem drainase
5.
Hidrologi perkotaan; Stasiun pengukur hujan, data hujan, analisis
data hujan : hujan harian, hujan jangka pendek, hyujan DAS, periode
ulang hujan, lengkung-intensitas-durasi hujan, lengkung masaa hujan.
Prakiraan debit rencana, metode rasional.
6.
Aspek-aspek hidraulika: aliran pada saluran terbuka, jenis dan sifat
aliran, bentuk-bentuk penampang melintang saluran, kemiringan
dasar saluran, penampang yang ekonomis, profil muka air, air balik,
penelusuran banjir (flood routing).
7.Manajemen sistem drainase perkotaan : organisasi pengelola, kinerja
sistem drainase, operasi dan pemeliharaan,
8.
Perencanaan dimensi sistem drainase: dimensi saluran, gorong-
gorong, kolam tando (polder), perhitungan kapasitas pompa, analisa
air balik (back water).
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
Daftar Pustaka :
1.Hindarko, S. (2000). Drainase Perkotaan. Ed. 2. Penerbit ES-HA
2.Linsley, R.K., Kohler, M.A., dan Paulus, J.L.H. (1982). Hydrology for Engineering. Mc.Graw Hill, Inc.
3.Loebis, J. (1984). Banjir Rencana untuk Bangunan Air. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
4.Suripin (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI Offset Yogyakarta.
5.Wilson, E.M. (1993). Hidrologi Teknik. Terjemahan oleh Asnawi Marjuki. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tugas :
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada.
Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air.
Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan, dan kesehatan masyarakat
MOTTO
Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan Terpadu (Integrated Urban Water Management System)
Distribution
Use Collection
TTTT
Wells
Effluent
Combined sewer
outflow
Wastewater
Drainage
Treated water
Raw water
Reservoir
Land
Sludge treatment
TTTT
DrainageUrban service boundary
Air hujan sebagai sumber utama
beban drainase, sekaligus sebagai
sumber utama air tawar (air baku)
Perlu perencanaan
yang komprehensif
dan terpadu
sehingga fungsi
drainase &
pengtendalian banjir
berjalan efektif, dan
persediaan air baku
terjamin sepanjang
masa.
KETERKAITAN ANTAR
INFRASTRUKTUR SANITASI
Sistem Air Bersih
Sistem Air Limbah
Sistem Drainase
Persampahan
Keterkaitan antar komponen sistem sanitasiDRAINASEDRAINASEDRAINASEDRAINASE AIR BERSIHAIR BERSIHAIR BERSIHAIR BERSIH AIR LIMBAHAIR LIMBAHAIR LIMBAHAIR LIMBAH PERSAMPAHANPERSAMPAHANPERSAMPAHANPERSAMPAHAN
DRAINASEDRAINASEDRAINASEDRAINASE Perbaikan sistem drainase akan
memperlancar sistem dan menghilangkan
genangan sehingga mengurangi resapan
dan pengisian air tanah dengan air
tercemar.
Penggelontoran saluran yang
menerima gabungan air limbah & air
hujan akan mengurangi tingkat
cemaran pada saluran gabungan,
khususnya pada musim kemarau
Apabila saluran drainase tertutup,
saluran tidak akan menjadi lokasi
pembuangan sampah . Saluran
terbuka harus diperhitungkan agar
mampu menghanyutkan sampah
AIR BERSIHAIR BERSIHAIR BERSIHAIR BERSIH Apabila drainase merupakan sistem
gabungan, maka peningkatan kebutuhan
air bersih akan menambhan beban sistem
drainase
Makin banyak konsumsi air bersih,
makin banyak air limbah. Masalah
akan timbul apabila:
• Kepadatan penduduk tinggi
• Resapan air kecil
• Daerah datar
tidak ada
AIR LIMBAHAIR LIMBAHAIR LIMBAHAIR LIMBAH Pembuangan limbah pada sistem drainse
campuran akan meningkatkan polusi pada
sistem drainase
Pengumpulan dan pengolahan air limbah
melindungi air permukaan & air tanah dari
pencemaran. Sebaliknya pembuangan air
limbah tanpa pengolahan akan menimbulkan
pencemaran
Air limbah mempertinggi kelembaban
sampah
PERSAMPAHPERSAMPAHPERSAMPAHPERSAMPAH----ANANANAN Pembuangan sampah ke sistem drainase
dapat menyumbat saluran, saringan
pompa, dan mempercepat penurunan
kapasitas saluran, sehingga menyebabkan
genangan dan banjir; menyulitkan operasi
pintu, dan meningkatkan polusi air.
"Sanitary landfill" harus ditempatkan
sedemikian rupa agar tak terjadi peresapan
yang akan mengotori sumber air
Menejemen sampah yang kurang
baik dapat menyumbat saluran
limbah, dan menyebabkan gangguan
kesehatan lingkungan.
Sistem Drainase
Definisi :
� To drain = mengeringkan atau mengalirkan air
� Drainase perkotaan adalah Suatu sistem yang berfungsi untuk membuang kelebihan air dari suatu kawasan perkotaan dengan batasan tertentu sehingga daya guna lahan menjadi optimal
KOMPONEN SISTEM DRAINASE
1. saluran penerima (interceptor drain), 2. saluran pengumpul (collector drain), 3. saluran pembawa (conveyor drain), 4. saluran induk (main drain), dan 5. badan air penerima (receiving waters).
Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa. Pada sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima, air diolah dahulu di instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur.
Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dimasukkan ke badan air penerima, sehingga tidak merusak lingkungan.
� Mencegah terjadinya genangan pada lahan dan/atau harta benda
� Memperbaiki lingkungan hidup
� Konservasi air
TUJUAN
Permasalahan drainase
perkotaan
Pertumbuhan
penduduk
Kebutuhan tempat
tinggal/Rumah
Perubahan
tataguna lahan
Lahan untuk usaha,
pertanian, perkebunan,
dll.
Manajemen sampah
tidak baik
Produksi sampah
Debit banjir
meningkat
Kebutuhan air
bersihPengambilan air
tanah berlebihan
Sedimentasi
saluran
Saluran meluap,
banjir
Pasang surut
Penurunan
kapasitas saluran
Pembuangan
sampah ke saluran
Erosi lahan
meningkat
Amblesan tanah Genangan
lokal
Limpasan
permukaan
meningkat
Pengisian air tanah
menurunPenurunan air
tanah
SAMPAH
POTRET PERMASALAHAN DRAINASE
Masyarakat masih menganggap Masyarakat masih menganggap Masyarakat masih menganggap Masyarakat masih menganggap bahwa badan air merupakan bahwa badan air merupakan bahwa badan air merupakan bahwa badan air merupakan tempat pembuangan sampah. tempat pembuangan sampah. tempat pembuangan sampah. tempat pembuangan sampah. Sampah dibaung sembarangan, Sampah dibaung sembarangan, Sampah dibaung sembarangan, Sampah dibaung sembarangan, berserakan di jalan, dan berserakan di jalan, dan berserakan di jalan, dan berserakan di jalan, dan akhirnya disapu air hujan masuk akhirnya disapu air hujan masuk akhirnya disapu air hujan masuk akhirnya disapu air hujan masuk ke saluran. ke saluran. ke saluran. ke saluran. Air menjadi kotor, jorok, dan Air menjadi kotor, jorok, dan Air menjadi kotor, jorok, dan Air menjadi kotor, jorok, dan saluran menjadi penuh sampah, saluran menjadi penuh sampah, saluran menjadi penuh sampah, saluran menjadi penuh sampah, mampet dan meluber pada mampet dan meluber pada mampet dan meluber pada mampet dan meluber pada musim hujan. musim hujan. musim hujan. musim hujan.
Seluruh anggota masyarakat, disadari atau tidak, sedikit atau banyak,
ikut berperan dalam penumpukan sampah di saluran.
Maka pembersihannya juga perlu peran serta seluruh lapisan
masyarakat
Bangunan Liar
Penyerobotan lahan umum,
bantaran sungai, saluran drainase jalan raya, dll, untuk bangunan: rumah-gubug liar untuk tempat tinggal maupun kiosk jualan, mengakibatkan penampang sungai/saluran berkurang, pemeliharaan sulit. Ancaman luapan air banjir selalu mengintai.
Alih fungsi lahan: penebangan
hutan yang serampangan, dan
bekas penambangan yang
dibiarkan terbuka merupakan
sumber bencana banjir dan
kekeringan
Pembuangan limbah ke badan air tanpa melalui IPALmenyebabkan pencemaran dan sedimentasi sungai / saluranmenyebabkan pencemaran dan sedimentasi sungai / saluranmenyebabkan pencemaran dan sedimentasi sungai / saluranmenyebabkan pencemaran dan sedimentasi sungai / saluran
Genangan robGenangan robGenangan robGenangan rob
Kawasan pantai sangat rawan terhadap genangan pasang surut (rob) terutama daerah yang elevasinya rendah.
Pada banyak kasus hal ini terjadi akibat proses penurunan tanah (land subsidence).
Pengambilan air tanah dalam yang berlebiah sering sebagai penyebab utama terjadinya penurunan tanah.
Posisi air di sungai/saluran berada di atas perkampungan,
sistem drainase yang memungkinkan hanya dengan sistem
pompa
KENAPA TERJADI GENANGAN SAMPAI BANJIR
Peresapan
Infiltrasi
Airtanah(Bebas)
Airtanah(Bertekan)
Mata Air
Lapisan Kedap Air
Dataran Banjir
Lereng Tidak Stabil
Muka Airtanah(Bebas)
Evaporasi
Evapotranspirasi
Hujan
SIKLUS HIDROLOGISIKLUS HIDROLOGI
Eksploitasi sumberdaya lahan yang berlebihan:
• Perubahan guna lahan : lahan terbuka / hutan, sawah �pemukiman, kawasan industri, dll. tanpa kompensasipengganti resapan akan mengakibatkan kenaikan debit puncak sampai 25 kali.
Misal:
Debit Puncak = 10 m3/dt
Resapan = 5 m3/dt
Resapan
Debit Puncak = 75 m3/dt
Resapan = 0,5 m3/dt
Akibat perubahan guna lahan
bisa menjadi
Fungsi tanaman penutup lahan
� Intersepsi (menangkap & menyimpan sementara)� f(A)
� Evapotranspirasi � f(t, A)
� Memperlambat aliran � f(n)
� Meningkatkan infiltrasi � f (t, I)
Meningkatkan limpasan
permukaan
PERUBAHAN GUNA LAHAN VS PERUBAHAN DISTRIBUSI AIR HUJAN
P
R
RO
E
P
R
RO
E
Perubahan hidrograf banjir
Limpasan
55%
Daerah pedesaan masih mempunyai cukup simpanan dan retensi
0
10
20
0 30 60
waktu (menit)
debit (m
3 /dt)
Limpasan
74%
Daerah pengembangan, kapasitas simpanan menurun, limpasan meningkat.Penduduk dan fasilitas meningkat
0
10
20
0 30 60
waktu (menit)
debit (m
3 /dt)
Penduduk dan fasilitas meningkat bahkan sampai di daerah rawan banjir.Kapasitas simpanan menurun terus, limpasan meningkat pesat.Terjadi tanah longsor dan banjir
Limpasan
89%
0
10
20
0 30 60
waktu (menit)
debit (m
3 /dt)
Hujan 100 mm
DPS 100 ha
Vol. air hujan 100.000 m3
C = 0,25
Tc = 2 jam
Tb = 8 jam
C = 0,75
Tc = 1 jam
Tb = 4 jam
Vol = 25.000 m3
Qp = 1,74 m3/dt
Tb
Qp
Vol = 75.000 m3
Qp = 10,42 m3/dt
Tb
Qp
hujan
hujan
hujan
hujan
Transpirasi
Infiltra
si b
esar
penyimpanan
Eva
po
rasi
Eva
po
rasi
Eva
po
rasi
• Limpasan kecil dg kecepatan lambat
• Penyimpanan ada/besar
• Infiltrasi besar & lama
• transpirasi besar
Humus
penyimpan
air
Intersepsi
Delay
hu
jan
Infiltra
si k
ecil
Eva
po
rasi
• Limpasan besar dg kecepatan tinggi
• Penyimpanan kecil/tidak ada
• Infiltrasi kecil dan singkat
• transpirasi kecil
EROSI DAN SEDIMENTASI
Salah satu penyebab terjadinya genangan adalah ketidak mampuan saluran drainase mnampung debit, karena kapasitas saluran menurun.
Penurunan kapasitas saluran disebabkan oleh sedimentasi, dan bangunan liar.
Sumber sedimentasi adalah hasil erosi lahan dan sampah.
Erosi lahan meningkat akibat adanya pembukaan lahan, pengeprasan bukit.
PERTUMBUHAN
PENDUDUK
KEBUTUHAN LAHAN:
PERUBAHAN GUNA
LAHAN
KEBUTUHAN AIR/ AIR BERSIH MENINGKAT
SUPLAI PDAM
TIDAK
MENCUKUPI
EKSPLOITASI
AIRTANAH
BERLEBIHAN
DEFISIT AIR TANAH
RESAPAN AIR
MENURUN DEBIT
LIMPASAN
MENINGKAT
BANJIR & ROB
PENURUNAN
MUKA TANAH
LAND SUBSIDENCE
Partisipasi masyarakat
Setiap orang, baik disadari atau tidak, mempunyai andil dalam
penciptaan kondisi sistem drainase yang ada saat ini, antara lain
dalam bentuk:
Membuang sampah yang tidak pada tempatnya.
Membangun/mengembangkan rumah tanpa memberiakn kompensasi
fungsi lahan.
Meninggikan lantai rumah tanpa memperhatikan kondisi sekitarnya.
Mengambil air tanah berlebihan.
Mengabaikan perawatan drainase lingkungan (receptor drain)
Membuat bangunan di atas saluran drainase, sungai, dll.
Kepedulian terhadap kondisi lingkungan lemah.
• Peresapan air berkurang• Muka air tanah turun, • Mata Air kering• Terjadi intrusi air laut
• Banjir bandang• Masalah banjir meluas
• Erosi tinggi• Longsor
Pada musim kemarau air sungai nyaris kering
PENGELOLAAN DAS(TIDAK TERKENDALI)
PENGELOLAAN DAS(TIDAK TERKENDALI)
PENYEBAB BANJIR ADALAH
Controllable Causals:Perubahan tata guna lahan : kualitas penutupan lahan
Partisipasi masyarakat: pembuangan sampah, bangunan liar, kerusakan bangunan drainase
Erosi dan sedimentasi
Penurunan tanah, rob
Ilmu Pengetahuan & teknologi
Uncontrollable Causals:Fisiografi
Geologi & Jenis tanah
Curah hujan
Klimatologi (angin, kelembaban, dll)
DIPERLUKAN SISTEM DRAINASE
Konsep sistem drainase
SISTEM DRAINASE
Kapasitas cenderung menurun:
• sedimentasi, sampah
• bangunan liar
• Q = A V
• Q = kapasitas saluran, m3/detik
• A = luas penampang saluran, m2
• V = kecepatan aliran, m/detik
Debit banjir cenderung meningkat:
• meningkatnya lahan terbangun
• Q = 0,002778 C I A
• Q = debit banjir, m3/detik
• C = koefisien limpasan
• I = Intensitas hujan, mm/jam
• A = luas daerah tangkapan air, ha
Me
nu
run
ka
n
be
ba
n d
rain
as
e
Me
nin
gk
atk
an
ka
pa
sit
as
sa
lura
n
sa
ng
at
be
rat
BEBAN =
DEBIT
BANJIR
KLASIFIKASI SISTEM DRAINASE
Berdasar sejarah terbentuknya
Drainase alamiah (natural drainage)
Drainase buatan (artificial drainage)
Berdasar letak bangunan
Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Drainase bawah permukaan (subsurface drainage)
Berdasar fungsi
Sistem terpisah(separate system)
Sisterm campuran (combined system)
Berdasar Konstruksi
Saluran terbuka
Saluran terttutup
DRAINASE BERDASAR SEJARAHNYA
Drainase alamiah (natural drainage)Terbentuk secara alamiah, tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang, sperti pelimpah, gorong-gorong, dll.
Saluran terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
Drainase buatan (artificial drainage)Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pompa, dll.
KLASIFIKASI BERDASAR LETAK BANGUNAN
SURFACE DRAINAGE SUBSURFACE DRAINAGE
� Biaya awal kecil � Biaya awal besar
� Memerlukan lahan khusus � Tidak memerlukan lahan khusus
� Kapasitas drainase besar � Kapasitas terbatas
� Berpotensi ditumbuhi rumput/tumbuhan liar
� Tahan terhadap pertumbuhan rumput/tumbuhan liar
� Terjadinya erosi � Tahan terhadap erosi
� Inspeksi mudah dilakukan � Inspeksi sulit dilakukan
� Perbaikan mudah dan murah � Perbaikan sulit & mahal mahal
� Memelukan jembatan � Tidak memelukan jembatan
� Biaya pemeliharaan tinggi dan kontinue
� Biaya pemeliharaan murah dan jarang
Sistem terpisah (separated system)
Sistem yang melayani air hujan dan air limbah terpisah, dipakai jika:
� Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama
� Kontinuitas yang jauh berbeda antara air hujan dan air limbah
� Air limbah memerlukan IPAL sedang air hujan tidak.
Keuntungan:
� Sistem mempunyai dimensi yang kecil sehingga pelaksanaan mudah
� Diperlukan IPAL yang kecil, karena tidak ada tambahan air hujan
� Dapat direncanakan pembilasan tersendiri untuk air limbah.
� Mengurangi bahaya bagi kesehatan masyarakat.
Kerugian:
� Perlu dua sistem sehingga perlu lahan yang luas.
Sistem tercampur (combined system)
Sistem yang melayani air hujan dan air limbah sekaligus, dipakai jika:
� Kejadian & tinggi hujan yang hampir merata sepanjang tahun.
� Kuasntitas air hujan dan air limbah kecil sehingga dapat disatukan
� Kunatitas air hujan dan limbah tidak jauh berbeda.
Keuntungan:
� Hanya diperlukan satu sistem sehingga pembangunan awalnya lebih murah.
� Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan sehingga
konsentrasi air limbahn menurun.
Kerugian:
� Diperlukan IPAL yang lebih besar, sehingga perlu lahan yang luanuntuk instalasi.
PERBANDINGAN ANTARA SISTEM DRAINASE TERPISAH & TERCAMPUR
TERPISAH TERCAMPUR
� Perlu dua sistem � Hanya diperlukan satu sistem
� Biaya awal kecil (sistem tertutup)
� Biaya awal besar
� Pelaksanaan mudah (konstruksi kecil)
� Pelaksanaan sulit, khususnya untuk kawasan padat
� Cocok untuk wlayah dengan
hujan tidak merata sepanjang tahun
� Cocok untuk daerah dengan
hujan merata sepanjang tahun
� Perlu IPAL kecil � Perlu IPAL besar
� Jika terjadi overflow limbah, pencemaran lebih berat
� Berpotensi terjadi pencemaran
� Operasional lebih murah � Operasional mahal
DRAINASE BERDASAR KONSTRUKSI
Saluran terbukaCocok untuk drainase air hujan dengan daerah tangkapan yang luas, atau drainase non-hujan yang tidak membayakan kesehatan masyarakat.
Saluran tertutupSering dipakai untuk saluran air limbah sebelum masuk ke IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) dimana air dapat mengganggu kesehatan masyarakat, atau
Untuk saluran yang berada di tengah kota yang padat, karena keterbatasan lahan.
Lama:
Pematusan ; membuang air secepat-cepatnya ke badan
air yang lebih besar
Mengabaikan konsep konservasi
harus segera ditinggalkan
baru:
konservasi ; menahan air sebanyak-banyakanya di hulu dan melepaskannya pelan-pelan
FILOSOFI / PARADIGMA
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
� ASPEK TEKNIS (TOPOGRAFI, HIDROLOGI DAN HIDROLIKA)
� ASPEK LINGKUNGAN (SISTEM DRAINASE YANG BERKELANJUTAN)
� ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL
� PARTISIPASI MASYARAKAT
� CONTOH KASUS (GENANGAN DAN BANJIR KOTA SOLO)