Sistem pemerintahan desa revisi

15
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Pengertian Sistem Secara etimologi bahwa sistem adalah seperangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan, susuan yang teratur dari pandangan teori, asas atau metode. Pengertian Pemerintah Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang oleh konstitusi Negara yang bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Sedangkan pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga Negara seperti diatur dalam konstitusi suatu Negara. Pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan eksekutif saja. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga Negara yang memegang fungsi birokrasi yakni aparat pemerintah yang diangkat dan ditunjuk bukan dipilih. Pengertian sistem pemerintahan desa adalah “suatu kebulatan atau keseluruhan proses atau kegiatan berupa antara lain proses pembentukan atau penggabungan desa, pemilihan kepala desa, peraturan desa, kewenangan, keuangan desa dan lain-lain yang terdiri dari berbagai komponen badan publik seperti Perangkat Desa, Badan Pemusyawaratan Desa, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa”. Unsur yang merupakan karakteristik dari sebuah Desa : a. Penduduk Desa Adalah setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah desa yang bersangkutan selama waktu tertentu, biasanya dalam waktu 6 bulan atau satu tahun berturut-turut, menurut peraturan daerah yang berlaku. b. Daerah atau Wilayah Desa

Transcript of Sistem pemerintahan desa revisi

Page 1: Sistem pemerintahan desa revisi

SISTEM PEMERINTAHAN DESA

Pengertian Sistem

  Secara etimologi bahwa sistem adalah seperangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan,

susuan yang teratur dari pandangan teori, asas atau metode.

Pengertian Pemerintah

  Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang oleh konstitusi Negara yang

bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Sedangkan pemerintah

dalam arti luas adalah semua lembaga Negara seperti diatur dalam konstitusi suatu

Negara.

  Pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan

eksekutif saja. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga Negara yang

memegang fungsi birokrasi yakni aparat pemerintah yang diangkat dan ditunjuk bukan

dipilih.

Pengertian sistem pemerintahan desa adalah

“suatu kebulatan atau keseluruhan proses atau kegiatan berupa antara lain proses

pembentukan atau penggabungan desa, pemilihan kepala desa, peraturan desa, kewenangan,

keuangan desa dan lain-lain yang terdiri dari berbagai komponen badan publik seperti

Perangkat Desa, Badan Pemusyawaratan Desa, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa”.

Unsur yang merupakan karakteristik dari sebuah Desa :

a.       Penduduk Desa

Adalah setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah desa yang bersangkutan selama waktu

tertentu, biasanya dalam waktu 6 bulan atau satu tahun berturut-turut, menurut peraturan

daerah yang berlaku.

b.      Daerah atau Wilayah Desa

Wilayah desa harus memiliki batas-batas yang jelas, berupa batas alam seperti sungai, jalan

dan sebagainya atau batas buatan seperti patok atau pohon yang dengan sengaja ditanam.

Tidak ada ketentuan defenitif tentang berapa jumlah luas minimal atau maksimal bagi wilayah

suatu desa.

c.       Pemimpin Desa

Adalah badan yang memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya pergaulan social atau

interaksi masyarakat. Pemimpin Desa disebut Kepala Desa atau dengan sebutan lain sesuai

dengan tempat wilayahnya.

d.      Urusan atau Rumah Tangga Desa

Kewenangan untuk mengurus kepentingan rumah tangga desa, atau yang dikenal dengan

otonomi desa. Otonomi desa berbeda dengan otonomi daerah karena merupakan otonomi asli

Page 2: Sistem pemerintahan desa revisi

desa yang telah ada dari jaman dahulu, dimana hak otonomi bukan dari pemberian pemerintah

atasan, melainkan dari hukum adat yang berlaku.

PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DESA

Perkembangan pemerintahan desa berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang

pemerintahan desa yang pernah berlaku semenjak jaman Hindia-Belanda sampai dengan UU 32

Tahun 2004 adalah sebagai berikut:

a.      Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Berdasarkan Undang-undang Hindia Belanda, penduduk negeri / asli dibiarkan di bawah

langsung dari Kepalanya-kepalanya sendiri atau pimpinan. Pengaturan lebih lanjut diatur

dalam IGO dan IGOB (Inlandsche Gemeente Ordonnate Buitengewesten). Nama dan jenis

persekutuan masyarakat asli ini adalah Persekutuan Bumi Putera. Persekutuan masyarakat asli

di Jawa dan di Bali disebut Desa.

b.      Masa Awal Kemerdekaan

Sewaktu awal pemerintahan belum sempat mengatur pemerintahan desa sehingga IGO/B

tetap berlaku sampai dengan ditetapkannya Undang-undang baru.

c.       Masa Orde Lama

yaitu Undang-undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Praja Desa

Masa orde baru ditetapkannya UU No. 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa. Undang-

undang ini bertujuan untuk mengatur kedudukan, nama, bentuk, ukuran, susunan, dan tugas

kewajiban Pemerintahan Desa. UU ini sekaligus bertujuan untuk mengatur Desa dari segi

pemerintahannya secara seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia.

d.      Atas dasar pertimbangan UU No. 5 Tahun 1979

Sudah tidak sesuai dengan jiwa UUD 1945, dan perlunya mengakui dan menghormati hak

asal-usul yang bersifat istimewa, sehingga undang-undang ini perlu diganti/dicabut.

Penggantian UU ini ditetapkan semenjak dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, dimana pasal-pasal pada ayat ini diatur melalui Peraturan Pemerintah

No. 76 Tahun 2005.

e.       Dalam Era Revormasi UU No. 22 Tahun 1999 diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004

Dimana diakui adanya otonomi desa dalam keanekaragaman serta demokratisasi

pemerintahan desa. Pengaturan lebih lanjut tentang Desa tertuang dalam Peraturan Pemerintah

No. 72 Tahun 2005 tentang Desa.

Pembentukan Desa terjadi disamping melalui prakarsa masyarakat juga memperhatikan 2

(dua) hal penting yaitu :

a.       Asal-usul Desa

Dapat dipahami sebagai asal mula desa berstatus yang menjadi wilayah suatu Desa, kemudian

statusnya meningkat menjadi suatu Desa. Atau dapat dikatakan wilayah baru yang didiami

Page 3: Sistem pemerintahan desa revisi

sejumlah penduduk yang baru ditransmigrasikan secara keseluruhan kepada Desa tersebut.

Syarat pembentukan desa dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005,

diantaranya :

  Jumlah penduduk

  Luas wilayah

  Bagian wilayah Kerja

  Perangkat

  Sarana dan prasarana pemerintahan dan perangkat

Pembentukan desa dapat berupa :

  Penggabungan beberapa desa

  Penggabungan bagian desa yang bersandingan

  Pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih

  Pembentukan desa di luar desa di luar desa yang sudah ada

b.      Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Desa yang kondisi masyarakatnya dan wilayahnya tidak memenuhi persyaratan

dapat dihapus

Dalam PP No. 72 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (5) menyatakan desa yang kondisi

masyarakatnya dan wilayahnya tidak memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung

sesuai dengan potensi dan kondisi desa.

Apabila terjadi suatu Desa dihapus, kemudian digabungkan dengan desa yang lain (desa

tetangga), bersama-sama membentuk suatu Desa yang baru dengan nama yang baru pula.

Motif mengapa suatu Desa digabung dengan Desa lain, tidak begitu urgen selama itu tidak

menurunkan efesiensi pemerintahan. Artinya bahwa penghapusan dan penggabungan Desa

tidak di dasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sujektif tapi dilakukan atas dasar

objektifitas fakta lapangan seperti kepadatan penduduk dan pelayanan, pengembangan Desa

dan ekonomi desa atau perencanaan tata ruang wilayah pemerintah kabupaten umumnya.

Proses Pemilihan Kepala Desa Hingga Pemberhentiannya :

    Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala desa menurut PP No. 72

Tahun 2005 yang di tindaklanjuti dengan Perda No.13 Tahun 2006 ttg Tata Cara

Pencalonan, Pemilihan,Pengangkatan,Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.

a.      Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b.     Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta

Pemerintahan;

c.    Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat;

Page 4: Sistem pemerintahan desa revisi

d.   Berusia paling rendah 25 Tahun;

e.    Bersedia di calonkan menjadi kepala desa;

f.     Penduduk desa setempat;

g.      Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman

paling singkat 5 tahun;

h.      Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekutan

hukum tetap;

i.        Belum pernah menjabat sebagai kepala desa paling lama 10 tahun atau dua kali masa

jabatan;

j.        Memenuhi syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/kota(Perda Nomor

13 Tahun 2006).

Dalam pemilihan calon kepala desa harus dibentuk kepanitiaan(P2KD).

a.       Anggota panitia tersebut dibentuk oleh BPD yang terdiri dari unsur-unsur :

1. Unsur perangkat desa

2. Pengurus Lembaga Kemasyarakatn

3. Tokoh masyarakat

b.      Manfaat dari adanya panitia-panitia tersebut yaitu :

1.      Membantu BPD di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan kepala desa;

2.      Membantu di dalam melakukan pemeriksaan identitas bakal calon kepala desa

berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan;

3.      Membantu di dalam pemungutan suara saat pemilihan kepala desa;

4.      Memberikan laporan yang jelas mengenai pelaksanan pemilihan kepala desa kepada

BPD;

5.      Membantu di dalam menseleksi atau penjaringan bakal calon kepala desa oleh panitia

pemilihan.

         Pelaksanaan pelantikan kepala desa terpilih dapat dilakukan di desa di hadapan

masyarakat(PP No. 72/2005 dan Perda No.13 Tahun 2006)

Karena pelaksanaan pemilihan kepala desa harus dilakukan di depan masyarakat agar

didalam pemilihan tidak ada tindakan kecurangan, sehingga masyarakat bisa lebih percaya

bahwa kepala desa telah terpilih murni dari kemenangan jumlah suara masyarakat.

Yang berhak melantik kepala desa adalah bupati yang disampaikan oleh BPD malalui

camat. Pelantikan paling lama 15 hari hari terhitung tanggal penerbitan keputusan bupati.

Pelantikan dilaksanakan di depan masyarakat, selanjutnya sebelum memangku jabatan

kepala desa mengucapkan sumpah/janji jabatan.

Masa jabatan kepala desa yaitu 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat

dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

Page 5: Sistem pemerintahan desa revisi

Yang mendasari kepala desa diberhentikan dari masa jabatannya yaitu :

Menurut pasal 17 PP No. 72 Tahun 2005 menjelaskan kepala desa berhenti karena :

1.      Meninggal dunia

2.      Akhir masa jabatan

3.      Diberhentikan

Sementara itu kepala desa diberhentikan apabila :

a.       Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;

b.      Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara

berturut-turut salama 6 bulan;

c.       Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa;

d.      Dinyatakan melanggar janji/ sumpah jabatan;

e.       Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa;

f.       Melanggar larangan bagi kepala desa.

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

Kedudukan BPD sejajar dengan pemerintahan desa maksudnya BPD merupakan mitra kerja

pemerintah desa, memiliki kedudukan sejajar dalam menjalankan pemerintahan,

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan pasal 34 PP No.72 Tahun 2005,

BPD bersama kepala desa menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

a. Wewenang BPD

1.      membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;

2.      melaksanakan pengawasan terhadap pelakasanaan pereturan desa dan peraturan kepala

desa.

3.      Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa;

4.      Membentuk panitia pemilihan kepala desa;

5.    Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

6.      Menyusun tata tertib BPD.

b.      Hak dan kewajiban anggota BPD

Anggota BPD mempunyai hak :

1.      Mengajukan rancangan peraturan desa

2.      Mengajukan pertanyaan

3.      Menyampaikan usul dan pendapat

4.      Memilih dan dipilih

5.      Memperoleh tunjangan

Anggota BPD mempunyai kewajiban :

1.      Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan.

2.      Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan des.

Page 6: Sistem pemerintahan desa revisi

3.      Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

4.      Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

5.      Memproses pemilihan kepala desa

6.      Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.

7.      Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.

8.      Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.

Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil karena didalam melakukan suatu

votting suara untuk membuat suatu keputusan tidak terjadi jumlah suara yang sama,

sehingga teradapat pemenang dan yang kalah dan juga dengan memperhatikan luas wilayah,

jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa.

Prosedur/ cara memilih ketua dan wakil ketua BPD

Pimpinan BPD diplih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang

dilakukan secara khusus. Untuk menentukan ketua dan wakil ketua diadakan rapat pertama

yang dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.

Masa jabatan BPD yaitu 6 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan

berikutnya. Yang berwenang untuk menetapkan dan mengesahkan anggota BPD yaitu

Bupati melalui keputusan Bupati.

5 larangan yang tidak boleh dilakukan oleh anggota BPD yaitu:

1.     Sebagai pelaksana proyek desa.

2.    Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan

mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain.

3.    Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan jasa dari pihak

lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.

4.    Menyalahgunakan wewenang.

5.    Melanggar sumpah/janji jabatan dan peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud

dalam pasal 30 ayat 1 ditetapkan dengan keputusan bupati.

Page 7: Sistem pemerintahan desa revisi

ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJA PEMERINTAHAN DESA

Tata Kerja Pemerintahan Desa.

`

Kepala Desa mempunyai wewenang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, mengajukan Rancangan Peraturan

Desa, menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD,

menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDes untuk dibahas dan

ditetapkan bersama BPD, membina kehidupan masyarakat Desa, membina perekonomian

Desa, mengkordinasikan pembangunan desa secara partisipatif, mewakili desanya didalam

dan diluar Pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan

pemerintahan desa kepada Bupati, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban

kepada BPD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada

masyarakat

Sekretariat Desa merupakan unsur Staf Pemerintah Desa dipimpin oleh seorang

Sekretaris Desa sebagai perangkat desa yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Desa.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretaris Desa, Kepala Seksi dan Kepala

Dusun bertanggung jawab kepada Kepala Desa sedangkan dalam menjalankan tugas dan

fungsinya Kepala Urusan bertanggung jawab kepada Sekretaris Desa.

         Hubungan kerja internal

Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu hubungan kerja antara kepala desa dengan

perangkat desa, dimana kepala desa memiliki hubungan kerja didalam pengambilan

keputusan, pemberian arahan dan motivasi, sedangkan perangkat desa melaksanakan

keputusan dan memperhatikan arahan dan keteladanan dari kepala desa.

         Hubungan kerja eksternal

Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu hubungan kerja antara kepala desa dengan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dimana kepala desa memiliki hubungan kerja didalam

menetapkan kebijakan bersama BPD dan menetapkan peraturan desa yang telah mendapat

persetujuan BPD.

         Pembagian tugas antara Kepala Desa dengan Perangkat Desa yaitu sebagai berikut :

Page 8: Sistem pemerintahan desa revisi

1.    Kepala desa bertugas dalam pengambilan keputusan, pemberian arahan dan motivasi

serta keteladanan, sedeangkan perangkat Desa melaksanakan keputusan serta

memperhatikan arahan dan keteladanan dari kepala desa.

2.  Hubungan kerja kepala desa dengan perangkat desa akan muncul dalam pelayanan

seperti : pelayanan administrasi, keuangan, kepegawaian dan tata surat menyurat bagi

sekretaris desa.

3.   Hubungan kerja dengan kepala dusun sebagai pembantu kepala desa mengenai unsur

kewilayahan yang terfokus dalam bentuk pengoordinasian tugas-tugas Rukun Tetangga/

Rukun Warga dan tugas perwakilan kepala desa di setiap dusun yang ada.

ORGANISASI

adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan

dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk

melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Ciri-ciri organisasi ialah:

1) terdiri daripada dua orang atau lebih,

2) ada kerjasama,

3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain,

4) ada tujuan yang ingin dicapai.

Menurut para ahli :

Organisasi Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah

desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kepala Desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan bersama BPD.

Kepala Desa menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

Kepala Desa menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa

untuk di bahas dan ditetapkan bersama BPD

kepala desa memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD

HUBUNGAN KERJA KEPALA DESA DENGAN PERANGKAT DESA

* Kepala desa dan Perangkat Desa ialah pemerintah desa.

* Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya.

Page 9: Sistem pemerintahan desa revisi

* Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa bertanggungjawab kepada kepala desa.

* Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa.

* Pengangkatan Perangkat Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

KEWENANGAN DESA DAN WACANA

OTONOMI UNTUK DESA

Pasal 206 UU No.32 tahun 2004 menyatakan bahwa urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan desa mencakup :

a.    Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul Desa

b.    Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/ kota yang diserahkan

pengaturannya kepada desa

c.    Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah

kabupaten/kota

Page 10: Sistem pemerintahan desa revisi

d.   Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per-Uuan diserahkan kepada Desa.

PP No. 72 Tahun 2005 tentang desa, pasal 7 kewenangan desa, urusan pemerintah yang

menjadi kewenangan desa, mencakup :

a.       Urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;

Yang dimaksud dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul desa adalah hak untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul, adat

istiadat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

seperti subak, jogoboyo, jogotiro, sasi, mapalus, kaolotan, kajaroan, dan lain-lain.

Pemerintah daerah mengidentifikasikasi jenis kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan

mengembalikan kewenangan tersebut,yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Kabupaten.

b.     Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang diserahkan

pengaturannya kepada desa.

Pemerintah Kabupaten melakukan identifikasi, pembahasan dan penetapan jenis-jenis

kewenangan yang diserahkan pengaturannya kepada desa, seperti kewenangan di bidang

pertanian, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian dan

perdagangan, perkoperasian, ketanagakerjaan, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan,

sosial, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, perikanan, politik dalam negri

dan administrasi publik, otonomi desa, perimbangan keuangan, tugas pembantuan,

pariwisata, pertanahan, kependudukan, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat,

perencanaan, penerangan/informasi dan komonikasi.

c.    Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Yang wajib disertai dengan dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber

daya manusia, dan berpedoman pada peraturan per UU-an. Desa berhak menolak

melaksanakan tugas pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan

sarana, serta sumber daya manusia.

d.      Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per UU-an diserahkan kepada desa.

Kewenangan delegatif adalah kewenangan yang merupakan pengakuan, jadi otonomi desa

secara pengakuan merupakan otonomi yang mandiri, sedangkan

Kewenangan atributif adalah kewenangan pembarian yang artinya otonomi desa diberikan

kewenangan sesuai dengan kemampuan desa tersebut.