Sistem Remunerasi

20
SISTEM REMUNERASI Pasal 1. Ketentuan Umum 1. Rumah Sakit adalah RSUD Kabupaten Konawe sebagai rumah sakit daerah PPK-BLUD Berkedudukan di Kota Unaaha Kabupaten Konawe propinsi Sulawesi Tenggara 2. Bupati adalah Bupati Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara 3. Badan Pengawas Rumah Sakit adalah Badan Pengawas pada RSUD Kabupaten Konawe 4. Direktur adalah direktur pada RSUD Kabupaten Konawe 5. Staf adalah pejabat struktural Esselon III b dan Esselon IV a pada RSUD Kabupaten Konawe . 6. Dokter adalah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi yang merupakan karyawan tetap atau dokter yang sudah di SK kan Direktur RSUD Kabupaten Konawe, kecuali dokter tamu (dokter Paruh Waktu). 7. Dokter tamu (dokter Paruh Waktu) adalah dokter spesialis yang bukan karyawan RSUD Kabupaten Konawe, tetapi diperkenankan merawat atau melakukan tindakan di RSUD Kabupaten Konawe 8. Karyawan adalah karyawan RSUD Kabupaten Konawe yang berstatus karyawan Rumah Sakit PPK-BLUD 9. Sistem Remunerasi adalah sistem yang mengatur pengupahan karyawan yang diberlakukan di lingkungan RSUD Kabupaten Konawe 10. POS remunerasi adalah pos penerima distribusi jasa pelayanan sebagai sumber dana insentif karyawan pada sistem remunerasi

description

sistem remunerasi

Transcript of Sistem Remunerasi

Page 1: Sistem Remunerasi

SISTEM REMUNERASI 

Pasal 1. 

Ketentuan Umum 

1. Rumah Sakit adalah RSUD Kabupaten Konawe sebagai rumah sakit

daerah PPK-BLUD Berkedudukan di Kota Unaaha Kabupaten Konawe

propinsi Sulawesi Tenggara

2. Bupati adalah Bupati Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara

3. Badan Pengawas Rumah Sakit adalah Badan Pengawas pada RSUD

Kabupaten Konawe

4. Direktur adalah direktur pada RSUD Kabupaten Konawe

5. Staf adalah pejabat struktural Esselon III b dan Esselon IV a pada

RSUD Kabupaten Konawe .

6. Dokter adalah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi yang

merupakan karyawan tetap atau dokter yang sudah di SK kan

Direktur RSUD Kabupaten Konawe, kecuali dokter tamu (dokter

Paruh Waktu).

7. Dokter tamu (dokter Paruh Waktu) adalah dokter spesialis yang

bukan karyawan RSUD Kabupaten Konawe, tetapi diperkenankan

merawat atau melakukan tindakan di RSUD Kabupaten Konawe

8. Karyawan adalah karyawan RSUD Kabupaten Konawe yang

berstatus karyawan Rumah Sakit PPK-BLUD

9. Sistem Remunerasi adalah sistem yang mengatur pengupahan

karyawan yang diberlakukan di lingkungan RSUD Kabupaten

Konawe

10. POS remunerasi adalah pos penerima distribusi jasa

pelayanan sebagai sumber dana insentif karyawan pada sistem

remunerasi

11. Gaji adalah upah dasar yang bersumber dari pemerintah bagi

pegawai negeri sipil.

Page 2: Sistem Remunerasi

12. Insentif adalah tambahan pendapatan bagi seluruh karyawan

rumah sakit yang dananya bersumber dari Pos Remunerasi rumah

sakit

13. Honorarium adalah upah yang dananya bersumber dari biaya

operasional rumah sakit

14. Merit adalah tambahan pendapatan bagi seluruh karyawan

yang dananya bersumber dari sisa hasil usaha dan atau dari biaya

operasional rumah sakit.

Pasal 2. 

Azas 

Sistem remunerasi berazaskan tiga hal yaitu : 

1. Proporsionalitas yang diukur dengan besarnya beban aset yang

dikelola dan besaran pendapatan

2. Kesetaraan yang memperhatikan industri pelayanan sejenis

3. Kepatutan yang melihat kemampuan rumah sakit dalam

memberikan upah kepada karyawan 

Pasal 3. 

Hak dan Kewajiban 

1. Manajemen Rumah Sakit berkewajiban menyediakan alokasi dana

untuk gaji karyawan RSUD Kabupaten Konawe yang dianggarkan

melalui Rencana Bisnis Anggaran pada anggaran PPK BLUD.

2. Setiap karyawan tetap (PNS) rumah sakit berhak mendapat upah

dasar atau gaji

Page 3: Sistem Remunerasi

3. Setiap karyawan yang menghasilkan jasa pelayanan, berkewajiban

memberikan kontribusi ke POS Remunerasi yang besaran

persentasenya ditentukan dalam sistem remunerasi.

4. Setiap karyawan yang memangku jabatan pada pusat pendapatan

atau revenue center berkewajiban untuk menyusun rencana bisnis

atau Business plan yang dilengkapi dengan sistem akuntabilitas.

5. Yang tergolong kepada kelompok pusat pendapatan atau revenue

center, sebagaimana tercantum pada ayat 4 Pasal 3 diatas adalah :

Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Rawat Jalan

Instalasi Rawat Inap

ICU/Ruang Perawatan Khusus

Instalasi Bedah Sentral

Instalasi Farmasi

Instalasi Radiologi

Instalasi Laboratorium

Instalasi Gizi

nstalasi Pemulasaraan Jenazah

Instalasi Pelayanan DarahInstalasi Rehabilitasi Medik (Fisiotherapi)

Diklat Pengembangan SDM

Ambulance

Instalasi/Unit lain yang menghasilkan jasa

6. Setiap karyawan yang memangku jabatan struktural atau pada cost center atau pada pusat pengeluaran berkewajiban menyusun rencana aksi strategis atau Strategic Action Plan yang dilengkapi dengan sistem akuntabilitas 7. Karyawan yang dimaksud pada ayat 6 Pasal 3 diatas adalah : a. Direktur b. Ketua Komite Medik c. Ketua Komite Keperawatan d. Ketua Komite Etik dan Hukum e. Ketua Komite Mutu f. Kepala Satuan Pemeriksaan Intern g. Kepala Tata Usaha atau Kepala Bidang h. Kepala Sub bidang atau Kepala Seksi dan Kepala ruangan i. Satuan Kerja atau Panitia dengan SK Direktur 

Page 4: Sistem Remunerasi

7.Dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi berkewajiban memberikan pelayanan yang optimal sesuai standar pelayanan minimal dan produktif 8. Setiap karyawan berhak mendapatkan gaji, insentif, honor atau merit, berlandaskan proporsionalitas, kesetaraan dan kepatutan yang besarannya diatur dalam sistem remunerasi 

Pasal 4. 

Pengertian Remunerasi 

1. Sistem Remunerasi adalah sistem pembagian atau distribusi upah

yang meliputi insentif, honor, merit atau bonus

2. Seluruh karyawan PNS rumah sakit berhak menerima gaji sesuai

dengan ketentuan Pemerintah

3. Insentif adalah jasa pelayanan yang tercantum didalam komponen

tarif rumah sakit

4. Insentif adalah penghargaan dari manajemen RSUD Kabupaten

Konawe atas dasar kinerja karyawan.

5. Pengaturan pembagian atau distribusi insentif berdasarkan sistem

indexing, yang tercantum dalam sistem remunerasi

6. Seluruh karyawan dapat menerima insentif sesuai dengan

kinerjanya dan berdasarkan total index perorangan yang dimiliki

Pasal 5 

Sumber Pembiayaan 

1. Gaji pegawai Rumah Sakit BLU bersumber pada Pemerintah

2. Sumber biaya sebagaimana tercantum dalam pasal 5 ayat 1, dari

pemerintah adalah untuk pegawai BLU pegawai negeri sipil (PNS).

Page 5: Sistem Remunerasi

3. Insentif pegawai Rumah Sakit BLU bersumber pada komponen jasa

pelayanan dan atau keuntungan lain Rumah Sakit.

4. Keuntungan apotik termasuk bagian keuntungan lain sebagaimana

tercantum dalam pasa 5 ayat 3 adalah sebesar maksimal 20% dan

masuk ke pos remunerasi

5. merit/bonus bersumber kepada keuntungan rumah sakit dan atau

biaya operasional rumah sakit.

6. Tunjangan bersumber kepada pemerintah dan atau biaya

operasional rumah sakit sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku. 

Pasal 6. 

Gaji 

1. Seluruh karyawan tetap (PNS) rumah sakit berhak menerima gaji

sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

2. Besaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasar kepada peraturan

dan perundang undangan yang berlaku.

3. Tunjangan Direktur, Pejabat Struktural dan Dewan pengawas yang

terdiri dari Ketua, sekretaris dan anggota, besarannya ditentukan

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 2006. 

Pasal 7. 

JASA PELAYANAN 

1. Jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif rumah sakit terdiri dari

jasa pelayanan/jasa operator/jasa lainnya.

Page 6: Sistem Remunerasi

2. Jasa Pelayanan terdiri dan jasa dokter, jasa keperawatan, jasa

kefarmasian, jasa paramedis non keperawatan dan jasa pelaksana

teknis rumah sakit

3. Jasa Pelayanan yang tercantum didalam komponen tarif bukanlah

insentif

4. Jasa Pelayanan terdiri dan Jasa Pelayanan Standar dan Non Standar.

5. Jasa pelayanan standar adalah jasa pelayanan pada kelas rawatan

kelas III

6. Jasa Pelayanan Non Standar terdiri dari pelayanan kelas II, kelas I

dan VIP

7. Pelayanan Non Standar adalah pelayanan terhadap pasien yang

dirawat di kelas rawat inap kelas II, kelas I, dan VIP serta tidak

memilih dokter.

8. Besaran jasa pelayanan dalam komponen tarif rumah sakit adalah

besaran Jasa yang telah diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA)

9. Selanjutnya jasa medis, jasa keperawatan, jasa kefarmasian, jasa

paramedis non keperawatan dan jasa tenaga teknis yang tercantum

didalam tarif RS, disebut sebagai Insentif setelah diatur sistem

distribusinya dalam sistem remunerasi

10. Insentif dokter adalah pendapatan individu yang dihasilkan

akibat pelayanan dokter dan bagian dari jasa pelayanan rumah sakit

yang tercantum dalam komponen tarif rumah sakit dan bersifat

inidividu, meliputi dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi.

11. Insentif keperawatan adalah pendapatan kelompok yang

dihasilkan akibat pelayanan keperawatan merupakan bagian dari

jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum dalam komponen tarif

rumah sakit dan bersifat kelompok. Meliputi pendapatan perawat

umum, perawat anestesi dan bidan.

12. Insentif kefarmasian adalah pendapatan kelompok farmasi

yang dihasilkan akibat pelayanan kefarmasian yang merupakan

bagian dari jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum dalam

komponen tarif penjualan obat dan bahan habis pakai Rumah Sakit,

Page 7: Sistem Remunerasi

bersifat kelompok. Meliputi Apoteker, Asisten apoteker dan

pelaksana farmasi.

13. Insentif paramedis non keperawatan adalah pendapatan

kelompok yang dihasilkan akibat pelayanan non keperawatan yang

merupakan bagian dari jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum

dalam komponen tarif rumah sakit. Meliputi jasa penata rontgent,

analis laboratorium, fisiotherapis, asisten apoteker/pelaksana

farmasi, penata gizi.

14. Insentif pelaksana teknis adalah pendapatan kelompok yang

dihasilkan akibat dan pelayanan tenaga pelaksana teknis non dokter

dan non paramedis yang merupakan bagian dan jasa pelayanan

rumah sakit dan tercantum dalam komponen tarif rumah sakit.

Meliputi sopir ambulance, pelaksana kamar jenazah.

15. Insentif terdiri dari Insentif langsung dari persentase jasa yang

dihasilkan dan sisanya merupakan kontribusi kedalam POS

Remunerasi yang selanjutnya didistribusikan keseluruh karyawan

yang selanjutnya disebut sebagai insentif tidak langsung.

Pasal 8. 

Proporsi Distribusi Jasa Dalam Tarif RS 

1. Proporsi Jasa pelayanan dalam komponen tarif rumah sakit berdasarkan ketentuan sebagai berikut: a. Proporsi jasa Pemeriksaan dokter dan perawat di Poliklinik Proporsi Insentif dokter di poliklinik adalah 80% dari total jasa Dokter Poliklinik, 20% adalah jasa pelayanan kelompok keperawatan poliklinik b. Proporsi jasa Tindakan dokter dan perawat di poliklinik Proporsi jasa dokter pada tindakan medis di poliklinik adalah 90% dari total jasa tindakan dokter, 10% adalah jasa pelayanan kelompok keperawatan di poliklinik c. Proporsi Jasa Visite dokter dan perawat pada ruangan perawatan Proporsi jasa dokter pada visite ruangan perawatan adalah 90% dari total jasa dokter yang tercantum dalam tarif, 10% adalah jasa pelayanan kelompok Perawat ruangan perawatan. d. Proporsi jasa pemeriksaan diagnostik antara dokter dan perawat Proporsi jasa dokter dalam pemeriksaan diagnostik adalah 90% dari jasa dokter, 10% adalah jasa keperawatan dan tenaga setara. e. Jasa Operasi/Pembedahan 

Page 8: Sistem Remunerasi

Jasa Operator adalah dari jasa pelayanan tindakan operasi sebesar 45% dari tariff operasi, dokter anestesi 15 % dari tarif pelayanan Operasi, perawat bedah 12,5% dari tarif operasi, Penata Anestesi 10% dari tariff operasi dan 17,5% dari tariff operasi untuk Operasional RS . f. Dokter spesialis pendamping operasi Dokter spesialis pendamping dalam operasi mendapat jasa yang besarannya 5% dari tarif Operasi yang diambil dari operasional rumah sakit diluar biaya tindakannya. 

2. Proporsi Pelayanan Penunjang Medik a. Jasa pelayanan pada instalasi Radiologi. Proporsi jasa pelayanan dokter radiologi adalah 60% dari total jasa dokter radiologi, 40% adalah jasa pelayanan kelompok penata radiologi. b. Jasa Pelayanan pada Laboratorium Klinik Proporsi dokter laboratorium Klinik adalah 30% dari total jasa dokter Laboratorium Klinik, 70% adalah jasa pelayanan kelompok analis laboratorium klinik. c. Jasa Pelayanan Pada Rehabilitasi Medik Proporsi jasa pelayanan dokter Rehabilitasi Medik adalah 30% dari total jasa dokter Rehabilitasi Medik, 70% adalah jasa fisioterapis dan karyawan lainnya pada kelompok tersebut. d. Jasa Pelayanan Farmasi Ditetapkan 20% dari omset penjualan apotik, Proporsi Apoteker adalah 45% dari total jasa pelayanan farmasi, 55% adalah jasa pelayanan asisten apoteker serta kelompok karyawan di lingkungan instalasi farmasi e. Jasa Pelayanan Gizi Proporsi jasa pelayanan ahli gizi adalah 50% dari total jasa ahli konsultasi gizi, 50% adalah jasa pelayanan kelompok karyawan gizi. f. Jasa Pelayanan Forensik Proporsi jasa Pelayanan dokter forensik adalah 80% dari total jasa dokter forensik yang tercantum dalam tarif rumah sakit, 20% adalah jasa Pelayanan tenaga lain pada lingkungan forensik. 

Pasal 9. 

Insentif Direksi 

1. Insentif direktur 5% dari total jasa pelayanan rumah sakit 2. Insentif staf (pejabat Esselon III b dan Esselon IV a) 5% dari total jasa pelayanan rumah sakit 

Page 9: Sistem Remunerasi

Pasal 10 

Insentif Langsung Pelayanan 

1. Insentif Langsung Pelayanan adalah insentif yang timbul dari pelayanan langsung terhadap pasien yang datang ke rumah sakit dan tidak memilih dokter dan berlaku untuk semua kelas perawatan. Jasa pelayanan yang timbul akibat pelayanan merupakan jasa pelayanan langsung. 2. Setiap penghasil jasa pelayanan berhak mendapatkan insentif langsung dari jasa pelayanan yang dihasilkannya, sisanya masuk kedalam POS remunerasi rumah sakit dengan pembagian menurut pola indexing. b. Dokter berhak mendapat insentif langsung dengan porsi 70% dari jasa pelayanan dokter yang tercantum dalam komponen tarif rumah sakit dan menjadi penghasilan individu dokter yang bersangkutan, 20% sisanya masuk kedalam POS Remunerasi, 10% insentif direksi . c. Kelompok non dokter berhak mendapat insentif langsung kelompok sebesar 50% dari jasa pelayanan yang tercantum dalam komponen tarif rumah sakit, termasuk di dalamnya tenaga fungsional lain yang terlibat atau berkontribusi langsung dalam unit kerja yang bersangkutan dengan distribusi berdasarkan indeks yang telah ditetapkan dalam sistem remunerasi 40% sisanya masuk ke dalam POS Remunerasi. 10% insentif direksi. 

Pasal 11. 

INSENTIF TIDAK LANGSUNG 

1. Dana dalam POS Remunerasi merupakan kontribusi dari setiap

penghasil jasa yang berada pada revenue center rumah sakit, dari

komponen jasa dan keuntungan apotik rumah sakit

2. Distribusi berdasarkan scoring yang ditentukan dengan perhitungan

indexing yang ditetapkan dalam sistem remunerasi

3. Seluruh karyawan dapat menerima insentif tidak langsung sesuai

dengan besaran total score individu karyawan yang bersangkutan

dengan rumus INSENTIF = ( Score individu : Total Score RS) X Total

Dana POS Remunerasi.

4. Insentif tidak langsung dikaitkan dengan sistem akuntabilitas kinerja

karyawan.

Page 10: Sistem Remunerasi

5. Jika karyawan mencapai kinerja 100% sesuai dengan

target/standard maka karyawan yang bersangkutan mendapat

insentif 100% sesuai dengan nilai total index perorangan.

6. Jika karyawan hanya memiliki kinerja 80% maka insentif karyawan

yang bersangkutan adalah 80% dikali insentif yang seharusnya

diterima

Pasal 12. 

MERIT/ BONUS, TUNJANGAN 

1. Merit/ Bonus adalah penghargaan dari rumah sakit atau pemilik

rumah sakit atas dasar prestasi kinerja karyawan.

2. Dana Merit/ Bonus berasal dari sisa hasil usaha rumah sakit atau

berasal dari penghargaan Pemerintah yang ditentukan oleh Direktur

3. Merit/ Bonus bisa dalam bentuk Tunjangan Hari Raya, Bonus atau

penghargaan lain dalam bentuk reward

4. Reward dapat diberikan kepada karyawan yang berprestasi

5. Tunjangan berdasarkan ketentuan yang berlaku di lingkungan

pemerintah daerah.

Pasal 13. 

DISTRIBUSI INSENTIF 

1. Falsafah dasar insentif adalah motivasi kerja berdasarkan fee for

performance.

Page 11: Sistem Remunerasi

2. Insentif langsung maupun tidak langsung dibayarkan pada bulan

berikutnya paling lambat pada setiap tanggal 10, setelah pelayanan

dalam bulan berjalan selesai.

3. Score individu dihitung oleh atasan yang bersangkutan dan

perhitungan total score individu yang menjadi score rumah sakit

ditetapkan oleh Kepala Pendidikan Dan Pelatihan Pengembangan

SDM

4. Besaran Insentif langsung maupun tidak langsung bagi setiap

karyawan bisa berbeda setiap bulan bergantung kepada besar

kecilnya POS Remunerasi dan kinerja yang bersangkutan

5. Yang berwenang membayarkan insentif adalah bendahara rumah

sakit

6. Score individu bisa berubah setiap bulan bergantung kepada

perubahan basic index, perubahan pendidikan, perubahan posisi/

jabatan dan kinerja.

7. Insentif langsung hanya berlaku kepada karyawan yang

menghasilkan jasa.

8. Karyawan bukan penghasil jasa hanya mendapat insentif tidak

langsung.

Pasal 14. 

INDEXING 

1. Indexing adalah teknik untuk rnenentukan besaran score individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya 2. Indexing berdasarkan a. Basic index atau index dasar untuk penghargaan sebagai insentif dasar bagi seluruh karyawan yang standarnya sama dengan 20 (dua puluh) nilai index, bagi karyawan baru Rumah Sakit basic index diberikan setelah 3 (tiga) bulan bertugas aktif di RS. 

b. Kualifikasi/capacity index adalah untuk memberikan penghargaan nilai kualifikasi/capacity berdasarkan pendidikan karyawan atau keterampilan yang bersertifikat dengan ketentuan sebagai berikut: 

Page 12: Sistem Remunerasi

SD = 1

SMP = 2

SMA/SMU = 3

Dl = 4

D3 = 5

S l / D4 = 6

Dokter Umum/Dokter Gigi/ Apoteker/ NERS = 7

S 2 / Dokter Spesialis = 8

S3 / Subspesialis = 9

Konsulen / Guru Besar (Profesor) = 10

Tingkat pendidikan atau keterampilan yang tidak sesuai dengan posisi kerja karyawan tidak diakui dalam sistem ini. Misal: seorang sarjana keperawatan bekerja sebagai kepala Tata Usaha maka kesarjanaannya tidak berlaku. Kursus/ pelatihan bersertifikat (minimal 24 jam)sesuai dengan posisi kerja karyawan, diberi penghargaan dengan tambahan nilai 1 (satu) dan hanya berlaku 1 (satu) tahun atau sesuai dengan masa berlaku sertifikat. 

c. Risk Index adalah nilai untuk resiko yang diterima karyawan akibat pekerjaannya. Nilai resiko terbagi menjadi 4 grade yaitu - Resiko grade I dengan nilai index 1 adalah kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat fisik apabila karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap dan standar (SOP). - Resiko grade II dengan nilai index 2 adalah kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat kimiawi apabila karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap dan standar (SOP). - Resiko grade III dengan nilai index 4 adalah kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat radiasi walaupun karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap dan standar (SOP). - Resiko grade IV dengan nilai index 6 kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat infeksius walaupun karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap. Masing-masing bagian mempunyai pengelompokkan / daftar dari jenis pekerjaan sesuai dengan gradenya. 

d. Emergency index adalah penilaian terhadap beban emergency yang harus disegerakan. Tingkat Emergency menunjukkan kesiapsedia atau keharusan selalu ada dan tanggap yang Terdiri dari 4 (empat) grade yaitu grade I dengan nilai 1 (60% - 70%), grade II dengan nilai index 2 (71% – 80%),dan grade III dengan nilai index 4 (81% - 90%) dan grade IV dengan nilai index 6 ((91% - 100%). Misalnya : 

Page 13: Sistem Remunerasi

Karyawan shift malam > 8 X : grade IV Karyawan shif malam minimal 8x : grade III Karyawan shif malam minimal 5x : grade II Karyawan shif malam minimal 2x : grade I Atau Karyawan shift sore > 15x : grade IV Karyawan shift sore minimal 15x : grade III Karyawan shift sore minimal 10x : grade II Karyawan shift sore minimal 5x : grade I Atau Seorang karyawan yang bekerja di suatu bagian yang berkaitan langsung dengan pasien yang selama bulan berjalan dipanggil di luar jam dinas Lebih dari 8X : grade IV Minimal 8x : grade III Minimal 5x : grade II Minimal 2x : grade I 

e. Position index adalah untuk menilai beban jabatan yang disandang karyawan yang bersangkutan. Dengan ketentuan kelompok jabatan sebagai berikut : 

No Kelompok Jabatan Index

1 Kepala ruangan, Kepala Sub

bagian, kepala seksi,

koordinator, ketua panitia

2

2 Kepala Instalasi, kepala

Bidang,anggota Dewan

Pengawas

4

3 Ketua Komite Medik, Ketua

Komite Keperawatan, Ketua

Komite Etik dan Hukum,

Ketua Komite Mutu Ketua

SPI, Ketua Dewan Pengawas

6

f. Performance index untuk mengukur hasil / pencapaian kerja dari karyawan. Kinerja dikaitkan dengan sistem akuntabilitas kinerja (sistem manajemen kinerja/ PMS). Nilai index kinerja adalah dua kali basic index Penilaian index kinerja berdasarkan : Penilaian pejabat di rumah sakit adalah terhadap pencapaian target/standar yang telah ditentukan dalam rencana kinerja individu. g. Setelah dilakukan indexing maka dilakukan Rating yaitu : 1. Basic Index = Rate 1 

Page 14: Sistem Remunerasi

2. Kualifikasi index = Rate 3 3. Risk Index = Rate 3 4. Emergency Index = Rate 3 5. Position Index = Rate 3 6. Performance index = Rate 4 

h. Score adalah nilai individu yang merupakan pengkalian dari index terhadap rating atau bobot (rating) 

i. Total score individu adalah penjumlahan dari score basic, kualifikasi/ capacity, Risk, Emergency, Position dan Performance. 

j. Total score individu seluruh karyawan dijumlahkan menjadi Total Score RS 

Pasal 15. 

Format Indexing 

N

o

Objek Inde

x

Ratin

g

Scor

e

1 Basic Index

Index Dasar sebagai dasar insentif

Tenaga baru dihitung setelah 3

(tiga)bulan aktif bekerja

20 1 20

2Kualifikasi/ Capacity Index 

SD 

SMP 

SMA/SMU 

D1 

D3 

S1 / D4 

Dokter Umum/ Dokter Gigi/ Apoteker/Ners 

1

2

3

4

3

Page 15: Sistem Remunerasi

S2 / Dokter Spesialis 

S3 / Dokter Subspesialis 

Profesor / Konsulen

5

6

7

8

9

10

3 Risk Index

a. Grade I

b. Grade II

c. Grade III

d. Grade IV

1

2

4

6

3

4 Emergency Index

a. Grade I

b. Grade II

c. Grade III

d. Grade IV

1

2

4

6

3

5 Position Index

a. Staf

b. Kepala ruangan, Kasie, Ketua Panitia

c. Kepala Instalasi, Kabid

d. Direktur, Ketua Komite Medik, Badan

Pengawas

1

2

4

6

3

Page 16: Sistem Remunerasi

6 Performance Index

Pejabat berdasarkan capaian indikator,

Standard dan target dalam Business

Plan atau SAP

Tenaga teknis berdasarkan penilaian

kinerja sesuai Sistem Manajemen

Kinerja

2 x

Basic

Index

4

TOTAL SCORE INDIVIDU

Pasal 16. 

KRITERIA PENILAIAN KINERJA 

1. Karyawan yang memegang jabatan atau memangku jabatan pada

pusat pendapatan atau Revenue Center diwajibkan menyusun

rencana Bisnis atau Business plan unit, yang dilengkapi sistem

akuntabilitas

2. Penilaian kinerja pejabat revenue center sebagaimana yang

tercantum dalam nomor 1 diatas berdasarkan indikator kinerja,

target dan atau standard yang telah tercantum dalam Rencana

bisnis

3. Kepala Instalasi dan Kepala Departemen yang menduduki jabatan

pada pusat pengeluaran atau struktural atau cost center diwajibkan

menyusun Rencana Aksi Strategis atau Strategic Action Plan, yang

dilengkapi sistem akuntabilitas.

4. Penilaian kinerja pejabat pada cost center sebagaimana tercantum

dalam nomor 3 diatas, berdasarkan indikator kinerja, standar dan

atau target yang telah tercantum dalam Strategic Action plan

5. Penilaian karyawan yang tidak memangku jabatan tertentu atau

tenaga teknis fungsional penilaian dilakukan oleh atasan yang

bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam sistem

manajemen kinerja (PMS)

Page 17: Sistem Remunerasi

Pasal 17 

Lain lain 

1. Besaran jasa pelayanan dokter/dokter gigi. Keperawatan. Tindakan,

operator dan tenaga teknis ditetapkan dalam peraturan tarif rumah

sakit.

2. Keuntungan apotik ditetapkan 25% dari harga pembelian, dengan

pembagian 20% masuk ke pendapatan rumah sakit, 37,5% jasa

pelayanan apotik, 20% masuk Pos remunerasi, 10% Direksi dan

12,5% untuk tenaga medis (penulis resep).

Pasal 18 

Sanksi 

1. Karyawan rumah sakit yang memangku jabatan berkinerja buruk

selama 6 (enam) bulan berturut-turut, dapat diberhentikan dari

jabatannya.

2. Karyawan rumah sakit yang berkinerja buruk selama 3 (tiga) bulan

berturut-turut dipertimbangkan untuk diberhentikan sebagai

karyawan RS, sesuai dengan ketentuan dan ketetapan yang berlaku

dilingkungan rumah sakit dan Pemerintah Daerah.

3. Setiap karyawan yang tidak melaksanakan tugasnya tanpa alasan

selama 6 (enam) hari kerja, maka secara otomatis tidak

mendapatkan jasa tersebut.

4. Jika pada nomor 3 diatas karyawan tersebut digantikan oleh

karyawan yang setara, maka jasa medik adalah hak karyawan

Page 18: Sistem Remunerasi

pengganti, atau insentif langsung adalah hak dari karyawan

pengganti.

Pasal 19 

Penutup 

1. Perubahan sistem harus berdasarkan komitmen pegawai BLU.

2. Sistem remunerasi merupakan acuan yang ditetapkan berdasarkan

keputusan Bupati Konawe berdasarkan ajuan dari Direktur Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe.