Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

download Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

of 7

Transcript of Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

  • 7/23/2019 Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

    1/7

    ISSN 1979-7450

    JURNAL MEDIAN, Volume II Nomor 2 , Juni 2010

    FLUSHING SYSTEMSEBAGAI SISTEM PEMBERSIHAN PIPA FLUIDISASI

    PADA TEKNOLOGI PEMELIHARAAN ALUR MUARA SUNGAI

    Hendrik Pristianto

    Dosen Fakultas Teknik Universitas Al-Amin Muhammadiyah Sorong

    Abstrak

    Metode fluidisasi sebagai teknik baru pemeliharaan alur muara sungai yang sudah dikaji di

    Indonesia melalui rangkaian penelitian skala laboratorium. Salah satu permasalahan yang

    menyertai penerapan metode fluidisasi adalah penyumbatan pada lubang perforasi dan

    penyumbatan pipa fluidisasi akibat masuknya sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengkaji pengaruh variasi ketinggian sedimen dalam pipa fluidisasi terhadap tekanan dan

    waktu yang dibutuhkan untuk penggelontoran sedimen keluar dari dalam pipa fluidisasi.

    Penelitian ini berdasarkan percobaan model fisik di laboratorium dengan menggunakan

    sampel sedimen berupa 3 sampel pasir pantai dari 3 muara Sungai Jeneberang, muara Sungai

    Panoang dan muara Sungai Bialo. Variasi terdiri dari debit pengurasan, tinggi sedimen

    dalam pipa, tinggi sedimen di luar pipa, dan berat jenis pasir. Hasil penelitian

    memperlihatkan bahwa semakin kecil kecepatan aliran dan semakin tingginya sedimen dalam

    pipa akan menurunkan nilai rerata gradien tekanan pada pipa horizontal, sedangkan pada

    pipa vertikal terjadi peningkatan nilai rerata gradien tekanannya. Sedangkan waktu

    pengurasan akan semakin singkat seiring dengan meningkatnya koefisien kecepatan

    alirannya.

    Kata kunci: pipa fluidisasi, tekanan penggelontoran (flushing).

    PENDAHULUAN1. Latar Belakang

    Pada bidang teknik pantai, metodefluidisasi mulai didorong untukdikembangkan sebagai suatu alternatifpenanganan masalah sedimentasi baik padaalur pelabuhan, saluran navigasi ataupunperawatan muara. Disebutkan bahwaWeisman and Lennon pada tahun 1994melaporkan adanya serangkaian hasilpenelitian fluidisasi secara eksperimentaldan analitis telah dilakukan di Amerika

    Serikat sejak tahun 1977. Rangkaianpenelitian tersebut meliputi desain pipafluidisasi, ukuran dan spasi lubang perforasi,serta debit dan tekanan yang dibutuhkan

    untuk fluidisasi.2. Permasalahan

    Salah satu permasalahan yang menyertaipenerapan metode fluidisasi adalahpenyumbatan pada lubang perforasi dan

    penyumbatan pipa fluidisasi akibatmasuknya sedimen. Dari penelitian

    terdahulu didapat beberapa rekomendasi,yaitu :

    Pentingnya penelitian sistem flushingsebagai perawatan pipa fluidisasi(Darmawan, 2004).

    Perlunya penelitian lanjutan termasuk

    sistem pembersihan pipa, desainsaringan pipa inlet dan proyekpercontohan (Thaha, 2006).

    Perlunya penelitian lanjutan dengan

    meninjau pengaruh variasi-variasilainnya seperti : berat jenis dankonsentasi sedimen serta tekanan yangdiperlukan untuk flushing (Musriati,

    2009).3. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup penelitian ini adalahkajian model fisik di laboratorium untukmeneliti sejauh mana pengaruh variasiketinggian sedimen dalam pipa fluidisasiterhadap waktu pengurasan dan tekananyang dibutuhkan oleh sistem pengurasanuntuk pembersihan pipa fluidisasi .

    4. Tujuan dan SasaranTujuan penelitian ini adalah untuk menelitipengaruh variasi ketinggian sedimen dalam

    pipa terhadap :

  • 7/23/2019 Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

    2/7

    ISSN 1979-7450

    JURNAL MEDIAN, Volume II Nomor 2 , Juni 2010

    a. tekanan yang dibutuhkan untukmembersihkan sedimen pada pipahorisontal dan pipa vertikal.

    b. waktu yang dibutuhkan untukpenggelontoran sedimen keluar daridalam pipa fluidisasi.

    Adapun sasaran dari penelitian ini adalah

    menghasilkan alternatif solusi untukmemecahkan masalah penyumbatan padapipa fluidisasi dan Sebagai pengembanganpenelitian tentang transport sedimen padapipa horisontal , dan pipa vertikal.

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Metode FluidisasiThaha (2006) melakukan penelitian

    mengenai perencanaan teknis metodefluidisasi. Dari penelitian ini diketahui duafaktor penting yang berpengaruh yaitu

    tenaga air (energi head) yang dibutuhkanuntuk mengangkut sedimen dan dimensialur optimal yang dapat dihasilkan(geometric elements).

    Gambar 1. Ilustrasi geometrik alur sebelumdan sesudah fluidisasi (Thaha, 2009)2. Masalah Clogging Pada Pipa FLuidisasi

    Permasalahan penyumbatan pipafluidisasi akibat masuknya sedimen melalauilubang perforasi diteliti oleh Dharmawan(2004), Taufik dan Triyanto . Penelitian ini

    menghasilkan variasi model tipe 3 mampumenghambat sedimen yang masuk ke dalam

    lubang berforasi 60% dari pada tipe lubangWL dan membuat alur lebih dalam.

    Gambar 2 . Empat tipe lubang yang dikaji

    oleh Weisman-Lennon (a), Taufik (b),

    Darmawan (c) dan Triyanto (d) (Thaha,2006)

    3. Sistem Pengurasan Pipa FluidisasiMusriati (2009), membuat 4 model

    sistem pengurasan. Beberapa hal yangmenjadi hasil penelitiannya adalah sistemflushing bisa bekerja secara efektif pada

    konsentrasi maksimal sedimen kurang dari0,5 volume pipa fluidisasi, dan pipafluidisasi dengan lubang perforasi tipe WLlebih mudah dalam memflushing, tapisedimen dari luar juga lebih mudah masuk.

    4. Prinsip Dasar Metode FluidisasiPrinsip dasar metode fluidisasi adalah

    terjadinya keseimbangan antara gaya ke ataszat cair dengan berat butiran sedimen yang

    berada di dalam cairan. (Thaha, 2006).Proses fluidisasi menurut Weisman danLennon dapat dilihat pada gambar 3.

    Gambar 3. Tahapan fluidisasi menurutWeismanLennon (Thaha, 2006)

    5. Masuknya Sedimen Ke Dalam Pipa

    FluidiasiPenyebab utama masuknya sedimen ke

    dalam pipa fluidisasi, adalah karenamasuknya melalui lubang perforasi danmelalui aliran dari pompa fluidisasi.

    Gambar 4. Skema penyebab tersumbatnyalubang perforasi (Thaha, 2006)

  • 7/23/2019 Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

    3/7

    ISSN 1979-7450

    JURNAL MEDIAN, Volume II Nomor 2 , Juni 2010

    6. Teori Transpor Sedimen Dalam PipaMenurut Nayyar (2000), terdapat empat

    regime aliran sedimen dalam pipa yaitu :

    Homogeneous Flow, Heterogeneous Flow,

    Intermediate Regime, Saltation Regime.(deskripsi pada gambar 5, 6, 7)

    (a) (b) (c)Gambar 5. Aliran Sedimen Dalam Pipa, a.

    Homogen, b.Heterogen, c.Saltation (Kuhail,2001)

    Gambar 6. Variasi gradien tekanan terhadaprerata kecepatan aliran pada konsentrasi

    sedimen yang berbeda (Liu, 2003)Pada tahun 1971, Wasp dkk mengajukan

    persamaan untuk mengklasifikasikan aliranslurry:

    dimana CA dan CT = konsentrasi volumesedimen pada titik axis pipa (garis tengah),dan titik atas pipa, Vs=settling velocity; =konstanta von Karman; U*=shear velocity,yang didapat dari :

    Persamaan (1) dan (2) dapat digunakanuntuk mengklasifikasi aliran sedimen dalampipa yaitu Pseudohomogeneous, jika CT/CA>0,8 ; Heterogeneous, jika CT/CACT/CA >0,1

    Regim Aliran HomogenGradien tekanan regim ini dapat dihitungdari :

    Regim Aliran HeterogenGradien tekanan regim ini dapat

    dihitung dari dapat dihitung dari modifikasipersamaan Durand:

    Sebagai pembanding dari persamaan (4),

    maka Nayyar (2000) menyebutkan :

    dimana : i =friction loss untukslurry, ft (m)

    air per ft (m), iw= friction loss untukair, ft(m) air per ft (m) pada kecepatan yang sama,CD = drag coefficient, s= specific gravitydari partikel zat padat.Regim Aliran Intermediate

    Untuk memprediksi gradien kecepatandari regime aliran ini dipakai rumus Fei,yaitu :

    dimana imh adalah gradien headloss dalam

    m/m; Smadalah berat jenis campuran dibagidengan berat jenis zat cair (air); S adalah

    berat jenissedimendibagi dengan berat jeniszat cair; dan Cv adalah konsentrasi volumesedimendalamslurry.

    METODOLOGI DAN HIPOTESIS1. Metode Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan diLaboratorium Hidrolika UniversitasHasanuddin. Metode ini dipandang efektifuntuk mengkaji pengaruh variasi ketinggiansedimen terhadap kebutuhan tekananpengurasan pipa fluidisasi.

    Alat-alat yang digunakan adalah bakair , 2 buah pompa, tabung pitot, manometer,pintu ukur Thompson dan stopwatch. Bahanpenelitian terdiri dari pasir yang diuji

    diambil dari 3 lokasi yaitu Muara SungaiJeneberang-Makassar, Muara SungaiPanoang-Bantaeng, dan Muara SungaiBialo-Bulukumba; pipa PVC 2" dari bahanakrelik dan jaringan pipa suplai danpembuang2. Asumsi DasarKondisi batas dari penelitian ini :a. diameter pipa fluidisasi (D)=0,05 m, D

    lubang perforasi (Df)=3 mm, jaraklubang (a) = 5mm.

    ... (1)

    (2)

    . (3)

    ..(4)

    (5)

    ...(6)

  • 7/23/2019 Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

    4/7

    ISSN 1979-7450

    JURNAL MEDIAN, Volume II Nomor 2 , Juni 2010

    b. ketinggian sedimen di dalam pipafluidisasi (hs) : [hs/D = 0,5; 0,75 dan0,90]

    c. ketinggian sedimen di luar pipafluidisasi (d

    s) : [d

    s/D= 0; 1 dan 2]

    d.

    pipa horisontal (L)=2 m, pipa vertikal(Hp)=1,2 m, sehingga: Df/a=0,06, dan

    Hp/L=0,6.Dalam penelitian ini disusun 3 hipotesisuntuk menjawab tujuan penelitian, yaitu :a. Kebutuhan tekanan untuk mentranspor

    sedimen dalam pipa horizontal

    sepanjang L :

    .... (7)

    b. Kebutuhan tekanan untuk menguras

    sedimen keluar dari pipa flushingsetinggi Hpmeter :

    ... (8)c. Waktu atau durasi (t) yang dibutuhkan

    untuk menguras sedimen keluar daridalam pipa :

    (9)dimana H1=tinggi tekan hulu (meter),H2=tinggi tekan hilir (meter), t=waktupengurasan (dtk), V=kecepatan aliran pipahorizontal (m/dtk), Vw=kecepatan aliran pipa

    vertikal (m/dtk), kecepatan endap sedimen(VD, m/dtk) dan Vs=volume sedimen .

    3. Proses Pengumpulan DataUntuk memudahkan pengelompokan datapenelitian, rancangan simulasi di atas dibagimenjadi model A: di luar pipa fluidisasitidak diisi dengan sedimen, model B: diluar

    pipa fluidisasi diisi dengan sedimen setinggi(ds/D)=1, dan model C: diluar pipa fluidisasidiisi dengan sedimen setinggi (ds/D)=2.

    Gambar 7. Ilustrasi Peralatan Penelitian

    Hasil Kegiatan

    Dari kegiatan di laboratorium didapatkandata-data sebagai berikut :1. Data sedimen dari 3 muara sungai

    tersebut mempunyai jenis yang samayaitu pasir sedang, hanya berat jenisnyayang berbeda.

    2. Data tekanan di hulu (P1), tekanan dihilir (P2), dan Waktu Pengurasan (t)

    PEMBAHASAN

    1. Klasifikasi Regim Aliran Sedimen dari

    penelitian ini seperti tersaji pada gambar8, 9, dan 10.

    Gambar 8. Klasifikasi Regim Aliran Model A

    Gambar 9. Klasifikasi Regim Aliran Model B

  • 7/23/2019 Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

    5/7

    ISSN 1979-7450

    JURNAL MEDIAN, Volume II Nomor 2 , Juni 2010

    Gambar 10. Klasifikasi Regim Aliran Model C

    2.

    Pengaruh Ketinggian Sedimen dalamPipa Terhadap :

    a. Kebutuhan Tekanan Penggelontoran

    Pada Pipa Horisontal

    Untuk membahas kebutuhan tekananini dipakai persamaan (7). Hasil analisadapat dilihat pada gambar 11, 12 dan 13 dibawah ini.

    Gambar 11. Hubungan CvHterhadap iHpadaModel A untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    Gambar 12. Hubungan CvH

    terhadap iHpada

    Model B untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    Gambar 13. Hubungan CvHterhadap iHpada

    Model C untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    b.

    Kebutuhan Tekanan PenggelontoranPada Pipa Vertikal

    Untuk membahas ini dipakai persamaan

    (8),. Hasil analisa dapat dilihat pada gambar14, 15 dan 16 di bawah ini.

    Gambar 14. Hubungan CvVterhadap iVpadaModel A untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    Gambar 15. Hubungan CvVterhadap iVpadaModel B untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

  • 7/23/2019 Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

    6/7

    ISSN 1979-7450

    JURNAL MEDIAN, Volume II Nomor 2 , Juni 2010

    Gambar 16. Hubungan CvVterhadap iVpadaModel C untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    c. Waktu Pengurasan

    Waktu pengurasan (t) merupakanfungsi dari volume sedimen dalam pipa(Vs), Vw , dan VD. Atau seperti tertulis

    dalam persamaan (9). Hasil analisa dapatdilihat pada gambar 17, 18 dan 19 di bawahini.

    Gambar 17. Hubungan CvV terhadap t padaModel A untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    Gambar 18. Hubungan CvV terhadap t padaModel B untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    Gambar 19. Hubungan CvV terhadap t padaModel C untuk Df/a = 0,06 dan Hp/L =0,6

    PENUTUP1. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian ini dapat dihasilkan

    beberapa kesimpulan yaitu pengaruhketinggian sedimen dalam pipa terhadap :a. kebutuhan tekanan untuk membersihkan

    sedimen adalah semakin kecil kecepatanaliran dan semakin tingginya sedimen

    dalam pipa menurunkan nilai reratagradien tekanan pada pipa horisontal,

    sedangkan pada pipa vertikal terjadipeningkatan nilai rerata gradien

    tekanannya.b. terhadap waktu pengurasan sedimen

    dalam pipa fluidisasi adalah bahwadurasi pengurasan akan semakin singkatapabila koefisien kecepatan flushingnyameningkat. dalam pipa.

    2. Saran

    Beberapa hal yang kami sarankan adalah :1. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan

    dengan meninjau variasi ketinggian pipaflushing, jarak lubang perforasi,diameter lubang, dan panjang pipa

    fluidisasinya.2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan

    dengan menggunakan pasir halus dankasar .

  • 7/23/2019 Sistem Pembersihan Pipa Fluidisasi Untuk

    7/7

    ISSN 1979-7450

    JURNAL MEDIAN, Volume II Nomor 2 , Juni 2010

    DAFTAR PUSTAKA

    Chen, R.C. 1994. Analysis of HomogeneousSlurry Pipe Flow. Journal of MarineScience and Technology. Departementof Mechanical and Marine Engineering,National Taiwan Ocean University,

    Taiwan, Republic of China. (Online,http://www.jmst.org.tw/marine/2/37-45.pdf , diakses 07 Agustus 2010)

    Darmawan, SB. 2004.Pengaruh PerubahanModel Lubang Perforasi Tipe Outlet

    Untuk Meminimalisasi Sedimen MasukPada Pipa Fluidisasi. Universitas

    Gadjah Mada, Yogyakarta.Herbich, J.B. 2000,. Handbook of Dredging

    Engineering (Second Edition). McGraw-Hill. New York, United State ofAmerica. (online,

    http://www.books.google.co.id, diakses10 Maret 2010)

    Kuhail, Z. 2001. A Optimum Method forDredging System. An-Najah Univ, J.Res. Vol.15.

    (Online,http://www.najah.edu/researches/ 233.pdf,diakses 17 Januari 2010)

    Liu, H. 2003. Pipeline Engineering. LewisPublisher. Florida, United State of

    America. (online,http://www.books.google.co.id , diakses10 Maret 2010)

    Musriati,N. 2009. Flushing Pipa Fluidisasi.Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Nayyar, M.L. 2000. Piping Handbook(Seventh Edition). McGraw-Hill. NewYork, United State of America.

    Stephenson, D. 1976,. Pipeline Design forWater Engineer. Advisory Editor V.T.Chow. Development In Water Science 6.Elsevier Scientific Publishing Company.

    New York, United State of America.(online,http://www.books.google.co.id ,diakses 14 Juli 2010)

    Thaha, M.A. 2006. Sistem Fludisasi UntukRekayasa Pemeliharaan Alur.

    Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.Thaha, M.A. 2009.Laporan Akhir Program

    Hibah Kompetitif Penelitian UnggulanStrategis Nasional. Lembaga PenelitianUniversitas Hasanuddin, Makassar.

    http://www.jmst.org.tw/marine/2/37-45.pdfhttp://www.jmst.org.tw/marine/2/37-45.pdfhttp://www.jmst.org.tw/marine/2/37-45.pdfhttp://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.najah.edu/researches/%20233.pdfhttp://www.najah.edu/researches/%20233.pdfhttp://www.najah.edu/researches/%20233.pdfhttp://www.najah.edu/researches/%20233.pdfhttp://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.books.google.co.id/http://www.najah.edu/researches/%20233.pdfhttp://www.najah.edu/researches/%20233.pdfhttp://www.books.google.co.id/http://www.jmst.org.tw/marine/2/37-45.pdfhttp://www.jmst.org.tw/marine/2/37-45.pdf