SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA...

112
SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KAMYABI HOMESCHOOL TANGERANG (Analisis Perbandingan Pembelajaran PAI di Homeschooling dengan Sekolah Formal) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) OLEH DRIFAL NIM. 1110011000030 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA...

Page 1: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA KAMYABI HOMESCHOOL TANGERANG

(Analisis Perbandingan Pembelajaran PAI di Homeschooling dengan

Sekolah Formal)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)

OLEH

DRIFAL

NIM. 1110011000030

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

Page 2: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.
Page 3: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.
Page 4: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.
Page 5: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

i

ABSTRAKSI

Skripsi dengan judul “Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

Kamyabi Homeschool Tangerang. (Analisis Perbandingan Pembelajaran PAI

di Homeschooling dan Sekolah Formal)”, ditulis oleh Drifal (1110011000030)

di bawah bimbingan Dr. Dimyati, M.Ag.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

dan bertanggung jawab.

Untuk merealisasikan tujuan pendidikan diatas, bidang studi Pendidikan

Agama Islam memiliki andil yang sangat besar disamping bidang studi lainnya

yang ada disekolah formal saat ini. Namun dalam pelaksanaan, khusus pengajaran

Pendidikan Agama Islam jauh dari harapan dengan segala kekurangan yang

semakin banyak, mulai dari alokasi waktu, pengawasan hingga proses

pembelajarannya.

Munculnya homeschooling sebagai salah satu model pendidikan dijadikan

alternatif oleh banyak keluarga untuk ikut andil dalam pendidikan dan membentuk

kepribadian anak. Meningat bahwa belajar merupakan sebuah proses, oleh sebab

itu peneliti ingin mengetahui bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di keluarga yang mengadakan homeschooling.

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif komparatif (perbandingan) antara homeschooling dengan sekolah

formal. Penulis melakukan wawancara pada pihak terkait yaitu pimpinan

Kamyabi Homeschool dan keluarga pelaksana homeschooling. Penulis juga ikut

mengamati (observasi) proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh keluarga pelaksana

homeschooling jauh lebih baik dari sekolah formal. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran disusun dengan baik dan benar – benar terwujud pembelajaran yang

aktif serta menyenangkan bagi anak. Selain itu anak merasa dilibatkan dalam

menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai. Pembelajaran

yang aktif, menyenangkan dan penuh tantangan yang dirasakan siswa, dapat

meningkatkan minat dan prestasi mereka dalam pendidikan.

Kata kunci: Homeschooling, Kamyabi, Proses

Page 6: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ’Alamiin. Puji dan syukur kepada Allah SWT yang

senantiasa memberikan nikmat dan karunia yang berlimpah kepada penulis.

Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW

berserta keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis memiliki kemampuan

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Sistem Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Pada Kamyabi Homeschooling Tangerang. (Analisis Perbandingan

Pembelajaran PAI di Homeschooling dengan Sekolah Formal)” dalam rangka

menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama

Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bimbingan,

arahan, dorongan, semangat dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak yang

tidak ternilai harganya. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D

beserta staff

2. Ketua dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. H. Abd. Majid

Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA., beserta staff serta seluruh

dosen yang ikut mendukung dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr. Dimyati, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar

membimbing, memberi arahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Siti Khadijah, MA dan Drs. H. A. Basuni, M.Ag selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam memperbaiki

kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, Misril dan Hj. Sastri Endriani yang selalu

memberikan do’a, semangat, dan kasih sayang kepada penulis serta kakak

dan adik penulis, Grika Umbara, Amd. dan Sendy Sarmila.

Page 7: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

iii

6. Keluarga besar Cinta Rasul Family, Kak Haddad Alwi, Kak Haydar Ali

Yahya, dan Sulis; To’at Management, Mas Opick dan Mba Dian; SitiZoner’s

Indonesia; Yayasan Amal Wanita Tangerang Selatan, serta Brilliant

Children’s Street yang sudi menerima penulis sebagai keluarga baru.

7. Keluarga Remaja Islam Masjid Nurus Sakinah, Fauzi Raimon, Iqbal, Roven

Junaidi, Reza Hadisaputra, Kak Anis dan The Twin Brother Fadhli Iwanda

dan Brilliant Dzikri yang telah membantu dengan caranya masing – masing.

8. H. Abdul Halim Said selaku pendiri Kamyabi Homeschool yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di lembaga yang beliau

pimpin dan Siti Chairunnisa selaku orang tua pelaksana Homeschooling yang

menerima dan mendukung penulis untuk melakukan penelitian dirumahnya.

9. Fiqih Fadillah yang dengan sabar mengantar dan menemani penulis selama

melakukan penelitian di Kamyabi Homeschool Tangerang.

10. Seluruh teman - teman PAI angkatan 2010, terutama Nur Kholis Makki,

Sabilil Muttaqin, Aqilatul Munawaroh, Tejo Prasetyo, M. Teguh Nugroho,

Abdul Rahman, Nur Annisa, Amalia, Nur Fathimah, dan teman – teman yang

tidak bisa penulis sebutkan semuanya disini.

11. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dan mensupport hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 20 Oktober 2014

Penulis

Page 8: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6

C. Batasan Masalah ................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........... 8

2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............ 10

3. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............. 11

4. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam .................................................................. 14

5. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........... 17

B. Homeschooling

1. Pengertian Homeschooling ............................................ 20

2. Sejarah Homeschooling di Indonesia ............................. 22

3. Legalitas Homeschooling ............................................... 23

4. Tujuan Homeschooling .................................................. 25

5. Jenis Homeschooling ...................................................... 26

Page 9: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

v

C. Kerangka Berfikir ................................................................. 27

D. Penelitian yang Relevan ....................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 30

B. Metode Penelitian ....................................................................... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 31

D. Teknik Analisis Data .................................................................. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya Kamyabi Homeschool .............. 35

2. Profil Lembaga Kamyabi Homeschool ................................ 39

3. Visi dan Misi Kamyabi Homeschool ................................... 40

4. Guru dan Karyawan di Kamyabi Homeschool ................... 41

5. Siswa Secara Umum di Kamyabi Homeschool ................... 41

6. Sarana dan Prasarana di Kamyabi Homeschool ................... 43

B. Deskripsi Data

1. Perencanaan Pengajaran ....................................................... 43

2. Tujuan Pembelajaran ............................................................ 48

3. Kegiatan Pembelajaran ......................................................... 51

4. Sumber Belajar ..................................................................... 54

5. Materi Belajar ....................................................................... 55

6. Metode Pembelajaran ........................................................... 56

7. Media Pembelajaran ............................................................. 57

8. Evaluasi Pembelajaran ......................................................... 58

9. Tindak lanjut ........................................................................ 58

C. Interpretasi Data

1. Perencanaan Pengajaran ....................................................... 59

2. Tujuan Pembelajaran ............................................................ 65

3. Kegiatan Pembelajaran ......................................................... 66

Page 10: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

vi

4. Sumber Belajar ..................................................................... 69

5. Materi Belajar ....................................................................... 70

6. Metode Pembelajaran ........................................................... 71

7. Media Pembelajaran ............................................................. 73

8. Evaluasi Pembelajaran ......................................................... 73

9. Tindak Lanjut ....................................................................... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 79

B. Saran ........................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 81

LAMPIRAN

Page 11: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Pendidikan menjadi bagian penting ketika dipahami secara luas sebagai

sebuah proses belajar yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat.

Proses tersebut terjadi alami, baik secara langsung maupun tidak langsung

melalui pengalaman hidup sehari-hari. Bagi manusia, semua itu dilakukan

untuk menyiapkan diri agar menjadi utuh, sehingga dapat menunaikan tugas

hidupnya dengan baik dan wajar. Utuh dalam pengertian bahwa melalui

pendidikan, manusia dapat menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya

untuk dapat terus bertahan hidup.2

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas untuk mencapai cita-cita

yang diharapkan serta mampu beradaptasi dengan cepat dan tepat dalam

berbagai lingkungan dan perkembangan zaman. Pada dasarnya pendidikan

memotivasi seseorang untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupannya.

Pendidikan menurut Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 Bab II

pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

1 Hasbullah, Dasar – Dasar Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), hal.

4. 2 Muhammad Mulyadi, Homeschooling Sebagai Pendidikan Alternatif,

http://www.google.com/artikel/homeschooling: sebagai pendidikan alternatif. (Ditulis pada 12

Januari, 2005. Diakses pada tanggal 25 Juni 2013, pukul 19.00 WIB).

Page 12: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

2

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.3

Untuk mencapai tujuan tersebut, masyarakat umum menganggap

sekolah formal merupakan satu–satunya sistem pendidikan yang digunakan

untuk mencapai tujuan pendidikan. Sekolah formal yang diselenggarakan

pemerintah telah banyak mengalami perubahan guna meningkatkan mutu

untuk mencapai tujuan yang ada, mulai dari perubahan kurikulum, hingga

peningkatan sumber daya manusia. Akan tetapi, hal tersebut lambat laun

membuat peserta didik merasa bosan, jenuh bahkan terbebani dengan sistem

pedidikan yang ada. Hal ini salah satunya disebabkan oleh sifat sekolah yang

menyama-ratakan kemampuan peserta didik dalam setiap pembelajaran.

Semakin hari, sekolah formal tidak lagi mampu mewujudkan

pendidikan yang sesuai dengan harapan orang tua dan bakat serta minat yang

dimiliki anaknya. Seringkali sekolah formal berorientasi pada nilai rapor

(kepentingan sekolah), bukannya mengedepankan keterampilan hidup dan

bersosial serta penanaman nilai–nilai iman dan moral. Patokan nilai sebagai

suatu keberhasilan membuat banyak murid mengejar nilai rapor dengan

mencontek atau membeli ijazah palsu. Selain itu, perhatian secara personal

pada anak, kurang diperhatikan.4

Banyak temuan dilapangan dimana sekolah formal tidak mampu

menghadapi permasalahan yang dialami oleh peserta didiknya secara

personal. Banyaknya jumlah peserta didik mengakibatkan kontrol sekolah

menjadi tidak maksimal. Maraknya bullying, tawuran antar pelajar bahkan

antar sekolah, pemakaian obat–obat terlarang dan kasus asusila dalam

lingkungan sekolah semakin menambah buruk citra pendidikan dan rusaknya

karakter peserta didik. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi orang tua

terhadap tumbuh-kembangnya anak.

3 Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas), (Bandung: Citra Umbara, 2003), hal. 6 4 Muhammad Mulyadi, Homeschooling Sebagai Pendidikan Alternatif,

http://www.google.com/artikel/homeschooling: sebagai pendidikan alternatif. (Ditulis pada 12

Januari, 2005. Diakses pada tanggal 25 Juni 2013, pukul 19.00 WIB).

Page 13: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

3

Adalah hal yang wajar apabila setiap orang tua menghendaki anak-

anaknya mendapat pendidikan bermutu tanpa menghalangi bakat dan minat,

nilai-nilai iman dan moral yang tertanam baik, dan suasana belajar yang

menyenangkan. Banyaknya keluhan tentang kondisi sekolah formal yang jauh

dari harapan orang tua memunculkan isu yang relatif baru bagi alternatif

pendidikan anak yang selama ini kita kenal, yaitu sekolah-rumah

(homeschooling).5

Secara umum, pengertian homeschooling adalah model pendidikan

dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas

pendidikan anak-anaknya dan mendidik anak-anaknya dengan menggunakan

rumah sebagai basis pendidikannya.6

Hal ini seiring dengan pandangan Islam bahwa lingkungan pendidikan

pertama dan utama bagi seorang anak adalah keluarga. Sebagian besar

interaksi orang tua terhadap anak memiliki implikasi masa depan karena

keluarga adalah tempat masing–masing dari kita untuk belajar bagaimana

berhubungan dengan orang lain.7

Allah SWT berfirman:

...

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka...” (QS. At-Tahrim Ayat 6).

Kemunculan homeschooling merupakan bentuk kritik terhadap realita-

realita negatif terutama ketidak-efektifan sebagian besar proses belajar di

sekolah formal serta merupakan alternatif proses pendidikan yang

memberikan peluang seluas–luasnya kepada peserta didik untuk

mengembangkan diri, mengingat adanya demokratisasi dalam

penyelenggaraan pendidikan, harus mendorong pemberdayaan masyarakat

5 Pormadi Simbolon, Homeschooling: Sebuah Pendidikan Alternatif.

http://www.google.com/artikel/homeschooling: sebuah pendidikan alternatif. Ditulis pada 12

Nopember, 2007. Diakses 25 Juni 2013. hal. 1). 6 Sumardiono. Homeschooling. (Jakarta : PT Elex Media Komputindo.2007), hal. 57

7 Robert. A. Baron dan Donn Byrne. Psikologi Sosial. (Jakarta: Erlangga, 2005), hal. 6

Page 14: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

4

dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang meliputi

peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dan

organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan pengendalian mutu

pelayanan pendidikan (UU Sisdiknas No 20 thn 2003, pasal 54 ayat 1).

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,

masyarakat, dan keluarga.8

Walaupun pendidikan di dalam rumah sebagai pendidikan informal

merupakan kewenangan penuh keluarga atau orang tua dalam rangka

menjamin terpenuhinya hak pendidikan dan perkembangan anak, orang tua

yang akan menyelenggarakan sekolah-rumah diwajibkan melaporkan kepada

pemerintah. Penyelenggara sekolah-rumah tetap perlu mendaftarkan

komunitas belajar pada bidang yang menangani pendidikan kesetaraan, yaitu

dinas pendidikan kabupaten/kota setempat.9

Dalam pelaksanaan pendidikan, Pendidikan Agama Islam memiliki

tanggung jawab besar untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Agama merupakan hal yang utama dalam pembentukan pondasi,

karakter serta sikap keberagamaan peserta didik agar mengerti dan

memahami antara yang hak dan bathil.

Beberapa pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa prioritas

pengajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah formal menempati posisi

atau urutan kedua setelah bidang studi umum. Penempatan pada urutan kedua

ini menandakan kurangnya Pendidikan Agama Islam mendapat perhatian

khusus dan serius dari penyelenggara pendidikan. Terbatasnya alokasi waktu

yang ada menjadi sebab seorang pendidik kurang maksimal dalam

menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam. Di sisi lain, minat siswa

terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mulai berkurang dan

tergantikan dengan mata pelajaran berbasis teknologi dan informasi.10

8 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-

Undang Sisdiknas, (Jakarta : Departemen Agama RI, 2003), hal. 4. 9 Arief Rachman, Homeschooling : Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku, (Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara, 2007), hal. 7. 10

MGMP PAI. http://paismpn1lembang.blogspot.com (diakses pada tanggal 14 Februari

2014, pukul 08.00 WIB).

Page 15: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

5

Sampai saat sekarang ini, yang menjadi masalah serius adalah metode

dan cara pengajaran guru sekolah yang masih belum mampu meningkatkan

minat belajar siswa apalagi membuat pembelajaran Pendidikan Agama Islam

menjadi menarik dan menyenangkan. Masih banyak guru yang menggunakan

metode ceramah dan menghafal sehingga minat dan motivasi peserta didik

berkurang dan pembelajaran menjadi membosankan bagi anak karena mereka

tidak merasa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran.11

Adanya kurikulum 2013 yang menuntut aspek khusus pada penilaian

dan perubahan sikap peserta didik dalam setiap bidang studi tidak merubah

posisi Pendidikan Agama Islam dalam prioritas pengajaran. Tetap saja tidak

semua guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mengintegrasikan nilai

Pendidikan Agama Islam dengan bidang studi yang di ajarkan. Hal ini tentu

tidak akan merubah karakter dan sikap peserta didik menjadi lebih baik lagi.

Permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan formal diatas,

khususnya untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam, dapat diselesaikan

dengan adanya usaha seorang pendidik dalam memahami potensi dan

kecerdasan peserta didik yang beragam, salah satunya dengan mewujudkan

alternatif pendidikan yang disebut homeschooling. Dalam pendidikan ini,

anak merasa bebas dan berhak menentukan pembelajaran yang

menyenangkan baginya. Mulai dari pemilihan lokasi belajar, waktu (alokasi)

belajar, metode hingga proses belajar mengajar, termasuk memilih guru yang

ia senangi untuk setiap mata pelajaran, terutama pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam. Bila homeschooling dilaksanakan dengan serius,

maka kurikulum 2013 dan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.12

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

meneliti dan mengkaji tentang “Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Pada Kamyabi Homeschool Tangerang (Analisis Perbandingan

Pembelajaran PAI di Homeschooling dengan Sekolah Formal).”

11

MGMP PAI. http://paismpn1lembang.blogspot.com (diakses pada tanggal 14 Februari

2014, pukul 08.40 WIB) 12

Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim Said selaku Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014.

Page 16: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

6

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, muncul beberapa permasalahan

yang dapat diidentifikasi, diantaranya :

1. Pendidikan formal saat ini tidak lagi mampu memberikan kepuasan

terhadap hasil yang diterima orang tua, terutama perubahan sikap menuju

yang lebih baik lagi.

2. Kurang berkembangnya bakat dan minat siswa akibat sistem sekolah

formal yang membebani mereka.

3. Kurang diprioritaskannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam

berakibat pada tidak tercapainya tujuan kurikulum 2013 yang menuntut

adanya perubahan sikap yang baik pada setiap peserta didik.

4. Sarana dan prasarana serta alokasi waktu yang tersedia pada sekolah

formal kurang mendukung pengaplikasian Pendidikan Agama Islam pada

peserta didik.

5. Keterbatasan sekolah formal dalam mewujudkan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam yang aktif dan menyenangkan.

6. Berbedanya sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

Homeschooling dengan sekolah formal.

C. Pembatasan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah yang ada, maka agar penelitian ini

tidak terlalu meluas, maka dibatasi pada perbedaan sistem pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di homeschooling dengan sekolah formal.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas, maka masalah penelitian ini dapat

dirumuskan: Bagaimana Perbedaan Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di Homeschooling dengan Sekolah Formal?

Page 17: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di Homeschooling dan di sekolah formal.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Homeschoolong dan di sekolah formal.

F. Manfaat Penelitian

Adapun setelah penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat di

antaranya:

1. Melengkapi dan memperluas teori yang sudah diperoleh melalui penelitian

lain sebelumnya.

2. Menyajikan wawasan khusus tentang sistem pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dalam praktek homeschooling

3. Memberikan gambaran pada masyarakat terutama tamatan fakultas

tarbiyah, jurusan Pendidikan Agama Islam bahwa homeschooling

bukanlah sesuatu yang sulit untuk diadakan mengingat proses dan

pelaksanaannya yang mudah dan menyenangkan.

4. Memberikan sumbangsih karya ilmiah yang bermanfaat untuk

dipersembahkan pada masyarakat umumnya dan bagi pribadi penulis

khususnya.

Page 18: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan anak didik. Dalam

definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada

kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau strategi

yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang di inginkan dalam

kondisi tertentu.1

Gagne mengemukakan bahwa pembelajaran terdiri dari tiga

komponen yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam

acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal

(pribadi) dan kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan

informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap

dan siasat kognitif.2

Dengan demikian, ciri – ciri yang menunjukkan bahwa seseorang

melakukan pembelajaran dapat ditandai dengan adanya:

a. Perubahan tingkah laku yang aktual dan potensial. Aktual berarti

perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dan

dapat dilihat. Perubahan potensial berarti perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar yang tidak dapat dilihat perubahannya secara

nyata. Perubahan hanya dapat dirasakan oleh yang belajar saja, seperti

keyakinan, kemampuan analisis dan sebagainya.

b. Kemampuan dan perbaikan serta peningkatan belajar sifatnya relatif

menetap dan tidak segera lenyap.

c. Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang

belajar dengan pengalaman (memperhatikan, mengamati, memikirkan,

1 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003),

hal. 82. 2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), hal. 231.

Page 19: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

9

merasakan, menghayati, dan sebagainya) atau dengan latihan (melatih

dan menirukan.3

Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa atau pendidik untuk

membantu, membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah

kedewasaan.4 Pendidikan dalam istilah arab disebut juga dengan ta’lim.

Kata ta’lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan proses yang terus

menerus diusahakan manusia sejak lahir, sehingga mencapai suatu

kognisi dan pada segi lain tidak mengabaikan aspek afeksi dan

psikomotorik. Abdul Fatah juga mendasarkan pandangan tersebut pada

argumentasi bahwa Rasulallah diutus sebagai pendidik. Hal ini tersirat

dalam Surat Al-Baqarah ayat 151, yaitu:5

“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami

kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang

membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan

mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan

kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”

Secara sederhana, agama bisa diartikan sebagai ajaran – ajaran yang

mengandung tuntunan dan Islam adalah ketentuan – ketentuan Allah

berupa takdir dan sunnah-Nya untuk semua makhluk yang berakal agar

terpelihara dan senantiasa terpelihara dalam keadaan selamat sentosa.

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama

Republik Indonesia, merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam

(PAI) yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan

3 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal. 56.

4 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal. 10.

5 Abdul Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,

2002), hal. 1.

Page 20: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

10

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.6

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam

adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami agama Islam seluruhnya serta menghayati

tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam

sebagai pandangan hidup.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan agama ialah mendidik

anak – anak, pemuda – pemudi dan orang dewasa, supaya menjadi

seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal salih dan berakhlak mulia,

sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup

hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada

bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat manusia.7

Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama

berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam

dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan

dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan

kejayaan dunia dan akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama

yang intensif dan efektif.8

Ibnu Khaldun merumuskan tujuan pendidikan agama Islam sesuai

dengan firman Allah Surat Al-Qashash ayat 77:9

6 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 10

7 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung,

1992), hal. 13 8 Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,

1995), hal. 172 9 Abdul Mujib dan Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosopis dan

Kerangka Dasar Operasionalusasi, (Bandung; Tri Genda Karya, 1993), hal. 161.

Page 21: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

11

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Dari ayat diatas Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan

pendidikan agama Islam terbagi atas dua macam, yaitu:

a. Tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu mendorong seorang hamba

agar melakukan kewajiban kepada Allah.

b. Tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu membentuk manusia yang

mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan

bermanfaat bagi orang lain.

3. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Materi ajar dalam hal ini memuat fakta, konsep dan prosedur yang

relevan dan ditulis dalam bentuk butir – butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi.

Materi Pendidikan Agama Islam mencakup lima unsur pokok, yaitu:

a. Al-Qur’an dan Hadits

Al-Qur’an dan hadits merupakan sumber utama dalam memahami dan

menjalankan Agama Islam dengan benar. Dari sinilah keimanan,

akhlak, fiqh (syari’at) dan sejarah Islam menjadi rujukan. Tujuan

pembelajaran ini secara khusus diantaranya:

1) Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an dan

hadits nabi.

Page 22: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

12

2) Membekali peserta didik dengan dalil – dalil yang terdapat dalam

Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan

menghadapi kehidupan.

3) Meningkatkan kekhusyukan peserta didik dalam beribadah dengan

menerapkan hukum bacaan (tajwid) serta isi kandungan dari ayat

atau hadits yang mereka baca.

b. Keimanan (aqidah)

Keimanan yang berarti keyakinan adalah pondasi utama dalam

menjalankan ajaran agama Islam dengan baik, mengenal siapa Allah,

malaikat, kitab, nabi dan rasul, hari kiamat serta ketetapan Allah.

Tujuan umum dari pembelajaran ini adalah menumbuh-kembangkan

aqidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan

pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan serta

pengamalan peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi

manusia yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada

Allah SWT.

c. Akhlak

Akhlak merupakan nilai mutlak yang harus dimiliki untuk

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlak kepada Allah,

akhlak pada diri sendiri, akhlak kepada sesama dan sebagainya.

Tujuan umum dari materi ini adalah mewujudkan manusia Indonesia

yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam

kehidupan sehari – hari, baik dalam kehidupan individu maupun

sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai – nilai aqidah Islam.

d. Fiqh (syari’at)

Fiqh merupakan ilmu khusus yang menerangkan hukum – hukum

syari’at yang diambil dari Al-Qur’an, hadits nabi dan sumber hukum

shahih lainnya. Hukum itu berbentuk amaliyah yang wajib di amalkan

oleh setiap mukallaf. Materi ini membekali peserta didik agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok – pokok hukum Islam dalam

mengatur dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan

Page 23: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

13

Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia

dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

e. Tarikh (sejarah Islam)

Sejarah Islam merupakan cabang ilmu yang khusus untuk memahami

sejarah munculnya agama Islam itu sendiri, dan juga risalah para nabi

dan rasul, para sahabat serta alim ulama dalam menyebarkan Agama

Islam. Tujuan dari materi ini secara umum adalah:

1) Membangun kesadaran peseta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran, nilai – nilai dan norma – norma

Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah dalam rangka

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu

dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,

masa kini dan masa depan

3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah

secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah

4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di

masa lampau.

5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil

ibrah dari peristiwa – peristiwa bersejarah (Islam), meneladani

tokoh – tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena

sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni dan sebagainya untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.10

10

Siti Khadijah, Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam.

http://sitikhadijahibrahim.blogspot.com/2013/08/tujuan-dan-ruang-lingkup-pendidikan_12.html.

(Diakses pada tanggal 8 Januari 2014, pukul 18.15 WIB)

Page 24: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

14

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI

Secara global, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat dikelompokkan menjadi:

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri yang

meliputi dua aspek, yaitu:11

1) Aspek fisiologis (jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang

lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga

materi yang dipelajari kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ –

organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan

penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan

di kelas.

2) Aspek psikologis

Aspek psikologis dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan pembelajaran siswa. Aspek ini dibagi pula atas:12

a) Inteligensi siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Inteligensi bukan

persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ –

organ tubuh lainnya.

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response

tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,

11

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet

ke-14, hal. 132-133 12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet

ke-14, hal. 133 - 136.

Page 25: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

15

barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Sikap siswa yang positif berupa antusias dan semangat

merupakan pertanda awal yang baik dalam proses belajar

siswa. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap

negatif siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu

menunjukkan sikap positif terhadap diri sendiri dan mata

pelajaran yang akan diajarkannya.

c) Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi

untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai

dengan kapasitas masing – masing. Bakat juga dapat diartikan

sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu

tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar

bidang studi tertentu. Dalam hal ini, orang tua tidak boleh

memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anak pada

jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu

bakat yang dimiliki anaknya itu.

d) Minat siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat juga dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang – bidang studi

tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogianya berusaha

membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan

yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara

membangun sikap positif pada siswa.

e) Motivasi siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme, baik manusia

maupun hewan yang mendorongnya melakukan sesuatu.

Page 26: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

16

Motivasi juga berarti memasok daya (energizer) untuk

bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dimana hal dan keadaan

yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mendorongnya

melakukan tindakan belajar. Selanjutnya adalah motivasi

ekstrinsik dimana hal dan keadaan yang datang dari luar

individu seperti pujian, peraturan, suri tauladan dari

lingkungan sekitar.

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.13

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan

teman – teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah

masyarakat dan tetangga juga teman sepermainannya. Namun

lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat

yang muncul dari orang tua dan keluarga akan memberi dampak

pada anak itu sendiri.

2) Lingkungan Non-Sosial

Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

siswa dan letaknya, alat – alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

belajar yang digunakan siswa. Faktor – faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

13

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet

ke-14, hal. 137-138.

Page 27: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

17

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

yang digunakan guru dan siswa dalam menunjang efektivitas dan

efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini

berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian

rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar

tertentu.14

5. Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Strategi Pembelajaran

Menurut Sanjaya, dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995)

menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat

tersebut, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi

pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran

yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil

belajar pada siswa.15

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-

hal berikut:

1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana

yang diharapkan.

2) Memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat.

14

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet

ke-14, hal. 139. 15

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal. 126.

Page 28: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

18

3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknikbelajar

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan

mengajarnya.

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan

pedoman oleh guru dalam melakuan evaluasi hasil kegiatan hasil

kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan

balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan

secara keseluruhan.16

b. Metode Pembelajaran

Dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran Pendidikan

Agama Islam membutuhkan metode untuk dapat direalisasikan.

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun macam – macam

metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam adalah:

1) Metode Ceramah

Metode ceramah ialah sebuah metode mengajar dengan

menyampiakan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

Metode ini hanya cocok digunakan untuk menyampaikan

informasi, kalau bahan itu cukup diingat sebentar, untuk memberi

pengantar dan untuk menyampiakn materi yang berkenaan dengan

pengertian-pengertian atau konsep-konsep.

2) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,

16

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 2006), cet.

Ke-IV, hal. 222.

Page 29: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

19

tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan

untuk merangsang untuk berpikir dan membimbing peserta didik

dalam mencapai kebenaran.

3) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan

pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan – pertanyaan

problematis atau pemunculan ide – ide dan pengujuan ide – ide

yang dilakukan beberapa orang dalam kelompok. Tujuan

penggunaan metode diskusi ialah untuk memotivasi dan memberi

stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam.

4) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,

baik secara langsung maupun dengan penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahsan yang sedang

disajikan. Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses

pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan

memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya

sesuatu.

5) Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah metode dalam proses belajar mengajar

siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu

atau objek yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi

untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat

langsung atau kenyataan.

6) Metode Pemahaman dan Penalaran

Metode ini adalah metode mendidik dengan membimbing anak

didik untuk dapat memahami problema yang dihadapi dengan

menemukan jalan keluar yang benar dari berbagai macam

kesulitan dengan melatih anak didik menggunakan pikirannya

dalam mendata dan menginventarisasi masalah, dengan cara

Page 30: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

20

memilah dan memilah, membuang mana yang salah, meluruskan

yang bengkok, dan mengambil yang benar.

7) Metode Praktek

Dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi

pendidikan baik menggunakan alat atau benda, seperti

diperagakan, dengan harapan anak didik menjadi jelas dan mudah

sekaligus dapat mempraktekkan materi yang dimaksud.

8) Metode Penugasan

Metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah,

tapi jauh lebih luas. Tugas dilaksanakan dirumah, di sekolah, di

perpustakaan, dan tempat lainnya. Metode penugasan untuk

merangsang anak aktif belajar baik secara individual atau

kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat dikerjakan secara

individual maupun secara komunal (kelompok).

9) Metode Eksperimen

Metode eksperimen yaitu cara penyajian bahan pelajaran dimana

peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami untuk

membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang

dipelajari.17

B. Homeschooling

1. Pengertian Homeschooling

Homeschooling merupakan jalur pendidikan informal yang

keberadaannya telah diakui oleh pemerintah. Homeschooling merupakan

sekolah berbasis rumah yang menempatkan siswa sebagai subjek

pendidikan.

Homeschooling berasal dari bahasa Inggris yang berarti sekolah-

rumah. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan

17

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 2006), cet.

Ke-IV, hal. 201.

Page 31: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

21

dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas

pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis

pendidikannya.18

Homeschooling (sekolah-rumah) menurut Direktur Pendidikan

Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Ella

Yulaelawati adalah proses pendidikan yang secara sadar, teratur, dan

terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga dan proses belajar

mengajar pun berlangsung dalam suasana kondusif. Homeschooling

adalah salah satu model belajar bagi anak dan merupakan pendidikan

pilihan yang diselenggarakan oleh orang tua. Homeschooling atau

sekolah-rumah merupakan sistem pendidikan yang dilakukan dirumah

dan merupakan sekolah alternatif yang menempatkan anak sebagai subjek

dengan pendekatan pendidikan secara at home.19

Homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga

memilih untung bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dan

turut mendidik anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis

pendidikannya. Dalam hal ini, orang tua tidak begitu saja melepaskan

tanggung jawab pendidikan dan pengajaran pada guru dari suatu

homeschooling, melainkan mereka turut bertanggung jawab secara aktif

atas pendidikan anaknya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa homeschooling

adalah suatu proses pendidikan yang diselenggarakan keluarga sendiri

terhadap anggota keluarganya yang masih dalam usia pendidikan dengan

memilih model dan kurikulum yang sesuai dengan gaya belajar anak.

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam kehidupan

anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan

unsur – unsur pendidikan tidak langsung yang dengan sendirinya akan

18

Pormadi Simbolon. Homeschooling: Sebuah Pendidikan Alternatif.

http://www.google.com/artikel/homeschooling: sebuah pendidikan alternatif. (Ditulis pada 12

Nopember, 2007. Diakses 30 Juni 2013, pukul 19.30 WIB) 19

Ahsin AW, Cara Efektif Mengelola Homeschooling, (Jurnal Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Malang), diakses pada 10 Oktober 2013; 13.10 WIB.

Page 32: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

22

masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Allah SWT berfirman

dalam Qur’an surah At-Tahrim ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Anak – anak pada dasarnya memiliki kemampuan alamiah untuk

belajar dengan caranya sendiri. Orang tua dalam hal ini hanya

memfasilitasi dan memberikan semangat serta dorongan karena pada

dasarnya setiap anak senang dengan belajar, apalagi sesuai dengan metode

dan sistem yang menyenangkan.

Dalam homeschooling, pendidikan dan pergaulan anak menjadi hal

yang perlu diperhatikan secara serius, karena anak dalam

perkembangannya sangat membutuhkan didikan dan bimbingan kedua

orang tuanya. Dalam model pendidikan homeschooling, besar harapan

orang tua agar anaknya dapat berkembang dan mendapatkan pendidikan

selayaknya anak yang bersekolah formal, bahkan diharapkan lebih cepat

dan lebih mantap dalam perkembangannya. Semua harapan itu, tentunya

ada kerjasama yang baik antara siswa, orang tua dan tutor yang

melaksanakan model pendidikan homeschooling.

2. Sejarah Homeschooling Di Indonesia

Pendidikan di rumah atau homeschooling bukanlah hal yang baru.

Jauh sebelum ada sistem pendidikan modern (sekolah) sebagaimana yang

dikenal pada saat ini, pendidikan dilakukan di rumah. Para bangsawan

Page 33: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

23

zaman dahulu biasa mengundang guru – guru privat untuk mengajarkan

anak – anaknya. Itulah jejak homeschooling pada masa dahulu. Sejak

perkembangan industri, terjadilah proses sistematisasi pendidikan dan

proses belajar.20

Setelah itu, homeschooling terus berkembang dengan berbagai

alasan. Selain karena alasan keyakinan (beliefs), pertumbuhan

homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem

pendidikan sekolah.

Homeschooling atau Sekolah-Rumah saat ini mulai dilirik para

pengamat pendidikan nusantara. Sebagai salah satu alternatif pendidikan,

homeschooling memiliki daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki sekolah

formal. Para orang tua sedikit demi sedikit mulai memilih untuk

melanjutkan pendidikan anaknya melalui homeschooling. Hal ini

ditempuh karena orang tua memandang homeschooling lebih tepat untuk

mengembangkan bakat dan minat sang buah hati.

Jika homeschooling difahami sebagai model belajar otodidak dan

mandiri, maka jejaknya telah dikenal sejak dahulu. Model belajar ini

banyak dijalani oleh para pedagang dengan sistem magang dan para santri

dengan pesantrennya. Banyak tokoh dunia ‘lahir’ dari Homeschooling,

seperti Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Agatha Christie, Thomas

A. Edison, George Bernard Shaw, Woodrow Wilson, Mark Twain,

Charlie Chaplin, Charles Dickens dan Winston Churchill. Adapun tokoh

nasional yang menjalankan homeschooling antara lain K.H. Agus Salim,

Ki Hajar Dewantara, dan Buya Hamka.

3. Legalitas Homeschooling

Sekolah disebut jalur pendidikan formal, homeschooling disebut

jalur pendidikan informal. Di Negara Republik Indonesia, kegiatan

pendidikan, baik untuk memenuhi kebutuhan perorangan maupun

20

Yayah Komariah, Homeschooling: Trend Baru Sekolah Alternative, (Jakarta: Sakura

Publishing, 2007), hal. 6.

Page 34: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

24

masyarakat, bangsa dan negara, dibagi dalam dua golongan sebagai

bagian dari satu sistem pendidikan nasional, yaitu jalur pendidikan

sekolah dan pendidikan luar sekolah.21

Keberadaan homeschooling di Indonesia telah diatur dalam Undang

– Undang nomor 20 tahun 2003 tentag Sistem Pendidikan Nasional yang

tertuang dalam pasal 27 Ayat (1) dan (2) :

(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan yang dilakukan

oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara

mandiri. (2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah

peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Dalam buku karangan Loy Kho dijelaskan mengenai legalitas

hukum homeschooling di Indonesia diantaranya sebagai berikut:

a. Undang – Undang Dasar 1945

b. Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan

nasional, terutama pada pasal 27 ayat 1 dan 2 mengenai kegiatan

pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan hasil

pendidikan formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan

standar nasional pendidikan.

c. UU nomor 32 tahun 2003 tentang desentralisasi dan otonomi daerah.

d. PP nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

e. PP nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan

kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

f. PP nomor 73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah.

g. Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0131/U/1991

tentang paket A dan paket B

h. Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 132/U/2004 tentang

paket C.

i. Peraturan menteri pendidikan nasional RI nomor 14 tahun 2007

tentang standar isi pendidikan kesetaraan.22

21

Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga, Undang – Undang

Republik Indonesia. (Jakarta, 1992), hal. 61

Page 35: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

25

Kegiatan homeschooling perlu dilaporkan ke Dinas Pendidikan

setempat agar peserta homeschooling mendapat ijazah resmi dari

pemerintah. Untuk ijazah Sekolah Dasar adalah paket A, ijazah Sekolah

Menengah Pertama adalah paket B dan Sekolah Menengah Atas adalah

paket C. Ijazah yang mereka terima sah dimata hukum dan dapat

dipergunakan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya bahkan

perguruan tinggi manapun yang diinginkan.

4. Tujuan Homeschooling

Pendidikan informal melalui homeschooling berfungsi

mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada

penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta

pengembangan sikap dan kepribadian profesional, sekaligus memperluas

akses terhadap pendidikan dasar dan menengah. Adapun tujuan

homeschooling, yaitu:

a. Untuk menjamin penyelesaian pendidikan dasar dan menengah yang

bermutu bagi peserta didik yang berasal dari keluarga yang

menentukan pendidikan anaknya melalui homeschooling.

b. Untuk menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia

muda dan orang dewasa melalui akses yang adil pada program belajar

kecakapan.

c. Untuk menghapus disparintas gender dalam pendidikan dasar

menengah.

d. Untuk melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik

dan kecakapan hidup secara fleksibel untuk meningkatkan mutu

kehidupannnya.23

22

Loy Kho, Secangkir Kopi: Obrolan Seputar Homeschooling, (Yogyakarta: Kansius,

2008), hal. 243-244. 23

Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Komunitas Homeschooling Sebagai Pendidikan

Kesetaraan, (Jakarta, 2006), hal. 12.

Page 36: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

26

5. Jenis – Jenis Homeschooling

Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya komunitas rumah

sebagai satuan pendidikan kesetaraan menyebutkan bahwa pada dasarnya

format sekolah-rumah atau homeschooling dapat dibedakan menjadi:24

a. Homeschooling tunggal.

Jenis ini dilakukan oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa

bergabung dengan yang lainnya. Ini karena hal tertentu atau lokasi

yang berjauhan. Homeschooling tunggal memiliki fleksibilitas tinggi

karena tempat, bentuk dan waktu belajar bisa disepakati oleh pengajar

dan peserta didik.

Dalam homeschooling ini, orang tua berperan penting dalam

pendidikan yang dijalani anaknya serta sebagai penilai dan evaluator

hasil belajar anak serta mengusahakan penyetaraan. Apabila orang tua

atau keluarga tidak mampu melaksanakannya, jenis homeschooling ini

bisa dikombinasikan dengan jenis homeschooling selanjutnya.

b. Homechooling majemuk.

Jenis ini dilakukan oleh dua atau lebih keluarga sekolah-rumah

yang memilih untuk menyelenggarakan satu atau lebih kegiatan secara

bersama – sama di tempat dan waktu yang telah ditentukan, sementara

kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing – masing.25

Pada jenis homeschooling ini, semangat berkompetensi dan

bersosialisasi pun akan muncul. Masing – masing anak akan terpacu

untuk berprestasi semaksimal mungkin. Mereka dapat bersosialisasi

dan berkolaborasi dengan anak lain yang tentu saja proses belajar

mereka menjadi lebih dinamis.

c. Komunitas Homeschooling

Jenis ini merupakan gabungan dari homeschooling majemuk

yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok,

24

Sumardiono, Homeschooling : A Leap For Better Leraning; Lompatan Cara Belajar,

(Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2007), hal 62-66. 25

Sumardiono, Homeschooling : A Leap For Better Leraning; Lompatan Cara Belajar,

(Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2007), hal 62

Page 37: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

27

sarana dan prasarana, serta jadwal pelajaran. Komitmen

penyelenggaraan pembelajaran antara orang tua dan komunitasnya

kurang lebih 50:50.

Jenis homeschooling yang ketiga ini lebih terstruktur dan

lengkap untuk pendidikan akademik, pembinaan akhlak, dan

pencapaian hasil belajar. Selain itu, jenis ini tentu saja ditunjang

dengan fasilitas pembelajaran yang relatif lebih lengkap dan memadai.

C. Kerangka Berfikir

Homeschooling atau sekolah-rumah pada hakikatnya lahir dari sebuah

kegagalan sekolah formal yang dianggap tidak mampu lagi mewujudkan apa

yang diharapkan orang tua atas pendidikan anaknya. Kekhawatiran orang tua

terhadap perubahan sikap dan moral anak dari lingkungan sekolah turut

mempengaruhi orang tua untuk mengambil-alih dan memindahkan

pendidikan di sekolah menjadi pendidikan di rumah.

Pendidikan agama telah dimulai dari seseorang saat lahir karena orang

tua adalah pendidik pertama dan utama dalam mewujudkan cita – cita

anaknya. Dengan adanya homeschooling, seharusnya pembelajaran

Pendidikan Agama Islam jauh baik dari sekolah formal yang ada karena,

orang tua maupun pendidik (tutor) dapat bersinergi dalam mengajarkan dan

menerapkan nilai dari Pendidikan Agama Islam dan pada akhirnya memberi

pengaruh tersendiri bagi peserta didik (anak).

D. Penelitian Yang Relevan

Secara umum, penelitian tentang homeschooling telah mulai dilakukan

para peneliti diberbagai tempat. Adapun diantaranya adalah:

1. Nur Fitriyah Rahmawati. Implementasi Model Homeschooling dalam

Mengatasi Keterbatasan Pendidikan Formal. Malang : Program Studi

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam

Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, 2009.

Page 38: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

28

Kesamaan pembahasan diatas dengan penulis adalah sama – sama

membahas tentang homeschooling. Bedanya, pembahasan yang disusun

oleh Nur Fitriyah Rahmawati lebih pada alasan pemilihan homeschooling

oleh orang tua ataupun peserta didik, faktor penunjang dan penghambat

pelaksanaan homeschooling serta upaya dalam mengatasi hambatan

dalam pelaksanaan homeschooling dan tidak menyinggung bagaimana

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di homeschooling. Sedangkan penulis

dalam hal ini, memfokuskan pembahasan pada proses pelaksanaan

pembelajaran di homeschooling sebagai kelanjutan dari alasan dipilihnya

homeschooling sebagai pendidikan alternatif.

2. Fitriah. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa

Homeschooling. Jakarta : Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah. 2010.

Kesamaan pembahasan diatas dengan penulis adalah sama – sama

membahas proses pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

homeschooling. Namun perbedaannya adalah pada jenis pelaksanaan

homeschooling yang dilaksanakan. Pembahasan dan penulisan yang

disusun oleh Fitriah lebih terfokus pada pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan jenis homeschooling komunitas

sehingga isisnya hampir serupa dengan pelaksanaan sekolah formal,

sedangkan penulis dalam pembahasannya lebih terfokus pada jenis

homeschooling tunggal yang merupakan latar belakang munculnya

homeschooling, kemudian membandingkannya dengan pelaksanaan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah formal.

3. Syafina Hanum. Homeschooling sebagai sekolah alternatif: Studi kasus

SUN Homeschooling. Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013.

Page 39: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

29

Kesamaan pembahasan diatas dengan penulis adalah sama – sama

membahas homeschooling sebagai pendidikan alternatif. Perbedaannya

adalah pada pembahasan, dimana saudari Sayfina Hanum mengemukakan

banyak alasan dan faktor dipilihnya homeschooling oleh orang tua dan

peserta didik. Selain itu turut dikemukakan bagaimana proses

pembelajaran pada homeschooling secara global. Sedangkan penulis

dalam pembahasannya mengemukakan bagaimana pelaksanaan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada homeschooling secara detail,

mulai dari persiapan hingga akhir pembelajaran, khususnya pada bidang

studi Pendidikan Agama Islam.

Page 40: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di KAMYABI Homeschool

yang beralamat di Jalan Seroja I Blok 38-39, BSD City, Serpong Tangerang

(15318), Banten, Indonesia. Adapun waktu yang direncanakan selama

melakukan penelitian adalah dari bulan Januari hingga April 2014.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh

bersifat empiris dengan kriterianya yaitu, valid, reliabel dan obyektif. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.1

Dalam metode penelitian kualitatif, penulis menggunakan pendekatan

deskriptif analisis yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan nyata yang terjadi. Adapun tujuan utama dalam menggunakan

metode dan pendekatan ini adalah untuk menggambarkan suatu keadaan yang

sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). (Bandung:

Alfabeta, 2011), hal. 13 .

Page 41: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

31

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, banyak variasi teknik pengumpulan data untuk

mendukung dan menjawab masalah yang ada. Adapun teknik pengumpulan

data yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti,

baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi yang sebenarnya maupun

situasi khusus yang diadakan.2

Pada saat melakukan observasi, penulis terlibat langsung dalam

kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian. Keberadaan penulis sebagai peneliti telah

diketahui oleh subjek yang diteliti dan telah dianggap sebagai bagian dari

mereka sehingga keberadaan penulis tidak mengganggu atau

mempengaruhi sifat naturalistiknya. Cara ini dilakukan untuk

memudahkan akses mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Wawancara

Untuk teknik pengumpulan data selanjutnya peneliti menggunakan

wawancara dan dialog secara mendalam (indeph interview) kepada pihak

yang bersangkutan. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.3

Dalam hal ini digunakan wawancara terstruktur guna memperoleh

informasi yang utuh dan terfokus pada proses pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Beberapa pertanyaan wawancara dirumuskan sebelum

melaksanakan wawancara kepada pihak homeschooling dan guru bidang

studi Pendidikan Agama Islam.

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1993), cet ke-9,

hal. 102 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung:

Alfabeta, 2011), hal. 316

Page 42: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

32

Tujuan wawancara pada penelitian ini adalah untuk melengkapi

informasi yang telah diperoleh dari observasi yang dilakukan peneliti.

Wawancara akan dilakukan terhadap guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di Kamyabi Homeschooling. Secara mendalam wawancara

akan dilakukan meliputi proses pembelajaran yang terdiri dari rencana,

tujuan, kegiatan, materi, media dan penilaian yang dilakukan oleh guru

Pendidikan Agama Islam.

3. Studi Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain – lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang

dapat berupa gambar, patung film, dan lain – lain. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif.4

Dalam penelitian ini, penulis melakukan dokumentasi seperti

mengambil gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung, meminta

contoh rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru

Pendidikan Agama Islam, jenis dan desain soal ujian serta nilai rapor di

Kamyabi homeschool serta dokumen pendukung lainnya.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung:

Alfabeta, 2011), hal. 326

Page 43: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

33

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.5

Adapun proses analisis data yang penulis rancang adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data Mentah

Pada tahap ini, penulis melakukan pengumpulan data mentah dari hasil

observasi yang dilakukan dilapangan, wawancara dan dokumen yang

diperoleh penulis dari pihak yang bersangkutan.

2. Transkrip Data

Pada tahap ini, penulis mengolah bahan mentah yang ada ke dalam bentuk

tulisan yang berasal dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang

diperoleh dari hasil penelitian.

3. Pembuatan Koding

Pada tahap ini, penulis membaca ulang seluruh data yang telah ditranskrip

sebelumnya.

4. Kategorisasi Data

Pada tahap ini, penulis mulai menyederhanakan data dengan cara

mengikat konsep – konsep (kata) kunci dalam satu besaran yang

dinamakan kategori.

5. Kesimpulan Sementara

Pada tahap ini, penulis menyusun kesimpulan sementara dalam bentuk

interpretasi data yang berasal dari deskripsi data yang diperoleh melalui

penelitian lapangan.

6. Triangulasi

Triangulasi bersifat menggabungkan hasil dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Namun dalam penelitian

ini, penulis tidak melakukan triangulasi data karena sumber atau informan

yang berada ditempat penelitian terkhusus.

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung:

Alfabeta, 2011), hal. 333

Page 44: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

34

7. Kesimpulan Akhir.

Pada tahap ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang

ditemukan dan merupakan jawaban dari permasalahan yang diangkat

dalam skripsi ini. Hal ini merupakan tahap akhir dalam sebuah proses

penelitian ilmiah

Page 45: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Tempat Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya Kamyabi Homeschool.

Kamyabi Homeschool di dirikan oleh H. Abdul Halim Said beserta

istri, Zubaidah pada tanggal 31 Oktober 2005. Homeschooling ini berada

di BSD City, sektor I, Tangerang. Homeschooling ini dipimpin oleh

Yudhi Pramudya, S.Pd sebagai kepala sekolah.

Kata kamyabi sendiri berasal dari bahasa urdu yang merupakan

bahasa umum Pakistan dan juga paling banyak dipakai di India. Kamyabi

jika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab berarti An-Najah dan dalam

bahasa Inggris berarti success. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia, kamyabi berarti sukses.1

Latar belakang berdirinya Kamyabi Homeschool berawal dari

banyaknya keprihatinan yang dilihat oleh pendiri lembaga ini. Sebagai

contoh, keprihatinan pendiri (founder) terhadap sikap siswa dalam

merayakan kelulusan setelah pengumuman hasil Ujian Akhir Nasional

mereka dengan mencoret pakaian. Hal ini membuat Pendidikan Agama

Islam yang mereka pelajari selama 3 (tiga) tahun hancur oleh sikap

tersebut.

Moral siswa yang semakin hari semakin memprihatinkan karena

tidak ada pengawasan dari orang tua atau orang tua merasa lepas tangan

setelah menyerahkan anaknya pada suatu sekolah formal yang ada. Hal ini

tidak terlepas dari Pendidikan Agama Islam di sekolah formal yang mulai

terpinggirkan oleh bertambahnya alokasi waktu materi pendidikan umum

lainnya atau yang akan di ujikan dalam Ujian Akhir Nasional. Hal ini

berdampak pada penilaian yang hanya terfokus pada nilai. Nilai yang

diwakili oleh angka atau huruf dianggap sebagai penentu keberhasilan,

1 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim Said selaku Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014

Page 46: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

36

bahkan hidup dan matinya siswa. Begitu sakralnya sebuah nilai dalam

bentuk angka ataupun huruf sehingga membuat berbagai pihak menjadi

stress, mulai dari guru, orang tua, bahkan anak didik itu sendiri apabila

mendapat nilai yang tidak memuaskan (dibawah angka 7 atau dengan

huruf C). Melihat hal ini, setiap pihak terutama guru dan orang tua

mengkondisikan siswanya untuk berlomba – lomba mencapai nilai yang

tinggi pada setiap bidang studi dengan cara apapun, bahkan tidak peduli

lagi hal tersebut akan membuat anak didiknya kesulitan untuk

mencapainya. Hal ini perlahan – lahan akan membuat anak muak,

tertekan dan stres. Faktanya, nilai yang diagung – agungkan oleh pihak

sekolah maupun orang tua kurang berperan banyak dalam menentukan

kesuksesan hidup seseorang. Nilai ini akan melahirkan diskriminasi antar

siswa. Betapa bangganya siswa yang mendapat nilai tinggi dan betapa

hinanya siswa yang mendapat nilai rendah, bahkan untuk mempertegas

kehinaan ini, masih ada beberapa guru di sekolah yang menggunakan

tinta merah menyala dan mencolok mata. Dipertegas, nilai hanyalah

representasi dari kemampuan menghafal pelajaran dan pemberiannya pun

dilakukan secara subjektif oleh guru bidang studi kepada siswanya.

Dampak dari terusnya sebuah nilai dijadikan ukuran dalam

keberhasilan suatu pembelajaran pada setiap bidang studi mengakibatkan

kontrol afektif meningkat namun kontrol moral menurun secara perlahan

– lahan, terutama setelah belajar Pendidikan Agama Islam. Nilai bidang

studi Agama Islam yang tinggi tidaklah menjamin tumbuhnya moral yang

baik pula. Inilah yang dihasilkan oleh pendidikan formal terhadap

Pendidikan Agama Islam. Memaksakan teori tanpa adanya praktek dan

refleksi karena alokasi waktu yang terbatas.

Belum lagi sistem hukuman yang diterapkan di sekolah formal

yang cenderung menyama-ratakan penerapannya kepada setiap siswa,

tanpa memahami alasan yang terjadi pada setiap siswa. Sebuah contoh, si

anak di scors (tidak di izinkan masuk selamam beberapa hari) karena

tidak hadir dalam beberapa kali pertemuan. Hukuman dijatuhkan begitu

Page 47: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

37

saja, padahal si anak memiliki alasan mengapa ia tidak masuk sekolah,

misalnya karena orang tua yang telat mengantar ke sekolah sehingga ia

malu datang terlambat, atau si anak mengalami masalah dan memutuskan

untuk menyendiri dan enggan keluar rumah setelah mendapati

keluarganya yang berantakan (broken home). Hukuman yang diberikan

pada si anak tersebut tidak akan membuatnya menjadi lebih baik. Hal ini

akan menambah masalah baru pada si anak nantinya.

Pendiri Kamyabi Homeschooling ini mempertegas bahwa setiap

anak memiliki bakat yang diberikan oleh Allah dengan sangat luar biasa.

Bakat ini diperkuat dengan adanya minat dari seseorang. Bakat dan minat

serta pola belajar anak tentunya berbeda – beda. Dan hal ini tidaklah bisa

mereka dapatkan dan kembangkan di sekolah formal yang menganggap

semua siswa adalah. Banyak kasus yang menghalangi bakat berkembang

di sekolah formal, seperti kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari

guru bahkan pemasungan kreativitas anak. Upaya penyeragaman

kemampuan dan keterampilan semua anak pada setiap bidang studi turut

mematikan bakat dan minat siswa yang berbeda – beda, karena setiap

anak adalah unik. Terlebih lagi, kurikulum yang terlalu padat dan tugas

rumah yang menumpuk menjadi beban tambahan setelah mereka belajar

seharian di sekolah. Melihat kondisi ini, maka perlu alternatif untuk

menyelamatkan anak – anak yang kurang cocok dengan sistem

pendidikan formal, salah satunya dengan pendidikan homeschooling.

Bertolak dari kondisi inilah H. Abdul Halim Said merasa terpanggil untuk

mendirikan Kamyabi Homeschool sebagai sebuah institusi pendidikan

alternatif yang senantiasa memperhatikan hak anak atas pendidikan yang

mereka jalani.

Pendirian homeschooling ini juga terinspirasi dari Nabi

Muhammad Shalallahu ’Alaihi Wasallam yang melaksanakan dakwah

dan pendidikan (tarbiyah) dengan sistem yang mirip dengan

homeschooling.

Page 48: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

38

Mengingat pendidikan pertama dan yang utama pada seorang anak

adalah orang tua atau keluarga, dengan adanya homeschooling ini H.

Abdul Halim Said kembali mengajak orang tua dan keluarga untuk ikut

berpartisipasi utuh secara aktif dan langsung dalam pendidikan anak atau

anggota keluarganya. Orang tua lebih memahami bakat dan minat serta

cara belajar yang dimiliki anaknya. Disinilah peran orang tua sebagai

pengarah, bukan penentu mutlak karena yang berhak menentukan adalah

anak yang menjalani pendidikan. Mereka diberi kebebasan dalam

menenutukan waktu, metode dan didikan seperti apa yang ia inginkan.

Apabila hal ini dipahami secara bijak, kelemahan homeschooling yang

dilihat dari segi sosial dimana anak kurang dapat bersosialisasi tidak akan

terjadi. Si anak masih bisa bermain, bersosialisasi bahkan berkarya di sela

kegiatan homeschooling. Dalam pelaksanaan selanjutnya, orang tua atau

keluarga dapat bertindak sebagai fasilitator, motivator, konselor dan

teman yang baik bagi anaknya saat belajar.

Berangkat dari hal itu semua, H. Abdul Halim Said memberanikan

diri untuk membentuk komunitas Kamyabi Homeschool dengan tujuan

agar tidak ada lagi anak – anak Indonesia yang merasa sekolah sebagai

sebuah beban dalam kehidupannya. Hal ini akan melahirkan presepsi baru

bahwa sekolah adalah tempat dimana mereka bisa mengekspresikan diri

mereka sendiri sesuai dengan bakat, minat dan cara belajar yang

menyenangkan. Lebihnya lembaga ini dengan lembaga yang serupa

adalah Pendidikan Agama Islam selalu menjadi prioritas utama dan nilai –

nilai agama selalu dimasukkan dalam setiap bidang studi2.

Kamyabi Homeschool ini menerima peserta didik yang terdiri atas

Taman Kanak – Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan kelas untuk

Anak Berkebutuhan Khusus.

2 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim Said selaku Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014.

Page 49: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

39

Dipertegas oleh H. Said bahwa pada dasarnya pendidik dalam suatu

homeschooling adalah orang tua sendiri. Jika mereka tidak mampu

mengajar dengan alasan waktu atau kemampuan, maka disarankan

memanggil guru privat ke rumah. Boleh mencari guru privat sendiri yang

di inginkan oleh si anak dan boleh juga melalui melalui jaringan guru

privat Kamyabi yang sudah terlatih dengan SOP Kamyabi.

Untuk Ujian Nasional, Kamyabi Homeschool bekerja sama dengan

Dinas Pendidikan setempat agar siswa mereka dapat mengikuti Ujian

Nasional Pendidikan Kesetaraan. Hal ini bisa dilaksanakan dalam bentuk

ujian online atau Dinas Kependidikan datang ke lembaga homechooling

dan mengadakan Ujian Nasional di kelas yang telah disediakan. Tidak

akan ada perlakuan khusus. Mereka akan tetap di awasi selama ujian oleh

pengawas yang didatangkan pihak Dinas Pendidikan.

2. Profil Lembaga Pendidikan Kamyabi Homeschool.

Profil lembaga pendidikan merupakan suatu gambaran tentang

lokasi, kedudukan lembaga pendidikan, visi dan misi, sarana dan

prasarana, guru, pegawai, staf pelaksana, siswa, serta berbagai keadaan

yang merupakan bagian dari lembaga pendidikan tersebut.

a. Identitas Lembaga

Nama Lembaga : Kamyabi Homeschool.

Alamat : BSD City Sektor I.2 ext, Griyaloka, Jl. Seroja I

Nomor 38-39, Serpong Tangerang (15318),

Banten Indonesia

Website : http://www.kamyabihomeschool.com/

Email : [email protected]

Nomor Telpon : 0813 9910 8585

Page 50: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

40

b. Visi dan Misi Serta Cara Mendapatkannya.3

Visi dan Misi :

1) True Faith (Keyakinan yang shahih) bahwa selain Allah tidak

dapat berbuat apa-apa, hanya Allah yang dapat berbuat segalanya.

2) Right Action (Amal yang betul) bahwa setiap perbuatan hanya

akan mendatangkan kejayaan apabila ikut sunnah Rasulullah

Shalallahu ’Alaihi Wasallam.

3) Clear Vision (Visi yang jelas) kamyabi homeschool dibuat untuk

meniru cara Sahabat belajar dan mengajar.

4) Strong Mission (Misi yang kuat) materi pendidikan diarahkan

untuk mencapai keterampilan ruhani dan jasmani seperti para

pemuda di zaman Sahabat.

5) Best Qualities (Sifat yang terbaik) para sahabat memiliki sifat-

sifat terbaik yang telah diridhai Allah SWT, karena itu program

belajar dibuat untuk membentuk sifat-sifat tersebut

Cara Mendapatkannya :

1) Untuk mendapatkan keyakinan yang shahih maka digalakkan

setiap orang saling mendakwahkan kebesaran Allah SWT

(wahdaniat, risalat, akhirat, dan nusrat)

2) Untuk mendapatkan amal yang betul maka setiap orang harus

mengikuti jalan hidup (sunnah) Rasulullah SAW.

3) Untuk mendapatkan visi yang jelas maka setiap orang harus

mempelajari cara sahabat belajar dan mengajar, kemudian

mengamalkannya di dalam kehidupan bersama keluarga.

4) Untuk mendapatkan misi yang kuat maka setiap orang harus

mengusahakan agar: setiap rumah menjadi madrasah, setiap ibu

menjadi mudarrisah, setiap anak menjadi murid dan setiap ayah

menjadi mudir.

3 http://www.kamyabihomeschool.com/visi-dan-misi.html (Diakses pada tanggal 6 Januari

2014, pukul 22.15 WIB)

Page 51: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

41

5) Untuk mendapatkan sifat terbaik maka setiap orang harus

latihan “khuruj fii sabililah”.

c. Keadaan Guru dan Karyawan

Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan tenaga yang professional

agar tercipta generasi yang handal dan suasana yang kondusif.

Adapun tenaga pengajar atau guru yang disediakan oleh Kamyabi

Homeschooling sebagai alternative apabila orang tua merasa tidak

mampu melaksanakan pengajaran, mereka adalah:4

Tabel 1

Pendidik Kamyabi Homeschooling

No Nama Guru Jabatan Bidang Studi yang

Diajarkan

1. H. Abdul Halim Said Pendiri Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti

2. Zubaidah Sekretaris Pendidikan Agama Islam

dan Al-Qur’an (Akhwat)

3. Imam Ahmad, S.Pd.I Tutor Pendidikan Agama Islam

3. Imam Faisal, S.Pd.I Tutor Pendidikan Agama Islam

5. Dian, S.Pd Tutor Pend. Kewarganegaraan

6. Khairunnisa, S.Pd Tutor Pend. Kewarganegaraan

7. Annisa, S.Pd Tutor Matematika

8. Fanny Mella, S.Pd Tutor Ilmu Pengetahuan Alam,

Fisika, Biologi, Kimia.

9. Irma Nasution, S.Pd Tutor Ilmu Pengetahuan Sosial,

Geografi, Ekonomi, dan

Sejarah

10. Rina M. M.Pd Tutor Bahasa Inggris

4 Data ini diambil dari arsip Kamyabi Homeschooling bagian administrasi.

Page 52: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

42

11. Julia Febrianti, S.Pd Tutor Bahasa Indonesia

12. Andis, S.Pd Tutor Seni

13. Rina K, S.Kom Tutor Multi – Informatika

14. Musthofa, S.Pd Tutor Penjaskes

Tabel 2

Karyawan Kamyabi Hommeschooling

No Nama Jabatan

1. H. Abdul Halim Said Administrasi

2. Zubaidah Administrasi

3. Yudi Pramudya, S.Pd Administrasi

4. Imam Baihaqi, S.Pd.I Administrasi

d. Keadaan Siswa

Adapun data yang diperoleh tentang keadaan siswa berdasarkan

tingkat pendidikannya pada tahun ajaran 2013/2014 hingga tanggal 7

Januari 2014 adalah sebagai berikut:

No Tingkatan Jumlah Murid

Total L P

1. Taman Kanak – Kanak 4 11 15

2. SD / MI 2 11 13

3. SMP / MTs 2 6 8

4. SMA / MA / SMK 1 4 5

5. Anak Berkebutuhan Khusus 1 - 1

Jumlah peserta didik diatas kemungkinan akan terus bertambah karena

Kamyabi Homeschooling sendiri masih menerima siswa pindahan dari

sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, baik dari dalam maupun

luar negeri.

Page 53: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

43

e. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, Kamyabi

Homeschooling menyediakan sarana dan prasarana, yaitu:

No Jenis Bangunan Jumlah Ukuran (m)

(P x L)

Kondisi

B C R

1. R. Kepala Sekolah 1 5 x 4 √

2. R. Tata Usaha 1 6 x 3 √

3. R. Belajar 3 5 x 4 √

4. R. Perpustakaan 1 9 x 6 √

5. R. Multimedia 1 8 x 7 √

6. Kamar Mandi 2 4 x 3 √

7. Masjid 2 Lantai 1 17 x 15 √

Keterangan: B = Baik, C = Cukup, R = Rusak

B. Deskripsi Data

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa disekolah

formal maupun homeschooling meliputi:

1. Perencanaan Pengajaran

Dalam proses pembelajaran, dibutuhkan rencana yang matang agar

tujuan pendidikan itu dapat tercapai dengan baik. Rencana dapat berupa

langkah – langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang

diharapkan. Langkah – langkah tersebut biasanya dituangkan dan disusun

dalam bentuk perencanaan pengajaran atau pembelajaran. Proses

penyusunan ini memerlukan pemikiran yang sistematis untuk

memproyeksikan atau memperkirakan kegiatan apa saja yang dilakukan

selama proses belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan PP. 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber

belajar, dan penilaian hasil belajar”

Page 54: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

44

Selanjutnya, sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007

tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus

untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.5

Yudi Munadi dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran:

Sebuah Pendekatan Baru menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi

dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam bentuk

silabus. Di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tercermin kegiatan

yang dilakukan guru dan peserta didik untk mencapai kompetensi yang

ditetapkan. RPP merupakan penjabaran dari silabus dan merupakan

komponen penting dari kurikulum. Didalam RPP tercermin kegiatan yang

dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang

ditetapkan.6

Adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran akan membantu

pengajar (tutor) dalam mengorganisasikan materi standar, serta

mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul

dalam pembelajaran. Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui

dengan pasti tujuan yang hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan

demikian pengajar dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat

memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah diprogramkannya.

5 http://okemat.blogspot.com/2012/kumpulan-permendiknas-undang-undang-dan.html

(Diakses pada tanggal 20 Maret 2014, pukul 09.00 WIB) 6 Yudi Munadi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Ciputat: Gaung Persada

Press, 2008), hal. 65

Page 55: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

45

Sebaliknya, tanpa RPP atau tanpa persiapan tertulis maupun tidak tertulis,

seorang pengajar akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran

yang dilakukannya.

Adapun beberapa prinsip dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran adalah:

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

c. Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajaran

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

e. Keterkaitan dan keterpaduan

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi7

Adapun contoh format rencana pelaksanaan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Satuan Pendidikan : ..................................................................................

Mata Pelajaran : ..................................................................................

Kelas / Semester : ..................................................................................

Mata Pelajaran : ..................................................................................

Topik Pembahasan : ..................................................................................

Pertemuan Ke - : ..................................................................................

Alokasi Waktu : ..................................................................................

A. Kompetensi Inti

1. (KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;

7 M. Hanafi, M.Ag., M.A., Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), hal. 166-167.

Page 56: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

46

2. (KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya

diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya;

3. (KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata;

4. (KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar

1. ............................................................................................................

2. ............................................................................................................

C. Indikator

1. ............................................................................................................

2. ............................................................................................................

3. ............................................................................................................

4. ............................................................................................................

D. Tujuan Pembelajaran

1. ............................................................................................................

2. ............................................................................................................

3. ............................................................................................................

4. ............................................................................................................

Page 57: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

47

E. Materi Ajar

..................................................................................................................

..................................................................................................................

F. Metode Pembelajaran

..................................................................................................................

..................................................................................................................

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

a. Mengamati

b. Menanya

c. Eksperimen/ Explore

d. Asosiasi

e. Komunikasi

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

H. Alat dan Sumber belajar

1. ............................................................................................................

2. ............................................................................................................

I. Penilaian

1. Jenis dan bentuk penilaian

2. Instrumen dan skor penilaian

(Tuliskan jenis penilaian yang akan dilakukan untuk mengetahui

tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, pilih jenis penilaian

yang tepat).8

8 Yudi Munadi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Ciputat: Gaung Persada

Press, 2008), hal. 68

Page 58: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

48

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen penting dalam

melaksanakan pembelajaran. Apabila pendidik tepat dalam merumuskan

tujuan pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan

arah yang jelas dan tujuan yang akan dicapai.

Tujuan pendidikan biasanya menghantarkan para siswa menuju

pada perubahan tingkah laku, perubahan itu tercermin baik dari segi

intelek, moral maupun hubungannya dengan sosial. Untuk mencapai

tujuan tersebut siswa dalam lingkungan sekolah akan dibimbing oleh guru

maupun siswa berperan aktif.

Adapun tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai

berikut:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua

kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.

Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap,

tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini

berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi,

dengan kerangka yang sama.9

Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya

dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan

kepribadian subyek didik, sehingga mampu menghadirkan dirinya

sebagai sebuah pribadi yang utuh. Itulah yang disebut realisasi diri

(self realization).

Tujuan umum pendidikan islam diberi perhatian dan tidak

terkena perubahan dari waktu ke waktu. Islam menghendaki agar

manusia di didik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya

sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan ini dipertegas

dalam Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56:

9 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : Bumi aksara, 2004), cet. Ke-v,

hal. 86.

Page 59: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

49

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Ibadah yang dimaksud dalam ayat tersebut mencakup semua

amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan)

kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk

mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang

benar.

b. Tujuan Khusus

Yang dimaksud tujuan khusus adalah perubahan-perubahan

yang diingini yang merupakan bagian yang termasuk dibawah tiap

tujuan umum pendidikan. Dengan kata lain gabungan pengetahuan,

ketrampilan, pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan

yang terkandung dalam tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan,

yang tanpa terlaksananya maka tujuan akhir dan tujuan umum juga

tidak akan terlaksana dengan sempurna.

c. Tujuan Sementara

Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak

didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam

suatu kurikulum pendidikan formal.

Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa

sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-

kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak

didik. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan suatu

lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkatan pendidikannya, lingkaran

tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat

Page 60: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

50

permulaan, bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan. Bentuk

lingkaran inilah yang menggambarkan Insan Kamil itu.10

d. Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai

dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan

pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan

diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan

operasional.

Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak

didik suatu kemampuan dan ketrampilan tertentu. Sifat operasionalnya

lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk

tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan

ketrampilanlah yang ditonjolkan. Misalnya : kemampuan dan

ketrampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan sebagian

kemampuan dan ketrampilan Insan Kamil dalam ukuran anak, yang

menuju kepada bentuk Insan Kamil yang semakin sempurna

(meningkat). Anak harus sudah terampil melakukan ibadat, (sekurang-

kurangnya ibadat wajib) meskipun ia belum memahami dan

menghayati ibadat itu.11

e. Tujuan Akhir

Pendidikan Agama Islam berlangsung selama manusia itu hidup.

Maka tujuan akhirnya dari Pendidikan Agama Islam itu terdapat pada

waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan akhir Pendidikan

Agama Islam itu dapat di pahami dalam firman Allah berikut:

10

Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : Bumi aksara, 2004), cet. Ke-V,

hal. 32 11

Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : Bumi aksara, 2004), cet. Ke-V,

hal. 33

Page 61: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

51

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu

mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran

ayat 102)

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim

yang merupakan ujung dadri takwa sebagai akhir dari proses hidup

jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan

itu yang dapat di anggap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang

mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari

proses pendidikan Islam.

3. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung

serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif dan interaksi untuk mencapai

tujuan tertentu. Serangkaian tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 12

a. Kegiatan awal / pendahuluan

Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru

berdasarkan amanat kurikulum adalah:

1) Kegiatan yang mula-mula harus dilakukan oleh guru pada

kegiatan pendahuluan di dalam sebuah proses pembelajaran adalah

mempersiapkan siswa baik psikis maupun fisik agar dapat

mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

2) Selanjutnya guru harus mengajukan beberapa pertanyaan-

pertanyaan terkait materi pembelajaran baik materi yang telah

12

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/standar-proses-pembelajaran-

kurikulum.html. (Diakses pada tanggal 8 Januari 2014, pukul 04.34 WIB)

Page 62: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

52

siswa pelajari serta materi-materi yang akan mereka pelajari dalam

proses pembelajaran tersebut.

3) Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan, guru kemudian

mengajak siswa untuk mencermati suatu permasalahan atau tugas

yang akan dikerjakan sehingga dengan demikian mereka akan

belajar tentang suatu materi, kemudian langsung dilanjutkan

dengan menguraikan tentang tujuan pembelajaran atau KD yang

akan dicapai pada pembelajaran tersebut.

4) Terakhir, dalam kegiatan pendahuluan guru harus memberikan

outline cakupan materi serta penjelasan mengenai kegiatan belajar

yang akan dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan

permasalahan atau tugas yang diberikan.

b. Kegiatan inti

Pada hakikatnya, kegiatan inti adalah suatu proses pembelajaran

agar tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan ini mestinya

dilakukan oleh guru dengan cara-cara yang bersifat interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa agar dengan

cara yang aktif menjadi seorang pencari informasi, serta dapat

memberikan kesempatan yang memadai bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis siswa. Kegiatan inti mencakup proses-proses berikut:

1) Melakukan observasi (pengamatan)

Dalam kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka secara

luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan-kegitan seperti: melihat, menyimak,

mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk

melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan

(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda

atau objek.

Page 63: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

53

2) Bertanya

Pada saat siswa berada pada kegiatan melakukan pengamatan,

guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk

mempertanyakan mengenai apapun yang telah mereka lihat,

mereka simak, atau mereka baca. Pertanyaan-pertanyaan yang

telah mereka ajukan akan dijadikan dasar untuk mencari informasi

yang lebih lanjut dan beragam dari sumber-sumber belajar yang

telah ditentukan.

3) Mengumpulkan informasi

Adapun langkah selanjutnya yang merupakan tindak lanjut dari

kegiatan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi

dari beragam sumber dengan bermacam cara. nformasi yang

banyak ini selanjutnya akan dijadikan fondasi untuk kegiatan

berikutnya yakni memproses informasi sehingga pada akhirnya

siswa akan menemukan suatu keterkaitan antara satu informasi

dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan

informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola

yang ditemukan.

4) Mengasosiasikan informasi-informasi yang telah diperoleh

Mengasosiasikan berarti menghubungkan atau menautkan sesuatu

pada orang atau benda. Hal ini berarti siswa menghubungkan

informasi yang telah diperoleh dengan orang yang berada disekitar

atau hal yang tengah terjadi saat itu.

5) Mengkomunikasikan hasilnya

Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti yaitu membuat tulisan atau

bercerita tentang apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam

kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan

pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru

sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Page 64: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

54

c. Kegiatan akhir / penutup

Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa

dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan

penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

4. Sumber Belajar

Setiap manusia memerlukan belajar untuk mengembangkan

pengetahuan, bakat dan minatnya. Dalam pengembangan kemampuan

tersebut, seseorang membutuhkan guru, bahan dan peralatan sebagai

penunjang proses pembelajarannya yang dikenal sebagai sumber belajar.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang memungkinkan

seseorang belajar atau segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa

untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai.13

Beberapa sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam proses

pembelajaran, diantaranya adalah manusia, alat dan bahan pengajaran,

berbagai aktivitas dan kegiatan serta lingkungan sekitar. Tujuan dari

sumber belajar ini adalah:

a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran

b. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran

c. Lebih memantapkan pembelajaran

d. Memungkinkan penyajian pembelajaran dan informasi yang lebih luas

13

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Media Prenada Group, 2008),

hal. 173

Page 65: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

55

5. Materi Pembelajaran

Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan pendidikan eluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan

guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada

hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni

perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada

saat kegiatan pembelajaran.

Materi pembelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen

yang penting, artinya untuk mencapai tujuan – tujuan pengajaran materi

pelajaran yang terdiri dari fakta – fakta, generalisasi, konsep, hukum atau

aturan dan sebagainya yang terkandung dalam mata pelajaran.14

Dalam pemilihan materi terdapat langkah – langkah yang harus

diperhatikan, yaitu:

a. Kemanfaatan, apakah bahan yang dipilih memang bermanfaat bagi

pencapaian tujuan pengajaran siswa.

b. Kesesuaian, apakah bahan yang dipilih sesuai dengan kepentingan dan

taraf kemampuan psikis dan fisik siswa.

c. Ketepatan, apakah bahan yang dipilih sudah sesuai dengan alokasi

waktu dan runut dalam penyampaiannya.

d. Situasi dan kondisi lingkungan masyarakat, apakah bahan pelajaran

yang hendak dipilih tidak bertentangan dengan situasi, kondisi dan

kepentingan masyarakat sekitar.

e. Kemampuan guru, apakah bahan pelajaran sudah dikuasai dan

dipahami guru.15

Setelah memilih materi, maka langkah selanjutnya adalah

mengorganisasikan dan menyusunnya. Dalam mengorganisasikan, guru

perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:

14

R. Ibrahim dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineke Cipta, 2003),

hal. 102 15

Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), hal. 147

Page 66: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

56

a. Keseimbangan, seyogyanya bahan pengajaran disusun secara

seimbang, baik mengenai sumber, struktur dan segi – segi kemampuan

siswa.

b. Keterpaduan, baik secara horizontal yang menyangkut kaitan antara

satuan bahasan, mata pelajaran dan keterpaduan vertical yang

menyangkut kaitan antara susunan bidang studi antar semester.

c. Kemudahan, merupakan tujuan pokok pengorganisasian bahan

pengajaran agar siswa dapat menangkat, memahami, dan

mencernakan bahan tersebut untuk mencapai tujuan instruksional

d. Kesederhanaan, materi harus disusun dengan sederhana, diberi contoh

– contoh, diilustrasikan dengan bahasa yang mudah untuk membantu

siswa dalam mempelajarinya.16

6. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan

pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan

pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus

mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai

sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan

metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan

metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.17

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam

penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motivasi,

minat, atau gairah belajar siswa.

b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk

belajar lebih lanjut.

16

Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), hal. 148 17

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. (Jakarta : Quantum teaching,

2005), hal. 52-53

Page 67: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

57

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mewujudkan hasil karya.

d. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan

kegiatan kepribadian siswa.

e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha

pribadi.

f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

7. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan

kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses

belajar pada diri peserta didik. Jenis media pembelajaran dapat berbentuk

teks, audio, visual, proyeksi gerak, miniatur dan sebagainya.

Media pembelajaran dapat membawa dan membangkitkan rasa

senang bagi siswa dan dapat membangkitkan semangat mereka, serta

membantu memantapkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran. Media

bermanfaat untuk :

a. Membangkitkan perhatian siswa.

b. Memperjelas informasi yang di sampaikan.

c. Memotivasi siswa mengikuti materi pembelajaran.

d. Mendorong ingatan, mentransfer pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang sedang di pelajari.

Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk

pembelajaran siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan,

di antaranya:

a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 68: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

58

b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan

kondisi siswa.

d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan

efisiensi.

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengoprasikannya.18

8. Evaluasi dan Penilaian

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk

menetukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan

sudah tercapai. Lebih lanjut Cronbach dan Stufflebeam menambahkan,

bahwasannya proses evaluasi bukan hanya sekedar mengukur sejauh

mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.19

.

Hasil evaluasi dapat diperoleh dari penilaian. Penilaian adalah

penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk

memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik

atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.

Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi

belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif

(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

9. Tindak Lanjut

Tindak lanjut berarti suatu aksi atau tindakan koreksi (corrective

action) sebagai lanjutan langkah dalam mencapai perbaikan dan atau

mengembalikan segala kegiatan pada tujuan yang seharusnya. Tindak

lanjut terhadap evaluasi hasil pembelajaran perlu dipahami dan dilakukan

18

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Media Prenada Group, 2008),

hal. 171 19

Suharsimi Arikunto. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2005), hal. 3

Page 69: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

59

oleh setiap stakeholder. Apabila laporan hasil evaluasi pembelajaran itu

kurang maka apa yang harus dilakukan oleh pengambil kebijakan

pendidikan. Apa yang dilakukan oleh seorang pendidik, siswa dan orang

tua serta stakeholder pemerintah. Langkah – langkah tindak lanjut ini

berupa:20

a. Identifikasi kelebihan dan kelemahan laporan hasil evaluasi

pembelajaran.

b. Peningkatan hasil belajar

c. Merancang program pembelajaran remidi (perbaikan)

d. Merancang perancanaan, pelaksanaan, evaluasi, perbaikan program

pembelajaran.

C. Interpretasi Data

Setelah melakukan pengamatan secara langsung dalam kegiatan

pembelajaran di Kamyabi homeschool dimana keluarga sebagai pelaksana

dan sekolah formal yang ada, dapat dijelaskan proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran atau proses belajar mengajar. Rencana merupakan syarat

mutlak karena tanpanya, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami

kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran harus disusun dengan baik.

Setelah melakukan pengamatan di lapangan, setiap jenis

homeschooling harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

Keluarga yang melaksanakan homeschooling tunggal dimana orang tua

menjadi tutor atau pendidik diharuskan membuat RPP untuk

memperlancar proses pembelajaran. Penyusunan ini dapat melibatkan

20

Fuadi, Athok. Sistem Pengembangan Evaluasi. (Ponorogo: STAIN Press. 2006), hal.

213.

Page 70: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

60

anak dan anggota keluarga lainnya. Keterlibatan anak dalam proses

penyusunan RPP akan memberi ruang tersendiri bagi mereka dalam

mendesain pembelajaran yang menyenangkan, mengajarkan sikap

disipilin dan bertanggung jawab terhadap apa yang direncanakan agar

materi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Apabila tidak memungkinkan, orang tua atau keluarga dapat

menggunakan RPP yang telah disediakan oleh pihak homeschooling atau

mencarinya melalui media internet. Pemakaian RPP yang didapat ini

harus dimodifikasi dan kembali didiskusikan dengan anak atau anggota

keluarga lain. Hal ini tetap memberi arti bahwa anak turut dan berhak

dalam merencanakan pelaksanaan pembelajarannya.

Dalam hal penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,

homeschooling lebih demokratis daripada sekolah formal. Pada sekolah

formal, penyusunan RPP hanya melibatkan guru pengajar tanpa

melibatkan peserta didik dengan presepsi bahwa kemampuan semua anak

didik mereka adalah sama. Hal ini akan menjadi masalah baru dikemudian

hari dari peserta didik karena setiap anak memiliki cara dan daya

rangsangan yang berbeda. Penyusunan RPP pada homeschooling yang

melibatkan kedua belah pihak dapat mengatasi masalah tersebut.

Adapun contoh RPP pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

yang didesain oleh keluarga sebagai pelaksana homeschooling:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Lembaga : Kamyabi Homeschool

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester : VII / Genap

Materi Pokok : Semua Bersih Hidup Menjadi Nyaman

Perkiraan Waktu : 3 Pertemuan (3 x 75 Menit)

Waktu Pelaksanaan : Setiap hari Kamis jam 18.15 sampai 19.30

Pemateri / Tutor : Ibu (Siti Chairunnisa)

Page 71: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

61

A. Kompetensi Inti

1. (KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya;

2. (KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya

diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya;

3. (KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata;

4. (KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1. Menerapkan cara bersuci

(thaharah) dalam keseharian

1. Menyebutkan pengertian bersuci

(thaharah) dengan bahasa

sendiri

2. Menyebutkan dalil tentang

bersuci (thaharah)

3. Menyebutkan alat – alat yang

bisa dipakai untuk bersuci

4. Menjelaskan hikmah bersuci

2. Mempraktikkan ketentuan /

tata cara bersuci dari najis

1. Menyebutkan pengertian najis

dengan bahasa sendiri

Page 72: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

62

2. Menyebutkan macam – macam

najis beserta contoh

3. Menjelaskan cara bersuci dari

macam – macam najis

4. Mempraktekkan cara bersuci

dari najis berdasarkan syariat

3. Mempraktikkan tata cara

bersuci dari hadas kecil dan

hadas besar

1. Menyebutkan pengertian hadats

dengan menggunakan bahasa

sendiri

2. Menyebutkan macam – macam

hadats dan contohnya.

3. Menjelaskan cara bersuci dari

macam – macam hadats

4. Mempraktekkan cara bersuci

dari hadas berdasarkan syariat

Sedangkan bentuk RPP yang digunakan pada sekolah formal

adalah sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Sekolah / Madrasah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Genap

Materi Pokok : Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman

Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (9 x 40 Menit)

Guru Bidang Studi : H.M. Nasir Rinun. S.Pd

Page 73: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

63

A. Kompetensi Inti

1. (KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;

2. (KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya;

3. (KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;

4. (KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1. Menerapkan cara bersuci (thaharah) dalam keseharian

2. Mempraktikkan ketentuan bersuci dari najis

3. Mempraktikkan ketentuan bersuci dari hadits

C. Indikator

1.1. Menyebutkan pengertian bersuci

1.2. Menyebutkan dalil tentang bersuci

1.3. Menyebutkan hikmah tentang bersuci

2.1. Menyebutkan pengertian najis

2.2. Menyebutkan macam – macam najis beserta contoh

2.3. Menjelaskan cara bersuci dari najis

3.1. Menyebutkan pengertian hadats

3.2. Menyebutkan macam – macam hadats

3.3. Menjelaskan cara bersuci dari hadats

Page 74: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

64

Dari kedua contoh RPP diatas, terdapat perbedaan yang dibuat oleh

keluarga homeschooling dengan guru pada sekolah formal. Hal ini terlihat

dari alokasi waktu, pemateri/guru dan indikator pembelajaran yang

disusun oleh kedua pelaksana pendidikan.

Pada Kamyabi homeschool, alokasi waktu yang ditentukan lebih

sedikit daripada sekolah formal. Waktu pembelajaran dimulai pada pukul

18.30 setelah sholat maghrib dimana kondisi dan daya tangkap siswa

kembali pulih setelah banyak melakukan aktivitas disiang hari, sehingga

pembelajaran yang berkisar satu jam lebih dapat terlaksana dengan baik.21

Perkiraan waktu dan waktu pelaksanaan sendiri dirancang oleh orang tua

dan kemudian didiskusikan dengan anak. Berbeda dengan sekolah formal,

alokasi waktu lebih panjang dan pelaksanaannya mengikuti jadwal mata

pelajaran yang ditetapkan pihak kurikulum sekolah. Hal ini kadang

menjadi ganjalan bagi siswa bahkan guru apabila mendapati pembelajaran

agama Islam dilakukan pada siang hari dimana konsentrasi mereka mulai

berkurang dan lelah.

Dalam Kamyabi Homeschool, yang menjadi guru/tutor adalah

anggota keluarga sendiri. Anak juga diberi hak untuk menentukan siapa

yang menjadi mentornya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasakan

bosan dengan gaya dan metode pembelajaran yang diterapkan salah satu

anggota keluarga mereka yang bertindak sebagai pemateri/tutor.

Pemateri/tutor ditempatkan dibidang studi yang sesuai dengan

kemampuannya. Sedangkan dalam sekolah formal, pemateri atau tutor

untuk masing – masing pelajaran adalah sama dan biasanya hanya diganti

saat kenaikan kelas atau adanya evaluasi yang dilakukan pihak sekolah

terhadap guru tersebut. Hal ini tentu menjadi hal yang membosankan bagi

siswa apalagi mendapati karakter guru yang kurang mereka senangi

seperti, pemarah, pendiam dan sebagainya.

21

Hasil wawancara dengan orang tua penyelenggara homeschooling pada hari Kamis

tanggal 23 Januari 2014.

Page 75: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

65

Dalam penyusunan indikator, keluarga merumuskan bersama anak

untuk mengetahui apa saja yang ingin mereka ketahui pada setiap

pembahasan. Apabila indikator yang diajukan peserta didik belum

menjawab kompetensi dasar, orang tua berhak untuk menambahkannya.

RPP yang dibuat homeschooling tunggal lebih mengukur kemampuan

siswa secara afektif dan kognitif. Dalam sekolah formal, indikator disusun

oleh guru bidang studi saja tanpa melibatkan atau terlebih dahulu

memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik. Tidak ada pelaksanaan

praktik atau demonstrasi dalam RPP yang dibuat oleh guru pada sekolah

formal, yang ada hanyalah penjelasan mengenai cara bersuci. Hal ini

memberi arti bahwa ketuntasan pembelajaran hanya dilihat dari aspek

kognitif saja dan sekolah formal dalam penyusunan RPP tidak

memperhatikan prinsip penyusunan RPP.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang diharapkan tercapai

setelah proses belajar mengajar berakhir dan telah digambarkan dalam

setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran setelah satu materi pembahasan

selesai diajarkan. Tujuan ini cenderung dikontrol hanya melalui nilai

semata yang diperoleh setelah melaksanakan ulangan harian atau ujian.

Secara umum, hampir sama tujuan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di sekolah formal dengan Kamyabi Homeschool. Tujuan ini

diambil dari indikator yang ada didalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Bedanya, pada keluarga pelaksana homechooling tujuan

akhir dari pembelajaran tersebut adalah kemampuan anak untuk dapat

mempraktekkan secara langsung apa yang telah dipelajarinya sedangkan

pada sekolah formal tidak ada.

Setelah pembelajaran Pendidikan Agama Islam berakhir, nilai

bukanlah menjadi patokan utama dalam mengukur tercapainya tujuan

pembelajaran, akan tetapi kesadaran peserta didik dalam

mengimplementasikan apa yang telah di ajarkan, baik pada bidang studi

Page 76: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

66

lain maupun lingkungan sekitar. Hal ini diteruskan dengan adanya

pengamatan yang dilakukan anggota keluarga dalam keseharian seperti

berwudhu serta bersuci dari najis dan hadats, guna meningkatkan

kesadaran spritual anak sebagai upaya mencapai pendidikan holistic untuk

kehidupan. Keberhasilan baru dapat tercapai apabila terjadi perubahan

dalam diri peserta didik yang tercermin baik dari segi intelek, moral

maupun hubungannya dengan masyarakat sosial.

3. Kegiatan Pembelajaran

Setelah melaksanakan pengamatan, penulis akan memaparkan

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan oleh

keluarga sebagai pelaksana homeschooling tunggal, yaitu:

a. Pendahuluan

1) Setelah shalat maghrib, orang tua beserta anaknya

mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran.

2) Untuk memperlancar proses belajar mengajar, orang tua

memimpin doa yang di ikuti anaknya.

3) Orang tua mengkondisikan anaknya dan menanyakan tentang

apa saja yang didapat sang anak pada materi sebelumnya

(materi pertama).

4) Orang tua mengilustrasikan materi yang akan dipelajari dan

tujuannya.

b. Kegiatan inti

1) Orang tua meminta anaknya untuk membuka ebook digital

atau fotocopy yang telah disediakan pihak homeschooling

untuk dibaca dan dianalisa. (Mengamati)

2) Orang tua memberikan pertanyaan kepada anak untuk

ditemukan jawaban dari media internet yang ada, termasuk

berinteraksi dengan teman – temannya di jejaring sosial.

(Menanya)

Page 77: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

67

3) Jawaban yang ditemukan oleh anak dari media internet harus

dianalisa oleh anak dan disandingkan dengan apa yang telah

dibaca dan dianalisanya. (Eksplorasi)

4) Orang tua mengarahkan jawaban anak agar dapat ditautkan

atau dihubungkan jawabannya dengan lingkungan atau apa

yang tengah terjadi. (Asosiasi)

5) Anak menyusun kesimpulan tentang materi yang dibahas dan

kemudian dilengkapi oleh orang tua. Anak juga diberi

kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi tentang materi yang

belum dipahaminya. (Komunikasi)

c. Kegiatan penutup

1) Orang tua memberi penguatan materi dan meminta sang anak

untuk menambahkan kesimpulan yang ada.

2) Orang tua meminta anaknya untuk mempraktekkan cara

bersuci (berwudhu) yang baik sesuai dengan apa yang telah

dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan sholat

Isya berjamaah.

Adapun alur kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru bidang

studi Pendidikan Agama Islam pada sekolah formal adalah sebagai

berikut:

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a

2) Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar

kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat

duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

3) Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan

tujuan yang akan dicapai.

Page 78: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

68

b. Kegiatan Inti

1) Mengamati

Peserta didik mengamati buku Pendidikan Agama Islam

yang disediakan pihak sekolah

2) Menanya

Guru mengajukan pertanyaan terkait materi bahasan kepada

beberapa siswa

3) Eksperimen/Explore

Guru menjelaskan dan menyampaikan materi yang

berhubungan dengan bahasan.

4) Asosiasi

Guru memberi gambaran tentang masalah yang terjadi dan

kemudian menghubungkannya dengan materi pembahasan.

5) Komunikasi

Guru mengajak siswa untuk mengkomunikasikan hasil

temuan diluar

c. Kegiatan Akhir

1) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah

dibahas pada pertemuan tersebut.

2) Guru memberi tugas siswa dari buku Pendidikan Agama Islam

hal. 45-52

3) Doa dan salam

Pada keluarga pelaksana homeschooling, proses belajar mengajar

berjalan dua arah (timbal balik) dan didominasi oleh keaktifan anak

dalam menemukan apa yang telah dirumuskan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat dan disepakati bersama. Metode

tanya jawab atau diskusi yang diterapkan oleh orang tua turut membuat

anak lebih tertantang untuk menggali lebih dalam materi yang ingin

diketahuinya. Diakhir pelajaran, kegiatan ditutup dengan praktek

Page 79: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

69

berwudhu secara langsung guna mengukur pemahaman anak dalam

bersuci (berwudhu). Orang tua mengamati dan memperbaiki cara

berwudhu anak apabila kurang sempurna.

Berbeda dengan apa yang terjadi disekolah formal. Kegiatan

cenderung berjalan satu arah dimana guru mendominasi proses

pembelajaran dari awal hingga akhir. Dalam penyampaian materi, guru

menggunakan metode ceramah dari awal hingga berakhirnya alokasi

waktu yang ditentukan. Hal ini membuat banyak siswa mengalami

kejenuhan dan bosan saat belajar Pendidikan Agama Islam. Tidak ada

praktek setelah berakhirnya materi karena alokasi waktu yang terbatas.

Kegiatan pembelajaran disini jauh dari pengertian sebuah hubungan

timbal balik antara guru dan siswa.

.

4. Sumber Belajar

Adapun sumber belajar yang digunakan dalam penyampaian materi

Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

a. Pendidik (pengajar)

Orang tua atau anggota keluarga yang lain merupakan sumber

informasi sebagai pendidik (pengajar). Namun tidak tertutup

kemungkinan orang tua meminta pihak homeschooling untuk

menyediakan tenaga khusus untuk materi tertentu. Sedangkan dalam

sekolah formal, yang menjadi pendidik adalah guru bidang studi yang

ditentukan pihak sekolah.

b. Alat dan bahan pengajaran

Alat dan bahan pengajaran pada homeschooling dengan jenis tunggal

sifatnya sederhana seperti papan tulis dan perkakas lainnya. Bahan

yang digunakan seperti Al-Qur’an, laptop, handphone dan ebook

digital serta media internet yang ada dan disesuaikan dengan kondisi

keluarga yang mengadakan homeschooling. Namun disekolah formal

alat yang digunakan adalah papan tulis dan perkakas lain namun

bahan yang digunakan terbatas pada buku pelajaran yang disediakan

Page 80: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

70

sekolah. Beberapa sekolah formal tidak memfasilitasi peserta didik

untuk menggunakan internet karena beberapa pertimbangan seperti

konten dewasa, game dan sebagainya.22

c. Lingkungan

Lingkungan juga termasuk dalam sumber belajar. Pada meteri

tertentu, orang tua dapat meminta anaknya untuk mencari jawaban

dari media internet bahkan berdiskusi dengan teman – temannya di

jejaring sosial yang ada. Selain itu, anak bisa belajar di ruang

perpustakaan yang disediakan pihak homeschooling. Jelas dalam hal

ini homeschooling lebih memberi ruang sebebas – bebasnya bagi anak

untuk menentukan sumber belajar, mulai dari siapa yang mengajarnya

untuk bab atau mata pelajaran tertentu, hingga menentukan alat dan

bahan dalam pembelajarannya sendiri. Berbeda dengan sekolah

formal dimana siswa dibatasi dalam menemukan sumber belajar.

5. Materi Belajar

Materi belajar Pendidikan Agama Islam untuk tingkat Sekolah

Menengah Pertama mencakup didalamnya aqidah, akhlak, ibadah dan

sejarah Islam. Secara umum, materi belajar yang dilaksanakan dalam

homeschooling tunggal dimana orang tua menjadi tutor atau pengajar

harus mengikuti kurikulum (nasional) yang berlaku. Hal ini bertujuan

agar anak memiliki kemampuan dan pemahaman yang sama terhadap

peserta didik dari sekolah formal yang ada.

Selain itu, meteri belajar khusus juga diterapkan. Hal ini di adaptasi

dari islamic curriculum dan life skill curriculum yang disediakan oleh

pihak penyelenggara homeschooling. Islamic curriculum adalah

kurikulum berbasis Islam untuk menunjang sikap keberagamaan anak.

Life skill curriculum adalah kurikulum yang bertujuan menunjang

kemampuan anak untuk dapat bersaing melalui kemampuan dan keahlian

22

Hasil wawancara dengan orang tua penyelenggara homeschooling pada hari Kamis

tanggal 23 Januari 2014.

Page 81: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

71

yang ia senangi. Kedua kurikulum diatas bertujuan untuk menyiapkan

anak yang berkompeten dengan sekolah formal yang ada.23

Dalam sekolah formal, materi belajar hanya berpusat pada

kurikulum pendidikan agama Islam yang disediakan pemerintah pusat

yang mencakup didalamnya aqidah, akhlak, ibadah dan sejarah Islam.

Tidak ada materi belajar tambahan khusus mengingat keterbatasan alokasi

waktu pembelajaran disekolah.

6. Metode Pembelajaran

Metode merupakan cara penyampaian materi yang dilakukan orang

tua. Pemilihan metode harus memperhatikan anak yang akan belajar.

Metode pembelajaran harus menyenangkan, menarik dan bahkan

membuat anak tertantang untuk lebih aktif dari orang tuanya.

Beberapa metode yang umum diterapkan orang tua dalam

mengajarkan materi Pendidikan Agama Islam adalah:

a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode dimana penyampaian materi

dilakukan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Biasanya

metode ini hanya berjalan satu arah saja. Namun dalam pelaksanaan di

homeschooling, orang tua tidak menguasai pembelajaran secara satu

arah. Anak turut dilibatkan menyampaikan informasi dan materi

layaknya sebagai seorang pendidik.

b. Metode diskusi

Metode diskusi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mencari dan menganalisis materi yang dipelajari. Karena jenis

homeschooling ini adalah tunggal dan berada dirumah, anak dapat

mendiskusikan hasil temuannya pada teman – teman yang ada pada

jejaring sosial atau komunitas online yang ada. Selain dapat

bersosialisasi, anak akan terbuka wawasannya atas argumen yang

23

Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim Said selaku Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014

Page 82: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

72

diberikan respondennya. Tentunya hasil temuan itu harus di analisis

kembali dan menjadi jawaban yang padu.

c. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab merupakan metode dua arah untuk merangsang

peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar

mengajar. Dalam hal ini, orang tua lebih banyak menerima pertanyaan

dari anak. Hal ini bertujuan agar anak tertantang untuk menggali apa

saja yang ingin ia ketahui dari orang tuanya. Setelah mendapat

penjelasan, si anak diharuskan membuat kesimpulan.

d. Drill

Metode drill diterapkan untuk materi pelajaran Al-Qur’an. Pada

materi ini, orang tua atau tutor membaca beberapa potongan ayat dan

kemudian anak menyimak serta mengikuti apa yang didengar. Tujuan

dari metode ini adalah agar siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan

baik dan benar.

e. Information Searching

Metode information searching merupakan metode dimana anak harus

mencari dan menemukan ide atau pokok materi yang akan dipelajari

untuk ditarik kesimpulannya, bisa dari artikel dari internet ataupun

buku – buku yang ada. Orang tua memberi kebebasan pada anak

untuk mencari informasi yang dibutuhkan anak, tentunya fokus

pencarian tertuju pada tujuan materi pembelajaran saat itu.

Berbeda dengan apa yang terjadi disekolah formal. Guru lebih

banyak menggunakan metode pembelajaran dalam bentuk ceramah. Tidak

tepatnya penggunaan metode belajar dan cenderung monoton membuat

gairah dan minat siswa yang belajar Pendidikan Agama Islam semakin

berkurang. Beberapa alasan penggunaan metode ceramah oleh guru di

sekolah formal diantaranya:

a. Kurangnya pemahaman dan wawasan guru tentang metode

pembelajaran akan membuat siswa merasa jenuh dan bosan.

Page 83: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

73

b. Alokasi waktu yang diberikan pihak sekolah untuk bidang studi

pendidikan Agama yang tidak sebanding dengan jumlah siswa yang

dihadapi.

7. Media Pembelajaran

Setelah melakukan penelitian di lapangan, banyak media

pembelajaran yang bisa dijadikan alternative dan dimanfaatkan oleh

pelaksana homeschooling. Pemilihan media pembelajaran turut

didiskusikan pada anak dan penetapannya berada di tangan orang tua

dengan pertimbangan:

a. Ada atau tidaknya media pembelajaran yang dimaksudkan anak

b. Efektif atau tidaknya media pembelajaran yang dipilih anak.

c. Mampu atau tidaknya orang tua atau keluarga mengoperasikannya.

Untuk materi thaharah, selain buku bidang studi Pendidikan

Agama Islam, orang tua menggunakan gambar atau poster tentang

berwudhu, laptop untuk memvisualisasikan pada anak tentang tata cara

thaharah melalui video/film, guna mempermudah tugas tutor dan

menghadirkan suasana menyenangkan bagi anak.

Umumnya disekolah formal yang ada, rata – rata media

pembelajaran hanya terfokus pada buku pelajaran dan alat tulis saja. Hal

ini akan berdampak pada antusias dan suasana menyenangkan yang sukar

didapatkan oleh peserta didik dalam proses belajar, ditengah

berkembangnya teknologi dan informasi di Indonesia yang turut dirasakan

anak dalam kesehariannya.

8. Evaluasi dan Penilaian

Evaluasi dan penilaian menjadi tolak ukur terhadap hasil

pembelajaran seorang anak dan seberapa efektif metode serta media

pembelajaran yang mereka pilih. Setiap bab pembahasan, orang tua harus

mengadakan evaluasi sebelum masuk kedalam pembahasan materi baru.

Hal ini bertujuan agar anak tidak mengalami kendala saat masuk pada

Page 84: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

74

materi pembahasan baru, karena banyak bab yang saling berhubungan

satu sama lain.

Untuk evaluasi bidang kognitif, dilaksanakan ujian tertulis. Adapun

soal yang dapat diberikan keluarga pelaksana homeschooling kepada

peserta didik berasal dari:

a. Soal – soal yang dibuat oleh pihak homeschooling24

b. Soal – soal yang dibuat langsung oleh orang tua ataupun keluarga.

Soal evaluasi dibuat dalam bentuk quiz dan di unggah ke sebuah

aplikasi bernama edmodo oleh orang tua atau keluarga. Aplikasi yang

bisa di unduh dari Google PlayStore ini memuat berbagai jenis

evaluasi, mulai dari pilihan ganda, benar-salah (true-false),

mencocokkan dan sebagainya. Evaluasi ini memiliki batas waktu dan

jumlah soal yang dapat ditentukan sendiri oleh orang tua. Setiap

pertanyaan yang dibuat, harus ditentukan pula jawabannya. Jawaban

tersebut tidak akan diketahui oleh peserta didik hingga berakhir

evaluasi tersebut. Melalui aplikasi ini, anak dapat mengetahui secara

langsung hasil dari evaluasi yang dikerjakannya.

Gambar 1.

Tampilan Edmodo saat pembuatan soal oleh orang tua

24

Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim Said selaku Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014

Page 85: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

75

Untuk pelaksanaan ujian semester, penilaian dilakukan oleh pihak

penyelenggara homeschooling. Diberikan dua alternative kepada anak,

yaitu:

a. Peserta didik datang ke homeschooling untuk ikut serta dalam

pelaksanaan ujian sesuai waktu dan tempat yang telah di tentukan

pihak homeschooling.

b. Peserta didik melaksanakan ujian secara online dirumah dengan

membuka website yang telah ditentukan dan dikerjakan secara

individual tanpa melibatkan orang tua ataupun keluarga. Salah

seorang utusan pihak homeschooling akan datang sebagai pengawas

ujian. Ujian dengan sistem ini memiliki alokasi waktu yang akan

berakhir dengan sendirinya apabila waktu ujian telah selesai.

Setelah melaksanakan tes, penilaian untuk evaluasi harian

dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga secara obyektif.

Sedangkan untuk evaluasi tiap semester, penilaian dilakukan oleh pihak

homeschooling dan hasilnya akan diberitahukan kepada keluarga

pelaksana homeschooling.

Ditegaskan oleh pihak homeschooling, nilai dalam bentuk angka

ataupun huruf bukan patokan keberhasian. Suatu pembelajaran dikatakan

berhasil apabila siswa mampu menerapkan apa yang sudah dipelajarinya

dengan baik dan konsisten untuk terus melaksanakannya setiap waktu

sebagai implementasi pendidikan sebagai pendidikan yang dilakukan

secara terus menerus dan bekelanjutan.25

Untuk mengukur afektif (kemampuan) siswa, orang tua atau

keluarga mengadakan ujian praktek setelah materi pembelajaran berakhir.

Untuk bidang studi thaharah, diujikan praktek tentang berwudhu dan

tayyamum. Adapun contoh penilaiannya adalah:

25

Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim Said selaku Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014

Page 86: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

76

Nama : Azmi D. Putra

Kelas/Smtr : VII/Genap

Praktek : Berwudhu

No Rukun Wudhu Penilaian

Catatan SB B C

1 Niat

2 Membasuh muka

3 Membasuh tangan hingga siku

4 Mengusap kepala

5 Membasuh kaki hingga mata kaki

6 Tertib

Rentang nilai :

SB : 81 – 100 B : 71 – 80 C : <70

Tangerang, 20 februari 2014

Siti Chairunnisa

Gambar 2.

Lembar penilaian kemampuan

Dan untuk mengetahui keberhasilan dari segi psikomotor (sikap),

orang tua atau keluarga melakukan pengamatan secara tidak langsung

agar anak tidak merasa diperhatikan dalam penilaian. Tujuannya agar

benar – benar terlihat perubahan sikap setelah pembelajaran Pendidikan

Agama Islam secara nyata.

Dalam sekolah formal, keterbatasan alokasi waktu pada sekolah

formal yang hanya dua jam pelajaran dalam satu minggu untuk bidang

studi Pendidikan Agama Islam turut membuat penilaian dilakukan secara

berkala (satu penilaian untuk dua atau tiga bab pembahasan) atau yang

disebut ulangan harian yang dibuktikan dalam bentuk angka atau huruf.

Tugas dalam bentuk latihan biasanya hanya diterima siswa apabila guru

yang bersangkutan tidak hadir atau berhalangan. Hal ini tentu tidak

memberi gambaran maksimal dalam mengukur keberhasilan

pembelajaran peserta didik. Tidak ada kontrol terhadap evaluasi afektif

dan psikomotor peserta didik setelah berakhirnya pembelajaran. Tidak ada

Page 87: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

77

kontrol terhadap penilaian afektif dan psikomotor mengakibatkan evaluasi

tidak berjalan dengan baik dan jauh dari harapan sistem pendidikan

nasional itu sendiri.

9. Tindak Lanjut

Hasil dari evaluasi dan penilaian diatas menjadi tindak lanjut yang

harus dilakukan pihak keluarga dengan pelaksana homeschooling menuju

pembelajaran yang lebih baik lagi. Tindak lanjut disini dapat berupa:

a. Remedial dan pembinaan, dimana peserta didik yang tidak mampu

memenuhi standar kelulusan baik dari segi kognitif dan afektif,

diadakan evaluasi ulang. Dan apabila tidak terjadi perubahan sikap

selama pengamatan, dilakukan pembinaan oleh orang tua dan

keluarga.

b. Evaluasi tutor atau pengajar, dimana akan ada diskusi siapa yang akan

mengambil alih pengajaran apabila ditemukan kendala atau hasil yang

tidak maksimal. Bisa saja peran orang tua sebagai tutor dalam hal ini

berubah dan diambil alih oleh tutor yang disediakan pihak

homeschooling. Hal ini berlaku sebaliknya.

c. Evaluasi metode dan media pembelajaran, dimana orang tua dan anak

berhak mengganti metode dan media pembelajaran. Hal ini harus di

diskusikan oleh orang tua dan anak.

d. Evaluasi jenis homeschooling, dimana setelah evaluasi melalui

pengamatan yang dilakukan oleh orang tua dan pihak homeschooling,

seorang anak yang menggunakan jenis homeschooling tunggal bisa

dipindahkan ke jenis homeschooling lain seperti homeschooling

majemuk dan homeschooling komunitas apabila ditemukan masalah

seperti lingkungan keluarga yang tidak menunjang pembelajaran dan

sebagainya. Hal ini dilakukan semata – mata demi kemajuan sang

anak.

Page 88: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

78

Untuk evaluasi atau penilaian harian, tindak lanjut dilakukan oleh

orang tua atau keluarga pelaksana homeschooling. Setelah melaksanakan

evaluasi dan penilaian pada setiap pokok bahasan, tindak lanjut yang

dilakukan pihak keluarga disesuaikan dengan kondisi peserta didik, seperti

remedial test apabila hasil pembelajaran peserta didik tidak memenuhi

standar kelulusan dan mengganti metode atau media pembelajaran apabila

terdapat kendala selama pembelajaran berlangsung.

Pada sekolah formal, tindak lanjut hanya dilakukan pada peserta

didik dengan melakukan remedial test apabila tidak memenuhi standar

kelulusan pada bidang kognitif. Tidak ada tindak lanjut untuk guru bidang

studi Pendidikan Agama Islam, baik dari segi media ataupun metode

pembelajaran.

Page 89: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh

keluarga yang memilih jenis homeschooling tunggal dari Kamyabi

Homeschool berbeda dengan sekolah formal. Dalam prosesnya, orang tua dan

keluarga terlibat langsung saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal

ini berbeda dengan sekolah formal dimana orang tua atau keluarga tidak

terlibat langsung dalam proses pembelajaran peserta didik.

Keberadaan homeschooling memberi ruang pada anak untuk ikut

merancang pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan agar tidak ada

hambatan dalam proses pembelajaran, mulai dari menentukan metode dan

media pembelajaran, tutor/pengajar pada setiap bidang studi hingga jenis tes

evaluasi dan penilaian. Sifat demokratis dalam menyusun proses

pembelajaran inilah yang sukar ditemui disekolah formal.

Tidak ada perbedaan antara materi ajar Pendidikan Agama Islam di

homeschooling dengan sekolah formal, karena keduanya sama – sama

mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh Dinas Kependidikan. Bahkan, di

homeschooling, untuk pendidikan Agama Islam, dimuat beberapa bidang

studi penunjang seperti bahasa Arab dan sebagainya.

Keberhasilan pembelajaran di homeschooling ditentukan oleh sikap

dan tanggung jawab orang tua dalam menjalankan tugasnya sebagai

pelaksana kegiatan homeschooling dengan jenis tunggal. Untuk mengetahui

tingkat keberhasilan tersebut, perlu diadakan evaluasi baik secara tertulis

maupun pengamatan yang dilakukan secara berkala.

Hasil evaluasi menjadi tindak lanjut dan bahan diskusi antara pihak

keluarga pelaksana dengan Kamyabi Homeschool, seperti apakah terdapat

kesesuaian antara tutor/pengajar dengan bidang studi yang diajarkan, metode

dan media pembelajaran, bahkan menjadi pertimbangan apakah peserta didik

cocok dengan jenis homeschooling yang dipilih keluarga.

Page 90: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

80

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan:

1. Untuk penyelenggara, Kamyabi Homeschool.

Lebih meningkatkan layanan informasi yang jelas dan lengkap mengenai

homeschooling yang didirikan, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta

terus berupaya memperbaiki segala kekurangan dalam penyelanggaraan

Kamyabi Homeschool untuk pendidikan alternative yang lebih baik lagi.

2. Untuk keluarga pelaksana Homeschooling

Anak terus dilibatkan secara aktif dalam setiap pembelajaran kedepannya.

Memilih guru/tutor yang benar – benar mampu dan kompeten di

bidangnya, metode dan media yang mudah dan menyenangkan guna

mendapatkan hasil yang maksimal bagi pembelajaran anak.

3. Untuk tamatan/alumni mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Moral dan akhlak bangsa merupakan bagian dari tanggung jawab

tamatan/alumni jurusan Pendidikan Agama Islam. Adalah kewajiban kita

bersama untuk berpartisipasi dan bahkan ikut menyelenggarakan

pendidikan alternatif seperti homeschooling agar pembelajaran

Pendidikan Agama Islam menjadi lebih menyenangkan dan tidak kalah

saing dengan bidang studi lainnya.

Page 91: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

81

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam

Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta : Departemen Agama RI, 2003.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1993.

Daradjad, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi aksara, 2004.

Daradjad, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi

Aksara, 1995

Fuadi, Athok. Sistem Pengembangan Evaluasi. Ponorogo: STAIN Press. 2006

Hanafi, M.Ag., M.A., Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.

Hasbullah. Dasar – Dasar Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineke Cipta,

2003.

Kho, Loy. Secangkir Kopi: Obrolan Seputar Homeschooling. (Yogyakarta:

Kansius, 2008.

Komariah, Yayah. Homeschooling: Trend Baru Sekolah Alternative. Jakarta:

Sakura Publishing, 2007.

Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. (Jakarta: Pustaka Pelajar,

2003.

Mujib, Abdul dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosopis dan

Kerangka Dasar Operasionalusasi. Bandung; Tri Genda Karya, 1993.

Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung

Persada Press, 2008.

Rachman, Arief. Homeschooling : Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku. Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara, 2007.

Robert. A. Baron dan Donn Byrne. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga, 2005.

Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta : Quantum

teaching, 2005.

Sabri. M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta, 2006.

Page 92: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

82

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenada Media Group, 2007.

Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi

Aksara, 1991.

Soebahar, Abdul Halim. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,

2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung:

Alfabeta, 2011.

Sumardiono. Homeschooling : A Leap For Better Leraning; Lompatan Cara

Belajar. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2007.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008.

Yunus, Muhammad. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta : PT. Hidakarya

Agung, 1992.

Page 93: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

DAFTAR REFERENSI

Nama : DRIFAL

NIM : 1110011000030

Judul Skripsi : SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM PADA KAMYABI HOMESCHOOL

TANGERANG. (Analisis Perbandingan Pembelajaran PAI

di Homeschooling dengan Sekolah Formal)

No Bab Nomor

Footnote Referensi Paraf

1. I 1 Hasbullah. Dasar – Dasar Pendidikan.

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005),

hal. 4

2 Muhammad Mulyadi. Homeschooling

Sebagai Pendidikan Alternatif.

http://www.google.com/artikel/homeschoo

ling: sebagai pendidikan alternatif. (Ditulis

pada 12 Januari, 2005. Diakses pada

tanggal 25 Juni 2013, pukul 19.00 WIB)

3 Undang – Undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas). (Bandung: Citra

Umbara, 2003), hal. 6

4 Muhammad Mulyadi. Homeschooling

Sebagai Pendidikan Alternatif.

http://www.google.com/artikel/homeschoo

ling: sebagai pendidikan alternatif. (Ditulis

pada 12 Januari, 2005. Diakses pada

Page 94: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

tanggal 25 Juni 2013, pukul 19.00 WIB

5 Pormadi Simbolon. Homeschooling:

Sebuah Pendidikan Alternatif.

http://www.google.com/artikel/homeschoo

ling: sebuah pendidikan alternatif. Ditulis

pada 12 Nopember, 2007. Diakses 25 Juni

2013, pukul 19.30 WIB)

6 Sumardiono. Homeschooling. (Jakarta : PT

Elex Media Komputindo.2007), hal. 57

7 Robert. A. Baron dan Donn Byrne.

Psikologi Sosial. (Jakarta: Erlangga, 2005),

hal. 6

8 Anwar Arifin. Memahami Paradigma

Baru Pendidikan Nasional Dalam

Undang-Undang Sisdiknas, (Jakarta :

Departemen Agama RI, 2003), hal. 4

9 Arief Rachman. Homeschooling : Rumah

Kelasku, Dunia Sekolahku. (Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara, 2007), hal. 7

10 MGMP PAI.

http://paismpn1lembang.blogspot.com

(diakses pada tanggal 14 Februari 2014,

pukul 08.00 WIB)

11 MGMP PAI.

http://paismpn1lembang.blogspot.com

(diakses pada tanggal 14 Februari 2014,

pukul 08.40 WIB)

12 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim

Said, Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014.

Page 95: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

2. II 1 Muhaimin. Wacana Pengembangan

Pendidikan Islam. (Jakarta: Pustaka

Pelajar, 2003), hal. 82

2 Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan.

(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), hal.

231

3 M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan.

(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal.

56

4 M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan.

(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal.

10

5 Abdul Halim Soebahar. Wawasan Baru

Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia,

2002), hal. 1

6 Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam.

(Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 10

7 Mahmud Yunus. Metodik Khusus

Pendidikan Agama. (Jakarta : PT.

Hidakarya Agung, 1992), hal. 13

8 Zakiah Daradjad. Metodik Khusus

Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi

Aksara, 1995), hal. 172

9 Abdul Mujib dan Muhaimin. Pemikiran

Pendidikan Islam: Kajian Filosopis dan

Kerangka Dasar Operasionalusasi.

(Bandung; Tri Genda Karya, 1993), hal.

161

10 http://sitikhadijahibrahim.blogspot.com/20

13/08/tujuan-dan-ruang-lingkup-

Page 96: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

pendidikan_12.html. (Diakses pada tanggal

8 Januari 2014, pukul 18.15 WIB.

11 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan.

(Bandung: PT. Remaja RosdaKarya,

2008), cet ke-14, hal. 132-133

12 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan.

(Bandung: PT. Remaja RosdaKarya,

2008), cet ke-14, hal. 133 – 136

13 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan.

(Bandung: PT. Remaja RosdaKarya,

2008), cet ke-14, hal. 137-138

14 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan.

(Bandung: PT. Remaja RosdaKarya,

2008), cet ke-14, hal. 139

15 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran:

Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta: Prenada Media, 2007), hal. 126

16 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna

Pembelajaran. (Bandung: CV. Alfabeta,

2006), cet. Ke-IV, hal. 222

17 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna

Pembelajaran. (Bandung: CV. Alfabeta,

2006), cet. Ke-IV, hal. 201

18 Pormadi Simbolon. Homeschooling:

Sebuah Pendidikan Alternatif.

http://www.google.com/artikel/homeschoo

ling: sebuah pendidikan alternatif. Ditulis

pada 12 Nopember, 2007. Diakses 30 Juni

2013, pukul 19.30 WIB)

19 Ahsin AW. Cara Efektif Mengelola

Page 97: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

Homeschooling. (Jurnal Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Malang), diakses

pada 10 Oktober 2013, pukul 13.10 WIB.

20 Yayah Komariah. Homeschooling: Trend

Baru Sekolah Alternative. (Jakarta: Sakura

Publishing, 2007), hal. 6

21 Direktorat Jendral Pendidikan Luar

Sekolah Pemuda dan Olahraga. Undang –

Undang Republik Indonesia. (Jakarta,

1992), hal. 61

22 Loy Kho. Secangkir Kopi: Obrolan

Seputar Homeschooling. (Yogyakarta:

Kansius, 2008), hal. 243-244.

23 Direktorat Pend. Kesetaraan. (Komunitas

Homeschooling Sebagai Pendidikan

Kesetaraan, Jakarta, 2006), hal. 12

24 Sumardiono. Homeschooling : A Leap For

Better Leraning; Lompatan Cara Belajar.

(Jakarta : PT. Elex Media Komputindo,

2007), hal 62-66

25 Sumardiono. Homeschooling : A Leap For

Better Leraning; Lompatan Cara Belajar.

(Jakarta : PT. Elex Media Komputindo,

2007), hal 62

3. III 1 Sugiyono. Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Method).

(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 13

2 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian.

(Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1993), cet ke-

9, hal. 102

Page 98: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

3 Sugiyono. Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Method).

(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 316

4 Sugiyono. Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Method).

(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 326

5 Sugiyono. Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Method).

(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 333

4. IV 1 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim

Said, Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014.

2 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim

Said, Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014.

3 http://www.kamyabihomeschool.com/visi-

dan-misi.html (Diakses pada tanggal 6

Januari 2014, pukul 22.15 WIB)

4 Data dari arsip Kamyabi Homeschooling

bagian administrasi

5 http://okemat.blogspot.com/2012/kumpula

n-permendiknas-undang-undang-dan.html

(Diakses pada tanggal 20 Maret 2014,

pukul 09.00 WIB)

6 Yudi Munadi. Media Pembelajaran

Sebuah Pendekatan Baru. (Ciputat: Gaung

Persada Press, 2008), hal. 65

7 M. Hanafi, M.Ag., M.A., Pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Page 99: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

Departemen Agama RI, 2009), hal. 166-

167

8 Yudi Munadi. Media Pembelajaran

Sebuah Pendekatan Baru. (Ciputat: Gaung

Persada Press, 2008), hal. 68

9 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan

Islam. (Jakarta : Bumi aksara, 2004), cet.

Ke-V, hal. 86

10 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan

Islam. (Jakarta : Bumi aksara, 2004), cet.

Ke-V, hal. 32

11 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan

Islam. (Jakarta : Bumi aksara, 2004), cet.

Ke-V, hal. 33

12 http://penelitiantindakankelas.blogspot.co

m/2013/11/standar-proses-pembelajaran-

kurikulum.html. (Diakses pada tanggal 8

Januari 2014, pukul 04.34 WIB)

13 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran.

(Jakarta: Kencana Media Prenada Group,

2008), hal. 173

14 R. Ibrahim dan Nana Syaodih.

Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineke

Cipta, 2003), hal. 102

15 Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam

Sistem Kredit Semester. (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), hal. 147

16 Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam

Sistem Kredit Semester. (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), hal. 148

Page 100: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

17 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar

Micro Teaching. (Jakarta : Quantum

teaching, 2005), hal. 52-53

18 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran.

(Jakarta: Kencana Media Prenada Group,

2008), hal. 171

19 Suharsimi Arikunto. Dasar – Dasar

Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2005), hal. 3

20 Fuadi A. Sistem Pengembangan Evaluasi.

(Ponorogo: STAIN Press. 2006), hal. 213

21 Hasil wawancara dengan orang tua

penyelenggara homeschooling pada hari

Kamis tanggal 23 Januari 2014

22 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim

Said, Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014

23 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim

Said, Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014

24 Hasil wawancara dengan H. Abdul Halim

Said, Pendiri Kamyabi Homeschooling

pada tanggal 5 Januari 2014

Diketahui,

Dosen Pembimbing

Dr. Dimyati, M.Ag

NIP. 19640704 199303 1 003

Page 101: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.
Page 102: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

BERITA WAWANCARA 1

Nama : H. Abdul Halim Said

Jabatan : Founder (Pendiri Kamyabi Homeschooling)

Hari/Tanggal : Minggu / 5 Januari 2014

Tempat : Masjid Darul Ishlah (Student Center)

1. Pertanyaan : Apa maksud atau makna dari Kamyabi itu?

Jawaban : Kata Kamyabi berasal dari bahasa urdu. Jika

diterjemahkan ke bahasa Arab berarti An-Najah

sedangkan dalam bahasa Inggris berarti success. Jadi arti

Kamyabi dalam bahasa Indonesia adalah Sukses.

Maksudnya adalah sukses dalam menjalankan

pendidikan, terutama pendidikan Agama Islam dan

umum lainnya.

2. Pertanyaan : Sudah berapa lama Kamyabi Homeschooling ini berdiri?

Jawaban : Lebih kurang 8 (delapan tahun). Berdiri pada 31 Oktober

2005

3. Pertanyaan : Siapa pencetus dan pendiri Kamyabi Homeschooling ini?

Jawaban : Saya sendiri (H. Abdul Halim Said) dan istri

4. Pertanyaan : Apa alasan anda mendirikan Homeschooling ini?

Jawaban : 1. Keprihatinan terhadap sikap siswa dalam merayakan

kelulusan mereka dengan mencoret pakaian sebagai

bentuk ungkapan senang. Hal ini yang membuat

Pendidikan Agama Islam pada siswa hancur setelah

dibangun selama 3 (tiga) tahun lamanya.

Page 103: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

2. Moral siswa yang semakin hari semakin merosot

karena tidak ada pengawasan dari orang tua atau

orang tua merasa lepas tangan dalam pendidikan

formal yang dilakukan anaknya.

3. Pendidikan Agama Islam mulai terpinggirkan dengan

bertambahnya alokasi waktu pendidikan umum

lainnya.

4. Sistem hukuman yang diberikan lembaga pendidikan

formal cenderung disama-ratakan tanpa memahami

alasan yang terjadi pada si anak. Contohnya hukuman

skorsing pada anak yang rumahnya jauh dan jalanan

yang macet (jarak sekolah yang jauh) dengan

skorsing pada anak yang rumahnya dekat dan bangun

kesiangan.

5. Bakat dan minat serta pola belajar anak yang

berbeda. Hal ini tidak dapat mereka kembangkan di

sekolah formal yang menganggap sama semua siswa.

6. Setelah menggali literatur Islam dalam pendidikan,

ternyata nabi Muhammad telah menerapkan sistem

pendidikan yang serupa dengan homeschooling.

7. Kembali mengajak orang tua atau keluarga untuk ikut

berpartisipasi secara langsung dan aktif dalam

pendidikan anak atau anggota keluarganya. Seperti

yang banyak kita ketahui, orang tua atau keluarga

adalah pendidik pertama dalam kehidupan anak atau

anggota keluarga lainnya.

Permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan

formal diatas, dapat diselesaikan dengan mewujudkan

alternatif pendidikan yang disebut homeschooling.

Dalam pendidikan ini, anak merasa bebas dan berhak

Page 104: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

menentukan pendidikan yang menyenangkan

baginya. Mulai dari pemilihan lokasi belajar, waktu

(alokasi) belajar, metode hingga proses belajar

mengajar, termasuk memilih guru yang ia senangi

untuk semua mata pelajaran, terutama pada bidang

studi Pendidikan Agama Islam. Bila homeschooling

dilaksanakan dengan serius, maka kurikulum 2013

dan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik

8.

5. Pertanyaan : Hambatan apa saja yang anda alami saat mendirikan

homeschooling ini?

Jawaban : Hambatan yang saya alami hanya terbatas pada beberapa

orang yang belum memahami homeschooling itu sendiri.

Selain itu masih kurangnya promosi tentang

homeschooling ini. Namun semuanya masih bisa diatasi

dengan baik.

6. Pertanyaan : Apa keunggulan yang ada di homeschooling ini?

Jawaban : 1. Anak berhak dan bebas menentukan metode dan cara

belajar yang dianggapnya menyenangkan tanpa

mengurangi esensi dari materi yang di ajarkan

nantinya.

2. Anak bebas mempelajari dan mendalami apa yang ia

inginkan sesuai dengan minat dan bakat yang

dimilikinya. Nantinya mereka akan dikelompokkan

pula pada komunitas yang sama dengan minta dan

bakat mereka sehingga tidak ada kesan jenuh dalam

lingkungan belajar mereka. Tidak lupa pendidik

menanamkan nilai – nilai Agama Islam dalam setiap

pembelajaran, baik itu matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial, dan sebagainya.

Page 105: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

3. Memberi kebebasan anak untuk menentukan belajar

dimana dan dengan siapa mereka belajar. Hal inilah

yang membuat siswa merasa dihargai dalam

menentukan pendidikan.

4. Memberikan waktu luang yang lebih banyak bagi

siswa. Banyak pendiri homeschooling yang tidak

mengerti dengan lembaga pendidikan yang mereka

dirikan. Menentukan alokasi waktu sendiri, tempat

belajar sendiri, dan tutor sendiri tanpa melibatkan

siswa yang akan ber-homeschooling disana. Hal ini

tidak ubahnya dengan pendidikan formal lainnya.

7. Pertanyaan : Jenis homeschooling apa saja yang ada pada lembaga ini?

Jawaban : Ada tiga jenis homeschooling yaitu:

1. Homeschooling tunggal

Disini anak akan belajar dirumah dengan orang tua

atau anggota keluarga lainnya. Dengan hadirnya

berbagai peralatan multimedia dan internet yang tidak

terbendung sekarang ini maka cara belajar anak pun

menjadi mudah, karena semua materi pelajaran dan

tugas dapat dibuka di smartphone, tablet, ipad

maupun laptop yang tersambung dengan internet.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan anak-anak dapat

bekerja secara mandiri atau berkelompok di desktop

atau peralatan multimedia lainnya.

2. Homeschooling tutor visiting

Pihak kami (homeschooling) mengirimkan tutor

untuk melakukan proses belajar mengajar bersama

anak.

3. Student Visit

Murid dapat berkunjung ke kelas sekolah di Kamyabi

Page 106: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

Homeschool untuk melaksanakan proses belajar

mengajar

4. Komunitas

Murid dapat membentuk komunitas berdasarkan

materi pelajaran, peringkat kelas, kerja sebuah

proyek, dan sebagainya.

8. Pertanyaan : Dari jenis homeschooling yang ada, manakah yang paling

banyak diminati masyarakat?

Jawaban : Dari awal berdiri hingga sekarang (tahun 2014),

homeschooling tungggal lebih banyak diminati oleh

orang tua dan anaknya. Alokasi waktu yang fleksibel,

metode yang disepakati dan sistem pengajaran membuat

anak mereka merasa nyaman. Media yang ada serta

jadwal bertemu (untuk materi khusus) membuat mereka

juga dapat bertemu dengan teman – teman dan

beraktivitas serta berinteraksi sosial dengan positif.

Bahkan ada salah satu murid kami yang bernama

Shafiyah yang sekarang menetap di Bahrain. Orang

tuanya menginginkan ijazah pendidikan Indonesia karena

nantinya mereka akan kembali menetap di Indonesia.

9. Pertanyaan : Apakah ada pelajaran Pendidikan Agama disini?

Jawaban : Ya. Akar dari merosotnya moral anak bangsa adalah

pendidikan Agama di ajarkan setengah – setengah tanpa

ada implementasi dan evaluasi. Akhir – akhir ini,

Pendidikan agama hanya sekedar teori layaknya pelajaran

umum lainnya. Kami selalu mengajarkan pendidikan

Agama Islam secara khusus dan tetap memasukkan nilai

– nilai ajaran agama Islam pada saat anak belajar materi

bidang studi lainnya.

Page 107: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

10. Pertanyaan : Berapa kali materi Pendidikan Agama Islam diajarkan?

Jawaban : Setiap jenis homeschooling yang ada memiliki waktu

yang berbeda untuk belajar agama Islam. Untuk materi

khusus (praktek) Agama Islam, kita mengalokasikan tiga

hari untuk mereka pilih salah satunya yaitu selasa, kamis,

dan sabtu mulai pukul 15.30 sampai selesai.

11. Pertanyan : Apakah ada materi lain untuk menunjang pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

Jawaban : Ada. Beberapa diantaranya seperti program pesantren

kilat, hafalan Qur’an, hadits, deeniyah, nahwu, sharaf,

dan sebagainya. Program ini tentunya ditentukan dengan

jenjang atau tingkat pendidikan mereka.

12. Pertanyaan : Bagaimana dengan kurikulum yang ada di

homeschooling ini?

Jawaban : Kurikulum mengikuti kurikulum yang ada di Indonesia

dengan tetap mengutamakan nilai – nilai agama di

dalamnya.

13 Pertanyaan : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di homeschooling dimana orang tua atau keluarga

sebagai pelaksana atau tutor?

Jawaban : Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

homeschooling yang dilakukan oleh keluarga hampir

sama dengan sekolah formal yang ada. Mereka (keluarga)

harus membuat RPP sebegai bentuk kesiapan dalam

memulai pembelajaran. Setiap alokasi waktu (jadwal

pembelajaran) disesuaikan dengan keadaan anak dan

karakteristik mereka. Keluarga tentu mengetahui mana

Page 108: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

yang terbaik untuk anggota keluarganya. Pemilihan

pemateri/tutor juga diserahkan sepenuhnya kepada

keluarga. Bisa saja semua pelajaran di ambil alih oleh

anggota keluarga (bila memiliki kesanggupan) atau

melibatkan pihak luar (guru privat) mengajarkan

anaknya. Untuk proses kegiatan pembelajaran sendiri,

siswa lebih dituntut untuk berperan aktif daripada orang

tua yang hanya pemberi umpan (rangsangan). Hal ini

bertujuan agar keberhasilan pembelajaran tidak hanya

diukur dari nilai saja akan tetapi juga meliputi penerapan

(praktik) menyeluruh dan berkelanjutan dari pembelajan

yang telah dilaksanakan. Itulah yang menjadi tolak ukur

keberhasilan sebuah pembelajaran (penerapan).

Page 109: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

BERITA WAWANCARA 2

Nama : Siti Chairunnisa

Jabatan : Orang Tua Pelaksana Homeschooling

Hari/Tanggal : Kamis, 23 Januari 2014

Tempat : Rumah Pribadi

1. Pertanyaan : Apa alasan anda memilih homeschooling untuk anak?

Jawaban : Alasan utama saya memilih homeschooling sebagai

tempat pendidikan anak adalah karena orang tua yang

tugasnya sebagai pendidik utama terhadap anak -

anaknya. Saya ingin ikut berpartisipasi dan menikmati

secara langsung dalam pendidikan anak, memastikan

anak tumbuh secara normal, sehat jasmaninya, rohani,

intelektual, dan mental.

2. Pertanyaan : Adakah alasan lain?

Jawaban : Mungkin hampir sama dengan alasan para orang tua yang

menyelenggarakan homeschooling untuk anaknya.

Pergaulan disekolah yang saya lihat semakin

mengkhawatirkan seperti tawuran, obat – obat terlarang

bahkan asusila membuat saya cemas dengan kembang-

tumbuh anak. Alasan lain, saya memahami betul

karakteristik belajar anak yang sukar ditemukan disekolah

formal, seperti senang belajar dalam keadaaan santai

sambil mendengarkan musik. Lokasi sekolah formal yang

jauh dari rumah juga turut menjadi pertimbangan. Saya

juga tidak ingin anak terjebak pada paradigma bahwa

belajar untuk mendapatkan nilai bagus dan ijazah

Page 110: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

3. Pertanyaan : Siapa yang menjadi pemateri/tutor dalam

homeschooling?

Jawaban : Semua anggota keluarga yang dirasa mampu. Setiap

bidang studi dipegang oleh salah satu anggota keluarga

kecuali IPA yang kami mendatangkan guru dari luar.

4. Pertanyaan : Siapa yang menjadi pemateri/tutor untuk pelajaran

Pendidikan Agama Islam?

Jawaban : Tetap anggota keluarga. Lebih dominan adalah saya

sebagai ibunya. Tapi untuk beberapa bab tertentu,

pemateri adalah ayahnya atau kakak.

5. Pertanyaan : Bagaimana dengan penyusunan RPP?

Jawaban : RPP sedikit-banyak kami ambil dari RPP yang sudah ada

di internet dengan melakukan perubahan didalamnya.

Perubahan itu dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi

anak serta pemateri/tutor. Karena yang belajar adalah

anak, saya melibatkan mereka dalam perubahan dan

penyusunan RPP.

6. Pertanyaan : Kapan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam?

Jawab : Pelajaran Pendidikan Agama Islam dimulai setelah sholat

Maghrib, sekitar 75 Menit untuk setiap pertemuan.

Dimulai pukul 18.15 hingga 19.30 WIB.

7. Pertanyaan : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam?

Jawab : Sama seperti sekolah formal. Hanya saja, disini anak

dituntut untuk aktif menggali apa yang ia mau (indikator).

Jika kompetensi dasar belum tercapai dari yang anak

Page 111: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

kemukakan (melalui indikator), pemateri/tutor

melengkapinya. Intinya saya ingin membuat setiap

pembelajaran aktif dan menyenangkan.

Saya juga memfasilitasi pembelajaran anak dengan

multimedia dan media internet. Fasilitas ini yang sukar

ditemukan oleh anak saya sebelumnya karena beberapa

sekolah formal tidak memfasilitasi anak untuk

menggunakan internet karena beberapa pertimbangan

seperti konten dewasa, game dan sebagainya

8. Pertanyaan : Tidakkah anda khawatir dengan aspek sosial (pergaulan)

anak yang melaksanakan homeschooling?

Jawaban : Insya Allah tidak. Homeschooling bukanlah penjara bagi

anak. Anak, saya beri kebebasan untuk bersosialisasi

dengan siapapun, baik dalam dunia maya, tempat les

ataupun lingkungan sekitar. Tentu semua itu tetap dalam

pengawasan anggota keluarga tanpa mereka merasa

diawasi. Inilah yang tidak didapat anak dalam sekolah

formal (pengawasan dari guru)

9. Pertanyaan : Bagaimana hasil pembelajaran yang anda lihat dari anak?

Jawaban : Hasil belajar anak untuk semester ini dikategorikan baik.

Tumbuh kembangnya pun dapat saya awasi dengan baik.

Aspek sosialnya pun saya rasa tidak ada masalah karena

anak masih dapat bergaul dengan banyak teman yang ada

dilingkungannya.

Page 112: SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27113/1/DRIFAL... · menentukan desain dan metode pembelajaran yang mereka sukai.

TAMPILAN APLIKASI EDMODO

Proses Pembuatan Soal dan Kunci Jawaban