SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI...

43
SEJARAH PERPAJAKAN RAKYAT RAJA/PENGUASA UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan Raja/Penguasa - Dipaksakan - Harus Dilaksanakan - Ada Tekanan Tidak Ada Imbalan/Prestasi/ Kepentingan Sepihak Selanjutnya mengalami perkembangan ……………. RAKYAT RAJA/PENGUASA UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Mengarah kpd Kepentingan Rakyat - Dipaksakan - Harus Dilaksanakan - Ada Tekanan - Ada Unsur Keadilan Ada Imbalan/Prestasi : - Menjaga Keamanan - Memelihara Jalan 2

Transcript of SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI...

Page 1: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

SEJARAH PERPAJAKAN

RAKYAT RAJA/PENGUASA

UPETI (pemberian secara cuma-cuma),Berupa padi, ternak & hasil tanaman.

Untuk Kepentingan Raja/Penguasa

- Dipaksakan- Harus Dilaksanakan- Ada Tekanan

Tidak Ada Imbalan/Prestasi/Kepentingan Sepihak

Selanjutnya mengalami perkembangan …………….

RAKYAT RAJA/PENGUASA

UPETI (pemberian secara cuma-cuma),Berupa padi, ternak & hasil tanaman.

Mengarah kpd Kepentingan Rakyat

- Dipaksakan- Harus Dilaksanakan- Ada Tekanan- Ada Unsur Keadilan

Ada Imbalan/Prestasi :- Menjaga Keamanan- Memelihara Jalan- Membangun Irigasi- Sarana Sosial Lainnya

Akhirnya ………………………..

2

Page 2: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

PENGERTIAN & DEFINISI PAJAK

1. Prof. Dr. P.J.A. Adriani“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan."

2. Mr. Dr. N. J. Feldmann“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa, menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontra-prestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran Umum.”

3. Prof. Dr. M.J.H. Smeets“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra-prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran Pemerintah.”

3

Dibuat Aturan-Aturan

Undang-Undang(Mengatur tata cara pemungutan, jenis

pajak yang dipungut, siapa yang membayar dan berapa besarnya

P A J A K

Page 3: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

4. Dr. Soeparman Soemahamidjaja“Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.”

5. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

Ciri-ciri yang melekat dalam pengertian pajak :1. Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang-undang.2. Sifatnya dapat dipaksakan.3. Tidak ada kontra prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh

sipembayar pajak.4. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun

daerah.5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah bagi

kepentingan masyarakat umum.

REFORMASI PERPAJAKAN

I. TAHUN 1983Pada tanggal 5 Oktober 1983 pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh

Menteri Keuangan (Radius Prawiro) untuk pertama kalinya mengajukan tiga buah Rancangan Undang-Undang Perpajakan (RUU Perpajakan) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yaitu :1. RUU Ketentuan Umum Perpajakan2. RUU Pajak Penghasilan3. RUU PPN & PPn BM

Dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kemandirian dalam membiayai pembangunan nasional dengan jalan lebih mengerahkan segenap potensi dan kemampuan dari dalam negeri, khususnya dengan cara meningkatkan penerimaan negara melalui perpajakan dari sumber-sumber diluar MIGAS.

Pada tanggal 31 Desember 1983, pemerintah mengeluarkan dan mengundangkannya melalui :1. UU No. 6 Th’83 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP).2. UU No. 7 Th’83 tentang Pajak Penghasilan (PPh).3. UU No. 8 Th’83 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPN & PPn BM).

II. TAHUN 1985Pemerintah mengajukan kembali dua buah RUU, yaitu :1. RUU Pajak Bumi dan Bangunan.2. RUU Bea Materai.Dan disetujui, sehingga pada tanggal 27 Desember 1985 dikeluarkan dan diundangkan :1. UU No. 12 Th’85 tentang PBB.2. UU No. 13 Th’85 tentang Bea Materai.

4

Page 4: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

III. TAHUN 1994Pada tanggal 3 September 1994 atas nama Pemerintah, Menteri Keuangan (Drs. Mar’ie Muhammad) mengajukan empat buah RUU mengenai perubahan UU Perpajakan yang ada sebelumnya, yaitu :1. RUU Perubahan atas UU No. 6 Th’83 tentang KUP.2. RUU Perubahan atas UU No. 7 Th’83 tentang PPh.3. RUU Perubahan atas UU No. 8 Th’83 tentang PPN & PPn BM.4. RUU Perubahan atas UU No. 12 Th’85 tentang PBB.Disetujui dan diundangkan dengan :1. UU No. 9 Th’94 tentang KUP.2. UU No. 10 Th’94 tentang PPh.3. UU No. 11 Th’94 tentang PPN & PPn BM.4. UU No. 12 Th;94 tentang PBB.

IV. TAHUN 1997Pada tahun ini Drs. Mar’ie Muhammad kembali mengajukan empat RUU kepada DPR, yaitu :1. RUU Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.2. RUU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.3. RUU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.4. RUU Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.Disetujui dan diundangkan dengan :1. UU No. 17 Th’97 tentang BPSP.2. UU No. 18 Th’97 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.3. UU No. 19 Th’97 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.4. UU No. 21 Th’97 tentang BPHTB.

V. TAHUN 2000Pada tahun Ini Menteri Keuangan (Dr. Bambang Sudibyo) mengajukan RUU kepada DPR, yaitu : 1. RUU Perubahan atas UU No. 9 Th’94 tentang KUP.2. RUU Perubahan atas UU No. 10 Th’94 tentang PPh.3. RUU Perubahan atas UU No. 11 Th’94 tentang PPN & PPn BM.4. RUU Perubahan atas UU No. 19 Th’97 tentang Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa.5. RUU Perubahan atas UU No. 21 Th’97 tentang BPHTB.Pada tanggal 2 Agustus 2000 disahkan dan diundangkan, yaitu dengan :1. UU No. 16 Th’00 tentang KUP.2. UU No. 17 Th’00 tentang PPh.3. UU No. 18 Th’00 tentang PPN & PPn BM.4. UU No. 19 Th’00 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.5. UU No. 20 Th’00 tentang BPHTB.

STRUKTUR PERPAJAKAN DI INDONESIA

PAJAK :1. Pajak Pusat/Negara:

1. Dirjen Pajak :a. PPhb. PPNc. PPn BMd. PBBe. Bea Materaif. BPHTB

5

Page 5: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

2. Dirjen Bea dan Cukai :a. Bea Masukb. Cukai

2. Pajak Daerah :1. Propinsi DT. Tk I :

a. Pajak Kendaraan Bermotorb. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotorc. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

2. Kabupaten/Kota DT. Tk. II :a. Pajak Hotel & Restoranb. Pajak Hiburanc. Pajak Reklamed. Pajak Penerangan Jalane. Pajak Pengambilan & Pengolahan Bahan Galian Gol. Cf. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

TINJAUAN & PENDEKATAN PAJAK DARI BERBAGAI ASPEK

a. Aspek Ekonomib. Aspek Hukumc. Aspek Keuangand. Aspek Sosiologi

a. Aspek Ekonomi Pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan masyarakat. Pajak sebagai sumber motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat.

b. Aspek Hukum Pajak merupakan masalah keuangan negara, adapun dasar yang digunakan untuk mengatur masalah keuangan negara tersebut yaitu pasal 23 (2) UUD 1945, dan untuk teknis pelaksanaan perpajakan yang mengatur masalah perpajakan terdapat UU Perpajakan.

c. Aspek Keuangan Pajak dipandang sebagai aspek penting dalam penerimaan negara yang menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan negara.

d. Aspek Sosiologi Pajak sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan juga digunakan untuk membiayai pembangunan, bearti pembangunan ini dibiayai oleh masyarakat.

PERAN & FUNGSI PAJAK

A. Peran PajakTerdapat tiga sumber penerimaan pemerintah dalam penyusunan APBN, yaitu :1. Dari Sektor Pajak2. Dari Sektor Migas3. Dari Sektor Bukan Pajak & Non Migas

6

Page 6: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

Tabel : Nota Keuangan APBN 1998/1990 s/d 1999/2000 Departemen Keuangan.

Tahun(1)

Volume APBN(2)

Pajak(3)

Migas(4)

% (3:2)(5)

% (4:2)(6)

1989/90 39.834,5 16.084,1 13.381,3 40,37 33,591990/91 50.574,5 22.010,9 17.740,0 43,52 35,071991/92 52.557,1 24.919,3 15.069,6 47,41 28,671992/93 59.960,5 30.091,5 15.330,8 50,18 25,561993/94 66.865,6 36.665,1 12.503,4 54,83 18,691994/95 76.225,8 44.442,1 13.537,4 58,28 17,751995/96 82.022,7 48.686,3 16.054,7 59,35 19,51996/97 99.530,4 57.339,9 20.137,1 57,61 20,231997/98 126.661,6 70.934,2 30.559,0 56,00 24,121998/99 207.711,6 102.299,0 41.368,3 49,25 19,911999/00 219.603,8 94.739,7 20.965.6 43,14 9,54

Dari tabel tersebut dapat dilihat, ternyata sektor pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara dan menunjukan teramat penting dan strategisnya peran penerimaan pajak dalam mengisi kas APBN dalam rangka pembangunan nasional.

B. Fungsi PajakAda 2 fungsi pajak :- Fungsi Budgeter- Fungsi Regulerend

Fungsi BudgeterAdalah fungsi yang letaknya disektor publik yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan Undang-undang yang berlaku yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, yaitu pengeluaran rutin & pengeluaran pembangunan, bila ada sisa (surplus) akan digunakan sebagai tabungan pemerintah untuk investasi pemerintah.

Fungsi RegulerendAdalah suatu fungsi bahwa pajak-pajak tersebut akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang letaknya diluar bidang keuangan.

Fungsi DemokrasiAdalah suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong-royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia yang sering dikaitkan dengan hak seseorang apabila akan memperoleh pelayanan dari pemerintah.

Fungsi DistribusiAdalah fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.

7

Page 7: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

PRINSIP-PRINSIP PERPAJAKAN YANG BAIK1. Prinsip Manfaat

Artinya secara umum, barang-barang dan jasa-jasa yang disediakan oleh pemerintah merupakan barang untuk kepentingan umum/untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

2. Prinsip Kemampuan MembayarArtinya negara memperoleh penghasilan dari wajib pajak melalui sumbangan sesuai dengan kemampuannya.

3. EfisiensiArtinya pengenaan pajak harus mempertimbangkan aspek efisiensinya karena dengan adanya pengenaan pajak maka akan menaikan harga barang atau jasa tersebut.

4. Pertumbuhan EkonomiArtinya sistem perpajakan yang baik harus dapat mengacu pada pertumbuhan ekonomi, dapat memberi dorongan bagi pembukaan lapangan kerja yang mendorong pertumbuhan secara bersaing diberbagai sektor ekonomi.

5. Kecukupan PenerimaanArtinya penerapan jenis pajak harus layak dan memadai sebagai sumber dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah, jangan sampai cost of collection lebih besar dari perolehan pajaknya.

6. StabilitasArtinya dalam pengenaan pajak perlu adanya stabilitas penerimaan pajak karena jika penerimaan pajak bersifat fluktuatif, maka program pemerintah yang telah direncanakan dalam APBN dapat terganggu.

7. KesederhanaanArtinya suatu sistem perpajakan haruslah sederhana dan mudah dipahami masyarakat, terutama wajib pajak.

8. Rendahnya Biaya Administrasi dan Biaya KepatuhanArtinya sistem perpajakan yang baik harus memiliki biaya administrasi dan kepatuhan yang rendah.

9. NetralitasArtinya sistem perpajakan yang baik harus dapat menghilangkan terjadinya distorsi dalam prilaku konsumsi dan produksi oleh masyarakat, yang dapat membantu menarik investor lain untuk melakukan investasi.

PERBEDAAN PAJAK DENGAN JENIS PUNGUTAN LAINNYA

1. Pengertian RetribusiRetribusi adalah jenis pungutan yang diberikan atas pembayaran berupa jasa atau pemberian izin tertentu yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah kepada setiap orang atau badan.

Misalnya : Retribusi atas penyediaan tempat penginapan, retribusi tempat pencucian mobil, pembayaran aliran listrik, pembayaran abodemen air minum, retribusi tempat penitipan anak, IMB.

8

Page 8: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

Sifat paksanaan pada retribusi lebih mengarah pada hal yang bersifat ekonomis.

Jenis-Jenis Retribusi :1. Retribusi Jasa Umum, terdiri dari :

a. Pelayanan kesahatanb. Pelayanan persampahan/kebersihanc. Penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk

dan akte catatan sipild. Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayate. Parkir ditepi jalan umumf. Pasarg. Air bersihh. Pengujian kendaraan bermotori. Pemeriksaan alat pemadam kebakaranj. Penggantian biaya cetak petak. Pengujian kapal perikanan

2. Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari :a. Pemakaian kekayaan daerahb. Pasar grosir dan atau pertokoanc. Terminald. Tempat khusus parkire. Tempat penitipan anakf. Tempat penginapan/villag. Penyedotan kakush. Rumah potong hewani. Tempat pendaratan kapalj. Tempat rekreasi dan oleh ragak. Penyeberangan diatas airl. Pengolahan limbah cairm. Penjualan produksi usaha daerah

3. Retribusi Perizinan tertentu, terdiri dari :a. Izin peruntukan penggunaan tanahb. Izin mendirikan bangunanc. Izin tempat penjualan minuman beralkohold. Izin gangguan e. Izin trayekf. Izin pengambilan hasil hutan ikutan

2. Pengertian Sumbangan

Sumbangan adalah jenis pungutan sukarela yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan sekelompok masyarakat tertentu dan tidak memerlukan dasar hukum.

Misalnya : Sumbangan pembangunan tempat ibadah, sumbangan untuk bencana alam, sumbangan swadaya masyarakat untuk perbaikan jalan dilingkungan tempat tinggal.

9

Page 9: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

Perbedaan Pajak Dgn Jenis Pungutan Lain

CIRI-CIRI YANGMELEKAT

PAJAK RETRIBUSI SUMBANGAN

1. Pemungutannya berdasarkan UU YA YA TIDAK

2. Ada kontra prestasi langsung TIDAK YA YA

3. Dilakukan oleh negaraYA YA TIDAK

4. Digunakan untuk pengeluaran rutin & pembangunan bagi kepentingan masyarakat umum.

YA YA TIDAK

10

Page 10: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

11

Page 11: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

a. Sekretariat Direktorat JenderalTugasnya : memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

b. Direktorat Perencanaan, Potensi Dan Sistem PerpajakanTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan dibidang perencanaan, potensi dan sistem perpajakan.

c. Direktorat Peraturan PerpajakanTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dibidang perancangan peraturan, perjanjian dan ruling dibidang perpajakan.

d. Direktorat Pajak PenghasilanTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pelaksanaan pajak penghasilan.

e. Direktorat Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Tidak Langsung LainnyaTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pelaksanaan pajak pertambahan nilai dan pajak tidang langsung lainnya.

f. Direktorat Pajak Bumi Dan Bangunan Dan Bea Perolehan Atas Tanah Dan BangunanTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pelaksanaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

g. Direktorat Pemeriksaan, Penyidikan Dan Penagihan PajakTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak.

h. Direktorat Penyuluhan PerpajakanTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan dibidang penyuluhan perpajakan.

i. Direktorat Informasi PerpajakanTugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan dibidang ekstensifikasi wajib pajak, pengolahan data dan penyajian informasi.

j. Kanwil Direktorat Jenderal PajakTugasnya : melaksanakan bimbingan teknis, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan tugas dibidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

k. Kantor Pelayanan Pajak Tugasnya : melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif dan pemeriksaan sederhana terhadap wajib pajak dibidang pajak penghasilan, pajak pertambahan

12

Page 12: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

l. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan BangunanTugasnya : melaksanakan pelayanan dibidang pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

m. Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak

Tugasnya : melaksanakan pemeriksaan lengkap, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan dibidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

n. Kantor Penyuluhah dan Pengamatan Potensi Perpajakan

Tugasnya : melakukan urusan penyuluhan, pelayanan konsultasi perpajakan kepada masyarakat, pengamatan potensi perpajakan wilayah, pembuatan monografi pajak dan membantu KPP dan KPP PBB dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian dan keuangan.

PENGGOLONGAN JENIS PAJAK1. Menurut Sifatnya

a. Pajak LangsungAdalah pajak-pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu, misalnya PPh.

b. Pajak Tdk LangsungAdalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau peristiwa peristiwa tertentu saja, misalnya, pajak pertambahan nilai.

2. Menurut Sasaran/Objeknyaa. Pajak Subjektif

Adalah Jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan keadaan wajib pajak (subjeknya). Setelah diketahui keadaan subjeknya barulah diperhatikan keadaan objektifnya sesuai gaya pikul apakah dapat dikenakan pajak atau tidak, misalnya, pajak penghasilan.

b. Pajak Objektif Adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan/melihat objeknya baik berupa keadaan perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. Setelah diketahui objeknya barulah dicari subjeknya yang mempunyai hubungan hukum dengan objek yang telah diketahui,misalnya, pajak pertambahan nilai.

3. Menurut Lembaga Pemungutnyaa. Pajak Pusat

Adalah Jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh departemen keuangan cq. Departemen jendral pajak, hasilnya dikumpulkan dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan APBN.

13

Page 13: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

b. Pajak Daerah Adalah Jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh dinas pendapatan daerah, hasilnya dikumpulkan dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan APBD.

Pajak Tertulis dan Tidak Tertulisa. Pajak Tertulis

Adalah pajak-pajak yang pada permulaan tahun atau pada permulaan suatu masa telah tersusun suatu daftar yang berisikan data-data tertentu dari para wajib pajak.

b. Pajak Tidak Tertulis Adalah pajak-pajak yang umumnya timbul karena suatu kejadian atau perbuatan, yang tidak diketahui sebelumnya siapa yang melakukannya, sehingga tidak mungkin untuk disusun suatu daftar wajib pajak terlebih dahulu.

KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

Dari struktur diatas dapat dilihat, ternyata hukum pajak merupakan bagian dari hukum administrasi negara yang merupakan segenap peraturan hukum yang mengatur segala cara kerja dan pelaksanaan serta wewenang dari lembaga-lembaga negara serta aparaturnya dalam melaksanakan tugas administrasi negara.

14

HUKUM

HUKUMNEGARA

HUKUMPIDANA

HUKUMPERDATA

HK. PIDANAMATERIAL

HK. PERDATAFORMAL

HK. PERDATAMATERIAL

HUKUM ADMNEGARA

HUKUM TATANEGARA

HK. PIDANAFORMAL

HUKUM PAJAK

Page 14: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

Penafsiran Dalam Hukum Pajak

Penafsiran dalam hukum pajak ditujukan untuk mngetahui arti dari peraturan dalam undang-undang perpajakan.

Ada 6 penafsiran dalam hukum pajak :1. Penafsiran Tata Bahasa

Adalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam undang-undang berdasarkan bunyi kata-kata secara keseluruhan dalam kalimat-kalimat yang disusun oleh pembuat undang-undang.

Maksudnya penafsiran dilakukan berdasarkan bunyi kata-kata, sebab dalam kata-kata itu tersimpullah kehendak pembuat undang-undang yang menyatakan maksudnya dengan jelas.

2. Penafsiran OtentikAdalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam undang-undang dengan melihat pada apa yang telah dijelaskan dalam undang-undang tersebut.

3. Penafsiran HistorisAdalah penafsiran atas suatu undang-undang dengan melihat pada sejarah dibuatnya suatu undang-undang.

Maksudnya penafsiran dilakukan dengan cara memahami maksud pembuat undang-undang, tujuannya dan apa arti istilah-istilah yang digunakan.

4. Penafsiran SistematikAdalah penafsiran dalam suatu ketentuan dalam undang-undang dengan mengaitkannya dengan ketentuan (pasal-pasal) lain dari undang-undang yang dimaksud (dalam satu undang-undang) atau dengan mengaitkannya dangan ketentuan (pasal-pasal) lain dari undang-undang yang lainnya.

Maksudnya penafsiran dilakukan dengan cara memahami bahwa undang-undang merupakan suatu sistem & kaidah-kaidahnya mempunyai hubungan yang logis satu sama lain.

5. Penafsiran SosiologisAdalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam undang-undang yang disesuaikan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

Maksudnya penafsiran dilakukan berdasarkan syarat-syarat dalam kehidupan masyarakat, karena peristiwa dan kenyataan turut serta dalam menentukan hukum dan hukum pun mempunyai fungsi dalam masyarakat.

6. Penafsiran AnalogiAdalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam undang-undang dengan cara memberi kiasan pada kata-kata yang tercantum dalam undang-undang, sehingga suatu peristiwa yang sebenarnya tidak termasuk dalam suatu ketentuan jadi termasuk berdasarkan analog yang dibuat.

7. Penafsiran A Contrario 15

Page 15: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

Adalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam undang-undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara soal yang dihadapi dan soal yang diatur dalam suatu pasal undang-undang.

Subjek dan Objek PajakSubjek pajak adalah siapa yang dikenakan pajak.Objek pajak adalah apa yang dikenakan pajak.

SUBJEK PAJAKa. Subjek PPh

1. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

2. Badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan Lainnya, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, dan bentuk badan usaha lainnya.

3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal diIndonesia atau berada diIndonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan diIndonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan diIndonesia.

Subjek Pajak PPh dalam negeri :a. Orang pribadi yang

bertempat tinggal diIndonesia atau orang pribadi yang berada diIndonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada diIndonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal diIndonesia.

b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan diIndonesia.

c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

Subjek Pajak PPh luar negeri :a. Orang pribadi yang bertempat tinggal diIndonesia atau berada diIndonesia

tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan diIndonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap diIndonesia.

b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal diIndonesia atau berada diIndonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan diIndonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap diIndonesia.

Saat Mulai dan Berakhirnya PPh a. Untuk orang pribadi yang bertempat tinggal diIndonesia atau berada diIndonesia

lebih dari 183 hari, dimulai saat dilahirkan, berakhir saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.

b. Untuk badan yang didirikan atau berkedudukan diIndonesia, dimulai saat badan tersebut didirikan atau berkedudukan diIndonesia dan berakhir saat dibubarkan atau tidak lagi berkedudukan diIndonesia.

16

Page 16: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

c. Untuk orang pribadi yang tidak bertempat tinggal diIndonesia atau berada diIndonesia tidak lebih dari 183 hari atau badan yang tidak didirikan atau tidak berkedudukan diIndonesia yang menjalankan usaha melalui BUT diIndonesia, dimulai saat orang pribadi atau badan tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dan berakhir saat tidak lagi menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap.

d. Untuk orang pribadi yang tidak bertempat tinggal diIndonesia atau berada diIndonesia tidak lebih dari 183 hari atau badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan diIndonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau memperoleh penghasilan melakukan kegiatan melalui BUT diIndonesia, dimulai saat orang pribadi atau badan tersebut memperoleh atau menerima penghasilan dari Indonesia dan berakhir saat tidak lagi menerima atau memperoleh penghasilan tersebut.

e. Untuk warisan yang belum terbagi, dimulai saat timbulnya warisan tersebut dan berakhir saat warisan tersebut selesai dibagi.

b. Subjek PPNSubjek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) yaitu pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan MenKeu, kecuali pengusaha kecil tersebut memilih untuk dikukuhkan menjadi PKP.

c. Subjek PBBSubjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan yang mempunyai kewajiban untuk melunasi PBB sesuai dengan ketentuan UU PBB.

OBJEK PAJAKa. Objek PPh

Objek PPh adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang digunakan baik untuk investasi maupun konsumsi.

a.1 PPh Pasal 211. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang

pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kehamilan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, bea siswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.

2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifat tidak tetap.

3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.4. Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua atau tunjangan hari tua,

uang pesangon dan pembayaran lainnya yang sejenis.5. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam

bentuk apapun, komisi, bea siswa dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak dalam negeri.

6. Gaji dan tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang diterima oleh pejabat negara, pegawai negeri sipil, serta uang pensiun dan

17

Page 17: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.

a.2 PPh Pasal 22

1. Penyerahan barang dan atau jasa kepada institusi pemerintah.2. Kegiatan impor kedalam daerah pabean.

a.3 PPh Pasal 231. Deviden.2. Bunga, termasuk premium, disconto dan imbalan sehubungan dengan

jaminan pengembalian hutang.3. Royalty.4. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.5. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi

dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, antara lain :a. Jasa perancang interior dan jasa perancang pertamanan.b. Jasa akuntansi dan pembukuan.c. Jasa pembasmian hama dan jasa pembersihan.d. Jasa penebangan hutang.e. Jasa pengeboran (jasa drilling) dibidang penambangan migas kecuali

yang dilakukan oleh BUT.f. Jasa penunjang dibidang penambangan migas.g. Jasa penambangan dan jasa penunjang dibidang penambangan selain

migas.h. Jasa perantara.i. Jasa Penilai.j. Jasa Aktuaris.k. Jasa pengisian sulih suaru (dubbing) dan atau mixing film.

a.4 PPh Pasal 26Pasal 26 UU PPh mengatur tentang pemotongan atas penghasilan yang

bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Pada dasarnya objek PPh Pasal 26 sama dengan objek PPh 23 hanya saja dalam PPh Pasal 26 yang menerima penghasilan tersebut adalah Wajib Pajak Luar Negeri, sedangkan PPh Pasal 23 yang menerima penghasilan adalah WP dalam negeri. Selain itu sifat pemotongan PPh Pasal 26 adalah besifat final ( tidak dapat dikreditkan ) sedangkan PPh 23 dapat dikreditkan/ tidak final.

b. Objek PPNObjek dalam PPN adalah penyerahan atau kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak, yaitu :1. Penyerahan barang kena pajak didalam daerah pabean

yang dilakukan oleh pengusaha.2. Impor barang kena pajak3. Penyerahan jasa kena pajak yang dilakukan di dalam

daerah pabean oleh pengusaha.4. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar

daerah pabean didalam daerah pabean.5. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean

didalam daerah pabean.6. Ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak.

18

Page 18: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

c. Objek PBBObjek PBB adalah benda tidak bergerak yaitu berupa bumi dan bangunan.1. Jalan lingkungan yang terletak

dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik dan emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan stu kesatuan dengan komplek bangunan tersebut.

2. Jalan TOL3. Kolam Renang4. Pagar Mewah5. Tempat olah raga6. Galangan kapal, dermaga7. Taman Mewah8. Tempat penampungan/kilang

minyak, air dan gas, pipa minyak.9. Fasilitas lain yang memberikan

manfaat.

d. Objek BPHTBObjek BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang dapat berupa tanah (termasuk tanaman diatasnya), tanah dan bangunan, yang meliputi:1. Pemindahan hak2. Pemberian hak baru

Pemindahan hak terjadi karena adanya :1. Jual beli2. Tukar menukar3. Hubah4. Wasiat5. Waris6. Pemasukan dlm perseroan atau badan hukum lainnya7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peraliahan8. Penunjukkan pembeli dalam lelang9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap10. Penggabungan usaha11. Pemekaran usaha12. Hadiah.

Sedangkan pemberian hak baru terjadi karena :1. Kelanjutan pelepasan hak2. Diluar pelepasan hak

e. Objek Bea MateraiObjek Bea Materai adalah Dokumen.

Dokumen yang telah disebutkan dalam Undang-Undang seperti :1. Surat perjanjian atau surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk

digunakan sebagai alat pembuktian.2. Akta-akta notaris termasuk salinannya.3. Akta-Akta yang dibuat oleh PPAT termasuk rangkap-rangkapnya.4. Surat yang memuat jumlah uang, yaitu :

a. yang menyebutkan penerimaan uang

b. yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening dibank.

19

Page 19: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

c. Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank.

d. Yang berisi pengakuan pelunasan utang

5. Surat berharga6. Efek

Hak dan Kewajiban Wajib PajakWajib pajak adalah Orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Badan Adalah Sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

b. Hak Wajib Pajak 1. Hak untuk mendapatkan

pembinaan dan pengarahan dari fiscus.2. Hak untuk membetulkan surat

Pemberitahuan (SPT).3. Hak untuk memperpanjang waktu

penyampaian SPT.4. Hak Untuk memperoleh kembali

kelebihan pembayaran pajak.5. Hak mengajukan keberatan dan

banding.6. Hak mengajukan pejabat yang

membocorkan rahasia wajib pajak.7. Hak mengajukan permohonan

untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.8. Hak mengurangi penghasilan

kena pajak dengan biaya yang telah dikeluarkan.9. Hak pengurangan berupa

PenghasilanTidak Kena Pajak (PTKP).10. Hak menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.11. Hak memperoleh fasilitas

perpajakan.12. Hak untuk melakukan

pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran.

c. Kewajiban Wajib Pajak1. Kewajiban untuk mendaftarkan

diri.2. Kewajiban mengisi dan

menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).3. Kewajiban membayar atau

menyetor pajak.4. Kewajiban membuat pembukuan

dan atau pencatatan.20

Page 20: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

5. Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak.

6. Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak.

7. Kewajiban membuat faktur.8. Kewajiban melunasi Bea Materai.

.Hak dan Kewajiban Fiskusa. Hak Fiskus

1. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

2. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak.3. Menerbitkan Surat Paksa dan Malaksanakan Penyitaan.4. Melakukan Pemeriksaan dan Penyegelan.5. Menghapuskan atau mengurangi sanksi administrasi.6. Melakukan penyidikan.

b. Kewajiban Fiskus1. Kewajiban untuk membina wajib pajak.2. Menerbitkan surat ketetapan pajak lebih bayar.3. Merahasiakan data wajib pajak.

Dasar, Teori & Asas-Asas Pemungutan pajaka. Dasar Pemungutan Pajak

1. Equality Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima.

2. Certainty Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.

3. Convenience Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak,

4. Economy Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula dengan beban yang dipikul wajib pajak.

b. Teori Pemungutan Pajak1. Teori Asuransi

Artinya suatu kepentingan masyarakat yang harus dilindungi oleh negara.

2. Teori Kepentingan Artinya negara yang melindungi kepentingan harta benda dan jiwa warga negara dengan memperhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduknya.

21

Page 21: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

3. Teori Gaya Pikul Artinya setiap orang yang dikenakan pajak harus sama beratnya menurut gaya pikul seseorang antara besarnya penghasilan dengan pengeluaran seseorang.

4. Teori Daya Beli Artinya gaya beli suatu rumah tangga dalam masyarakat adalah sama dengan daya beli suatu rumah tangga negara.

5. Teori Bakti Artinya pembayaran pajak yang dilakukan kepada negara merupakan bakti dari masyarakat kepada negara, karena negaralah yang bertugas menyelenggarakan kepentingan masyarakatnya.

c. Yurisdiksi/Asas Pemungutan Pajak 1. Asas Tempat Tinggal

Adalah suatu azas pemungutan pajak berdasarkan tempat tinggal atau domisili seseorang.

2. Asas Kebangsaan Adalah suatu azas pemungutan pajak yang didasarkan pada kebangsaan suatu negara.

3. Asas Sumber

Adalah suatu azas pemungutan pajak yang didasarkan pada sumber atau tempat penghasilan berada.

Hukum PajakDalam penerapan pajak, pemerintah/fiskus dan wajib pajak diatur dengan

hukum.

Hukum Pajak : Hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku pemungut pajak dengan wajib pajak.

Hukum Pajak Dibedakan Menjadi 2 :1. Hukum Pajak Materiil

Hukum yang memuat norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenakan pajak/objek, siapa yang dikenakan pajak/subjek, berapa pajak yang dikenakan, segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.

2. Hukum Pajak Formal Hukum yang memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan.

Saat Timbulnya Utang PajakI. Saat diundangkannya Undang-Undang Pajak.

Artinya bahwa begitu suatu Undang-Undang pajak diundangkan oleh pemerintah, maka pada saat itulah timbul utang pajak sepanjang apa yang diatur dalam Undang-Undang tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi seseorang menjadi terutang pajak.

22

Page 22: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

II. Saat dikeluarkannya SKP oleh pemerintah melalui DJP/fiskus. Artinya bahwa seseorang baru diketahui mempunyai utang pajak saat fiskus menerbitkan SKP atas namanya serta besarnya pajak yang terutang.

Berakhirnya/Hapusnya Utang Pajak1. Pembayaran

Utang pajak yang melekat pada wajib pajak akan hapus karena pembayaran yang dilakukan ke kas negara.

2. Kompensasi Kompensasi terjadi apabila WP mempunyai tagihan berupa kelebihan pembayaran pajak. Jumlah kelebihan pembayaran pajak yang diterima WP sebelumnya harus dikompensasikan dengan pajak-pajak lainnya yang terutang.

3. Daluwarsa Hak fiskus untuk melakukan penagihan telah lampau/lewat batas waktu apabila telah melebihi sepuluh tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan.

4. Pembebasan Pembebasan diberikan terhadap sanksi administrasi, tidak terhadap pokoknya.

5. Penghapusan Diberikan karena keadaan wajib pajak yang bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :- WP meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak

mempunyai ahli waris tau ahli waris tidak dapat ditemukan.- WP tidak mempunyai harta kekayaan lagi, yang dibuktikan dengan surat

keterangan dari Pemda setempat.- WP tidak dapat ditemukan lagi atau dokumen tidak dapat ditemukan lagi

disebabkan kebakaran, bencana alam dsb.

Perlawanan Teradap Pajak1. Perlawanan Pasif

Perlawanan berupa hambatan yan mempersulit pemungutan pajak

2. Perlawanan AktifPerlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditunjukan kepada pemerintah (Fiscus) dengan tujuan untuk menghindari pajak

Tindak Pidana PajakSuatu perbuatan yang melanggar ketentuan undang-undang perpajakan yang

pelakunya dapat dikenakan hukum pidana

Ada 2 sanksi yang dikenakan kepada WP yang melanggar undang-undang pajak, yaitu : 1. Sanksi Administrasi2. Sanksi Pidana Beberapa UU perpajakan yang mencantumkan adanya sanksi pidana :1. UU No. 16 T 2000 ttg KUP (Pasal 38 sampai denan pasal 43).2. UU No. 12 T 1994 ttg PBB (Pasal 24 dan pasal 25).

23

Page 23: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

3. UU No. 13 T 1985 ttg Bea Materai (Pasal 13 dan 14).4. UU No. 18 T 1997 ttg Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Pasal 37 s/d pasal 40).

Penagihan PajakYang menjadi dasar penagihan pajak adalah ; STP, SKPKB, SKPKBT, Surat

keputusan Pembetulan, Surat keputusan Keberatan dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

Setelah dalam jangka satu bulan sejak tanggal diterbitkannya Surat Ketetapan tsb diatas, WP tetap tidak melunasinya, barulah dilakukan suatu tindakan penagihan aktif dengan :1. Surat Teguran

Dimaksudkan untuk menegur atau memperingatkan WP untuk melunasi utang pajaknya.

2. Surat Paksa Adala surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.3 hal yang menyebabkan diterbitkannya Surat Paksa (SP), yaitu :a. Penanggung pajak (PP)

tidak melunasi utang pajak s/d tanggal jatuh tempo dan telah diterbitkan Surat Teguran.

b. PP telah dilakukan penagihan seketika dan sekaligus.

c. PP tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

Surat Paksa disampaikan kepada PP paling lambat setelah lewat waktu 21 hari setelah Surat Teguran.

3. Penyitaan Adalah suatu tindakan yan dilakukan oleh juru sita pajak untuk menguasai barang PP guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak.

Penyitaan dilakukan setelah Surat Paksa yang hanya dapat dilakukan setelah batas waktu 2 x 24 jam.

4. Pelelangan Adalah setiap penjualan barang dimuka umum yang dipimpin oleh pajabat lelang dengan cara penawaran harga secara terbuka/lisan dan atau tertutup/tertulis yang didahului dengan pengumumam lelang.Lelang dilakukan sekurang-kurangnya 14 hari setelah pengumuman lelang, dan pengumuman lelang dilakukan sekurang-kurangnya 14 hari setelah pelaksanaan penyitaan.

5. HAk Mendahulu Pajak Adalah memberi kesempatan kepada negara untuk mendapatkan pembagian lebih dahulu atas hasil pelelangan barang milik PP.

6. Penagihan Seketika dan Sekaligus Penagihan Seketika yaitu, penagihan yang dilakukan segera tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran.Penagihan Sekaligus yaitu, penagihan yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak dan tahun pajak.

7. Pencegahan, Penyanderaan dan Gugatan 24

Page 24: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

Adalah larangan yang bersifat sementara terhadap penanggung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah negara Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Syaratnya :a. Syarat kuantitatif, yaitu apabila penanggung pajak mempunyai utang

sekurang-kurangnya Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah).b. Syarat kualitatif, yaitu syarat mengenai diragukannya itikad baik penanggung

pajak yang bersangkutan dalam melunasi pajaknya.

8. Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak Angsuran dan penundaan pembayaran pajak yang dapat dilakukan oleh wajib pajak adalah angsuran atau penundaan dari ketetapan pajak yang tercantum dalam STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang disebabkan oleh kesulitan likuiditas dengan membuat surat permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran utang pajaknya kepada KPP dimana WP terdaftar.Syarat-syarat permohonan :1. Permohonan diajukan sebelum jatuh tempo pembayaran dengan disertai

alasan dan jumlah pembayaran yang akan diangsur/ditunda.2. Menggunakan formulir Surat Permohonan Angsuran/Penundaan

Pembayaran dengan bukti tanda terima.3. WP harus bersedia memberikan jaminan, misalnya Bank garansi, perhiasan,

BPKB, sertifikat tanah dll. Namun apabila Kepala KPP menganggap tidak perlu ada jaminan, permohonan tetap dapat diproses.

Setelah kepala KPP mempertimbangkan alasan-alasan yang diajukan dalam permohonan, maka ada 3 kemungkinan keputusan yang akan dilakukan, yaitu :1. menerima seluruhnya2. menerima sebagian3. menolak permohonan WP

9. Penghapusan Piutang Pajak Penghapusan dapat dilakukan karena sebab/alasan sbb:a. WP telah meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak

mempunyai ahli waris;b. Ahli waris tidak dapat ditemukan lagi;c. WP tidak mempunyai harta kekayaan lagi;d. Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa;e. Sebab lain, misalnya WP tidak ditemukan, dokumen tidak lengkap, keadaan yang

tidak dapat dihindarkan seperti bencana alam, kebakaran, rusak dimakan rayap dsb.

Sistem Pemungutan Pajak b. Official Assessment System

Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak/fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang dibayar (pajak terutang) oleh seseorang.

c. Semi Self Assessment System Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang.

d. Self Assessment System

25

Page 25: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.

e. Withholding System Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak yang terutang.

Cara Pengenaan Pajaka. Stelsel Nyata (Riil Stelsel)

Yaitu pengenaan pajak berdasarkan pada objek yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui.

b. Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel)Yaitu pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-Undang. Sebagai contoh : penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

c. Stelsel Campuran Yaitu merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.

Stelsel Yg Digunakan Kelebihannya Kelemahannya

a. Stelsel NyataPajak yang dikenakan lebih realistis

Pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode

b. Stelsel AnggapanPajak sudah dibayar selama th berjalan tanpa harus menunggu akhir tahun

Tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya

Tarif Pajak1. Tarif Progresif (Meningkat)

Adalah tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin besar bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak juga semakin besar.a. Untuk WP Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak TarifSampai dengan Rp. 25 juta 5%Diatas Rp. 25 juta s/d Rp. 50 juta 10%Diatas Rp. 50 juta s/d Rp. 100 juta 15%Diatas Rp. 100 juta s/d Rp. 200 juta 25%Diatas Rp. 200 juta 35%

b. Untuk WP Badan dan BUT Lapisan Penghasilan Kena Pajak TarifSampai dengan Rp. 50 juta 10%Diatas Rp. 50 juta s/d Rp. 100 juta 15%Diatas Rp 100 juta 30%

26

Page 26: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

2. Tarif Degresif (Menurun)Adalah tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin kecil bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak semakin besar.Lapisan Penghasilan kena Pajak TarifSampai dengan Rp. 10 juta 30%Diatas Rp. 10 juta s/d 50 juta 25%Diatas Rp. 50 juta 15%

3. Tarif Proportional (Sebanding)Adalah tarif pemungutan pajak yang menggunakan persentase tetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Semakin besar jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak, akan semakin besar pula jumlah pajak yang terutang (yang harus dibayar). Tarif ini diterapkan dalam UU No. 18 Th 2000 (UU PPN) yang menggunakan tarif proporsional sebesar 10%.Jumlah Penjualan Tarif Besarnya PajakRp. 500.000,- 10% Rp. 50.000,-Rp. 1.000.000,- 10% Rp. 100.000,-Rp. 5.000.000,- 10% Rp. 500.000,-

4. Tarif TetapAdalah tarif pemungutan pajak yang besar nominalnya tetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Tarif ini diterapkan dalam UU No. 13 Th 1985 (UU Bea Materai).

5. Tarif AdvaloremAdalah suatu tarif dengan persentase tertentu yang dikenakan/diterapkan pada harga atau nilai suatu barang.

Misalnya : PT. KITA mengimpor barang jenis X sebanyak 1000 unit dengan harga perunit Rp. 100.000,-. Jika tarif Bea Masuk atas impor barang tersebut 10%, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah :Nilai Barang Impor = 1000 x Rp. 100.000,-= Rp. 100.000.000,-Tarif Bea Masuk 10%Bea Masuknya= 10%xRp. 100.000.000,-= Rp.10.000.000,-

6. Tarif SpesifikAdalah tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu jenis barang tertentu atas suatu satuan jenis barang tertentu.

Misalnya : PT. KITA mengimpor barang jenis X sebanyak 1000 unit dengan harga Rp. 100.000,-. Jika tarif Bea Masuk atas impor barang Rp. 100.000,- per unit, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar adalah :Jumlah Barang Impor = 1000 unitTarif Rp. 100.000,-, makaBea Masuk yang harus dibayar = Rp.100.000x1000 =Rp. 100.000.000,-

Tahapan Dalam Pajak1. Membuat NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda

27

Page 27: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan Hak dan Kewajiban perpajakannya.

Fungsi NPWP : a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP.b. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan

administrasi perpajakan.

NPWP terdiri dari 15 digit, 9 digit pertama merupakan kode wajib pajak, 6 digit berikutnya merupakan kode administrasi perpajakan.Contoh : 04.071.098.0.428.000

Cara memperoleh NPWP :- Mendaftarkan diri, pada KPP wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau

tempat kedudukan.- Secara Jabatan, apabila berdasarkan data yang diperoleh telah memenuhi

syarat untuk diberikan NPWP.

Penghapusan NPWP :- WP Pribadi meninggal dunia & tidak meninggalkan warisan.- WP Badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan UU yang berlaku.

Perpindahan WP :- Pindah tempat tinggal- Pindah tempat kedudukan- Pindah tempat kegiatan usaha- Perubahan status perusahaan.

2. Menentukan Stelsel yang akan digunakanDalam hal Wajib Pajak baru atau baru akan mengajukan NPWP, maka WP perlu menentukan stelsel yang akan digunakan dalam memperhitungkan waktu pengakuan penghasilan yang akan dijadikan dasar perhitungan pajak dan waktu angsuran yang akan dilakukan setiap bulannya maupun setiap tahunnya..

3. Menghitung sendiri utang pajaknya(Dengan menggunakan Self Assessment System)

Cara Menghitung Pajak

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Penghasilan Kena Pajak

Tarif pajak yang digunakan adalah tarif pajak progresif

Cara Menentukan Besarnya PKP :WP dalam negeri :1. Dengan Dasar Pembukuan (melalui siklus akuntansi)2. Dengan Dasar Pencatatan (mencatat peredaran bruto)

WP Luar Negeri : Sebesar Penghasilan bruto

Ad. 1. Dengan Dasar PembukuanWP BadanPKP = Penghasilan Sebagai Objek Pajak - Biaya

28

Page 28: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

WP PribadiPKP = Penghasilan Sebagai Objek Pajak – Biaya - PTKP

PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) :- Wajib Pajak = 240.000/bln atau 2.880.000/th- Kawin = 120.000/bln atau 1.440.000/th- Tanggungan = 360.000/bln atau 4.320.000/th (Rp. 120.000/Org Mak 3 org) Tanggungan : tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semendah dalam garis keturunan serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

Ad. 2. Dengan Dasar PencatatanBagi WP yang tidak melakukan pembukuan, tetapi hanya melakukan

pencatatan atas peredaran brutonya dalam menentukan penghasilan kena pajaknya boleh dengan menggunakan Norma Penghitungan.

Norma Penghitungan : Persentase yang telah ditetapkan oleh dirjen pajak sesuai dengan bidang usaha dan lokasi WP.

Contoh :Tuan Q-Ta di Jakarta status kawin dan mempunyai 3 org anak, bekerja sebagai seorang Dokter dengan penghasilan bruto setahun Rp. 30.000.000, besarnya persentase norma untuk dokter di Jakarta adalah 45%, maka penghasilan kena pajaknya sbb :

Peredaran Bruto = Rp. 30.000.000,-Penghasilan netto 45% x 30.000.000,- = Rp. 13.500.000,-PTKP (K3) = ( 8.640.000)

Penghasilan Kena Pajak = Rp. 4.860.000,-

PPh terutang = 5% X 4.860.000 = Rp.243.000,-

Penghasilan dari tahun pajakWP pribadi status kawin dengan 3 anak memperoleh penghasilan selama 3 bulan sebesar Rp. 10.000.000,-

Penghasilan Kena Pajak & utang Pajaknya sbb :Penghasilan netto 3 bulan = Rp. 10.000.000,-Penghasilan setahun360 x 10.000.000,- = Rp. 40.000.000,-3x30PTKP (K3) = (Rp. 8.640.000,-)

31.360.000,-

PPh Setahun 5% x 25.000.000,- = 1.250.000,- 10% x 6.360.000,- = 636.000,-

1.886.000,-PPh terutang dalam bagian tahun pajak (3 Bln)3 x 30 x 1.886.000,- = 471.000,- 360

29

Page 29: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

4. Menyetorkan utang pajakPembayaran pajak atau setoran pajak dibayar melalui kantor pos & Bank persepsi yang ditunjuk pemerintah dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) yang dapat diperoleh di KPP atau ditoko buku & dapat pula diperbanyak dengan difoto copy.

SSP terdiri dari 5 Rangkap1. Arsip WP2. Untuk KPP melalui KPKN3. U/ dilaporkan ke KPP4. U/ Bank persepsi/Kantor Pos5. Arsip WP wajib pungut atau pihak lain

Contoh Pengisian SSP :PT. Q-Ta dengan alamat Jl. Siliwangi No. 84 Bandung terdaftar pada KPP bandung Karees dengan NPWP 04.071.098.0.428.000. Penghasilan sebelum pajak th 2003 sebesar Rp. 840.000.000 dengan utang pajak Rp. 234.000, yang menjadi dasar angsuran untuk tahun 2004. Angsuran Januari 2004 sebesar Rp. 19.541.600 yang dibayar tgl 10 Februari 2004. Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran :

JENIS PAJAK TANGGAL PEMBAYARAN

PPh 21 Paling lambat tgl 10 bulan berikutnyaPPh 22 Impor Bersamaan dgn bea masuk/ saat penyelesaian dok

imporPPh 22 DJBC 1 hari setelah pemungutan pajak dilakukanPPh 22 Bendaharawan Pada hari yang sama dgn pelaksanaan pembayaranPPh 22 dari penyerahan oleh Pertamina

Sebelum SPPB ( Delivery Order) ditebus

PPh 22 yg dipungut oleh badan tertentu

Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya

PPh 23 & 26 Paling lambat tgl 10 bulan berikutnyaPPh 25 Paling lambat tgl 15 bulan berikutnyaPPN & PPn BM Paling lambat tgl 15 bulan berikutnyaPPN & PPn BM Impor Bersamaan dgn saat bea masuk/saat penyelesaian

dok impor PPN & PPn BM DJBC 1 hari setelah pemungutanPPN & PPn BM Bendaharawan

Tanggal 7 bulan berikutnya

Denda terhadap keterlambatan penyetoran sebesar 2% perbulan dari angsuran.

5. Melaporkan SPT Masa & SPT TahunanSelain berkewajiban bayar/setor, WP juga berkewajiban lapor. Karena pembayaran/penyetoran tidak secara otomatis dianggap lapor. Dalam hal pelaporan, WP menggunakan form pelaporan dengan menggunakan formulir SPT ( Surat Pemberitahuan).

SPT (Surat Pemberitahuan)

30

Page 30: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan undang-undang perpajakan.

Pengisian & Penyampaian SPT :1. WP Mengambil sendiri SPT2. WP Mengisi SPT3. WP Menanda tangani SPT4. WP Menyampaikan SPT ke KPP

SPT terdiri dari 2 jenis :1. SPT Tahunan

Disampaikan dalam suatu tahun pajak

2. SPT Masa Disampaikan dalam suatu masa pajak atau suatu saat

Tanggal Jatuh Tempo Pelaporan :JENIS PAJAK TANGGAL PEMBAYARAN YG

MENYAMPAIKAN SPT

PPh 21 20 hari setelah masa pajak berakhir Pemotong PPh 21PPh 22 Impor 14 hari setelah masa pajak berakhir Bea CukaiPPh 22 DJBC 7 hari setelah penyetoran berakhir DJBCPPh 22 Bendaharawan 14 hari BendaharawanPPh 22 dari penyerahan oleh Pertamina

20 hari setelah masa pajak berakhir Pihak yg melakukan penyerahan

PPh 22 yg dipungut oleh badan tertentu

20 hari setelah masa pajak berakhir Pihak yg melakukan penyerahan

PPh 23 20 hari setelah masa pajak berakhir Pemotong PPh 23PPh 25 20 hari setelah masa pajak berakhir WP yg mempunyai

NPWPPPh 26 20 hari setelah masa pajak berakhir Pemotong PPh 26PPN & PPn BM 20 hari setelah masa pajak berakhir PKPPPN & PPn BM DJBC 7 hari setelah penyetoran berakhir Bea CukaiPPN & PPn BM 20 hari setelah masa pajak berakhir Pemungut Pajak selain

bendaharawan

WP dapat mengajukan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan dengan mengajukan surat permohonan perpanjangan batas waktu penyampaian SPT Tahunan kepada Dirjen Pajak melalui KPP dengan disertai :1. Alasan Penundaan2. Perhitungan Sementara Pajak Yg terutang3. Bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak terutang menurut perhitungan

sementara Apabila terdapat kekurangan dari perhitungan yang sebenarnya dikenakan denda 2% perbulan. Adapun denda terhadap keterlambatan pelaporan untuk SPT masa Rp. 50.000, dan SPT Tahunan sebesar RP. 100.000,-

6. Menerima SKP (Surat Ketetapan Pajak) Jika adaJenis-jenis SKP :a. STP (Surat Tagihan Pajak)

31

Page 31: SISTEMATIKA MATA KULIAH PERPAJAKAN€¦ · Web viewSEJARAH PERPAJAKAN. RAKYAT RAJA/PENGUASA. UPETI (pemberian secara cuma-cuma), Berupa padi, ternak & hasil tanaman. Untuk Kepentingan

b. SKPKB ( Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)c. SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan)d. SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar)e. SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil)f. SPPT

7. Dilakukan Penagihan (lihat hal 21) a. Karena Kelalaian/Kealpaan

1. Ketidaktahuan (tidak tahu ketentuan)2. Kesalahan (salah hitung)3. Kesalahpahaman (salah menafsirkan ketentuan)4. Kealpaan ( alpa menyimpan buku/bukti)Yang perlu dilakukan yaitu melunasi uatang pajak atau banding & Keberatan.

b. Karena KesengajaanMerupakan tindak pidana pajak dan akan dilakukan penyidikan, penuntutan & putusan BPSP.

32