SISTEMATIKA-LANDSKAP

15
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis lansekap merupakan salah satu bagian dari geografi. Dimana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil seagai bentuk lahan (landform). Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan. Analisis lansekap mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu, untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahw aunit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir

description

hhhhh

Transcript of SISTEMATIKA-LANDSKAP

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangAnalisis lansekap merupakan salah satu bagian dari geografi. Dimana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil seagai bentuk lahan (landform). Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.Analisis lansekap mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu, untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahw aunit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia. Pengamatan dan identifikasi bentuk lahan seperti dilakukan langsung dilapangan dengan melakukan field trip atau dapat juga dilakukan dengan interpretasi foto udara atau dengan analisis citra satelit. Bentuk muka bumi yang kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan tersendiri terlebih lagi dalam pemanfaatannya. B.Tujuan PraktikumTujuan praktikum mata kuliah manajemen lansekap ini adalah : 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi satuan bentuk lahan melalui pendekatan medan. Mahasiswa mampu memprediksi kesesuaian penggunaan lahan saat ini.C. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum analisis lansekap ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Mei 2015. Bertempat di Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Grojogan SewuGrojogan sewumerupakan salah satu air terjun yang berada dijawa tengah. Terletak di kecamatantawangmangu, kabupatenkaranganyar, jawa tengah. Air terjun grojogan sewu terletak di lereng gunung lawu. Grojogan sewu terletak sekitar 27 km di sebelah timur kota karanganyar. Air terjun grojogan sewu merupakan bagian dari hutan wisata grojogan sewu. Grojogan sewu berarti air terjun seribu. Meski air terjun di sini tidak berjumlah seribu, tetapi ada beberapa titik air terjun yang dapat dinikmati di sini. Kata sewu atau seribu disini berasal dari seribu pecak, atau satuan jarak yang digunakan saat itu yang merupakan tinggi air terjun. Satu pecak sama dengan satu telapak kaki orang dewasa. Air terjun tertinggi yang ada tingginya sekitar 80 meter. Ada pula air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi pancurannya meluas dan membentuk cabang-cabang. Bila sedang musim hujan, sekeliling tebing akan dihujani air terjun, tetapi saat musim panas, banyak air terjun yang kering. Hutan wisata grojogan sewu memiliki luas 20 ha. Kawasan hutan ini banyak ditumbuhi berbagai jenis pohon hutan dan dihuni oleh sekelompok kera jinak (Anonim 2013).Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah dan batuan yang dilaluinya. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air semakinbesar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan) Lahanjuga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungaidan gesekan antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah ataubatuan di bawahnya dapat menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisanoleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkanterbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air terjun (Totok 2004).Satuan morfologi perbukitan bergelombang itu umumnya terdapat `pada bagian tengah yang memanjang dari barat dan timur, menempati sekitar 25% daerah penyelidikan yang terletak disekitar lereng kaki gunung yang terdiri dari endapan batuan sedimen dan sebagian terdiri dari endapan batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen yang mengalami proses metamorfisme. Batuan sedimen mengalami tekanan dan terjadi perubahan suhu yang meningkat tinggi sehingga membentuk batuan metamorf. Umumnya merupakan pemukiman penduduk dan hutan lindung, mempunyai rata rata ketinggian berkisar sampai 1000 meter diatas permukaan laut.

Berdasarkan struktur geologi daerah ini dijumpai beberapa macam jenis struktur diantaranya struktur primer yaitu ripple mark dan struktur sekunder yaitu antiklin, kekar dan sesar normal.a. Struktur primer yaitu Ripple mark ini terbentuk di lereng gunung dekat air terjun dimana struktur ini dipengaruhi oleh pengikisan dari arus air ataupun angin sehingga material material yang lemah akan ikatannya pada batuan terbawa sehingga menyebabkan cekungan yang ada pada struktur ini. b. Struktur sekunder pada daerah ini terdapat struktur sekunder yaitu antiklin, pada dasarnya struktur antiklin ini terbentuk pada daerah geologi yang berasal dari tabrakan lempeng antara 0lempeng benua dan lempeng benua sehingga membentuk sebuah gunung perlipatan, terdapat dua litologi pada daerah penyelidikan yaitu jenis litologi batu pasir dan batu lanau.Sesar normal merupakan salah satu penciri khusus adanya air terjun, pada daerah penelitian ini ditemukan penciri sesar turun tersebut dimana pada batuan tiba tiba saja terp otong akibat adanya gaya yang mempengaruhi kemudian di antara jarak sekitar 5 meter terdapat adanya arah aliran sungai yang mengarah kearah barat dengan debit air yang lambat Bentuk bentuk geometri yang terdapat pada kulit bumi yang terbentuk oleh pengaruh gaya-gaya endogen, baik berupa tekanan maupun tarikan. Para ahli geologi menyebutnya Struktur Geologi, yang dikenal dengan, Sesar, kekar, serta Lipatan (Anonim 2013).Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini bersifat relatif. Sesar mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar dapat mencapai ratusan kilometer panjangnya atau hanya beberapa sentimeter saja. Arah singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku. Sesar sebagai sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, dengan ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer. sesar terbagi menjadi 3 yaitu sesar mendatar, sesar naik dan sesar turun.1. Sesar Mendatar (Strike Slip Fault) adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Berdasarkan arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi menjadi jenis sesar, yaitu: a. Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan) b. sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri). Sesar Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan arah perputaran jarum jam sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah sesar yang arah pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam. Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau pergeseran sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip / oblique). Sedangkan bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang horisontal. 2. Sasar naik (Thrust Fault) adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya. Pada umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil dari 450. 3. Sesar turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan akibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang (isostasi). Sesar normal dapat terjadi dari kekar tension, release maupun kekar gerus.Kekar adalah retakan atau rekahan yang terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Secara umum, kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan atau rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Lipatan adalah suatu deformasi batuan yang berbentuk gelombang sinusoidal dimana gaya yang bekerja pada batuan tidak melampaui batas elastisitasnya, sehingga batuan tidak mengalami pensesaran. Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah bawah, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan kemiringan sayap-sayap suatu lipatan, maka lipatan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:1. Lipatan Simetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya memiliki sudut yang sama besarnya. 2. Lipatan Asimetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya tidak sama besar.3. Lipatan Rebah (Overturne fold / recumbent fold) adalah lipatan yang kedua sayapnya telah mengalami pembalikan arah kemiringan lapisan batuannya. (Noor dan Djauhari 2008).

III. HASILNama Bentuk LahanKarakteristik dan kualitas bentuk lahan

Relief / MorffologiProsesTipe BatuanTanahSituasi HidrologiVegetasi / Jenis penggunaan lahan.

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)

Air Terjun dan Lembah Relief terjal berbatu Kemiringan sangat miring Ketinggian air terjun 80 m Ketinggian Lokasi 1100 mdpl Bentuk lembah V Tajam Terbentuk karena proses pengikisan batuan karena pergerakan sesar, sehingga menyebabkan runtuhan (longsor) di ikuti pengikisan karena aliran sungai dengan debit tinggi, sehingga timbul ngarai yang berbentuk V. Tipe erosi runtuhan dan alur Tipe Banjir Degradasi Kedalaman banjir 120 300 cm Sisa aliran masa mengalir.

Batuan malihan (Metamorf).

Jenis tanah sekitar air terjun entisol, sedangkan wilayah puncak air terjun andosol. Batuan permukaan ada Drainase sangat cepat Permeabilitas Cepat Kelas Struktur remah.

Aliran air permukaan merupakan aliran tetap berupa sungai permukaan. Dengan tingkat kelembapan area tersebut sebesar 60% , lebih dari 60% pada beberapa titik. Ketinggian air terjun 80 M, kedalaman sungai air terjun < 2m. Tingkat fluktuasi 100cm Vegetasi rumput, beringin, cemara, pinus, dan jenis tanaman perdu, pohon, dan berbagai tanaman paku-pakuan. Penggunaan lahan sebagai arena ekowisata berupa pemandangan air terjun, flying fox, serta mini rafting. Konservasi tanah sekitar wilayah air terjun adalah pembangunan terasering.

IV. PEMBAHASAN

A. Pembahasan1. Air Terjun Grojogan SewuGrojogan sewumerupakan salah satu air terjun yang berada dijawa tengah. Terletak di kecamatan tawangmangu, kabupatenkaranganyar, jawa tengah. Air terjun grojogan sewu terletak di lereng gunung lawu. Grojogan sewu terletak sekitar 27 km di sebelah timur kota karanganyar. Air terjun grojogan sewu merupakan bagian dari hutan wisata grojogan sewu. Grojogan sewu berarti air terjun seribu. Meski air terjun di sini tidak berjumlah seribu, tetapi ada beberapa titik air terjun yang dapat dinikmati di sini. Kata sewu atau seribu disini berasal dari seribu pecak, atau satuan jarak yang digunakan saat itu yang merupakan tinggi air terjun. Satu pecak sama dengan satu telapak kaki orang dewasa. Air terjun tertinggi yang ada tingginya sekitar 80 meter. Ada pula air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi pancurannya meluas dan membentuk cabang-cabang. Bila sedang musim hujan, sekeliling tebing akan dihujani air terjun, tetapi saat musim panas, banyak air terjun yang kering. Hutan wisata grojogan sewu memiliki luas 20 ha. Kawasan hutan ini banyak ditumbuhi berbagai jenis pohon hutan dan dihuni oleh sekelompok kera jinak (Anonim 2013).Proses terbentuknya air terjun karena proses pengikisan batuan karena pergerakan sesar, sehingga menyebabkan runtuhan (longsor) di ikuti pengikisan karena aliran sungai dengan debit tinggi, sehingga timbul ngarai yang berbentuk V. Menurut Totok (2004), Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah dan batuan yang dilaluinya. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air semakinbesar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan) Lahanjuga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dan gesekan antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah atau batuan di bawahnya dapat menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air terjun (Totok 2004).Satuan morfologi perbukitan bergelombang itu umumnya terdapat `pada bagian tengah yang memanjang dari barat dan timur, menempati sekitar 25% daerah penyelidikan yang terletak disekitar lereng kaki gunung yang terdiri dari endapan batuan sedimen dan sebagian terdiri dari endapan batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen yang mengalami proses metamorfisme. Batuan sedimen mengalami tekanan dan terjadi perubahan suhu yang meningkat tinggi sehingga membentuk batuan metamorf. Umumnya merupakan pemukiman penduduk dan hutan lindung, mempunyai rata rata ketinggian berkisar sampai 1000 meter diatas permukaan laut.Area air tejun mempunyai tipe erosi berupa tipe runtuhan dan erosi alur, area dasar air tejun sering mengalami banjir dengan tipe banjir degradasi, dengan kedalaman banjir 120 300 cm, dengan sisa aliran masa mengalir. Jenis tanah sekitar air terjun entisol, sedangkan wilayah puncak air terjun andosol. Wilayah di sekitar dasar dan puncak air terjun terdapat dominasi batuan permukaan, dengan kondisi hidrologis lahan mempunyai drainase sangat cepat dan permeabilitas tinggi.Konservasi tanah sekitar wilayah air terjun adalah pembangunan terasering, dan penguatan tebing dengan penambahan batuan sungai.Area air terjun grojogan sewu mempunyai relief terjal berbatu, dengan kemiringan lahan sangat miring karena pada dasarnya untuk mencapai dasar air terjun kita harus menuruni jurang dengan bantuan anak tangga sejauh kurang lebih 500 meter (1500 anak tangga), Lokasi air terjun berada pada ketinggian 1100 mdpl, Bagian dasar air terjun berbentuk lembah V tajam, terdapat danau kecil dibawah air terjun yang terbentuk karena tekanan air yang sangat kuat yang jatuh dari puncak air terjun. Selain itu terdapat sungai kecil tempat air dari danau kecil tersebut mengalir. Aliran sungai kecil tersebut dimanfaatkan sebagai arena rafting (arung jeram mini). Vegetasi yang ada pada area tersebut adalah rumput, beringin, cemara, pinus, dan jenis tanaman perdu, pohon, dan berbagai tanaman paku-pakuan.Penggunaan lahan yang sebagian besar sebagai arena ekowisata berupa pemandangan air terjun, flying fox, serta mini rafting.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari analisis lansekap air terjun grojogan sewu adalah sebagai berikut :1. Grojogan sewumerupakan salah satu air terjun yang berada dijawa tengah. Terletak di kecamatan tawangmangu.2. Air terjun grojogan sewu tingginya sekitar 80 meter. 3. Proses terbentuknya air terjun karena proses pengikisan batuan karena pergerakan sesar, sehingga menyebabkan runtuhan (longsor) di ikuti pengikisan karena aliran sungai dengan debit tinggi, sehingga timbul ngarai yang berbentuk V.4. Jenis batuan pada area tersebut adalah batuan metamorf, Jenis tanah sekitar air terjun entisol, sedangkan wilayah puncak air terjun andosol.5. Area air tejun mempunyai tipe erosi berupa tipe runtuhan dan erosi alur, area dasar air tejun sering mengalami banjir dengan tipe banjir degradasi, dengan kedalaman banjir 120 300 cm, dengan sisa aliran masa mengalir.B. SaranSaran yang dapat diberikan dalam praktikum analisis lansekap ini adalah pemilihan lokasi yang berbeda- beda setiap tahunnya guna menambah wawasan mahasiswa mengenai lansekap yang ada di indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2013 Grojogan Sewu http://id.wikipedia.org/wiki/Grojogan_Sewu, diakses pada 8 Mei 2015.Anonym 2013, Analisis Air Terjun Serta Struktur Geologi, Kendari, Universitas Haluoleo.Noor dan Djauhari 2008, Pengantar Ilmu Geologi, Bogor : Universitas Pakuan.Totok G 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganexa Exact.

LAMPIRAN