Sistem Pemerintahan Di Amerika Serikat

download Sistem Pemerintahan Di Amerika Serikat

of 15

Transcript of Sistem Pemerintahan Di Amerika Serikat

Sistem Pemerintahan di Amerika Serikat - USA Sistem Pemerintahan di Amerika Serikat - USA Sesuai dengan Konstitusi tahun 1787 yang mengalami perubahan sebayak 27 kali, maka inti dari Sistem Pemerintahan Amerika Serikat:

1.Amerika Serikat merupakan sebuah negara serikat/federal berbentuk republik beribukota di Washington D.C. yang mempunyai 50 negara bagian. Sedangkan sistem pemerintahan yang dianut adalah Sistem Pemerintahan Presidensial. Presiden Amerika adalahkepala negara juga sekaligus sebagai kepalapemerintahan.

2.Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang dinamakan Separation of Power Teory yang berasal dari ajaran Trias Politika (Montesquieu) yang membedakan kekuasaan dalam suatu negara dipisahkan menjadi 3 cabang kekuasaan :

a.Eksekutif : kekuasaan yang melaksanakan Undang-UndangKekuasaan eksekutif dipengang oleh Presiden yg dipilih oleh masyrakyat. Presiden menduduki jabatan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara. Presiden dan wapres dipilih melalui pemilihan umum, sehingga tidak memberikan pertanggungjawaban kepada Kongres akan tetapi jika presiden dinyatakan melakukan pelanggran berat(high crimmines and misdemeasnors) dan kejahatan yaitu kegiatan melawan negara atau hukum seperti : membunuh, korupsi besar, penghianatan, dll maka presiden dapat dipecat/dimakzulkan (impeachment).

b.Legislatief : kekuasaan yang menyusun/membuat Undang-UndangKekuasaan legislatif berada pada parlemen atau disebut Konggres (congress). Konggres terdiri atas dua kamar, yakni Senat & House of Representatif. Anggota Senat (perwakilan dari negara bagian) perwakilan tiap tiap negara bagian masing-masing dua orang jadi jumlahnya ada 100 senator. Sedangkan House of Representatif (Dewan Perwakilan Rakyat) ditentukan berdasarkan jumlah penduduk.

c.Yudikatif : kekuasaan yang mengawasi pelaksanaan UU dan memberikan sanksi bagi pelanggar UU, Ini ini dimaksudkan agar terwujudnya check and balance sehingga tidak ada kekuasaan yang terlalu dominan. Kekuasaan yudikatif ada di tangan Mahkamah Agung (Supreme of Court) yang bebas dan merdeka dan tidak dapat dipengaruhi oleh kekuasaan yang lainnya.

Sistem KepartaianAmerika Serikat menerapkan sistem kepartaian dwipartai. Hanya terdapat dua partai yang dominan di Amerika Serikat, yakni Partai Republik dan Demokrat.

Sistem PemiluPemilu di Amerika menggunakan sistem distrik.Perbedaan Pemilu Sistem Proporsional dan Sistem Distrik

1. Sistem distrikSistem ini berdasarkan lokasi daerah pemilihan, bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dari semua calon, hanya akan ada satu pemenang. Dengan begitu, daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang banyak penduduknya, dan tentu saja banyak suara terbuang. Karena wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka pemilih bisa akrab dengan wakilnya.

Kelebihan Pemilu sistem Distrik

Sistem ini merangsang terjadinya integrasi diantara partai, disebabkan kursi kekuasaan yang diperebutkan hanya satu. Perpecahan partai dan pembentukan partai baru bisa dihambat, bahkan bisa mendorong penyederhanaan partai secara natural. Distrik ialah daerah kecil, karena itu wakil terpilih kemungkinan akan dikenali dengan baik oleh komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih dekat Untuk partai besar, lebih gampang untuk memperoleh kedudukan mayoritas di parlemen. Jumlah partai yang terbatas menyebabkan stabilitas politik mudah tercapai.

Kelemahan Pemilu Sistem Distrik

Partai besar lebih berkuasa karena terdapat kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan jumlah kursi di partai politik Partai kecil dan minoritas merugi sebab sistem ini menyebabkan banyak suara terbuang. Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen & pluralis. Anggota Parlemen terpilih cenderung mengutamakan kepentingan daerahnya dibanding kepentingan nasional.

2. Sistem ProporsionalSistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak dianut oleh negara multipartai, seperti Italia, Indonesia,Swedia, dan Belanda.Kelebihan Pemilu Sistem Proporsional

Dinilai lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan persentase kursinya di parlemen. Setiap suara dihitung & tidak ada yg terbuang sehingga partai kecil & minoritas mempunyai kesempatan memperoleh suara dan menempatkan wakilnya di parlemen. Sistem ini dianggap lebih mewakili masyarakat pluralis dan heterogen.

Kekurangan Sistem Proporsional

Sistem proporsional ini kurang mendukung adanya integrasi partai politik. Jumlah partai yang semakin banyak menghambat integrasi partai. Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal ini memberikan kedudukan yang kuat pada dewan pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di parlemen. Banyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk menjadi mayoritas. Hal ini menyebabkan sulitnya mencapai stabilitas politik dalam parlemen, karena partai harus menyandarkan diri pada koalisi.

Electoral CollegeDalam sistem pemiludi USA, pilihan rakyat tak mutlak menentukan kemenangan seorang calon presiden/kandidat sebab dalam pelaksanana pemilihan calon presiden & wakil presiden, Amerika Serikat memakai sistem Electoral College. Electoral College adalah dewan pemilih yang akan memilih presiden. Anggotanya dipilih oleh rakyat pada hari pemilu. Para utusan itu sudah berjanji di awal untuk memilih kandidat tertentu. Jumlah utusan pada dewan pemilih yaitu dua orang ditambah jumlah anggota DPR dari negara bagian tersebut. Jadi, beberapa negara bagian memiliki jumlah utusan terbanyak, seperti contohnya, California, dan menjadi begitu menentukan dalam pemenangan pemilu. Dengan demikian, pemilihan presiden dan wakil presiden sebenarnya merupakan pemilu dengan cara tidak langsung tetapi diwakilkan pada dewan pemilih sebab pemenangnya ditentukan oleh suara para pemilih dalam Electoral College saat hari pencoblosan.

Tata cara pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden di Amerika:Dalam rangka pelaksanaan pemilihan umum presiden & wakil presiden di Amerika Serikat ,masyarakat menggunakan hak pilihnya sebanyak dua dua kali,yaitu : Pertama, untuk memilih calon presiden yang populer. Kedua, untuk memilih utusan berjumlah 538 yang mewakili 50 negara bagian.Utusan inilah yang berhak memilih presiden. Jadi, pilihan rakyat hanya berguna untuk menentukan popularitas kandidat.

SEJALAN dengan besarnya kewenangan presiden, selalu muncul pemikiran untuk membatasi kekuasaannya. Misalnya melalui mekanisme pembatasan masa jabatan. Ada tiga konsep pembatasan: tidak ada masa jabatan kedua (no re-election); tidak boleh ada masa jabatan yang berlanjut (no immediate re-election); dan maksimal dua kali masa jabatan (only one re-election).

Sebenarnya ada lagi konsep masa jabatan yang keempat, yaitu tidak ada pembatasan masa jabatan (no limitation re-election). Tetapi tentu saja konsep yang terakhir tidaklah sesuai sistem presidensial yang pastinya mensyaratkan pembatasan masa jabatan presiden.

No re-election diterapkan oleh Filipina yang membatasi masa jabatan presiden hanya satu kali enam tahun. Only one re-election diterapkan di Amerika Serikat (AS), utamanya setelah amendemen ke-22 yang membatasi masa jabatan presiden maksimal dua kali periode.

Sedangkan konsep no limitation re-election pernah terjadi di praktik ketatanegaraan Indonesia sebelum periode Soeharto. Soekarno, presiden pertama menjabat mulai tahun kemerdekaan 1945 hingga 1966, sedangkan Soeharto mulai efektif mengambil alih kekuasaan sejak 1966 hingga 1998.

Soeharto terus terpilih kembali hingga berhenti di tahun 1998. Presiden pertama AS George Washington tidak hanya menolak masa jabatan ketiga, namun awalnya pernah pula mencoba menolak masa jabatan keduanya.

Sejak itu masa jabatan presiden maksimal hanya dua periode menjadi konvensi ketatanegaraan. Hanya Franklin D Roosevelt yang melanggar tradisi tersebut dengan menjabat periode ketiga mulai 1940, bahkan periode jabatan keempat sejak 1944. Pasal II Section 1 Konstitusi AS mengatur seseorang menjadi presiden untuk masa jabatan empat tahun, tanpa adanya batasan maksimal masa jabatan.

Baru pada tahun 1951, melalui amendemen konstitusi ke- 22, pembatasan maksimal dua kali masa jabatan kepresidenan diterapkan. Lebih jelas, amendemen ke-22 juga mengatur bahwa seseorang yang telah menjadi presiden atau pejabat presiden lebih dari 2 tahun, separuh periode jabatan presiden, hanya dapat dipilih kembali untuk maksimal satu periode jabatan kepresidenan.

Itu artinya, dalam kondisi normal seseorang maksimal dapat menjadi presiden selama 8 tahun, atau jika dalam kondisi luar biasa, maksimal 10 tahun.

Sejak penerapan amendemen ke-22 muncul beberapa pemikiran terkait dengan batasan masa jabatan kepresidenan. Presiden Harry Truman, Dwight Eisenhower dan Ronald Reagan berpendapat pembatasan maksimal dua periode jabatan kepresidenan bertentangan dengan kebebasan rakyat untuk memilih presiden yang mereka inginkan.

Di sisi lain, Jimmy Carter justru mengusulkan masa jabatan presiden 6 tahun, tanpa dapat dipilih kembali (nonrenewable), sebagaimana yang saat ini diterapkan di Filipina.

Carter berpendapat dengan sistem maksimal satu kali masa jabatan tersebut, seorang presiden akan lebih fokus pada kebijakan jangka panjang yang lebih bermanfaat bagi rakyat-bangsa, serta tidak semata-mata terperangkap dalam upaya untuk memenangkan masa kedua jabatan kepresidenannya. Konstitusi AS secara tegas mengatur kapan masa jabatan kepresidenan bermula.

Ketika Konstitusi pertama kali diterapkan, Kongres menetapkan presiden memulai masa kerjanya sejak 4 Maret 1789, meskipun sebenarnya George Washington tidak mengucapkan sumpahnya hingga 30 April 1789.

Pada amendemen ke-20, diatur seorang dilantik menjadi presiden sejak 20 Januari. Pada 1937, Franklin D Rossevelt menjadi presiden pertama yang mengucapkan sumpah jabatannya pada tanggal 20 Januari. Meski tidak diatur dalam konstitusi, pengucapan sumpah janji biasanya dipimpin oleh ketua Mahkamah Agung.

Dalam konstitusi AS, ada tiga syarat menjadi presiden. Umur minimal 35 tahun; harus warga negara asli Amerika (natural-born citizen), orang Amerika yang lahir sebagai warga negara bangsa lain tidak dapat menjadi presiden; dan harus berdomisili di AS minimal 14 tahun.

Syarat-syarat konstitusional tersebut jelas menunjukkan niat untuk memilih calon presiden yang sudah matang, berpengalaman dan mengerti kondisi nyata Amerika. Syarat kewarganegaraan tentulah untuk menghindari presiden yang loyalitas kenegaraannya ganda.

Para ahli tata negara berdebat lama apakah seseorang yang lahir di luar negeri, dengan orang tua Amerika, termasuk dalam kategori a natural-born citizen? Meskipun mayoritas berpendapat seharusnya orang demikian berhak mencalonkan diri sebagai presiden, belum ada aturan resmi yang menguatkan dasar hukumnya.

Lain lagi halnya untuk menjadi calon presiden yang tercantum di kertas suara. Untuk calon presiden dari partai besar, otomatis namanya akan terpampang, sedangkan calon dari partai kecil harus memenuhi syarat petisi, yang besarannya berbeda di masing-masing negara bagian.

Syarat bagi kandidat dari partai kecilmengumpulkan petisi dukunganjuga berlaku bagi calon presiden independen. Beberapa negara bagian bahkan mengizinkan write-in votes, yaitu pilihan yang diberikan kepada calon presiden yang sama sekali tidak tertulis dalam surat suara.

Di Tanah Air, soal masa jabatan dan syarat calon presiden ini tentu juga menjadi isu yang menarik. Terkait masa jabatan, sebagaimana dipaparkan di atas, awalnya kita tidak membatasi maksimal seorang presiden dapat menduduki kembali jabatannya.

Baru setelah Reformasi 1998, melalui ketetapan MPR, yang kemudian dikuatkan dengan Perubahan Pertama UUD 1945, masa jabatan presiden dibatasi untuk maksimal dua periode masa jabatan. Dalam praktiknya, setiap masa jabatan berawal pada tanggal 20 Oktober.

Lebih jelasnya, setelah presiden baru mengucapkan sumpah jabatan maka pada tanggal yang sama presiden yang lama berakhir masa jabatannya. Terkait dengan transisi pemerintahan ini tentunya pengaturan peralihan kekuasaan penting untuk diatur lebih jauh, sebagaimana AS mengaturnya dalam Presidential Transition Act.

Meskipun demikian, sebelum diatur sekalipun, konvensi dan praktik ketatanegaraan tentu bisa menjadi rujukan. Kita memang belum pernah mengalami masa peralihan yang sangat baik.

Rata-rata peralihan kekuasaan presiden kita berjalan melalui proses yang kisruh, utamanya sebelum Reformasi 1998. Pasca 1998, Presiden Gus Dur menerima mandat kepresidenan melalui proses yang demokratis di MPR, dan didahului dengan sikap legawa Presiden Habibie yang tidak mencalonkan diri lagi karena laporan pertanggungjawabannya ditolak MPR.

Selanjutnya, kita ingat Presiden Megawati dipilih melalui proses Sidang istimewa MPR, yang lebih dulu memberhentikan Presiden Gus Dur pada 2001.

Kemudian proses pemilihan Presiden SBY adalah babak baru demokrasi ketika Indonesia memilih presiden secara langsung pada 2004 dan 2009. Tetapi, kita menyaksikan, meskipun secara institusional ketatanegaraan peralihan itu berjalan demokratis, tampak ada persoalan peralihan personal yang masih tidak mulus.

Terbukti Presiden Megawati tidak hadir dalam proses pengambilan sumpah Presiden SBY di tahun 2004 dan 2009 tersebut. Saya berdoa dan meyakini hal demikian tidak terjadi pada 2014 ini. Semoga kita akan melihat tidak hanya proses peralihan kekuasaan kepresidenan yang lancar secara institusional ketatanegaraan, tetapi juga mulus secara personal.

Presiden SBY akan dicatat memulai sejarah baru sebagai presiden yang pertama kali dipilih secara langsung, terpilih kembali secara langsung, insya Allah mengakhiri masa jabatannya secara damai, dan memberikan peralihan kepada presiden baru 2014- 2019 nantinya juga dengan damai.

Dengan demikian, kita mencatat lagi perbaikan dan pendewasaan kehidupan demokrasi di Tanah Air, untuk Indonesia yang lebih baik. Keep on fighting for the better Indonesia.

DENNY INDRAYANAWakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Guru Besar Hukum Tata Negara UGM

Januari 3, 2011 by Aku Anak Indonesia George Bush, Presiden Amerika Serikat Jaman Modern Yang PalingKontroversialGeorge Bush, Presiden Amerika Serikat Jaman Modern Yang Paling KontroversialGeorge Walker Bush merupakan presiden Amerika yang paling kontroversial. Bush adalah adalah Presiden Amerika Serikat ke- 43. Ia dilantik 20 Januari 2001 setelah terpilih lewat pemilu presiden tahun 2000 dan terpilih kembali pada pemilu presiden tahun 2004. Jabatan kepresidenan kedua kalinya berakhir pada 20 Januari 2009. Sebelumnya, ia adalah Gubernur Texas ke-46 (1995-2000). Jabatan ini ditinggalkan sesaat setelah dirinya terpilih sebagai presiden. Ia digantikan oleh Barack Obama.Bush lahir di New Haven, Connecticut, 6 Juli 1946, dalam sejarahnya, Keluarga Bush adalah bagian dari Partai Republik dan politik Amerika. Bush adalah anak tertua mantan Presiden Amerika Serikat George H. W. Bush. Ibunya adalah Barbara Bush. Kakeknya, Prescott Bush adalah mantan Senator Amerika Serikat dari Connecticut. Sedang, adiknya, Jeb Bush adalah mantan Gubernur Florida. Menyusul Serangan 11 September 2001, Bush mengumumkan Perang melawan terorisme secara menyeluruh. Sepanjang Oktober 2001, dia memerintahkan invasi ke Afganistan untuk melumpuhkan kekuatan Taliban dan al-Qaeda. Pada Maret 2003, Bush memerintahkan penyeranganan ke Irak dengan alasan bahwa Irak telah melanggar Resolusi PBB no. 1441 mengenai senjata pemusnah massal dan karenanya harus dilucuti dengan kekerasan. Setelah digulingkannya rezim Saddam Hussein, Bush bertekad memimpin AS untuk menegakkan demokrasi di Timur tengah, yang dimulai dengan Afganistan dan Irak. Namun hingga kini situasi di Irak semakin tidak stabil karena pertikaian yang berkepanjangan antara kelompok Sunni, yang di masa Saddam Hussein praktis berkuasa atas kelompok mayoritas Syiah, yang kini ganti berkuasa.Bush pertama-tama dipilih pada tahun 2000, dan menjadi presiden keempat dalam sejarah AS yang dipilih tanpa memenangkan suara rakyat setelah 1824, 1876, dan 1888. Bush yang menggambarkan dirinya sebagai presiden perang, terpilih kembali pada 2004 setelah kampanye pemilihan yang sengit dan panas. Dalam kampanye ini, keputusannya untuk mengadakan Perang melawan Terorisme dan Perang Irak dijadikan isu sentral. Bush menjadi kandidat pertama yang memperoleh kemenangan mayoritas suara rakyat sejak ayahnya menang 16 tahun sebelumnya. Dalam tiga pemilihan umum sebelumnya, penampilan kandidat partai ketiga yang hebat telah menghalangi pemenang suara rakyat, Gore dan Clinton, untuk memperoleh suara mayoritas rakyat. Riwayat hidupGeorge Bush dilahirkan di New Haven, Connecticut. Aktivitasnya dalam dunia politik dimulai dari keterlibatannya dalam tim kampanye ayahnya sebagai senator dari Texas.Pendidikan dan keluargaBush lulus dari Universitas Yale dengan gelar Bachelor of Arts dalam bidang sejarah pada tahun 1968. Kemudian pada tahun 1975, ia memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Sekolah Bisnis Harvard. Dua tahun kemudian ia menikahi Laura Welch dan memperoleh dua orang anak kembar, Barbara dan Jenna pada tahun 1981.Karier bisnisIa mengawali karier dalam dunia usaha pada tahun 1979 dengan mendirikan Arbusto Energy, sebuah perusahaan pengeboran minyak dan gas. Arbusto dijualnya pada tahun 1984 kepada Spectrum 7, perusahaan minyak lainnya dan diubah namanya menjadi Bush Exploration Co.. Bush sendiri menjadi CEO perusahaan baru tersebut. Kemudian pada tahun 1986, Spectrum 7 melakukan merger dengan Harken Energy, dan Bush menjadi direktur Harken.Pada April 1989, Bush dan beberapa rekan investor lain membeli 86% saham klub bisbol AS, Texas Rangers dengan pinjaman sebesar US$500.000 dari bank. Pinjaman tersebut dibayarnya dengan menjual sahamnya sebesar $848.000 di Harken. Hal ini memicu kerugian yang besar di Harken, dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Skandal Harken.Presiden ASBush merupakan orang kedua menjadi presiden yang mengikuti jejak ayahnya George H. W. Bush, Presiden Amerika Serikat yang ke-41, setelah John Adams, Presiden kedua, dan John Quincy Adams, yang keenam, merupakan bapak dan anak. Terdapat juga pasangan kakek dan cucu, William Henry Harrison dan Benjamin Harrison.Masa jabatan pertamaMasa jabatannya sebagai presiden didominasi perang melawan terorisme, yang mencuat setelah terjadinya Peristiwa 9/11 (serangan terhadap WTC). Serangan tersebut dijadikannya alasan untuk memerintahkan invasi terhadap Afganistan pada tahun 2001 untuk membebaskan Afganistan dari rezim Taliban dan Irak pada tahun 2003 untuk menjatuhkan pemerintah Saddam Hussein. Bush menyatakan kemenangan AS dalam invasi Irak pada 1 Mei 2003, namun hingga kini (Agustus 2006) konflik di Irak masih belum berakhir akibat serangan-serangan dari para pemberontak.Masa jabatan keduaMeskipun banyak pihak yang menentang kedua peristiwa tersebut (khususnya dari luar AS), ia memenangkan Pemilu Presiden Amerika 2004 dengan selisih 3% dengan saingan utamanya John Kerry. Masa jabatan keduanya masih dipenuhi masalah di Irak, karena korban dari pasukan AS terus berjatuhan, mencapai lebih dari 2.500 orang hingga 3 Agustus 2006.Peristiwa penting lain pada masa jabatan kedua ini adalah Badai Katrina pada Agustus 2005. Bush dianggap lambat dalam menangani peristiwa ini, yang memakan korban ribuan jiwa. Kejadian ini juga memperlihatkan jurang ekonomi yang jelas antara kaum kulit putih dan kulit hitam di Amerika. Dalam acara penandatanganan peraturan bioetik alternatif yang dihadiri 18 keluarga dengan 20-an batita yang lahir dari embrio sumbangan sisa dari prosedur fertilisasi in vitro, untuk pertama kalinya ia menggunakan hak vetonya untuk menghalangi RUU pengembangan riset sel induk embrionik. Jabatan Kepala Staf Gedung Putih dipegang oleh Joshua B. Bolten dan Wakil Kepala Stafnya dijabat oleh Karl Rove.Kesalahan selama menjabatMantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice (55) dalam wawancara dengan CNN mengungkapkan, tindakan menumbangkan rezim Saddam Hussein di Irak adalah sebuah keputusan yang benar, tetapi AS melakukan sejumlah kesalahan dalam kebijakan setelah tumbangnya Saddam Hussein. Rice mengakui kesalahan atas kebijakan AS pada era pemerintahan Presiden George W Bush yang sangat memberi prioritas pada kota Baghdad dan mengabaikan wilayah-wilayah lain di Irak.Menurut mantan Menlu AS itu, kesalahan itu dilakukan akibat pemerintahan Presiden George W Bush saat itu tidak memahami dan kurang jeli dalam membaca sejauh mana akan terjadi ambruknya struktur sosial di Irak pada masa peralihan dari era diktator ke era demokrasi di negara itu.Setelah berakhirnya era diktator di Irak, negeri itu malah dihinggapi era sektarian dan fanatisme mazhab yang memecah belah tatanan sosial sehingga negeri itu tidak mengenal stabilitas politik dan keamanan sejak invasi AS tahun 2003 sampai saat ini.Rice adalah salah seorang arsitek utama kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden George W Bush (2001-2009). Pada periode pertama pemerintahan Presiden Bush (2001-2005), Rice menjabat penasihat keamanan nasional AS. Pada periode kedua (2005-2009), Rice menjabat menteri luar negeri.Setelah berakhirnya periode kedua pemerintahan Presiden Bush, Rice kembali ke profesi semula sebagai profesor pada Universitas Stanford di California. Rice kini sibuk mempromosikan buku memorialnya yang menceritakan tentang perjalanan hidupnya sejak kecil hingga menjadi arsitek kebijakan luar negeri AS.Rice Jumat lalu berkunjung ke Gedung Putih untuk menemui Presiden Barack Obama. Ia menghadiahkan sebuah buku memorialnya itu kepada Presiden Obama. Di tengah promosi buku memorialnya itu, Rice buka suara tentang berbagai kebijakan pada era Presiden Bush.Pada hari Rabu pekan lalu, Rice dalam sebuah acara promosi buku memorialnya juga mengakui, pemerintahan Presiden George W Bush telah melakukan beberapa kesalahan. Meski demikian, Rice menyatakan bangga dengan prestasi yang dicapai pemerintahan Presiden Bush itu.Ia mengungkapkan, kesalahan pemerintahan Presiden Bush saat itu adalah hari-hari setelah serangan teroris 11 September 2001, dianggap seperti 11 September itu, yakni terus dihantui akan terjadi serangan baru setiap saat.Reaksi berlebihan dari pemerintahan Presiden Bush saat itu adalah akibat rasa entakan luar biasa dan perasaan emosi harus membasmi teroris yang mengancam AS, ujar Rice.Tentang perang di Afganistan dan Irak, Rice mengatakan sesungguhnya tidak terkejut jika perang berlangsung lebih panjang daripada yang diharapkan. Ia menambahkan, Afganistan memang sulit. Saya mengakui bahwa ada banyak kesulitan di Afganistan. Namun, kaum wanita di sana sekarang tidak lagi mendapat hukuman mati di lapangan sepak bola. Kaum wanita di Afganistan juga bisa pergi ke sekolah-sekolah. Tanzim Al Qaeda tidak lagi memiliki basis geopolitik, kata Rice.Mantan Menlu AS itu juga mengimbau agar Presiden Hamid Karzai waspada dalam melakukan perundingan dengan Taliban. Bersamaan dengan serangkaian pernyataan Rice tentang Irak dan Afganistan beberapa hari terakhir ini, situs WikiLeaks dalam waktu dekat akan merilis 400.000 dokumen rahasia tentang perang Irak.Pada bulan Juli lalu, situs WikiLeaks membuat kejutan dengan merilis lebih dari 70.000 dokumen rahasia tentang perang Afganistan. Dalam dokumen rahasia itu, diungkap tentang jatuhnya korban dari warga sipil dalam jumlah besar di Afganistan serta main mata antara Taliban dan dinas intelijen militer Pakistan.Pemerintah AS juga dikejutkan lagi oleh hasil evaluasi tahunan Dewan Keamanan Nasional AS seperti dirilis harian Wall Street Journal edisi 5 Oktober lalu bahwa militer Pakistan menghindar memerangi Taliban dan Tanzim Al Qaeda di Waziristan Utara. Militer Pakistan bahkan meminta Taliban agar terus berjuang memerangi AS.Komisi Kebenaran Untuk Kebijaksanaan BushSeorang senator berpengaruh AS mengusulkan dibentuknya Komisi Kebenaran Amerika Serikat untuk menyelidiki kebijakan pemerintahan mantan presiden George W. Bush.Termasuk di dalamnya masalah perang Irak, perlakuan terhadap tahanan, serta penyadapan telepon tanpa surat kuasa. Senator Demokrat yang juga Ketua Komite Yuridis, Patrick Leahy, mendesak dibentuknya sebuah komisi untuk mengakhiri apa yang dikatakannya sebagai perpecahan politik di bawah pemerintahan Presiden Bush dan untuk mencegah terjadinya penyelewengan pada masa depan. Leahy membandingkan komisi tersebut dengan komisi kebenaran lain, seperti yang dimiliki Afrika Selatan yang menyelidiki isu pada masa apartheid. Kita perlu mempunyai kesatuan pemahaman tentang kegagalan pada masa lalu, kata Leahy ketika berpidato di Universitas Georgetown. Bukan pembalasan, kita memerlukan suatu penelusuran yang terbuka tentang apa sebenarnya telah terjadi, kata senator asal Vermont itu. Dan kita melakukan itu untuk memastikan hal yang sama tidak akan terjadi lagi.Sebagian kalangan Partai Republik dan para pejabat intelijen telah menentang usul bagi dilakukannya penyelidikan terhadap tuduhan kepada pemerintahan Bush dengan alasan bahwa penyelidikan akan membingungkan dan melemahkan moral di tengah perang melawan terorisme. Jika setiap pemerintah mulai menguji kembali apa yang telah dilakukan pemerintah sebelumnya, tidak akan ada akhirnya. Kita bukan Amerika Latin, kata pejabat tinggi Komite Yuridis Partai Republik, Senator Arlen Specter asal Pennsylvania, bulan lalu. Presiden Barack Obama tak lama setelah dilantik pada 20 Januari lalu mengindikasikan tidak akan mendukung penuntutan terhadap pejabat masa pemerintahan Bush karena kebijakan kontra-terorisme yang mereka buat. Namun, ia mengatakan bahwa pemerintahnya akan menjunjung tradisi kita menyangkut aturan hukum dan penghormatan terhadap hak hukum seseorang. Tidak ada satupun yang kebal hukum dan jika ada kejadian jelas soal pelanggaran orang yang bersangkutan harus dituntut, kata Obama dalam jumpa pers pertama sejak ia menjadi presiden. Saya akan mengkaji ujul Senator Leahy tapi secara umum menurut saya mari kita melangkah ke depan, katanya. Juru bicara Bush, Rob Saliterman, mengatakan, Kami tidak akan memberi tanggapan terhadap usul apapun mengenai penyelidikan.Leahy mengatakan ia tidak akan mulai memajukan ide komisi kebenaran dengan pemerintahan Obama atau Kongres, yang dikuasai oleh Demokrat. Ia mengusulkan agar komisi tersebut dibentuk oleh Kongres dan Gedung Putih dan mengatakan panel itu harus memiliki kredibilitas di seluruh pandangan politik. Masalah yang perlu diselidiki akan termasuk isu pemecatan oleh Departemen Kehakiman terhadap sejumlah pengacara AS yang disebut Leahy kemungkinan didorong oleh upaya Gedung Putih untuk mempengaruhi pemilihan umum; kebijakan tentang perlakuan terhadap tersangka teroris serta masalah lain di mana komite-komite (kongres) melakukan kebohongan. Perang Irak termasuk yang disebut oleh Leahy. Ada kebohongan terhadap rakyat Amerika Serikat melalui semua cara.Bush telah mengakui bahwa informasi intelijen tentang program senjata Irak tidak benar, tapi ia mengatakan ia tidak pernah berbohong kepada publik tentang perang itu sendiri.

Barack Obama dan Perubahan (Change We Can BelieveIn)Oleh Andi GunawanFenomena Barack Obama dalam pemilihan awal kandidat Partai Demokrat, pada pemilihan presiden Amerika Serikat, telah menyedot perhatian masyarakat dunia. Berbagai media massa dunia berlomba memberitakan betapa serunya pemilihan awal untuk Partai Demokrat tersebut, yang hingga kini (13/03/08) masih berlangsung. Hillary, calon presiden wanita pertama AS, merupakan rival Obama dalam pemilihan awal tersebut, pantang menyerah dan masih bersemangat dalam pemilihan itu walaupun jumlah delegasi yang diperoleh di bawah jumlah delegasi Obama.Jalannya pemilihan presiden AS memang mendapat perhatian dari warga dunia, karena AS merupakan negara adidaya yang memiliki hak veto dan memiliki peran penting dalam menentukan keadaan dunia. Beberapa kebijakan AS walaupun tidak didukung oleh PBB telah pula memberi warna pada kehidupan umat manusia di dunia, salah satu contonya adalah kebijakan menyerang Irak dengan alasan negara tersebut memiliki senjata pemusnah masal. Tuduhan sepihak sebagai alasan menyerang Irak pada akhirnya tidak terbukti, namun perang terus berlanjut dan AS masih tetap bercokol di negara yang memiliki warga Syiah terbesar di luar Iran. Kebijakan menyerang Irak diprakarsai oleh Presiden AS, George W. Bush, yang disetujui oleh DPR AS, telah menjadi preseden buruk bagi pemerintah AS, yang juga telah menyeret warga AS untuk kontra dengan kebijakan pemerintahnya.Kebijakan seorang presiden sangatlah penting karena akan mengubah jalannya sebuah negara, terlebih negara itu adalah negara adidaya.seperti AS, selain penting untuk negaranya juga dapat merubah keadaan dunia. Oleh karena itu pemilihan presiden AS kali ini pun mendapat perhatian warga dunia, bahkan melebihi pemilihan presiden AS sebelumnya. Penyebabnya adalah banyak persoalan di AS yang harus segera ditangani dengan baik, diantaranya adalah masalah perang yang melibatkan AS, konflik politik diberbagai negara yang membutuhkan figure AS untuk menyelesaikannya, dan masalah ekonomi yang diawali krisis kredit perumahan (subprime mortgage) yang akan menyeret kepada resesi ekonomi di AS.Dengan kondisi AS seperti di atas, maka AS membutuhkan seorang presiden yang mampu menangani berbagai masalah tersebut dari sudut pandang yang berbeda dengan Presiden AS yang sekarang. Sudut pandang berbeda itu bisa diamati pada diri Barack Obama, sejak tahun 2003 Obama tidak setuju atas penyerbuan AS ke Irak dan menyatakan bahwa Irak tidak memiliki senjata pemusnah masal (sesuai dengan hasil penelitian Badan Atom Dunia), sebuah pandangan yang tidak popular yang dilontarkan oleh politisi dari AS.Dengan mengusung tema perubahan pada pemilihan AS, Barack Obama telah banyak mendapat simpati dari pendukungnya termasuk Oprah Winfrey, Steven Siegel dan selebrity serta politikus terkenal lainnya. Barack Obama pun lebih diunggulkan dari pada calon presiden lainnya baik dari partai Demokrat maupun Republik, berdasarkan berbagai jejak pendapat pada media massa di AS. Ini membuktikan bahwa masyarakat AS memilih perubahan yang diusungnya dari pada status quo yang menyeret AS pada perang, hutang yang terus bertambah akibat perang dan krisis ekonomi yang menyesakkan (US Dollars dan Indeks Saham Bursa AS turun).Dalam situs Barack Obama tema perubahan bisa terlihat dari judul atau motto situs M ASKING YOU TO BELIEVE. Not just in my ability to bring about real change in Washington Im asking you to believe in yours. dan Change We Can Believe In. Harapan yang termaksud dalam motto situs menjadi harapan bagi warga AS untuk berubah.Bagaimana pengaruh perubahan di AS seandainya Barack Obama tampil sebagai presiden AS pada perubahan dunia, ini bisa bisa kita amati dari cara Obama menjawab isu-isu luar negeri pada kampanye awal pemilihan presiden AS 2008 atau bisa dilihat pada situs Barack Obama, tentang rencana kebijakan luar negeri AS.Rencana kebijakan luar negeri AS yang termuat dalam situs Barack Obama diantaranya adalah mengakhiri perang di Irak, menutup penjara Guantanamo, menghentikan pertempuran melawan Al-Qaeda, memimpin dunia dalam memerangi ancaman umum seperti senjata nuklir, teroris, perubahan iklim dan kemiskinan, pemusnahan masal suatu bangsa dan penyebaran berbagai penyakit. Barack Obama pun mengatakan Your matter to us. Your future is our future. And our moment is now.Tentu saja, setelah memperhatikan rencana-rencana di atas harapan dunia pada AS (khususnya Negara miskin dan berkembang) adalah terpilihnya Obama sebagai presiden AS, sebagaimana yang diungkapkan Obama, bahwa masa depan anda adalah masa depan kami, dan saatnya adalah sekarang. Ini bisa diartikan bahwa perkembangan dunia khususnya di negara miskin dan berkembang akan memdapat perhatian serius dari AS.Selain hal di atas, yang diharapkan AS sebagai Negara adidaya dalam menyelesaikan konflik adalah tidak diterapkannya standar ganda karena alasan suka dan tidak suka, pada suatu negara, namun lebih ditekankan pada keadilan bagi semua pihak. Di bawah ini adalah situs Barack Obama pada halaman rencana kebijakan luar negeri AS :