sistem penghawaan alami pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu kebutuhan utama manusia adalah papan. Yang dimaksud dengan papan di sini adalah rumah tinggal atau bangunan secara umumnya. Di tempat inilah manusia melakukan segala aktivitasnya sehari-hari, dari awal bangun tidur sampai nantinya kembali untuk tidur lagi. Untuk itulah setiap bangunan pasti mempunyai fasilitas-fasilitas yang mendukung dan memenuhi kebutuhan tersebut. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan dari fasilitas bangunan yang berfungsi untuk menunjang tercapainya unsur- unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi serta mobilitas dalam bangunan. Menurut Vitruvius, Utilitas adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan. Jadi Utilitas adalah salah satu elemen penting dalam arsitektur selain firmitas (kekuatan) dan venusitas (keindahan). Dalam merancang bangunan kita harus selalu memperhatikan dan menyertakan faslitas utilitas bangunan yang nantinya dikombinasikan dengan perancangan arsitektur, struktur, interior, dan sebagainya. Dengan penentuan sistem utilitas yang baik dan sesuai pada bangunan, pengguna dapat merasa

description

sistem penghawaan alami pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

Transcript of sistem penghawaan alami pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAHSalah satu kebutuhan utama manusia adalah papan. Yang dimaksud dengan papan di sini adalah rumah tinggal atau bangunan secara umumnya. Di tempat inilah manusia melakukan segala aktivitasnya sehari-hari, dari awal bangun tidur sampai nantinya kembali untuk tidur lagi. Untuk itulah setiap bangunan pasti mempunyai fasilitas-fasilitas yang mendukung dan memenuhi kebutuhan tersebut.Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan dari fasilitas bangunan yang berfungsi untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi serta mobilitas dalam bangunan. Menurut Vitruvius, Utilitas adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan. Jadi Utilitas adalah salah satu elemen penting dalam arsitektur selain firmitas (kekuatan) dan venusitas (keindahan).Dalam merancang bangunan kita harus selalu memperhatikan dan menyertakan faslitas utilitas bangunan yang nantinya dikombinasikan dengan perancangan arsitektur, struktur, interior, dan sebagainya. Dengan penentuan sistem utilitas yang baik dan sesuai pada bangunan, pengguna dapat merasa nyaman dan aman untuk melakukan aktifitas dalam bangunan sehingga bangunan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.Ada 6 komponen utilitas dalam bangunan, diantaranya adalah:1. Sistem Plumbing2. Sistem Sampah3. Sistem Penghawaan Alami4. Sistem Pencahayaan Alami5. Sistem Pengkondisian Udara6. Sistem Transportasi BangunanKomponen-komponen utilitas tidak hanya ada pada bangunan kecil, namun juga pada bangunan tingkat tinggi dan bentang lebar, salah satunya adalah hotel. Studi kasus yang kami ambil adalah bangunan hotel, yaitu Bali Quincy Hotel, salah satu hotel yang masih dalam proses pembangunan yang terletak di Jimbaran. Sebagai bangunan tinggi dan besar, serta termasuk bangunan publik yang umum, hotel bintang 4 ini harus memiliki penghawaan alami yang memenuhi standart kebutuhan manusia. Penghawaan alami yang cukup dapat mengurangi penggunaan daya listrik yang tinggi, mengingat fasilitas di hotel ini bukan hanya lampu, namun juga kebutuhan AC, kebutuhan data seperti wifi, dsb.Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka kami melakukan studi lapangan di proyek hotel ini. Dalam makalah ini kami membahas masalah sistem penghawaan alami yang ada pada Bali Quincy Hotel, Jimbaran. Teori-teori yang kami dapatkan di kampus kami jadikan sebagai bekal dan dasar untuk kami bandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan.

1.2. RUMUSAN MASALAH1.2.1. Apa pengertian sistem penghawaan alami?1.2.2. Bagaimana siklus pertukaran udara dalam ruangan?1.3. TUJUAN PENULISAN1.3.1. Memahami pengertian sistem penghawaan alami.1.3.2. Mengerti bagaimana siklus pertukaran udara di dalam ruangan.

BAB IIKAJIAN TEORI

Memiliki posisi geografis yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, menyebabkan Indonesia memiliki jenis iklim panas lembab. Iklim tropis lembab memiliki karakteristik curah hujan dan kelembaban relatif tinggi, temperatur udara moderat dengan variasi perbedaan temperatur yang kecil sepanjang hari maupun sepanjang musim, kecepatan angin rendah, serta intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi. Kondisi tersebut membutuhkan desain pada bangunan yang tanggap terhadap iklim. Pada desain bangunan hotel ini, bangunan dirancang untuk mampu mengantisipasi kondisi tersebut yaitu bangunan yang mampu beradaptasi dengan iklim sekitar. Salah satunya yaitu dengan memperhatikan kualitas penghawaan alami. Melalui penghawaan alami bangungan hotel ini dapat meningkatkan kenyamanan. Diantaranya kenyamanan yang mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis penghuni. Dengan kondisi iklim tropis dan lembab, pencegahan panas dan pengoptimalan pelepasan panas hingga tercapainya keseimbangan termal, menjadi faktor penting dalam menciptakan kondisi yang nyaman. Kenyamanan termal dipengaruhi oleh lingkungan fisik, antara lain temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan dipengaruhi oleh lingkungan non fisik, antara lain jenis kelamin, umur, pakaian yang digunakan dan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Temperatur udara, kelembaban relatif dan kecepatan angin mempunyai hubungan yang saling berkaitan untuk mencapai kenyamanan termal bagi penghuni. Hal ini dapat dikatakan bahwa kenyamanan fisiologis akan dapat tercapai jika nilai kecepatan angin berada pada kondisi seimbang antara temperatur dan kelembaban relatif tertentu.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1Pengertian Penghawaan AlamiPenghawaan alami merupakan proses sirkulasi udara yang melakukan perputaran, dan pergantian udara di dalam suatu ruangan yang berfungsi untuk menjaga kualitas udara pada ruangan. Di iklim tropis lembab, seperti di kawasan pantai selatan Bali pada umumnya bangunan-bangunan didesain dengan sistem penghawaan alami yang memaksimalkan kecepatan angin untuk dapat mendinginkan struktur bangunan ataupun pencapaian kenyamanan fisiologis. Beberapa ciri desain bangunan di iklim tropis yang diterapkan pada desain hotel ini antara lain adanya bukaan lebar, atap dengan sudut kemiringan cukup, berplafon, dan memaksimalkan banyak naungan di sekitar bangunan. Konsep desain dengan sistem penghawaan alami yang memaksimalkan kecepatan angin, selain memperhatikan pergerakan aliran angin, juga melihat pengaruh lingkungan dan bangunan sekitar terhadap aliran angin tersebut. Beberapa faktor bangunan dan lingkungan yang berpengaruh adalah posisi bangunan terhadap lingkungan sekitar, orientasi bangunan, tata letak massa bangunan terhadap arah matahari dan arah datang angin. Hal ini disebabkan oleh tanah mempunyai kapasitas panas yang lebih tinggi dari air. Panas akan berpindah ke laut atau sering disebut sebagai angin darat ketika siang hari dan akan berpindah ke daratan atau sering disebut sebagai angin laut ketika malam hari. Disebut sebagai angin darat karena terjadinya pergerakan angin berasal dari darat ke laut dan disebut sebagai angin laut karena terjadinya pergerakan angin dari laut ke darat. Pergerakan angin dari laut di siang hari dan pergerakan angin dari darat di malam hari disebabkan oleh adanya perbedaan temperatur di kedua permukaan yang berbeda antara permukaan laut dan permukaan tanah. Hal ini mempunyai pengaruh kondisi iklim disekitarnya, dimana lokasi yang dekat dengan laut akan mempengaruhi kondisi iklim disekitarnya Kelembaban relatif juga terpengaruhi oleh kedua perbedaan permukaan tersebut, karena udara yang berasal dari laut akan memiliki kelembaban lebih tinggi karena membawa uap air yang merupakan hasil proses penguapan yang dilakukan oleh laut. berdasarkan keadaan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kenyamanan penghuni dapat dicapai dengan memperhatikan tata letak massa dan kepadatan bangunan (jarak antar bangunan, orientasi dan bangunan, posisi laut terhadap permukiman) dan pengaruh penghalang, baik vegetasi maupun bangunan yang berakibat pada menurunnya kualitas penghawaan pada permukiman karena pengaruh desakan dalam suatu luasan. Fenomena pada lokasi studi adalah posisi pantai berada di arah barat, agak menyirang dari barat laut kearah tenggara. Sementara posisi bangunan terletak di timur pantai dengan orientasi agak ke tenggara. Bentuk bangunan dengan tiga bagian menonjol yaitu penonjolan ke depan dengan orientasi tenggara timur laut, dengan satu segmen yang mengarah langsung ke laut, dan dua bagian bangunan lainnya membentang dari arah barat kearah timur dan agak menyirang kea rah timur laut. Dengan posisi dan orientasi bangunan hotel yang demikian, pola aliran dan kecepatan angin di sekitar bangunan hotel akan dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh adanya bukaan pada bangunan hotel untuk menunjang penghawaan alami. Adapun penjelasan penghawaan alami dengan dua orientasi bangunan hotel tersebut diantaranya:1. Bagian bangunan hotel yang menonjol kedepan, yaitu salah satu bagian bangunan yang terbentang dari arah barat laut kearah tenggara. Dengan salah satu orientasi bukaan mengarah ke barat daya, dan satu orientasi bukaan mengarah ke timur laut. Dengan posisi demikian, maka penghawaan alami berlangsung dengan maksimal pada saat terjadinya angin laut, maka bagian bangunan yang menghadap ke laut mendapatkan angin maksimal, dan sebaliknya, jika terjadi angin darat, maka bagian bangunan yang menghadap ke timur laut atau yang berada dibaliknya mendapatkan penghawaan alami secara maksimal.2. Bagian bangunan hotel yang terbentang dari arah barat ke timur laut, merupakan bangian hotel utama. Dengan orientasi view dan bukaan menghadap ke tenggara, dan barat laut. Penghawaan terjadi dengan intensitas angin yang sedang, dan tidak terlalu kencang. Kebutuhan udara per ruang dapat dipenuhi dengan penggunaan bukaan yang menerima masuknya angin dengan intensitas yang sedang, dan tidak terlalu kencang, menunjang kenyamanan penghuni kamar hotel.

3.2 Sistem penghawaan alami dalam ruang kamar hotelBeberapa uraian tentang sistem penghawaan alami dalam ruangan kamar hotel yang dibedakan dengan kelas ruang.3.2.1 Quincy G-SuiteFasilitas yang terdapat pada pilihan ruang ini adalah 2 master bed, yaitu ruangan dipisahkan menjadi 2 bagian, dengan pembatas yaitu connecting door. Memudahkan penghuni berinteraksi dengan penghuni di di bed satunya. Disetiap ruang tidur, dilengkapi dengan toilet. Pada tengah tengah terdapat living room, dan mini bar. Pada ruang ini terdapat 6 buah bukaan yang lebar, yaitu penggunaan jendela sekaligus yang dapat difungsikan sebagai pintu geser. Sistem sirkulasi udara pada ruang ini didapatkan melalui ventilasi atau lubang angin. Untuk ruangan diwilayah terluar bangunan menggunakan ventilasi untuk mengalirkan udara, sementara untuk ruangan yang posisinya ditengah bangunan menggunakan channel penangkap angin, atau biasa disebut saluran penangkap angin. Untuk membuat udara bisa mengalir alami lubang ventilasi dibuat pada dua buah bidang dinding. Perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan akan membantu udara mengalir dari ventilasi pada bidang dinding yang satu menuju vetilasi pada bidang dinding yang lain. Jumlah ventilasi udara pada bangunan ruang ini sudah cukup untuk mendukung proses sirkulasi udara , mengalirkan udara segar dari luar kedalam ruangan. Bentuk ventilasi udara yang digunakan adalah jendela konvensional dengan daun jendela dari kaca atau panel kayu yang bisa dibuka lebar pada siang hari. Selain itu, juga dibuat ventilasi udara berbentuk lubang kisi-kisi angin dengan susunan horizontal pada dinding bangunan. Sistem yang digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara (penghawaan) yang alami pada ruang ini adalah dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation), pada sistem ventilasi silang sirkulasi udara diatur sedemikian rupa agar bisa mengalir dari satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi udara lain, dan begitu sebaliknya. Dengan adanya perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan, maka aliran udara tidak akan terjebak di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan panas.

3.2.2 Quincy Suite, dan Quincy TypicalDengan ukuran ruang 6,725 x 8,576 m dan 4 x 740 m, serta memiliki bukaan yang lebar sangat menunjang sistem penghawaan alami pada ruang. Sama seperti konsep ruangan sebelumnya, ruangan ini juga memiliki bukaan yang lebar sehingga pola aliran udara dapat ditangkap dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi udara pada ruang. Untuk membuat udara bisa mengalir alami lubang ventilasi dibuat pada dua buah bidang dinding. Perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan akan membantu udara mengalir dari ventilasi pada bidang dinding yang satu menuju vetilasi pada bidang dinding yang lain. Jumlah ventilasi udara pada bangunan ruang ini sudah cukup untuk mendukung proses sirkulasi udara , mengalirkan udara segar dari luar kedalam ruangan. Bentuk ventilasi udara yang digunakan adalah jendela konvensional dengan daun jendela dari kaca atau panel kayu yang bisa dibuka lebar pada siang hari. Jika dirasa cuaca dan udara dalam keadaan yang baik, maka ruang ruang ini dibantu dengan sistem penghawaan buatan seperti AC (air conditioner )

Dengan tata letak massa tersebut yang berlokasi di pantai selatan Bali, perilaku angin mempunyai pola aliran dan kecepatan bervariasi yang dalam hal ini dapat mempengaruhi kualitas kinerja penghawaan alami pada bagunan hotel.Ditambah letak massa bangunan yang berada di pesisir pantai yang memiliki arah angin yang tidak menentu, begitu juga dengan kekuatan angin yang berbeda dari waktu ke waktu. Maka, untuk mengatasi hal tersebut, ditempatkanlah vegetasi pada site, guna membelokkan arah angin agar tidak terpusat pada suatu titik, jika cuaca dalam keadaan yang tidak baik. Selain memperhatikan orientasi ventilasi atau bukaan, dan ukuran bukaan, salah satu hal efektif yang dapat memaksimalkan penghawaan alami yaitu dengan menyediakan ruang atau space untuk Peletakan Taman Di Dalam Ruang Bangunan (indoor garden) pada bangunan Bali Quincy Hotel membuka ruang ditengah-tengah bangunan sebagai solusi untuk menciptakan pencahayaan dan penghawaan alami. Yang difungsikan sebagai taman kering dengan vertical garden. Diharapkan mampu menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik dan suhu ruangan terasa lebih sejuk. Sehingga tinggal di dalamnya pun terasa lebih fresh dan sehat. Tak hanya itu, ini pun berdampak pula pada konsumsi energi listrik yang lebih irit. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur kebutuhan penghawaan alami di dalam ruangan adalah:L = 1/5 Luas lantai

BAB IVPENUTUP

4.1KESIMPULANKesimpulan dari materi penghawaan alami adalah, system penghawaan alami pada bangunan sangat diperlukan untuk menghemat penggunaan listrik. Pada bangunan Bali Quincy Hotel, arah angin dan tekanan angin sangat berpengaruh dalam system penghawaan alami. Karena kharakter angin adalah bergerah dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Mengingat bangunan ini terletak di pesisir pantai, maka keberadaan angin darat, dan angin laut sangat berpengaruh dalam system penghawaan alami. Keunggulan system penghawaan alami disbanding dengan system penghawaan buatan adalah kualitas udara pada system penghawaan alami lebih bagus karena udaranya akan terus berputar dan berganti.

4.2KRITIK DAN SARANDemikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan sistem penghawaan alami. Penulis berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi bagi pembaca, dan dapat memenuhi fungsinya.