SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB...

78
SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI GANGGUAN TIDAK SEIMBANG DAN TEMPERATUR LEBIH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER (SKRIPSI) Oleh Didit Very Kuswoyo FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI GANGGUAN TIDAK SEIMBANG DAN TEMPERATUR LEBIH MENGGUNAKAN

MIKROKONTROLLER

(SKRIPSI)

Oleh

Didit Very Kuswoyo

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016

Page 2: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

ABSTRAK

SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA DARI GANGGUAN

TIDAK SEIMBANG DAN TEMPERATUR LEBIH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

Oleh

DIDIT VERY KUSWOYO

Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling sering digunakan pada proses produksi di industri. Hal ini dikarenakan motor induksi memiliki beberapakontruksi peralatan yang sederhana danbiaya perawatannya yang relatif rendah.Motor induksi tiga fasa merupakan peralatan yang sering bekerja dalam waktu yang lama, gangguan yang sering timbul pada motor induksi yaitu gangguan ketidakseimbangan dan temperatur lebih. Ketidakseimbangan beban dapat mengakibatkan temperatur belitan naik.Temperatur lebih ini dapat mengakibatkan kebakaran pada isolasi belitan yang selanjutnya mengakibatkan kegagalan operasi motor induksi.Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem peralatan proteksi untuk mengatasi kegagalan motor induksi saat bekerja.

Penelitian tugas akhir ini merancang dan membuat alat proteksi dari gangguan tidak seimbang dan temperatur lebih dengan menggunakan mikrokontroler.Sensor arus dan sensor temperatur digunakan sebagai data masukan ke mikrokontroler.Mikrokontroler akan bekerja bila persentase ketidakseimbangan arus setiap fasa dan temperatur motor induksi melebihi melebihi batas yang telah diset.

Pengujian dilakukan dengan mengatur beban setiap fasa pada sisi stator atau memutus salah satu fasa dan mengukur temperatur dari motor induksi.Batas temperatur operasi yang diset adalah 450C dan batas persentase ketidakseimbangan arus adalah 20%.Hasil pengujian menunjukkan bahwa peralatan proteksi yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan memutus suplai motor induksi bila temperatur motor induksi dan keseimbangan arus beban melebihi nilai batas yang telah ditentukan.

Kata kunci: Sistem Proteksi, Motor Induksi Tiga Fasa,Gangguan Tidak Seimbang, Temperatur, Mikrokontroler.

Page 3: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

ABSTRACT

PROTECTION SYSTEM OF THREE-PHASE INDUCTION MOTORFROM

UNBALANCED FAULT AND OVERTEMPERATUR USING MICROCONTROLLER

By

DIDIT VERY KUSWOYO

Three phase induction motor is a motor type most often used in the

production process in the industry. This is because the induction motor has some simple equipment construction and maintenance costs are relatively low. Three-phase induction motor is the equipment that often work for a long time, a disorder that often arise in induction motors that imbalance fault and temperatures. Load imbalance can result in winding temperature rise. These temperatures can result in a fire on the winding insulation which subsequently resulted in the failure of induction motor operation. Therefore, it needs a system of protective equipment to cope the failure of the induction motor while working.

This final project aim is to design and make protection toolsfrom unbalanced fault and over temperature by using a microcontroller. A current sensor and a temperature sensor are used as input data to the microcontroller. Microcontroller will work when the percentage of current imbalance of each phase and the induction motor temperature exceeds beyond the limits that have been set. Testing is performed by adjusting the load of each phase on the stator or breaks one phase and measuring the temperature of the induction motor. Limit operating temperature is 450C and the setting of percentage threshold current imbalance is 20%. The test results showed that the protective devices are made to work properly and cut-off supplies of an induction motor when the temperature of the induction motor and balance the load current exceeds a predetermined limit value. Keywords: Protection System, Three-Phase Induction Motors, Unbalanced Fault,

Temperature, Microcontroller

Page 4: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI GANGGUAN TIDAK SEIMBANG DAN TEMPERATUR LEBIH MENGGUNAKAN

MIKROKONTROLLER

Oleh

DIDIT VERY KUSWOYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

pada

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2016

Page 5: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Page 6: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Page 7: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Page 8: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mexico Sintang Kalimantan Barat,

pada tanggal 10 Desember 1986. Penulis merupakan anak

keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak

Daryono dan Ibu Hendro Yani. Riwayat pendidikan formal

penulis pertama kali mengenyam pendidikan di TK Pertiwi

Way Jepara Lampung Timur, dari tahun 1992 - 1993.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan dasar di SDN 3 Beraja Sakti Way Jepara,

diselesaikan pada tahun 1999. SLTPN 1 Way Jepara diselesaikan pada tahun 2002.

dan SMA Teladan Way Jepara diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2005,

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Lampung melalui jalur Non Regular 2005. Pada tahun 2009 penulis

melakukan kerja praktik (KP) pada Tanggal 1 Juli 2009 - 1 Agustus 2009 di PT.

Garudafood Putra Putri Jaya (GPPJ) yang bergerak dalam usaha pengemasan

makanan ringan (snack) dan minuman, Kabupaten Lampung Selatan, dalam jangka

waktu 1 bulan. Penulis menyelesaikan kerja parakteknya dengan menulis laporan

yang membahas tentang “Sistem Start Motor Pada Penyulingan Minyak PT.

Garudafood Putra Putri Jaya (PT. GPPJ)”

Page 9: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Motto

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri” -Al Quran, Surat Ar Ra’d : 11-

“Man jadda wajada”

Siapa bersungguh sungguh pasti berhasil

“Man shabara zhafira” Siapa yang bersabar pasti beruntung

“Man sara ala darbi washala” Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan

"Janganlah Memandang Orang Dari Sebelah Mata Karna kita Tidak Tau Kemampuan Orang Tersebut"

“Do not put off doing a job because nobody knows whether we can meet tomorrow or not”

“jangan menunda – nunda untuk melakukan suatu pekerjaan karena tidak ada yang tahu apakah kita dapat bertemu hari esok atau tidak”

“Every action has a reaction, every act has a consequence, and every kindness has kind reward"

“Setiap aksi memiliki, reaksi setiap perbuatan memiliki konsekuensi dan setiap kebaikan memiliki suatu balasan yang baik”

Page 10: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Kupersembahkan Skripsi ini Kepada Ayah dan Ibu Tercinta:

Daryono dan Hendro Yani Sembah dan baktiku haturkan atas jerih payah dan kasih

sayang yang telah mendidik, membekali dan memperjuangkan sampai akhir perjuangan studi ku.

Serta keluarga besarku ,Ketiga kakakku (Nanik Varida, Agus Andi Lala, dan Rikho Yayan Bhastiyan) Mbah Kakung

(Alm) dan Mbah Putri yang telah memberikan dukungan , serta orang special dalam hati, sahabat, rekan seperjuangan dan

orang-orang terdekat……………………AMIN

Page 11: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

SANWACANA

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas nikmat kesehatan dan kesempatan

yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

tugas akhir ini. Sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi umat manusia. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Sistem Proteksi Motor Induksi 3

Fasa Dari Gangguan Tidak Seimbang Dan Temperatur Lebih

Menggunakan Mikrokontroller” merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr, Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P, Selaku Selaku Rektor

Universitas Lampung;

2. Bapak Prof. Suharno, M.Sc. Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Ing Ardian Ulvan, S.T., M.Sc, Selaku Ketua Jurusan Teknik

Elektro Universitas Lampung;

Page 12: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

4. Bapak Dr. Herman H Sinaga. Selaku sekretaris jurusan teknik elektro

Universitas Lampung;

5. Bapak Osea Zebua, S.T.,M.T. selaku pembimbing utama sekaligus

pembimbing akademik penulis, yang selalu memberikan bimbingan, arahan,

dan pandangan hidup kepada penulis disetiap kesempatan dengan baik dan

ramah;

6. Noer Soerdjawanto, M.T. selaku Pembimbing Pendamping atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan

dukungan yang tiada henti dalam proses penyelesaian tugas akhir ini;

7. Dr. Eng. Endah Komalasari, S.T.,M.T selaku Penguji Utama tugas akhir.

Terima kasih atas saran dan kritik dalam tugas akhir ini;

8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung atas ilmu yang

telah diajarkan selama ini;

9. Mbak Ning dan jajaran staf administrasi Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lampung.

10. Bapak, Ibu, Kakak-kakak ku Nanik Farida, Agus Andi Lalla, Rikho Yayan

Bhastiyan dan segenap keluarga besarku tercinta yang telah melimpahkan

banyak kasih sayang, kesabaran, semangat, serta doa yang telah diberikan.

11. Seluruh Teknisi dan penghuni Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

Universitas Lampung.

12. Teman – teman Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung: Frenki PS,

Amri Mustaqqin Marda, Reza A, Yudi Setiawan, Jati Untoro, Ahmad

Farizal, Saparuddin, Harry Dwi Saputra, Anton Saputra, Antonian S,

Panggih H, Hengki D, I Putu, Sudjarot, Insan Hakim, Jemi Anggara, Pak

Page 13: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Didik, Ade Hardeto, Joko, Angga Hidson, Asido, Dayat, Irawan Beny,

Muhlisin, Novan, Rizky DS, Singgih, Surya, Adi Kurniawan, Dedi I, Dedi

EK, Rahman, Indra, dan lain-lain atas segala dukungan, motivasi dan selalu

menemani penulis dalam suka maupun duka. Semoga kebersamaan ini tetap

terjaga selamanya

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan

dukungannya.

Semoga kebaikan, kemurahan hati dan bantuan yang telah diberikan semua pihak

mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT dan semoga hari-hari kita selalu

indah dan menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis

harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya, semoga skripsi ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 08 Juni 2016 Penulis,

DIDIT VERY KUSWOYO

Page 14: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

DAFTAR TABEL ...................................................................................

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1 1.2. Tujuan Penelitian ................................................................. 2 1.2. Manfaat Penelitian ............................................................... 2 1.4. Rumusan Masalah ............................................................... 3 1.5. Batasan Masalah .................................................................. 3 1.6. Hipotesis Awal .................................................................... 4 1.7. Sistematika Penulisan .......................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6 2.1. Motor induksi 3 fasa ............................................................ 6

1. Keuntungan motor induksi 3 fasa ..................................... 7 2. Kerugian motor induksi 3 fasa……………………………. 7

2.2. Konstruksi motor induksi 3 fasa .......................................... 7 2.3. Jenis motor induksi 3 fasa dari segi rotor…………………… 8 2.4. Motor induksi 3 fasa rotor sangkar tupai .............................. 9 2.5. Motor induksi 3 fasa rotor belitan…………………………. . 10 2.6. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa ........................................ 11 2.7. Efisiensi .............................................................................. 16 2.8. Ketidakseimbangan Beban…………………………………., 17 2.9. Analisis Ketidakseimbangan Beban……………………….... 23 2.10. Kontaktor magnit………………………………………….. 25 2.11. Arduino Uno …………………………………………...... 26

1. Pin Masukan Dan Keluaran Arduino Uno ............. ……… 27 2. Sumber Daya Dan Pin Tegangan Arduino Uno…………. 29 3. Bahasa Pemrograman Arduino......................................... 30

Page 15: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

4. Fungsi Masukan Dan Keluaran Digital ............................ 30 2.11.1. LCD (Liquid Crystal Display). .................................... 33 2.12. Relay. ................................................................................ 32 2.13. Persyaratan Kualitas System Proteksi…………………. 34 2.14. ACS712 (Allegro Current Transformer)…………………… 36 2.15. Transformator (Trafo)………………………………………. 38 2.16. Prinsip Kerja Transformator………………………………... 39 2.17. Kapasitor……………………………………………………. 40 2.18. Transistor…………………………………………………… 42 1. Jenis Transistor……………………………………………. 43 2. BJT (Bipolar Junction Transistor)………………………… 44

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 46

3.1. Waktu dan Tempat .............................................................. 46 3.2. Alat dan Bahan .................................................................... 46 3.3. Metode penelitian……………………………………………. 47 3.4. Prosedur Kerja ..................................................................... 48 1. Studi Literatur ..................................................................... 48

3.5. Penentuan SpesifikasiRancangan ......................................... 51 3.6. Perancangan Perangkat keras ............................................... 51 1. Power Supply………………………………………………… 51 2. Rangkaian Aktuator…………………………………………. 52 3. Rangkaian Sensor Suhu……………………………………… 53 4. Rangkaian Sensor Arus……………………………………… 55 5. Motor Induksi 3 Fasa………………………………………… 56 6. Perancangan perangkat Lunak ............................................. 56

7. PembuatanAlat ..................................................................... 56 8. PengujianAlat ...................................................................... 57 9. Diagram alir penelitian……………………………………… 58 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………. 59

A. Hasil Rancangan Alat………………………………………. 59 1. Pengujian hardware……………………………………... 59 2. Elektrik Hardware Kontrol……………………………… 61 3. Rangkaian Catu Daya…………………………………… 62 4. Pengujian sensor suhuLM35..…………………………… 65 5. Pengujian Sensor Arus………………………………….. 68 6. Pengujian Pemicu Relay………………………………… 69 7. Pengujian Keseluruhan Alat…………………………….. 73

V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. 78 5.1. Simpulan………………………………………………………… 78 5.2. Saran……………………………………………………………. 78 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Hasil Pengukuran Catu Daya………………………………………… 63

4.2. Pengukuran Sensor Suhu……………………………………………. 65

4.3. Pengukuran Relay Dan Tegangan Basis Transistor………………….. 70

4.4. Data Hasil Kalibrasi Pengukuran Ketidakseimbangan Pada R,S,T...... 73

4.5. Data Disaat Motor Trip/Off Dalam Ketidakseimbangan R,S,T…..…. 74

4.6. Data Pengujian Keseluruhan Disaat Normal R,S,T…..……………… 74

4.7. Data Pengujian Disaat R Tidak Dinyalakan………………………… 75

4.8. Datapengujian Disaat S Tidak Dinyalakan………………………… 76

4.9 Data Pengujian Disaat T Tidak Dinyalakan………………………… 77

Page 17: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Konstruksi Motor Induksi ............................................................... 7

2.2. Komponen Stator Motor Induksi Tiga Phasa ................................... 8

2.3. Rotor Jenis Sangkar Dan Bagian-Bagian Rotor Sangkar ................. 9

2.4. Motor Induksi Dengan Rotor Sangkar ............................................. 10

2.5. Skematik Diagram Motor Induksi Rotor Belitan ............................ 11

2.6. Konstruksi Motor Tiga Fasa Rotor Belitan ...................................... 11

2.7. Penampang rotor dan stator yang memperlihatkan

medan magnet dalam celah udara ................................................... 12

2.8. Vector Diagram Arus Keadaan Seimbang ....................................... 18

2.9. Vector Diagram Arus Keadaan Tidak Seimbang…………………… 19

2.10. Representasi Komponen Simetris .................................................... 25

2.11. Penjumlahansecara Grafis Komponen-Komponen .......................... 25

2.12. Konstruksi Kontaktor Magnit .......................................................... 27

2.13. konstruksi kontaktor magnit secara detail………………………….. 27

2.14. Arduino Uno………………………………………………………… 27

Page 18: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

2.17. LCD 2X16 Karakter………………………………………………… 32

2.18. Beberapa Contoh Relay DC Yang Ada Dipasaran…………………. 33

2.19. Jenis-jenis Relay dan Terminal kaki-kaki relay ................................ 34

2.20. sensor arus ACS712………………………………………………... 36

2.21. prinsip dari Hall Effect……………………………………………….….. 38

2.22. Bentuk Fisik Trafo……………………………………………….… 39

2.23. Bentuk Fisik Transistor………………………………………….… 42

2.24. Symbol Transistor………………………………………………….. 43

3.1. Blok Diagram Pengendali Proteksi Motor Induksi 3 Fasa…………... 51

3.2. Rangkaian Power Supplay…………………………………………… 52

3.3. Rangkaian Aktuator………………………………………………….. 53

3.4. Rangkaian Sensor Suhu……………………………………………… 54

3.5. rangkaian sensor arus………………………………………………… 55

3.6. Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir………………………………. 58

4.1. Skematik Hardware Secara Keseluruhan……………………………. 59

4.2. Fisik Hardware Elektrik Tampak Atas………………………………. 61

4.3. Fisik Hardware Elektrik Tampak Depan……………………………. 61

4.4. Rangkaian Catu Daya……………………………………………….. 63

4.5. pengujian karakteristik dari sensor arus ACS 712…………………... 69

4.6. Bentuk Fisik Rangkaian Pemicu Relay……………………………... 70

4.7. Flowchart Program Sensor Suhu………………………………….… 71

4.8. flowchart program sensor arus…………………………………….... 72

Page 19: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran 1 Daftar Lampiran A .......................................................................... 79

Lampiran 2 Daftar Lampiran B .......................................................................... 86

Page 20: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Penggunaan motor induksi didalam suatu system kelistrikan pembangkit

sangat dibutuhkan dimana kegunaan dari motor induksi ini sendiri adalah sebagai

penggerak. Secara umum motor induksi dapat dioperasikan baik dengan

menghubungkan motor secara langsung kerangkaian pencatu maupun dengan

menggunakan tegangan yang sudah dikurangi ke motor selama periode start. Pada

saat ini banyak sekali mesin-mesin yang difungsikan untuk menggantikan kerja

manusia. Salah satunya yaitu motor induksi tiga fasa. Motor induksi merupakan

motor arus bolak–balik (AC) yang paling luas digunakan dan dapat ditemukan

dalam setiap aplikasi industri seperti belt conveyour, dan lain-lain. Motor induksi

tiga fasa saat ini mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

tersebut, dikarenakan motor induksi tiga fasa ini lebih efisien dibanding mesin–

mesin lainnya. Saat ini banyak sekali industri-industri yang menggunakan motor

induksi tiga fasa karena beberapa keuntungan yang ada pada motor induksi

tersebut. perawatan motor induksi tiga fasa lebih hemat dibanding motor–motor

lainnya. Dengan adanya efisiensi sedemikian rupa sehingga motor induksi tiga

fasa sangat diminati di dunia perindustrian. kondisi ini tentu mengakibatkan motor

listrik memiliki temperatur yang melebihi temperatur ruangan. Dalam

Page 21: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

2 pengaplikasiannya, motor induksi tiga fasa dibutuhkan cara peralatan kontrol yang

dapat memproteksi motor listrik dari gangguan satu fasa sebelum terjadi hubung

singkat antar fasa dan arus lebih dari masing-masing fasa, dengan menggunakan

system control ini maka arus masing-masing fasa akan di setting sesuai

perhitungan arus lebih dari motor induksi tiga fasa yang dapat dikordinasikan

sesuai dengan tegangan jala-jala dari motor listrik. Sehingga sistem proteksi dari

motor listrik dapat lebih akurat.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :

a. Diperoleh alat yang dapat memproteksi dari gangguan tidak seimbang

dan temperatur lebih pada motor induksi 3 fasa.

b. Memahami cara memproteksi motor induksi 3 fasa dengan

menggunakan program bahasa c.

c. Menghasilkan suatu alat kontrol yang dapat memproteksi motor

induksi tiga fasa dengan metode sistem kontrol yang lebih baik.

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat tercapai, dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Agar dapat menghindari kerusakan motor secara tidak langsung dari

gangguan tidak seimbang dan temperatur lebih pada saat motor

beroperasi.

Page 22: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

3

b. Untuk mengetahui perubahan arus dan temperatur lebih saat motor

induksi tiga fasa beroperasi.

1.4 Rumusan Masalah

Pada tugas akhir ini akan dibahas beberapa hal, antara lain:

a. Bagaimana motor induksi tiga fasa agar terhindar dari gangguan tidak

seimbang dan temperatur lebih saat beroperasi.

b. Bagaimana cara mikrokontroller agar dapat membaca arus dan suhu

pada saat motor beroperasi.

c. Bagaimana cara agar perangkat lunak dan perangkat keras dapat

bekerja sesuai keinginan.

1.5 Batasan Masalah

Ada beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam tugas akhir ini

adalah:

a. Menggunakan motor induksi 3 fasa dengan kapasitas 1 KW

b. Sistem pengendalian utama menggunakan mikrokontroller.

c. Menggunakan pengaman pada sumber tiga 3 fasa ke motor induksi.

1.6 Hipotesis Awal

Hipotesis atau perkiraan tentang hasil akhir penelitian tugas akhir ini adalah :

Motor 3 fasa pada saat beroperasi dapat berisiko terjadi adanya gangguan

yang tidak diduga yang dapat mengakibatkan motor induksi 3 fasa rusak seperti

terjadinya gangguan tidak seimbang dan temperatur lebih, oleh karena itu dari

Page 23: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

4 tugas akhir ini ingin merancang sebuah alat yang dapat memproteksi terjadinya

gangguan tidak seimbang dan temperatur lebih tersebut agar dapat mengurangi

terjadinya kerusakan pada motor induksi 3 fasa. Dengan proteksi yang dilakukan

menggunakan mikrokontroller dengan menggunakan sensor arus dan sensor suhu,

yang diharapkan dapat memproteksi motor induksi 3 fasa dari gangguan-

gangguan external misalnya kerusakan yang terjadi diluar sirkuit motor induksi.

Dengan ini diharapkan dapat mengetahui lebih detail tentang kestabilan motor

induksi saat beroperasi.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, rumusan

masalah, batasan masalah, hipotesis, dan sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan secara garis besar tentang teori dasar yang

berhubungan dengan alat yang akan dibuat serta hal-hal yang berhubungan

dengan aplikasi alat.

III. METODE PENELITIAN

Berisi langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian tugas akhir ini,

diantaranya waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, komponen dan

perangkat penelitian, prosedur kerja dan perancangan.

Page 24: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai hasil pengujian dan membahas terhadap data-

data hasil pengujian yang diperoleh dari peralatan yang telah dibuat.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari pembuatan dan pengujian

alat, dan saran-saran untuk pengembangan mengenai penelitian ini

maupun untuk penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 25: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Induksi Tiga Fasa

Motor induksi adalah motor listrik arus bolak balik (AC) yang putaran

rotornya tidak sama dengan putaran medan putar pada stator, dengan kata lain

putaran rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang

disebut slip.

Motor induksi, merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik,

harganya lebih murah dan mudah dalam pengaturan kecepatan, stabil ketika

berbeban dan mempunyai efisiensi tingggi. Motor induksi adalah motor (AC)

yang paling banyak digunakan dalam industri dengan skala besar maupun kecil,

dan dalam rumah tangga. Motor induksi ini pada umumnya hanya memiliki satu

suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Belitan rotornya tidak terhubung

langsung dengan sumber tenaga listrik, melainkan belitan ini dieksitasi oleh

induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan oleh arus pada belitan

stator.[1]

Hampir semua motor ac yang digunakan adalah motor induksi, terutama

motor induksi tiga fasa yang paling banyak dipakai di perindustrian karena

banyak memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya.

1. Keuntungan motor induksi tiga fasa:

a. Motor induksi tiga fasa sangat sederhana dan kuat.

Page 26: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

7

b. Biayanya murah dan dapat diandalkan.

c. Motor induksi tiga fasa memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi

kerja normal.

d. Perawatannya mudah

2. Kerugian motor induksi tiga fasa:

a. Kecepatannya tidak bisa bervariasi tanpa merubah efisiensi.

b. Kecepatannya tergantung beban.

c. Pada torsi start memiliki kekurangan.[1]

2.2 Konstruksi motor induksi tiga fasa

Motor induksi adalah motor ac yang paling banyak dipergunakan, karena

konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara umum

motor induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang bergerak,

sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara

yang jaraknya sangat kecil.[1]

Gambar 2.1 gambar konstruksi motor induksi [1]

Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian

yang diam dan mengalirkan arus fasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti

yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk

STATOR ROTOR

Page 27: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

8 silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti di isolasi dengan kertas (gambar b).

Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (gambar a). Tiap lembaran

besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk

menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan fasa

dimana untuk motor tiga fasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 1200.

Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi

tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang

silindris (gambar c). berikut ini contoh lempengan laminasi inti. Lempengan inti

yang telah disatukan, belitan stator yang telah diletakkan pada cangkang luar

untuk motor induksi tiga fasa.[1]

Gambar 2.2 Menggambarkan komponen stator motor induksi tiga phasa [1]

a. Lempengan inti, b. Tumpukan inti dengan kertas isolasi pada beberapa alurnya. c. Tumpukan inti dan kumparan dalam cangkang stator.

2.3 Jenis Motor Induksi Tiga Fasa Dari Segi Rotor

Ada dua jenis motor induksi tiga fasa berdasarkan rotornya yaitu:

a. Motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai

b. Motor induksi tiga fasa rotor belitan

Kedua motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai prinsip

konstruksi stator yang sama tetapi berbeda dalam konstruksi rotor.

(a) (b) (c)

Page 28: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

9 2.4 Motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai

Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti

stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan-lapisan pelat baja

beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat

baja yang dipabrikasi. Lilitan-lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator

yang terpisah 1200 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam

hubungan delta (∆) ataupun bintang (Y)[1]

Rotor jenis sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3 dibawah ini [1]

(a) Tipikal rotor sangkar, (b) Bagian – bagian rotor sangkar [1]

Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah

coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor

yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan kedalam alur

rotor dan kemudian dilas dengan kuat kecincin ujung. Batang rotor motor sangkar

tupai tidak selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerap kali

dimiringkan hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga

mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung

cincin penutup diletakkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin.[1]

(a) (b)

Page 29: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

10 Motor induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.4 dibawah ini

Gambar 2.4 (a) konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran kecil

(b) konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran besar [1]

2.5 Motor induksi tiga fasa rotor belitan

Motor rotor belitan (motor cincin slip) berbeda dengan motor sangkar tupai

dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan

terisolasi serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Y dan

masing-masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan kecincin slip yang terpasang

pada poros motor. Secara skematik dapat dilihat pada gambr 2.5 dari gambar ini

dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat semata-mata merupakan penghubung

tahanan kendali variabel luar kedalam rangkaian rotor. [1]

Gambar 2.5 skematik diagram motor induksi rotor belitan [1]

(a) (b)

Page 30: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

11

Pada gambar 2.5 motor ini, cincin slip yang terhubung kesebuah tahanan

variabel eksternal yang berfungsi membatasi arus pengasutan dan yang

bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor. Selama pengasutan, penambahan

tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan

yang lebih besar dengan arus pengasutan yang lebih kecil disbanding dengan rotor

sangkar.

Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar 2.6 dibawah

ini.[1]

Gambar 2.6 (a) rotor belitan, (b) konstruksi motor induksi tiga fasa dengan rotor belitan [1]

2.6 Prinsip kerja motor induksi tiga fasa

Motor induksi adalah peralatan pengubah energi listrik ke bentuk energi

mekanik. Pengubahan energi ini bergantung pada keberadaan fenomena alami

magnet, medan listrik, gaya mekanis dan gerak.

Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada belitan stator

akan mengalir arus tiga fasa, arus ini menghasilkan medan magnet yang berputar

dengan kecepatan sinkron (ns). medan magnet ini akan memotong belitan rotor,

sehingga pada belitan rotor akan diinduksikan tegangan seperti halnya tegangan

yang diinduksikan dalam lilitan sekunder transformator oleh fluksi yang

(a) (b)

Page 31: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

12 dihasilkan arus pada belitan primer. Rangkaian rotor merupakan rangkaian

tertutup, baik melalui cincin ujung atau tahanan luar. Tegangan induksi pada rotor

akan menghasilkan arus yang mengalir pada belitan rotor. Arus yang mengalir

pada belitan rotor berada dalam medan magnet yang dihasilkan stator, sehingga

pada belitan rotor akan dihasilkan gaya (F). gaya ini akan menghasilkan torsi (τ)

dan jika torsi yang dihasilkan lebih besar dari torsi beban, maka rotor akan

berputar dengan kecepatan nr yang searah dengan medan putar stator.

Gambar dibawah ini menggambarkan penampang stator dan rotor motor induksi,

dengan medan magnet diumpamakan berputar searah jarum jam [1]

Gambar 2.7 penampang rotor dan stator yangmemperlihatkan medan magnet dalam celah udara [1]

Untuk arah fluksi dan gerak yang ditunjukkan gambar 2.7 diatas,

penggunaan aturan tangan kanan fleming bahwa arah arus induksi dalam

konduktor rotor menuju pembaca. Pada kondisi seperti itu, dengan konduktor

yang mengalirkan arus berada dalam medan magnet seperti yang ditunjukkan,

gaya pada konduktor mengarah keatas karena medan magnet di bawah konduktor

lebih akurat dari pada medan diatasnya. Agar sederhana, hanya satu konduktor

rotor yang diperlihatkan. Tetapi konduktor-konduktor rotor yang berdekatan

lainnya dalam medan stator juga mengalirkan arus dalam arah seperti pada

Page 32: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

13 konduktor yang ditunjukkan, dan juga mempunyai suatu gaya kearah atas yang

dikerahkan pada mereka. Pada setengah siklus berikutnya, arah medan stator akan

dibalik, tetapi arus rotor juga akan dibalik, sehingga gaya pada rotor tetap keatas.

Demikian pula konduktor rotor dibawah kutub-kutub medan stator lain akan

mempunyai gaya yang semuanya cenderung memutarkan rotor searah jarum jam.

Jika kopel yang dihasilkan cukup besar untuk mengatasi kopel beban yang

menahan, motor akan melakukan percepatan searah jarum jam atau dalam arah

yang sama dengan perputaran medan magnet stator.[1]

Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi tiga fasa, maka dapat dijabarkan

dalam langkah-langkah sebagai berikut:

1. Ketika tegangan tiga fasa yang seimbang diberikan pada belitan stator,

maka belitan stator akan menghasilkan arus yang mengalir pada tiap-

tiap fasanya.

2. Arus pada setiap fasa stator akan menghasilkan fluksi yang berubah

terhadap waktu.

3. Amplitudo fluksi yang dihasilkan pada fasa stator berubah secara

sinusoidal dan arahnya tegak lurus terhadap belitan.

4. Penjumlahan dari ketiga fluksi pada belitan stator disebut medan putar

yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns), besarnya nilai ns

ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi f yang dirumuskan

dengan

푛 = (푟푝푚)……………………………………………………. (2.1)

Page 33: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

14

5. Akibat fluksi yang berputar tersebut maka timbul tegangan induksi

pada belitan stator yang besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan

berikut.

푒 = −푁 (푣표푙푡) atau 퐸 = 4,44푓푁 훷 (푣표푙푡)…………………(2.2)

6. Fluksi yang berputar tersebut juga memotong belitan rotor. Akibatnya

pada belitan rotor akan dihasilkan tegangan induksi (ggl) sebesar E2

yang besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

푒 = −푁 (푣표푙푡)…………………………………………………....(2.3)

퐸 = 4,44푓푁 훷 (푣표푙푡)……………………………………….……(2.4)

Dimana:

E2 = tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (volt)

N2 = jumlah lilitan kumparan rotor

횽max = fluksi maksimum (Wb)

7. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka tegangan

induksi tersebut akan menghasilkan arus I2.

8. Arus I2 ini berada pada medan magnet yang dihasilkan oleh stator,

sehingga pada belitan rotor akan dihasilkan gaya (F).[1]

9. Gaya (F) ini akan menghasilkan torsi (τ), jika torsi yang dihasilkan ini

lebih besar dari torsi beban, maka rotor akan berputar dengan

kecepatan ns yang searah dengan medan putar stator.

Page 34: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

15

10. Ada perbedaan kecepatan medan putar pada stator (ns) dengan

kecepatan putaran rotor (nr), perbedaan ini disebut slip (s) yang dapat

dinyatakan dengan persamaan berikut.

푠 = × 100% ………………………...…………………………..(2.5)

11. Setelah rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang

diinduksikan pada belitan rotor akan dipengaruhiatau tergantung

terhadap slip(s). tegangan induksi pada rotor dalam keadaan ini dapat

dinyatakan dengan persamaan berikut.

퐸 = 4,44푠푓푁 훷 (푣표푙푡)…………………………………………..(2.6)

퐸 = 푠퐸 ………………………………………………………………(2.7)

Dimana

E2s = tegangan pada rotor dalam keadaan berputar (volt)

ƒ 2= s.ƒ = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam

keadaan berputar)

12. Akibat adanya slip (s), maka nilai frekuensi pada rotor (ƒ2) dan

reaktansi rotor (x2) akan dipengaruhi oleh slip, yang dapat dinyatakan

dengan s ƒ dan sx2.

13. Jika kecepatan putaran rotor (nr) sama dengan kecepatan medan putar

stator (ns), maka slip bernilai nol, tidak ada fluks yang memotong

belitan rotor sehingga pada belitan rotor tidak diinduksikan tegangan,

maka tidak ada arus yang mengalir pada belitan rotor, sehingga rotor

tidak berputar, karena tidak ada gaya yang terjadi pada rotor.[1]

Page 35: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

16 2.7 Efisiensi

Efisiensi motor induksi adalah ukuran kefektifan motor induksi untuk

mengubah energy listrik menjadienergi mekanis yang dinyatakan sebagai

perbandingan antara masukan dan keluaran atau dalam bentuk energi listrik

berupa perbandingan watt keluaran dan watt masukan. Definisi NEMA terhadap

efisiensi energy adalah bahwa efisiensi merupakan perbandingan atau rasio dari

daya keluaran yang berguna terhadap daya input total dan biasanya dinyatakan

dalam persen juga sering dinyatakan dengan perbandingan antara keluaran dengan

keluaran ditambah rugi-rugi, yang dirumuskan dalam persamaan berikut:

휂 = = = × 100%..............................................(2.8)

Dari persamaan terlihat efisiensi motor bergantung pada besar rugi-ruginya.

Rugi-rugi pada persamaan tersebut adalah penjumlahan keseluruhan komponen

rugi-rugi yang dibahas sebelumnya. Pada motor induksi pengukuran efisiensi

motor induksi ini sering dilakukan dengan beberapa cara seperti:

1. Mengukur langsung daya elektris masukan dan daya mekanis keluaran

2. Mengukur langsung seluruh rugi-rugi dan daya masukan

3. Mengukur setiap komponen rugi-rugi dan daya masukan,

Dimana pengukuran daya masukan tetap dibutuhkan pada ketiga cara

diatas. Umumnya, daya elektris dapat diukur dengan sangat tepat, keberadaan

daya mekanis yang lebih sulit untuk diukur. Saat ini sudah dimungkinkan untuk

meukur torsi dan kecepatan dengan cukup akurat yang bertujuan untuk

mengetahui harga efisiensi yang tepat. Pengukuran pada keseluruhan rugi-rugi ada

yang berdasarkan teknik kalorimeter. Walaupun pengukuran dengan metode ini

Page 36: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

17 relatif sulit dilakukan, keakuratan yang dihasilkan dapat disbanding dengan hasil

yang didapat dengan pengukuran langsung pada daya keluarannya.

Kebanyakan pabrikan lebih memilih melakukanpengukuran komponen rugi-

rugi secara individual, karena dalam teorinya metode ini tidak memerlukan

pembebanan pada motor, dan ini adalah suatu keuntungan bagi pabrikan.

Keuntungan lainnya yang sering disebut-sebut adalah bahwa memang benar error

pada komponen rugi-rugi secara individual tidak begitu mempengaruhi

keseluruhan efisiensi. Keuntungannya terutama adalah fakta bahwa ada

kemungkinan koreksi untuk temperature lingkungan yang berbeda. Biasanya data

efisiensi yang disediakan oleh pembuat diukur atau dihitung berdasarkan standar

tertentu.[1]

2.8 Ketidak Seimbangan Beban

2.8.1. pengertian tentang beban tidak seimbangan

Yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbangan adalah

1. Ketiga vektor arus / tegangan adalah sama besar

2. Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain, seperti yang terlihat

pada Gambar di samping ini :

Page 37: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

18

Gambar 2.8 Vektor Diagram Arus Keadaan Seimbang

Dari gambar 2.8 di atas menunjukan vektor diagram arus dalam keadaan

seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (Ir, Is, It)

adalah sama dengan nol. Sehingga tidak muncul arus netral. Sedangkan yang

dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana salah satu atau

kedua syarat keadaan setimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak

seimbang ada tiga yaitu :

1. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain

2. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi memebentuk sudut 120o satu sama lain

3. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain.

Seperti yang terlihat pada di bawah ini :

Gambar 2.9 Vektor Diagram Arus Keadaan Tidak Seimbang

Page 38: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

19 Dari gambar 2.9 menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan tidak

seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (Ir+Is+It)

adalah tidak sama dengan nol sehingga muncul suatu besaran yaitu arus netral (IN)

yang besarnya bergantung pada seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.

2.8.2. rugi – rugi daya pada transformator

Arus netral pada suatu sistem distribusi tenaga listrik adalah arus yang mengalir

pada kawat netral di suatu sistem transformator tenaga, arus yang mengalir pada

penghantar netral transformator menyebabkan rugi-rugi (losses) . rugi-rugi pada

penghantar netral transformator dapat dirumuskan sebagai berikut:

PN = IN2.RN…………………………………………………………………...(2.9)

Dimana:

PN : rugi –rugi pada penghantar netral transformator ( watt)

IN :arus yang mengalir pada netral transformator (A)

RN : tahanan penghantar netral transformator ( ohm)

Sedangkan rugi-rugi yang diakibatkan karena arus netral mengalir ke tanah

(ground) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

PG = IG2.RG ……………………...………………………………………….(2.10)

Dimana :

PG = rugi – rugi arus netral yang mengalir ke tanah ( watt)

IG = arus netral yang mengalir ke tanah (A)

Page 39: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

20 RG = tanahan pembumian netral transformator ( ohm )Ω

2.8.3. Arus netral

Jika I adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan

seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi tidak seimbang besarnya

arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b, dan c adalah

[Ia] = a[I]

[Ib] = b[I]

[Ic] = c[I]

Dengan Ia, Ib, dan Ic berturut adalah arus fasa R, S dan T.

Bila faktor daya dari ketiga fasa dianggap sama meskipun besaran arusnya

berbeda, besaraan daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai :

P = ( a + b + c ) . [ V] . [I] . cos φ…………..………………………………..(2.11)

Apabila persamaan P = ( a + b + c ) . [V] . [I] . cos φ dan persamaan P = 3. [V] .

[I] . cos φ menyatakan daya yang besarnya sama, maka dari kedua persamaan itu

dapat diperoleh persyaratan untuk koefesien a, b, c yaitu

a + b + c = 3

dimana dalam keadaan seimbang nilai a = b = c = 1

dengan anggapan yang sama. Arus yang mengalir pada kawat netral dapat di

nyatakan sebagai berikut

IN = Ia + Ib + Ic

Page 40: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

21 = [I] {a + b cos (-120) + j.b.sin (-120) + c.cos (-120) + j.c.sin (120)}

=[I] {a – (b + c) / 2 + j. (c - b) √3 /2}

Pada keadaan seimbang besarnya koefisien a, b, c adalah 1. Dengan demikian

rata- rata ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah

= ( | | | | ) x 100 %...........................................................(2.12)

a = , b = , c = …………………………………………………...…..(2.13)

Ir = arus pada fasa r

Is = arus pada fasa s

It = arus pada fasa t

I = jumlah rata-rata arus tiap fasa

Untuk arus tiga fasa dari suatu sistem yang tidak seimbang dapat juga

diselesaikan dengan menggunakan metode komponen simetris. Dengan

menggunakan notasi-notasi yang sama seperti pada tegangan akan didapatkan

persamaan-persamaan untuk arus-arus fasanya sebagai berikut :

Ia = I1 + I2+ I0………………………………………………………….….(2.14)

Ib = a2I1 + a I2+ I0…………………………………………………………(2.15)

Ic = aI1 + a2I2+ I0……………………………….………..............................(2.16)

Page 41: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

22

Dengan tiga langkah yang telah dijabarkan dalam menentukan tegangan

urutan positif, urutan negative, dan urutan nol terdahulu, maka arus-arus urutan

juga dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga kita dapatkan juga :

I1 =1/3( Ia +a Ib+a2 Ic)……………………………………………………..(2.17)

I2 =1/3( Ia +a2 Ib+a Ic)……………………………………………………..(2.18)

I0 =1/3( Ia + Ib+ Ic)………………………………………..............................(2.19)

Di sini terlihat bahwa arus urutan nol adalah merupakan sepertiga dari arus

netral atau sebaliknya akan menjadi nol jika dalam sistem tiga fasa empat kawat.

Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus saluran sama dengan arus

netral yang kembali lewat kawat netral, menjadi :

IN = Ia + Ib+ Ic

Dengan mensubstitusikan persamaan

IN =3 I0

Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus dalam saluran sama

dengan arus netral yang kembali lewat kawat netral. Jika arus-arus fasanya

seimbang maka arus netralnya akan bernilai nol, tapi jika arus-arus fasanya tidak

seimbang, maka akan ada arus yang mengalir di kawat netral sistem (arus yang

mengalir pada kawat netral tidak sama dengan nol ).

2.9 Analisis Ketidakseimbangan Beban

Menurut Fortescue yang menyatakan tiga fasor tegangan tak seimbang dari

sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi tiga fasa yang seimbang dengan

menggunakan komponen simetris (Stevenson, 1993). Komponen simetris tersebut

Page 42: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

23 yaitu urutan positif, negatif dan urutan nol. Himpunan komponen seimbang

tersebut antara lain:

1. Komponen urutan positif yang terdiri dari tiga fasor yang sama besar,

terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120°, dan mempunyai

urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya.

2. Komponen urutan negatif yang terdiri dari tiga fasor yang sama besar,

terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120°, dan mempunyai

urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya.

3. Komponen urutan nol yang terdiri dari tiga fasor yang sama besar dan

dengan pergeseran nol antara fasor yang satu dengan yang lain.

Pemecahan masalah dengan menggunakan komponen simetris bahwa ketiga

fasa dari sistem dinyatakan sebagai a, b, dan c dengan cara yang demikian

sehinggga urutan fasa tegangan dan arus dalam sistem adalah abc, sehingga fasa

komponen urutan positif dari fasor tak seimbang itu adalah abc, sedangkan urutan

fasa dari komponen urutan negatif adalah acb. Jika fasor aslinya adalah tegangan,

maka tegangan tersebut dapat dinyatakan Va, Vb, dan Vc. Komponen urutan

positif untuk Va, Vb, dan Vc adalah Va1,Vb1, dan Vc1 .Demikian pula komponen

urutan negative adalah Va2, Vb2, dan Vc2, sedangkan komponen urutan nol

adalah Va0, Vb0, dan Vc0. Gambar (2.3) menunjukkan tiga himpunan komponen

simetris.

Page 43: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

24

Gambar 2.10. Representasi komponen simetris

Gambar 2.11. Penjumlahan secara grafis komponen-komponen

Tegangan tak seimbang setiap fasanya merupakan penjumlahan masing-masing

komponen simetris yaitu:

Tegangan fasa a, Va = Va1+Va2+Va0

Tegangan fasa b, Vb = Vb1+Vb2+Vb0

Tegangan fasa c, Vc = Vc1+Vc2+Vc0

Va

Vb

Vc Va1

Va0

Va2

Vb2 Vb0

Vc1

Vb1

Vc0

Vc2

Page 44: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

25 2.10 Kontaktor Magnit

Kontaktor merupakan peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip

elektromagnetik.Kontaktor magnit akan bekerja apabila kumparan dialiri arus

listrik maka inti pada kumparan akan menjadi magnet yang akan menarik kontak

pada kontaktor sehingga kontak NO (Normaly open) akan bekerja,disisi lain

kontak NC (Normaly close) akan membuka, sehingga dalam melakukan

perancangan dalam penggunaan kontaktor magnit sangat penting dalam

mengkonfigurasi input masing – masing kontak.Seperti terlihat pada gambar di

bawah ini :

Gambar 2.12 Kontruksi Kontaktor Magnit [2]

Pada gambar di atas terlihat kontak–kontak yang ada pada sebuah kontaktor

magnit, kontak NC akan membuka ketika kontaktor magnit bekerja hal ini terjadi

ketika kumparan magnit pada kontaktor mendapat aliran listrik sehingga plat

kontak akan tertarik. Pada kontak NO akan menjadi tertarik dan kontak menutup

sehingga arus litrik dapat mengalir ke rangkaian motor induksi.

Page 45: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

26 Seperti terlihat pada gambar 2.13 berikut ini kontruksi kontaktor magnit secara

ditail :

Gambar Belahan Kontaktor Magnit [2] Gambar Kontaktor Magnit [2]

2.11 Arduino Uno

Arduino Uno adalah arduino board yang menggunakan mikrokontroler

ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai

output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz osilator kristal, sebuah koneksi

USB, sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header ICSP, dan sebuah tombol

reset. Arduino Uno memuat segala hal yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah

mikrokontroler. Hanya dengan menhubungkannya ke sebuah komputer melalui

USB atau memberikan tegangan DC dari baterai atau adaptor AC ke DC sudah

dapat membuanya bekerja. Arduino Uno menggunakan mikrokontroler yang

diprogram sebagai USB-to-serial converter untuk komunikasi serial ke computer

melalui port USB. Tampak atas dari arduino uno dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Adapun data teknis board Arduino UNO R3 adalah sebagai berikut:

Mikrokontroler

Page 46: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

27 Tegangan Operasi : 5V

Tegangan Input (recommended) : 7 - 12 V

Tegangan Input (limit) : 6-20 V

Pin digital I/O : 14 (6 diantaranya pin PWM)

Pin Analog input : 6

Arus DC per pin I/O : 40 mA

Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA

Flash Memory : 32 KB dengan 0.5 KB digunakan untuk bootloader

SRAM : 2 KB

EEPROM : 1 KB

Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz

Gambar 2.14 Arduino Uno

1. Pin Masukan dan Keluaran Arduino Uno

Masing-masing dari 14 pin digital arduino uno dapat digunakan sebagai

masukan atau keluaran menggunakan fungsi pin Mode (), digital Write () dan

digital Read (). Setiap pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin mampu

menerima atau menghasilkan arus maksimum sebasar 40 mA dan memiliki

Page 47: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

28 resistor pull-up internal (diputus secara default) sebesar 20-30 KOhm. Sebagai

tambahan, beberapa pin masukan digital memiliki kegunaan khusus yaitu:

a. Komunikasi serial: pin 0 (RX) dan pin 1 (TX), digunakan untuk

menerima(RX) dan mengirim(TX) data secara serial.

b. External Interrupt: pin 2 dan pin 3, pin ini dapat dikonfigurasi untuk

memicu sebuah interrupt pada nilai rendah, sisi naik atau turun, atau pada

saat terjadi perubahan nilai.

c. Pulse-width modulation (PWM): pin 3,5,6,9,10 dan 11, menyediakan

keluaran PWM 8-bit dangan menggunakan fungsi analogWrite().

d. Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO) dan

13 (SCK), pin ini mendukung komunikasi SPI dengan menggunakan SPI

library.

e. LED: pin 13, terdapat built-in LED yang terhubung ke pin digital 13.

Ketika pin bernilai HIGH maka LED menyala, sebaliknya ketika pin

bernilai LOW maka LED akan padam.

Arduino Uno memiliki 6 masukan analog yang diberi label A0 sampai A5, setiap

pin menyediakan resolusi sebanyak 10 bit (1024 nilai yang berbeda). Secara

default pin mengukur nilai tegangan dari ground (0V) hingga 5V, walaupun

begitu dimungkinkan untuk mengganti nilai batas atas dengan menggunakan pin

AREF dan fungsi analogReference(). Sebagai tambahan beberapa pin masukan

analog memiliki fungsi khusus yaitu pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang

digunakan untuk komunikasi Two Wire Interface (TWI) atau Inter Integrated

Circuit (I2C) dengan menggunakan Wire library.

Page 48: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

29 2. Sumber Daya dan Pin Tegangan Arduino Uno

Arduino uno dapat diberi daya melalui koneksi USB (Universal Serial Bus)

atau melalui power supply eksternal. Jika arduino uno dihubungkan ke kedua

sumber daya tersebut secara bersamaan maka arduino uno akan memilih salah

satu sumber daya secara otomatis untuk digunakan. Power supplay external (yang

bukan melalui USB) dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor

dapat dihubungkan ke soket power pada arduino uno. Jika menggunakan baterai,

ujung kabel yang dibubungkan ke baterai dimasukkan kedalam pin GND dan Vin

yang berada pada konektor POWER. Arduino uno dapat beroperasi pada tegangan

6 sampai 20 volt. Jika arduino uno diberi tegangan di bawah 7 volt, maka pin 5V

akan menyediakan tegangan di bawah 5 volt dan arduino uno munkin bekerja

tidak stabil. Jika diberikan tegangan melebihi 12 volt, penstabil tegangan

kemungkinan akan menjadi terlalu panas dan merusak arduino uno. Tegangan

rekomendasi yang diberikan ke arduino uno berkisar antara 7 sampai 12 volt.

Pin-pin tegangan pada arduino uno adalah sebagai berikut:

a. Vin adalah pin untuk mengalirkan sumber tegangan ke arduino uno ketika

menggunakan sumber daya eksternal (selain dari koneksi USB atau sumber

daya yang teregulasi lainnya). Sumber tegangan juga dapat disediakan melalui

pin ini jika sumber daya yang digunakan untuk arduino uno dialirkan melalui

soket power.

b. 5V adalah pin yang menyediakan tegangan teregulasi sebesar 5 volt berasal

dari regulator tegangan pada arduino uno.

Page 49: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

30 c. 3V3 adalah pin yang meyediakan tegangan teregulasi sebesar 3,3 volt berasal

dari regulator tegangan pada arduino uno.

d. GND adalah pin ground.

3. Bahasa Pemrograman Arduino

Arduino board merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler. Perangkat

lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah mikrokontroller

dapat bekerja. Arduino board akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada dalam

perangkat lunak yang ditanamkan padanya. Bahasa Pemrograman Arduino adalah

bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membuat program untuk

arduino board. Bahasa pemrograman arduino menggunakan bahasa pemrograman

C sebagai dasarnya.

4. Fungsi Masukan dan Keluaran Digital

Arduino memiliki 3 fungsi untuk masukan dan keluaran digital pada arduino

board, yaitu pinMode(), digitalWrite() dan digitalRead(). Fungsi pinMode()

mengkonfigurasi pin tertentu untuk berfungsi sebagai masukan atau keluaran.

Sintaksis untuk fungsi pinMode() adalah sebagai berikut:

pinMode(pin, mode) Parameter: pin = angka dari pin digital yang akan

dikonfigurasi mode = konfigurasi yang diinginkan (INPUT, INPUT_PULLUP

dan OUTPUT). Fungsi digitalWrite() berfungsi untuk memberikan nilai HIGH

atau LOW suatu digital pin. Sintaksis untuk fungsi digitalWrite() adalah sebagai

berikut: digitalWrite(pin, value) Parameter: pin = angka dari pin digital yang akan

dikonfigurasi value = nilai yang diinginkan (HIGH atau LOW). Fungsi

Page 50: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

31 digitalRead() bertujuan untuk membaca nilai yang ada pada pin arduino uno.

Sintaksis untuk fungsi digitalRead() adalah sebagai berikut: digitalRead(pin)

Parameter: pin = angka dari pin digital yang akan dibaca berikut ini adalah contoh

penggunaan fungsi masukan dan keluaran digital dalam sebuah program:

int ledPin = 13; // LED terhubung ke pin digital 13

int inPin = 7; // pushbutton terhubung ke pin digital 7

int val = 0; // variable untuk menyimpan sebuah nilai

void setup()

{

pinMode(ledPin, OUTPUT); // set pin digital 13 sebagai keluaran

pinMode(inPin, INPUT); // set pin digital 13 sebagai masukan

}

void loop()

{

val = digitalRead(inPin); // baca nilai pin input

digitalWrite(ledPin, val); // sets LED sesuai dengan nilai val }[2.2].

2.11.1 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan suatu jenis penampil (display) yang menggunakan Liquid Crystal

sebagai media refleksinya. LCD juga sering digunakan dalam perancangan alat

yang menggunakan mikrokontroler. LCD dapat berfungsi untuk menampilkan

suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi

mikrokontroler. Tergantung dengan perintah yang ditulis pada mikrokontroller.

Page 51: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

32

Gambar 2.17 LCD 2 x 16 Karakter[3]

LCD yang akan digunakan dalam pembuatan alat pengaturan pakan pada tambak

atau kolam ini adalah LCD dengan tipe karakter 2 x 16 yaitu alat penampil yang

dibuat pabrikan umum dijual dipasaran standar dan dapat menampilkan karakter 2

baris dengan tiap baris 16 karakter. Pada pembuatan alat ini LCD digunakan

sebagai penampil jam dan berat pakan apabila tombol push button ditekan. Oleh

sebab itu harus di atur terlebih dahulu antara sensor berat dengan tombol-tombol

push button kemudian dikonversi oleh ADC pada mikrokontroller.[3]

2.12 Relay

Relay adalah sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari

rangkaian elektronik lainnya. Relayakan bekerja berdasarkan magnit remanen

yang berada didekat kontak relay, sehingga apabila kumparan pada relay

dihubungkan dengan sumber tegangan maka relay akan bekerja. Pada relay ada

dua kondisi yaitu kondisi NO dan NC relay, kondisi NO akan menjadi NC apabila

relay dalam kondisi bekerjadan berlaku kondisi sebaliknya.Relay terdiri dari 3

bagian utama, yaitu :

Page 52: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

33

Koil : lilitan.

Commom: bagian yang terhubung dengan NC (dalam keadaan

normal).

Kontak : terdiri dari NO (normaly open) dan NC (normaly closs).

Ada beberapa jenis relay antara lain :

Relay SPST : Single Pole Single Throw.

Relay SPDT : Single Pole Double Throw, terdiri dari 5 buah pin yaitu

: (2) koil, (1) common, (1) NC, (1) NO.

Relay DPST : Double Pole Single Throw, setara dengan 2 buah saklar

atau relay SPST.

Relay DPDT : Double Pole Double Throw, setara dengan 2 buah

saklar atau relay DPDT.

Relay QPDT : Quadruple Pole Double Throw, atau 4 PDT, setara

dengan saklar atau relay SPDT atau 2 buah relai DPDT. Terdiri dari

14 pin (termasuk 2 buah untuk koil ).

Gambar 2.18 Beberapa Contoh Relay DC yang ada dipasaran.

Page 53: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

34

Gambar 2.19 Jenis-jenis Relay dan Terminal kaki-kaki relay[2]

2.13 Persyaratan Kualitas Sistem Proteksi

Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu

perencanaan sistem proteksi yang efektif, yaitu:

a). Selektivitas dan Diskriminasi

Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam

mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja.

b).Stabilitas

Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang

melindungi (gangguan luar).

c). Kecepatan Operasi

Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin besar

kemungkinan kerusakan pada peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya

membuka bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang

dihubungkan sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem. Waktu pembebasan

gangguan yang tipikal dalam sistem-sistem tegangan tinggi adalah 140 ms.

Dimana dimasa mendatang waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms

Page 54: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

35 sehingga memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high speed

relaying).

d). Sensitivitas (kepekaan)

Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat dinyatakan

dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer) atau sebagai prosentase

dari arus sekunder (trafo arus).

e). Pertimbangan ekonomis

Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh

karena jumlah feeder, transformator dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja

persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru

aspek teknis yang penting. Proteksi relatif mahal, namun demikian pula sistem

atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan

sistem adalah vital. Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu

proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).

f). Realiabilitas (keandalan)

Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak bekerjanya

proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).

g) Proteksi Pendukung

Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan

yang bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama

tidak bekerja (fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti

halnya proteksi utama, memiliki trafo-trafo dan rele-rele tersendiri. Seringkali

hanya triping CB dan trafo -trafo tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya.

Tiap-tiap sistem proteksi utama melindungi suatu area atau zona sistem daya

Page 55: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

36 tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zo na -zona yang

berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breaker-circuit breaker

tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang dinamakan,

remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan zona

zona utama. Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam

system tansmisi,cukup jika hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back

up akan bereaksi lambat dan biasanya memutus lebih banyak dari yang diperlukan

untuk mengeluarkan bagian yang terganggu[4]

2.14 ACS712

Pengukuran arus biasanya membutuhkan resistor shunt yaitu resistor yang

dihubungkan secara seri pada beban dan megubah arus menjadi tegangan.

Tegangan tersebut biasanya di umpankan ke current transformer terlebih dahulu

sebelum masuk kerangkaian pengkondisi sinyal. Teknologi hall effect yang.

diterapkan oleh perusahaan Allegro menggantikan resistor shunt dan current

transformer menjadi sebuah sensor yang ukuran yang relatif jauh lebih kecil yaitu

ACS712

Gambar 2.20 Sensor Arus ACS712[5]

Page 56: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

37

Istilah Hall Effect dikenal setelah Edwin H. Hall (1855-1938) menemukan

bahwa jika arus listrik mengalir melalui penghantar yang ditempatkan pada

tranverse medan magnet yang kuat, akan menghasilkan beda potensial yang

melewati penghantar pada kedua sudut penghantar itu. Hall Effect Sensor adalah

suatu transduser yang dapat mengubah besaran medan magnet menjadi besaran

listrik yaitu berupa tegangan. Sensor Hall effect digunakan untuk mendeteksi

kedekatan, keberadaan atau ketiadaan medan magnet dari suatu objek dengan

kritis. Sensor Hall effect digunakan untuk sensor perpindahan, sensor letak atau

jarak, sensor kecepatan dan sensor arus.

Konduktor atau Hall Effect elemen berbentuk lempengan pipih. Pembawa

arus di dalamnya didorong ke tepi atas oleh gaya magnet yang bekerja padanya.

Gaya ini merupakan gaya nonelektrostatik, besar medan nonelektrostatik sama

dengan gaya satuan muatan. Jika pembawa muatan itu elektron, akan ada muatan

lebih menumpuk di pinggir atas lempengan dan meninggalkan muatan lebih

menumpuk di pinggir bawah, sampai medan elektrostatik tranverse dalam

konduktor sama dan berlawanan dengan nonelektrostatik.

Arus tranversal akhir sama dengan nol, maka konduktor itu berada pada

“rangkaian terbuka” dalam arah tranversal, dan beda potensial antara tepi-tepi

lempeng, yang dapat diukur dengan meter, sama dengan GGL Hall dalam

lempeng. Ketika konduktor yang dialiri arus diletakkan di dalam suatu medan

magnet, akan dihasilkan tegangan yang tegak lurus dengan arus dan medan

magnet.

Page 57: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

38

Material semikonduktor (Hall Element) dilewati arus. Tegangan keluaran

tegak lurus dengan arah arus. Ketika tidak ada medan magnet, penyaluran arus

sama besar dan tidak ada tegangan seperti pada gambar 2.4(a) Pada saat terdapat

medan magnet tegak lurus terhadap bidang seperti gambar 2.4(b) gaya Lorentz

mendesak arus. Gaya ini mengganggu penyebaran arus, menghasilkan tegangan

pada output. Tegangan ini adalah tegangan Hall (VH).

(a) (b)

Gambar 2.21 Prinsip dari Hall Effect[5]

2.15 Transformator (Trafo)

Umum

Transformator merupakan suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus

bolak – balik dari suatu rangkain ke rangkaian lainnya secara induksi magnetik.

Dalam sistem tenaga listrik, trafo digunakan untuk memindahkan energy dari satu

rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya tanpa menubah frekuensinya.

Biasanya dapat menaikkan atau menurunkan tegangan maupun arus, sehingga

memungkinkan transmisi ektra tinggi.

Page 58: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

39 Konstruksi

Konstruksi trafo secara umum terdiri dari:

a) Inti yang terbuat dari lembaranlembaran plat besi lunak atau baja silikon yang

diklem jadi satu.

b) Belitan dibuat dari tembaga yang cara membelitkan pada inti dapat konsentris

maupun spiral.

c) Sistem pendingan pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar.[7]

Gambar 2.22 Bentuk fisik Trafo[6]

2.16 Prinsip Kerja Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan

menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian ke

rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan megnet dan berdasarkan

prinsip induksi elektromagnetik. Transformator di gunakan secara luas baik dalam

bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem

tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-

tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya

jarak jauh.

Page 59: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

40

Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sekunder )

yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun

berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance )

rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-

balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena

kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer.

Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi

sendiri ( self induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena

pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama

(mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan

sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani,

sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi).

푒 = −푁푑휑푑푡

Dimana :

e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ] N = jumlah lilitan

= perubahan fluks magnet[8]

2.17 Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan

menyimpan elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau komponen

elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua

konduktor dan di pisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap

konduktor di sebut keping. Seperti juga halnya resistor, kapasitor adalah termasuk

Page 60: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

41 salah satu komponen pasif yang banyak digunakan dalam membuat rangkaian

elektronika. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan muatan

listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor.

Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat

menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Kapasitor atau yang sering disebut

kondensator merupakan komponen listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga

mampu menyimpan muatan listrik. Prinsip sebuah kapasitor pada umumnya sama

halnya dengan resistor yang juga termasuk dalam kelompok komponen pasif,

yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor

terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat

(isolator). Isolator penyekat ini sering disebut sebagai bahan (zat) dielektrik. Zat

dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar komponen tersebut

dapat digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa pengertian

kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik antara lain berupa kertas, mika,

plastik cairan dan lain sebagainya. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan

listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki

(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul

pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju

ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung

kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan

elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kaki nya.

Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan

kapasitansi atau kapasitas.[9]

Page 61: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

42

2.18 Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai

sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi

sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran

listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),

memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber

listriknya.

Gambar 2.23 Bentuk fisik Transistor[10]

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)

dan Kolektor (C). Tegangan yang disatu terminal misalnya Emitor dapat dipakai

untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,

yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia

elektronik Modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier

(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil

(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaianrangkaian digital,

transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga

Page 62: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

43 dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori

dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Dari banyak tipe-tipe transistor Modern, pada awalnya ada dua tipe dasar

transistor, Bipolar Junction Transistor (BJT atau transistor bipolar) dan Field-

Effect Transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor

bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua

polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik.

Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas

dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan

kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis

pembawa muatan (elektron atau Hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus

listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di

kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis

memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat

diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan

kanal konduksi tersebut.[10]

2.18 Jenis Transistor

Gambar 2.24 Simbol Transistor[10]

Page 63: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

44 Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak

kategori:

a) Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide

b) Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface

Mount, IC, dan lain-lain

c) Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET,

VMOSFET,MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor

yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.

a) Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel

b) Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power

c) Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF

transistor, Microwave, dan lain-lain.

2.19 BJT

BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis

transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal

positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal

tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B). Perubahan arus listrik

dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik

dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari

penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor

dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya

berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.[10]

Page 64: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Konversi

Energi Elektrik Teknik Elektro Universitas Lampung mulai dilaksanakan pada

bulan oktober 2014 dan direncanakan selesai pada bulan juli 2015.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Komponen (bahan) yang terdiri dari:

a. Resistor

b. Kapasitor

c. Sensor suhu

d. Dioda

e. Relay 5 volt

f. Arduino

g. Kontaktor magnit

h. Kabel penghubung

i. Sensor arus ACS712

Page 65: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

47

2. Perangkat kerja, yang terdiri dari: a. Motor induksi 3 fasa, 1 kw

b. Komputer pribadi

c. Papan projek (Project Board)

d. Bor PCB

e. Solder dan siongkak

f. Penitik PCB

g. Kabel penghubung

3. Bahan-bahan, yang terdiri dari:

a. PCB

b. Timah

c. acrylic

3.3 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membuat

suatu rangkaian menggunakan mikrokontroller. Rangkaian ini digunakan untuk

mengontrol komponen motor induksi tiga fasa. Adapun komponen yang dikontrol

adalah arus hubung singkat dan ketidak seimbangan tegangan pada motor induksi

tiga fasa. Sensor arus digunakan sebagai pendeteksi arus gangguan pada masing-

masing fasa R, S dan T sehingga apabila arus yang mengalir di masing-masing

fasa melebihi arus nominal dari motor listrik, maka pada mikrokontroller akan

memberikan intruksi untuk mengamankan motor listrik agar tidak terjadi

kerusakan akibat arus lebih yang diakibatkan gangguan external atau gangguan

internal. Kelebihan dari mikrokontroller yaitu Mikrokontroler tersusun dalam satu

chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol

sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang

Page 66: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

48

dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem. Kekurangan dari

mikrokontroller yaitu tidak tahan terhadap goncangan, sangat berpengaruh

terhadap medan elektromagnetic.

3.4 Prosedur Kerja

Dalam penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa langkah kerja yang dilakukan

diantaranya :

1. Studi literatur.

Dalam studi literatur dilakukan pencarian informasi mengenai segala sesuatu yang

berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

a. Karakteristik kontaktor magnit dan relay

b. Karakteristik komponen-komponen yang akan digunakan serta prinsip

kerjanya.

c. Cara kerja dan pemrograman mikrokontroller

1. Perancangan Alat

Tahap perancangan alat adalah tahap mulai dari pembuatan catu daya,

pembuatan aktuator rangkaian sensor suhu, sensor arus untuk pengukuran

pada motor induksi 3 phasa, pemrogaman mikrokontroler.

2. Pengujian

Aktivitas yang dilakukan dalam tahap pengujian adalah melakukan

pengujian alat yang telah selesai dirancang. Dalam tahap ini kita dapat

melihat apakah alat sudah berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan

referensi yang digunakan. Dalam tahap pengujian ini juga akan dilakukan

Page 67: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

49

pengambilan data-data yang akan digunakan dalam analisa hasil

pengujian.

A. Tahap pengujian yan dilakukan adalah sebagai berikut,

1. Pengujian Catu daya

Pengujian pada tahap ini adalah pengukuran untuk melihat output

tegangan dari rangkaian catu daya hal ini bertujuan apakah hasil

pengukuran sesuai dengan out put tegangan yang diinginkan yaitu 9 –

12 VDC.

2. Pengujian Aktuator

Pengujian pada tahap ini adalah pengujian apakah rangkaian aktuator

dapat bekerja sesuai perancangan yaitu rancangan aktuator dapat

menjadi pemutus sumber tegangan motor induksi 3 fasa ketika sensor

arus mendeteksi adanya ke tidak seimbangan beban.

3. Pengujian mikrokontroler

Pengujian mikrokontroler dilakukan dengan melihat PORT A sebagai

input sensor suhu dan arus serta PORT C sebagai pemicu rangkaian

aktuator.

4. Pengujian Rangkaian Sensor Suhu.

Pengujian pada sensor suhu yaitu pengujian yang bertujuan apakah

sensor suhu yang dipakai pada rancangan alat ini dapat dijadikan

sebagai sensor yang dapat mendeteksi perubahan suhu pada motor

induksi.

Page 68: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

50

5. Pengujian Sensor Arus

Pengujian perangkat ini dilakukan dengan mengukur tegangan

keluaran ACS712. Dan melihat apakah sensor arus dapat mendeteksi

perubahan ke tidak seimbangan arus pada motor induksi.

6. Pengujian keseluruhan

Pengujian pada tahap akhir adalah pengujian secara menyeluruh.

Pengujian ini dilakukan untuk melihat hasil dari ke tidak seimbangan

beban, perubahan suhu pada motor induksi dan pengaruhnya terhadap

rangakain aktuator.

3. Analisa data hasil pengujian

Setelah pengujian dan pengambilan data telah dilakukan, tahap yang

selanjutnya adalah analisa hasil pengujian. Data-data yang telah didapat

ini akan dianalisa dan dibandingkan dengan teori yang ada. Dan pada

akhirnya dapat diambil kesimpulan akhir penelitian.

Page 69: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

51

3.5 Penentuan spesifikasi rancangan.

Blok diagram pada penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut

Gambar 3.1. Blok diagram pengendali proteksi motor induksi 3 fasa.

3.6 Perancangan perangkat keras.

Berdasarkan blok diagram diatas adapun peralatan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Power supply

Power supply merupakan perangkat yang terdiri dari beberapa

komponen elektronika, secara fungsi power supply digunakan sebagai

pengubah tegangan ac yang dihasilkan oleh transformator menjadi

tegangan DC. Tegangan DC yang dihasilkan oleh power supply akan

digunakan untuk sumber tegangan pada mikrokontroller maupun

peralatatan yang lainya.

AC 3F

Sensor suhu

Mikrokontroler

Motor 3 phase

Sensor arus ACS 712

Aktuator

Display

Page 70: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

52

Gambar 3.2. Rangkaian power supply

2. Rangkaian Aktuator

Aktuator merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengeksekusi

perintah dari mikrokontroller, pada rangkaian ini juga berfungsi sebagai

rangkaian pemisah antara sumber tegangan DC dengan sumber tegangan

AC.

Page 71: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

53

Gambar 3.3. Rangkaian Aktuator

3. Rangkaian Sensor Suhu

Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa

suhu menjadi besaran elektris tegangan. Sensor ini memiliki parameter

bahwa setiap kenaikan 1ºC tegangan keluarannya naik sebesar 10mV

dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150°C.

Pada perancangan alat akan ditentukan keluaran adc mencapai full scale

pada saat suhu 100°C, sehingga saat suhu 100°C tegangan keluaran

transduser (10mV/°C x 100°C) = 1V. Tegangan dari IC LM35 akan

diproses dengan menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal agar sesuai

dengan tahapan masukan ADC. Sensor LM35 memiliki tegangan kerja 5

Volt namun outputnya hanya antara 0.01 Volt sampai 1.00 Volt range

Page 72: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

54

pengukuran IC LM35 hanya berkisar antara 0 – 100°C dengan perubahan

sebesar 10mV/1°C. Dengan ketelitian yang dimiliki maka sensor tersebut

dapat diterapkan langsung dengan Mikrokontroller AVR ATmega8535

yang memiliki ADC internal 10 bit, sehingga output dari LM35 dapat

langsung di koneksikan ke ADC internal Mikrokontroller AVR

ATmega8535. sensor ini dijadikan acuan oleh mikrokontroller sebagai

perintah untuk membuat Pin output berlogika high atau low, sensor ini

dipasang pada Pin ADC(Analog Digital Converter) mikrokontroller. ketika

sensor suhu mendeteksi adanya perubahan suhu pada motor induksi maka

sensor suhu akan mengubah perubahan suhu tersebut menjadi bentuk

perubahan sinyal tegangan kemudian perubahan sinyal tegangan yang

dikirim oleh sensor suhu akan diproses oleh mikrokontroller sebagai

perintah.

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Suhu

Page 73: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

55

4. Rangkaian Sensor Arus

Sensor arus AC yakni menggunakan sensor hall effect yang dapat mengukur

medan magnet disekitar kawat berarus. Sensor arus yang digunakan adalah

ACS712. Sensor ini dapat mengukur arus hingga 30 Ampere. Sensor arus

digunakan sebagai pendeteksi arus gangguan pada masing-masing fasa R,

S dan T sehingga apabila arus yang mengalir di masing-masing fasa

melebihi arus nominal dari motor listrik, maka pada mikrokontroller akan

memberikan intruksi untuk mengamankan motor listrik agar tidak terjadi

kerusakan akibat arus lebih yang diakibatkan gangguan external atau pun

gangguan internal. Rangkaian sensor arus memerlukan tegangan input sebesar 5

VDC.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Arus

Page 74: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

56

5. Motor Induksi 3 Fasa

Motor induksi 3 fasa yang digunakan dalam melakukan pengambilan data

yaitu motor induksi dengan kapasitas daya yang kecil, hal ini dilakukan

ketidak tersedianya motor induksi dengan kapasitas besar di laboratorium.

Pengujian dilakukan sebagai pembuktian dari teori yang digunakan dan

perancangan alat yang dibuat, sehingga dapat diambil data yang dapat

dilakukan analisa dan penyelesain setiap gangguan pada motor listrik.

6. Perancangan perangkat lunak.

Perancangan perangkat lunak digunakan untuk menjalankan

mikrokontroller agar dapat berfungsi sebagimana mestinya mikrokontroller

sebagai pengendali pada alat tersebut, penulisan perintah ini menggunakan bahasa

pemrograman C dengan menggunakan software IDE Arduino Perangkat lunak

yang direncanakan untuk mikrokontroller mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pemberiprintah pada LCD, yang digunakan sebagai indicator

ketika peralatan bekerja.

2. Menerima input dari sensor arus dan sensor suhu

3. Menghasilkan keluaran yang digunakan sebagai pemicu aktuator

sehingga beroperasi (on/off).

7. Pembuatan alat.

Langkah selanjutya setelah perancangan pembuatan alat berdasarkan

sketsa awal yang telah dibuat tersebut. Adapun beberapa proses yang dilakukan

dalam pembuatan alat ini adalah sebagai berikut:

Page 75: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

57

a. Menuliskan algoritma program ke mikrokontroller.

b. Menggambar rangkaian elektronik menggunakan komputer dengan

bantuan program aplikasi diptrace.

c. Memplot hasil gambar rangkaian pada PCB.

d. Melakukan pelarutan pada PCB dengan larutan ferokorit.

e. Melakukan pengeboran pada PCB.

f. Melakukan pemasangan komponen pada PCB.

g. Mendesain tata letak masing-masing bagian (block) pada alat yang

selesai dibuat.

8. Pengujian alat.

Pengujian dari hasil perancangan pengaman motor listrik dari gangguan

hubung singkat dan kelebihan beban yang dilengkapi dengan pengaman

temperatur lebih, dilakukan pada masing-masing bagiannya yaitu pada

rangkaian dan program. Pada pengujian perangkat keras dilakukan

pengujian per-blok rangkaian. Sedangkan pada perangkat lunak yaitu

dilakukan pengujian pada mikrokontroller apakah dapat bekerja dengan

baik sesuai dengan program yang dibuat atau tidak yaitu dengan

memberikan inputan dan melakukan pengecekan dikeluaran dari

mikrokontroller tersebut, setelah kedua hal diatas terpenuhi maka

selanjutnya adalah pengujian rangkaian secara keseluruhan. Pengujian per-

blok bertujuan agar kesalahan pada rangkaian dapat diketahui apakah

masing–masing bagian dari rangkaian dapat berfungsi dengan baik

sebagaimana mestinya. Sedangkan pengujian keseluruhan di maksudkan,

Page 76: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

58

untuk mengetahui apakah hasil dari perancangan yang telah selesai

pengerjaannya dapat bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi, dan

rancangan dari alat tersebut.

9. Diagram alir penelitian

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar

Gambar 3.6 Diagram alir pengerjaan tugas akhir

Page 77: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan pengamatan dan pengujian alat secara keseluruhan maupun

perbagian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan dibuatnya alat ini didapat system proteksi motor induksi 3 fasa

Yang menggunakan mikrokontroller.

2. Dapat mempermudah cara mengetahui suhu pada motor saat melebihi

suhu di kapasitas motor tersebut.

3. Pada saat pengujian sensor arus dan sensor suhu diketahui bahwa arus

pada jala-jala PLN tidak selalu seimbangan antara fasa, ini mempengaruhi

kerja dari motor 3 fasa untuk itu perlu dibuat proteksi saat tegangan tidak

seimbang.

5.2 Saran 1. Perlunya pengujian mengenai peralatan-peralatan elektronika yang

digunakan sebagai peralatan pendukung dalam tugas akhir ini agar dapat

diketahui tingkat keandalannya dalam jangka panjang.

2. Penggunaan sensor arus pada penelitian selanjutnya baiknya

menggunakan sensor arus Clam Ampere.

3. Sebaiknya perlu dilakukan pengoptimalan fitur - fitur yang ada pada

mikrokontroler untuk diaplikasikan pada motor induksi 3 fasa.

Page 78: SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA DARI …digilib.unila.ac.id/23770/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

DAFTAR PUSTAKA

[1] David H. Sirait: Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti TJ. Morawa,2008. USU Repository© 2009 (di unduh jumat 13 desember 2013 jam 00:12).

[2] Sujarot, Rancang Bangun Starting Motorinduksi 3 Fasa Hubung Bintang-Segitiga Dilengkapi Pengaman 3 Fasaberbasis Mikrokontroler Atmega8535,UNILA,2012.

[3] Andryawan Singgih. Rancang Bangun Pengaturan Pakan Pada Model Tambak Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMEGA32(prototipe)” skripsi.UNILA,2013.

[4] http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/11/dasar-dasar-sistem-proteksi.html (diunduh jumat 08 mei 2015 jam 10:16)

[5] Kurniawan ady. Monitoring besaran listrik dari jarak jauh Pada jaringan

listrik 3 fasa

Berbasis single board computer bcm2835, UNILA,2015

[6] http://all-elektro.blogspot.com/2012/01/transformator-trafo.html (diunduh sabtu 02 mei 2015 jam 11:19)

[7] Widiatmoko Catur. Perancangan Transformator Daya Satu Fasa Core type dengan bantuan pc. Universitas Diponegoro Semarang,(2004)

[8] Manurung Mangiring. "Studi Pengujian Vektor Group Transformator

Distribusi Tiga Phasa (Aplikasi pada PT. Morawa Electric Transbuana)." (2010).

[9] Suarmayasa Putu. Paper Kapasitor/Kondensator. Universitas Pendidikan

Ganesha, 2012 [10] Darsana Putu. Sistem Proteksi Daya Listrik Berbasis Mikrokontroler

Atmega 16 Dengan Sensor Arus. Universitas Negeri Yogyakarta. 2015 [11] Wijaya, Mochtar,S.T.:Dasar-Dasar Mesin Listrik.Jakarta.Djambatan,2001.

(di unduh sabtu 23 november 2013 jam 23:11).