SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

66
I k I I / SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI SEKTOR PUBLIK Olch HIRO TUGIMAN DALAM RANGKA 7'61;' rjSI} if' c 7 (,. 0 ( PEMBEKALAN TEKNIS TENTANG PARADIGMA BARU SISTEM PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SERTA PERUSAHAAN DAERAH BAGI ANGGOTA DPRD KABUPA TEN! KOT AMADY A ATAU PKJABAT PEMERINTAH DAERAH JULI - AGUSTUS 2000 DI BANDUNG OLEII PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS P ADJADJARAN 2000

Transcript of SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Page 1: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

I k I

I /

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI SEKTOR PUBLIK

Olch

HIRO TUGIMAN

DALAM RANGKA

7'61;' rjSI} if' c

7 (,. 0 (

PEMBEKALAN TEKNIS TENTANG PARADIGMA BARU SISTEM PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SERTA

PERUSAHAAN DAERAH BAGI ANGGOTA DPRD KABUPA TEN! KOT AMADY A ATAU PKJABAT PEMERINTAH DAERAH JULI - AGUSTUS 2000 DI BANDUNG

OLEII

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS P ADJADJARAN

2000

Page 2: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Kata Pengantar

Dalal11 rangka pelaksanaan Undang - Undang Otonol11i Daerah (Undang

Undang NOl11or 22, 25, dan 28) tahun 1999 Pusat Pcngembangan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Padjadjaran dipercaya untuk menyelcnggarakan Pembekalan

Teknis bagi Anggota Dewan dan Pejaba/ Pemda KabupatenlKotamadya seluruh

Indonesia tentang Proses Penyusunan Anggaran dan Sistem Akuntansi Keuangan

Pel11erinlah Daerah.

Dalam tulisan ini disajikan tentang teori Sistem Pcngendalian Intemal

tcnnasuk Audit Internal bagi Sektor Publik scbagai bahan pemikiran dan bekal bagi

para Anggota Dewan dan Pejabat Pcmcrintah Daerah dalam melaksanakan tugasnya.

Beberapa pasal dari Undang "- Undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999, Intemal

Control yang dikeluarkan oleh The Institute of Chartered Accountants in England &

Wales, September 1999 kami lampirkan sebagai acuan pcmbahasan.

SCl110ga bennanfaat.

Bandung, 21 Juni 2000

Biro Tugiman

Page 3: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Daftar lsi

Hal Kala Pengantar. ............................................................ '" .... .

Daftar lsi.... ................................................ ............. .......... II

1. Kebuluhan Manajemen akan Pengendalian ............................... .

2. Pengendalian Inlemal ......................................... ........ ........ 4

2.1 Komponcn Pcngendalian Intemal...................................... . 8 2.2 Keterbatasan Pengcndalian Intcmal.................................... 10

3. Audit, Audit Internal, dan Kinerja........................................... 13

3.1 Audit........................................................................ 13 3.2 Audit Intemal .............................................................. 16 3.3 Kinerja ...................................................................... 25

4. Pcmbiayaan Pemerinlah Daerah ....................................... 28

5. Analisa Pencrimaan dan Pengeluaran ................................. 30

5.1 Manajer ....... ....... '" ......... ........ ... ....... ..................... 30 5.2 Pe1aksanaan Tugas .......................................... ' '" ......... 31

6. Fungsi Audit .................................................................. . 32

Daftar Pustaka

Lampiran

Tentang Pcnyaji

ii

Page 4: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGl SEKTOR PUBLIK

Oleh

HIRO TUGIMAN

1. Kebutuhan Manajemen akan Pcngcndalian

Manajcmcn mcmpunyai huhungan dcngan penctapan lujuan dan

kcsclarasan pelaksanaannya untuk mencapai tujuan-tujuan terscbut. Berdasarkan

kondisi mutakhir para manajer mau tak mau harns berkembang mcnjadi manajer

profesional. Kompleksitas bidang usaha modem telah memperluas tanggung

jawab manajer profesional. Tugas manajer sangat sukar dan kompleks. Manajer

harus dapat melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian dcngan baik sehingga sasaran dapat dicapai sccara efektif dan

efisiell.

Suatu usaha yang dikclola secara baik, lazimnya dilaksanakan berdasarkan

rencana yang tclah dirancang secara matang. Sehubungan dengan itu agar rcncana

yang telah disusun secara matang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dcngan

harapan perlu dituangkan ke dalam berbagai program, yang selanjutnya secara

kuantitatif dituangkan ke dalam rencana kegiatan dan anggaran. Para manajer

dalam menyusun rencana kegiatan wajib ll1enjaga pengendalian internal dengan

baik, agar apa yang direncanakan dapat dicapai secara efektif. Tanggung jawab

at as pencapaian apa yang direncanakan membawa konsekuensi bahwa para

rnanajer perlu melakukan evaluasi terhadap penyimpangan yang terjadi dari

rencana yang tclab ditetapkan.

Informasi yang berupa laporan kegiatanioperasional yang scsungguhnya

sangat dipcrlukan untuk dijadikan alat evaluasi atas basil kegiatannya, baik unluk

masing-masing unit maupun kincrja organi~asi secara keselurulwn

1

Page 5: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

2

'J'ugasauditor internal merupakan bagian dari sistem pengendalian

internal, yaitu suatu siskrn yang dieiptakan oleh dan unluk kepenlingan

manaJemcn.

Sejalan dengan uraIan di atas, maka H.S. Hadibroto (1993); dalam

makalahnya yang berjudul Peranan Fungsi Pengawasan Dalam Manajemen,

mengemukakan :

Biasanya nntuk menjaga agar sistem pengawasan intern itu benar-benar berfungsi, organisasi atau perusahaan yang besar mempunyai bagian pemeriksaan intern (internal audit department). Tugas bagian ini adalah mengadakan evaluasi secara rutin tenlang keabsahan tiap transaksi dan di samping itu menilai sampai berapa jauh sistem pengawasan intern organisasi berfungsi. Jika dipandang perIu bagian pemeriksaan intern dapat mengusulkan perubahan sistem pengawasan intern yang ada atau penyempurnaannya. Dengan demikian, bagian pemeriksaan intern merupakan bagian yang penting dalam sistem pengawasan intern bagi tiap organisasi atau perusahaan yang besar.

Selanjutnya Ardin Wirakusumah (1987) mengungkapkan dalam

diseriasinya lentang pengawasan dan pereneanaan sebagai berikut :

Adanya kaitan timbal balik antara pengawasan dengan perencanaan harus dihayati. Percneanaan meliputi segal a hal yang dijabarkan scbagai pcrsiapan yang mendukung tercapainya tujuan, sedang pengawasan baru mulai pada saat rcneana telah menjadi kegiatan operasional. Hal itu berfungsi setelah tindakan yang perIu untuk mencapai tujuan, rcncana, kebijaksanaan dan standar, tclah dikembangkan dan dikomunikasikan kepada para manajer yang ber1anggung jawab dalam pclaksanaan untuk realisasi peneapaiannya. Disamping itu untuk mcncapai yang efektif hams berpijak pada landasan yang kokoh, yaitu perencanaan manajemen itu sendiri.

Scjalan dengan pcndapat Arifin Wirakusumah (1987), Whcelcn dan

I-Iunger (1983) membcrikan gambaran ten tang strategic management process

yang dimulai dari penclahaan kondisi lingkungan baik ekstemal maupun intcmal,

menyusun stratcgi atau mengfoDnulasikan strategi, mengimplementasikan stategi,

dan melakukan pengendalian, yang secara rinci nampak sebagai berikut :

Page 6: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

3

- .. ~ ,~-~--~~

E 1\

v

i r 0

1\

111

e 1\

t a I

S c a n n i n g

~-~~-~-

Evaluation External Strategy Formulation Strategy Implementation land Control

I-----~,---~---------~~- --~- .... -.~-

Societal Mission Environment

~ ~~-Obiectives ~

Strategies h Task Environment

Policies n Internal

Programs n Budgets ----.

Structure Procedures ---.

Culture

Resources

~ .. ... ,~

+- ..... ~

Feedback

Sumber: WheeJcn & Hunger, 1983.

Proses Manaj~ll1en Stratejik (The Strategic A1anagement Process)

~-- -+ ,~

,Ir ..... ~

Auditor internal wajib mcmahami dcngan -baik proses manaJemen yang

dilaksanakan dalam orgl!nisasinya, agar dapat mcmbantu para manaJcr yang

bersangkutan dalam rangka pertanggungjawaban mcreka_ Hal ini mengingat

bahwa ruang lingkup pckctjaan dari audit intcmal meliputi menguji dan menilai

kecukupan dan efektivitas dari sistem pcngendalian internal organisasi (lA!'

1994)_

Efektivitas jasa auditor internal dalam organisasi dipcngaruhi oleh persepsi

dan peran para manajer, yang berkembang melalui proses dimana manajer

individual mengorganisasi dan mcnafsirkan kesan indera mereka demi mcmberi

l11akna kepada lingkungan mereka (Robbins, 1991). Persepsi para l11anajcr inilah

yang mcrupakan faktor yang ikut l11el11pengaruhi lingkungan pengendalian

Perfonnanc(

.....

Page 7: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

4

internal dalal11 organisasi, karen a [aktor pcrscpsi berdasarkan kcadaan atau

pcristiwa ikut mcnycbabkan terjadinya sesuatu (KBBl, 1990).

Dalam l11elaksanakan tugasnya, manajcr hanlS dapat berperan dengan

scbaik mungkin dalam melaksanakan tugas utamanya. Berperannya auditor

internal yang optimal dalam organisasi diharapkan akan mel11bantu terhadap

proses manajemen lebih efektif dan tujuan organisasi tercapai. Laporan evaluasi

dan penilaian auditor internal terhadap pencapaian tujuan organisasi merupakan

umpan balik kepada para manajer dalam melaksanakan tugasnya.

(\ \J 2. Pengendalian Internal.

Sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi bukanlah

dimaksudkan untuk meniadakan semua kemungkinan terjadinya kcsalahan atau

penyelewengan, namun auditor internal atan inspektorat diadakan untuk

meminimalkan teljadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas biaya

yang layak, yaitu dengan memperhatikan biaya yang dikorbankan dcngan hasi I

yang l11ungkin dicapai. Walaupun kesalahan dan pcnyelewengan tCljadi, dengan

pengendalian internal yang baik akan dapat diatasi dcngan ccpat dan tcpal.

Pcngcrtian pengendalian internal l11engalami perubahan yang l11endasar.

The American Institute of Certified Public Accountants (AI CPA) pada tahun 1949

(Sawyer 1996) memberikan definisi sebagai berikut :

"Internal control comprises the plan of organization and all of rhe coordinate methods and measures adopted within a business 10

safeguard its assets, check the accuracy and reliability of its accounring data, promote operational efficiency, and encourage adherence 10

prescribed managerial policies n.

Pengendalian internal meliputi rencana organisasi dan semua metode dan

ukuran serta kebijakan yang terkoordinasikan dalal11 snatu orgalllsasi untuk

mengamankan harta kekayaan, menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data

akuntansi dapat dipercaya, mendorong efisiensi operasional dan mendorong

ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan.

Page 8: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

5

Pada tahun J 973 AICPA mcngcJuarkan "Statement of Auditing 5'tandards

(SAS)" Nomor 1, yang membagi pcngcndalian intemalmenjadi dua bagian utallla,

(Sawyer, J 996) yaitu "Administrative Control" dan " Accounting COl1lrol "

(1) Adiministrative Control (Pcngcndalian Administratif) mcliputi, tetapi tidak dibatasi pada, rencana organisasi, prosedur-proscdur dan catatan-catatan yang bcrhubungan dengan proses otorisasi manajemen dalam proses pcngambilan keputusan.

(2) Accoullting Control (Pcngendalian Akuntansi) yang mcliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur selia catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan haria kekayaan perusahaan. Agar dapat diandaikannya catatarl-catatan keuangan maka rancangan (design) harus dapat memberikan keyakinan yang memadai sehingga periu memenuhi persyarian di bawah ini :

(a) Transaksi-transaksi yang diiaksanakan hams mcmperoich otorisasi dari manajemen baik yang bersifat umum maupun khusus.

(b) Transaksi dicatat untuk keperiuan : (1) menyiapkan iaporan keuangan yang disusun scsuai dengan prinsip akuntansi yang ditcrima umum ataupun kriteria lain yang dapat dilcrapkan pada iaporan tcrscbut, dan (2) untuk mcnekanbn pertanggungjawaban at as haria pcmsahaan.

(c) Penguasaan atas harta organisasi diperkenankan hanya meiaiui otorisasi manajemen.

(d) Catatan-catatan mengcnai harta organisasi dibandingkan dengan jumiah fisik harta tersebut pada waktu tertentu harus sesuai dan tindakan hams diambil jika ada perbedaan antar'a keduanya,

The Committee of Sponsoring Organization (COSO) yang tcrdiri dari the

American Institute of Certified Public Accountants (AI CPA), the American

Accounting Association (AAA), the Institute of Intcmal Auditors (llA), the

Institute of Management Accountans (IMA), dan the Financial Executives

Institute (FEI) pada tahun 1992, yang disempumakan pada bulan Mei 1994,

membcrikan pengertian intemal control sebagai bcrikut :

Page 9: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

6

internal Control is broadlv defined as a process, effected by an enlin' 's board of diledurs, management, and otiter personnel, designed 10

provide reasonable assurance regarding the aehievement of objeelives ill

the folloWing categories : effectiveness and efficiency of opera lions, reliability offtnancial reporting, and compliance with applicable laws and regulations (Committee of Sponsoring Organizations of Ihe Treadway Commissions. "Internal Control-Integrated Framework," September 1992, dall Fiorelly and Rooney 1997)-

Pengendalian intemal didefinisikan secara luas sebagai proses yang

dipengaruhi oleh pimpinan puncak, manajer serta personil lain dalam suatu

entitas, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang banyak berkaitan dengan

pencapaian berbagai tujuan dengan kategori berikut : (1) keefektivan dan efisiensi

operasi, (2) reliabilitas laporan keuangan; dan (3) ketaatan terhadap ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku,

Menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang memadai merupakan

salah satu tanggung jawab pimpinana organisasi. Hal ini diungkapkan oleh lkatan

Akuntan Indonesia (IAI, 1994) dalam Standar Profesional Akuntan Publik sebagai

bcrikul :

Penyusunan dan penyelenggaraan struktur pengendalian intemal merupakan tanggung jawab penling manajemen, Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa lujuan satuan usaha akan tercapai, struktur pengendalian inlemal secara tems menerus memerlukan supcrvisi dari manajemcn untuk menenlukan apakah pclaksanaannya sesuai dengan yang dikehendaki dan diubah semestinya sesuai dengan pcrubahan kondisi yang melingkupinya.

Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (1995) dalam bukunya

Accounting Infonnation System, menyatakan bahwa :

Management itself is responsible for establishing and maintaining an internal control structure. Although specific responsibilities for controls may be delegated to subordinates, final responsibility remains willl management. Although external auditors, internal auditors, and other parties may be directly concerned with an organizations's internal control structure the ultimate responsibility for this structure remains with management.

Page 10: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

7

Pengendalian internal diperlukan untuk mcncapai tujuan orgamsasl.

Sejalan dengan semakin luas dan komplcksnya organisasi, manajemen dihadapkan

pada keterbatasan kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan

organisasi secara keseluruhan. Keadaan 1m menycbabkan l11anajcl11cn

melirnpahkan sebagian tanggung jawab dan wewenang kepada auditor internal.

Untuk memaslikan bahwa kegiatan perusahaan telah sesuai dengan kebijakan dan

prosedur maka diperlukan sistem pengendalian internal yang efektif.

Pentingnya struktur pengendalian internal diungkapkan oleh Tuanakotta

(1982) sebagai berikut

Meskipun wewenang dapat dilil11pahkan kepada bawahan tetapi tanggung jawab tetap ada ditangan si pemimpin. Gleh karena ilu ia l11embutuhkan sualu sistel11 pengendalian yang dapat mengal11ankan harta perusahaan (yang tidak Jagi berada langsung di bawah kendalinya), yang memberikan keyakinal1 padanya bahwa apa yang dilaporkan bawahanl1ya ilu bellar dan dapat dipercaya, yang dapat mendorong adanya cfisiensi usaha dan yang terus l11encrus memonitor bahwa kebijaksanaan yang tclah ditetapkan rnel11ang dijalankan.

Dari pemyataan Tuanakota dapat disimpulkan bahwa pencrapan

pengendalian internal yang memadai diperlukan untuk menyediakan infol'masi

yang akurat dan dapat dipercaya, selia untuk l11endorong efisiensi usaha selain

sebagai alat pengawasan l11anajemen terhadap ketaatan pada kcbijakan yang telah

ditetapkan. Gleh karena itu manajel11en perIu l11cngawasi pcngcndalian internal

seCal'a terus l11cncrus agar dapat mengetahui apakah pengendalian internal tersebut

tdah beljalan dengan wajar selia melakukan pcrbaikan untuk l11cnyesuaikan

dengan perubahan keadaan (Freddie, 1997).

Page 11: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

8

2.1 KompollclI Pengclldalian Internal

Mcnurut COSO study, pengcndalian intemal adalah suatu proses dan

aktivitas operasional organisasi dan mcrupakan bagian integral dari proses

manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Pengendalian

intemal mcrupakan bagian integral dari proses manajemen, karen a konsep dasar

dari pengendalian intemal meliputi : (1) berbagai kegiatan (a process); (2)

dipengaruhi oleh manusia (is effected by people); (3) Diharapkan dapat mencapai

tujuan (objectives). Inti dari COSO's report terdiri dari lima komponcn (Bailey,

1996 dan Arens, 2000) yaitu: (1) The Control environment; (2) Risk assessment;

(3) Control activities; (4) Information and communication; (5) Monitoring.

(1) The Control Environment (Lingkungan Pengendalian)

Inti dati pengendalian organisasi yang efektif adalah cara pandang

manajemen terhadap pengendalian. Control environment terdiri dari

tindakan, kebijakan dan proscdur yang mencerminkan cara pandang

111anajen1cn 111cngenai pentingnya pengendalian. Sub bagian control

environment adalah :

(1) Integrity and ethical values; (2) Commitment to competence; (3) Management's phillosophy and operating ·style; (4) Organizational structure; (5) Board of directors or audit committee; (6) Assigmenl of authority and responsibility; (7) Humall resource policies and practices.

(2) Management'; Risk Assessment (Penilaian risiko manajemcn)

Setiap organisasi mempunyai tingkat risiko yang berbeda yang harus

dikendalikan untuk tcrcapainya tujuan organisasi. Manajemcn hanls

mengidentifikasikan bcrbagai risiko agar mencapai tingkat risiko yang

minimaL

(3) Control Activities (Kcgiatan pengendalian)

Untuk dapat bcrhasil dalam mengendalikan risiko dan mcncapal

tujuan organisasi maka manajemen harus mcncrapkan kegiatan

Page 12: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

9

pengendalian (contro/ activities) yang di ant3ranya adalah : (1)

mcrnadai tidaknya pcmisahan fungsi; (2) Adanya otorisasi pada setiap

transaksi; (3) memadai tidaknya dokumen dan catatan; (4) Adanya

pengendalian fisik terhadap catatan dan asct organisasi; dan (5)

Pengendalian indepcndcn pada setiap aktivitas.

(4) Information and Communication (Informasi dan komunikasi)

Komponen kunci dalam pengendalian risiko adalah arns komunikasi

internal yang ada dalam organisasi. Pada organisasi yang sehat, arus

infonnasi berjalan keseluruh arah dan tidak searah dati atas ke bawah.

(5) Monitoring (Pcmantauan)

Pcmantauan tcrhadap struktur pengendalian intcmal harns tcrus­

mcnerus dilakukan, agar dapat mcnycsuaikan dengan perubahan

lingkungan dan tnjuan organisasi dapat dicapai.

Kclima komponcn pengendalian internal di muka saling bcrhubungan dan

timbul dari proses manajcmcn. Apabila salah satu komponen tidak dilaksanakan

dengan mcmadai, maka seluruh struktur pcngendalian tidak akan berjalan dengan

cfcktifwalallplln kccl11pat komponen lainnya terlaksana secara efektif.

Page 13: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

]0

2.2 Ketcrbatasan Pengcndalian Internal

Walaupun pcngendalian intcmal telah disusun dan diseIenggarakan secara

memadai tetapi dapat saja dianggap tidak scpenuhnya efektif, karena pada

dasamya struktur pengendalian intemal tidak dapat menjamin sepenuhnya

tcrcapainya tujuan organisasi. Menurut Tuanakotta (1982 diolah) faktor-faktor

yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi adalah :

(I) Persekongkolan Persekongkolan atau kolusi menghancurkan sistem pengendalian intem yang bagaimanapun baiknya. Dengan adanya persekongkolan, pemisahan tugas seperti tercermin dalam rencana dan prosedur perusahaan merupakan tulisan diatas kertas belaka. Pengendalian intern mensyaratkan agar persekongkolan dapat dihindari. Akan tetapi pengendalian intern tidak dapat menjamin persekongkolan tidak terjadi, karena persekongkolan merupakan faktor manusia.

(2) Biaya. Faktor biaya dalam mcrancang struktur pengendalian internal harus diperiimbangkan. Pcngcndalian intcmal tidak akan menjamin sepenuhnya terhadap penyimpangan. Oleh karena itl! beban perusahaan harus dibandingkan den gall hasil atau man fat yang akan dieapainya.

(3) Kelemahan Manusia Banyak kebobolan terjadi pada sistem pengendalian intem yang seear'a teoritis sudah baik. Karena pclaksanaanl1ya adalah manusia yang mempunyai kelel11ahan. Misalnya, orang-orang yang harus memeriksa apakah prosedur-prosedur tertentu sudah/belum dilaksanakan, sering kali membukukan parafnya secara rutin dan otomatis tanpa benar-benar melakukan pengawasan. Lubang­lubang kecil sel11acal11 ini cuImp baik bagi si pembuat keeurangan untuk meneruskan kecurangan tanpa diketahui.

Kclcl11ahall rnanusia rnerupakan L'ktor yang sangat bcrllengaruh schingga

dapat mengakibatkan pengendalian internal tidak cfektif. Adanya keterbatasan

pengendalian internal yang disebabkan oleh faktor manusia di atas diperkuat olch

Page 14: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

11

hasil penelitian dati the National Association of Cet1ified Fraud Examiners

mcngemukankan bahwa: (l) 40% karyawan tidak pemah mclakukan

kecurangan; (2) 30% akan mclakukan kecurangan apabila ada kesempatan; dan

(3) 30% akan melakukan kecurangan setiap saat (Namee, 1995). Di samping itu

laporan penelitian dari the U.K's Auditing Practices Boards (APB)

mengemukakan bahwa dari 23 kasus yang diteliti, 14 diantaranya mengakibatkan

kerugian finansial, dan dari 14 kasus tersebut semua manajemen senior ter1ibat,

dan laporan selengkapnya adalah sebagai berikut :

Of the 23 fraud cases the APB reviewed, 14 affected the company accounts financially. In all 14 cases, senior management played a role. The study indicated that most of the major "fraud" cases do not involve direct financial gain for the perpetrators or direct financial loss to the company. (Jumal IrA, Pebruari 1999).

Penelitian dari UK'S Auditing Practices Boards, temyata dari 23 kasus

kecurangan 14 kasus berakibat terhadap kondisi finansial pcrusahaan, di mana

manajer senior terlibat. Penelitian mengindikasikan bahwa sebagian bcsar kasus

kecurangan tidak mcngakibatkan keuntungan finansial secara Jangsung bagi para

pelakunya atau kerugian langsung terhadap perusahaan.

Dalam meilghadapi keterbatasan pengendaiian intcmal maka manajemen

perlu melakukan pengendalian lingkungan (control environment), dan

mengadakan kegiatan pengendaiian (control activities), karen3 kecurangan itu

dapat saja tetjadi sctiap saat (Barnett dan Brouwn, 1998).

Kehidupan suatu perusahaan atau organisasi selalu dihadapkan pada

perubahan yang berkesinambungan. Salah satu tugas utama dari manajemen

perusahaan atau organisasi adalah memimpin organisasinya agar selalu dapat

menyesuaikan terhadap peru bah an baik perubahan intcmai maupun pcrubahan

ekstcrnal serta mampu mengantisipasi perubahan yang akan tcrjadi. Dcngan

demikian manajemen diharapkan dapat memimpin proses integrasi internal, yaitu

memanfaatkan sebaik mungkin dan mendapatkan yang terbaik dari sumber daya

yang dimiliki perusahaan atau organisasi (Sawyer, 1998).

Page 15: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

12

Pada umumnya program kerja orgalllsasl yang penting adalah dapat

lllenyediakan barang dan atau jasa yang bemlUtu tinggi dan memberikan layanan

yang baik bagi pihak yang berkepentingan (stakeholdet) yang terdiri dari,

masyarakat pengguna barang dan jasa, pClllcrintah, pcmasok, kreditor, dan

pegawai.

Para stakeholder akan menilai kinelja (petjormance) dengan

mcmbandingkan hasil dan tindakan dengan standar atau harapannya. Dengan

demikian performance adalah suatu hasil atau prestasi dari kegiatan atau

pekerjaan.

Anthony (1997) (entang performance mengatakan : "Peljormance then

defined as result of pattern of action carried out to satisfv an objective according

to some standard"

Dengan demikian lJeljormance merupakan hasil dari suatu pola tindakan

orang atau manajer yang dilakukan untuk mencapai tujuan berdasarkan beberapa

standar teltentu. Jadi kinerja (performance) adalah pencapaian suatu tujllan dari

tindakan-tindakan perusahaan untuk mencapai tlljuan teI1entu berdasarkan

standar-standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian hasil kerja I kinelja

perusahaan perlu dinilai. Oleh karena itu diadakan sllatu proses pemcriksaan atau

audit, agar dapat diketahui sampai sejauh mana kinclja organisasi dapat dicapai.

Page 16: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

IJ

3 Audit, Audit Internal, dan Killerja

3.1 Audit

Pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian audit (auditing) adalah

antara lain sebagai berikut : Arens (2000) mengemukakan bahwa :

"Auditing is the accumulation and evaluation of evidence aboUi information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person"

Dari apa yang dikemukakan di atas maka audit adalah akumulasi dan

evaluasi terhadap bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan

tingkat hubungan antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan dan audit

harns dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen.

Untuk melaksanakan audit, diperlukan infomlasi yang dapat diverifikasi

dan sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian

infonnasi tersebut. InfOimasi memiliki berbagai bentuk, sedangkan kriteria untuk

mengevaluasi infonnasi kuantitatif eukup beragam dan audit dilakukan oleh orang

yang berkompeten.

Sedangkan Gill & Cosserl (1996) mengemukakan :

"Auditing is the systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria, and communicating the results to interested users"

Dengan demikian audit adalah proses sistimatik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti seem'a objektif dalam kaitannya dengan perkiraan mcngenai

tindakan ekonomi dan peristiwa untuk memastikan tingkat kccocokan atau

Page 17: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

14

kecepalan an lara perkiraan dcngan kriteria yang tclah ditetapkan, serta

mengkomunikasikan hasilnya kepada fihak yang berkepentingan.

Scorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria yang

digunakan serta mampu menentukan sejumlah bahan bukti yang diperlukan untuk

mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Auditor harus pula mempunyai

sikap mental yang independen. Sekalipun auditor seorang ahli, tetapi apabila dia

tidak mempunyai sikap independen dalam mengumpulkan infom1asi, maka

infonnasi yang digunakan untuk mengambil keputusan dianggap bias. Tahap

terakhir setelah selesai melakukan audit adalah penyusunan laporan audit yang

merupakan alat penyampaian infonnasi kepada para pemakai laporan.

Auditing sebagai suatu bidang kegiatan pemeriksaan berkaitan dengan

penentuan tentang cara bagaimana peristiwa-peristiwa bisnis harus diukur dan

dikomunikasikan. Auditing juga dikaitkan dengan penilaian kelayakan dan

kepastian atas semua sistem infonnasi manajemen serta prosedur-prosedur

operasinya (Krogstad, 1999).

Cashin (1988) mengelompokkan audit ke dalam tiga cabang bidang audit

yaitu : (1) Independent auditing (audit bebas), (2) Internal auditing (audit

internal), dan (3) Governmental auditing (audit pemerintah).

Pada dasarnya, pelayanan jasa yang diberikan olch para auditor di setiap

cabang audit di atas adalah sama, kini setiap cabang (elah dipilah-pilah dan

mempunyai tanggungjawab yangjelas dcngan tingkat kebebasan yang berbeda.

Scbagai disiplin ilmu, bidang auditing telah berkcmbang dan tclah

melahirkan berbagai macam bidang audit. Sering terjadi perbedaan pendapat

tentang apa yang dicoba untuk dicapai oleh tiap jenis bidang auditing. Bahkan di

antara para auditor sering terdapat selisih faham tentang batasan yang pasti dari

tiap macam bidang auditing. Perkembangan bidang audit telah mencakuiJ bidang

keuangan, penilaian kinerja, nilai uang, kegiatan operasional, basil program,

manajemen, dan efektivitas perusahaan (Sawyer, 1996).

Page 18: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

15

Barlow (1995) menggambarkan hubungan anlara berbagai tipe audit

scbagai berikut :

-_ .. _------------------COMPREHENSIVE AUDITS

I FISCAL FINANCIAL AND COMPLIANCE AUDITS

I FINANCIAL

Audit Focus

Traditional

Sumba: Barlow (1995)

COMPLIANCE

Legality Compliance with Regulation, Policies Procedures, etc

QUALITY OF PERFORMANCE MANAGEMEnriCONTROL

PERFORMANCE OR OPERATIONAL AUDITS

MANAGERIAL I

Economic Acquisition And efficient Use of resources Management Representations • may be made explicitly

may be implied

PROGRAM RESULTS OR QUALITY or PERFORMANCE

Mission accomplishment and/or progress toward objectives Performance standards • may exits

may be unavailable

Hubungan Bcberapa Tipe Audil

Tidak ada perbedaan yang mendasar tentang tujuan audit, semuanya

ditlljllkan untuk mempcrbaiki kinerja organisasi. Perbedaannya terletak dalam

aspek kinerja mana yang disoroti, misalnya : (I) audit ketaatan (compliance

auditing) yang disoroti olch auditor terlentu yang memeriksa tentang aspck

kctaatan tcrhadap undang-undang, peraturan, anggaran, dan kebijakan intern. Oleh

karena itu, auditor ini mencoba mengetahui sampai sejauh mana taatnya suatu unit

terhadap sercntctan pcraturan yang berlaku. Jclaslah bahwa ketaatan tcrhadap

pcraluran rcsmi adalah satu aspck dari kinerja. Meskipun hal ini merupakan aspek

pcnting tetapi tidaklah mcrupakan satu-satunya tugas auditor; (2) audit

operasional yang dievaluasi auditor dengan mcngungkapkan sampai scjauh mana

suatu unit memanfaatkan sumber daya sccara efisiensi dan ekonomis.

Page 19: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

16

3.2 Audit Internal

Teori dasar dan konscp audit telah menjawab perlanyaan tentang.

kebcradaan atau alasan diadakannya audit, yaitu bahwa audit ditujukan untuk

memperbaiki kinerja unit organisasi. Suatu unit organisasi atau unit kerja dapat

berbentuk sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis,

proses bisnis, layanan, informasi, sistem, atau proyek. Jika tindakan audit berhasil

dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti ia menunjang ke arah perbaikan

kincrja organisasi.

Audit intemal merupakan kegiatan penilaian bebas, yang dipersiapkan

dalam organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Kegiatan ini meliputi

mcmeriksa dan menilai efektivitas yang lain . Tanpa fungsi audit internal,

pimpinan puneak tidak memiliki sumber infonnasi internal yang bebas mengenai

kinerja para manajer. The Institute of Internal Auditors (II A, 1995) dan Sawyer

(1996) mengemukakan bahwa : "Internal auditing is an independenl appraisal

jimclion established wilhin an organizalion to examine and evaluate its aclivilies

as a service 10 Ihe organization." Definisi ini dikemukakan oleh lIA dalam

Statement of Responsibilities pada tahun 1947 (Sawyer, 1996).

Dari definisi di atas tcrdapat lima konsep kunci dari pengcrtian audit

intemal (Barlow, 1995) sebagai berikut :

Pengawasan yang mengujI dan menilai pengawasan

Layananjasa bagi organisasi

Sumber: Barlow (1995)

!ndependen

'--___ ......,,.... Kegiatan penilaian

Diadakan dalam organisasi

Lima Konsep Audit Intemal.

Page 20: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

17

Dari lima konsep kunci audit internal di depan, implikasinya bagi auclitor

akan nampak pada uraian bcrikut :

(I) I ndependen.

Standar Profesional Audit Internal menentukan bahwa para auditor

sehamsnya tidak terikat pada kegiatan yang mereka periksa (Stanclar 100).

Karenanya, suatu fungsi audit hams bebas dari kegiatan unit yang

diperiksanya. Masalahnya adalah bagaimana para auditor dapat

berkelakuan clan bertindak bebas, padahal mereke berada ada di dalam

organisasi yang bersangkutan? Dapat dipastikan bahwa audit intemal

bersentuhan dengan fungsi-fungsi lain dalam organisasi. Sebagai akibatnya

ia hams kehilangan kebebasannya, meskipun bemsaha untuk ticlak

tersentuh.

Ticlak Jarang auditor climinta ikut menyusun sistem dalam

organisasinya. Seandainya auditor telah terliba! dalam suatu kegiatan,

kemungkinan sekali auditor mempunyai perasaan tanggung jawab di atas

kclancaran kCljanya. Ini hal yang manusiawi, akan tetapi akibatnya sulit

bagi auditor untuk menjadi seutuhnya objektif, karena tidak bebas dari

prasangka. Kadang-kadang sangat sulit untuk mempunym pandangan

cbjektif jika teman atau rekan sama-sama terlibat dalam sualU kegiatan.

Lazimnya tak scorangpun ingin melukai pcrasaan teman-teman atau rekan

sendiri.

Dengan demikian idealnya, seorang auditor intemal tidak usah ikut

membantu mcrancang atau melancarkan sistem atau kegiatan apapun, (ctapi

hal ini tak mungkin teljacli dalam praktek. Jika memang ia telah terlibat

dalam merancang at au mclancarkan pelaksanaan suatu sistcm, tidak

llsahlah dia memcriksanya. Dengan cara demikian dia akan (etap

memcgang tcgllh objektivitasnya. Untuk menangglliangi hal yang tidak

objektif tersebut dia dapat saja meminta auditor lain untuk memcliksa

sistem itu.

Page 21: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

18

Faktor lain yang mcmpengaruhi objektivitas auditor adalah alam

pikirannya. Jika auditor benar-benar mcmahami sistcm nilainya dan

bersedia untuk (etap patuh pada prinsipnya, ia mungkin mampu mcngatasi

kcadaan yang dapat menycrctnya kcluar dari objektivitasnya. Dalam kaitan

ini standar profesional audit internal mcmainkan peranan sangat penting.

Para auditor internal seharusnya mcnaati standar ( Standar 240 ) yang telah

diklasifikasikan dalam Kodc Etik dari thc Institute of Internal Auditors

(IlA). Kode ini menitikberatkan pada standar yang tinggi untuk kejujuran,

objektivitas, indcpendcnsi, dan kesctiaan.

Status kcorganisasian mcnangani struktur pelaporan audit dan

wewcnang, scdangkan objektivitas bcrkaitan dcngan kemampuan auditor

untuk bcba~ dari prasangka dalam mclaksanakan pcnilaian. Standar

mcnyatakan bahwa status organanisasi dari fungsi audit harns cukup

mcmadai untuk mcncapai tanggung jawabnya (Standar 110) dan para

auditor harus objektif dalam l11claksanakan pCl11criksaan (Standar 120).

Mereka juga l11cnyediakan panduan yang Icbih tentang bagail11ana fungsi

audit dapat mCl11pcroieh status organisasi yang l11cmadai dan tetap

mcmpcrtahankan objcktivitas. Tentang halini Barlow (1995)

l11cnggal11barkan scbagai bcrikut :

'NnEPFNnFN.~'f

0 , 0

b , , j a g c , a k u n , , i i , v a

i S

( i 0

" .....

Sumber· Barlow (1995)

Landasan Indcpcndcn dari Audit Internal

Page 22: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

19

(2) Kcgiatan penilaian

Pada hakikatnya kegialan audit adalah penilaian. Jika para pengclola

unit meiaksanakan sendiri penilaian dan melaporkan hasilnya, para auditor

dapat mcmusalkan pcrhatian pada tujuan auditing untuk menilai mutu

laporan dan menunjukkan kcabsahannya. Lebih jauh lagi mcreka dapat

diminta untuk menilai mutu proses penilaian sendiri yang diikuti oleh para

pengelola unit. Untuk menilai scsuatu dipersyaratkan bahwa penilai harus

sudah menentukan standar kinerja sebagai alat pengukumya. Scbagai

contoh, untuk mcnilai kinerja suatu unit auditor harus membandingkan

kinerja aktual dengan kinelja standar yang menunlut kinerja yang

seharusnya dicapai.

Sarna seperti halnya dengan menilai mutu pengawasan, auditor harus

menetapkan kinerja standar untuk menilai mulu audit yang bersangkutan.

Pada hakekatnya proses audit adalah sederetan konsckuensi logis dari

peniJaian yang menyoroti komponen pengawasan pcngelola unit.

Perlu diingat bahwa para auditor melaporkan hasil pcnilaian mereka

kepada para user atau pelanggan. Mereka menyiapkan pendapat mandiri

tentang mutu benda atau kegiatan yang mercka nilai. Mcskipun pendapat

biasanya dilaporkan dalam bentuk laporan tertulis, tetapi dapat pula

dilaporkan secara lisan. Para auditor tidak akan sembarangan mcnilai atau

hanya untuk kesenangan.

Mereka mengerjakannya demi satu tujuan, yaitu mcmberikan umpan

balik pada para user tentang hasil penilaian mcrcka. Para pcmakai jasa

mcnggunakan infonnasi ini untuk mcngetahui adanya jaminan bahwa

standar akan dan dapat dicapai.

(3) Audit diadakan dalam organisasi intemal

Para auditor intcmal merupakan karyawan dari organi sai yang mereka

audit. Untuk membedakatl mereka dari para auditor yang dikontrak atau

Page 23: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

20

auditor ekstemal, mereka menambahkan kala yang mcnerangkan sifat

"internal". Para auditor yang dikontrak (auditor ekstemal) melaksanakan

tugas auditnya persis seperti auditor internal, tetapi bekerja untuk organisasi

lain.

(4) Pelayanan terhadap organisasi

Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting bagi

kelangsungan hidup fungsi audit. Mulai tahun 1990-an, kunei keberadaan

audit internal adalah memberikan layanan untuk para pemakai jasa. Hanya

audit internal yang memberikan layanan yang cfcktif dan olch pemakai jasa

dianggap memberikan pertambahan nilai atau nilai tambah yang akan

berlanjut keberadaannya apabila ikut membantu terus keberhasilan unit.

Layanan bagi user memperkuat kedudukan auditor dalam organisasi.

Auditor internal yang menyediakan layanan yang kurang bennutu bagi

pcmakai jasa dihadapkan pada ancaman. Ancaman ini mcningkat selama

dalam resesi ekonomi, organisasi mencoba menurunkan biaya. Disamping

itu tcrjadi pula bebcrapa kasus yang mcnghentikan fungsi audit karena

mereka tidak mampu menycdiakan pelayanan yang bern1Utu kepada para

pengguna jasa internal.

(5) Pengawasan yang mcnguji dan mcnilai pengawasan lain.

Konsep tcrakhir adalah konsep yang meliputi ten tang apa yang

seharusnya dilakukan para auditor internal. Standar Profcsional Audit

Internal Nomor 300 mcnyatakan bahwa audit merupakan pengawasan yang

berfungsi menguji dan menilai efektivitas dan efisiensi dari kegiatan unit­

unit lainnya dalam organisasi. Standar Profcsional Audit Internal Nomor 300

mcnggunakan istilah " Pengawasan terhadap kegiatan internal ", kecuali

pada kasus-kasus di mana harus dibedakan secara tegas antar·a pengawasan

internal dan pengawasan eksternal terhadap semua kegiatan organisasi

secara keseluruhan.

Page 24: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

21

Standar Nomor 300 tersebut pada intinya menyatakan perlunya

pcnjciasan dari pokok-pokok masalah yaitu : (I) Apa yang dimaksudkan

dengan "suatu pengawasan" ?; (2) Apa yang dimaksudkan dengan

"pengawasan lainnya" ?; dan (3) Siapa yang bertanggung jawab at as

pengawasan dalall1 organisasi ?

Pokok masalah pertama " Apa yang dill1aksudkan dcngan

pcngawasan?" Pengawasan adalah sualu langkah terslruktur atau alat yang

ll1enyediakan jaminan alas keberhasilan tercapainya sasaran kinerja suatu

kegiatan. Pengawasan karenanya ll1ell1berikan jaminan bahwa suatu

kegiatan ll1encapai standar kinerja. Untuk ll1ell1peroleh jall1inan yang baik

dari sasaran kinerja, seorang ll1anajer harus ll1ampu melancarkan dan

ll1ell1berlakukan pengawasan-pengawasan yang efektif.

Masalah kedua, "Apa yang dill1aksudkan dengan pcngawasan

lainnya ?" Para ahli berpendapat bahwa pengawasan lainnya ll1cncakup

sell1ua pcngawasan yang dill1anfaatkan oleh para pill1pinan organisasi,

dewan dan para ll1anajer untuk ll1cndapatkan jaminan, bahwa organisasi dan

unit-unit lainnya bekcrja dengan baik. Jelaslah bahwa auditor tidak

seharusnya berpandangan sell1pit tentang "pengawasan" lainnya. Dalam

organisasi atau perusahaan, pill1pinan puncak sepatutnya yang paling utama

ll1ell1anfaatkannya. Pill1pinan puncak adalah "otak pengawasan" sebuah

organisasi atau perusahaan dan bagian terpadu dari struktur manajemcn.

Auditor internal perlu menyoroti pengujian dan penilaian mutu pcngawasan

organisasi. Dengan dell1ikian, tugas auditor internal mencakup pengawasan

terhadap para manajer. Tepat karenanya, mengapa scbagian auditor

menyebutnya scbagai pengawasan terhadap pengawasan yang lain. Hal ini

mcndukung pcndapat bahwa fungsi pengawasan harus terlcpas dari para

manajer dan idealnya auditor internal harus pula mcngaudit kcgiatan para

manajer puncak. Mclakukan audit terhadap kegiatan strategis para manajer

puncak ll1crupakan salah satu cara sea rang auditor dapat mengembangkan

nilai tambah dan meningkatkan kinerja organisasi. Mcngaudit kcgiatan para

Page 25: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

22

manajcr puneak l11ernpakan pokok masalah yang" panas" yang dihadapi

profesi audit internal.

Pokok masala11 ketiga adalah : " Siapa yang belianggung jawab atas

pelaksanaan dan pemeliharaan pengawasan dalam organisasi ? " Pernyataan

dalam standar tidaklah memberikan kejelasan mengenai hal ini. Yang jelas

ialah bahwa para manajer bertanggung jawab untuk melaksanakan dan

mel11elihara pengawasan pada unitnya. Tugas auditor internal adalah

menguji dan mengevaluasi pengawasan dari para manajer, bukan untuk

melaksanakan, menjalankan, dan mengamati pengawasan. Hal ini sangat

penting bagi pemahaman fungsi audit dan berarti bahwa seorang auditor

yang efektif harns memahanli bagaimana para manajer berkiprah dalam

pengelolaan dari apa yang menjadi tanggungjawabnya.

Dalam kondisi seperti diuraikan terdahulu, auditor tidak bertanggung

jawab untuk meyakinkan baiknya pengawasan pengelolaan para manajer.

Pertanggungjawaban seutuhnya dipegang oleh para manajer. Auditor hanya

bertugas memberikan layanan penilaian atas pengawasan.

The Institute of Internal Auditors (II A) memberikan definisi barn

tentang internal auditing ( Jurnal IIA, Oktober 1999), yaitu sebagai berikut :

Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes.

Dari pernyataan II A di atas, maka audit internal adalah suatu aktivitas

independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang

untuk memberikan suatu nilai tambah selia meningkatkan kegiatan operasi

organisasi. Audit internal mel11bantu organisasi dalam usaha meneapai tujuannya

dengan cara memberikan suatu pendekatan disipIin yang sistel11atis untuk

mengevaluasi dan meningkatkan keefektivan l11anajemen risiko, pengendalian dan

proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.

Page 26: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

23

Perbandingan definisi internal auditing lIA (Krogstad, 1999) yang lama

(1947) dengan definisi lIA yang barn (1999) adalah :

,---

I IIA 1947 IlA 1999

1 Fungs! penilaian indepcnden yang 1 Suatu"aktivitas independen yang objektif

dibentuk dalam suatu organisasi

2 Fungsi penilaian 2 Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan

konsultasi

3 Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas 3 Dirancang untuk mcmberikan suatu nihil"

organisasi sebagai bentuk jasa yang tambah serta meningkatkan kegiatan operasi

diberikan bagi organisasi organisasi

4 Membantu agar para anggota organisasi 4 Membantu organisasi dalam us aha

dapat menjalankan tanggung jawabnya mencapai tujuannya

secara efektif

5 Memberi hasil analisis, penilaian, 5 Membcrikan suatu pendckatan disiplln yang

rekomcndasi, konscling dan infonnasi sistematis untuk rnengevaluasi dan

yang berkaitan dengan aktivitas yang meningkatkan keefektifan rnanajemen

dikaji dan dan menciptakan risiko, pengendalian dan proses pcngaturan

pengcndalian efcktif dcngan biaya yang dan pengelolaan organisasi I

wajar .~~-~-~~~ --_ ..

Pertimbangan yang mendasari definisi barn (1999) tersebut adalah : (l)

gambaran tentang profesi audit internal seeara lebih baik akan diperolch dan

seberapa baik jasa atau pelayanan yang diberikannya, bila dibandingkan dengan

siapa yang melaksanakannya atau apa saja jasa yang dapat diberikan; (2) agar

tetap bertahan, profesi auditor internal hams dapat dianggap sebagai pemberi nilai

tambah bagi organisasi; (3) auditor internal perIu mengadopsi scmua SUdllt

pandang dari selumh rantai nilai (value chain); (4) stmktur konseptuaJ alldi t

internal hams clapat menjangkau hal~hal di luar berbagai proses inheren yang

dilakukannya, untuk mencenninkan auditor internal sebagai pendorong

tersedianya jasa organisasional; dan (5) standar dan pedoman profesi yang lainnya

Page 27: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

24

hams tidak sckedar mcnjadi pedoman bagi anggota profesi, namun juga harus

ciapat mcnsimbolisasikan kualitas atnu keahlian khas auditor internal kepacia

pasar.

Audit eksternal yang dilaksanakan oleh kantor akuntan puhlik di samping

memberikan pelayanan audit, khususnya bila akan memberikan penciapat atas

laporan keuangan, juga memberikan nasihat untuk bidang perpajakan dan bila

perIu dapat memberikan

kinerjanya.

konsultasi manajemen dalam rangka perbaikan

Bila audit internal dibandingkan dengan audit eksternal dan ditinjau dari

berbagai aspek pelayanan ( Barlow, 1995) akan nampak sebagai berikut :

Aspek Layanan Audit Internal dan Eksternal

Aspek Internal Ekstemal

---Konsumen ManajcriKomite Audit Pemegang saham

Fokus Resiko Usaha Resiko Laporan Kcuangan

Orientasi Saat ini dan yang akan datang Yang lalu sampai saat ini

Pengendalian Langsung Tidak langsung

Kecurangan Langsung Tidak langsung

Kebebasan Objektivitas Bcrdasar status

Kegialan Proses yang sedang berjalan Tiap periode akuntansi

Sumaer : Ba ·Iow I 5 --

( 99 )

Di samping tugas pokok audit yaitu meningkatkan kinerja organisasi, audit

intelllal juga seringkali memberikan layanan berupa pemberian saran untuk

mcrnperbaiki kincrja bagi setiap levelrnanajer.

Page 28: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

25

3.3 Kincrja

Lalu apakah yang dimaksudkan dengan kinerja alau preslasi kcrja

(perfcmnance) ilu sendiri ? Jika pcrusahaan alau unit organisasi melaksanakan

kegiatan usaha pasti dimintakan sualn hasil dari kegiatan tersebut. Organisasi

mcngkoordinasikan berbagai potensi dan menetapkan langkah-Iangkah stratcgis

nntuk mencapai bcrbagai tujuan dan misi. Collins (1992) menggambarkan

langkah slrategis perusahaan atau organisasi sebagai bcrikut :

Product line Target markets

Finance and control

Research and development

Purchasing

Sumber : Collins Cs. (1992)

Marketing

BUSINESS STRATEGY

Objectives for profitability, growth,

market share, building of

COIllI)('{ilivc advantage

~ Sales

Distribution

Manufacturing

Technology

Stratcgi Pcrusahaan atau Organisasi

Kegiatan organisasi pada ul11umnya meliputi berbagai tujuan dan misi

sualu usaha, dan mcncakup berhagai kebijaksanaan pendukung yang akan

dilcrapkan untuk mencapai berbagai tujuan organisasi. Pemyataan lenlang tujuan

harus dipcrluas dcngan sualu pcrnyataan khusus tenlang prod uk, leknologi, jalur

Page 29: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

26

distribusi, teknik produksi cmanujilL'!urinf,,), dan kebijakan pelayanan apakah yang

akan diterapkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Lingkaran stratcgi merupakan alat yang sangat berg una untuk

mengilustrasikan tingkat kekhususan dan konsistensi yang harus dicapai dalam

suatu kegiatan. Dalam inti strategi bisnis terdapat berbagai tnjuan serta konsep

tcntang cara perusahaan atau unit usaha berkompetisi. Di sekeliling inti strategi

organisasi, terdapat berbagai kebijaksanaan fungsional kunci yang sama

pentingnya, dan masing-masing harus konsisten satu dengan yang lainnya serta

sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi.

Dari strategi organisasi, para pihak yang berkepentingan (stakeholder)

akan menuntut hasil tertentu sesuai dengan kepentingarmya. Berdasarkan berbagai

alasan yang akan nampak jelas, maka pandangan dan tuntutan dalam hal ini dapat

dianggap sebagai pandangan masyarakat terhadap organisasi. Masyarakat akan

mengamati berbagai hal yang dilakukan oleh organisasi.

Pandangan stakeholder terhadap organisasi secara sistematis ditunjukkan

pada gam bar berikut :

Debtors

ioney Moncy

Mone'

Labor Goods and

/x-,. __ ..-~ Goods, services and control

M~ / /. !'vlonc· 10ney

Goods and scr·vices

Sumber: Collins (1992)

Pandangan Stakeholder tcrhadap Perusahaan atau organisasi

Page 30: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

27

Dalam pandangan para fihak yang berkepcnlingan, organisasi dilihal

scbagai pusal kumpulan transaksi, dimana lerjadinya pcrlukaran an lara uang

organisasi dengan peke~jaan yang dilakukan olch pcgawai, perlukaran an lara uang

dengan berbagai barang dan jasa yang dibcrikan oleh para pcmasok, pertukaran

anlara barang dan jasa organisasi dengan uang para pelanggan, pertukaran antara

uang yang sebelumnya telah dilerima oleh organisasi dengan uang yang kemudian

dibayarkan kepada para investor alau pemberi pinjaman, peliukaran antara uang

yang sebelumnya lclah diserahkan oleh organisasi dengan uang yang kemudian

dilerima dari para debilur, serta peliukaran an tara uang dengan penggunaan

berbagai jasa dan fasilitas yang diberikan oleh pemerinlah, yang memiliki

sejumlah kewenangan untuk mengendalikan dan mengawasi organisasi.

Pandangan para stakeholder terhadap kinerja (performance) organisasi

dapat saj a berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan kepentingannya.

Fihak-fihak yang berkepentingan akan menilai kinelja perusahaan dibandingkan

dengan standar atau keinginannya . Dengan demikian kinerja adalah suatu hasil

dari kegialan alau pekeljaan yang lelah dilaksanakan.

Collins (1992) tentang per[onl1ance I11cngemukakan : "Performance is

Ihen defined as the resull of a pallern of aclions carried oul 10 salisjj' an objective

according to some standards"

Peiformance alau kinerja merupakan sualu pola lindakan yang

dilaksanakan untuk mencapai lujuan, yang diukur alau dibandingkan dengan suatu

standar. Jadi kinerja adalah pencapaian suatu lujuan dari suatu kegialan alau

pekeljaan terlentu untuk mencapai tujuan organisasi yang diukur dcngan suatu

slandar. Dcngan demikian hasil dari kegiatan organisasi perlu dinilai melalui

proses penilaian alau audit.

Page 31: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

28

4 Pcmbiayaau Pemcrintah Dacl'ah

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 lentang

Perimbangan Keuangan Antar Pusat dan Daerah (pasal 2) menga(ur :

(l) Penyelenggaraan tugas daerah dalam rangka pelaksanaan Descnlral isasi dibiyai atas beban APBD

(2) Penyelenggaraan tugas Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh perangkat Daerah Provinsi dalam rangka pelaksanaan Dekonscnlrasi diayai atas beban APBN.

(3) Penyclenggaraan tugas Pcmcrintah Pusat yang dilaksanakan oleh perngkat Dacrah dan Desa dalam rangka tugas Pembantuan dibiayai alas beban APBN.

(4) Penyerahan atau pelimpahan kewenangan Pemerintah Puasat kepada Gubernur atau penyerahan kewenangan atau penugasan Pemerintah Pusat kepada BupatifW alikota diikuti dengan pembiayaan.

Sumber-sumber penerimaan Daerah dalam pelaksanaan dcscntralisasi

(pasal 3) adalah : (I) Pendapatan AsIi Daerah; (2) Dana Perimbangan; (3)

Pinjaman Daerah; dan (4) Lain-lain Penerimaall yang sah

Sumber Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3

huruf a, terdiri dari : (I) Hasil pajak Daerah; (2) Hasil retribusi Daerah; (3) Basil

perusahaan miIik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan Daerah lainya yang

dipisahkan; dan (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan dalam Pelaksanaan Dcsenlralisasi

(Pasal 19) mengatur sebagai berikut :

(1) Semua penerimaan dan pengcluaran dalam rangka pclaksanaan Desentralisasi dicatat dan dikclola dalam APBD.

(2) Semua pencrimaan dan pcngcIuaran Daerah yang tidak berkaitan dcngan pelaksanaan Dekosenntrasi atau Tugas Pcmbantuan mcrupakan penCrImaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

(3) APBD, Perubahan APBD, dan perhitungan APBD ditclapkan dengan Peraturan Daerah.

Page 32: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

29

(4) APBD, Perubahan APBD, dan Perhitungan APBD merupakan Dokumen Daerah.

Pemeriksaan Keuanagan Daerah (pasaI2S) mengatur sebagai berikut :

Pemeriksaan atas pelaksanaan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban keuangan Daerah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5 mengatur :

(I) Ketentuan ll1engenai pajak Daerah dan retribusi Dacrah sebagaill1ana dill1aksud dalall1 pasal4 huruf c, dan hurufb, diatur dengan undang-undang.

(2) Ketentuan ll1engcnai perusahaan ll1ilik Daerah dan pengelolaan kckayaan Dacrah lainnya dipisahkan sebagaill1ana dill1aksud dalall1 pasal 4 huruf c, diatur sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Dana Pcrtill1bangan (Pasal 6) ll1engatur sebagai berikut :

(1) Dana PCliill1bangan terdiri dari :

a. Bagaimana Daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Penerimaan dari sumber daya alam;

b. Dana Alokasi Umum;

c. Dana Alokasi Khusus;

(2) Penerimaan Negara dari Pajak Bumi dan Bangunan dibagi dengan il11bangan IO% (sepuIuh persen) untuk Pel11erintah Pusat dan 90% (sembi Ian puIuh persen) untuk Daerah.

(3) Penerimaan Negara dari Bea Perolehan Hak at as tanah dan l3angunan dibagi dcngan imbangan 20% (dua puluh persen) untuk Pcmerintah Pusat dan 80% (dclapan puluh perscn) untuk Dacrah.

(4) Sampai dengan (6) dan setcrusnya tclah l11cngaturnya

Page 33: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

30

5 Analisa Penerimaaan dan Pengeluaran

5.1 Manajer

Pada umumnya manaJcr diartikan scbagai seseorang yang

berlanggungjawab alas scgala kegiatan yang lerjadi dalam organisasi alau pada

unit organisasi yang dipimpimnya. Pada umumnya para ahli mengklasifikasikan

fungsi manajemen secara berlainan, tctapi telah disepakati secara umum bahwa

fungsi manajemen paling scdikit terdiri dari empal fungsi pengorganisasian,

seperti yang dikemukakan oleh Sawyer (1998) : "Management's four primary

functions include planning, organizing, directing, and controlling ... ..... "

Sehubungan dengan pcngertian manajer ini, Kaplan dan Atkinson (1989)

bcrpendapat sebagai berikut :

" ........ , good managers are ambitious and take pride in their work. If their role is restricted to carrying out instructions determined at higher levels, they may lose interest in their assignments and cease applying their talents to their assignment. The firm may also find it difficult to attract creative and energetic people to serve merely as decision impiementators. Managers will become motivated and interested in their assignments when they are permitted more discretion in pel/arming their tasks".

Dengan demikian manajcr yang baik ialah manaJer yang bcrambisi dan

bangga akan pekerjaannya. Bila peran manajcr dibatasi pada hanya melaksanakan

tugas alau instruksi yang telah ditctapkan olch atasannya, maka mercka tidak akan

benl1inat lagi untuk mclaksanakan tugasnya, dan akan menghindar unluk

menerapkan bakatnya dalam mcnjalankan lugas tcrscbut. Organisasi alau

pcrusahaan akan menghadapi kesulitan untuk mcnarik orang-orang yang krcatif

dan cnergik yang hanya akan bckcrja scbagai pelaksana keputusan. Para manajer

akan !cbih telll10tivasi dan tcrtarik unluk melaksanakan tugasnya, bila mcrcka

dibcri lebih banyak kcleluasaan dalam melaksanakan tugasnya.

Page 34: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

31

5.2 Pelaksanaan Tn gas

Pengendalian internal meliputi reneana organisasi dan semua metodc dan

ukuran serta kebijakan yang terkoordinasikan dalam suatu organisasi untuk

mengamankan harta kekayaan, menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data

akuntansi dapat dipereaya, mendorong efisiensi operasional dan mendorong

ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan.

Pengendalian internal didefinisikan seeara luas sebagai proses yang

dipengaruhi oleh pimpinan puneak, manajer serta personil lain dalam suatu

entitas, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang banyak berkaitan dengan

peneapaian berbagai tujuan dengan kategori berikut : (1) keefektivan dan efisiensi

operasi, (2) reliabilitas laporan keuangan; dan (3) ketaatan terhadap ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku.

Pengendalian internal dipcrlukan untuk mencapaI tujuan orgaI1lsasl.

Scjalan dengan semakin luas dan kompleksnya perusahaan, manajemen organisasi

dihadapkan pada kcterbatasan kemampuan untuk mcngawasi dan mengendalikan

operasi organisasi seeara kcseluruhan. Keadaan ini menyebabkan manajemen

melimpahkan sebagian tanggung jawab dan wewenang kepada auditor intemal.

Untuk memastikan bahwa kegiatan organisasi telah sesuai dengan kebijakan dan

proscdur maka diperlukan sistem pengendalian intemal yang efektif.

Teori-teori yaIlg telah diungkapkan terdahulu merupakan pisau analisis

bagailllana para Illanajer yang bersangkntan dapat meyakini bahwa selllua reneana

dapat direalisasi dengan baik.

Reneana penerilllaan dan pengeluaran yang tdah disyahkan dan termllat

dalam APBD harus dijaga agar pelaksanaanya scsllai dengan program, baik dari

sisi penerimaanmallpun dari sisi pengeluaran.

Analisa terhadap penerilllaan dan pcngeillaran dimulai sejak program

ditctapkan, pelaksanaan program sampai pelaporannya.

Page 35: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

32

Alat analisa yang dipergunakan terhadap penerimaan maupun pcngeluaran

adalah pcmeriksaan kcpatuhan (compliance audit) dan pemcrikasaan operasional

(operasional aUdit).

Analisa penerimaan dan pengeluaran dapat ditempuh dengan berbagai cara

antara lain:

(I) Membandingkan rencana dengan realisasi antar peri ode tertentu.

(2) Membandingkan realisasi tiap periode sebelumnya.

(3) Berbagai ratio dapat diterapkan tergantung kepada kebutuhan di lapangan.

Dati laporan hasil analisa merupakan umpan balik bagi organisasi untuk

perbaikan, meninjau kembali atau memperbaiki sistem yang ada agar tujuan

organisasi tercapai.

6 Fuugsi Audit

Pada umumnya para manajer tidak semuanya ahli dalam audit atau

pCl11eriksaan. Tugas l11anajer antara lain l11enjaga agar sistel11 pengendalian

intcmal berjalan dengan baik agar tujuan organisasi tercapai.

Pasal 25 UU No. 25 / 1999 l11enyebutkan :

" Pel11eriksaan atas pelaksanaan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban keuangan Daerah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ".

Pasal 5 UU No. 25 / 1999 menyebutkan bahwa :

" Ketentuan l11engenai perusahaan milik Daerah diatur sesuai dengan peraturan pcrundang-undangan yang berlaku ".

Dati bunyi pasal 5 dan 25 UU No. 25 / 1999 l11aka fungsi audit untuk :

(I) Tingkat Propinsi oleh lnspektorat Wilayah Propinsi.

(2) Tingkat Kabupaten oleh lnspektorat Wilayah Kabupatcn.

(3) Tingkat Kodya oleh inspektorat Wilayah Kotal11adya.

(4) BUMD oleh Satuan Pengawasan lntem.

Page 36: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

33

Dari berbagai pcnclitian menujukkan Aparat Pengawasan Fungsional

(APF) belul11 dapat l11elaksanakan tugasnya dengan baik yang disebabkan olch

berbagai ketcrbatasan, khususnya keterbatasan pengetahuan bidang audit internal.

Banyak APF tradisional cenderung menerapkan gaya bermusuhan dalam

l11elaksanakan tugasnya dan sangat sedikit manajer yang menerima kehadiran

perfeksionis yang agresif ini dengan senang hati. Saat ini auditor internal perlu

melihat adanya rasa ketakutan dan ketidakpercayaan dari l11anajemen untuk semua

tingkatan. Apakah ini harus selalu dihadapi oleh auditor internal? Apakah auditor

internal harus dipandang sebagai orang yang selalu membawa petaka pada saat

melakukan tugasnya ?

Sudah saatnya auditor internal l11empunyai pandangan luas serta

pel11ahaman terhadap berbagai proses manajerial dan berkaitan dengan manusia,

yang mendasari fungsi audit internal. Yang dibutuhkan oleh auditor internal dalam

melakukan tugasnya adalah suatu pendekatan holistik, bahwa para manajer dan

pihak yang diaudit merupakan pribadi kompleks yang beIjuang dalam suatu

Iingkungan yang menghasilkan berbagai tekanan profesional.

Masih banyak sikap auditor internal yang mencari kesuksesan dcngan

menyampaikan tenman dan menyajikan hal-hal yang tidak mengenakkan auditee

dan manajer. Tidak sedikit auditor internal mulai melaksanakan tugasnya dengan

suatu perselisihan, seria menonjolkan kewenangan yang melekat pada dirinya.

Oleh karen a itu, auditor internal harus bertindak profesional dalam segal a hal agar

ia tidak dipandang sebagai seorang pemangsa yang tidak dapat diduga tingkah

laku dan tabiatnya. Sifat inilah yang harus dirombak agar auditor internal dapat

menjaga dan meningkatkan nilai tambah organisasi.

APF sudah saatnya harus mempunyai pandangan business, memberi nilai

tambah, dilaksanakan oleh orang-orang yang kOl11poten dan qualified, beriilosofi

l11embcrikan layanan, mclihat jauh kedepan, dapat hekerja sama dengan audittee

dan ekstemal auditor.

Untuk meningkatkan kulitas APF ban yak pelatihan yang diselenggarakan

oleh Perguruan Tinggi atau Lembaga Pelatihan di Indonesia. Satu diantaranya

Page 37: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

34

adalah Yayasan Pcndidikan Internal Audit (YPJA) yang didirikan di Jakarta pada

tanggal I 7 Apri I 1995

Auditor internal di Indonesia dengan berbagai nama dan sebutan

organisasinya barn muneul sekitar dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara Jain : (I)

The Institute of Internal Auditors (II A) Indonesia Chapter, yang beltaraf

internasional; (2) Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan Usaha

Milik Negara dan Badan Usaha MiJik Daerah (FKSPI BUMN dan BUMD); (3)

Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAil); disamping Yayasan Pendidikan

Internal Audit (YPIA) serta Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA).

Orgarlisasi auditor internal dan lembaga-lembaga di atas, menurut

pendapat kami, baik seeara fonnal maupun secara non-fonnal saling membantu

dan saling mengisi dalam rangka mengembangkan audit internal di Indonesia.

YPIA yang berdiri tanggal 17 April 1995 telah berusaha

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para auditor internal di

Indonesia untuk menuju Certified Internal Auditor yang bersifat nasional dengan

mengacu dan menggunakan model dari IIA (Institute of Internal Auditors) yang

bcrpusat di Florida, Amcrika Scrikat.

Basil pcndidikan YPIA selelah dinilai, diuji dan dianggap mampu olch

Dewan Sertifikasi QIA, para alumni YPIA diberi sCltifikat QIA beserta nomor

registernya. IIA Indonesia Chapter, FKSPI BUMNfBUMD, YPIA, Dewan

Seltifikasi QIA, dan PAIl mendorong para pemegang QIA di Indonesia untuk

mendapatkan sertifikal bcrtaraf inlemasional yaitu Certified Internal Auditor

(CIA) yang penyelenggaraan ujiannya olch IIA.

Para pendiri YPIA berpendapat, unluk memenuhi kebutuhan QIA di

Indonesia perIl! adanya lembaga pendidikan dan latihan. Langkah IIlI mcmru

negara-negara lain dalam meningkatkan kualitas auditor internal.

Disamping itu penulis (1994) berpcndapat auditor internal di Indonesia

perlu sualu wadah dan gagasan ini dimuat pada kata pcngantar buku kami :

"Stan dar Profesional Audit Internal" (hln 7) yang diterbitkan pertama kali tahun

1995. Pada tanggal 12 Mei 1999 didorong oleh FKSPI BUMNfD, YPIA, dan

Page 38: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

35

Dewan SCliifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) telah berdiri I'erhimpunan

Auditor Internal Indonesia (PAIl)

Alamat YPIA :

Yayasan Pendidikan Internal Audit

Graha Sucofindo

Jalan Raya Pasar Minggu kay. 34 Lt. 3, Jakarta 12780

Telp. (021) 7985555, 7983666 Ext. 1551 Fax. (021) 7986666

Sejak YPIA berdiri pada tanggal 17 April 1995 sampai akhir April 2000 telah melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk para auditor internal, baik dari BUMN, BUMD, BUMS, dan lembaga-Iembaga lailillya, dengan perineian sebagai berikut :

(l) Jumlah orang yang telah megikuti pendidikan dan pelatihan sebanyak 2.706 orang.

(2) Jumlah organisasi yang telah mengirimkan stafnya ke YPIA sebanyak 307 organisasi yang tcrdiri dari :

BUMNID 242 perusahaan BUM Swasta 60 perusahaan Lcmbaga Lain 5 lembaga

lumlah 307 orga!1lSaSl -_.

lumlah orang yang telah mendapatkan sertifikat QIA dari Dewan

Scrtifikasi Qualified Internal Auditor sebanyak 858 orang.

Page 39: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

DAFTAR PUSTAKA

Australian Society ofCPAs. "Auditing Handbook". Vol. 2, Ncw York, Prentice Hall of Australia Pty Ltd, 1993.

Barlow, Helberg Cs, "17,e Business Approach to Internal Auditing ". First edition, Johannesburg, Juta & Co. Ltd, 1995.

Hiro Tugiman, "Pandangan Barll Internal Auditing ". edisi keempat, Penerbit Kanisius, Y ogyakarta, 2000.

Namee Mc David, "Fraud Auditing Survival Skills". Management Control Concepts (Walnut Creeek), CA USA, New York, 1995.

Ratliff L. Richard,Wallace A. Wanda, Lcebbecke K. James and Me Farland G. William, "Internal Auditing Principles and Techniques". The Institute ofInternal Auditors, Florida, 1996.

Sawyer B. Lawrence, Dittenhofer A. MOItimer, "Internal Auditing". Fourth edition, The Institute oflnternal Auditors, Florida, 1996.

The Institute of Internal Auditors. "Standards For The Professional Practice of Internal Auditing ". Florida, 1995.

Breakspear J. Drew, "Run Is Like a Business". journal the Institute of Internal Auditors, February 1998.

Chalil B. Lawrence, "'n,e Value - added Compliance Audit". journal the Illstitute of Internal Auditors, June 1998.

Engle 1. Tcny, "Managing External Auditor Relationships". Journal/nsfilute oj Infernal Auditors, August 1999.

Krogstad K. Jack, Ridley J. Anthony, " Where We're Going ", journal the InstitUie of Internal Auditors, October 1999.

Maynard R. Gregg, "Internal Auditing as a Function of Risk Management". Journal the Institute of Internal Auditors, Februari 1999.

Simmons R. Mark, "COSO Based Auditing". Journal the Institute of Internal Auditor.\', Desembcr 1997.

Tulisan / Disertasi dari Hadibroto dan Ardin Wirakusumah

Undang -- Undang Nomor 22, 25, dan 28 Tahun 1999

Walz Anthony, "Intemal Auditing Value Drivers". journal the Institute o( Interna! Auditors, Februari 1997.

Ziegenfuss E. Douglas, " Measuring Performance ". journal the Institute of Internal Auditors, February 2000.

Page 40: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 1.1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1999

TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal14

(I) Oi daerah dibentuk OPRD sebagai Badan Legislatif Oaerah dan Pemerintah Oaerah sebagai Badan EksekutifOaerah

(2) Pemerintah Oaerah terdiri alas Kepala Oaerah beserta pcrangkat Oaerah lainnya.

Pasal18

(a) OPRD Bersama dengan Gubemur, Bupati, atau Walikota menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Oaerah (pasal Id)

(b) Melaksanakan pcngawasan terhadap :

I) pelaksanaan Pcraturan Oaerah dan peraturan perundang-undangan lain

2) pelaksanaan kcputusan Glibemur, Bupati dan Walikota;

3) peiaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Oaerah;

4) kcbijakan Pemerintah Daerah; dan

5) pelaksanaan kcrja sama intemasional di Oacrah;

(pasal!)

Pasal 19

(I) OPRD l1lcmpllnyai hak an tara lain:

a. mcminta pcrtanggungjawaban Gllbemur, Bupati, dan Walikota (pasal 1 a);

b. l11cngadakan penyclidikan (pasal Ic);

c. menentllkan anggaran bclanja DPRD (pasal 1 g);

d. mcnctapkan Pcratllaran Tata Tertib DPRD (pasal 1 h).

KEWAJIBAN KEPALA DAERAH

Pasal44

(I) Kcpala Dacrah memimpin penyelenggaraan Pemcrintahan Oacrah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.

(2) Dalam mcnjalankan tugas dan kewajibannya, Kepala Dacrah beI1anggllng jawab kcpada OPRO.

Page 41: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 1.2

(3) Kepala Daerah Wajib menyampaikan laporan at as penyelenggaraan Pemerinlah Daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeli dengan tembusan kepada Gubernur bagi Kepala Daerah Kabupaten dan Kepala Daerah Kota, sekurang-kurangnya sekali dalam satu lahun, atau jika dipandang perlu oleh Kepala Daerah atau apabila diminta oleh Presiden.

Pasal45

(1) Kepala Daerah wajib menyampaikall pertanggungjawaban kepada DPRD pada setiap akhir tahun anggaran.

(2) Kepala Daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban kepada DPRD untuk hal tertentu atas permintaan DPRD sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 ayat (2).

KEUANGAN DAERAH

Pasal78

(1) Penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dan DPRD dibiayai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Penyelenggaraan tugas dan Pemerintah di Daerah dibiayai dari dan atas bcban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal79

Sumber pcndapatan Daerah terdiri atas :

a. pcndapatan asli Daerah, yailu :

1) hasil pajak Daerah

2) hasil retribusi Daerah

3) hasil perusahaan milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan Dacrah

yang dipisahkan, dan

4) lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah;

b. dana perimbangan

c. pinjaman Daerah; dan

d. lain-lain pendapatan Daerah yang sah.

Page 42: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

PEMBINAAN DAN PENGA W ASAN

Pasal1I2

Lampiran 1 3

(l) Dalam rangka pembinaan, Pemerintah memfasilitasi penyelenggaraan Otonomi Daerah.

(2) Pedoman menangani pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan Otonomi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal1I3

Dalam rangka pengawasan, Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala

Daerah disampaikan kepada Pemerintah selambat-Iambatnya lima belas hari

setelah ditetapkan.

Pasal1I4

(I) Pemerintah dapat membatalkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang belientangan dengan kepentingan umum atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi danlatau peraturan perundang­undangan lainnya.

Page 43: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 2.1

Vayasan Pendidikan Internal Audit didirikan dengan Ak1e Notaris No. 122

a!U nama Ny. Raina Komala Komar, SH yang disyahkan di Jakart, tMgg,1 17

April 1995.

I'endiri

1. Drs. Hiro Tugim.n

2. . Drs. SoedaIjooo

3. Jr. Martiooo Hadianto, MBA

4. .' Drs. Ida Bagus Putu Sargo 5. . Drs. Setyanto Pram Santoso, MA

6. SoedAr Kendarto

7. Drs. F.X. Sriharto Tjokrowinoto

8. Drs. Ridwao F atarudin

9. Drs. Achmad Soebianto, MBA

10. Drs. Syaiful Amir

11. Darwis Abdul RAhman. SE

Visi dan Mis; Vayasan Pcndidikan Internal Audit (YPIA)

<lr VIS/. Yayasan PClldidlkan IflurnaJ Audll(YPlA)

Mencelak internal Auditor wlggulan kefos dunlo

Page 44: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

'.':. -

.. ~ ..

>.~",

, .~

•. 1;"

.;'. I'~

.. ~,' '~,'

'.'" ",'

" .' . .~,.,.'

SERTIFIKAT ::"," ".;

Diberikan kepada . ." . ,,'t' .• '

;,:::~,.'._,:' C·:. ri~::::1:·;I-' .. ~','J:usr C1;:"'_'::.'~J '~F::;"·,":". ;"I_l~ ':;.~ O',,":.;;:;':'C ;, :,~" ',1.

:';,.'·\ .. ·;:'-,FC: 1\'7::;"'~',"·_ ;\'.I],TCP. ,"':,L;\L,j':!':,::J

'·J'·y··._'f'C:' )" .""f ";';,'< .i~:' f''':?, \:',.;" ._:~:.:,

;,i •. '.':"_.F't: .. l':-::::;~:;'."- :.\~;,;··n::r CI .. :"t'~-.

::"I.'~. :i ·t:C:

.C;' .. ;,,,:":!,"'.';:':' :'-,-·i',".':'·if<. :,:";::. '\ ... ' ~ ,;,~:i'"i::,:,

C_ .... :::: !,,;-~'::::i'iL'_ ,::',;,:"7Z:;:: U,·.,i:::; Q',:,Il,L!~'r',:: I~.j-E':l~~t., :\U;)';;;:i: Cl ',.'.!r-!o;:', :':1~;,::.;,·'

'~d,,:,,,.';:'E':; 1~~7E:;~!,·'.," ~"'"!>-rC~ Ql:."~';::~~;

'--./ ..... : .. ~~::f; ";~r::':'J:; ".;.: " .• "

,..·r-­,,,:,- .... ~ " ,-.1

"".

'·':T:;'.'·"

,', ',- ::::,.'.!.'.

--":i

,." ' , ~ 1". '"

HiroTugiman

C"; , '''j.

:.,; " :-:

,. '\1.:'"

:, .. t·

",,'

""-

,_r.,:,

,., ','", '.", .. ,~

'.::,,". '" ·c

, .:;

: L':

. '.1.;:.

'" ;

,~ :. ~ ~ .. '

.. , \.;;-. ' ..

".1:" :'1': ".,": ..

j -~.

.. ,,: :,,~. ..'- ... ~ . ··'.·' .... r.

.: .. SEKRETARlS, :;,>' ;", '.·Y"

.. :','

Soekardi Hoesodo

Page 45: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 3.1

Internal Control Guidance for Directors on the Combined Code

.'

/

Page 46: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Foreword from the London Stock Exchange

The London Stock Exchange welcomes the publicatIon of Intemal COlltrol:

Guidance for Directors on the Combined Code, published by the Internal Control Working Party of the Institute 01 Chartered Accountants in England & Wales. The work involved In preparing this gUidance lor directors 01 UK incorporated listed companies in respect of Principle D.2 of the Combined Code, and its. associated Provisions D.2.1 and D.2.2, is greatly appreciated.'

The Working Party's gUidance is consistent with both the requirements of the Combined Code and 01 the related Listing Rule disclosure requirements, and clarifies to boards of directors of listed companies what is expected of them. We consider tI)at compliante with the guidance will constitute compliance with Combined Code provisions D.2.1 and D.2.2 and provide appropriate narrative disclosure of how Code principle D.2 has been applied.

Once the guidance has been adopted in full by a company the gUidance on Internal Control and Financial Reporting (the Rutteman guidance) will have been superseded and fuli compliance with the Combined Code and Listing Rule requirements Is possible.

Paul Geradine Head of Listing London Stock Exchange

September 1999

Internal Control

Page 47: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Contents

Introduction

Lampiran 3.3

Paragraph number(s)

Internal control requirements of the Combined Code 1-7

Objectives of the guidance 8-9

The importance of internal control and risk management 10-13

Groups of compa'nies 14

.' The Appendix

Maintaining a sound system of internal control

Responsibilities

Elements of a sound system of internal control

Reviewing the effectiveness of internal control

Responsibili ties

The process for reviewing effectiveness

The board's statement on internal control

'Internal audit

Appendix

Assessing the effectiveness of the company's risk and control processes ."'

Membership orille II/ternal Control Working'Pl.lrty

Internal Control

2

15

16-19

20-24

25-26

27-34

35-41

42-47

Page 48: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 3.4

Introduction

Internal control requirements of the Combined Code

1. When the Combined Code of the Committee on Corporate Governance (the Code) was published, the Institute of Chartered Accountants in England & Wales agreed with the London Stock Exchange that it would provide guidance to assist listed companies to implement the requirements in the Code relating to internal control.

2. Principle D.2 of the Code states that 'The board should maintain a sound system of internal control to safeguard shareholders' investment and the company's assets'.

3. Provision D.2.1 states that 'The directors should, at least annually, conduct a review of the eff@ctiveness of the group's system of internal control and should report to shareholders that they have done so. The review should cover all controls, including financial, operational and compliance controls and risk manageme.ot'.

4. Provision D.2.2 states that 'Companies which do not have an internal audit function should from time to time review the need for one',

5. Paragraph 12.43A of the London Stock Exchange Listing Rules states that 'in the case of a company incorporated in the United Kingdom, the following additional items must be included in its annual report and accounts:

(a) a narrative statement of how it has appJied the principles set out in Section 1 of the Combined Code, providing explanation which enables its shareholders to evaluate how the principles have been applied;

(b) a statement as to whether or not it has complied throughout the accounting period with the Code pfOvision's set oUl in Section 1 of the Combined Code. A company that has not complied with the Code provisions, or complied with only some of the Code provisions or (in the case of provisions whose requirements are of a continuing n,1ture) complied for only part of an accounting period, must specify the Code provisions with which it has not complied, and (where relevant) for what part of the period such non-compliance continued, and give reasons for any non-compliance',

6. The Preamble to the Code, which is appended to the Listing Rules,;makes it clear that there is no prescribed forih or content for the statement setting out how the various principles in the Code have been applied. The:intention is that companies should have a free hand to explain their governan<;e policies in the light of the principles, including any special circumstances which have led to them adopting a particular approach.

Internal Controi

3

Page 49: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 3. I

7. The guidance in this document should be followed by boards of listed companies in:

• assessing how the company has applied Code principle 0.2;

• implementIng the requirements of Code provIsions D.2.1 and D.2.2; and

• reporting on these matters to shareholders in the annual report and accounts.

Objectives of the guidance

8. This guidance is intended to:

• reflect sound business practice whereby internal control is embedded in the business processes by which a company pursues its objectives;

.' • remain relevant over time in the continually evolving business environment; and

• enable each company to apply it in a manner which takes account of its particular circumstances.

The guidance reqUires directors to exercise judgement in reviewing how the company has implemented the requirements of the Code relating to internal control and reporting to shareholders thereon.

9. The gUidance is based on the adoption by a company's board of a risk~based approach to establishing a sound system of internal control and reviewing its effectiveness. This should be incorporated by the company within its normal management and governance processes. It should not be treated as a separate exercise undertaken to meet regulatory requirements.

The importance of internal control and risk management

10. A company's system of internal control has a key role In the management of risks that are significant to the fulfilment of Its busIness objectives. A sound system of internal control contributes to safeguarding the shareholders' investment and the company's assets.

11. Internal control (as referred to in paragraph 20) facilitates the effectiveness and effiCiency of operations, helps ensure the reliability of inter~1a! and external reporting and assists compliance with laws and regulations.

12. Effective financial controls, including the maintenance of prope'[ accounting records, are an important element of internal control. They help ensure that the company is not unnecessarily exposed to avoidable financial risks and that financial information used within the business and for publication is reliable. They also contribute to the safeguarding of assets, including the prevention and detection of fraud.

Internal Control

4

Page 50: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran3.6

13. A company's objectives, its internal organisation and the environment in which it operatf'S arc contiol!aJly evolving and, as a result, tile risks it faces are continually changing. A sound system of internal control therefore depends on a thorough and regular evaluation of the nature and extent of the risks to which the company is exposed. Since profits are, in part, the reward for successful risk-taking In business, the purpose of Internal control is to help manage and control risk appropriately rather than to eliminate it.

Groups of companies

14. Throughout this guidance, where reference is made to 'company' it should be taken, where applicable, as referring to the group of which the reporting company is the earent company. For groups of companies, the review of effectiveness ofi.l)l<:[nal control and the report to rhe shareholders should be from the perspective of the group as a whole.

\~e Appendix ~.

IS: The Appendix to this document contains ques·tions which boards may wish to consider in applying this guidance.

Internal Control 5

Page 51: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Maintaining a sound system of internal control

Responsibilities

Lempiran 3.7

16. The board of directors is responsible for the company's system of Internal control. It should set appropriate policies on internal control and seek regular assurance that will enable it to satisfy itself that the system is functioning effectively. The board must further ensure that the systerilof internal control is effective in managing risks in the manner which it has approved.

17. In determining its policies with regard to internal control, and thereby assessing what constitutes a sound system of internal control in the particular circumstances of the company, the board's deliberations should include consideration of the following factors:

• the natu~e and extent of the risks facing the companYi

• the extent and categories of risk which it regards as acceptable for the company to beari

• the likelihood of the risks concerned materialisingi

• the company's ability to reduce the incidence and impact on the business of risks that do materialise; and

• the costs of operating particular controls relative to the benefit thereby obtained in managing the related risks.

18. It is the role of management to implement board poliCies on risk and control. In fulfilling its responsibilities,. management should identify and evaluate the risks faced by the company for consideration by the board and design, operate and monitor a suitable system of internal control which implements the policies adopted by the board.

19. All employees have some responSibility for internal control as part of their accountability for achieving objectives. They, collectively, should have the necessary knowledge, skills, information and authority to establish, operate and monitor the system of internal control. This will reqUire an understanding of the company, its objectives, the industries and ~markets in which it operates, and the tlsks it faces. .'

Internal Control

6

Page 52: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 3.8 Elements of a sound system of internal control

20. An internal centrol system encompasses the policies, processes, tasks, behavIours and other aspects of a company that, taken together:

facilitate Its effectIve and efficient operation by enabling It to respond appropriately to significant business, operational, financial, compliance and other risks to achieving the compants objectives. This includes the safeguarding of assets from inappropriate use or from loss and fc'aud, and .ensuring that liabilities are identified and managed;

help ensure the quality of internal and external reporting. This reqUires the maintenance of proper records and processes that generate a flow of timely, (dt:!vaill and relIable information from within and outside the organisation;

help ensure compliance with applicable laws and regulations, and also with internal policies with respect to the conduct of business . ..

21. A company's system of internal control will reflect its control environment which encompasses its organisational structure. The system will include:

• control activities;

• information and communications processes; and

• proce ...... es for monitoring the continuing effectiveness of the 'y>tem of Internal control.

22. The system of internal control should:

• be embedded in the operations of the company and form part of its culture;

• be capable of responding quickly to evolving risks to the business arising from factors within the company and' to changes in the business cnvironmentj dlJ(..!

• .include procedures for reporting 'Immediately to appropriate levels of management any Significant control faiH.l!gs or weaknesses that are identified together with details of corrective action being uIHlertaken.

23. A sound system of internal control reduces, but cannot eliminate, the possibility o{poor judgement in decision~making; human error;~control processes being deliberately circumvented by employees and oth(.:.{ji management overriding controls; and the occurrence of unforeseeable circumstances.

24. A sound system of internal control therefore provides reasonable, but not absolute, assurance that a company will not be hindered in achieving its business objectives, Or in the orderly and legitimate conduct of its business, by circumstances which may reasonably be foreseen. A system of internal control cannot, however, provide protection with certainty against a company failing to meet its business objectives or all material errors, losses, fraud, or breaches of laws or regulations.

Internal Control

7

Page 53: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Reviewing the effectiveness of internal control

Responsibilities

Lampiran 3.9

25. Reviewing the effectiveness of internal control is an essential part of the board's responsibilities. The board will need to form its own view on effectiveness after due and careful enquiry based on the information and assurances provided to it. Management is accountable to the bo-ard for monitoring the system of internal control and for providing assurance to the board that it has done so.

26. The roie pf board committees in the review process, including that of the audit committee, is for the board to decide and will depend upon factors such as tqe size and composition of the board; the scale, diversity and complexfty of the company's operations; and the nature of the significant risks that the company faces. To the extent that designated bOard committees carry out, on behalf of the board, tasks that are attributed in this guidance document to the board, the results of the relevant committees' work should be reported to, and considered by, the board. The board takes responsibility for·the disclosures on internal control in the annual report and accounts.

The process for reviewing effectiveness

27. Effective monitoring on a continuous basis ~s an essential component of a sound system of internal control. The board cannot, however, rely solely on the embedded monitoring processes within the company to discharge its responsibilities. It should regularly receive and review reports on internal control. In addition, the board should undertake an annual assessment for the purposes of making its public sta~ement on internal control to ensure that it has considered all significant aspects of internal control for the company for the year under review and up to the date of approval of the annual report and accounts.

28. The reference to 'all controls' in Code Provision 0.2.1 should not be taken to mean that the effectiveness of every internal control (including controls designed to manage immaterial risks) should be subject to review by the board. Rather it means that, for the purposes of this guidance, internal controls considered by the board should include all types of controls including those of an operational and compliance nature, as wefi as internal financial controls.

29. The board should define the process to be adopted for its review of the effectiveness of internal control. This should encompass both the scope and frequency of the reports it receives and reviews dliring the year, and also the process for its ann-ual assessment, such that it will be provided with sound, appropriately documented, support for its statement on internal control in the company's annual report and accounts.

Internal ContrOl

8

Page 54: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

30. The reports from management to the board should, in relation to the areas. covered by them, provide a balanced assessment of the significant risks and the effectiveness of the system of internal control in mapaging those risks. Any significant control failings or weaknesses identified should be discussed in the reports, including the impact that they have had, could have had, or may have, on the company and the actions being taken to rectify them. It is essential that there be openness of communication by management with the board on matters relating to risk and control.

31. WIi.en reviewing reports during the year, the board should:

• consider what are the significant risks and assess how they have been identified, evaluated and managed; .

• assess the effectiveness of the related system of internal control in managing the significant risks, having regard, in particular, to any significant failings or weaknesses in internal control that have been reported;

.. • consider whether necessary actions are being taken promptly to remedy

any signifICant failings or weaknessesi and

• consider whether the findings indicate a need for more extensive monitoring of the system of internal control.

32. Additionally, the board should undertake an annual assessment for the purpose of making its public statement on internal control. The assessment should consider issues dealt with in reports reviewed by it during the year together with any additional information necessary to ensure that the board has taken account of all significant aspects of internal control for the company for the year under review and up to the'date of approval of the annual report and accounts.

33. The board's annual assessment should, in particularl consider:

• the changes since the last annual· assessment in the nature and extent of significant risks, and the company's ability to respond to changes in its business and the external environment;

• the scope and quality of management's ongoing monItoring of risks and of the system of internal control, and, where applicable l the work of .,its internal audit function and other providers of assurance;

• the extent and frequency of the communication of the results of the monitoring to the board (or board committee(s)) which enables it to build up a cumulative as~sessment of the state of control in the company and the effectiveness with which risk is being managed;

Internal Control 9

Page 55: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 3.1 4 the incidence of significant control failings Or weaknesses that have been

identified at any time during the period and the extent to which they have resulted in unforeseen outcomes or cpntingencies that have had, could have had, or may in the future have, a material impact on the company's financial performance or condition; and

• the effectiveness of the company's public reporting processes.

34, Should the board become aware at any time of a signIficant failing or weakness in internal control, it should determine how the failing or weakness arose and re-assess the effectiveness of management's ongOing processes for designIng, operating and monitoring the system of internal control.

.'

Internal Control

10

Page 56: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

The board's statement on internal control

Lampiran 3.12:

35. In Its narrative statement of how the company has applied Code principle D.Z. the board should, as a mInimum, disclose that there is an ongOing process for identifying, evaluating and managing the Significant risks faced by the company, that it has been in place for the year under review and up to the date of approval of the annual report and accounts, that it is regularly reviewed by the board and accords with the guidance in this document.

36. The board may wish to provide additional information In the annual report and accounts to assist understanding of the company's risk management processes and system of internal control.

37. The disclo'sures relating to the application of principle D.2 should include an acknowledgement by the board that it is responSible for the company's system of Internal control and for reviewing its effectiveness. It should also explain that such a system is designed to manage rather than eliminate the risk of failure to achieve business objectives, and can only provide reasonable and not absolute assurance against material misstaten:tent .or loss.

38. In relation to Code provision D.2.1, the board should summarise the process it (where applicable, through its committees) has applied in reviewing the effectiveness of the system of internal control. It should also disclose the process it has applied to deal with material internal control aspects of any significant problems disclosed in the annual report and accounts.

39. Where a board cannot make one or more of the disclosures in paragraphs 35 and 38, it should state this fact and provide an explanation. The Listing Rules require the board to disclose if it has failed to conduct a review of the effectiveness of the company's system of internal control.

40. The board should ensure that its disclosures provide meaningful, high-level information and do not give a misleading impreSSion.

41. Where material jOint ventures and associates have not been dealt with as part of the group for the purposes of applying this guidance, this should be disclosed.

Internal Control

11

Page 57: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Internal audit Lampiran 3.13

42. Provision D.2.2 of the Code states that companies which do not have an internal audit function should from time to time review the need for one.

43. The need for an internal audit function will vary depending on company~ specific factors including the scale, diversity and complexity of the company's activities and the number of employees, as well as cost/benefit considerations. Senior management and the board may desire objective assurance and advice on risk and control. An adequately resourced internal audit function (or its equivalent where, for example, a third party is contracted to perform some or all of the work concerned) may provide such assurance and advice. There may be other functions within the company that also provide assurance and advice covering specialist areas such as health and safety, regulatory and legal compliance and environmental issues.

.' 44. In the absence of an internal audit function, management needs to apply

other monitoring processes in order to assure itself and the board that the system of internal control is functioning as i.ntended. In these circumstances, the board will need to assess whether such processes provide sufficient and objective assurance.

45. When undertaking its assessment of the need for an internal audit function, the board should also consider whether there are any trends or current factors relevant to the company's activities, markets or other aspects of its external environment, that have increased, or are expected to increase, the risks faced by the company. Such an increase In risk may also arise from internal factors such as organisational restructuring or from Changes in reporting processes or underlying information systems. Other matters to be taken into account may include adverse trends evident from the monitoring of internal control systems or an increased incidence of unexpected occurrences.

46. The board of a company that does not have an internal audit function should assess the need for such a function annually having regard to the factors referred to in paragraphs 43 and 4S above. Where there is an internal audit function, 'the board should annually review its scope of work, authority and resources, again having regard to those factors.

47. If the company does not have an internal audit function and the board has not reviewed the need for one, the Usting Rules require the board to disclose these facts.

.-

Internal Control

lZ

Page 58: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 3.14

Appendix

Assessing the effectiveness of the company's risk and control processes

Some questions which the board may wish to consider and discuss with management when regularly reviewing reports on internal control and carrying out its annual assessment are set out below. The questions are not intended to be exhaustive and will need to be tailored to the particular circumstances of the company.

This Appendix should be read in conjunction with the guidance se(out in this docum~nt.

1. Risk assessniellt • Does th~ company have clear objectives and have they been

communicated so as to provide effective direction to employees on risk assessment and control issues? For example, do objectives and related plans include measurable performance targets an? indicators?

• Are the significant internal and external operational, financial, compliance and other risks identified and assessed on an ongOing basis? (Significant risks may, for example, include those related to market, credit, liquidity, technological, legal, health, safety and enVironmental, reputation, and business probity issues.)

• Is there a clear understanding by management and others within the company of what risks are acceptable to the board?

2. COl1trol ellvironment and control activities • Does the board have clear strategies for dealing with the significant risks

that have been identified? Is there a policy on how to manage these risks?

Do the company's culture, code of conduct, human resource polIcies and performance reward systems support the business objectives and risk management and internal control system?

Does senior management demonstrate, through its actions as well as its poliCies, the necessary commitment to competence, integrity and fostering a climate of trust within the company?

." • Are authority, responsibility and accountability defined clearly such that

decisions are made and actions taken by the appropriate people? Are the decisions and actions of different parts of the company approp(iately co·ordinated? ."

• Does the company communicate to its employees what is expected of them and the scope of their freedom to act? This may apply to areas sllch as customer relations; service levels for both internal and outsourced activities; health, safety and environmental protection; security of tangible and intangible assets; business continuity issues; expenditure matters; accounting; and financial and other reporting.

Internal Control

13

Page 59: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

- Lan!.P:tran·j~15 • Do people in the company (and in its providers of outsourced services)

have the knowledge, skills and tools to support the achievement of the company's objectives and to manage effectively risks to their achievement?

• Hpw arc processes/controls adjusted to reflect new or changing risks, or operational deficiencies?

3. Inforrnation and communication • Do management and the board receive timely, relevant and reliable

reports on progress against business objectives and the related risks that provide them with the information, from inside and outside the company, needed for dccislon.making and management review' purposes? This could include performance reports and indicators of change, together with qualitative information such as on customer satisfaction, employee attitudes etc.

• Are information needs and related information systems reassessed as objectivb and related risks change or as reporting deficiencies are identified?

• Are periodic reporting procedures, including half-yearly and annual reporting, effective in communicating a balanced and understandable account of the company's position and prospects?

• Are there established channels of communication for Individuals to report suspected breaches of laws or regulations or other improprieties?

4. Monitori1lg • Are there ongoing processes embedded within the company's overall

business operations, and addressed by senior management, which monitor the effective application of the policies, processes and activities related to internal control and risk management? (Such processes may include control seJf~assessment, confirmation by personnel of compliance with policies and codes of conduct, internal audit reviews or other management reviews).

• Do these processes monitor the company's abllity to re~evaluate risks and adjust controls effectively in response to changes in its objectives, its business, and its external environment?

• Are there effective follow-up procedures to ensure that appropriate change or action occurs in response to changes in risk and control assessments?

." • Is there appropriate communication to the board (or board cornrnittecs)

on the effectiveness of the ongoing monitoring processes on risk and control matters? This should include reporting any significant failings or weaknesses on a timely basis.

• Are there specific arrangements for management monitoring and reporting to the board on risk and control matters of particular importance? These could include, for example, actual or suspected fraud and other illegal or irregular acts, or matters. that could adversely affect the company's reputation Or financial pOSition?

Internal Control

14

Page 60: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Lampiran 3.16

Membership of the Internal Control Working Party

Nigel Turnbull (Chairman)

Roger Davis (Deputy Chairman)

Douglas Flint

Huw Jones

" David Lindsell

Tim Rowbury

Jonathan Southern

David Wilson

Staff

Anthony Carey

Jonathan Hunt

Executive Director Rmlk GrollI' Pic

Head of Professional Affairs Pricewater/lotlseCoopers

Group Fil1ance Director HSBC Holdings pic

Director of Corporate Finance Prudential Portfolio Managers

Partner Ernst & Young

Internal Audit Consultant

Director of AccoIlntil1g and Reportil1g Diageo pic

Company Secretary and General Counsel Debenhams pic

Project Director, ICAEW

Project Manager, /CAEW

Internal Control 15

Page 61: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

1. Nama 2. Tempatffgl Lahir 3. Alamat

4. Riwayat Pendidikan

RJWAYAT HIDUP

Hiro Tugiman Klaten, II Januari 1943 JI. Batik Kumeli no. 9 Bandung --- 40123

I) Lulus (SI) dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntallsi Universitas Gadjah Mada, tahun 1970.

2) Lemhannas KRA XXVI tahun 1993. 3) Mahasiswa Program Doktor (S3) Pascasarjana Universitas Padjadjaran

angkatall1997/1998.

5. Riwayat Pekerjaan

I) Tahun 1964 -1970 : bekerja di Kantor Akuntan Negara (sekarang Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan atau BPKP) di Y ogyakarta_

2) Tahun 1971-1999 : pegawai PoT Telkom Bandung, penugasan di bidang Akuntansi, Audit InternaL, Pendidikan" dan Staf Ahli Direktur Utama PT Telkom Bidang Komunikasi PerusahaarL

3) Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan sejak tahun 1986 - sekarang, Lektor Kepala, golongan IV Ie

6. Kegiatan Penelitian dan Penulisau autara lain buku yang di publikasikan :

I) Pandangan Baru Internal Auditing, editor, edisi ke-4, 2000, 2) Standar Profesional Audit Intemal, edisi ke-3, 1999_ 3) 101 Pernik Kehidupan, edisi ke-3, 1999_ 4) Budaya Jawa dan Mundumya Presiden Soehatio, ke-2 1999,

7. Kegiatall Pellgajar-all I Profesi I Sosial

I) Dosen luar biasa di Fakultas Ekonl11i Universitas Padjadjaran sejak tahun 1975 - sekarang dan beberapa Perguruan Tinggi di Bandung,

2) Ketua UI11UI11 Forum KOl11unikasi Satuan Pengawasan Intern (FKSPI) BUMNIBUMD untuk Periode 1992 -1995 dan 1995 - 1998_

Page 62: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

3) Salah satu Pendiri dan Pembina Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) di Jakarta, 17 April 1995.

4) Ketua Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) periode tahun 1996 - 2001.

5) Salah saW Pendiri dan Pembina Perhimpunan Auditor Internal (I' All) di Jakarta, 5 Mei 1999.

6) Anggota the Institute of Internal Auditors (IIA) yang berpusat di Florida Amerika Serikat sejak tahun 1996.

7) Pengurus "Yayasan Boromeus" yang mengelola : (a) R.S. Borromeus; (b) R.S. Santo Yusuf; (e) Akper; (d) JPKM di Bandung; dan (e) R.S. Sekar Kamulyan, Cigugur - Cirebon sejak tahun 1988 - sekarang

8. Penghargaan

Bebagai penghargaan dari Direksi PT. Telkom, Menteri Perhubungan, Presiden RI dan masyarakat, yang terakhir :

1) Dinobatkan sebagai "The Best Executive 2000 ", dalarn bidang karya, pengabdian dan kepedulian dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

2) Ditunjuk sebagai nominasi "2000 Leon R. Radde - Education of the Year Award" dari the Institute of Internal Auditors (llA), Florida, Amerika Serikat.

Page 63: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Bandung 8 Juni 2000 Nomor Lampiran Perihal

: 016jPPAjFEjUNPAD/Vlj2000 : Jadual Acara Pembekalan Teknis : Permohonan Kesediaan menjadi istruktur

Kepada Yth. Bapak Hiro Tugiman, SE, Ak Di

Tempat

Dengan Hormat,

Pada pertengahan bulan Juli 2000 PPA-FE UNPAD akan menyelenggarakan pelatihan berupa "Pembekalan Teknis tentang Paradigma Baru Sistem Penganggaran dan Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah serta Perusahaan Daerah" jadual dan materi terlampir.

Apabila sesuai dengan waktu dan kesediaan Bapak, kami mohon Bapak untuk menjadi instruktur dan penyusun modul untuk topik "Sistem Pengendalian Internal Termasuk Audit Internal Bagi Sektor Publik". Adapun jadual Pembekalan Teknis tersebut adalah sebagai berikut :

... -"---.. -.~-.-.~.'"-------Batch _____________ Tanggal --------

-,---:-:-:--;:-:----,------~o--

Waktu Sesi _ I __ IS Juli 2000 15.50-16.40 1 sesi

19 Juli 2000 1---- -II 1 Agustus 2000 -

OS.00-OS.50 1 sesi 15.50-16.40 1 sesi

--- 2 Agustus 2000 -III 22 Agustus 2000

~.""-

OS.00-OS.50 1 sesi -+-- ~~~~---+------'-~'--~---15.50-16.40 __ =-1 s_e_si _______ _

'-------- 23 Aqu_~tus 2090 - -"-_.o::OS_.0_0_-0_S."'50"--_~ ___ 1_s.e.s_i _____ _

Tempat : Hotel Grand Aquila JI. Dr. Djundjunan No. 116 (Terusan Pasteur) Bandung

Mengingat jadual Pembekalan Teknis Batch I untuk sesi yang dijadualkan untuk Bapak, dimulai pada tanggal 18 Juli 2000. Kami harap modul/latihan kasus sudah kami terima paling lambat tanggal 8 Juli 2000.

Page 64: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

Kami menunggu konfirmasi kesediaan Bapak via telephon/fax No.022-2507834.

Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Bapak.

Page 65: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

,l: .. 8. LATIHAN DAN SIMULASI a. Penyusunan a. Mengaplikasikan cara • Peserta dapat menghitung • Ernl T. Sule, SE, 18 JULIJ 1 Agsl PENYUSUNAN PROPOSAL Proposal Proyek penyusunan proposal proposal proyek MSI,Ak

22 Ags 2000 PROYEK DAN Ev ALUASI b. Evaluas! KeJayakan proyek 1 Sesi KELAYAKAN PROYEK proyek b. Menerapkan evaluasi • Peserta dapat rnelakukan

15.00 - 15.50 c. Kesiapan dokumen kelayakan proyek evaluasi kelayakan proyek I administrasi c. Menylapakan dokumen • Peserta mengetahui administrasi proyek penyiapan dokumen

administrasi proyek

18 JULl /l AGSI 9. SISTEM PENGENDALlAN a. Tujuan dan Ruang a. Menjelaskan pada para • Pe~er1a memahami tentang • ,AifnB'if:'sti . 22 AGS 2000 INTERNAL, TERMASUK Lingkup Sistem peserta tentang Analisa Analisa Penerimaan . I

- 1 SESF AUDlT INTERNAL BAGI Pengenda!ian Penerimaan Peserta memahami tentang Srihadi b. M,njeiaskan pada • • 15.50-16.40 SEKTOR PUBLIK Internal para

Winarningsih, Sf, - :..' . . , b. Unsur-Unsur Sistem peserta tentang Analisa Analisa Pengeluaran Pengendalian Pengeluran • Peserta memahami

MSi,Ak

- Internal Menjelaskan pada para Rekornendasi Umpan baik , • c .

c. Peranan Audit peserta ten tang Internal Pad a Seklor Rekomendasi Umpan Publik Balik

r."!~'·I. 19 JULt! 2 AGS! 10. StSTEM PENGENDALIAN

I

a. Tujuan dan Ruang a. Menjelaskan pada para • Peserta memahami ten tang • 1,~ItJWffi~n;st, I 13 AGS 2000 INTERNAL, TERMASUK Lingkup Sistem pcscrta !cntang Analisa Analisa PCllcrimaan

AUDIT INTERNAL I3AGI PcngcndJliJn Pcncrimaan Srlhadi I Pescrta mcmahami tcntang • SEKTOR PUBUK Internal b. Mcnjelnskan pada para • 08.00-08.50 Winarningsih) SE, (1 S£SI) b. Unsur-Unsur Sistem pcscrta tentang Analisa Analisa Pengeluaran

I Pengcndalian Pcngc1uran • Pescrta mcmahatni MSi,Ak

I Internal c. Menjelaskan pada para Rekomcndasi Umpan baik c, Peranan Audit pescrta (entang

Internal Pada Sektor Rekomcndasl Umpan Balik "

Publik

Matriks Maieri UNPAD - 4 4

Page 66: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL BAGI ...

19.rULlI2AGsl II. KAsus DAN LATIHAN: a. ldentifikasi program I a. Mela),ukan identifikasi • Peserta dapat 23 AGS 2000 PENYUSUNAN Kerja unit program ketja unit mengidentifikasi program • Sri Mulyani, SE, Ak 08.50-09.40 ANG<JARAN P ADA UNIT b. Menghitung biaya b. Melakukan penghitungan kerja unit Srihadi • 1 SESI KERJA program biaya program Peserta dapa! melakukan Winarningsih, SE, Menetilpkan Menerapkan carn • c. c.

prioritas program penentuan skala P.rioritas penghitungan biaya program MSi,Ak

pro~;.::H j'!:::ilf! t",;~!:.h~;. • P~seria dap",t'menerapkan • Ratna Komara, SE, .. . ~;,' " \' :: -~,::~ : :'t-;tH·"i;,;~~ perient1ian skala prioritas MT - . ,

, " .. , ,"' ""'/' . program • Poppy SOfia, SE, . . . ' .. .,'-, . MSA, Ak

19 JULl 12 AGS! 12. AKUNTANSI a. Pencatatan transaksi a. Menjelaskan kepada para • Peserta memahami 23 AGS2000 KEUANGAN, dengan sistem single peserta mengenaf. mengenai pencatiltan • Harry Suharman} AKUNTANSI entry dan double pencatatan transaksi " transaksi dengan sistem SE, MA, Ak (2 SESI) MANfiJEMEN, entry dengan sistem single entry single entry dan double • Nunuy Nur Afiah, AKUNTiC'lSI DANA b. Prosedur pcncatatan dan double entry entry SE, MSi, Ak 09.55-11.35 PADA SISTEM transaksi dengan b. Menjelaskan kepada para

I AKUNTANSIKEUANGAN cash basis dan peserta mengenai prosedur • Menjelaskan kepada para PEMERINTAH DAERAH accrual basis peneatatin transaksi peserta mengenai prosedur

c. Akuntansi dengan dengan cash basis dan pencatatan transaksi dengan prinsip dana tunggal accrual basis cash basis dan accrual basis dan dengan mUltiple e. Akuntansi dengan prinsip • Menjelaskan kepada para fund dana tunggal dan dengan peserta mengenai akuntansi

I multiple fund dengan prinsip dana tunggal dan dengan multpIe fund

19 JULI! 2 AGS! 13. PROSES AKUNTANSI DAN a. Pemahaman dasar a, Memberikan penjelasan • Peserta memahami proses • Djumnrma Bccic, 23 AGS 2000 PENYUSUNAN LAPOR,\N

lb. tentang proses!sik!us praktis ten tang proses

akuntansi yang bcrlaku SE, MBA, Ak KEUANGAN PD,iDA akuntansi akuntans; yang diperlukan secara umum dan saat ini Poppy SOfia, SE, Proses akuntansi dalam penyusunan laporan • (2 SESI ) diterap~an dalam MSA,Ak 11.35 - 14.45 (prosedur keuangan Pemda penyusunan Iaporan pembukuan) yang b, Mcnjclaskan proscdur kcuangan Pcmda, scrta berlaku pad a Pelnda pembukuan yang saat ini

e. Pcnyusunan Laporan berlaku di Pemda; • Peserta mampu mcnyusun Kcuangan Pcmda c. Memberikan pengetahuan laporan kcuangan Pcmda

dasar dan teknis untuk menyusun laporan keuangan Pemda