SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
description
Transcript of SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
![Page 1: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/1.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 1/10
UKURAN KINERJA
(Studi Kasus 11.1A Analog Devices Inc.)
1. Strategi Analog Devices Inc. pada paruh kedua 1980-an
• Perusahaan mempekerjakan Art Schneiderman sebagai wakil presiden untuk
memperbaiki mutu dan produktivitas.
• Art Schneiderman sebagai wakil presiden mengimplementasikan TQM (Total
Quality Management )melalui proses perbaikan kualitas (quality improvement
Process-QIP) yang menjadi gaya hidup baru di ADI ( Analog Devices Inc.).
• Dengan menerapkan konsep half-life yaitu lingkaran pembelajaran pada inti
TQM. Jadi disini tim perbaikan mengidentifikasi akar penyebab timbulnya
barang cacat, mengurutkannya berdasarkan tingkat pentingnya, kemudian
mengusulkan, merancang, menguji, dan menerapkan solusi dengan
menggunakan siklus rencanakan-lakukan-periksa-bertindak ( Plan-Do-Check-
Act/PDCA).
• Menggunakan rencana lima tahunan 1987 sebagai alat memeperkenalkan cita-
cita untuk serangkaian ukuran kualitas yang berhubungan dengan factor kunci
keberhasilan ADI.
• Menggunakan scorecard sepanjang satu halaman yang menunjukkan tiga
kategori ukuran: keuangan, produk baru, dan QIP. Scorcard tersebut dibuat
satu kali setiap kuartalnya.
• Selain menambahkan half-life namun juga target untuk masing-masing ukuran
untuk periode mendatang pada scorecard perusahaan.
• Scorecard dan TQM membantu mengubah ADI yang tadinya membuat
perencanaan lima tahunan menjadi tiap tahun.
2. - Manfaat dan keterbatasan potensial dari konsep half-life:
Manfaat: half-life dapat mengontrol tingkat barang cacat. Karena tingkat barang
cacat manapun tunduk pada QIP yang sah, menurun pada tingkat yang konstan.
Sehingga ketika diplot kedalam kertas terhadap waktu penurunannya tampak
seperti garis lurus. Hasilnya adalah bahwa setiap proses dapat mengalami
penurunan sebesar 50 persen dalam barang cacat pada interval waktu konsisten.
Schneiderman menyebut hal ini sebagai proses perbaikan half-life.
![Page 2: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/2.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 2/10
Keterbatasan: barang cacat didefinisikan sebagai kesenjangan antara kinerja saat
ini dengan kinerja potensial, dimana hal ini sebagai pemicu utama dari biaya per
unit.
- Cara suatu perusahaan mengembangkan konsep half-life untuk proses yang
berbeda. Apabila menggunakan proses perbaikan yang terkini, maka suatu
perusahaan harus bisa menutup celah antara kinerja perusahaan saat ini dengan
kapabilitas proses terbaik pada tingkat konstan yang diberikan oleh proses half-
life. Half-life tidak sama untuk semua proses. Melainkan tergantung dari
kompleksitas proses tersebut. Ada dua dimensi kompleksitas: teknis dan
organisasional.
Kompleksitas teknis akan lebih tinggi pada teknologi baru dimana sebagian dari
proses belajar berhubungan dengan pemahaman dan perbaikan dari teknologi
tersebut. Seiring berjalannya waktu ketika teknologi semakin matang dan
penggunaannya menjadi rutinitas serta lebih familiar, maka kompleksitas
teknisnya menurun.
Kompleksitas organisasional muncul ketika suatu proses memiliki kaitan (input
dan/ atau output perantara) dengan proses diluar batasnya. Proses ini bersifat
internal atau eksternal (diluar pemasok atau pelanggan) terhadap organisasi.
- Konsep half-life dibedakan dari konsep kurva pengalaman
1. Metode half-life bersifat teoritis sedangkan kurva pengalaman murni
merupakan pengamatan empiris dan tidak didasarkan pada teori apapun.
2. half-life berhubungan dengan barang cacat bukan biaya sedangkan kuva
pengalaman lebih menekankan pada harga predator, karena pengalaman di
Jepang mereka mampu mencapai kurva pengalaman yang lebih curam
dibandingkan dengan perusahaan di barat karena mereka menetapkan harga jual dibawah biaya yaitu melihat dari harga yang ditetapkan predator.
3. - Konflik yang terjadi antara ukuran-ukuran QIP dan ukuran yang dilaporkan oleh
system keuangan
Menurut kelompok kami ukuran keuangan hanya mengukur dari segi kuantitatif
yang dihasilkan perusahaan sedangkan QIP menjelaskan ukuran-ukuran kualitatif
yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Misalnya dalam semua unsure
![Page 3: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/3.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 3/10
QIP yang terdapat dalam balancescorecard ,yaitu pengiriman tepat waktu, waktu
siklus, hasil, kerusakan keluar, biaya, produktivitas karyawan, dan perputaran itu
semua dapat mempengaruhi penerimaan, pertumbuhan pendapatan, laba, dan
ROA yang ada dalam unsur keuangan.
- Angka yang sebaiknya dipercaya adalah QIP karena QIP merupakan suatu
proses yang dijalankan melalui penerapan TQM dimana hasil dari proses
tersebut dicerminkan pada hasil keuangan.
- keduanya tidak dapat direkonsiliasikan, karena QIP merupakan ukuran
kualitatif untuk mendapatkan hasil keuangan yang bersifat kuantitatif.
4. Nilai secara kritis manfaat informasi yang ada dalam scorecard korporat pada
tampilan 3 sebagai suatu cara untuk mengimplementasikan strategi analog
devices. Apa peran yang dimainkan oleh tiap kelompok ukuran dalam
pelaksanaan strategi? Apa pentingnya ukuran keuangan secara relative
dibandingkan dengan ukuran nonkeuangan? Apa informasi tambahan yang ingin
anda masukkan dalam scorecard ?
• Manfaat informasi yang ada dalam scorecard korporat adalah:
oMenjelaskan visi organisasi
oMenyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu
oMengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya
oMeningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang
tepat untuk mengarahkan perubahan
oMengklarifikasikan dan mengkomunikasikan strategi keseluruh organisasi.
oMenyelaraskan sasaran departemen dan individu dengan strategi organisasi.
oMengkaitkan sasaran strategis dengan target jangka panjang dan anggaran
tahunan,
oMengidentifikasikan dan menyelaraskan inisiatif strategi,
oMelaksanakan peninjauan strategi secara periodik,
oMendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.
![Page 4: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/4.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 4/10
• Peran yang dimainkan oleh tiap kelompok ukuran dalam pelaksanaan strategi:
oPerspektif keuangan
Merupakan hasil akhir yang ingin digapai oleh sebuah organisasi bisnis.
Sebab tanpa menghasilkan profit yang sustainable dan cash flow yang sehat.
Semua perspektif tergantung pada pengukuran finansial yang menunjukkan
implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan akan memberi
dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang target yang harus dicapai
dalam mencapai tujuan organisasi. Pada tahap perusahaan sedang tumbuh,
tujuan finansial adalah mengukur persentase tingkat pertumbuhan
pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran. Dan pada
tahap perusahaan bertahan tujuan finansial yang hendak dicapai adalah untuk
memperoleh keuntungan. Berikutnya suatu usaha akan mengalami suatu
tahap yang dinamakan harvest (menuai), di mana suatu organisasi atau badan
usaha akan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya. Tujuan finansial dari
tahap ini adalah untuk untuk meningkatkan aliran kas dan mengurangi aliran
dana.
oPerspektif pelanggan
Merupakan tonggak penting untuk mencapai kejayaan dalam aspek keuangan.
Sebab tanpa pelanggan, sebuah organisasi bisnis tak lagi punya alasan untuk
meneruskan nafasnya. Demikianlah untuk menggapai kesuksesan, perusahaan
juga mesti memetakan sejumlah ukuran keberhasilan dalam Perspektif
pelanggan.
Ada 2 kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu:
Kelompok pengukuran inti icore measurement group).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana
perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan,
mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah
ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak
![Page 5: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/5.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 5/10
ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan),
retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan,
dan profitabilitas pelanggan.
Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana
perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang
potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran ini
juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut apa yang
harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas,
retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition
menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa
yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan.
Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari:
Atribut produk/jasa, yang meliputi: fungsi, harga, dan kualitas produk.
Hubungan dengan pelanggan, yang meliputi: distribusi produk kepada
pelanggan, termasuk respon dari perusahaan, waktu pengiriman, serta
bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk/jasa dari
perusahaan yang bersangkutan.
Citra dan reputasi, yang menggambarkan faktor intangible bagi
perusahaan untuk menarik pelanggan untuk berhubungan dengan
perusahaan, atau membeli produk.
o Perspektif bisnis internal
Beberapa elemen kunci dalam proses bisnis internal yang layak dikendalikan
dengan optimal mencakup segenap mata rantai (supply chain) proses
produksi/operasi, manajemen mutu, dan juga proses inovasi. Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit
bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan
mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan
memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial returns. (Simon,
1999).
![Page 6: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/6.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 6/10
Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang
unik bagi pelanggannya. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996)
membaginya dalam 3 prinsip dasar, yaitu:
a. Proses inovasi.
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses
produksi. Tetapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar
proses produksi. Di dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua
komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses
perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan
pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari
pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan pendapatan bagi perasahaan
bahkan perasahaan haras mengeluarkan biaya investasi pada proses
penelitian dan pengembangan.
b. Proses operasi.
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat
penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan.
Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada
pelanggan secara efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta
menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar
organisasi.
c. Pelayanan purna jual.
Adapun pelayanan purna jual yang dimaksud di sini, dapat berupa garansi,
penggantian untuk produk yang rusak, dll.
o
Perspektif inovasi dan pembelajaranPerspektif ini sebenarnya hendak berfokus pada pengembangan
kapabilitas SDM, potensi kepemimpinan dan kekuatan kultur
organisasi untuk terus dimekarkan ke titik yang optimal. Dengan kata
lain, Perspektif ini hendak meletakkan sebuah pondasi yang kokoh
agar sebuah organisasi bisnis terus bisa mengibarkan keunggulannya.
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga
![Page 7: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/7.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 7/10
perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan
perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya
pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga
melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia,
sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan
proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar
antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur.
Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus
melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu:
meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta
menata ulang prosedur yang ada.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip
kapabilitas yang terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:
1. Kapabilitas pekerja.
KapabiLitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja
pada perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal
yang harus diperhatikan oleh manajemen:
Kepuasan pekerja.
Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan
produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada
konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja
adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan,
pengakuan, akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk
bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dariatasan.
Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja
terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja
merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi,
keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan
perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari
![Page 8: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/8.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 8/10
perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di
perusahaan.
Produktivitas pekerja.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan
dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan
kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan
output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang
seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
2. Kapabilitas sistem informasi.
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi
adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi
yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.
3. Iklim organisasi yang mendorong timbulnya motivasi, dan
pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang
berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas
adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
• Berdasarkan Tampilan 3:
a. Keuangan: merupakan hasil akhir yang ingin digapai oleh sebuah
organisasi bisnis.
b. Produk Baru: merupakan ukuran sejauh mana produk baru yang
diluncurkan oleh perusahaan dapat diterima di pasaran.
c. QIP: merupakan ukuran sebaik apa progress perusahaan dalam
meningkatkan kualitasnya setiap periode
• Pentingnya ukuran keuangan secara relative dibandingkan dengan ukuran
nonkeuangan
Ukuran keuangan merupakan hasil akhir yang ingin digapai oleh sebuah
organisasi bisnis. Sebab tanpa menghasilkan profit yang sustainable dan cash
flow yang sehat. Semua perspektif tergantung pada pengukuran keuangan
![Page 9: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/9.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 9/10
yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan
akan memberi dorongan kepada ukuran non keuangan tentang target yang
harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi.
• Informasi tambahan yang ingin anda masukkan dalam scorecard
o Keuangan : tingkat profitabilitas perusahaan, jumlah penjualan dalam
setahun (sales revenue), tingkat efisiensi biaya operasi (operation cost
dibanding sales), ROE, dan EVA.
o Produk Baru: jumlah inovasi proses dan produk yang dikembangkan
dalam setahun
o QIP : jumlah pelanggaran SOP (standard operating procedures), tingkat
kepuasan karyawan (employee satisfaction index), level kompetensi rata-
rata karyawan, indeks kultur organisasi (organizational culture index),
ataupun jumlah jam pelatihan dan pengembangan per karyawan.
5. Evolusi scorecard korporat dan sistem pengendalian manajemen Analog
Device sudah cukup baik dan sesuai dengan strategi yang diterapkan pada
awal periode. Namun yang peru diperhatikan, menurut kelompok kami adalah
perlu adanya ukuran kinerja tambahan yang dimasukkan dalam scorecard
seperti ukuran kepuasan pelanggan dan kompetensi karyawan. QIP
seharusnya dapat lebih dikhususkan lagi dan dispesifikasikan menjadi
perspektif bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan,misalnya.
6. Menurut kelompok kami filosofi kompensasi di Analog Devices kurang
relevan. Misalnya filosofi kompensasi untuk pejabat korporat didasarkan
pada apresiasi dalam harga saham. Karena harga saham belum tentu
mencerminkan kinerja manajemen, sebab harga saham juga bisa dipengaruhi
oleh factor-faktor lain terutama factor eksternal seperti kondisi lingkungan
![Page 10: SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022020707/55cf9dfc550346d033b02640/html5/thumbnails/10.jpg)
7/16/2019 SISTEM PENGENDALI MANAJEMEN studi kasus.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sistem-pengendali-manajemen-studi-kasusdoc 10/10
industry, perekonomian Negara dan lainnya. Sehingga jika kompensasi untuk
pejabat korporat didasarkan pada apresiasi dalam harga saham menjadi
kurang relevan. Begitu juga dengan kompensasi insentif karyawan didasarkan
pada pertumbuhan pendapatan perusahaan dan laba operasi sebelum pajak
yang juga tidak mempertimbangkan unsur nonkeuangan dalam scorecard
seperti QIP dan produk baru. Padahal dalam QIP ada unsur produktivitas
karyawan yang sebenarnya perlu dipertimbangkan terkait dengan kinerja
karyawan yang mempengaruhi besar kecilnya pemberian kompensasi insentif
karyawan.
Jadi perusahaan sebaiknya mengaitkan unsur-unsur scorecard dalam
menentukan kompensasi insentif untuk pejabat korporat dan karyawannya.
Karena dalam scorecard terdiri atas unsure keuangan dan non keuangan.
Dimana keduanya menunjukkan baik buruknya kinerja perusahaan.
7.
VISI
dan
STRATEGI
Ekspektasi Finansial
Pertumbuhan Pendapatan (%)
Margin Kotor (%)
Pengeluaran ($)
Laba Operasi ($)
Pengembangan
Produk Baru
Margin PB (%)
Keberhasilan (%)
Waktu pemasaran
Waktu Pengenalan
Titik impas
Kapabilitas OrganisasiKapasitas Karyawan Baru
Kompetensi Karyawan
Perputaran karyawan (%)
Masa Pelatihan (%)
Skor daar suara karyawan
Kepuasan Pelanggan
Pengiriman tepat waktu (%)
Jenis dan jumlah Produk
Terjual di tiap segmen pasar
(unit)