Hemat Energi Melalui Penghawaan dan Pencahayaan.pdf

108
TENTANG PENULIS Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, adalah dosen tetap di FSRD. Jurusan Desain, Program Studi Interior di ISI Denpasar. Pendidikan SD , SMP, SMA di Buleleng Bali. S1 Tamat di Program Studi Seni Rupa dan Desain Universitas Udayana Jurusan Desain bidang studi Interior, diselesaikan th 1993. Pendidikan Magister Ergonomi Fisiologi Kerja di Univ. Udayana th. 2001. Aktitivitas lain perancang interior beberapa proyek di Surabaya dan Denpasar, Melakukan penelitian dan menulis di beberapa jurnal dengan topik desain sepatu olahraga voli, Ergonomi desain topeng bondres buatan I Wayan Tanguh dll. Pada saat ini pengampu mata kuliah Fisika bangunan, mebel IV, Menggambar Teknik II, Desain Interior V, Pengetahuan bahan interior, Metodelogi penelitian, Nirmana I. Penerbit : Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Seni Indonesia kerjasama dengan Sari Kahyangan Indonesia Jln. Gustiwa B.1 Denpasar Telp. (0361) 463070 E-mail: [email protected]. HEMAT ENERGI MELALUI PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN Pada Teknik Bangunan dan Interior Ruang Dalam Made Ida Mulyati .

Transcript of Hemat Energi Melalui Penghawaan dan Pencahayaan.pdf

  • TENTANG PENULIS Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, adalah dosen tetap di FSRD. Jurusan Desain, Program Studi Interior di ISI Denpasar. Pendidikan SD , SMP, SMA di Buleleng Bali. S1 Tamat di Program Studi Seni Rupa dan Desain Universitas Udayana

    Jurusan Desain bidang studi Interior, diselesaikan th 1993. Pendidikan Magister Ergonomi Fisiologi Kerja di Univ. Udayana th. 2001. Aktitivitas lain perancang interior beberapa proyek di Surabaya dan Denpasar, Melakukan penelitian dan menulis di beberapa jurnal dengan topik desain sepatu olahraga voli, Ergonomi desain topeng bondres buatan I Wayan Tanguh dll. Pada saat ini pengampu mata kuliah Fisika bangunan, mebel IV, Menggambar Teknik II, Desain Interior V, Pengetahuan bahan interior, Metodelogi penelitian, Nirmana I.

    Penerbit : Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Seni Indonesia kerjasama dengan Sari Kahyangan Indonesia Jln. Gustiwa B.1 Denpasar Telp. (0361) 463070 E-mail: [email protected].

    HEMAT ENERGI MELALUI PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN Pada Teknik Bangunan dan Interior Ruang Dalam

    Made Ida Mulyati

    .

  • i

    HEMAT ENERGI MELALUI PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN Pada Teknik Bangunan dan Interior Ruang Dalam

    Made Ida Mulyati

    .

  • ii

    Hemat Energi Melalui Penghawaan dan Pencahayaan

    Hak Cipta: Made Ida Mulyati

    Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

    Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa

    izin tertulis dari penerbit.

    Perpustakaan Nasional: catalog dalam Terbitan (KDT)

    Made Ida Mulyati

    Hemat Energi Melalui Penghawaan dan Pencahayaan

    Mulyati --- Denpasar: Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Seni Indonesia

    kerjasama dengan Sari Kahyangan Indonesia, 2010.

    i-vii,100 Hlm.; 21 cm x 15 cm

    ISBN : 978-602-8574-07-5 1. FSRD ISI Denpasar 1. Judul

    Disain Cover : Cok Istri Puspawati Nindhia

    Penata Isi /Editor : Dr. Tjok. Udiana Nindhia P.

    Cetakan I : 2010

    Penerbit : Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut

    Seni Indonesia kerjasama dengan Sari

    Kahyangan Indonesia

    Alamat : Jalan Gustiwa B.1 Denpasar

    Telp. (0361) 463070

    E-mail: [email protected].

  • iii

    Pengantar Penulis

    Puji Syukur dipanjatkan ke hadapan Ida Sang Hayang Widhi

    Wasa berkat rahmat-Nya buku berjudul Hemat Energi Melalui

    Penghawaan dan Pencahayaan, dapat diselesaikan sesuai

    dengan yang diharapkan.

    buku ini membahas mengenai pencahayaan dan penghawaan

    baik alami maupun buatan. Pencahayaan dan penghawaan

    baik alami ataupun buatan di dalam penerapannya sebaiknya

    diperhitungkan agar tidak menimbulkan pemborosan energi.

    Hemat energi perlu dilakukan, terutama energi yang tak

    terbarukan, mengigat sumbernya semakin terbatas. Langkah

    pertama penghematan energi adalah mengenali energi apa

    saja yang terbarukan dan yang tidak. Untuk itu manfaatkan

    energi seefisien mungkin.

    Untuk menghemat energi melalui penghawaan dapat

    dilakukan dengan mengendalikan suhu dalam ruang. Langkah-

    langkah dalam usaha mengendalikan suhu dalam ruang dapat

    dicapai dengan memanfatkan potensi lingkungan seperti

    udara alami semaksimal mungkin dan melalui pemilihan

    material yang tepat untuk mengantisipasi panas yang masuk

    ke dalam ruang akibat radiasi matahari. Sebagian besar

    wilayah di Indonesia memiliki suhu rata-rata diatas 30 oC dan

    kelembaban rata-rata mencapai 80% yang cukup tinggi. Hal ini

    yang menyebabkan sebagian besar orang memilih

  • iv

    menggunakan AC (Air Conditional) untuk menjadikan ruang

    dalam nyaman secara instan.

    Penggunaan pendingin ruang yang tidak diperhitungkan dapat

    mengakibatkan pemborosan listrik. Untuk itu apabila disain

    rumah yang sudah terlanjur salah dengan kurang

    memperhatikan pengudaraan alami mengakibatkan suhu

    dalam ruang tidak dapat dikendalikan sehingga arus memilih

    menggunakan penghawaan buatan (AC), guna meberikan

    kenyamanan dalam ruangan. Walaupun dengan terpaksa

    harus menggunakan AC sebaiknya harus dihitung BTU ( British

    Thermal Unit) untuk mendapatkan PK AC yang sesuai dengan

    besaran ruang. Dengan menggunakan perhitungan yang tepat

    dapat memberikan kenyaman ruang yang maksimal dan tidak

    banyak pemborosan energy yang berupa listrik. Hemat energi

    bukan hanya dari penghawaan saja yang harus diatur dan

    dikendalikan tapi hemat energi dapat juga melalui

    pencahayaan yang benar.

    Pencahayaan ada dua yaitu alami dan buatan. Pencahayaan

    alami berasal dari sinar matahari. Untuk menghemat energi

    sebaiknya memaksimalkan manfaat dari terangnya matahari

    dan dapat mengelola panasnya. Untuk itu di dalam mendesain

    suatu rumah atau gedung baik arsitektur maupun interior

    sebaiknya memikirkan manfaat terangnya sinar matahari

    untuk dapat memenuhi kebutuhan penerangan terutama pada

    siang hari sehingga tidak perlu menyalakan lampu lagi pada

    waktu siang hari. Di samping itu yang harus dalam mendesain

    rumah atau gedung bagaimana meletakan bukaan, memilih

  • v

    bentuk bukaan dan memilih material yang digunakan untuk

    bukaan sehingga dapat mengelola panas yang masuk akibat

    sinar matahari sehingga tidak mengakibatkan suhu udara di

    ruangan menjadi panas. Sedangkan apabila cuaca mendung

    dan gelap pada waktu malam hari maka diperlukan juga

    pencahayaan buatan yang berasal dari lampu. Mengunakan

    lampu ternyata tidak hanya sekedar bias nyala dan terang

    tetapi harus memperhatikan banyak hal agar fungsinya

    maksimal. Kebutuhan akan lampu merupakan rutinitas setiap

    hari sehingga ditotal kuantitas pemakaian sangat tinggi.

    Untuk itu agar hemat energi dapat tercapai maka 2 hal penting

    yang harus diperhatikan sehubungan dengan pencahayaan. 2

    hal tersebut antara lain yang pertama harus menghitung

    tingkat pencahayaan yang diperlukan tergantung pada usia,

    ukuran obyek yang dilihat dan tingkat ketelitian atau kesulitan

    dari pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan yang kedua untuk

    arah datang dan distribusi cahaya yang harus diperhatikan

    adalah penempatan titik lampu yang tepat untuk fungsi yang

    berbeda(general light, task linght atau decorative light) dan

    pemilihan almatur(rumah lampu) yang tepat.

    Dengan mendesain rumah atau gedung yang tepat untuk

    tujuan memaksimalkan udara alam dan pemanfaatan sinar

    sebagai penerangan, serta memperhitungkan ketepatan

    penggunaan penghawaan dan pencahayaan buatan yang tepat

    kita dapat menghemat energi seefisien mungkin dan yang

    lebih penting kita telah berkontribusi dalam menjaga

    keberlangsungan hidup di Bumi.

  • vi

    Pada kesempatan ini, dengan tulus diucapkan terima kasih

    kepada seluruh sahabat yang banyak memberikan sumbang

    saran dan meluangkan waktu untuk mengoreksi naskah ini

    sampai penulisan bukui ini selesai sesuai dengan waktu.

    Kiranya tidak berlebihan bila dalam kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr.Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun, S.Sn, M.Hum yang telah banyak memberi dorongan dalam penyelesain buku ini.

    Penulis menyadari sepenuhnya tulisan buku ini masih jauh dari

    sempurna, memungkinkan untuk disempurnakan dan juga

    memberi peluang baru untuk dikembangkan lebih lanjut bagi

    penulisan buku penghawaan dan pencahayaan lain. Untuk itu

    penulis dengan kerendahan hati menerima segala kritik dan

    saran demi kesempurnaan tulisan ini.

    Pada akhirnya sekecil apapun arti dari karya buku ini, penulis

    berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi Bangsa dan

    Negara untuk memperkaya kasanah ilmu pengetahuan fisika

    bangunan di Indonesia pada umumnya dan bagi masyarakat

    luas.

    Denpasar, 2010

    P e n u l i s

  • vii

    Daftar Isi Pengantar Penulis .. iii Daftar Isi vii I PENDAHULUAN . 01 II PENGERTIAN ENERGI DAN MENGHEMAT ENERGI .. 05

    A Pengertian Energi . 05 B Pengertian Menghemat Energi 07

    III PENGHAWAAN ALAMI . 09 A Mengendalikan Suhu Ruang . 12 B Solusi-Solusi Masalah Pengudaraan Alami .. 12 C Segi Positif Penggunaan Penghawaan Alami .. 42

    IV PENGHAWAAN BUATAN . 43 A Jenis-Jenis Penghawaan Buatan .. 47 B Memilih AC Yang Tepat . 51 C Menghitung PK AC Sesuai Dengan Besaran Ruang 52 D Cara Merawat AC .. 56

    V PENCAHAYAAN ALAMI . 58 A Memanfaatkan Penerangan Alami . 58 B Mengelola Panas Matahari Dalam Ruangan 59 C Memodifikasi Bukaan Yang kurang maksimal . 65

    VI PENCAHAYAAN BUATAN 71 A Lampu Sebagai Sumber Cahaya Buatan . 71 B Tingkat Pencahayaan . 75 C Arah dan Distribusi Cahaya . 83 D Trik-Trik Menghemat Lampu .. 92

    VII PENUTUP 96 KEPUSTAKAAN .. 97 TENTANG PENULIS . 100

  • viii

    TENTANG PENULIS Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, adalah dosen tetap di FSRD. Jurusan Desain, Program Studi Interior di ISI Denpasar. Pendidikan SD , SMP, SMA di Buleleng Bali. S1 Tamat di Program Studi Seni Rupa dan Desain Universitas Udayana Jurusan Desain bidang studi Interior, diselesaikan th 1993. Pendidikan Magister Ergonomi Fisiologi

    Kerja di Univ. Udayana th. 2001. Aktitivitas lain perancang interior beberapa proyek di Surabaya dan Denpasar, Melakukan penelitian dan menulis di beberapa jurnal dengan topik desain sepatu olahraga voli, Ergonomi desain topeng bondres buatan I Wayan Tanguh dll. Pada saat ini pengampu mata kuliah Fisika bangunan, mebel IV, Menggambar Teknik II, Desain Interior V, Pengetahuan bahan interior, Metodelogi penelitian, Nirmana I.

  • 1

    I

    PENDAHULUAN

    Sebagai awal membaca, buku ini mengajak kita

    membahas mengenai pencahayaan dan penghawaan

    baik alami maupun buatan. Terkait dengan hal tersebut,

    pencahayaan dan penghawaan baik alami ataupun

    buatan di dalam penerapannya sebaiknya

    diperhitungkan agar tidak menimbulkan pemborosan

    energi. Hemat energi perlu dilakukan, terutama energy

    yang tak terbarukan, mengigat sumbernya semakin

    terbatas. Selaju dengan itu, penghematan energy mesti

    dipahami untuk mengenali energi apa saja yang

    terbarukan dan yang tidak. Untuk itu manfaatkan

    energy seefisien mungkin.

    Untuk menghemat energi melalui penghawaan dapat

    dilakukan dengan mengendalikan suhu dalam ruang.

    Langkah-langkah dalam usaha mengendalikan suhu

    dalam ruang dapat dicapai dengan memanfatkan

    potensi lingkungan seperti udara alami semaksimal

    mungkin dan melalui pemilihan material yang tepat

    untuk mengantisipasi panas yang masuk ke dalam

    ruang akibat radiasi matahari. Berkaitan dengan itu,

    dibahas dan diulas lebih dalam pada bagian yang

    mengulas pengertian energy dan menghemat enerti

  • 2

    dalam buku ini. Sebagian besar wilayah di Indonesia

    memiliki suhu rata-rata diatas 30 oC dan kelembaban

    rata-rata mencapai 80% yang cukup tinggi. Hal ini yang

    menyebabkan sebagian besar orang memilih

    menggunakan AC (Air Conditional) untuk menjadikan

    ruang dalam nyaman secara instan.

    Penggunaan pendingin ruang yang tidak diperhitungkan

    dapat mengakibatkan pemborosan listrik. Untuk itu

    apabila disain rumah yang sudah terlanjur salah dengan

    kurang memperhatikan pengudaraan alami

    mengakibatkan suhu dalam ruang tidak dapat

    dikendalikan sehingga arus memilih menggunakan

    penghawaan buatan (AC), guna meberikan kenyamanan

    dalam ruangan. Walaupun dengan terpaksa harus

    menggunakan AC sebaiknya harus dihitung BTU ( British

    Thermal Unit) untuk mendapatkan PK AC yang sesuai

    dengan besaran ruang. Dengan menggunakan

    perhitungan yang tepat dapat memberikan kenyaman

    ruang yang maksimal dan tidak banyak pemborosan

    energy yang berupa listrik. Hemat energy bukan hanya

    dari penghawaan saja yang harus diatur dan

    dikendalikan tapi hemat energy dapat juga melalui

    pencahayaan yang benar.

  • 3

    Selanjutnya, dibahas pula mengenai pencahayaan.

    Pencahayaan secara umum ada dua yaitu alami dan

    buatan. Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari.

    Untuk menghemat energi sebaiknya memaksimalkan

    manfaat dari terangnya matahari dan dapat mengelola

    panasnya. Untuk itu di dalam mendesain suatu rumah

    atau gedung baik arsitektur maupun interior sebaiknya

    memikirkan manfaat terangnya sinar matahari untuk

    dapat memenuhi kebutuhan penerangan terutama pada

    siang hari dan tidak perlu menyalakan lampu lagi pada

    waktu siang hari. Di samping itu, yang harus

    dipertimbangkan dalam mendesain rumah atau gedung

    adalah bagaimana meletakan bukaan, memilih bentuk

    bukaan, dan memilih material yang digunakan untuk

    bukaan sehingga dapat mengelola panas yang masuk

    akibat sinar matahari. Dengan demikian tidak

    mengakibatkan suhu udara di ruangan menjadi panas.

    Selaju dengan uraian di atas, apabila cuaca mendung

    dan gelap pada waktu malam hari maka diperlukan

    pencahayaan buatan yang berasal dari lampu.

    Mengunakan lampu ternyata tidak hanya sekedar bias

    nyala dan terang tetapi harus memperhatikan banyak

    hal agar fungsinya maksimal. Kebutuhan akan lampu

    merupakan rutinitas setiap hari sehingga ditotal

    kuantitas pemakaian sangat tinggi.

  • 4

    Untuk itu agar hemat energy dapat tercapai maka dua

    hal penting yang harus diperhatikan sehubungan

    dengan pencahayaan. Dua hal tersebut antara lain yang

    pertama harus menghitung tingkat pencahayaan yang

    diperlukan tergantung pada usia, ukuran obyek yang

    dilihat dan tingkat ketelitian atau kesulitan dari

    pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan yang kedua untuk

    arah datang dan distribusi cahaya yang harus

    diperhatikan adalah penempatan titik lampu yang tepat

    untuk fungsi yang berbeda (general light, task linght,

    decorative light, dan lain-lain) dan pemilihan almatur

    (rumah lampu) yang tepat.

    Dengan mendesain rumah atau gedung yang tepat

    untuk tujuan memaksimalkan udara alam dan

    pemanfaatan sinar sebagai penerangan, serta

    memperhitungkan ketepatan penggunaan penghawaan

    dan pencahayaan buatan yang tepat kita dapat

    menghemat energi seefisien mungkin dan yang lebih

    penting kita telah berkontribusi dalam menjaga

    keberlangsungan hidup di Bumi. Inilah yang banyak

    diulas dalam uraian buku ini selanjutnya.

  • 5

    II

    PENGERTIAN

    ENERGI DAN MENGHEMAT ENERGI

    A Pengertian Energi

    Pengertian energi cukup luas yaitu mencakup segala

    hal yang ada di bumi ini. Manusia membutuhkan energi

    untuk melangsungkan hidup. Ketika manusia bergerak

    pada saat itulah manusia sedang membakar energi

    yang didapat dari asupan makanan yang dikonsumsi.

    Berkait dengan uraian di atas, energi selain dari

    manusi juga terdapat energy listrik. Energi listrik dapat

    dipergunakan untuk menghidupkan AC, kipas angin,

    televise, kompor, lampu, water heater, kulkas dan lain-

    lain. Energi listrik tersebut tidak hilang tetapi berubah

    wujud dari energy listrik menjadi energy gerak (kipas

    angin), energy listrik menjadi energy panas (water

    heater). Tetapi yang sangat penting untuk menjadi

    bahan pemikiran adalah dari mana energi listrik itu

    berasal ?

  • 6

    Listrik merupakan sumber energi skunder, yaitu

    diperlukan sumber energi lain untuk mengerakan

    electron sehingga dapat memproduksi listrik. Pada saat

    sekarang ini ada beberapa sumber energi primer untuk

    menghasilkan listrik seperti batu bara, minyak bumi

    dan lain-lain. Melihat dari berbagai sumber energi

    maka energi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bisa

    diperbaharui dan yang tidak bias diperbaharui.

    Sedangkan sebagian besar sumber energi yang

    diguakan saat ini adalah sumber energi yang tidak

    dapat diperbaharui.

    Sumber energi yang tidak bisa diperbaharui inilah yang

    lama kelamaan akan habis, apabila penggunaannya

    terlalu berlebihan. Untuk itu kita sebagai makhluk yang

    memerlukan energi tersebut sebaiknya melakukan

    hemat energi. Apabila sumber energi benar-benar habis

    dan tidak ditemukan alternatif lain sebagai sumber

    energi maka generasi mendatang akan kesulitan dalam

    memenuhi kebutuhan sehari hari akan energi listrik.

  • 7

    B Pengertian Menghemat energi

    Menghemat energi, mulai dari kehidupan kita sehari-

    hari dengan jalan tidak melakukan pemborosan dalam

    penggunaan energi listrik. Seperti memanfaatkan

    penghawaan dan pencahayaan alami dengan

    maksimal, sehingga penggunaan energi listrik bisa

    diminimalkan. Bukan berarti kita tidak boleh

    menggunakan energi listrik sama sekali, tetapi

    sebaiknya menghemat dalam menggunakan energi

    listrik.

    Penghematan Penggunaan energi listrik untuk

    penghawaan dan pencahayaan dengan merancang

    desain-desain rumah yang berkonsep hemat energi

    untuk daerah tropis. Konsep hemat energi untuk

    daerah tropis dapat diterapkan pada penghawaan

    dengan memaksimalkan jumlah bukaan dan memilih

    jenis bukaan yang tepat sehingga udara alam dapat

    dengan maksimal masuk ke dalam ruang.

    Senada dengan uraian di atas, untuk pencahayaan

    sama halnya dengan penghawaan yaitu dengan

    memaksimalkan jumlah bukaan dan memilih material

  • 8

    yang tepat untuk bukaan sehingga sinar bias maksimal

    masuk ke dalam ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa

    membuat suhu ruangan menjadi panas. Namun hemat

    energi bukan berarti kita tidak boleh menggunakan

    listrik sama sekali tetapi kita mampu meminimalkan

    penggunaan energi listrik dengan memanfaatkan

    sumber energi alam yang berasal dari angin (udara) dan

    sinar mata hari semaksimal mungkin.

  • 9

    III

    PENGHAWAAN ALAMI

    Pembahasan pada bagian bab ini mengenai

    penghawaan alami. Penghawaan alami dalam uraian

    buku ini berkaitn dengan angin. Angin pada dasarnya

    adalah udara yang bergerak. Gerak itu disebabkan

    karena bagian-bagian udara didorong dari daerah

    bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.

    Dari kenyataan di alam didapat bahwa di daerah dingin

    angin lebih bertekanan tinggi dari pada daerah panas,

    maka dapat dikatakan arus angin bergerak dari daerah

    dingin ke arah daerah yang relative lebih panas.

    Gerakan angin ada yang bersifat makro dan ada yang

    bersifat mikro. Yang bersifat makro adalah angin

    berhembus antar benua atau antar samudra sehingga

    dikatakan memiliki kawasan gerak lebih luas.

    Sedangkan yang bersifat mikro hanya berhembus

    antar daerah atau tempat biasanya disebut angin local.

    Mengigat adanya gerakan angin yang bersifat makro,

    maka walaupun daerah-daerah di wilayah Indonesia

    sebagian besar tropis dan memiliki iklim yang relative

    tingi mencapai rata-rata di atas 300 dengan kelembaban

    (Rh) mencapai 80%, namun sepanjang tahun tidak

  • 10

    selamanya angin yang bertiup disekitar wilayah

    Indonesia memiliki suhu yang tinggi.

    Kita dapat mengamati pada bulan juli suhu di dataran

    asia sangat tinggi mencapai 320 dan tekanan udara di

    wilayah Asia sangat rendah mencapai 748 mm (musim

    panas) termasuk di Wilayah Indonesia, sedangkan suhu

    di Australia cukup rendah mencapai 180 (musi dingin)

    dan tekanan udara di Australia tergolong cukup tinggi

    mencapai 764 mm. Dengan kondisi ini jelas pada bulan

    juli angin atau udara bertiup dari benaua Australi ke

    benua Asia, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan

    suhu di wilayah Indonesi pada umumnya pada musim

    kemarau tidak terlampau panas.

    Tetapi beda dengan kenyataan pada saat ini udara di

    wilayah Indonesia semakin panas hal tersebut

    diakibatkan karena salah satu fungsi ozon sebagai

    pelindung bumi dari panas sinar mata hari sudah

    semakin menipis , kondisi ini mengakibatkan panas

    matahari lebih maksimal mempengaruhi bumi dan

    mengakibatkan suhu di bumi bertambah panas.

    Hal ini disebabkan karena begitu banyaknya kehidupan

    di bumi ini menggunakan AC, kulkas yang di dalam

    pengoperasiannya menggunakan preon yang

  • 11

    dampaknya dapat mempertipis lapisan ozon dan lama

    kelamaan apabila tidak disadari lapisan ozon pada

    akhirnya berlubang. Kondisi yang demikian

    mengakibatkan panas bumi bertambah karena sinar

    infrared tidak dapat dibendung lagi oleh lapisan ozon,

    disamping itu benda-benda luar angkasa dengan

    mudahnya jatuh ke bumi.

    Akibat dari keadaan yang demikian maka timbul

    berbagai penyakit terutama penyakit kulit dan penyakit

    pada pernafasan. Untuk menangulangi keadaan bumi

    yang semakin parah sebaiknya kita sebagai manusia

    harus mampu meminimalkan penggunaan alat-alat

    yang menggunakan zat yang berdampak negative

    terhadap lapisan ozon.

    Seperti salah satunya pemakaian AC yang

    menggunakan preyon disamping merusak lapisan ozon

    juga pemborosan energi yang sumbernya semakin

    tahun semakin menipis.Untuk itu seorang desainer

    arsitektur dan interior sebaiknya di dalam merancang

    rumah dan ruangan harus memanfaatkan agin atau

    udara alam semaksimal mungkin untuk

    menyelamatkan lapisan ozone dari kerusakan dan

    tercapai tujuan hemat energ.

  • 12

    A. Mengendalikan Suhu Ruang

    Untuk mengendalikan suhu di dalam ruang adalah

    dengan memanfaatkan udara alami dengan maksimal,

    maka diperlukan andanya pemikiran oleh para desainer

    arsitektur dan interior di dalam merancang bukaan

    pada bangunan dan ruang-ruang dalam bangunan.

    Disamping memikirkan jumlah bukaan, arah bukaan

    dan jenis atau bentuk bukaan, juga tidak kalah

    pentingnya memilih material yang tepat untuk bahan

    bangunan untuk mengatisipasi panas radiasi matahari,

    sehingga dapat member kenyamanan bagi manusia

    yang beraktivitas di dalamnya.

    Ruang yang tergolong nyaman adalah apabila saat

    berada di dalamnya kita tidak merasa terlalu panas atau

    pengap. Disamping itu juga jangan sampai terasa susah

    bernafas Karen minimalnya kadar O2 di dalam

    ruang.Untuk itu perlu adanya solusi-solusi untuk

    mengendalikan suhu di dalam ruang.

    B. Solusi-Solusi Masalah Penghawaan Alami

    Banyak masalah yang terjadi dalam pengaturan dan

    pemilihan bentuk penghawaan alami pada saat

    seorang desainer arsitektur merancangan rumah atau

  • 13

    gedung. Untuk itu perlu diketahu pemecahan solusi-

    solusinya sehingga hasil rancangan rumah maupun

    gedung menjadi optimal sesuai dengan konsep hemat

    energy disamping itu juga optimal dari segi visual (enek

    dipandang). Ada beberapa solusi di dalam penghawaan

    atau pengudaraan pada ruang dalam antara lain :

    1. Menyesuaikan Jumlah Bukaan Dengan Dimensi

    Ruang

    Jumlah bukaan yang ideal didalam ruangan

    disesuaikan dengan besarnya ruangan. Untuk satu sisi

    dinding biasanya jumlah bukaan minimal 5% dari luas

    ruangan. Untuk bukaan idealnya diletakan di dua sisi

    yang berbeda sehingga sirkulasi udara yang masuk dan

    keluar lebih lancer.

    2. Memilih Arah Dan jenis Bukaan Yang Tepat

    Pintu, Jendela dan ventilasi adalah jenis bukaan

    biasanya diterapkan pada bangunan sebagai elemen

    pelengkap pembentuk ruang yang memiliki fungsi

    salah satunya untuk pertukaran udara.

  • 14

    Untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik agar

    angin (udara) dapat mengalir ke dalam ruangan

    sebaiknya meletakan pintu, jendela dan ventilasi se ke

    arah datangnya angin. Misalnya jika angin datangnya

    dari timur ke barat bukaan sebaiknya diletakan di

    sebelah timur . Apabila kita meletakan bukaan disisi

    lain akan tidak bias memasukan angin ke dalan

    ruangan.

    Disamping itu perlukita ketahui bahwa udara mengalir

    dari dari bagian-bagian yang bertekanan tinggi kea rah

    yang bertekanan rendah.Perbedaan tekanan dapat

    dicapai dengan mengkondisikan ventilasi yang

    horizontal. Ventilasi yang horizontal disebabkan oleh

    arus angin yang datangnya horizontal dari sumber

    angin. Gejala tersebut akan terjadi dengan baik apabila

    salah satu sisi rumah sengaja kita buat relatif lebih

    panas dan sisi lain dikondisikan lebih sejuk dengan

    menanan pepohonan (Lihat gambar.1)

  • 15

    Gambar. 1 Penataan kondisi pada ruang luar dengan penataan satu sisi lebih dingin dan satu sisi lebih panas (Sumber: buku pasal-pasal Pengantar Fisika Bangunan)

    Sehingga dengan kondisi ini angin akan berhembus

    dengan kencang dari sisi yang lebih sejuk (bertekanan

    tinggi) ke sisi yang lebih panas (tekanan rendah).

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila kita

    meletakan ventilasi sebaiknya memikirkan arah

    datangnya angin, sisi bagian rumah yang lebih sejuk

    dan sisi bagian rumah yang lebih panas. Sisi bagian

    rumah yang lebih sejuk kita gunakan sebagai arah

    bukaan untuk ventilasi udara masuk, sakan berbeda

    dengan kondisi isi rumah yang lebih panas kita gunakan

    sebagai ventilasi udara keluar dari ruangan.

  • 16

    3. Ventilasi Silang

    Suhu udara di dalam ruangan akan terasa nyaman

    apabila ada aliran udara didalamnya. Kondisi tersebut

    dapat terwujud dengan adanya ventilasi silang, yang

    memungkinkan adanya udara yang bebas bergerak dari

    luar ke dalam dan dari dalam ke luar. Ventilasi silang

    dapat diperoleh dengan meletakan lebih dari satu

    bukaan pada sisi bidang yang berbeda. Tetapi jangan

    menempatkan ventilasi saling berhadapan karena

    mengakibatkan udara yang masuk ke dalam ruang

    tidak terdistribusi merata ke seluruh ruang, tetapi

    langsung keluar. Untuk itu dalam menentukan letak

    ventilasi sebaiknya diambil pada dinding sebelah kanan

    atau kiri untuk mendapatkan distribusi udara yang

    merata ( lihat gambar. 2).

    Gambar 2, Contoh penerapan ventilasi agar udara yang masuk kedalam ruang bisa didistribusikan dengan merata ( Sumber: Buku Rumah Irit Energi)

  • 17

    4. Bentuk Ventilasi

    Bentuk ventilasi yang dipilih sebaiknya dipilih bentuk-

    bentu dimana udara dapat leluasa masuk ke dalam

    ruang. Contoh-contoh bentuk ventilasi yang baik

    seperti bentuk :

    a. Kerepyak horisontal(Louver Jolousie). Arah

    kemiringan kerepyak dibuat keluar suapay air

    hujan tidak masuk ke dalam ruangan. Untuk

    ventilasi yang berbentuk kerepyak horizontal

    biasanya tidak dapat disetel (lihat gambar.3)

    Gambar. 3, Ventilasi kerepyak horizontal (Sumber: Australia Today, Town & Country Living)

    b. Kerawangan(rooster). Ventilasi kerawangan

    biasanya berupa rooster-rooster atau ukiran-

  • 18

    ukiran yang terbuat dari bahan dasar antara

    lain: batu-batu alam, batu-batu buatan,terakota

    atau ada juga yang terbuat dari bahan kayu

    ( lihat gambar.4)

    Gambar. 4, Ventilasi kerrawang material kayu (Sumber: dari Majalah Arsitekstur)

  • 19

    c. Dinding berlubang. Dinding berlubang biasanya

    diterapkan pada bangunan-bangunan yang

    berkonsep minimalis (Gambar.5). Dinding

    berlubang biasanya di dalam pelaksana banyak

    menggunakan batu-batu paras alami atau batu-

    batu paras buatan buatan yang dipasang seperti

    pemasangan batu bata tetapi diberi ronga-

    ronga atau lubang-lubang yang berfungsi

    sebagai ventilasi. Ventilasi sejenis ini biasanya

    diterapkan pada salah satu sisi dinding.

    Disampin fungsinya sebagai ventilasi juga

    berfungsi menambah nilai estetis pada

    bangunan.

    Gambar. 5, Dinding berlubang sebagai ventilasi (Sumber: Pasal-pasal Pengantar Fisika bangunan)

  • 20

    d. Papan-papan vertical yang posisinya

    kemiringannya dapat disetel. Papan vertical

    sama dengan jalusi hanya di pasang vertical dan

    memiliki kelebihan dapat di setel bahkan dapat

    ditutup, sehingga pada waktu hujan air tidak

    masuk ke dalam ruangan (lihat gambar. 6)

    Gambar. 6, Ventilasi berupa papan-papan kayu vertical, posisi kemiringan agar dapat disetel (Sumber: Pasal-pasal Pengantar Fisika Bangunan)

  • 21

    5. Ventilasi dan Isulasi Atap

    Mengurangi panas matahari yang masuk melalui atap

    kita dapat meletakan ventilasi pada ke dua sisi atap

    yang berupa tembok. Cara ini bertujuan untuk

    mengurangi radiasi panas matahari yang masuk melalui

    atap sebelum mempengaruhi suhu udara di dalam

    ruang yang ada di bawah atap. Dimana mekanisme

    kerjan dari ventilasi pada tembok atap tersebut adalah

    udara yang masuk dari salah satu ventilasi atap

    tersebut akan berakumulasi dengan udara panas akibat

    radiasi matahari.

    Kemudian udara panas tersebut didorong keluar

    melalui ventilasi yang satunya atau dengan kata lain

    adanya ventilasi atap membuat udara panas tidak

    terperangkap di dalam atap, sehingga udara panas

    akibat radiasi matahari tidak sempat mempengaruhi

    suhu udara yang ada di bawah atap. Ventilasi yang satu

    ini hanya bias diterapkan pada atap yang berjenis

    pelana (lihat gambar.7).

  • 22

    Gambar. 7, Ventilasi pada ruang atap (Sumber: Rumah Modern (Tropis)

  • 23

    Tetapi beda dengan atap limas dan yang sejenisnya,

    ventilasi dapat terbentuk dari plafond teritisan yang

    dibiarkan terbuka tanpa ada penutup pelafondnya yang

    menutup rapat seperti gypsum, tripleks tetapi untuk

    menghindari binatang-binatang seperti tikus yang

    bersarang di dalam atap, maka dapat ditutup dengan

    kayu reng yang disusun sedemikian rupa dengan nat-

    nat sehingga masih dapat untuk berfungsi sebagai

    ventilasi.

    Apabila kedua cara penempatan ventilasi tidak

    diterapkan ada juga alternative lain yaitu dengan

    memasang turbin ventilation (Gambar.9) pada atap

    bagian atas dan pada bagian atas turbin dipasang atap

    tambahan sehingga pada waktu hujan air tidak masuk

    ke dalam atap). Turbin ventilation berputar tanpa

    energy listrik, tetapi bergerak menggunakan tekanan

    udara panas yang ada di dalam atap yang otomatis

    mengerakan turbin untuk membuang udara panas.

    Turbin ventilation ini biasanya digunakan untuk

    bangunan-bangunan besar seperti pabrik, cargo,

    supermarket.

  • 24

    Gambar. 8, Turbin Ventilation (Sumber: Buku Rumah Irit Energi)

    Untuk alternatip lainnya dapat di buat menara angin

    pada atap yang berfungsi berfungsi mengisap dan

    menangkap angin sehingga terjadi sirkulasi udara di

    dalam atap (lihat gambar.9). Tekanan udara panas yang

    ada di dalam atap akan tertarik ke luar melalui menara

    angin dan digantikan dengan udara dingin. Untuk

    mendapatkan efek menara angin (ada juga yang

    menyebutkan sebagai efek cerobong) yang lebih

    optimal, maka sebaiknya menara angin dibuat dengan

    bentuk penutup yang menghadap arah datangnya

    angin.

  • 25

    Dengan demikian angin lebih mudah ditangkap dan

    kemudian dialirkan ke dalam atap yang pada akhirnya

    mempengaruhi suhu udara yang ada di bawah atap.

    Penerapan menara angin sebaiknya diterapkan apabila

    jarak antara atap dan plafon cukup tinggi. Karen

    semakin tinggi jarak atap ke plafon maka sirkulasi

    udara pada menara angin akan semakin maksimal.

    Gambar. 9, Menara angin di atas atap yang berupa cerobong yang dilengkapi dengan atap (Sketsa Ida Mulyati, 2010).

  • 26

    6. Membuat Plafon yang Cukup Tinggi

    Semakin tinggi plafond dari lantai maka semakin bebas

    udara bergerak dalam ruang. Plafond yang tinggi dapat

    menyebabkan udara pada ruangan mengalami

    pendinginan, asal didukung dengan jumlah ventilasi

    yang memadai, serta penempatan dan pilihan jenis

    ventilasi yang tepat.Dengan ukuran plafon yang tinggi

    dan ventilasi yang memadai maka udara panas dalam

    ruangan terangkat ke atas yang menyebabkan udara

    dingina yang ada di luar ruangan tertarik ke dalam

    ruangan. Untuk mendapatkan udara segar ukuran

    ketinggian plafond dari lantai minimal 3 meter. Melihat

    dari kenyataan yang ada sebetulnya para arsitektur dari

    zaman dulu sudah memikirkan hemat energy dengan

    mendesain bangunan dengan ketinggian plafon yang

    maksimal serta jumlah, letak dan jenis ventilasi yang

    tepat, sehingga sirkulasi udara dalam ruangan menjadi

    maksimal.

    Salah satu contoh yang nyata pada bangunan-

    bangunan zaman penjajahan Belanda di Indonesi,

    dimanan memiliki ciri khas dengan plafond yang tinggi

    dan kebanyakan menerapkan ventilasi bulat pada

    dinding-dinding bagian atas. Menurut Karyono

    merupakan contoh rumah dengan pengudaraan yang

  • 27

    baik. Sisitem ventilasi yang demikian akan dapat

    mendorong udara panas dari bawah ke atas dan keluar

    melalui ventilasi. Dengan udara panas naik ke atas

    maka udara segar akan tertarik masuk dari ventilasi,

    jendela dan pintu yang letaknya pada bagunan bagian

    bawah.

    Sistem sirkulasi udara yang seperti ini akan membuat

    udara dalam ruangan menjadi nyaman tanpa

    diperlukan penghawaan buatan. Tetapi sangat

    disayangkan desin-desin bangunan Belanda pada

    zaman sekarang jarang dijumpai. Bahkan bangunan-

    bangunan peninggalan Belanda tidak malah dirawat

    tetapi sudah banyak yang dibugar digantikan dengan

    bangunan yang baru.

    7. Material Atap

    Material massif, seperti dak beton merupakan salah

    satu material yang tergolong material yang dapat

    meredam panas. Seperti contoh pada bangunan yang

    berlantai dua , pada bangunan lantai bawah udara

    terasa lebih sejuk, karena udara panas akibat radiasai

    sinar matahari yang masuk melalui atap teredam oleh

    dak beton. Sedangkan banguna pada lantai dua terasa

  • 28

    lebih panas karena pada bangunan lantai dua

    kebanyakan tidak menggunakan plafond dari dak

    beton sehingga udara panas akibat radiasi matahari

    yang masuk melalui atap kurang dapat diredam.Untuk

    itu sebaiknya apabila kita membangunan rumah atau

    bagunan yang berlantai dengan alokasi dana yang

    memadai, sebaiknya keseluruhan dari plafon disetiap

    lantai menggunakan dak beton, supaya udara panas

    akibat radiasi matahari dapat teredam dengan baik.

    8. Kemiringan Atap

    Panasnya udara di dalam ruang dipengaruhi juga

    dengan kemiringan atap atau besar kecilnya sudut atap

    yang membentuk ventilasi atap dibagian bawa atap.

    Apabila sudut atap landai, maka atap menjadi lebih

    rendah dan menyebabkan ruang antara atap dan

    pelfond lebih sempit. Kondisi yang seperti ini

    menyebabkan pertukaran udara di dalam ruang antara

    atap dan plafond kurang maksimal sehingga

    mengakibatkan udara pada ruang di bawah plafond

    akan terasa lebih panas. Untuk itu sebaiknya membuat

    atap dengan kemiringan yang ideal yaitu 450.

  • 29

    Pedangkan dari beberapa jenis atap yang digunakan

    pada umumnya, jenis atap pelana yang lebih mampu

    mengeleminasi udara panas akibat radiasi matahari

    sebelum masuk ke ruangan. Hal ini disebabkan karena

    atap plana memiliki dinding pada dua sisi yang bisa

    menjadi penyangan ventilasi yang berfungsi untuk

    mengurangi udara panas yang berasal dari radiasi

    matahari, sebelum masuk ke dalam ruangan di bawah

    plafond.

    9. Memaksimalkan Penggunakan Material Alam

    Untuk Bahan bangunan

    Semakin banyak kita menggunakan material alam di

    dalam membangun rumah atau bangunan maka

    semakin membawa efek yang positif pada suhu udara

    yang masuk ke dalam ruang. Hal tersebut dikarenakan

    bahan alam yang digunakan sebagai bahan bangunan

    seolah memberi ikatan antara bangunan dan alam

    sekitarnya. Keterikatan tersebut diakibatkan karena

    material alam tidak mengalami banyak proses dalam

    pembuatannya, dibandingkan material pabrikasi.

    Material yang tebal dapat membantu meredam

    pengaruh panas matahari yang masuk ke dalam ruang

    yang akan mempengaruhi suhu udara pada ruang

    dalam.

  • 30

    10. Penerapan Warna

    Penerapan warna terang tidak hanya menimbulkan

    kesan bersih dan luas, tetapi juga tidak meyerap radiasi

    panas matahari.

    Dalam teori warna, warna gelap menyerap panas dan

    warna terang atau pastel dapat memantulkan panas.

    Teori ini juga berlaku pada bangunan dan interior. Oleh

    sebab itu untuk penerapan warna pada bangunan dan

    interior sebaiknya menggunakan warna-warna pastel

    (warna yang dicampur putih) atau putih, sehingga

    mengakibatkan suhu udara lebih terasa sejuk.

    11. Teritisan atau overstek

    Tritisan atau overstek sebaiknya dibuat lebih lebar

    karena semakin lebar tritisan maka udara di dalam

    ruangan akan semakin sejuk disebabkan oleh radiasi

    matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruang dalam

    dan disamping itu air hujan tidak akan tampias (lihat

    gambar.10).

  • 31

    Gambar. 10, Teritisan pohon dengan dimensi yang lebih lebar, pada rumah susun (Sumber: Majalah Tren Property, Bahan bangunan (gaya hidup. Housing Estate)

  • 32

    12. Membuat ruang Transisi

    Membuat ruang transisi seperti canopy atau teras yang

    berfungsi sebagai area peralihan yang dapat

    menciptakan iklim mikro, baik di dalam bangunan

    maupun di sekitarnya (lihat gambar.11).

    Gambar. 11, Ruang transisi (Canopy atau teras) (Sumber: Buku Rumah Modern Tropis)

  • 33

    Keberadaan canopy atau teras menyebabkan tekanan

    udara di halaman mengembang karena panas dan

    tekanan udara di canopy atau teras menjadi lebih

    sejuk. Udara sejuk yang ada di canopy atau teras

    kemudian bersirkulasi ke ruang dalam melalui

    ventilasi, jendela atau pintu.

    13. Penerapan konsep Open Space Dalam Interior

    Konsep open space dalam interior ruang juga dapat

    membuat udara dalam ruang bebas mengalir ke

    seluruh ruang. Open space (ruang keterbukaan yang

    dimaksud disini adalah ruangan-ruangan sebisa

    mungkin tidak terbatasi oleh material massif seperti

    tembok, kaca mati dll.

    Kelompok ruang di dalam interior berdasarkan tingkat

    privasinya dapat dibagi menjadi ruang public, semi

    public dan privat. Biasanya ruang public dan semi

    public sebaiknya hanya dibatasi dengan pembatas rak-

    rak yang berlubang-lubang sehingga udara dapat

    leluasa mengalir pada ruang-ruang tersebut.

    Sedangkan untuk ruangan privat sebaiknya dibatasi

    secara visual tapi masih memungkinkan udara untuk

    melewatinya, seperti menggunakan material bambu.

  • 34

    14. Menata Furniture Yang Benar Di Dalam Ruangan

    Penataan furniture dalam ruangan sebaiknya ditata

    sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi sirkulasi

    udara. Contoh jangan meletakan lemari yang tinggi dan

    tertutup di tengah ruangan, sebaiknya lemari dengan

    ketinggian dan desain tertutup di letakan rapat ke

    dinding. Boleh meletakan lemari tinggi sebagai

    pembatas ruang tamu dan ruang keluarga asal desain

    lemari tersebut tidak tertutup melainkan banyak

    lubang sehingga udara dapat bersirkulasi dengan bebas

    (lihat gambar.12).

  • 35

    Gambar 12, Penataan furniture di dalam ruangan sehingga udara dapat bersirkulasi (Sumber: Buku Rancangan Sendiri Rumah Anda)

  • 36

    15. Menghindarai Efek Rumah kaca

    Materia transparan, seperti kaca bening yang

    diterapkan terlalu berlebihan pada tiap sisi dinding

    bangunan, membuat radiasi panas matahari masuk ke

    dalam ruangan (gambar. 13). Hal ini menyebabkan

    udara di dalam ruangan bertambah panas seiring

    dengan bertambahnya waktu. Inilah yang disebut

    dengan efek rumah kaca. Gorden tidak termasuk

    material penghalang panas radiasi matahari tapi hanya

    dapat menghalangi cahaya saja, sedangkan panas

    matahari tetap masuk ke dalam ruangan.

    16. Menananam Tanaman Di Halaman

    Tananaman juga dapat membantu mendinginkan

    udara luar sebelum masuk ke dalam ruangan karena

    tanaman mampu menyerap radiasi matahari. Peletakan

    tananman sebaiknya ditata sedemikian rupa, seperti

    yang berjenis pohon besar kita letakan agak jauh dari

    bukaan pintu dan jendela, sehingga tidak menghalangi

    angina tau udara yang masuk melalui pintu dan tidak

    menghalangi apabila daun jendela di buka. Sedangkan

    tanaman-tanaman yang tidak terlalu tinggi, ditanam di

  • 37

    bawah bukaan jendela. Sebaiknya pilih tanaman yang

    berdaun lebat karena agar tanaman tersebut dapat

    berfungsi optimal dalam menyerap udara panas akibat

    radiasi matahari dan dapat menyaring udara kotor

    akibat polusi udara sehingga udara yang masuk ke

    dalam ruangan dengan kondisi sejuk dan bersih.

    17. Mendisteribusikan udara secara merata dengan

    batuan kipas angin

    Apabila kita membeli bangunan yang sudah jadi dan

    ternyata letak ventilasi bersebrangan mengakibatkan

    udara yang masuk tidak merata terdistribusi pada

    ruangan tetapi udara yang sudah masuk langsung ke

    luar sehingg udara dalam ruangan terasa panas. Untuk

    pemecahan jangka pendek bisa dibantu dengan

    pengudaraan mekanis seperti kipas angin yang

    digantung pada plafond (lihat gambar 15) untuk

    mendistribusikan udara dengan merata dalam

    ruangan.

  • 38

    Gambar 14, Kipas angin yang digantung pada plafond untuk mendistribusikan udara secara merata (Sumber: Tugas Mahasiswa Pengetahuan Bahan bangunan, Kelompok VI)

    Apabila dalam satu bangunan terdapat ruang dan pada

    ruang tersebut hanya terdapat satu ventilasi pada satu

    sisi dinding maka dalam ruang tersebut tidak ada

    ventilasi untuk mengeluarkan udara kotor yang

    bermuatan CO2 akibat dari hasil metabolism manusia

    pemakai ruangan tersebut, polusi kimia dari material

  • 39

    sintetis yang digunakan sebagai material elemen

    pembentuk ruang, material fasilitas dan material

    finishing yang digunakan pada interior ruang

    tersebut,kondisi yang demikian menyebabkan udara

    dalam ruang tersebut kotor dan penggap.

    Apabila terus menerus terpapar maka mengakibatkan

    terganggunya kesehatan penghuninya dan material

    yang digunakan pada ruangan tersebut akan mudah

    using karena udara yang terlalu lembab . Untuk itu

    pemecahan jangka pendek dapat memasang

    exhauspen pada salah satu dinding untuk

    mengeluarkan udara kotor, tetapi kalau tidak

    memungkinkan memasang exauspen pada dinding

    maka exhaust fan dapat dipasang pada plafond.

    18. Membuat ventilasi cerobong arang

    Pada jaman dahulu di Mesir dan negara-negara gurun

    pasir menggunakan cerobong arang (Gambar. 15)

    sebagai ventilasi untuk mendapatkan udara yang sejuk

    dalam ruangan.

  • 40

    Gambar 15, Cerobong udara pada zaman dulu di Mesir, merupakan system AC sederhana (Diseket ulang oleh Ida Mulyati, 2010)

  • 41

    Sistem ini juga sangat baik apabila diterapkan di

    Negara kita, di daerah-daerah kering atau di daerah

    pantai untuk menyejukan udara dalam ruang. Sistem

    ini sangat baik karena tanpa kita membayar banyak

    untuk membeli AC disamping itu juga dapat

    menghemat energy listrik.

    Ventilasi cerobong arang adalah ventilasi dengan

    membuat cerobong pada dinding rumah dengan

    lubang disesuaikan dengan arah datangnya angin

    terhembus permanen. Dengan masuknya angin ke

    dalam cerobong dari atas turun ke bawah, sehingga

    angin melewati kerawangan yang berisi arang. Arang

    selalu dalam kondisi basah karna selalu mendapat

    tetesan air dari bejana yang bagian bawahnya diberi

    lubang-lubang kecil. Untuk itu Air dalam bejana

    tersebut harus selalu terisi.

    Arang yang basah tersebut berfungsi sebagai filter

    (penyaring) udara dan sekaligus mendinginkan udara

    karena efek dari arang yang basah. Udara yang telah

    bersih dan sejuk kemudian dialirkan ke dalam ruangan

    melalui lubang yang telah disiapkan.

  • 42

    Ternyata sisitem ini dapat menurunkan suhu udara luar

    dengan selisih 7oF. Cara ini sering disebut system air

    conditional yang sederhana.

    C. Segi Positif penggunaan Penghawaan Alami

    Banyak segi positif yang kita dapat apabila kita

    memanfaatkan penghawaan alami dengan maksimal

    antara lain :

    1. Ikut menjaga sumber energy listrik

    2. Udara alam yang bersih dengan volume yang cukup

    dalam ruang dalam akan menyebabkan manusia

    yang beraktivitas dalam ruang tersebut menjadi

    lebih sehat

    3. Ikut menjaga keutuhan lapisan ozone sebagai

    pelindung bumi dari radiasi sinar matahari dan

    benda-benda ruang angkasa.

    4. Penerapan pintu dan jendela sebagai sumber udara

    alami masuk ke dalam ruangan dapat menambah

    nilai estetika pada bangunan.

    5. Dll.

  • 43

    IV

    PENGHAWAAN BUATAN

    Apabila lokasi bangunan berada di daerah perkotaan

    yang sangat padat dengan bangunan bertingkat dan

    sangat sedikit atau sama sekali tidak terdapat lahan

    untuk menanam pepohonan sehingga menjadikan

    tinggkat polusi udara tinggi, dengan kondisi seperti ini

    berarti jalan satu-satunya harus menggunakan

    penghawaan buatan (AC).

    Dalam merancang penghawaan buatan yang hemat

    energi, kita harus berusaha sepenuhnya mengelola

    seluruh potensi bangunan agar tercapai kualitas udara

    dalam ruang yang sebaik-baiknya dengan energy AC

    yang serendah-rendahnya. Dengan kata lain apabila kita

    akan menggunakan penghawaan buatan, titik tolak

    perfikirnya bukan dari AC dulu, tetapi dari desain

    bangunannya. Ketika kita mendesain suatu bangunan

    yang natinya akan menggunakan penghawaan buatan

    (AC), berarti kita akan membuat atmosfer di dalam

    ruang tersebut sesuai kehendak kita untuk tercapai

    kesehatan dan kenyamanan. Untuk itu yang harus

    difikirkan di dalam merancang bangunan dan ruang-

    ruang dalam bangunan agar tercapai tujuan di atas

    antara lain :

  • 44

    1. Mengorientasikan bangunan kea rah utara-selatan

    guna meminimalkan penyerapan pengaruh maksimal

    radiasi matahari. Apabila orientasi bangunan

    membujur ke arah timur-barat, mengakibatkan

    bidang bangunan akan menyerap radiasi matahari

    dengan maksimal. Panas radiasi matahari akan

    merambat ke dalam ruangan dan menjadi beban bagi

    AC. Dengan kondisi seperti ini kerja AC

    akanbertambah berat dan memerlukan energy listrik

    yang lebih banyak. Apabila orientasi timur-barat tidak

    bias dihindarkan, maka jalan satu-satunya untuk

    pemecahan ini dengan mengusahakan sisi timur-

    barat bangunan terbayangi secara maksimal,

    misalnya menanam jenis pohon yang daunnya

    rimbun, memperlebar ritisan atau memasang tirai di

    sebelah luar. Usaha ini bertujuan agar panas radiasi

    matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruang agar

    kerja AC tidak terlalu berat sehingga bias menghemat

    energy listrik .

    2. Memilih bahan bangunan yang dapat meredam

    panas sehingga panas radiasi matahari tidak

    maksimal masuk ke dalam ruangan. Untuk itu

    diajurkan untuk memakai bahan bangunan yang

    memiliki nilai transmitan rendah (bersifat isolator)

  • 45

    dan bernilai refleksi tinggi (warna cerah), tanpa harus

    membuat silau tetangga.

    3. Hindari menggunakan ventilasi udara yang tidak

    dapat ditutup pada saat menghidupkan AC. Dengan

    kondisi yang demikian mengakibatkan udara panas

    dari luar mengalir ke dalam ruangan sedangkan

    udara sejuk yang dihasilkan oleh AC mengalir lagi ke

    luar. Akibat dari kondisi seperti ini lama-kelamaan AC

    mengalami kebocoran dan tidak dapat lagi

    menghasilkan udara sejuk.

    4. Membuat ketinggian plafond yang tidak terlalu tinggi,

    cukup 280 300 cm sehingga volume udara tidak

    terlalu besar dan mengakibatkan kerja AC tidak

    terlalu berat.

    5. Khususnya pada ruang ruang perkantoran sebaiknya

    di buat dinding-dinding penyekat yang tidak terlalu

    tinggi karena apabila menggunakan AC jenis split,

    maka penyebaran udaranya sejuk akan terdistribusi

    secara merata (tidak terhalang).

    6. Menata denah bangunan untuk melokalisir panas

    dan kelembaban. Kelompok ruang yang menjadi

    sumber panas, bau, dan lembab (dapur dan kamar

  • 46

    mandi) sebaiknya di pasang exhaust fan sehingga

    udara panas,asap dan bau dapat terbuang ke luar

    ruangan. Apabila tidak dibuang ke luar ruangan dan

    ruangan menggunakan AC maka bau yang tidak

    sedap akan melekat dan bertahan lebih lama dan

    asap panas dari kompor akan membuat AC berkerja

    lebih berat. AC yang berkerja terlalu berat

    memerlukan energy listrik lebih banyak dan

    disamping itu ACmenjadi cepat rusak.

    7. Menata ruang untuk merokok dan ruang bebas

    rokok. Ruang untuk area merokok berarti tidak akan

    dipasang AC sedangkan ruang bebas rokok berarti

    menggunakan AC. Karena apabila ruang-ruang

    tersebut di satukan maka asap rokok akan

    menimbulkan bau yang tidak sedap dan dengan

    menggunakan AC bau tersebut akan melekat.

    Disamping itu kerja AC akibat panas asap rokok akan

    berat.

    8. Walaupun kita merancang ruangan untuk

    menggunakan penghawaan buatan (AC), tetapi tetap

    kita menerapkan bukaan (jendel dan ventilasi) karena

    apabila listrik padam dan pada waktu pagi hari udara

    masih bebas polusi kita dapat membuka jendela atau

    ventilasi untuk mendapatkan udara segar.

  • 47

    A. Jenis-Jenis Penghawaan Buatan

    Penghawaan buatan (AC) ada beberapa jenis antara lain

    AC central, AC split, AC Window ,AC portable. AC

    central biasanya di pasang pada plafond dan di atas

    plafond dilengkapi dengan dakting-dakting AC dan

    memiliki ruangan mesin khusus (lihat gambar.1).

    Gambar 16, AC Centeral (sumber: Serial Rumah Hemat Energi)

  • 48

    AC split adalah AC yang dipasang mengantung di tembok, tembok dilubangi sebesar selang pembuangan dan kabel yang menghubungkan ke mesin AC yang diletakan di luar bangunan dengan disediakan ruangan khusus untuk mesin AC (lihat gambar.17).

    Gambar 17, AC Sput (Sumber: Serial rumah Hemat Energi)

    AC Window adalah AC yang dimana mesinnya menjadi

    satu dengan badan ACnya sehingga harus di pasang

    dengan melubangi tembok sebesar AC sehingga badan

    belakang(mesin AC) menjorok ke luar halaman di sanga

    dengan besi siku atau sejenisnya, sedangkan bagian

    dalam ruang hanya menojol kurang lebih 4-5cm(setebal

    tutup filter AC (lihat gambar.18).

  • 49

    Gambar 18, AC Window (Sumber: Serial rumah Hemat Energi)

    AC portable adalah jenis pendingin udara yang dapat

    dipindah-pindahkan, tetapi AC jenis ini tidak

    menggunakan preon tetapi proses pendinginan udara

    menggunakan air yang terkadang dapat dicampur

    aroma terapi untuk menenangkan pikiran (Gambar 19).

  • 50

    Gambar 19, (Sumber: Serial Rumah Hemat Energi)

  • 51

    B. Memilih AC yang Tepat

    Dalam memilih AC pilihlah AC yang memiliki label hemat

    energy, salah satunya adalah dengan sensor gerak ,jika

    ruangan tidak dihuni AC akan beroperasi dengan tenaga

    lebih kecil yang akan menghemat 20-30% energ1 listrik.

    Teknologi seperti itu dinamakan inverter yang akan

    menyesuaikan kapasitas pendingin dengan cara

    memperlambat atau mempercepat aliran kompresor,

    jadi tidak harus dihidup matikan sehingga energy listrik

    dapat dihemat sampai 1/3 nya.

    Sebelum membeli AC sebaiknya menghitung kapasitas

    daya AC agar sesuaikan dengan besaran ruangnya dan

    sebaiknya memilih AC yang menggunakan teknologi

    modern tanpa menggunakan preyon. Pemikiran seperti

    di atas disamping untuk hemat energi juga tidak

    merusak ozone. Disamping itu apabila kita akan

    membeli AC split atau AC Window, sebaiknya melihat

    besaran EER (Energy Eficiency Rating). Semakin tinggi

    nilai EERnya maka AC akan semakin efisien dalam

    mengkonsumsi energi.

    Untuk hemat energy, apabila ruang cukup besar dan

    ingin sekaligus mendinginan keseluruhan ruang yang

    ada pada bagunan maka sebaiknya menggunakan AC

  • 52

    central karena akan lebih efisien dibanding

    menggunakan jenis AC split atau AC Window. AC central

    biasanya digunakan pada bangunan-bangunan gedung

    Seperti mall, perkantoran dll. Tetapi apabila hanya

    beberapa ruang saja yang perlu didinginkan, maka lebih

    hemat menggunakan AC split atau AC Window. Jenis AC

    central, AC split atau AC Window tidak mudah dipindah-

    pindahkan tetapi AC portable merupakan AC yang

    mobile (dapat dengan mudah dipindahkan).

    C. Menghitung PK AC Sesuai Dengan Besaran Ruang

    Untuk Hemat energy disamping memilih jenis AC yang

    tepat juga harus menghitung daya AC yang sesuai

    dengan besarnya ruang. Ukuran daya AC sangat penting

    karena apabila dayanya lebih besar dari ketentuan

    besaran ruangnya maka ruangan akan terasa terlalu

    dingin dan apabila sebaliknya maka ruangan akan terasa

    masih panas karena daya AC tidak mampu

    mendinginkan keseluruhan ruang. Tetapi apabila kita

    menggunakan AC split yang menggunakan rimout

    control dengan daya lebih besar dari ketentuan besaran

    ruangnya maka memang dinginnya udara dalam ruang

    dapat diatur, tetapi tetap akan boros energi karena

    untuk daya yang lebih besar dari besaran ruang akan

  • 53

    memerlukan energy lebih besar pada saat mulai

    menghidupkan (star).

    Seperti pembahasan di atas apabila kita membeli AC

    sebaiknya melihar EERnya. EER didapat dari nilai BTU

    yang dibagi dengan nilai daya (watt). BTU (British

    Thermal Units) adalah satuan energy. Contohnya untuk

    mendapatkan nilai EER adalah apabila satu unit AC split

    dengan kapasitas 7000 BTU menggunakan energy atau

    daya sebesar 655 watt, maka EERnya dapat kita hitung

    sebesar 10,7 yang didapat dari 7000 (BTU) / 655 watt.

    Untuk selanjutnya kita harus mempelajari mencari

    nilai BTU ( British Thermal Units).

    BTU = P x L x 500BTU

    Ketentuan:

    P = Panjang ruangan

    L = Lebar ruangan

    500 BTU = Jumlah yang sudah ditentukan

    BTU dihitung untuk menentukan kapasitas daya AC

    dalam PK yang diperlukan sesuai dengan besaran atau

    volume ruang. Contoh perhitungan :

    Diketahui :

    P = 300 cm

    L = 400 cm

  • 54

    500 BTU = Jumlah yang sudah ditentukan

    BTU = 300 x 400 x 500

    = 6000 BTU

    Kemudian untuk mencari daya AC, kita harus

    memasukan hasil dari BTU yang didapat ke dalam table

    yang telah ditentukan .

    N0 Daya AC (dalam BTU) Daya AC (dalam PK)

    1. 5000 1/2

    2. 7500 3/4

    3. 9000 1

    4. 12000 1 1/2

    5. 16000 2

    Tabel.1

    untuk menentukan daya AC dalam PK khusus untuk

    pemakaian AC split atau AC Window

  • 55

    Perhitungan yang diperoleh 6000 BTU setelah dicocokan

    di dalam table berada antara 5000 dan 7500. Untuk

    menentukan besaran PK AC yang digunakan dapat

    dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

    Untuk penggunaan AC di daerah dataran rendah

    yang biasanya kondisi udaranya lebih panas dari

    dataran tinggi kita pakai daya AC yang lebih

    tinggi yaitu : PK

    Untuk penggunaan AC di daerah dataran tinggi

    yang kondisi udara luarnya lebih sejuk kita pakai

    daya AC yang lebih rendah yaitu : PK

    Dengan menghitung daya AC (dalam PK) sesuai dengan

    kebutuhan ruang maka kita telah mampu

    mengoptimalkan fungsi Ac untuk mendapatkan udara di

    dalam ruang yang lebih nyaman disamping itu juga

    dengan cara ini kita dapat menghemat energy listrik.

    Terkadang dengan keterbatasan kita mengenai cara

    menghitungan PK AC yang sesuai dengan besar ruangan

    dan terkadag penjual ingin AC dengan PK besar yang

    laku karena harganya lebih mahal. Kejadian yang seperti

    ini terkadang menimbulkan ketidak sesuaian antara

    daya AC dengan besaran ruang. Terkadang Daya (PK) Ac

    yang dibeli terlalu besar atau PK AC terlalu kecil dengan

    besaran ruang sehingga harus menggunakan dua (2)

  • 56

    buah AC dalam satu ruang. Hal inilah yang

    mengakibatkan pemborosan biyaya termasuk boros

    energy listrik.

    D. Cara Merawat AC

    Untuk merawat AC agar tidak membuang-buang energy

    listrik yang terlalu banyak antara lain :

    1. Menggunakan waktu (timer) yang terdapat pada

    rimot AC. Misalnya AC diprogramkan mati saat

    kita meninggalkan rumah dan hidup lagi 30

    menit sebelum kita tiba di rumah. Dengan cara

    ini AC tidak hidup terus yang membuat AC cepat

    rusak dan disamping itu juga ruangan akan tetap

    nyaman pada saat kita ada di dalamnya. Dan

    yang lebih penting energi listrik akan lebih

    hemat.

    2. Membersihkan filter AC setiap bulan. Filter yang

    kotor membuat AC berkerja lebih berat. Hal ini

    akan mengakibatkan AC cepat rusak karena

    mesin AC kerja mesin AC lebih berat dengan

    kondisi filter kotor. Disamping itu apabila filter

    dalam kondisi bersih udara yang keluar akan

    lebih banyak dan lebih bersih sehingga ruangan

    akan lebih nyaman dan setelan AC tidak tidak

  • 57

    perlu terlalu rendah, untuk itu hemat energi bias

    tercapai.

    3. Membersihkan evavorator (saluran pembuangan

    air pada AC split atau AC Window apabila udara

    AC yang keluar sudah terasa kurang dingin.

    Dengan menyemprot evavorator dengan selang

    air dengan kecepatan sedang.

    4. AC unit (biasanya di katakana mesin AC) yang

    terletak di luar (halaman) sebaiknya dibersihkan

    juga untuk kinerjannya lebih baik.

  • 58

    V

    PENCAHAYAAN ALAMI

    A. Memanfatkan Penerangan Alami

    Cahaya alami dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

    kebutuhan penerangan terutama disiang hari saat tidak

    mendung atau hujan. Dengan adanya cahaya matahari

    pada siang hari tidak perlu lagi menyalakan lampu.

    Maka dengan memanfaatkan cahaya alami secara

    maksimal berarti kita telah menghemat energi listrik

    yang sumbernya dari tahun ke tahun semakin

    berkurang.

    Indonesia termasuk Negara tropis, pada musim

    kemarau matahari bersinar dari pagi sampai sore hari.

    Dengan kondisi demikian tinggal bagaimana cahaya

    matahari untuk maksimal masuk ke dalam ruang dalam.

    Tetapi harus difikirkan jagan sampai radiasi panasnya

    mempengaruhi suhu di dalam ruangan.

    Untuk mengatisipasi panas matahari yang terlalu

    maksimal masuk ke dalam ruang dalam maka seorang

    desainer arsitektur dan interior harus memikirkannya.

    Desain bangunan dan interior yang baik dari segi

    pencahayaan alami yaitu tercermin dari letak dan Jenis

  • 59

    bukaan yang sesuai dengan kebutuhan ruang dengan

    tetap memikirkan nilai estetisnya. Kebutuhan bukaan

    untuk masuknya cahaya alami minimal dalam satu

    ruang kurang lebih 9% dari total luas ruangan. Nilai ini

    dihitung dari banyaknya cahaya yang jatuh pada bidang

    kerja per satuan luas/m2. Misalnya sebuah ruangan

    dengan dimensi 4m x 3m = 12m2 memiliki jendela

    dengan dimensi 2m x o,6m= 1,2m2, maka :

    Tingkat pencahayaan alami yang masuk di

    dalam ruangan 1,2/12 x 100% = 10%

    Nilai 10% yang didapat sudah memenuhi kebutuhan

    minimal untuk ruang tersebut. Tetapi menurut data SNI

    (, banyak lubang cahaya adalah idealnya 20% dari luas

    seluruh dinding. Jagan sampai terlalu banyak cahaya

    masuk akan berakibat ruangan menjadi tidak nyamanan

    Karena suhu udara dalam ruang akan meningkat dan

    dapat menimbulkan silau pada mata.

    B Mengelola Panas Matahari dalam Ruangan

    Untuk mengelola panas matahari yang masuk ke dalam

    ruangan, maka ada langkah-langkah yang harus kita

    lakukan supaya radiasi matahari tidak membuat suhu

    ruangan menjadi tambah panas. Langkah-langkah

    tersebut antara lain :

  • 60

    1. Menghindari efek rumah kaca

    Rumah kaca yaitu terlalu banyaknya ventilasi atau

    jendela yang menggunakan material kaca

    (Gambar.20).

    Gambar. 20, Contoh Rumah Kaca (Sumber: Tugas mahasiswa pengetahuan bahan bangunan (kelompok I).

  • 61

    Kondisi yang demikian akan mengakibatkan efek

    rumah kaca dimana suhu ruangan meningkat akibat

    radiasi matahari yang berlebihan masuk ke ruangan

    tersebut. Untuk itu di dalam mendesain bangunan

    atau ruangan dalam sebaiknya memperhitungkan

    WWR (Wall Window Ratio). WWR adalah

    perbandingan luas jendela dengan luas seluruh

    dinding. Dari ketentuan ini nilai idealnya adalah 20%

    dari luas keseluruhan dinding, sesuai dengan yang

    telah dibahas di atas. Misalnya ruangan yang

    berukuran 5m x 5 m = 25m2, maka luas bukaan edial

    dapat dihitung :

    20% x 25m2 = 5m2

    Luas tersebut dapat dipenuhi dengan jendela yang

    berukuran 1,60m x 0,60m = 0,96m2 x 4(empat

    buahjendel) = 3,84m2. Sisa dari pengurangan 5m2 -

    3,84m2 = 1,16m2 kita dapat terapkan pada ventilasi.

    Apabila ventilasi digunakan dengan material kaca

    maka harus memenuhi ukuran 1,16m2. Tetapi apabila

    yang digunakan jenis kerawangan atau ukiran kita bias

    menggunakan ukuran ventilasi melebihi 1,16m2

    karena kerawangan atau ukiran hanya sebagian kecil

    saja dapat memasukan sinar ke dalam ruangan.

  • 62

    2. Penempatan bukaan atau ventilasi yang tepat

    Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat

    diatur sedemikian rupa dengan memperhitungkan

    orientasi bukaan (arah bukaan). Disamping arah

    bukaan ,ketinggian peletakan bukaan harus

    diperhitungkan, supaya sudut tajam matahari yang

    masuk pada pagi dan sore hari tidak menggangu

    aktivitas yang terjadi pada ruang dalam.

    Angka radiasi disetiap arah mata angin berbeda-beda.

    Seperti dapat dilihat dari table di bawah yang didapat

    dari data pencatatan radiasi di kota Jakarta yang

    dilakukan antara antara jam 07.00 WIB sampai dengan

    jam 18.00 WIB.

    Orientasi Utara Timur Laut

    Timur Tenggara

    Angka Radiasi

    130 113 112 97

    Orientasi Selatan Barat daya

    Barat Barat Laut

    Angka Radiasi

    97 176 243 211

    Tabel.2 Radiasi Matahari (SF,W/m2) untuk Berbagai Orientasi

  • 63

    Peletakan bukaan atau ventilasi juga ditentukan oleh

    fungsi dari ruang dalam. Dengan memanfaatkan

    cahaya matahari sesuai dengan fungsi ruangnya

    maka dapat mendukung aktivitasdalam ruang

    tersebut.

    3. Memilih warna finishing material yang tepat

    untuk material bukaan

    Merancang bukaan untuk masuknya cahaya alami juga

    harus memperhatikan warna finishing material yang

    digunakan karena warna juga mempengaruhi tinggi

    rendahnya refleksi atau pantulan cahaya matahari

    yang mempengaruhi suhu dalam ruang. Seperti

    misalanya warna terang lebih banyak memantulkan

    cahaya dari pada warna gelap.

    Warna putih memantulkan cahaya matahari 70%-80%,

    warna terang biru muda, kuning muda, hijau muda,

    coklat muda dan warna muda lainnya yaitu mampu

    memantulkan cahaya matahari 20%-60%. Sedangkan

    warna gelap hitam, abu-abu tua, coklat tua dll

    memantulkan cahaya

  • 64

    dengan menggunakan warna-warna yang terang

    karena warna gelap lebih bersifat menyerap panas

    yang mengakibatkan suhu udara ruangan akan

    bertambah panas.

    4. Memilih warna finishing yang tepat untuk elemen

    pembentuk ruang dan furniture.

    Warna finishing untuk elemen pembentuk ruang

    (lantai, dinding dan plafond) dan furniture sebaiknya

    dipilih warna-warna terang karena warna-warna

    terang lebih bersifat memantulkan cahaya sehingga

    suhu dalam ruangan teras lebih sejuk.

    5. Menanam pepohonan di halaman

    Dengan menanam jenis tanaman pohon-pohonan

    yang tidak terlalu rindang daunnya, dan juga berfungsi

    sebagai paying alami. Apabila terdapat pepohonan di

    halaman sekitar bangunan kita dapat menempatkan

    bukaan pada sela-sela antara pohon sehingga radiasi

    matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruangan

    hanya sinarnya yang maksimal masuk ke dalam

    ruangan membuat suhu udara dalam ruangan lebih

    sejuk.

  • 65

    6. Meminimalkan sekat-sekat dalam ruangan

    Meminimalkan sekat-sekat atau dinding pembata,

    ruang menjadi lapang dengan kata lain

    menggabungkan fungsi ruang (ruang multi fungsi),

    Dengan ruangan yang lebih lapang maka cahaya alami

    yang masuk ke dalam ruangan akan lebih merata.

    C. Modifikasi Untuk Bukaan Yang Kurang Maksimal

    Jika bangunan sudah terbanguna dan untuk jumlah

    bukaan yang kurang maksimal, maka kita dapat

    melakukan beberapa cara modifikasi antara lain :

    1. Memasukan cahaya matahari dari atap

    Langkah ini diterapkan untuk bangunan-bangunan yang

    sebagian besar sisi dindingnya berhimpit dengan

    dinding tetanga.Untuk itu jalan satu-satunya

    memasukan cahaya matahari dengan teknik skylight

    (Gambar.21).

  • 66

    Gambar. 21, Ventilasi atap dengan teknik skylinght (Sumber: Serial rumah Hemat Energi)

    Teknik skyling adalah bukaan pada bidang atap

    bangunan . Biasanya beberapa genting pada atap

    diganti dengan genting transparan (kaca) atau lembaran

    fiberglass. Sedangkan pada tiap-tiap ruang, plafondnya

    juga harus diberi bukaan dan ditutup dengan kaca atau

    fiberglass untuk meneruskan sinar ke tiap-tiap ruang.

    Bukaan dengan posisi horizontal atau agak miring

    membuat cahaya alami dapat masuk dan dapat

    menyinari keseluruhan ruangan dengan merata

  • 67

    sehingga menggurangi penggunaan lampu dari pagi

    hingga sore.

    Bukaan-bukaan tersebut sebaiknya dibuat diantara dua

    sisi dinding sehingga dapat mengurangi kontras cahaya

    (antara gelap dan terang) yang menyebabkan mata

    kurang nyaman.

    2. Menganti sebagian bidang dinding dengan

    material glass block

    Material glass block dapat digunakan untuk

    menyalurkan sinar alami dari matahar ke dalam

    ruangan. Bahan ini tidak menimbulkan menyalurkan

    efek silau dan panas panas matahari karena material ini

    memiliki ketebalan dengan dimensi yang cukup tebal

    sehingga udara di dalam ruangan tetap teras sejuk.

    Glass Block (Gambar.22) adalah kaca yang dicetak

    dengan dimensi yang cukup tebal(15cm) sesuai dengan

    tebal dinding sehingga tidak ada masalah apabila

    membobok sebagian dinding dan digantikan dengan

    glass block. Karena kuat dan memiliki presisi yang baik,

    glass block mampu menanggung beban secara vertical

    dan horizontal dengan penguatan beton. Saat sekarang

  • 68

    ini glass block dibuat dengan beraneka macam warna

    sehingga apabila digunakan sebagai salah satu bahan

    alternative elemen pembentuk ruang juga mampu

    menambah nilai estetis dari bangunan tersebut.

    Gambar. 22, Gllas Block yang dipasang pada salah satu dinding rumah

  • 69

    3. Menganti sebagian bidang dinding dengan kaca

    Jenis kaca yang cocok untuk mengganti sebagian

    bidang dinding untuk memperoleh cahaya matahari

    yang maksimal masuk ke dalam ruangan dan dapat

    meredam efek panas radiasi matahari sehingga tidak

    mempengaruhi suhu ruang adalah jenis Radiation

    Repelling Glass.

    Tetapi beda halnya apabila satu bangunan yang

    kebanyakan sisi dindingnya dipasang kaca bening jenis

    biasa kita harus memodifikasi supaya radiasi panas

    sinar matahari tidak maksimal masuk ke dalam ruangan

    sehingga membuat suhu di dalam ruangan mencapai

    panas maksimal. Untuk meredam panas matahari

    tanpa menghilangkan cahaya yang masuk ke dalam

    ruangan kita bias memodifikasi dengan memasang

    vertical atau horizontal bland, gorden atau kerai yang

    dipasang pada bidang jendela di dalam ruangan. Tetapi

    bisa juga dipasang pada bagian luar sebagian jendela

    kisi-kisi terbuat dari material kayu yang tahan terhadap

    cuaca luar dan air (kayu merbau, kayu ulin, dan kayu

    bangkirai. Kisi-kisi tersebut dibuat dengan material

    kayu dengan tujuan agar radiasi panas matahari tidak

    maksimal mempengaruhi suhu dalam ruangan karena

  • 70

    material kayu adalah merupakan material pengantar

    panas yang tidak baik.

    Kisi-kisi tersebut tidak hanya mampu menahan panas

    radiasi matahari tetapi juga mampu menambah nilai

    estetis pada bagunan. Banyak bangunan modern yang

    mengambil konsep natural minimalis menerapkan kisi-

    kisi untuk menahan radiasi panas matahari dan juga

    untuk menambah nilai estetis pada bangunan.

    Dengan langkah-langkah modifikasi bukaan yang

    kurang maksimal dan yang terlalu maksimal maka efek

    radiasi panas matahari yang mempengaruhi ruang

    dalam dapat dikurangi, tanpa menghilangkan cahaya

    yang masuk ke dalam ruangan sehingga suhu ruang

    dalam tetap sejuk. Dengan membuat suhu ruang dalam

    tetap sejuk maka penggunaan AC dapat diminimalkan

    dan hemat energy dapat lebih tercapai.

  • 71

    VI

    PENCAHAYAAN BUATAN

    A. Lampu Sebagai Sumber Cahaya Buatan

    Lampu sebagai sumber cahaya buatan yang

    menggunakan energy listri pada waktu

    menghidupkannya. Untuk itu apabila kita menggunakan

    lampu jangan hanya sekedar nyala dan terang saja,

    tetapi harus memperhatikan banyak hal agar fungsinya

    menjadi optimal. Apabila kita menggunakan fungsi

    lampu dengan optimal, berarti termasuk salah satu cara

    untuk menghemat energi.

    Lampu sebagai sumber cahaya terutama pada malam

    hari dan pada saat kondisi mendung untuk mengantikan

    cahaya alami. Mengingat kebutuhan lampu merupakan

    rutinitas setiap hari maka apabila dihitung kuantitas

    pemakaiannya sangat tinggi. Tingginya kuantitas

    pemakaian akan mengakibatkan sangat boros akan

    energy listrik apabila kita tidak bijak menggunakannya.

    Cara yang binjak dalam penggunaan lampu adalah

    pertama kita harus tahu berapa banyak cahaya yang

    diperlukan dalam setiap jenis aktivitas atau pekerjaan,

    harus dihitung berapa titik lampu yang diperlukan

  • 72

    berdasarkan dimensi ruang. Sedangkan yang kalah

    penting untuk penggunaan fungsi lampu yang optimal

    harus dapat memilih jenis lampu yang sesuai dengan

    aktivitas yang akan dilakukan pada ruangan tersebut

    sehingga dapat memberikan cahaya yang memadai.

    Sedangkan untuk kelas ekonomi menengah ke bawah

    konsumen selalu membeli lampu dengan pertimbangan

    umur pakai (ketahanan dalam pemakaian) dari lampu

    yang akan dipilih untuk digunakan.

    Umur lampu ditentukan lamanya lampu tersebut

    dinyalakan dalam satu hari. Semakin lama pemakaian

    lampu dalam satu hari maka semakin pendek umur dari

    lampu tersebut. Disamping itu juga umur lampu

    dipengaruhi oleh voltase listrik yang naik turun yang

    juga menyebabkan lampu cepat mati (tidak dapat

    digunakan lagi), terutama kalau kita menggunakan

    lampu jenis lampu pijar (Gambar.23).

  • 73

    Gambar. 23, Bentuk lampu Pijar (Sumber: Majalah IDEA Tata Cahaya)

    Apabila lampu fluoresensi (lampu TL) (gambar.24)

    dibandingkan dari segi ketahanan dari lampu pijar,

    maka lampu TL lebih awet dari lampu pijar karena

    lampu TL memiliki masa hidup minimal lima kali lipat

    dari lampu pijar. Disamping lebih awet, lampu

    fluoresensi (lampu TL) lebih hemat energy.

  • 74

    Gambar. 24 Beberapa Bentuk Lampu (Sumber: Buku desain Pencahayaan Arsitekstur)

  • 75

    B. Tingkat pencahayaan

    Tingkit pencahayaan atau tingkat pencahayaan (E)

    dalam lux, yang diperlukan untuk setiap aktivitas akan

    berbeda-beda, tergantung :

    1. Usia

    Tingkat pencahayaan ditentukan dari umur manusia.

    Seperti contoh manula yang berumur 60 th memerlukan

    tingkat cahaya 15x lebih tinggi utuk ruang beraktivitas

    disbanding anak yang berumur 10 th (Gerafik.1).

    Grafik. 1, Grafik untuk mengetahui tingkat pencahayaan yang dibutuhkan sesuai dengan kamar (Sumber: Serial Rumah Hemat Energi)

  • 76

    2. Ukuran obyek yang dilihat

    Semakin kecil ukuran obyek yang dilihat maka tingkat

    cahaya yang diperlukan akan semakin besar dan

    sebaliknya apabila obyek yang dilihat semakin besar

    maka tingkat cahaya yang diperlukan akan semakin

    rendah. Seperti misalkan ruang pajang perhiasan mas

    atau perak memerlukan tingkat cahaya lebih besar

    disbanding ruang pajang patung yang berukuran sedang

    sampai besar.

    3. Tingkat ketelitian atau kesulitan pekerjaan yang dilakukan.

    Jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat ketelitian

    yang tinggi maka tingkat cahaya yang diperlukan akan

    semakin tinggi. Seperti contoh pekerjaan tukang

    reparasi jam, pekerjaan periasan mas atau perak dll.

    Sedangkan pekerjaan yang memerlukan tingkat

    ketelitian sedang maka tingkat pencahayaan yang

    diperlukan juga sedang. Seperti contoh tukang masak,

    tukang potong rambut dll. Tetapi ada juga pekerjaan

    yang tidak memerlukan ketelitian rendah maka tingkat

    pencahayaan yang diperlukan bisanya lebih rendah dari

    tingkat pencahayaan yang tergolong sedang. Contoh

    pekerjaan penyimpanan barang di gudang.

  • 77

    Tabel. 3

    Standar Tingkat pencahayaan dalam ruang

    No Nama Ruang Lux

    1 2 3

    A. Industri pesawat terbang, pabrikasi bagian :

    Pengeboran

    Asembleng ahkir

    Hanggar untuk perbaikan pesawat

    Asembling :

    Kasar

    Sedang

    halus

    750 1000 1000

    300 1000 2000

    B. Penjilidan buka :

    Pemotongan, penjahitan, pelubangan

    Embosing, pemeriksaan

    750

    2000

    C. Industri kimia :

    Area pabrik

    Ruang pencampuran

    Injeksi dan kalendering (industry plastik)

    Ruang pengendali

    Laboratorium

    Ruang pemeriksa warna

    200 300 500

    500 750

    1000

    D. Pabrik keramik :

    Pencetakan, pengepresan, pembersihan

    Pewarnaan

    300

    2000

  • 78

    1 2 3

    E. Industri kelistrikan :

    Pengulungan (pembelitan) Pekerjaan assembling :

    Halus

    Sangat halus

    500

    1500 2000

    F. Garasi mobil

    Tempat perbaikan (reparasi)

    Area untuk lalu lalang Tempat parker :

    Jalan masuk

    Jalan lintas

    gudang

    1000 200

    500 100 50

    G. Usaha laundry

    Pencucian

    Penyeterikaan

    Mesin, sortir

    300 500 750

    H. Pabrik kulit :

    Pembersihan,pementangan dan penyamakan

    Pekerjaan akhir, scarfing

    300

    1000

    I. Bengkel cat

    pengamplasan

    pendempulan dan Pengecatan

    Poles dan pengeringan

    500

    1000 500

  • 79

    1 2 3

    j. Bengkel mesin :

    Pengelasan

    Pekerjaan kasar

    Pekerjaan setengah halus

    Pekerjaan halus

    300 500

    1000 2000

    K. Industri percetakan :

    Pemeriksaan warna

    Komposisi

    Pengepresan

    Pembacaan/koreksi

    2000 100 750

    1600

    L. Pabrik botol, vas kaca :

    Ruang pencampuran bahan

    Ruang pembentukan dan peniupan

    Ruang dekorasi

    Ruang Etsa

    200 300 500 750

    M. Kantor dan Bank :

    Lobi

    Teller, penyimpanan

    Tempat umum

    Koridor, tangga berjalan

    500

    1500 150 200

    N. Kantor pos :

    Loby

    Ruang sortir surat

    Gudang Koridor

    300

    1000 200 200

  • 80

    1 2 3

    O. Hotel dan Motel :

    Kamar mandi

    Ruang cermin

    Tempat tidur/membaca

    Lobi depan

    Ruang umum

    Ruang pelayanan

    Dapur

    100 300

    50-200 750

    200-400 100-200 250-400

    P. Sekolah dan kuliah

    Tempat membaca

    Papan tulis

    Ruang menggambar

    Laboratorium

    Aula

    Koridor

    Perpustakaan

    Lobi umum

    Workshop

    300-750

    1600 1000 1000 750 200 750 750

    1000

    Q. Restauran

    Ruang makan dan kasir

    Penerangan sekeliling ruang makan

    Ruang caf dan bar (remang-remang)

    Dapur

    500 200

    30-50

    250-400

  • 81

    1 2 3

    R. Teater

    Auditorium

    Foyer

    Lobi masuk

    50 50 200

    S. Penjualan dan pameran

    Toko konvensional

    Swalayan (supermarket)

    Etalase took

    Foods centre

    Shopping centre

    Ruang pameran museum dan lukisan

    Fair hall

    300 500-750 1000 500 500 250-300 500

    T. Rumah tangga :

    Tangga

    Teras

    Ruang makan

    Ruang tamu

    Ruang kerja

    Kamar tidur anak

    Kamar tidur utama

    Kamar mandi

    Dapur

    Ruang samping

    Ruang cuci dan seterika

    60 60 150-250 120-250 120-250 120 250 250 250-400 60 250

    U. Tempat Ibadah :

    Ruang untuk jemaah

    Mimbar untuk khotbah

    100 150

  • 82

    Tingkat pencahayaan (E) dalam lux untuk siang atau

    malam hari besar yang dianjurkan sama. Yang berbeda

    adalah lumen dari lampu yang dibutuhkan, artinya :

    Pada waktu siang hari cahaya matahari yang

    masuk dari jendela harus ikut diperhitungkan

    pada waktu menghitung jumlah lampu yang

    dibutuhkan.

    Malam hari karena tidak ada cahaya

    matahari, maka penerangan hanya

    bergantung pada lampu, jadi pemakaian

    jumlah lampu pada malam hari jauh lebih

    banyak dari siang hari.

    Tingkat pencahayaan (E) daam lux yang dianjurkan

    untuk suatu ruang kerja harus dibedakan, artinya antara

    general lighting untuk seluruh ruangan dan penerangan

    pada bidang kerja. Contoh untuk suatu perkantoran

    ditentukan jumlah lux yang dianjurkan adalah 250 lux.

    Disini berarti untuk general lighting tidak harus 250 lux,

    tetapi yang lebih pentingditekankan adalah besarnya

  • 83

    penerangan di bidang kerja. Misalnya di area meja kerja

    harus 250 lux, sedangan untuk general lihtingnya boleh

    kurang dari 250 lux, karena memang tidak harus semua

    sudut mendapat pencahayaan yang sama. Tetapi lain

    halnya dengan ruang teras yang membutuhkan 60 lux,

    penerangan teras berfungsi sebagai general lihting

    sehingga penyebaran cahayanya harus merata.

    C. Arah dan Distribusi cahaya

    Untuk arah dan distribusi cahaya yang harus

    diperhatikan guna usaha untuk menghemat energy

    listrik adalah :

    1. Menentukan jumlah lampu

    Untuk mendapatkan distribusi cahaya yang merata

    maka pertama-tama kita harus menghitung jumlah

    lampu sesuai dengan fungsinya. Perhitungan jumlah

    lampu dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut:

  • 84

    Untuk mencari jumlah almatur pada bidang kerja (NA1)

    dengan rumus :

    NA1 = E.A1.p/z..B

    Untuk mencarai jumlah almatur untuk menerangi

    keseluruhan ruangan dengan merata (NA2) dengan

    rumus:

    NA2 = E.A1.p/z..B

    Dari rumus-rumus ini ditentukan ;

    NA1 = Jumlah almatur untuk bidang kerja

    NA2 = Jumlah almatur untuk ruangan

    E = Factor depresiasi atau factor pemeliharaan

    (ditentukan nilainya 1,25)

    A1 = bidang kerja (meja kerja) dalam m2

    A2 = Luas ruangan dalam m2

    B = Faktor utilitas/efesiensi ruang (%)

    z = Jumlah lampu peralmatur

    = Arus cahaya lampu (lm)

  • 85

    Contoh :

    Untuk menghitung jumlah almatur pada bidang kerja

    (NA1) dan jumlah almatur pada keseluruhan ruang

    ruang kerja (NA2)

    Diketahui

    P = 1,25

    E = 250 lux

    A1 = 2 m2 (luas meja dan kursi kerja)

    A2 = 20 m2(luas ruangan)

    B = 40% (0,40)

    Z = 1

    = 900 lm

    NA1 = 250.2.1,25/1.900.0,40

    = 2 buah

    NA2 = 250.20.1,25/1.900.0,40

    = 17 buah

    Jadi NA1 = 2 buah

    NA2 = 17 buah

  • 86

    2. Penempatan titik lampung

    Menentukan penempatan titik lampu dengan cara

    membagi titik lampu pada area-area yang dikehendaki

    sesuai dengan fungsinya. Fungsi lampu di dalam

    ruangan dapat dibagi menjadi beberapa fungsi yaitu

    general light, task light dan decorative light, safety light,

    sleep light, disply light.

    3. Cara pemasangan lampu

    Jarak maksimum antara penerangan yang satu dengan

    yang lain untuk mencapai distribusi cahaya yang merata

    paling sedikit 70% dengan rumus sebagai berikut :

    e/h 70%

    Dengan ketentuan :

    e = jarak antara pusat lampu yang satu dengan

    yang lain (Gambar.25)

  • 87

    h = jarak antara lampu dengan bidang kerja

    (Gambar.26)

  • 88

    4. Memilih jenis lampu

    Dengan mengetahui fungsi dari lampu dalam satu

    ruangan dan untuk mendukung fungsi lampu lebih

    maksimal, kita harus memilih jenis lampu yang cocok

    dengan fungsinya. Disamping itu dengan memilih

    jenis lampu yang sesuai dengan fungsinya maka

    distribusi cahaya ke bidang kerja atau benda yang

    akan disinari akan lebih maksimal. Jenis-jenis lampu

    yang sesuai dengan fungsinya untuk ruang dalam,

    kita dapat lihat pada table.4.

  • 89

    NO Jenis Lampu Fungsi Lampu

    1 2 3

    A. Almatur wall light (lampu dinding)

    Decorative light, sleep light

    B. Almature step light ( lampu tangga)

    safety light

  • 90

    2 3

    C. Almatur suspension (lampu gantung)

    general light , task light, decorative

    light

    D. Compact fluorescent lamp (lampu TL bentuk

    kompak)

    general light

    E. TL tabung

    general light

    F. Lampu pijar

    general light

    G. Almatur desk light (Lampu duduk)

    task light dan decorative light,

    sleep light

  • 91

    1 2 3

    H. Almatur Spot light

    disply light

    I. Almatur down light (lampu tanam)

    general light, disply light

    J. Almatur standing light

    task light, decorative light

    Tabel .4

    Jenis-Jenis lampu sesuai dengan fungsinya untuk

    pencahayaan ruang dalam

  • 92

    5. Pemeliharaan almatur (rumah lampu)

    Almatur yang tidak baik kondisinya (kotor atau rusak)

    maka fungsinya akan terganggu sehingga tidak dapat

    mendisitribusikan cahaya lampu dengan maksimal.

    D. Trik-Trik Menghemat Lampu

    Untuk mengetahui cara menghemat energy melalui

    pencahayaan buatan sebelumnya kita harus tahu

    menghitung besarnya energy listrik yang kita pakai.

    Untuk mencari energy listrik kita gunakan rumus :

    Energi (kWh) = Daya (watt) x Waktu (hour)

    Dari rumus ini kita akan mengetahui peluang untuk

    menghemat enrgi (kWh), dapat dilakukan dengan cara :

  • 93

    1. Memperhitungkan daya lampu yang akan kita pasang.

    Perhitungan daya lampu dipengaruhi oleh beberapa

    factor antara lain fungsi ruang (untuk menentukan

    terang lampu), jenis lampu yang dipilih (mempengaruhi

    tingkat cahaya yang dipancarkan), jumlah titik lampu

    (agar distribusi cahaya lebih merata sesuai kebtuhan).

    Contoh Perhitungan :

    Diketahui luas ruang tidur 4m x 3m = 12m2

    Daya Lampu: 1 buah (titik lampu) x 18 watt = 18 watt

    Daya/Luas Ruang = 18/12 = 1,5 watt/m2

    (memenuhi persyaratan hemat energy)

    Menurut persyaratan SNI (standart konservasi energy),

    industry 15 watt/m2.

  • 94

    2. Mengendalikan jam pengoperasiannya dapat

    dilakukan dengan tindakan:

    dengan memanfaatkan pencahayaan alami untuk

    mengurangi pemakaian lampu khususnya pada siang

    hari.

    Matikan lampu saat ruangan tidak digunakan,

    peringatan tersebut harus ditempel pada setiap

    saklar.

    Menambah alat dimmer untuk mengatur kuat

    pencahayaan dan sensor untuk mengatur secara

    otomatis hidup matinya lampu (kalau gelap lampu

    akan otomatis hidup dan kalau ada sinar matahari

    lampu akan mati).

    Hindari menggunakan satu saklar untuk

    menghidupkan beberapa titik lampu karena kalau

    saklar dihidupkan maka lampu yang tidak kita

    perlukan ikut menyala.

    Pilih lampu yang paling efisien sesuai dengan

    penggunaannya.

    Pilih jenis lampu yang hemat energy

  • 95

    Pakai lampu dengan jumlah yang sesuai dengan

    besaran ruang.

    Meletakan saklar di tempat yang mudah dilihat dan

    dijangkau agar mudah mematikan dan menyalakan.

    Gunakanlah daya sesuai dengan kebutuhan ruang.

    Apabila kita dapat menghemat selama 100 watt selama

    10 jam maka kita dapat menghemat energy sebesar

    1000 watt/jam atau 1 kwh. Ini berarti dalam 100 jam

    kita dapat menghemat 10 kali lipat yaitu 10 kWh.