SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi...

133
SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN TRANSMISI DAN DIMENSI PONDASI STRAP FOOTING UNTUK TOWER LISTRIK SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) ADHI KUSNADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Transcript of SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi...

Page 1: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

SISTEM PAKAR PERENCANAAN

JALUR SALURAN TRANSMISI DAN DIMENSI PONDASI

STRAP FOOTING UNTUK TOWER LISTRIK

SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)

ADHI KUSNADI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 2: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Sistem Pakar Perencanaan Jalur Saluran Transmisi dan Disain Pondasi Strap Footing Untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2008

Adhi Kusnadi NRP.G651050134

Page 3: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

ABSTRACT

ADHI KUSNADI. Expert system for the transmission line planning and foundation dimension of strap footing for the Tower of Electrics Air Duct High Voltage (SUTT). Under the direction of Kudang Boro Seminar and Aziz Kustiyo.

Electric center power commonly, water powered electric centers are

located far from public areas. Therefore, electric center power has been channeled through the transmission lines. Ideally, the transmission lines for SUTT consist of some towers is a straight line, but not in the field application. Might possibly with the irregular location and different foundation dimension as it was adapted with field condition. The selection of transmission line and tower foundation determined by many factors which need the complicated calculation and long duration. This research intention makes an expert system for making easier and quicker to process the transmission line planning and foundation dimension of strap footing for the Tower of Electrics Air Duct High Voltage (SUTT). The result of this system is co-ordinate point plan and foundation dimension of strap footing.The necessaries data has been made simple so that more easier and quicker to process the planning. Keywords : transmission line, foundation dimension, strap-footing, SUTT, rule-

based, chaining forward.

Page 4: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

RINGKASAN

ADHI KUSNADI. Sistem Pakar Perencanaan Jalur Saluran Transmisi dan Dimensi Pondasi Strap Footing Untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Dibimbing oleh Kudang Boro Seminar dan Aziz Kustiyo.

Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik terutama yang menggunakan tenaga air, biasanya terletak jauh dari pusat-pusat beban. Dengan demikian, tenaga listrik yang telah dibangkitkan harus disalurkan melalui saluran-saluran transmisi. Saluran-saluran ini membawa tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban baik langsung maupun melalui gardu-gardu induk. Pada penelitian ini, saluran transmisi yang diteliti adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berdaya 150 Kv. Secara ideal jalur saluran transmisi untuk SUTT yang terdiri dari beberapa tower adalah sebuah garis lurus. Akan tetapi dalam aplikasi lapangannya tidak demikian. Bisa saja berupa titik-titik dengan lokasi yang tidak beraturan, karena disesuaikan dengan kondisi lapangan. Setelah titik-titik rencana jalur saluran transmisi lokasi tower dapat dibuat, hal lain yang perlu didisain adalah dimensi pondasi tower tersebut. Apabila kita salah memilih atau merencanakan pondasi, maka kesalahan tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada struktur bangunan lainnya. Pondasi yang dipakai adalah pondasi telapak kombinasi (strap footing) dengan perbaikan tanah menggunakan pondasi sumuran (bore pile).

Pemilihan jalur line transmisi dan pondasi bangunan ditentukan oleh banyak faktor, pada penelitian ini hanya faktor teknis saja yang dibahas, yaitu daya dukung tanah, dalam hal ini ditentukan oleh jenis tanah, beban vertikal dan beban horizontal yang bekerja pada tower dan sudut belokan yang terbentuk oleh dua tower. Jenis tanah dapat diketahui berdasarkan hasil penyelidikan geoteknik yang dilakukan pada tanah setempat atau berdasarkan pengamatan butiran agregat tanah. Beban vertikal yaitu berat sendiri tower, berat kawat penghantar, berat kawat penangkal petir, berat isolator dan berat orang. Sedangkan beban horizontal adalah tekanan angin, yang diketahui dari pengukuran lapangan atau ditentukan berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia 1970 N.I-18.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi perencanaan pembangunan jalur saluran transmisi dan disain pondasi SUTT, memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit, sehingga mempersulit perencana dan memerlukan waktu yang relatif lama. Selain itu dijumpai banyak hal yang berhubungan dengan keahlian pakar kelistrikan khususnya pakar mengenai transmisi dan pakar masalah konstruksi. Untuk mempercepat dan mempermudah proses perencanaan jalur saluran transmisi dan disain pondasi SUTT, dibuat program aplikasi komputer sistem pakar untuk perencaan tersebut dengan menggunakan bahasa program komputer Matlab.

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun desain dan prototipe sistem pakar berbasis kaedah (ruled-base), untuk mempermudah dan

Page 5: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

mempercepat proses perencanaan jalur saluran transmisi dan dimensi pondasi strap footing untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

Penelitian ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka pemikiran mengikuti model pengembangan sistem model System Development Life Cycle (SDLC). Tahapan pertama adalah tahapan persiapan berisi kegiatan pengumpulan data-data yang berhubungan dengan penelitian, sumber pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan studi pustaka, dilakukan di Perpustakaan Kampus IPB, Kantor Konsultan PT. Gubah Sarana Palembang, dan Perpustakaan STT PLN Tangerang, browsing dan seacrhing di Internet, wawancara dengan para pakar yang pernah bekerja di PT. PLN yang sekarang bekerja sebagai dosen di STT PLN Tangerang, dan obrsevasi lapangan lokasi-lokasi tower listrik SUTT yang berada di sekitar kota Bogor. Tahap kedua adalah analisis system, dalam tahapan ini, peneliti melakukan pembuatan disain aksitektur sistem, investigasi kebutuhan-kebutuhan sistem guna menentukan solusi perangkat lunak (software) yang akan digunakan sebagai tulang punggung proses automatisasi /komputerisasi bagi sistem. Seluruh faktor yang menjadi penentu dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. Tahap ketiga tahapan desain, metode inferensi yang dipakai adalah dengan forward chaining. Untuk mempresentasikan pengetahuan yang didapat, digunakan dalam bentuk tipe basis kaedah (rule-based) IF...THEN (Jika...maka). Tahapan keempat adalah tahapan implementasi, pada tahapan ini hasil dari tahapan-tahapan sebelumnya dituangkan kedalam penulisan kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer Matlab. Langkah berikutnya berupa proses pengujian terhadap hasil pemrograman tersebut. Pengujian mencakup verifikasi, validasi dan pengujian antar muka aplikasi (General User Interface/GUI). Hasil pengujian ini merupakan umpan balik perbaikan sistem dan performance yang akan digunakan dalam proses perbaikan sistem hingga mencapai hasil yang diharapkan dan telah ditentukan sebelumnya. Verifikasi dan validasi dilakukan dengan cara melakukan demo di depan beberapa orang pakar mengenai listrik dan konstruksi berlokasi di STT PLN Tangerang dan beberapa pakar mengenai konstruksi sipil. Pengujian antar muka dilakukan dengan cara memberikan sistem pakar yang dibuat ini kepada beberapa orang sebagai user tanpa didampingi oleh peneliti, apakah antar muka yang dibuat dapat dimengerti dengan mudah atau tidak.

Sistem Pakar Perencanaan Jalur Saluran Transmisi dan Dimensi Pondasi Strap Footing Untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau disingkat SPSUTT telah selesai dirancang dan diimplementasikan dalam bentuk prototipe. Memiliki kemampuan untuk menentukan titik-titik rencana lokasi tower yang akan dibangun pada jalur transmisi SUTT 150 kV, dan menghasilkan dimensi pondasi tower, berupa dimensi berikut pembesian pondasi strap footing, dimensi pondasi sumuran beserta pembesiannya dan dimensi balok strap beserta pembesiannya. Verifikasi telah dilakukan oleh pakar-pakar dengan hasil baik dan validasi dimensi pondasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil keluaran sistem dengan perhitungan manual dengan hasil sama.

Penentuan lokasi dan dimensi pondasi SUTT menjadi lebih cepat dan mudah bila menggunakan sistem ini, karena proses input merupakan proses

Page 6: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

konsultasi interaktif dimana besaran angkanya dapat ditentukan oleh sistem, sehingga tidak perlu melakukan pengukuran dan pengujian dilapangan yang memerlukan waktu yang relatif lama, sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika tidak diketahui, besaran angka kekuatan tekanan angin dapat ditentukan berdasarkan jarak tower dari tepi pantai. Daya dukung tanah pun demikian, dapat ditentukan berdasarkan jenis tanah. Kata Kunci : jalur transmisi, dimensi pondasi, strap-footing, SUTT, basis kaedah,

forward chaining.

Page 7: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Page 8: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Sugi Guritman

Page 9: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

SISTEM PAKAR PERENCANAAN

JALUR SALURAN TRANSMISI DAN DIMENSI PONDASI

STRAP FOOTING UNTUK TOWER LISTRIK

SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)

ADHI KUSNADI

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Departemen Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 10: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Judul Tesis : Sistem Pakar Perencanaan Jalur Saluran Transmisi dan

Dimensi Pondasi Strap Footing Untuk Tower Listrik

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Nama : Adhi Kusnadi

NRP : G651050134

Disetujui, Komisi Pembimbing

( Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc ) (Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom )

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pascasarjana Ilmu Komputer ( Dr. Sugi Guritman ) ( Prof. Dr.Ir.Khairil Anwar Notodiputro, MS)

Tanggal ujian : Tanggal lulus :

Page 11: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

PRAKATA

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas segala karunia-Nya penulisan tesis dengan judul Sistem Pakar Perencanaan Jalur Saluran Transmisi dan Disain Pondasi Strap Footing Untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan perhargaan dan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. selaku ketua komisi pembimbing, Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan, Bapak Dr. Sugi Guritman selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukkan untuk perbaikan tesis ini dan selaku Ketua Program Studi Ilmu Komputer atas kerjasamanya selama studi dan penelitian, staf Pengajar Program Studi Ilmu Komputer yang telah memberi bekal pengetahuan, staf Departemen Ilmu Komputer atas kerjasamanya selama studi dan penelitian, rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua yang mendukung secara tulus dan kakak-kakakku atas bantuannya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian tesis ini, Meskipun demikian penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi bidang ilmu komputer dan dunia pendidikan.

Bogor, Juni 2008

Adhi Kusnadi NRP. G651050134

Page 12: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 3 Maret 1973 dari ayah Sunaryo Prasetio dan ibu Sudarmi, merupakan putra ke-lima dari lima bersaudara.

Pada tahun 1991 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Bogor, dan pada tahun 1996 berhasil menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Palembang.

Kemudian bekerja pada beberapa perusahaan jasa konstruksi dan menjadi staf pengajar pada beberapa perguruan tinggi, dan berwirausaha hingga saat ini.

Page 13: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..…......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................... 2 1.3 RuangLingkup....................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Terdahulu ................................................................ 4 2.2 Saluran Transmisi.................................................................................. 4 2.3 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).............................................. 5

2.3.1 Beban Yang Bekerja Pada SUTT Kondisi Normal .................... 8 2.3.2 Beban Yang Bekerja Pada SUTT Kondisi Abnormal ................. 10

2.4 Daya Dukung Tanah Dasar................................................................... 10 2.5 Tekanan Angin...................................................................................... 11 2.6 Pengertian Pondasi .............................................................................. 12 2.7 Pondasi Strap Footing........................................................................... 13 2.7.1 Dimensi Pondasi Footing ............................................................ 13

2.7.2 Pembesian Pondasi Strap Footing .............................................. 14 2.8 Pondasi Sumuran .................................................................................. 16

2.8.1 Dimensi Pondasi Sumuran .......................................................... 17 2.8.2 Pembesian Pondasi Sumuran ...................................................... 19

2.9 Sistem Pakar (Expert Systems) ............................................................ 19 2.10 Struktur Sistem Pakar............................................................................ 20 2.11 Representasi Pengetahuan ..................................................................... 22 2.12 Inferensi Pengetahuan............................................................................ 23 2.13 Pengembangan Sistem ........................................................................... 24 2.14 Model System Development Life Cycle (SDLC)..................................... 25

III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 27 3.2 Alat Bantu Riset.................................................................................... 29 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 29

Page 14: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Sistem ..................................................................................... 30 4.2 Disain dan Implementasi ...................................................................... 35

4.2.1 Modul Inferensi........................................................................... 35 4.2.1.1 Antar Muka Pengguna (User Interface)......................... 35

4.2.1.1.1 Titik Rencana Tower ...................................... 36 4.2.1.1.1.1 Penentuan Jumlah Tower Ideal ..... 37 4.2.1.1.1.2 Penentuan Lokasi Tower .............. 42

4.2.1.1.2 Dimensi Pondasi .............................................. 47 4.2.1.2 Basis Kaedah (Rule Base) ............................................... 52 4.2.1.3 Mesin Inferensi (Inference Engine) ................................ 54 4.2.1.4 Basis Data (Data Base) .................................................. 54 4.2.1.5 Output ............................................................................ 55

4.2.2 Modul Struktur Analisis ............................................................ 55 4.2.2.1 Proses Disain ................................................................ 55 4.2.2.1.1 Perhitungan Dimensi .................................... 55 4.2.2.1.2 Perhitungan Penulangan ............................... 59 4.4.2.1.3 Hasil Akhir.................................................... 62

4.3 Verifikasi dan Validasi ........................................................................ 63 4.4 Implikasi Manajerial............................................................................. 64

VII SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan................................................................................................ 66 7.2 Saran...................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

LAMPIRAN ....................................................................................................... 70

Page 15: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tipe Tower ......................................................................................................... 7

2. Ketentuan Kawat Penghantar dan Penangkal Petir ............................................ 8

3. Klasifikasi Tanah Dasar ..................................................................................... 11

4. Kriteria qα .......................................................................................................... 14

5. Tegangan Tanah Lateral Yang Diijinkan .......................................................... 18

6. Validasi Hasil Keluaran Sistem SPSUTT Dengan Perhitungan Manual .......... 63

7. Panjang Batang .................................................................................................. 74

8. Total Gaya Reaksi .............................................................................................. 99

9. Panjang Penunjang Untuk Tiang Pendek Dengan Ujung Atas Tak ditahan .... 102

Page 16: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tekanan Angin Pada Menara ......................................................................... 9

2. Kedalaman dan Lebar Pondasi ....................................................................... 12

3. Sumuran Ujung Atas Tertahan ....................................................................... 18

4. Struktur Sistem Pakar ..................................................................................... 21

5. Model Sekuensial Linier ..................................................................................... 26

6. Arsitektur SPSUTT......................................................................................... 35

7. Judul Sistem Pakar Disain Pondasi Tower ..................................................... 36

8. Titik Rencana Tower ...................................................................................... 37

9. Dimensi Pondasi Tower .................................................................................. 47

10. Diagram Alir .................................................................................................... 53

11. Diagram Ketergantungan ................................................................................ 54

12. Dimensi Pondasi Telapak ............................................................................... 56

13. Dimensi Pondasi Sumuran .............................................................................. 58

14. Dimensi Balok Strap........................................................................................ 59

15. Pembesian Pondasi Telapak ............................................................................ 60

16. Pembesian Pondasi Sumuran Pada Balok Strap ............................................. 61

17. Dimensi Pondasi Sumuran Pada Balok Strap ................................................. 61

18. Pembesian Pondasi Sumuran Pada Pondasi Telapak ...................................... 62

19. Tower Yang Dipakai ........................................................................................ 70

20. Penomoran Batang Tower ............................................................................... 71

21. Penomoran Batang Transverse ........................................................................ 72

22. Potongan Y – Y Pada Tower ........................................................................... 73

23. Berat Sendiri Tower ......................................................................................... 83

24. Kawat ACSR Putus .......................................................................................... 89

25. Gaya Akibat Kawat Putus ................................................................................ 90

26. Gaya Pada Batang Transerve Pada Ketinggian +29,5 m .................................. 92

27. Reaksi Pada Pondasi Akibat Gaya Pada Ketinggian +29,5m ........................... 93

28. Gaya Pada Batang Transerve Pada Ketinggian +25 m ..................................... 94

Page 17: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

29. Reaksi Pada Pondasi Akibat Gaya Pada Ketinggian +25 m ............................. 94

30. Kedalaman Pondasi Strap Footing ................................................................... 99

31. Kedalaman Pondasi Strap Footing (validasi) .................................................... 108

Page 18: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Perhitungan beban sendiri menara................................................................. 70

2. Kondisi tidak setimbang ................................................................................ 89

3. Perhitungan beban yang bekerja pada pondasi ............................................. 93

4. Proses disain .................................................................................................. 99

5. Validasi .......................................................................................................... 108

Page 19: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

BAB I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan semakin besarnya kebutuhan listrik nasional, dimana daya listrik

yang sanggup disediakan oleh PT.PLN masih kurang dari kebutuhan, maka

banyak pula pusat-pusat pembangkit listrik dan sarana pendukungnya yang harus

dibangun. Apalagi dengan adanya program pemerintah untuk percepatan

pembangunan pembangkit listrik 10.000 Mwatt yang direncanakan selesai pada

tahun 2010. Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik terutama yang menggunakan

tenaga air, biasanya terletak jauh dari pusat-pusat beban. Dengan demikian, tenaga

listrik yang telah dibangkitkan harus disalurkan melalui saluran-saluran transmisi.

Saluran-saluran ini membawa tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat-pusat

beban baik langsung maupun melalui gardu-gardu induk. Saluran transmisi yang

dapat digunakan adalah saluran udara atau saluran bawah tanah (SPLN 121).

Pada penelitian ini, saluran transmisi yang diteliti adalah Saluran Udara

Tegangan Tinggi (SUTT) berdaya 150 Kv. Secara ideal jalur saluran transmisi

untuk SUTT yang terdiri dari beberapa tower adalah sebuah garis lurus. Akan

tetapi dalam aplikasi lapangannya tidak demikian. Bisa saja berupa titik-titik

dengan lokasi yang tidak beraturan, karena disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Setelah titik-titik rencana jalur saluran transmisi lokasi tower dapat dibuat,

hal lain yang perlu didisain adalah dimensi pondasi tower tersebut. Bangunan

terdiri dari bangunan atas dan bangunan bawah, bangunan bawah lazimnya

disebut pondasi bangunan. Pondasi bangunan bertugas memikul seluruh beban

bangunan, untuk kemudian melimpahkan beban tersebut ke tanah sampai

kedalaman tertentu. Jadi pondasi suatu bangunan merupakan salah satu bagian

bangunan yang sangat penting. Apabila kita salah memilih atau merencanakan

pondasi, maka kesalahan tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada

struktur bangunan lainnya. Pondasi yang dipakai adalah pondasi telapak

kombinasi (strap footing) dengan perbaikan tanah menggunakan pondasi sumuran

(bore pile), karena menurut Mardiyanto (2000), dengan adanya standarisasi

Page 20: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

(penggunaan pondasi telapak dan bore pile) penggunaan pondasi SUTT maka

akan dapat dihemat biaya antara 30 % sampai dengan 60 %.

Pemilihan jalur line transmisi dan pondasi bangunan ditentukan oleh banyak

faktor, pada penelitian ini hanya faktor teknis saja yang dibahas, yaitu daya

dukung tanah, dalam hal ini ditentukan oleh jenis tanah, beban vertikal dan beban

horizontal yang bekerja pada tower dan sudut belokan yang terbentuk oleh dua

tower. Jenis tanah dapat diketahui berdasarkan hasil penyelidikan geoteknik yang

dilakukan pada tanah setempat atau berdasarkan pengamatan butiran agregat

tanah. Beban vertikal yaitu berat sendiri tower, berat kawat penghantar, berat

kawat penangkal petir, berat isolator dan berat orang. Sedangkan beban horizontal

adalah tekanan angin, yang diketahui dari pengukuran lapangan atau ditentukan

berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia 1970 N.I-18 (Kusnadi, 1996).

Banyaknya faktor yang mempengaruhi perencanaan pembangunan jalur

saluran transmisi dan disain pondasi SUTT, memerlukan perhitungan-perhitungan

yang rumit, sehingga mempersulit perencana dan memerlukan waktu yang relatif

lama. Selain itu dijumpai banyak hal yang berhubungan dengan keahlian pakar

kelistrikan khususnya pakar mengenai transmisi dan pakar masalah konstruksi.

Untuk mempercepat dan mempermudah proses perencanaan jalur saluran

transmisi dan disain pondasi SUTT, dibuat program aplikasi komputer sistem

pakar untuk perencaan tersebut dengan menggunakan bahasa program komputer

Matlab.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun desain dan prototipe

sistem pakar berbasis kaedah (ruled-base), untuk mempermudah dan

mempercepat proses perencanaan jalur saluran transmisi dan dimensi pondasi

strap footing untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

1.3. Ruang Lingkup

Sistem pakar perencanaan jalur saluran transmisi dan dimensi pondasi strap

footing untuk SUTT banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada penelitian ini

Page 21: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

hanya diperhitungkan faktor teknis saja, yaitu tipe konstruksi tower yang

digunakan adalah bentuk lattice tipe Aa dan Bb saluran udara tegangan tinggi

(SUTT) 150 kV dengan maksud konstruksi tower adalah rangka baja dengan

sudut maksimal yang diijinkan 200, jenis kawat yang dipakai pada saluran

transmisi adalah Aluminium Cable Steel Reinforced (ACSR), jenis pondasi adalah

pondasi strap footing dengan perbaikan tanah menggunakan pondasi sumuran.

Model pengembangan sistem menggunakan model System Development Life

Cycle (SDLC), metode Inferensi yang dipakai adalah forward chaining, untuk

mempresentasikan pengetahuan yang didapat, digunakan dalam bentuk tipe basis

kaedah (rule-based) IF...THEN (Jika...maka) dan software yang digunakan

bahasa program Matlab dan untuk user interface digunakan juga bahasa program

Matlab.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi alternatif untuk

merencanakan lokasi titik-titik jalur saluran transmisi tower dan dimensi pondasi

tower listrik saluran udara tegangan tinggi (SUTT).

Page 22: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait Terdahulu

Penelitian ini, merupakan kelanjutan dari penelitian yang telah penulis

lakukan pada pendidikan strata-1 di Univeritas Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil,

yaitu berupa skripsi yang berjudul Perencanaan Pondasi Untuk Tower Listrik

Tegangan Tinggi Pada Line Plaju-Mariana-Borang (Kusnadi, 1996). Pada

penelitian tersebut tidak direncanakan titik-titik lokasi tower dan dimensi pondasi

dihitung secara manual. Penelitian ini selain digunakan sistem pakar, juga dibuat

untuk merencanakan titik-titik lokasi dalam satu line transmisi dan dimensi

pondasinya.

Selain penelitian tersebut, terdapat juga penelitian yang terkait dengan

penelitian ini, yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Bagio (1996). Perbedaan

dengan penelitian ini adalah pada penelitian Bagio ruang lingkup penelitian

adalah untuk mendisain satu buah struktur rangka tower untuk komunikasi,

sehingga beban yang bekerja pun berbeda, seperti pada beban vertikal tidak

adanya berat kawat penghantar dan berat isolator.

2.2 Saluran Transmisi

Jenis arus listrik yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik, yaitu

sistem arus bolak balik AC (alternating current) dan sistem arus searah DC

(direct current). Penyaluran tenaga listrik dengan sistem arus searah baru

dianggap ekonomis bila panjang saluran udara lebih dari 640 km atau saluran

bawah tanah lebih panjang dari 50 km (Elektro Indonesia, 2000). Komponen-

komponen utama dari saluran transmisi terdiri dari :

- menara transmisi atau tiang transmisi beserta pondasinya;

- isolator-isolator;

- kawat penghantar (conductor);

- kawat tanah (ground wires).

Page 23: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Perencanaan saluran udara tegangan tinggi terdiri dari :

- survey, pengukuran dan pemetaan rute dari saluran;.

- pengujian tanah tempat menara-menara;

- perencanaan dari menara;

- penentuan dari jarak-jarak antara kawat-kawat;

- pemilihan kawat (konduktor) yang ekonomis;

- penentuan jumlah isolator;

- perhitungan tegangan tarik dan andongan.

Panjang saluran transmisi adalah jarak yang menghubungkan dari satu titik

ke titik lainnya atau dari pusat pembangkit sampai pada pusat beban, untuk

mentransmisikan listrik. Panjang gawang (jarak antar tower) adalah jarak rencana

antar satu tower dengan tower berikutnya, dengan jarak gawang dasar 265 m

(SPLN,1996). Untuk menghitung jumlah tower secara ideal, artinya berupa satu

garis lurus dari pusat pembangkit ke pusat beban dalam satu saluran adalah

sebagai berikut :

1gawang panjang rencanasaluran panjang rencana erJumlah tow += ............................................ (1)

Koordinat titik yang didapat dalam koordinat cartesius, jika rencana panjang

gawang di notasikan Y dan rencana panjang saluran dinotasikan L adalah (0,Y),

(0,2Y), (0,3Y),..., (0,L), akan tetapi dalam aplikasi lapangannya tidak demikian,

bisa saja berupa titik-titik dengan lokasi yang tidak beraturan, karena disesuaikan

dengan kondisi lapangan.

2.3 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Pembangunan pusat pembangkit dengan kapasitas produksi energi listrik

yang besar : PLTA, PLTU, PLTGU, PLTG, PLTP memerlukan banyak

persyaratan, terutama masalah lokasi yang tidak selalu bisa dekat dengan pusat

beban seperti kota, kawasan industri dan lainnya. Akibatnya tenaga listrik tersebut

harus disalurkan melalui sistem transmisi yaitu :

- saluran transmisi, yaitu saluran udara, saluran kabel, saluran gas;

Page 24: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- gardu Induk;

- saluran Distribusi.

Saluran transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana di

udara untuk menyalurkan tenaga listrik berskala besar dari pembangkit ke pusat-

pusat beban dengan menggunakan tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi.

Macam saluran udara yang ada di sistem ketenagalistrikan PLN P3B Jawa Bali

antara lain :

- Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV;

- Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV;

- Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV.

Tenaga listrik yang disalurkan lewat sistem transmisi umumnya

menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media

isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya. Tower

adalah konstruksi bangunan yang kokoh, berfungsi untuk menyangga/merentang

kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang cukup agar aman bagi

manusia dan lingkungan sekitarnya. Antara tower dan kawat penghantar disekat

oleh isolator. Menurut bentuk konstruksi ada beberapa jenis tower, yaitu :

- lattice tower;

- tabular steel pole;

- concrete pole;

- wooden pole.

Lattice Tower merupakan jenis konstruksi SUTT yang paling banyak

digunakan di jaringan PLN karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di

daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya. Namun demikian perlu pengawasan

yang intensif karena besi-besinya rawan terhadap pencurian. Tower harus kuat

terhadap beban yang bekerja padanya yaitu :

- gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan);

- gaya tarik akibat rentangan kawat;

- gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.

Menurut fungsinya, tower dibagi menjadi beberapa jenis :

Page 25: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu Induk, tower ini

hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.

- Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan

sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan

(penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.

- Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya

menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.

- Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang

lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.

- Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat

melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi

transmisi.

- Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara

dua saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah saluran transmisi existing.

- Combined tower, yaitu tower yan digunakan oleh dua buah saluran transmisi

yang berbeda tegangan operasinya.

Tabel 1. Tipe Tower

TYPE TOWER

FUNGSI

SUDUT

Aa

Bb

Cc

Dd

Ee

Ff

Gg

Suspension

Tension/Section

Tension

Tension

Tension

Tension

Transposisi

0o – 3 o

3 o – 20 o

20 o - 60 o

60 o - 90 o

> 90 o

> 90 o

Sumber : PLN (2007)

Dengan adanya banyak beban yang bekerja pada tower, maka ada dua

kombinasi pembebanan yaitu, kondisi normal dan kondisi abnormal.

Page 26: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2.3.1 Beban Yang Bekerja Pada SUTT Kondisi Normal

Kondisi normal adalah kondisi di mana tower tidak mengalami penambahan

beban yang ekstrem, dalam hal ini beban itu adalah adanya kawat yang putus.

1. Beban Vertikal

a. Beban Sendiri Menara

Untuk menghitung berat sendiri menara perlu diketahui panjang masing-

masing batang dan berat per meter dari profil tersebut. Berat sendiri batang

itu diperoleh dengan cara mengalikan panjang batang dengan berat profil,

kemudian seluruh berat tersebut dijumlahkan maka akan didapatkan berat

sendiri menara.

b. Berat Kawat Penghantar per jarak menara :

Jenis kawat penghantar yang dipakai adalah jenis kawat ACSR, dengan data-

data sebagai berikut :

Tabel 2. Ketentuan Kawat Penghantar dan Penangkal Petir

Fungsi Kawat Penghantar

(Konduktor)

Penangkal Petir

(Ground Wire)

• Jenis

• Luas Penampang

• Diameter Penampang

• Berat Kawat/m’

• Tarikan Maksimum Kawat

yang diijinkan

• Jumlah Kawat Yang

Dipasang

ACSR

153,79 mm2

16,1 mm

0,5357 kg/m’

1300 kg

6 Buah

Steel Wire

52,29 mm2

9,6 mm

0,444 kg/m’

1000 kg

2 buah

Sumber : Kusnadi (1996)

Berat kawat penghantar per jarak menara :

jarak menara x berat kawat penghantar (konduktor) ......................

(2)

c. Berat kawat penangkal petir

Page 27: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

jarak menara x berat kawat penangkal petir (ground wire) ............

(3)

d. Berat isolator, alat-alat dan orang per kawat

- berat isolator 100 kg;

- berat orang 70 kg.

2. Beban Horizontal

a. Tekanan Angin Pada Menara

Untuk konstruksi rangka ruang dengan penampang melintang berbentuk

persegi dengan arah angin tegak lurus pada salah satu bidang rangka, koefisien

angin untuk rangka pertama dipihak angin adalah + 1,6 dan untuk rangka

kedua di belakang angin adalah + 1,2 (Gambar 1).

Gambar 1. Tekanan Angin Pada Menara (Cipta Karya, 1969)

maka : Wa = 1,6 x W = 1,6W kg/m2

Wa’ = 1,2 x W = 1,2W kg/m2

W = tekanan angin kg/m2

b. Tekanan angin pada konduktor dan ground wire

Page 28: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

jarak menara x diameter kawat penghantar (konduktor) x W ...................

(4)

c. Tekanan angin pada ground wire.

jarak menara x diameter kawat penangkal petir x W ...............................

(5)

2.3.2 Beban Yang Bekerja Pada SUTT Kondisi Abnormal

Kondisi abnormal adalah tower mengalami beban ekstrem, yaitu adanya

kawat putus baik kawat penghantar ataupun kawat penangkal petir.

1. Beban Vertikal

Beban yang diperhitungkan sama dengan beban normal ditambah dengan beban

kondisi tidak setimbang.

- berat sendiri menara;

- berat kawat ACSR per jarak menara;

- berat kawat penangkal petir;

- berat isolator, alat-alat dan orang per kawat.

2. Beban Horizontal

Beban yang diperhitungkan sama dengan beban normal ditambah adanya beban

akibat kawat putus.

a. Tekanan angin pada menara.

b. Tekanan angin pada kawat penghantar dan kawat penangkal petir.

c. Komponen horizontal akibat putusnya kawat penghantar dan kawat

penangkal petir.

3. Perhitungan Beban Pada Batang Tranverse

Beban-beban yang bekerja pada tranverse adalah :

a. Beban Vertikal

b. Beban horizontal

- tekanan angin pada kawat penghantar;

- akibat kawat ACSR putus;

- tekanan angin pada isolator.

Page 29: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2.4 Daya Dukung Tanah Dasar

Kekuatan daya dukung tanah dasar adalah, kekuatan tanah dasar untuk

menerima beban yang bekerja diatasnya. Tanah sebagai tempat tumpuan pondasi

memiliki kekuatan yang besarnya berbeda-beda. Berdasarkan pengalaman

lapangan, tanah dasar dapat diklasifikasikan :

Tabel 3. Klasifikasi Tanah Dasar

No

Klasifikasi Tanah

Dasar

Jenis Tanah Dasar

σt kg/cm2

(Kekuatan Tanah Dasar Yang DiperBolehkan)

1 2 3 4 5

Tanah bagus Tanah Baik Tanah Sedang Tanah Jelek Tanah Jelek Sekali

- Tanah pasir berbatu - Tanah pasir berkerikil - Tanah pasir - Tanah liat atau silt - Tanah liat atau silt

mengandung tanah organik - Tanah rawa/veen - Tanah lumpur

+ 9 Kg/cm2

+ 2,75 Kg/cm2

+ 1,75 Kg/cm2

+ 1,25 Kg/cm2

Sumber : Soedarsono (1985)

2.5 Tekanan Angin

Untuk mengetahui besarnya tekanan angin, harus dilakukan pengukuran di

lokasi, atau jika tidak dilakukan pengukuran, dapat ditentukan dengan memakai

Peraturan Muatan Indonesia 1970 N.1 -18 yang dikeluarkan oleh Departemen

Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Cipta Karya, yaitu :

- Pasal 4.1 Mengenai Penentuan Muatan Angin

Muatan angin diperhitungan dengan menganggap adanya tekanan positif dan

tekanan negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang

ditinjau. Besarnya tekanan positif dan tekanan negatif ini dinyatakan dalam

kg/m2, ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup (velocity presssure) yang

ditentukan dalam pasal 4.2, dengan koefisien-koefisien angin yang ditentukan

dalam pasal 4.3, kecuali mengenai yang ditentukan dalam pasal 4.6 (khusus

mengenai jembatan).

Page 30: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- Pasal 4.2 Mengenai Tekanan Tiup

i. Tekanan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, kecuali yang ditentukan

dalam ayat-ayat (2), (3) dan (4).

ii. Tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus

diambil minimum 40 kg/m2, kecuali ditentukan dalam ayat-ayat (3) dan

(4).

2.6 Pengertian Pondasi

Pondasi bangunan biasanya dibedakan menjadi dua, tergantung dari

perbandingan kedalaman pondasi dengan lebar pondasi, secara umum digunakan

patokan (Gambar 2):

Gambar 2. Kedalaman dan Lebar Pondasi (Gunawan,1996)

- Jika kedalaman dasar pondasi dari muka tanah adalah kurang atau sama

dengan lebar pondasi (D < B) maka disebut pondasi dangkal.

- Jika kedalaman pondasi dari muka tanah adalah lebih dari lima kali lebar

pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi dalam.

Untuk berat bangunan relatif tidak besar, maka biasanya cukup digunakan

pondasi dangkal yang disebut pondasi langsung (spread footing), yaitu dengan

memperlebar bagian bawah dari kolom atau dinding bangunan., sehingga beban

bangunan disebarkan (spread) menjadi desakan yang lebih kecil dari pada daya

dukung tanah yang diijinkan. Kedalaman pondasi langsung makin dangkal akan

semakin murah dan semakin mudah pelaksanaannya, tetapi ada beberapa faktor

yan harus diperhatikan :

Page 31: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- Dasar pondasi harus terletak di bawah lapisan tanah teratas (top soil) yang

mengandung humus/bahan organik/sisa tumbuh-tumbuhan.

- Kedalaman tanah urug (sanitary land fill) atau tanah lunak lain (peat, muck).

- Kedalaman tanah yang dipengaruhi sifat retak-retak atau kembang susut.

- Kedalaman muka air tanah.

- Letak dan kedalaman pondasi bangunan lama yang berdekatan.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, maka kedalaman dasar

pondasi langsung di Indonesia biasanya diletakkan antara kedalaman 0,60 m

sampai 3,00 m di bawah muka tanah (Gunawan, 1990).

Pondasi langsung menurut bentuk konstruksinya biasanya dibagi menjadi

empat macam :

1. Pondasi menerus (Continuous footing).

2. Pondasi telapak (Individual footing).

3. Pondasi kaki gabungan (Combined footing).

4. Pondasi plat (Mat footing/Raft footing).

Pondasi yang digunakan tower SUTT adalah pondasi telapak kombinasi

dengan pondasi sumuran. Untuk dapat menghitung dimensi dan pembesian

pondasi tower, segala kemungkinan beban yang bekerja pada pondasi harus

diperhitungkan. Beban yang bekerja pada pondasi dipengaruhi beberapa faktor,

yaitu :

- beban sebagai akibat gaya kawat ACSR dan ground wire;

- beban akibat ground wire putus dan satu kawat penghantar ACSR putus,;

- beban akibat angin pada kawat;

- beban akibat angin pada menara dan beban akibat berat sendiri menara.

2.7 Pondasi Strap Footing

Pondasi Strap footing merupakan salah satu dari jenis pondasi telapak.

Bentuk ini terbentuk pada dua kolom atau lebih bangunan dengan pondasi kaki

tersendiri yang dihubungkan dengan balok penghubung (strap-beam), sehingga

kedua pondasi bekerja bersama-sama sebagai suatu pondasi gabungan, untuk itu

balok penghubung harus kuat memikul momen yang terjadi.

Page 32: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2.7.1 Dimensi Pondasi Footing

Untuk dapat menghitung dimensi pondasi dilakukan dengan melakukan

beberapa kontrol, yaitu :

1. Kontrol Terhadap Gaya Tarik

Rumus :

T = (Vf . Bj beton bertulang) + (Vt . Bj tanah ) > Rtarik ......................... (6)

dimana :

T = tegangan tarik yang terjadi akibat berat sendiri pondasi (kg).

Rtarik = tegangan tarik maksimum akibat beban-beban yang bekerja (kg).

Vf = volume pondasi blok (m3).

Bj beton bertulang = 2400 kg/cm2 (yang digunakan dalam penelitian ini).

Vt = volume tanah diatas pondasi (m3).

Bj tanah kohesif = 2000 kg/m3 .

Bj tanah non kohesif = 2300 kg/m3.

2. Kontrol Terhadap Daya Dukung Pondasi

Rumus yang dipakai (Kusnadi, 1996) :

αqNuA = .............................................................. (7)

dimana :

A = luas pembebanan efektif (cm2).

Nu = beban aksial rencana pondasi. (kg).

qα = daya dukung tanah yang diijinkan (kg/cm2), berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4. Kriteria qα

Harga Rata-Rata

Jenis Tanah Pondasi

qα Bila Ada Gempa

(kg/cm2)

qα Biasa

(kg/cm2) Nilai N

qu

Sangat Keras

2 3 15 – 30 2 - 4

Keras 1 1,5 8 -15 1 -2

Tanah

Pondasi Kohesif Sedang 0,5 0,75 4 – 8 0,5 - 1

Sumber : Suyono (1994)

Page 33: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2.7.2 Pembesian Pondasi Strap Footing

Penulangan pondasi sesuai dengan syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang

Indonesia (PBBI) 1971 dan perhitungan dengan cara “n” (Wang, 1993).

1. Pembesian Pelat Pondasi

pondasiqNuA = ............................................................ (8)

dimana :

A = luas telapak pondasi (cm2).

Nu = beban aksial rencana pondasi. (kg).

qpondasi = tegangan pada pondasi (kg/cm2).

Momen yang terjadi pada pondasi :

M = ½ q L2 ...........................................................(9)

dimana :

M = momen pada pondasi (kg.cm).

qpondasi = tegangan pada pondasi (kg/cm2).

L = panjang cabang penahan geser diukur dari pusat beban terpusat (cm).

K = 2h.bM .......................................................... (10)

dimana :

K = perbandingan antara kekakuan cabang penahan geser dan kekakuan

penampang komposit sekitar penahan geser dengan lebar (kg/cm2).

b = lebar pondasi (cm).

h = tebal pondasi (cm).

nω = K .n aσ

....................................................... (11)

dimana :

n = jumlah besi.

ω = koefisien tulangan tarik.

σa = tegangan tarik baja.

Page 34: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Luas penampang pembesian :

A = nω/n . b .h ...................................................... (12)

dimana :

A = luas penampang besi.

2. Pembesian Kolom

Dipakai pembesian minimum :

F besi minimum = 1% . F beton ........................................ (13)

3. Pembesian Balok Strap

∅ = b

a

.n

σσ .......................................................... (14)

dimana :

∅ = koefisien pada penentuan kekuatan beton.

σa = tegangan tarik baja.

σb = kekuatan tekan beton.

a

a

. bM .n

hC

σ

= ............................................................ (15)

dimana :

Ca = koefisien pada perhitungan penampang.

2.8 Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah sebuah poros yang diborkan kedalam tanah,

kemudian diisi dengan beton. Poros tersebut dapat dilapisi (dibungkus) dengan

sebuah kulit logam (metal shell) untuk menahan poros tersebut sebelum

pembetonan terjadi serta dibiarkan sebagai bagian dari sumuran, atau lapisan

(pembungkus) tersebut dapat ditarik kembali lambat laun sewaktu poros diisi

dengan beton.

Jenis pondasi sumuran berdasarkan bentuk yang dipakai pada penelitian ini

adalah sumuran ujung terbuka (Open-End Caisson). Sumuran ujung terbuka

Page 35: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

biasanya dicor ditempat dimana sumuran akan diletakkan. Mula-mula bagian yang

tajam dibuat di permukaan tanah. Ketika pengerjaan tubuh beton sudah mendekati

penyelesaian, penggalian di dalam sumuran dimulai. Selama pengalian, sumur

mulai terbenam. Kemudian ketika bagian atas dari tubuh sumuran terbenam dan

mendekti dasar pondasi, unit sumuran yang lain mulai disambungkan. Kemudian

penggalian di dalam sumuran dan penambahan tubuh sumuran diulangi, sampai

sumuran berpijak pada kedalaman yang direncanakan. Akhirnya, lantai beton

dasar dikerjakan, kemudian bahan-bahan (tanah dan pasir atau air) pada kaison

diisikan, lalu lantai penutup diselesaikan.

2.8.1 Dimensi Pondasi Sumuran

1. Kontrol Terhadap Daya Dukung Pondasi

Menurut Meyerhof untuk sumuran dengan penampang bundar (Sarjono,

1991), digunakan rumus :

Qu = 40 N . Ab + 1/5 As N................................................ (16)

dimana :

Qu = Nu. Sf

Nu = beban vertikal yang bekerja pada pondasi

Sf = faktor keamanan, diambil 2,8

2b ..

41 A Dπ=

D = diameter pondasi (m).

As = π 1. L

L = Panjang pondasi

Hubungan antara nilai qc dan nilai N menurut Miki, seperti yang terlihat

dibawah ini :

qc = 3N ........................................................... (17)

dimana :

qc = nilai konus jenis tanah setempat (kg/cm2).

N = beban vertikal yang bekerja pada pondasi (kg).

Page 36: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2. Kontrol Terhadap Momen Guling

Berdasarkan perencanaannya sumuran yang dipakai adalah tiang pendek

dengan ujung atas ditahan terhadap perputaran sudut (Gambar 3).

Gambar 3. Sumuran Ujung Atas Tertahan (Cipta Karya, 1983)

Langkah pertama dalam perencanaan adalah menetapkan tegangan lateral

yang diijinkan. Apabila tidak ditentukan dari hasil penyelidikan tanah, tegangan

lateral yang diijinkan (R) dapat diambil dari tabel 5.

Tabel 5. Tegangan Tanah Lateral Yang Diijinkan

Jenis Tanah (R) kg/cm2/m’

Kerikil bergradasi baik

Lempung keras padat

Pasir kasar padat

Pasir kasar dan halus padat

Lempung setengah keras

Pasir halus padat

Lanau

Lempung pasiran

Campuran pasir dan lanau padat

Lempung Lunak

Campuran pasir organik sangat lunak atau lepas dan lanau,

atau lumpur

6500

6500

5500

5000

5000

4000

3500

3500

3500

1500

0

Sumber : Cipta Karya (1983)

Page 37: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Bila posisi tower tidak satu garis lurus dengan posisi tower berikutnya, atau

dengan kata lain membentuk sudut (θ), maka pondasi tower mengalami aksi dan

reaksi yang tidak sama, maka terjadi momen puntiran tambahan akibat tegangan

tarik kabel transmisi 150 kv. Panjang pondasi sumuran (L) diperlukan oleh

sumuran untuk menyalurkan momen luar (Mo) dan beban horizontal (Ho) akibat

beban kerja dari ujung atas sumuran ke tanah sekelilingnya tanpa dilampaui

tegangan lateral yang diijinkan (R). Momen puntir yang terjadi :

Mu = T . D ........................................................ (18)

dimana :

Mu = momen puntir (kg.m)

T = tegangan tarik yang terjadi akibat berat sendiri pondasi (kg).

D = diamater pondasi (m).

2.8.2 Pembesian Pondasi Sumuran

Pembesian pondasi dipakai penulangan minimum (Kusnadi, 1996) dengan

rumus sebagai berikut :

Bila D > 80 cm, maka :

2g ..

41 A Dπ= .......................................................... (19)

gA21 Amin = .......................................................... (20)

dengan syarat : Amin > 0,005.Ag

Amaks > 0,060.Ag

dimana : A = luas penampang besi (cm2)

2.9 Sistem Pakar (Expert System)

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk

mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa

orang pakar. Menurut Feigenbaum di dalam Harmon dan King yang dikutip oleh

Page 38: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Marimin (2005), sistem pakar adalah perangkat lunak komputer cerdas yang

menggunakan pengetahuan dan prosedur inferensi untuk memecahkan masalah

yang cukup rumit atau memerlukan kemampuan seorang pakar untuk

memecahkannya.

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah

penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang

diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua

hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses

pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

1. Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)

Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar.

Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk

pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran

knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar

dengan pakarnya.

2. Modul Konsultasi (Consultation Mode)

Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan

yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada

modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh sistem.

3. Modul Penjelasan(Explanation Mode)

Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana

suatu keputusan dapat diperoleh).

2.10 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama yaitu lingkungan konsultasi dan

lingkungan pengembangan, dapat dilihat pada Gambar 4. Berikut ini penjelasan

sebagian komponen-komponen struktur sistem pakar pada Gambar 4.

1. Antarmuka Pemakai (User Interface). Sistem Pakar mengatur komunikasi

antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini paling baik berupa bahasa

Page 39: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

alami, biasanya disajikan dalam bentuk tanya-jawab dan kadang ditampilkan

dalam bentuk gambar/grafik.

2. Subsistem Penjelasan (Explanation Facility). Kemampuan untuk menjejak

(tracing) bagaimana suatu kesimpulan dapat diambil merupakan hal yang

sangat penting untuk transfer pengetahuan dan pemecahan masalah.

Komponen subsistem penjelasan harus dapat menyediakannya yang secara

interaktif menjawab pertanyaan pengguna.

3. Mesin Inferensi (Inference Engine), merupakan otak dari Sistem Pakar. Juga

dikenal sebagai penerjemah aturan (rule interpreter). Komponen ini berupa

program komputer yang menyediakan suatu metodologi untuk memikirkan

(reasoning) dan memformulasi kesimpulan. Kerja mesin inferensi meliputi:

4. Papan Tulis (Blackboard/Workplace), adalah memori/lokasi untuk bekerja dan

menyimpan hasil sementara, biasanya berupa sebuah basis data.

Gambar 4. Struktur Sistem Pakar (Turban ,1995)

Page 40: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

5. Basis Pengetahuan, berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami,

memformulasi, dan memecahkan masalah. Basis pengetahuan tersusun atas

dua elemen dasar:

- Fakta, misalnya: situasi, kondisi, dan kenyataan dari permasalahan yang

ada, serta teori dalam bidang itu

- Aturan, yang mengarahkan penggunaan pengetahuan untuk memecahkan

masalah yang spesifik dalam bidang yang khusus

6. Sistem Penghalusan Pengetahuan (Knowledge Refining System). Seorang

pakar mempunyai sistem penghalusan pengetahuan, artinya, mereka bisa

menganalisa sendiri performa mereka, belajar dari pengalaman, serta

meningkatkan pengetahuannya untuk konsultasi berikutnya. Pada Sistem

Pakar, swa-evaluasi ini penting sehingga dapat menganalisa alasan

keberhasilan atau kegagalan pengambilan kesimpulan, serta memperbaiki

basis pengetahuannya.

2.11 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu

sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang

lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur

pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.

Menurut Firebaugh (1989), terdapat empat metode untuk representasikan

pengetahuan, yaitu :

- Jaringan semantik (sematic network)

Pengetahuan diorganisasikan dengan menggunakan jaringan yang disusun

oleh dua komponen dasar, yaitu node dan arc. Node menyatakan objek,

konsep, atau situasi yang ditunjukkan oleh kotak atau lingkaran, sedangkan

arc menyatakan hubungan antar node yang ditunjukkan oleh tanda panah yang

menghubungkan node-node dalam jaringan.

- Frame dan script

Page 41: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Digunakan untuk mempresentasikan pengetahuan dalam konteks dimana

urutan kejadian dan objek muncul. Sebuah frame digambarkan dengan

menggunakan jaringan dari node-node dan hubungan-hubungan. Level teratas

dari frame menyatakan atribut-atribut sedangkan level terendah memiliki

terminal dan slot yang harus diisi oleh data. Script menyerupai frame dengan

informasi tambahan tentang urutan kejadian yang diharapkan serta tujuan dan

rencana dari aktor yang terlibat (Firebaugh, 1989).

- Aturan produksi

Representasi rule base diimplementasikan ke bentuk clauses :

1. Question Clause

Digunakan untuk mengidentifikasi fakta yang didapat dengan cara

menanyakan kepada user secara langsung tentang nilai fakta yang ada.

Fakta ini merupakan fakta yang bersifat dasar.

Struktur Question Clause :

ASK <variabel> : “<teks pertanyaan>”

CHOICE <variabel> : “<pilihan yang disediakan>”

2. Rule Clause

Digunakan untuk mengidentifikasikan pengetahuan berdasarkan metode

yang dipilih. Clause ini digunakan untuk memulai menderivikasi fakta

yang diperlukan yang secara garis besar digambarkan sebagai berikut :

RULE <labeln>

IF <variabel><operator><nilai>

AND <variabel><operator><nilai>

AND .......................

THEN <variabel><operator><nilai>

2.12 Inferensi Pengetahuan

Inferensi pengetahuan merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam

sistem pakar. Komponen ini berperan dalam penarikan kesimpulan untuk

menyelesaikan masalah. Beberapa metode inferensi pengetahuan telah

dikembangkan seperti:

Page 42: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- backward/forward chaining;

- inheritance;

- probabilistik dan bayesian;

- logika fuzzy dan inferensi fuzzy;

- teori dempster-shafer;

- model logik.

Dalam melakukan proses pencarian untuk menemukan goal pada ruang

permasalahan, sebuah sistem perlu menentukan strategi pencarian yang paling

tepat untuk dapat menemukan goal secara eifisien. Strategi pencarian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Forward chaining (data driven), dimana

pencarian dilakukan dari kondisi awal (start state), kemudian dengan

menggunakan fakta-fakta yang ada dilakukan proses pencocokan (matching) dan

inferensi sampai ditemukan goal state.

2.13 Model Pengembangan Sistem Model pengembangan sistem (perangkat lunak) yang dikenal antara lain

terdiri dari (Pressman, 1997) :

- Metode yang paling dikenal disebut juga sebagai System Development Life

Cycle (SDLC) atau sering juga disebut sebagai Water Fall Method, terdiri dari

tahapan perencanaan sistem (rekayasa sistem), analisa kebutuhan, desain,

penulisan program, pengujian dan perawatan sistem.

- Model prototipe (prototyping model), dimulai dengan pengumpulan kebutuhan

dan perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi pelanggan

terhadap prototipe, perbaikan prototipe dan produk akhir.

- Rapid Application Development (RAD) model, dengan kegiatan dimulai

pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan aplikasi

dan pengujian.

- Model evolusioner yang dapat berupa model inkremental atau model spiral.

Model inkremental merupakan gabungan model sekuensial linier dengan

prototyping (misalnya perangkat lunak pengolah kata dengan berbagai versi).

Sedangkan model spiral menekan adanya analisa resiko. Jika analisa resiko

Page 43: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

menunjukkan ada ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan

sistem dapat dihentikan.

- Teknik generasi ke-empat (4GT), dimulai dengan pengumpulan kebutuhan,

strategi perancangan, implementasi menggunakan 4GL dan pengujian.

2.14 Model System Development Life Cycle (SDLC)

Model sekuensial linier untuk software engineering, sering disebut juga System

Development Life Cycle (SDLC) atau sering juga disebut sebagai Water Fall

Method (Gambar 5). Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada

perkembangan software yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan

kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.

Dimodelkan setelah siklus rekayasa konvensional, model sekuensial linier melingkupi

aktivitas – aktivitas sebagai berikut (Pressman, 1997) :

1. Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi.

Karena sistem merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar, kerja

dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem dan mengalokasikan

beberapa subset dari kebutuhan ke software tersebut. Pandangan sistem ini penting

ketika software harus berhubungan dengan elemen-elemen yang lain seperti

software, manusia, dan database. Rekayasa dan anasisis system menyangkut

pengumpulan kebutuhan pada tingkat sistem dengan sejumlah kecil analisis serta

disain tingkat puncak. Rekayasa informasi mancakup juga pengumpulan

kebutuhan pada tingkat bisnis strategis dan tingkat area bisnis.

2. Analisis kebutuhan Software

Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khusunya pada

software. Untuk memahami sifat program yang dibangun, analis harus memahami

domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan interface yang diperlukan.

Kebutuhan baik untuk sistem maupun software didokumentasikan dan dilihat lagi

dengan pelanggan.

3. Desain

Desain software sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada

empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, arsitektur software,

representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain

Page 44: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

menterjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi software yang

dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana

persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi

software.

4. Generasi Kode

Desain harus diterjemahkan kedalam bentuk mesin yang bias dibaca. Langkah

pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang

lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.

5. Pengujian

Sekali program dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus

pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji,

dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan

kesalahan – kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan

memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.

6. Pemeliharaan

Software akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan

(perkecualian yang mungkin adalah software yang dilekatkan). Perubahan akan

terjadi karena kesalahan – kesalahan ditentukan, karena software harus disesuaikan

untuk mengakomodasi perubahan – perubahan di dalam lingkungan eksternalnya

(contohnya perubahan yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat peripheral

atau sistem operasi yang baru), atau karena pelanggan membutuhkan

perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan software

mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang

baru lagi.

Gambar 5. Model Sekuensial Linier (Pressman, 1997)

Page 45: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka pemikiran mengikuti

model pengembangan sistem model System Development Life Cycle (SDLC),

mengikuti tahapan-tahapan pada Gambar 5.

1. Tahapan Persiapan.

Kegiatan dalam melaksanakan tahapan ini adalah pengumpulan data-data

yang berhubungan dengan penelitian, antara lain :

- pengumpulan data-data yang berhubungan dengan tower dan jalur transmisi

tower;

- pengumpulan data-data yang berhubungan dengan pondasi.

Sumber pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

cara melakukan :

- studi pustaka, dilakukan di Perpustakaan Kampus IPB Darmaga dan

Baranangsiang Bogor, Kantor Konsultan PT. Gubah Sarana Palembang,

dan Perpustakaan STT PLN Tangerang; browsing dan mencari data

melalui seacrh engine di Internet.

- wawancara dengan pakar, yaitu para pakar yang pernah bekerja di PT. PLN,

yang sekarang bekerja sebagai dosen di STT PLN Tangerang;

- dan obrsevasi lapangan, lokasi-lokasi tower listrik SUTT yang berada di

sekitar kota Bogor.

2. Tahapan Analisis Sistem

Dalam tahapan ini, peneliti melakukan pembuatan disain aksitektur

sistem, investigasi kebutuhan-kebutuhan sistem guna menentukan solusi

perangkat lunak (software) yang akan digunakan sebagai tulang punggung

proses automatisasi /komputerisasi bagi sistem. Seluruh faktor yang menjadi

penentu dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di

indentifikasi, faktor tersebut antara lain :

Page 46: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- panjang jalur transmisi;

- jarak antar tower (gawang);

- beban yang bekerja pada tower;

- beban yang bekerja pada pondasi;

- daya dukung tanah;

- tekanan angin;

- sudut belokan yang terbentuk antar dua tower.

Sistem ini memerlukan software yang dapat melakukan banyak

perhitungan-perhitungan matematika, sehingga digunakan perangkat lunak

Matlab dan untuk user interface digunakan juga bahasa program Matlab.

3. Tahapan Desain

Metode Inferensi yang dipakai adalah dengan forward chaining. Untuk

mempresentasikan pengetahuan yang didapat, digunakan dalam bentuk tipe

basis kaedah (rule-based) IF...THEN (Jika...maka).

4. Tahapan Implementasi

Pada tahapan ini hasil dari tahapan-tahapan sebelumnya dituangkan

kedalam penulisan kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman

komputer Matlab. Langkah berikutnya berupa proses pengujian terhadap hasil

pemrograman tersebut. Pengujian mencakup verifikasi, validasi dan pengujian

antar muka aplikasi (General User Interface/GUI). Hasil pengujian ini

merupakan umpan balik perbaikan sistem dan performance yang akan

digunakan dalam proses perbaikan sistem hingga mencapai hasil yang

diharapkan dan telah ditentukan sebelumnya.

Verifikasi dan validasi dilakukan dengan cara melakukan demo di depan

beberapa orang pakar mengenai listrik dan konstruksi berlokasi di STT PLN

Tangerang dan beberapa pakar mengenai konstruksi sipil. Pengujian antar

muka dilakukan dengan cara memberikan sistem pakar yang dibuat ini kepada

beberapa orang sebagai user tanpa didampingi oleh peneliti, apakah antar muka

yang dibuat dapat dimengerti dengan mudah atau tidak.

Page 47: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

3.2 Alat Bantu Riset

1. Perangkat Keras

Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer Intel Pentium 4,17

GHz, dengan memori 256 MB, HDD 30GB.

2. Perangkat Lunak

Software aplikasi dibuat dengan bahasa program Matlab 7.01 dan untuk

mencari sumber pengetahuan di internet dibantu dengan mesin pencari (search

engine) yahoo dan google.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2007 hingga bulan

November 2007. Data diolah di Laboratorium Pascasarjana Departemen Ilmu

Komputer, FMIPA-IPB dan tempat tinggal peneliti. Verifikasi mengenai hal yang

berhubungan dengan kelistrikan di Sekolah Tinggi Teknik PLN (STT PLN)

Tangerang dan verifikasi mengenai hal yang berhubungan dengan teknik sipil

dilakukan di Kantor Konsultan PT.Gubah Sarana Palembang.

Page 48: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Sistem

Dalam tahapan ini, seluruh faktor yang menjadi penentu dalam perencanaan

jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi, faktor-faktor tersebut

yaitu :

1. Rencana Panjang Jalur Saluran Transmisi.

Rencana panjang Saluran Transmisi adalah jarak yang menghubungkan dari

satu titik ke titik lainnya atau dari pusat pembangkit sampai pada pusat beban,

untuk mentransmisikan listrik berupa saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150

kV. Memiliki syarat rencana panjang saluran transmisi tidak boleh lebih pendek

dari rencana panjang gawang.

2. Jarak Antar Tower (Gawang).

Rencana panjang gawang (jarak antar tower) adalah jarak rencana antar satu

tower dengan tower berikutnya. Dengan syarat panjang saluran jalur transmisi

harus lebih besar dari rencana panjang gawang.

3. Beban Yang Bekerja Pada Tower.

Dengan adanya banyak beban yang bekerja pada tower, maka ada dua

kombinasi pembebanan yaitu, kondisi normal dan kondisi abnormal. Berikut ini

perhitungannya :

3.1 Kondisi Normal

Kondisi normal adalah kondisi di mana tower tidak mengalami penambahan

beban yang ekstrem, dalam hal ini beban itu adalah adanya kawat yang putus.

3.1.1 Beban Vertikal

Untuk beban vertikal, diperhitungkan beban-beban yang terdiri dari sebagai

berikut :

Page 49: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

a. Beban Sendiri Menara

Untuk perhitungan lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 1, didapat besarnya

Gtotal = 10239,2652 kg

b. Berat Kawat Penghantar per jarak menara, digunakan Rumus 2 :

= jarak menara (SPLN, 1996) x berat kawat penghantar (konduktor)

= 265 x 0,5737 = 152,0305 kg

c. Berat kawat penangkal petir, digunakan Rumus 3 :

= jarak menara (SPLN, 1996) x berat kawat penangkal petir (ground wire)

= 265 x 0,444 = 117,66 kg

d. Berat isolator, alat-alat dan orang per kawat

100 + 70 = 170 kg

3.1.2 Beban Horizontal

Untuk beban horizontal, diperhitungkan beban-beban yang terdiri dari

sebagai berikut :

a. Tekanan Angin Pada Menara

Beban-beban angin yang bekerja pada menara untuk lebih detail lihat pada

Lampiran 2.

b. Tekanan angin pada konduktor dan ground wire, digunakan Rumus 4 :

= jarak menara x diameter kawat penghantar (konduktor) x W

= 265 x 0,0161 x W = 4,267W kg

Untuk 1 bidang menara = 4,267W/2 = 2,133W kg

c. Tekanan angin pada ground wire, digunakan Rumus 5 :

= jarak menara x diameter kawat penangkal petir x W

= 265 x 0,0096 x W = 2,544W kg

Untuk satu bidang menara = 2,544W/2 = 1.272W kg

3.2 Kondisi Abnormal

Kondisi abnormal adalah tower mengalami beban ekstrem, yaitu adanya

kawat putus baik kawat penghantar ataupun kawat penangkal petir.

3.2.1 Beban Vertikal

Page 50: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Untuk beban vertikal, diperhitungkan beban-beban yang terdiri dari sebagai

berikut :

a. Berat sendiri menara (Lampiran 1).

Sama dengan kondisi normal = 10239,2652 kg

b. Berat Kawat ACSR per jarak menara, digunakan Rumus 2 :

= jarak menara x berat kawat penghantar (konduktor)

= 265 x 0,5737 = 152,0305 kg

c. Berat kawat penangkal petir, digunakan Rumus 3 :

= jarak menara x berat kawat penangkal petir (ground wire)

= 265 x 0,444 = 117,66 kg

d. Berat isolator, alat-alat dan orang per kawat

100 + 70 = 170 kg

e. Kondisi Tidak Setimbang, untuk perhitungan lebih detail lihat Lampiran 3 :

Diperhitungkan 1 (satu) buah konduktor putus

Resultan gaya-gaya pada bidang tranverse adalah :

Q = 477,2 kg

Kawat penangkal petir putus

P = 500 kg

3.2.2 Beban Horizontal

Tekanan angin pada menara, tekanan angin pada kawat penghantar dan

kawat penangkal petir, dan komponen horizontal akibat putusnya kawat

penghantar dan kawat penangkal petir telah ikut diperhitungkan dalam

perhitungan beban vertikal kondisi abnormal.

3.2.3 Perhitungan Beban Pada Batang Tranverse

Beban-beban yang bekerja pada tranverse adalah :

c. Beban Vertikal

Beban vertikal telah diperhitungkan pada perhitungan berat sendiri menara.

d. Beban horizontal

- Tekanan angin pada kawat penghantar (Wa), digunakan Rumus 4 :

Wa = jarak menara x diameter kawat penghantar (konduktor) x W

Page 51: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Wa = 265 x 0,061 x W = 4.267W kg

- Akibat kawat ACSR putus (Pb) (Tabel 3) :

Pb = 1300 kg

- Tekanan angin pada isolator :

Setiap 1 potong porcelain, angin yang bekerja sebesar 3 kg. Untuk isolator

menara penegang dipakai rangkaian porcelain 12 potong (1 set). Untuk menara

penegang dipakai sebanyak 2 set, maka besarnya :

Wc = 2 x 12 x 3 kg = 72 kg

4. Beban Yang Bekerja Pada Pondasi

Untuk lebih detail mengenai perhitungan beban yang bekerja pada pondasi

dapat dilihat pada Lampiran 4, ringkasannya dapat dilihat sebagai berikut :

4.1 Akibat Gaya Kawat ACSR dan Ground Wire

Gaya kawat ACSR dan ground wire berpengaruh pada pondasi, terdiri dari

pada beberapa ketinggian sesuai dengan ketinggian kawat, yaitu :

- Pada ketinggian + 29, 5 m

Reaksi tekan maksimum pada pondasi adalah di pondasi (RB ) :

ton39,2R RB =

Reaksi tarik maksimum pada pondasi adalah di pondasi (LA) :

ton39,2R LB −=

- Pada ketinggian + 25 m

Reaksi tekan maksimum pada pondasi adalah di pondasi (RB) :

ton03125,2R RB =

Reaksi tarik maksimum pada pondasi adalah di pondasi (LA) :

ton03125,2R LB −=

4.2 Akibat Ground Wire putus dan satu kawat penghantar ACSR putus

Reaksi dipondasi RB adalah )( ton 5,4R RB ↑= , arti tanda (↑) adalah gaya

reaksi yang terjadi memiliki arah keatas. Sedangkan tanda (↓) berarti gaya reaksi

Page 52: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

yang terjadi memiliki arah kebawah. Reaksi dipondasi RA adalah

)( ton -4,5R LA ↓=

4.3 Akibat Angin Pada Kawat

Reaksi pada pondasi RB adalah )( ton 711,1R RB ↑= dan reaksi pondasi

pada LA adalah ) ( ton 711,1R- R RBLA ↓−== dan ton0,1328 R H =

4.4 Akibat Angin Pada Menara

Reaksi pada pondasi RB adalah ) (W ton 425,89R RB ↑= dan Reaksi pada

pondasi LA adalah ) (W ton 425,89R- R RBLA ↓−==

4.5 Akibat Berat Sendiri Menara

Berat sendiri menara = 10239,2652 kg = 10,240 ton

5. Daya Dukung Tanah

Untuk menentukan daya dukung tanah pada lokasi rencana pembangunan

tower SUTT, cukup diketahui jenis tanah pada lokasi tersebut (lihat Tabel 2). Hal

ini sangat membantu mempercepat perencanaan, karena untuk mengetahui jenis

tanah relatif lebih cepat dibandingkan dengan menentukan daya dukung tanah.

6. Tekanan Angin

Untuk mengetahui besarnya tekanan angin, harus dilakukan pengukuran di

lokasi, atau jika tidak dilakukan pengukuran, dapat ditentukan dengan memakai

Peraturan Muatan Indonesia 1970 N.1 -18 (Kusnadi, 1996).

7. Sudut Belokan Yang Terbentuk Antar Dua Tower.

Sudut belokan adalah sudut yang terbentuk dengan tower berikutnya, sesuai

dengan Tabel 1 mengenai tipe tower. Bila posisi tower tidak satu garis lurus

dengan posisi tower berikutnya, atau dengan kata lain membentuk sudut (θ), maka

pondasi tower mengalami aksi dan reaksi yang tidak sama, maka terjadi momen

puntiran tambahan akibat tegangan tarik kabel transmisi 150 kv.

Page 53: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

4.2 Disain dan Implementasi

Sistem ini diberi nama SPSUTT singkatan dari Sistem Perencanaan SUTT,

disain arsitektur SPSUTT diperlihatkan pada Gambar 6 berikut ini, yang

mendefinisikan hubungan-hubungan antara komponen-komponen utama.

Gambar 6. Arsitektur SPSUTT

Pada Gambar 6 diatas, mekanisme inference dilakukan pertama kali untuk

menentukan titik-titik lokasi jalur saluran transmisi tower dan kemudian untuk

menentukan dimensi pondasi modul struktur analisis digunakan. Dimana user

dengan menggunakan user interface memasukkan data yang terdiri dari :

4.2.1 Modul Inferensi

Sistem SPSUTT ditujukan untuk beberapa pemakai, yaitu : pemakai

profesional yang membutuhkan cepat dan efesien dalam perencanaan jalur saluran

dan pondasi SUTT, pelajar dan pembangun sistem pakar yang ingin

meningkatkan dan menambah basis pengetahuan. Sistem belum dapat digunakan

oleh pemakai yang expert, karena SPSUTT merupakan sistem yang sederhana,

merupakan bagian dari sistem perencanaan secara keseluruhan. Ada faktor-faktor

yang belum diperhitungkan, karena keterbatasan waktu dan tempat, seperti :

- Penetuan jarak antara kawat-kawat;

Page 54: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- Perhitungan tegangan tarik dan andongan;

- Kawat dibentang pada titik sumbu yang tidak sama tinggi.

4.2.1.1 Antar Muka Pengguna (User Interface)

Memungkinkan SPSUTT menerima instruksi, informasi (input) dari

pemakai, proses konsultasi dan juga memberi informasi (output) kepada pemakai.

Sebelum masuk ke dalam sistem, terlebih dahulu terdapat layar informasi judul

sistem, dapat dilihat pada Gambar 7 berikut :

Gambar 7. Judul Sistem Pakar Disain Pondasi Tower

Setelah pengguna menekan tombol “Masuk”, maka akan keluar menu

program sistem pakar untuk menentukan titik rencana tower.

4.2.1.1.1 Titik Rencana Tower

Terdapat dua langkah dalam penentuan titik rencana tower (lihat Gambar

8). Langkah pertama adalah penentuan jumlah tower ideal, terlihat dibawah grafik

Page 55: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

koordinat pada Gambar 8. Dua data utama yang diperlukan dalam penentuan

jumlah tower secara ideal, yaitu sebagai berikut :

1. Rencana panjang Saluran Transmisi (meter).

2. Rencana panjang gawang (jarak antar tower) (meter).

Setelah proses input selesai, user menekan tombol “Proses”, menghasilkan

tiga jenis output yaitu jumlah titik rencana (buah), titik koordinat rencana (sumbu

x), gambar koordinat. Pada langkah ini dilakukan mekanisme inferensi, pengguna

diminta untuk memilih jenis tanah berdasarkan jenis tanah yang ada dilokasi

rencana. Titik koordinat kartesius yang dihasilkan langkah pertama dikoreksi

berdasarkan jenis tanah jarak gawang. Bila jenis tanah di lokasi rencana memiliki

daya dukung yang cukup, maka lokasi dapat digunakan, begitu juga sebaliknya.

Jarak gawang tidak boleh melebihi bentang maksimum yaitu 265 m (SPLN,

1996).

Gambar 8. Titik Rencana Tower

Data utama

output : Koordinat kartesius

Page 56: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

4.2.1.1.1.1 Penentuan Jumlah Tower Ideal

Proses input data yang dibutuhkan dalam penentuan jumlah tower secara

ideal terdiri ada dua yaitu :

2. Rencana panjang jalur saluran transmisi (meter)

Question : Rencana panjang saluran transmisi ?

Rule clause keterangan rencana panjang saluran transmisi, didapat

a. Untuk rencana panjang saluran transmisi < rencana panjang gawang,

maksudnya bila input rencana panjang saluran transmisi yang dimasukkan

lebih kecil dari rencana panjang gawang

Rule 1

IF PANJANG SALURAN = panjang < bentang

THEN KETERANGAN = tidak dapat diproses, bentang harus

lebih kecil atau sama dengan panjang

line.

Contoh script Matlabnya (secara lengkap lihat di Lampiran 6 dan 7) :

if panjang<bentang;

ket1= 'tidak dapat diproses, bentang harus

lebih kecil atau sama dengan panjang

line'

b. Untuk rencana panjang jalur saluran transmisi > rencana panjang gawang,

maksudnya bila input rencana panjang saluran transmisi yang dimasukkan

lebih besar atau sama dengan dari rencana panjang gawang

Rule 2

IF PANJANG SALURAN = panjang < 0

THEN KETERANGAN = tidak dapat diproses, panjang line

tidak dapat bernilai 0 atau lebih kecil

dari bentang.

Rule 3

IF PANJANG SALURAN = panjang < 640000 m

Page 57: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

THEN KETERANGAN = line dapat dibangun, tetapi tidak

ekonomis minimal 640000 m atau

640 km untuk arus DC.

Rule 4

IF PANJANG SALURAN = panjang > 640000 m

THEN KETERANGAN = line dapat dibangun dengan nilai

ekonomis karena lebih dari 640000

m/640 km untuk arus DC.

3. Rencana Panjang Gawang (Jarak Antar Tower)

Rencana panjang gawang (jarak antar tower) adalah jarak rencana antar

satu tower dengan tower berikutnya.

Question : Rencana panjang gawang (jarak antar tower) ?

Rule clause keterangan rencana panjang gawang, didapat

a. Untuk rencana panjang saluran transmisi < rencana panjang gawang.

Maksudnya bila input rencana panjang saluran transmisi yang dimasukkan

lebih kecil dari rencana panjang gawang

Rule 5

IF PANJANG GAWANG = panjang < bentang

THEN KETERANGAN = tidak dapat diproses, bentang harus

lebih kecil atau sama dengan panjang

saluran.

b. Untuk rencana panjang saluran transmisi > rencana panjang gawang.

Maksudnya bila input rencana panjang saluran transmisi yang dimasukkan

lebih besar atau sama dengan dari rencana panjang gawang

Rule 6

IF PANJANG GAWANG = panjang < 0

THEN KETERANGAN = tidak dapat diproses, bentang antar

tower tidak dapat bernilai 0.

Rule 7

IF PANJANG GAWANG = gawang < 265 m

THEN KETERANGAN = belum melewati bentang maksimum

Page 58: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Rule 8

IF PANJANG BENTANG = gawang > 265 m

THEN KETERANGAN = melewati bentang maksimum

Setelah proses input selesai, user menekan tombol “Proses”, maka

menghasilkan tiga jenis output yaitu :

1. Jumlah titik rencana (buah)

Jumlah titik rencana adalah jumlah rencana tower yang direncanakan

dalam satu rencana panjang saluran transmisi. Dalam sistem ini rencana

panjang saluran transmisi dan rencana panjang gawang, digunakan untuk

menentukan jumlah titik rencana yang akan dipakai dalam saluran tersebut.

Dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Jika rencana panjang saluran transmisi dan rencana panjang gawang > 0,

digunakan Rumus 1.

Rule 9

IF SALURAN DAN GAWANG = panjang dan gawang > 0 m

THEN 1ngnjang_GawaRencana_Pa

rannjang_SaluRencana_Pa RENCANATITIK JUMLAH +=

Script Matlabnya dibuat sebagai berikut :

if panjang>0 & bentang>0; nbentang=0; while panjang > 0 nbentang=nbentang+1; panjang=panjang-bentang; end; mbentang=nbentang+1;

b. Jika rencana panjang saluran transmisi dan rencana panjang gawang = 0.

Rule 10

IF SALURAN DAN GAWANG = panjang dan gawang = 0 m

THEN JUMLAH TITIK RENCANA = 0

Page 59: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2. Titik Koordinat Rencana (sumbu x) Pada Gambar

Koordinat titik koordinat rencana (sumbu x dalam koordinat cartesius)

pada gambar denah, yaitu :

(0,panjang gawang, 2 x panjang gawang, ......, panjang saluran).

Script Matlabnya dibuat sebagai berikut :

titik1=[0:bentang:panjang];

3. Gambar Koordinat

Untuk memperjelas titik-titik koordinat tersebut, dibuat gambarnya dalam

bentuk gambar titik-titik sumbu cartesius.

a. Jika rencana panjang saluran transmisi dan rencana panjang gawang < 0.

Rule 11

IF SALURAN DAN GAWANG = panjang dan gawang < 0 m

THEN GAMBAR KOORDINAT = koordinat (0,0)

Script Matlabnya dibuat sebagai berikut :

if (panjang & bentang)<=0; x1=0; x2=0; y=0; gambar=plot(x1,y,'*r',x2,y,'*r'); set(gambar,'linewidth',3); set(myform.axes1,'color',[1 0.96 0.9],... 'xgrid','on',...

'ygrid','on');

b. Jika rencana panjang saluran transmisi dan rencana panjang gawang > 0.

Rule 12

IF SALURAN DAN GAWANG = panjang dan gawang > 0 m

THEN GAMBAR KOORDINAT = koordinat(0,gawang),(0,2x

gawang) .............., (0,saluran).

Script Matlabnya dibuat sebagai berikut :

else (panjang & bentang)>0; x1=[0:bentang:panjang]; x2=panjang; y=0; gambar=plot(x1,y,'*r',x2,y,'*r');

Page 60: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

set(gambar,'linewidth',3); set(myform.axes1,'color',[1 0.96 0.9],... 'xgrid','on',... 'ygrid','on');

Sistem dibatasi hanya untuk 4 gawang, sehingga dibuat rule clause

seperti berikut, karena keterbatasan tempat dan waktu dalam penelitian ini.

Rule 13

IF JUMLAH GAWANG = bentang < 4

THEN KETERANGAN = ‘ ‘

Rule 14

IF JUMLAH GAWANG = Bentang > 4

THEN KETERANGAN = sistem dibatasi hanya untuk 4

gawang, jika lebih, panjang saluran

dibagi menjadi beberapa segmen per

4 bentang (1,2,3,4). Pada segmen

ke-2 dimulai pada titik ke-4

(koordinat (0,0)) pada segmen 1,

begitu seterusnya.

4.2.1.1.1.2 Penentuan Lokasi Tower

1. Koordinat Rencana

Terisi secara otomatis, berupa koordinat rencana yang ideal. Tetapi

belum tentu sesuai dengan kondisi di lapangan. Banyak faktor yang

mempengaruhinya, pada sistem SPSUTT faktor yang diperhitungan hanya jenis

tanah.

2. Jenis Tanah

Merupakan proses konsultasi berdasarkan pilihan pemakai disesuaikan

dengan jenis tanah pada lokasi rencana, yang akan menentukan kekuatan daya

dukung tanah.

a. Untuk menentukan titik rencana tower.

ASK Tanah : Jenis Tanah

Page 61: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

CHOICE Tanah : Pasir berbatu, pasir berkerikil, tanah pasir, tanah liat

atau silt, tanah liat atau silt mengandung organik,

rawa, lumpur.

Dibuat rule clause sebagai berikut :

Rule 15

IF JENIS TANAH = Tanah pasir berbatu

THEN KETERANGAN = Tanah bagus, lokasi dapat digunakan

Rule 16

IF JENIS TANAH = Tanah pasir berkerikil

THEN KETERANGAN = Tanah bagus, lokasi dapat digunakan

Rule 17

IF JENIS TANAH = Tanah pasir

THEN KETERANGAN = Tanah baik, lokasi dapat digunakan

Rule 18

IF JENIS TANAH = Tanah liat atau silt

THEN KETERANGAN = Tanah sedang, lokasi dapat digunakan

Rule 19

IF JENIS TANAH = Tanah liat atau silt mengandung tanah

organik

THEN KETERANGAN = Tanah jelek, lokasi tidak dapat digunakan

Rule 20

IF JENIS TANAH = Tanah rawa/veen

THEN KETERANGAN = Tanah jelek sekali, lokasi tidak dapat

digunakan

Rule 21

IF JENIS TANAH = Tanah lumpur

THEN KETERANGAN = Tanah jelek sekali, lokasi tidak dapat

digunakan

Script Matlabnya dibuat sebagai berikut :

%--- Jenis Tanah Titik Rencana 3

switch pilih

Page 62: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Untuk pilihan jenis tanah = Tanah pasir berbatu

Dibuat keterangan :

case 1 ket1='Lokasi Dapat Digunakan'; ket2='Lokasi harus kosong dari bangunan,

kalaupun ada, lokasi harus dapat dibebaskan';

Untuk pilihan jenis tanah = Tanah pasir berkerikil

Dibuat keterangan :

case 2 ket1='Lokasi Dapat Digunakan'; ket2='Lokasi harus kosong dari bangunan,

kalaupun ada, lokasi harus dapat dibebaskan';

Untuk pilihan jenis tanah = Tanah pasir

Dibuat keterangan :

case 3 ket1='Lokasi Dapat Digunakan'; ket2='Lokasi harus kosong dari bangunan,

kalaupun ada, lokasi harus dapat dibebaskan';

Untuk pilihan jenis tanah = Tanah liat atau silt

Dibuat keterangan :

case 4 ket1='Lokasi Dapat Digunakan'; ket2='Lokasi harus kosong dari bangunan,

kalaupun ada, lokasi harus dapat dibebaskan';

Untuk pilihan jenis tanah = Tanah liat atau silt mengandung tanah organik

Dibuat keterangan :

case 5 ket1='Pindahkan lokasi'; ket2='Cari ke lokasi sekitarnya yang terdekat';

Untuk pilihan jenis tanah = Tanah rawa/veen

Dibuat keterangan :

case 6

Page 63: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

ket1='Pindahkan lokasi'; ket2='Cari ke lokasi sekitarnya yang terdekat';

Untuk pilihan jenis tanah = Tanah lumpur

Dibuat keterangan :

case 7 ket1='Pindahkan lokasi'; ket2='Cari ke lokasi sekitarnya yang terdekat';

Karena lokasi yang direncanakan terdapat 4 titik, maka dibuat dalam

bentuk yang sama sebanyak 4 tombol pop-up menu.

%--- Jenis Tanah Titik Rencana 2 %--- Jenis Tanah Titik Rencana 3 %--- Jenis Tanah Titik Rencana 4

Jika klasifikasi tanah dasar bagus, baik dan sedang maka lokasi dapat

digunakan, berarti tower dapat dibangun diatas lokasi tersebut. Jika klasifikasi

tanah dasar jelek dan jelek sekali, maka lokasi tidak dapat digunakan, berarti

tower tidak dapat dibangun diatas lokasi tersebut. Harus dicari lokasi baru

berdasarkan pengamatan lapangan, dengan syarat tidak melewati jarak gawang

maksimum. Kecuali, untuk titik tower pertama dan terakhir, tidak dapat

dipindahkan karena titik tersebut merupakan sumber daya dan sebagai pusat

beban. Oleh karena itu, untuk keadaan tersebut akan lebih ekonomis kalau

seluruh konstruksi dibangun di atas suatu lantai beton yang luas. Tipe pondasi

ini dinamakan pondasi tikar (mat foundation), akan tetapi tipe ini tidak dibahas

dalam SPSUTT. Sehingga dapat dibuat keterangan koordinat rencana sebagai

berikut :

KETERANGAN : titik rencana 0 dan akhir tidak dapat dipindahkan, jika jenis

tanah jelek, jelek sekali maka konstruksi pondasi harus

diganti dengan pondasi plat (Mat footing/Raft footing).

3. Koordinat Titik

Terdiri dari empat titik juga, pada titik pertama koordinat titik (0,0),

karena merupakan titik awal atau tempat pembangkit listrik. Jika keterangan

Page 64: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

“Lokasi dapat digunakan”, berarti koordinat titik tidak perlu dirubah. Tetapi

jika keterangan “Pindahkan Lokasi” koordinat titik harus dirubah dimasukkan

secara manual, berdasarkan pengamatan dilapangan dicari lokasi yang

memenuhi syarat sebagai lokasi pengganti.

4. Cek Jarak

Jika klasifikasi tanah dasar bagus, baik dan sedang maka lokasi dapat

digunakan, berarti koordinat titik tidak dirubah. Jika klasifikasi tanah dasar

jelek dan jelek sekali, maka koordinat titik harus dipindahkan, dimasukkan

secara manual. Untuk memastikan bahwa lokasi dalam hal ini koordinat titik

tidak melewati panjang maksimal gawang, harus di cek jaraknya dengan

menggunakan rumus :

a2 = b2 + c2 .................................................... (20)

dimana :

a = panjang gawang

b = panjang gawang dalam arah sumbu Y

c = panjang gawang dalam arah sumbu X

Untuk script Matlabnya dibuat (digunakan Rumus 20) :

%--- Cek Jarak Titik 2

jarak=(X1^2+Y1^2)^0.5;

Sehingga dibuat rule sebagai berikut :

Rule 22

IF JARAK = jarak < 265 m

THEN KETERANGAN = dapat digunakan

Rule 23

IF JARAK = jarak > 265 m

THEN KETERANGAN = masukkan koordinat baru, tidak dapat

dipakai, bentang melewati batas maksimal

265 m, koordinat rubah dengan

memasukkan koordinat baru.

Page 65: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Karena lokasi yang direncanakan terdapat 4 titik, maka dibuat dalam bentuk

yang sama sebanyak 4 style text untuk keterangan.

%--- Cek Jarak Titik 2

jarak=((X2-X1)^2+(Y2-Y1)^2)^0.5;

Untuk rule dibuat sama dengan rule 20 dan rule 21

%--- Cek Jarak Titik 3

jarak=((X3-X2)^2+(Y3-Y2)^2)^0.5;

Untuk rule dibuat sama dengan rule 20 dan rule 21

%--- Cek Jarak Titik 4

jarak=((X4-X3)^2+(Y4-Y3)^2)^0.5;

Untuk rule dibuat sama dengan rule 20 dan rule 21

Keterangan tambahan dibuat dalam bentuk style text : titik rencana 0 dan

akhir tidak dapat dipindahkan, jika jenis tanah jelek, jelek sekali maka

konstruksi pondasi harus diganti dengan pondasi plat (Mat footing/Raft

footing).

4.2.1.1.2 Dimensi Pondasi

Mekanisme inferensi dilakukan untuk menentukan jenis tanah, yang

berpengaruh pada besarnya kekuatan daya dukung tanah. Data-data utama yang

diperlukan (lihat Gambar 9) adalah :

1. Sudut belokan adalah sudut yang terbentuk dengan tower berikutnya.

2. Kecepatan angin.

Page 66: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Gambar 9. Dimensi Pondasi Tower

Setelah proses input selesai, user menekan tombol “Proses”, maka

menghasilkan output berupa dimensi, pembesian dan gambar pondasi telapak,

pondasi sumuran pada pondasi telapak, pondasi sumuran pada balok strap, balok

strap. Data-data yang diperlukan untuk menentukan dimensi pondasi adalah

sebagai berikut :

1. Jenis tanah

Mekanisme inferensi dilakukan untuk menentukan jenis tanah, terdapat

beberapa pilihan sehingga digunakan script style pop-up menu.

ASK Tanah : Jenis Tanah

CHOICE Tanah : Kerikil, lempung keras padat, pasir kasar padat, pasir

kasar dan halus padat, lempung setengah keras, pasir

halus padat, lanau, lempung pasiran, campuran pasir

Data utama

output : dimensi dan pembesian pondasi

Page 67: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

lanau padat, lempung lunak, pasir organik lunak dan

lumpur.

Dibuat rule clause sebagai berikut :

Rule 24

IF JENIS TANAH = Kerikil

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Baik, Lokasi Dapat

Digunakan.

JENIS TANAH = non kohesif.

BERAT JENIS = Bj=2300;

TEKANAN TANAH LATERAL = R=6500;

Rule 25

IF JENIS TANAH = Lempung keras padat

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Baik, Lokasi Dapat

Digunakan.

JENIS TANAH = kohesif.

BERAT JENIS = Bj=2000;

TEKANAN TANAH LATERAL = R=6500;

Rule 26

IF JENIS TANAH = Pasir kasar padat

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Baik, Lokasi Dapat

Digunakan.

JENIS TANAH = non kohesif.

BERAT JENIS = Bj=2300.

TEKANAN TANAH LATERAL = R=5500.

Rule 27

IF JENIS TANAH = Pasir kasar dan halus padat

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Baik, Lokasi Dapat

Digunakan.

JENIS TANAH = non kohesif.

Page 68: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

BERAT JENIS = Bj=2300;

TEKANAN TANAH LATERAL = R=5000;

Rule 28

IF JENIS TANAH = Lempung setengah keras

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Tidak Baik,

pindahkan lokasi maka jenis tanah, berat

jenis dan tekanan tanah dikosongkan

JENIS TANAH = ‘ ‘

BERAT JENIS = ‘ ‘

TEKANAN TANAH LATERAL = R= ‘ ‘

Rule 29

IF JENIS TANAH = Pasir halus padat

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Tidak Baik,

pindahkan lokasi maka jenis tanah, berat

jenis dan tekanan tanah dikosongkan

JENIS TANAH = ‘ ‘

BERAT JENIS = ‘ ‘

TEKANAN TANAH LATERAL = R= ‘ ‘

Rule 30

IF JENIS TANAH = Lanau

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Tidak Baik,

pindahkan lokasi maka jenis tanah, berat

jenis dan tekanan tanah dikosongkan

JENIS TANAH = ‘ ‘

BERAT JENIS = ‘ ‘

TEKANAN TANAH LATERAL = R= ‘ ‘

Rule 31

IF JENIS TANAH = Lempung pasiran

Page 69: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Tidak Baik,

pindahkan lokasi maka jenis tanah, berat

jenis dan tekanan tanah dikosongkan

JENIS TANAH = ‘ ‘

BERAT JENIS = ‘ ‘

TEKANAN TANAH LATERAL = R= ‘ ‘

Rule 32

IF JENIS TANAH = Campuran pasir lanau padat

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Tidak Baik,

pindahkan lokasi maka jenis tanah, berat

jenis dan tekanan tanah dikosongkan

JENIS TANAH = ‘ ‘

BERAT JENIS = ‘ ‘

TEKANAN TANAH LATERAL = R= ‘ ‘

Rule 33

IF JENIS TANAH = Lempung lunak

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Tidak Baik,

pindahkan lokasi maka jenis tanah, berat

jenis dan tekanan tanah dikosongkan

JENIS TANAH = ‘ ‘

BERAT JENIS = ‘ ‘

TEKANAN TANAH LATERAL = R= ‘ ‘

Rule 34

IF JENIS TANAH = Pasir organik lunak dan lumpur

THEN KETERANGAN = Daya Dukung Tanah Tidak Baik,

pindahkan lokasi maka jenis tanah, berat

jenis dan tekanan tanah dikosongkan

JENIS TANAH = ‘ ‘

BERAT JENIS = ‘ ‘

TEKANAN TANAH LATERAL = R= ‘ ‘

Page 70: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2. Sudut belokan

Question : Sudut belokan yang terbentuk dengan tower berikutnya ?

Rule clause keterangan jenis tower, didapat

Rule 35

IF SUDUT BELOKAN = lebih kecil 0

THEN KETERANGAN = tidak dapat bernilai negatif

Rule 36

IF SUDUT BELOKAN = antara 0 sampai 3

THEN KETERANGAN = tower suspension tipe Aa

Rule 37

IF SUDUT BELOKAN = antara 3 sampai 20

THEN KETERANGAN = tower tension/suspension tipe Bb

Rule 38

IF SUDUT BELOKAN = antara 20 sampai 60

THEN KETERANGAN = tower tension tipe Cc

Rule 39

IF SUDUT BELOKAN = antara 60 sampai 90

THEN KETERANGAN = tower tension tipe Dd

Rule 40

IF SUDUT BELOKAN = lebih besar 90

THEN KETERANGAN = tower tension tipe Ee dan Ff

4. Kecepatan Angin

Dalam sistem SPSUTT, untuk besaran tekanan angin dapat dilakukan

input data atau dapat dilakukan proses konsultasi, maka digunakan tombol

script style pop-up menu.

ASK Angin : Kecepatan angin atau berdasarkan posisi

CHOICE Angin : Diketahui, dari tepi pantai < 5 km, dari tepi pantai >

5 km.

Untuk rule clause, sebagai berikut :

Rule 41

Page 71: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

IF ANGIN = Diketahui

THEN BESAR = “INPUT DATA”

THEN KETERANGAN = masukkan besarnya

Rule 42

IF ANGIN = dari tepi pantai < 5 km

THEN BESAR = 40 kg/m2

THEN KETERANGAN = jika kecepatan tidak diketahui

Rule 43

IF ANGIN = dari tepi pantai > 5 km

THEN BESAR = 25 kg/m2

THEN KETERANGAN = jika kecepatan tidak diketahui

Setelah proses input selesai, user menekan tombol “Proses”, maka

menghasilkan output berupa :

- dimensi, pembesian dan gambar pondasi telapak;

- dimensi, pembesian dan gambar pondasi sumuran pada pondasi telapak;

- dimensi, pembesian dan gambar pondasi sumuran pada balok strap;

- dimensi, pembesian dan gambar balok strap.

4.2.1.2 Basis Kaedah (Rule Base)

Rule base dibentuk berdasarkan diagram alir pada Gambar 10, representasi

rule base diimplementasikan ke dalam bentuk clauses, yang dibagi menjadi

Question Clause dan Rule Clause, seperti pada rule-rule yang telah dibuat

sebelumnya.

Page 72: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Gambar 10. Diagram Alir

4.2.1.3 Mesin Inferensi (Inference Engine)

Untuk memilih beberapa alternatif yang ada dalam rule base, proses forward

chainning digunakan disini. Pada Gambar 11 berikut dijelaskan urutan-urutan

Page 73: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

proses inferensi, dimana data-data disebelah kanan sangat tergantung dari data

sebelah kiri, sebagai contoh untuk menentukan TITIK RENCANA 1 pada langkah

ketiga diperlukan data SALURAN pada langkah pertama dan data GAWANG

pada langkah kedua.

Gambar 11. Diagram Ketergantungan

4.2.1.4 Basis Data (Data Base)

Dalam penelitian ini data base belum disertakan, dimasukkan sebagai saran,

agar pada peneletian selanjutnya bagian ini dapat disertakan.

Semua hasil konsultasi antara user dan komputer, akan dicatat oleh bagian

ini (data base), pencatatan dilakukan saat dimulai proses inferensi ini sampai

pengguna mendapatkan jawaban terakhir. Selain mencatat proses inferensi,

mencatat pula data yang telah dan pernah dianalisa dan didesain, hal ini dilakukan

untuk mempercepat proses apabila pernah memproses data yang mirip dengan

data yang baru, karena apabila data sudah pernah ada, maka user tidak perlu

melakukan analisa atau disain lagi. Disamping mencatat basis data juga berisi

jenis-jenis tower dan jenis-jenis pondasi lainnya yang dapat digunakan oleh SUTT

Page 74: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

beserta perhitungan-perhitungannya, sehingga sistem dapat menganalisa jenis

tower dan tower dan pondasi apa yang cocok berdasarkan masukkan yang

diberikan oleh pengguna. Tentu hal itu memerlukan perhitungan-perhitungan yang

relatif sangat banyak dan besar.

4.2.1.5 Output

Hasil akhir yang diharapkan dari proses inferensi adalah letak tower dalam

line yang berpengaruh pada jenis tanah, berguna untuk penentuan dimensi pondasi

telapak, dimensi balok strap dan dimensi pondasi sumuran beserta pembesian

pondasi telapak, dimensi pondasi strap dan dimensi pondasi sumuran.

4.2.2 Modul Struktur Analisis

Output yang dihasilkan oleh modul inferensi kemudian diolah lebih lanjut

agar dapat menghasilkan dimensi pondasi tower.

4.2.2.1 Proses Disain

Dalam proses ini, output yang didapat pada proses sebelumnya diolah untuk

perhitungan dimensi pondasi, perhitungan dan prosenya di urai sebagai berikut :

4.2.2.1.1 Perhitungan Dimensi

1. Pondasi Telapak (Strap Footing)

Untuk penurunan rumus secara lengkap dilihat pada Lampiran 5 mengenai

proses disain pondasi. Yang dicantumkan berikut ini merupakan hasil akhir.

Untuk luas telapak pondasi digunakan Rumus 21 Lampiran 5 :

140000001450000-Bj 563,5W)(10377A tanah+

=

Untuk lebar pondasi digunakan Rumus 22 Lampiran 5 :

b = lebar pondasi = A

dimana :

A = Luas telapak pondasi telapak (m2).

b = Lebar telapak pondasi telapak (m2), (lihat Gambar 12)

Page 75: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

W = Tekanan angin (kg/m2).

Untuk memperjelas mengenai dimensi pondasi telapak, dapat dilihat pada Gambar

12 berikut ini :

Gambar 12. Dimensi Pondasi Telapak

Untuk Matlab scriptnya :

%--- Luas Telapak Pondasi luas_telapak=((10377 + 563.5*w)*Bj - 1450000)/14000000; %--- Lebar Telapak Pondasi lebar_telapak = luas_telapak^0.5;

2. Pondasi Sumuran

Untuk setiap titik :

Mo = 24135,467 . sec θ – 1000 A + 725

Berikut ini dalam bentuk script Matlabnya :

Momen (Mo) yang terjadi :

Mo=24135.467*sec(teta*pi)-1000*luas_telapak+725;

Berdasarkan Tabel 1 pada Lampiran 5 dibuat script Matlab :

for r=6500;

Page 76: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

if Mo<=5000; L=4 elseif Mo<=10000; L=4.3 elseif Mo<=15000; L=4.5; elseif Mo<=20000; L=4.7; elseif Mo<=25000; L=4.9; elseif Mo<=30000; L=5.1; elseif Mo<=35000; L=5.3; elseif Mo<=40000; L=5.5; end; end; for r=5500; if Mo<=5000; L=4.5; elseif Mo<=10000; L=4.7; elseif Mo<=15000; L=5; elseif Mo<=20000; L=5.3; elseif Mo<=25000; L=5.4; elseif Mo<=30000; L=5.5; elseif Mo<=35000; L=5.8; elseif Mo<=40000; L=5.9; end; end; for r=5000; if Mo<=5000; L=5; elseif Mo<=10000; L=5.2; elseif Mo<=15000; L=5.5; elseif Mo<=20000; L=5.8;

Page 77: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

elseif Mo<=25000; L=6.0; elseif Mo<=30000; L=6.2; elseif Mo<=35000; L=6.3; elseif Mo<=40000; L=6.4; end; end; dimana :

L = panjang pondasi sumuran (m).

Pada Gambar 13 dibawah ini diperlihatkan gambar kombinasi pondasi

telapak dan pondasi sumuran, juga diperlihatkan panjang pondasi sumuran (L).

Gambar 13. Dimensi Pondasi Sumuran

3. Balok Strap

Page 78: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Dimensi balok strap yang dipakai adalah lebar 150 cm tinggi 45 cm. Untuk

memperjelas pemahaman user terhadap dimensi balok strap yang didapat,

dibuat tampilan gambarnya (lihat Gambar 14).

Gambar 14. Dimensi Balok Strap

4.2.2.1.2 Perhitungan Penulangan

1. Pondasi Telapak

a. Pembesian Pelat Pondasi

Jarak yang dipakai 15 cm

Jumlah besi = 15

100.A bh

Jadi dipakai tulangan pokok (r) =

( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

+++

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛= 01,0

h.A37867200648681600A 2520000005000WA 11833A 3748563000

b.h.1350

2

2

π

Berikut ini dalam bentuk script MATLAB nya :

r=((((3748563000*luas_telapak+118335000*w*luas_telapak+252000000*luas_telapak^2)/(648681600*luas_telapak^0.5*45^2+37867200*luas_telapak^0.5*45^2))-0.01)*(1350/(3.14*luas_telapak^0.5*45)))^0.5;

Page 79: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

b. Pembesian Kolom

Mutu beton yang dipakai adalah K 225, maka σb = 75 kg cm2 dan mutu baja

yang dipakai adalah U24, maka σa = 1400 kg/cm2. Dipakai pembesian

minimum :

F besi minimum = 1% . F beton = 1% . 1400 = 14 cm2, dipakai besi 36 ∅ 16

Gambar pembesian dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini :

Gambar 15. Pembesian Pondasi Telapak

c. Pembesian Balok “Strap”

Dipakai besi 8 ∅ 10

Dipakai pembesian sengkang = ∅ 8 -15

d. Perhitungan sumuran pada balok “strap”

Dipakai tulangan pokok 8 ∅ 50 = 88,3125 cm2

Dipakai tulangan beugel spiral ∅ 8 mm – 15 cm

Pada balok strap di tambahkan pondasi sumuran sebanyak dua buah dengan

diameter 1 m karena disesuaikan dengan lebar balok strap dan ukuran pembesian

sama dengan pondasi sumuran pada pondasi telapak.

Page 80: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Untuk memperjelas pemahaman user terhadap pembesian pondasi sumuran

pada balok strap yang didapat, dibuat tampilan gambarnya, dapat dilihat pada

Gambar 16 berikut :

Gambar 16. Pembesian Pondasi Sumuran Pada Balok Strap

Untuk memperjelas pemahaman user terhadap dimensi pondasi sumuran

pada balok strap yang didapat, dibuat tampilan gambarnya pada Gambar 17

berikut :

Gambar 17. Dimensi Pondasi Sumuran Pada Balok Strap

Page 81: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2. Pondasi Sumuran

Untuk perhitungan secara lengkap mengenai besarnya pembesian yang dipakai

oleh pondasi lihat Lampiran 5. Hasil yang didapat tulangan pokok 8 ∅ 50 dan

tulangan beugel spiral ∅ 8 mm – 15 cm (lihat Gambar 18).

Gambar 18. Pembesian Pondasi Sumuran Pada Pondasi Telapak

4.4.2.1.3 Hasil Akhir

Merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses, dimana letak-letak tower

dalam satu line berupa titik-titik koordinat cartesius, terdiri dari empat lokasi yaitu

(x0,y0), (x1,y1), (x2,y2) dan (x3,y3), karena sistem dibatasi hanya sampai empat

titik, dimensi dan pembesian pondasi telapak, dimensi dan pembesian pondasi

sumuran dan dimensi dan pembesian balok strap yang optimum. Data tersebut

dimasukkan ke dalam data base, untuk disimpan sebagai data tambahan. Sehingga

apabila ada suatu input dengan tipe yang sama tidak perlu melakukan proses

struktur analisis dan proses disain. (untuk saran, tidak termasuk dalam penelitian).

Page 82: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

4.3 Verifikasi dan Validasi

Verifikasi dan validasi perlu dilakukan agar sistem ini dapat berfungsi

sesuai dengan benar menurut pakar. Arti verifikasi dalam hal ini lebih ditekankan

pada kebenaran pelaksanaan proses pembangunan sistem SPSUTT, sedangkan

validasi lebih ke arah pembuktian bahwa sistem SPSUTT yang dibangun sudah

benar.

Verifikasi dan validasi untuk menentukan titik-titik rencana tower dilakukan

dengan cara melakukan wawancara dan demo software SPSUTT didepan para

pakarnya, yaitu pakar-pakar yang pernah bekerja di PT. PLN dan Sarjana Teknik

Jurusan Elektro. Untuk penentuan dimensi pondasi, verifikasi dan validasi

dilakukan dengan pakar yang berkecimpung dalam bidang konstruksi bangunan

dan Sarjana Teknik Jurusan Sipil. Selain itu perhitungan-perhitungan yang

digunakan sebagian besar diambil dari penelitian yang telah peneliti lakukan pada

pendidikan strata-1 di Univeritas Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil, berupa skripsi

yang berjudul Perencanaan Pondasi Untuk Tower Listrik Tegangan Tinggi Pada

Line Plaju-Mariana-Borang (Kusnadi,1996). Kemudian, selain sebagai knowledge

engineer, peneliti bertindak sebagai pakar. Karena pengalaman kerja yang dimiliki

oleh peneliti, adalah pengalaman di bidang konstruksi selama bertahun-tahun.

Dimulai sejak tahun 1996 atau setelah peneliti menyelesaikan pendidikan strata-1.

Validasi hasil keluaran sistem SPSUTT untuk perhitungan dimensi pondasi

telah dibandingkan dengan menggunakan perhitungan manual (Lampiran 5), dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Validasi Hasil Keluaran Sistem SPSUTT Dengan Perhitungan Manual

No

Perhitungan

Output Sistem

Output Manual

Hasil

1. Pondasi Telapak - Tanah Kohesif

A = 4,5989 m2

b = 2,15 m2

- Tanah Kohesif

A = 4,5989 m2

b = 2,15 m2

ok

Page 83: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 6 Validasi Hasil Keluaran Sistem SPSUTT Dengan Perhitungan Manual (lanjutan)

No

Perhitungan

Output Sistem

Output Manual

Hasil

- Tanah Nonkohesi

A = 5,304 m2

b = 2,3 m2

- Tanah Nonkohesif

A = 5,304 m2

b = 2,3 m2

2. Pondasi Sumuran L = 4,9 m. L = 4,9 m. ok

3. Pembesian Pelat tulangan pokok

∅ 3,9 m – 15 mm

tulangan pokok

∅ 3,9 m – 15 mm

ok

4. Pembesian Kolom besi 36 ∅ 16 besi 36 ∅ 16 ok

5. Pembesian

Sumuran

- tulangan pokok

8 ∅ 50 cm2

- tulangan beugel spiral

∅ 8 mm – 15 cm

- tulangan pokok

8 ∅ 50

- tulangan beugel spiral

∅ 8 mm – 15 cm

ok

6. Pembesian Strap - besi 8 ∅ 10

- sengkang = ∅ 8 -15

- besi 8 ∅ 10

- sengkang = ∅ 8 -15

ok

7. Pembesian

Sumuran pada

Balok Strap

- tulangan pokok

8 ∅ 50 cm2

- tulangan beugel spiral

∅ 8 mm – 15 cm

- tulangan pokok

8 ∅ 50 cm2

- tulangan beugel spiral

∅ 8 mm – 15 cm

ok

Hasil keluaran sistem SPSUTT pada tabel diatas telah dibandingkan dengan

perhitungan manual dengan hasil sama, untuk semua perhitungan.

4.4 Implikasi Manajerial

Penerapan sistem kecerdasan buatan dalam bentuk sistem ini, dapat

memberikan kemudahan dan kecepatan perhitungan bagi para perencana

Page 84: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

pembuatan jalur transmisi dan pondasi SUTT 150 kV. Pengguna tidak perlu

melakukan pengujian-pengujian dan perhitungan-perhitungan yang rumit untuk

menentukan titik-titik lokasi rencana dan dimensi pondasi tower, karena untuk

menentukan besaran faktor-faktor penentunya dapat dipersingkat dan dipermudah.

Untuk daya dukung tanah dapat ditentukan dengan mengenali jenis tanah tanpa

perlu melakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui kekuatan daya

dukungnya. Penentuan tekanan angin dapat juga dipermudah dan dipercepat,

dapat diketahui dengan menggunakan dua cara, yaitu dengan mengetahui jarak

lokasi tower dengan tepi pantai atau memasukkan besarannya jika diketahui.

Akan tetapi bila ada perubahan mengenai data-data yang berpengaruh pada

rule-rule yang ada akibat adanya update data, perubahan-perubahan aturan atau

perubahan kebijakan yang diambil oleh instansi yang berkaitan misalnya PT.

PLN, DPU dan lain-lainnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan lain

sebagainya, sistem ini belum dapat mengakomodasikannya. Perubahan-perubahan

tersebut dapat dilakukan dengan merubah script program, hal ini belum

memberikan kemudahan pada user.

Page 85: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Sistem Pakar Perencanaan Jalur Saluran Transmisi dan Dimensi Pondasi

Strap Footing Untuk Tower Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau

disingkat SPSUTT telah selesai dirancang dan diimplementasikan dalam bentuk

prototipe. Memiliki kemampuan untuk menentukan titik-titik rencana lokasi tower

yang akan dibangun pada jalur transmisi SUTT 150 kV, dan menghasilkan

dimensi pondasi tower, berupa dimensi berikut pembesian pondasi strap footing,

dimensi pondasi sumuran beserta pembesiannya dan dimensi balok strap beserta

pembesiannya. Verifikasi telah dilakukan oleh pakar-pakar dengan hasil baik dan

validasi dimensi pondasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil keluaran

sistem dengan perhitungan manual dengan hasil sama.

Penentuan lokasi dan dimensi pondasi SUTT menjadi lebih cepat dan

mudah bila menggunakan sistem ini, karena proses input merupakan proses

konsultasi interaktif dimana besaran angkanya dapat ditentukan oleh sistem,

sehingga tidak perlu melakukan pengukuran dan pengujian dilapangan yang

memerlukan waktu yang relatif lama, sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika

tidak diketahui, besaran angka kekuatan tekanan angin dapat ditentukan

berdasarkan jarak tower dari tepi pantai. Daya dukung tanah pun demikian, dapat

ditentukan berdasarkan jenis tanah.

5.2 Saran

Beberapa penyempurnaan yang perlu dilakukan ke depan untuk diteliti lebih

lanjut adalah :

1. Tipe tower yang digunakan hanya satu jenis, sehingga sistem ini tidak dapat

digunakan untuk jenis lain. Disarankan tipe tower untuk jenis lain digunakan,

sehingga sistem ini semakin lengkap. Jenis pondasi dapat ditambahkan dengan

Page 86: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

jenis pondasi yang lain, sehingga dapat dilakukan perbandingan jenis pondasi

mana yang lebih baik bila ditinjau dari berbagai segi.

2. Titik-titik rencana tower pada titik tower pertama dan terakhir, tidak dapat

dipindahkan karena titik tersebut merupakan sumber daya dan sebagai pusat

beban. Oleh karena itu, untuk keadaan tersebut akan lebih ekonomis kalau

seluruh konstruksi dibangun di atas suatu lantai beton yang luas. Tipe pondasi

ini dinamakan pondasi tikar (mat foundation), akan tetapi tipe ini tidak

dibahas dalam SPSUTT.

3. Sistem ini belum merupakan sistem yang lengkap, karena merupakan bagian

dari sistem perencanaan secara keseluruhan. Ada beberapa faktor yang belum

diperhitungkan, misalnya jarak antar tower pada sistem ini hanya berupa input

angka, tidak dilakukan suatu proses perhitungan. Untuk penelitian selanjutnya

faktor-faktor lain dapat diperhitungkan, sehingga sistem ini menjadi lebih

lengkap.

4. Semua hasil konsultasi antara user dan komputer, perlu dicatat oleh bagian ini

(data base), pencatatan dilakukan saat dimulai proses inferensi ini sampai

pengguna mendapatkan jawaban terakhir. Selain mencatat proses inferensi,

perlu mencatat pula data yang telah dan pernah dianalisa dan didesain, hal ini

perlu dilakukan untuk mempercepat proses apabila pernah memproses data

yang mirip dengan data yang baru, karena apabila data sudah pernah ada,

maka user tidak perlu melakukan analisa atau disain lagi. Disamping mencatat

basis data juga harus berisi jenis-jenis tower dan jenis-jenis pondasi lainnya

yang dapat digunakan oleh SUTT beserta perhitungan-perhitungannya,

sehingga sistem dapat menganalisa jenis tower dan tower dan pondasi apa

yang cocok berdasarkan masukkan yang diberikan oleh pengguna.

5. Bila ada perubahan mengenai data-data yang berpengaruh pada rule-rule yang

ada akibat adanya update data, perubahan-perubahan aturan atau perubahan

kebijakan yang diambil oleh instansi yang berkaitan misalnya PT. PLN, DPU

dan lain-lainnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, sistem

ini belum dapat mengakomodasikannya. Perlu dibuat fungsi yang

memberikan kemudahan pada user untuk melakukan perubahan tersebut.

Page 87: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

DAFTAR PUSTAKA

ADB, “Completion Report: Indonesia: Power Development and Efficiency Enhancement Project”, 2006.

Arhami, Muhammad, “Konsep Dasar Sistem Pakar”, Penerbitan Andi Yogyakarta, 2005.

Bagio, Tony Hartono, “Expert System For Structural Analysis And Design Of

Communication Tower”, IlmuKomputer.com, 2004.

Bowles, Joseph E., ”Analisis dan Disain Pondasi Jilid I dan Jilid II”, Penerbit

Erlangga, cetakan ke empat, 1991. Cipta Karya, Direktorat Jenderal, Departemen Pekerjaan Umum, ” Buku Pedoman

Perencanaann Untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang Untuk Gedung (BPPUSBBB dan STBUG)”, Jakarta, 1983.

Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Direktorat Jenderal

Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, ”Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971”, Bandung, 1971.

Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Direktorat Jenderal

Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, ”Peraturan Muatan Indonesia 1970”, Bandung, 1969.

Das, Braja M., ”Mekanika Tanah Jilid I”, Penerbit Erlangga, Cetakan ke dua,

1991. Das, Braja M., ”Mekanika Tanah Jilid II”, Penerbit Erlangga, Cetakan ke dua,

1994. Elektro Indonesia, Artikel Nomor 33, Tahun VI, Oktober 2000.

www.elektroindonesia.com.

Elektro Indonesia, Artikel Nomor 32, Tahun VI, Oktober 2000. www.elektroindonesia.com

Gunawan, Rudy, “Pengantar Teknik Pondasi”, Penerbit Kanisius, cetakan ke

enam Yogyakarta, 1996

Page 88: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Kusnadi, Adhi “ Perencanaan Pondasi Tower Listrik Tegangan Tinggi Pada Line Palju-Mariana-Borang” Tugas Akhir, Universitas Sriwijaya, 1996.

Madar M. Kamil, ”Teknik Pondasi I”, Fakultas Teknik Sipil Universitas

Sriwijaya, Palembang 1980. Mardiyanto, Didik ”Peningkatan Efesiensi Perusahaan Melalui Standarisasi

Kegiatan Perencanaan Pondasi Tower Transmisi 150 KV”, Makalah, PT PLN (Persero) Pikitring Sumut dan Aceh, 2000.

Mardiyanto, M Sukrisno, ”Validasi Perangkat dengan Metode Hybrid Berbasis

UML” Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

Marimin, “Teori dan Aplikasi Sistem Pakar Dalam Teknologi Manajerial”, IPB Press, 2005.

PLN, (Persero) ”Materi Pendidikan dan Pelatihan Program D1 OPHAR GI dan

Transmisi PT.PLN (Persero), 2007. SPLN 121, ”Konstruksi Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kv dan 150 kv dengan

Tiang Beton/Baja, 1996. Pressman Roger, Software Engineering, McGraw-Hill International Editions, New

York, 1997.

Sarjono H.S, Pondasi Tiang Pancang Jilid I, Penerbit Sinar Wijaya, cetakan ke

dua, Surabaya, 1991. Soedarsono, Djoko Untung, ”Konstruksi Jalan-Raya”, Badan Penerbit Pekerjaan

Umum, 1985. Sosrodarsono, Suyono dan Kazuto Nakazawa, ”Mekanika Tanah dan Teknik

Pondasi”, Penerbit Pradnya Paramita, cetakan ke enam Jakarta, 1994.

Suyanto. Asep Herman Review Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak, 2005, http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id.

Turban Efraim, Expert System and Applied Artificial Intelligence, Macmillan,

New York, 1992. Wang, Chu-Kia dan Charles G Salmon “Disain Beton Bertulang” Penerbit

Erlangga, Jakarta, 1993.

Page 89: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Perhitungan beban sendiri menara (Lampiran 1)

Untuk menghitung berat sendiri menara perlu diketahui panjang masing-

masing batang dan berat per meter dari profil tersebut (lihat Gambar 1). Berat

sendiri batang itu diperoleh dengan cara mengalikan panjang batang dengan berat

profil, kemudian seluruh berat tersebut dijumlahkan maka akan didapatkan berat

sendiri menara.

410

450

450

825

575

300

300

50

80.80.8

100.100.10

90.90.9

100.100.10

150.150.16

130.130.16

Gambar 1 Tower Yang Dipakai

Page 90: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

1. Perhitungan Panjang Batang-batang Pada Tower

410

450

450

825

575

300

300

50

1 1 18

33

3'121'12 13

13 9

12

16 17

28 29

a

b

a'

b'

111

111

11158

11162

c68

c'

d'

e'

f'

f'

g'

h'

i'

i'

j'

k'

k'

k'

k'

l'

l'

l'

l'

m'

m'

m'

m'

n'

d

e

f

f

g

h

i

i

j

k

k

k

k

l

l

l

l

m

m

m

m

n

41

63 5955

4156

65

36

76

80 81

88 89

96 97

111

111

125111

129133

97108

118 126109

108

137 138

141 142

149 150

80.80.8

161

161173

161

177

167

181

162

162

162161168

100.100.10

90.90.9

100.100.10

150.150.16

130.130.16

189 190

193

197

189

196

189

206

273

221

206

272

222

237

229 206 206 230

238

248

253

260

248

254

261

260

272 246 245 273

280 281

288 289

296 297

204 206312

324 316 289332

340

340

288 312 325

333

341340

380

388

330

384 385

356

361

369

338

Gambar 2 Penomoran Batang Tower

Page 91: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

1.722.695 2.695

3.555

1

6

8 9

5

7

2

4

3

1

11

43

48

40

38

3950 51

37

36

42

49

41

11

1

3.72 1.86 3.72

4.65

111

106

113

111

117

108

107 105

104

105

122 121110

118

109

114

110

109

3.825 2 3.825

4.825

1

1

166

162

165

163

159

157

160

158

170169

161

165

164

165

1

1

4.15

5.25

2.24.15

Gambar 3 Penomoran Batang Transverse

Page 92: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Gambar 4 Potongan Y – Y Pada Tower

Page 93: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

a

b

c

d

e

f

g

h

i

j

k

l

m

n

o

p

q

r

1

1’

2

2’

3

3’

4

4’

5

2,05

1,025

1,025

1,125

1,125

2,25

1,125

1,125

2,25

2,5

3,6

5,3

6

2,9

2,9

3,2

4,8

8

2,9

2,9

1,7

1,7

2,9

2,9

2,9

2,9

1,7

5’

6

6’

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

1,7

2,9

2,9

2,4

0,5

0,5

0,5

0,5

1,5

1,5

1,5

1,5

2,7

2,7

2,7

2,7

2,7

2,7

2,7

2,7

1,72

1,72

1,72

1,72

2,2

2,2

2,2

Page 94: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

1,8

1,8

1,8

1,8

3,9

3,9

3,9

3,9

1

1

1

1

2,3

2,3

2,7

2,7

2,7

2,7

3,8

3,8

3,8

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

3,7

0,5

0,5

0,5

0,5

2

2

2

2

2,3

2,3

1,8

1,8

1,8

1,8

1,8

1,8

1,8

1,8

1,9

1,9

1,9

1,9

2,2

2,2

2,2

Page 95: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

2,2

3

3

3

3

3

3

3

3

2

2

2

2

3,2

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

3,2

3,2

3,2

3,2

1,2

1,2

1,2

1,2

2,6

2,6

2,6

2,6

2,9

2,9

2,9

2,9

0,6

0,6

0,6

0,6

2,2

2,2

2,2

2,2

1,9

1,9

Page 96: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

3,2

3,2

3,2

3,2

3,2

3,2

3,1

2,6

2,6

2,6

2,6

2,6

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

4,2

4,2

4,2

4,2

1,2

1,2

1,2

1,2

2,9

2,9

2,9

2,9

0,7

0,7

0,7

0,7

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

Page 97: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

2

2

3,5

3,5

3,5

3,5

2,3

2,3

2,3

2,3

0,8

0,8

0,8

0,8

0,8

0,8

0,8

0,8

4,9

4,9

4,9

4,9

4,9

4,9

4,9

4,9

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

1

1

1

1

1

1

1

1

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1

1

Page 98: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

1

1

1

1

1

1

7,2

7,2

7,2

7,2

7,2

7,2

7,2

7,2

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,7

1,7

1,7

1,7

1,7

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

1,7

1,7

1,7

4,5

4,5

4,5

4,5

1,7

1,7

1,7

1,7

1,7

1,7

1,7

1,7

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

8,6

8,6

8,6

Page 99: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

8,6

8,6

8,6

8,6

8,6

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

6,2

6,2

6,2

6,2

1,3

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

1,9

2

2

2

2

2

2

2

2

1,3

1,3

1,3

Page 100: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

1,3

1,3

1,3

1,3

1,3

1

1

1

1

1

1

1

1

7,2

7,2

7,2

7,2

2,6

2,6

2,6

2,6

2,6

2,6

2,6

2,6

1,5

1,5

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

1,2

5

5

5

5

5

5

5

5

4,3

4,3

4,3

4,3

4,3

Page 101: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Tabel 1 Panjang Batang (lanjutan)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

No. Batang

Panjang

Batang (m)

397

398

399

400

4,3

4,3

4,3

1,7

401

402

403

1,7

1,7

1,7

Page 102: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

2. Perhitungan Beban Sendiri Tower

410

450

450

825

575

300

300

50

G1

G2

G3

G4

G5

G6

G7

G8

G9

G10

G11

G12

G13

G14

G15

800 Gambar 5 Berat Sendiri Tower

Page 103: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Beban G1

G1 = 2 x 265 x 0,444 = 235,32 kg

Beban G2

4

4

2

4

4

4

8

4

4

x

x

x

x

x

x

x

x

x

2,9 (1)

1,7 (2)

2,4 (7)

0,5 (8)

1,5 (12)

1,72 (25)

2,7 (16)

2,05(a)

2,9 (1’)

x

x

x

x

x

x

x

x

x

L .90.90.9

L. 100.100.10

L. 100.100.10

L .90.90.9

L. 90.90.9

L. 100.100.10

L .100.100.10

L. 100.100.10

L. 90.90.9

=

=

=

=

=

=

=

=

=

4

4

2

4

4

4

8

4

4

x

x

x

x

x

x

x

x

x

2,9

1,7

2,4

0,5

1,5

1,72

2,7

2,05

2,9

x

x

x

x

x

x

x

x

x

12,2

15,1

15,1

12,2

12,2

15,1

15,1

15,1

12,2

=

=

=

=

=

=

=

=

=

141,52 kg

102,68 kg

72,48 kg

24,4 kg

73,2 kg

103,88 kg

326,16 kg

123,82 kg

141,52 kg

Jumlah = 1109,66 kg

G2 = ¼ x 1109,66 kg = 277,415 kg

Beban G3

4

4

x

x

1,025(b)

2,2(28)

x

x

L. 100.100.10

L. 100.100.10

=

=

4

4

x

x

1,025

2,2

x

x

15,1

15,1

=

=

61,91 kg

265,76 kg

Jumlah = 327,67 kg

G3 = ¼ x 327,67 kg = 81,917 kg

Beban G4

2

4

4

4

4

4

4

x

x

x

x

x

x

x

0,574

3,9 (2)

1(44)

2,3 (48)

1,8(38)

2,7(50)

0,5 (58)

x

x

x

x

x

x

x

265

L. 90.90.9

L. 90.90.9

L .90.90.9

L. 100.100.10

L. 100.100.10

L .90.90.9

=

=

=

=

=

=

4

4

4

4

4

4

x

x

x

x

x

x

3,9

1

2,3

1,8

2,7

0,5

x

x

x

x

x

x

12,2

12,2

12,2

15,1

15,1

12,2

=

=

=

=

=

=

=

304,22 kg

190,32 kg

48,8 kg

112,24 kg

108,72 kg

163,08 kg

24,4 kg

Page 104: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

4

8

4

4

x

x

x

x

2(62)

1,8(68)

1,025(c)

3,8(54)

x

x

x

x

L. 90.90.9

L. 100.100.10

L. 100.100.10

L. 90.90.9

=

=

=

=

4

8

4

4

x

x

x

x

2

1,8

1,025

3,8

x

x

x

x

12,2

15,1

15,1

12,2

=

=

=

=

97,6 kg

217,44 kg

61,91 kg

185,44 kg

Jumlah = 1514,17 kg

G4 = ¼ x 1514,17 = 378,54 kg

Beban G5 = Beban G6

4

8

x

x

1,125(d)

1,9(76)

x

x

L. 100.100.10

L. 100.100.10

=

=

4

8

x

x

1,125

1,9

x

x

15,1

15,1

=

=

67,95 kg

229,52 kg

Jumlah = 297,47 kg

G5 = G6 = ¼ x 297,47 kg = 74,367 kg

Beban G7

2

4

4

4

4

4

4

4

4

8

4

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

0,574

4 (111)

1,2(113)

2,6 (117)

2(107)

2,9(121)

0,6 (125)

2,2(129)

2,25(f)

3(96)

3,2(111’)

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

265

L. 90.90.9

L. 90.90.9

L .90.90.9

L. 100.100.10

L. 100.100.10

L .90.90.9

L. 90.90.9

L. 100.100.10

L. 100.100.10

L. 90.90.9

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

4

4

4

4

4

4

4

4

8

4

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

4

1,2

2,6

2

2,9

0,6

2,2

2,25

3

3,2

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

12,2

12,2

12,2

15,1

15,1

12,2

12,2

15,1

15,1

12,2

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

304,22 kg

195,2 kg

58,56 kg

126,88 kg

120,8 kg

175,16 kg

29,28 kg

107,36 kg

135,9 kg

362,4 kg

156,16 kg

Jumlah = 1771,92 kg

G4 = ¼ x 1771,92 = 442,98 kg

Page 105: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Beban G8 = Beban G9

4

8

x

x

1,125(g)

1,9(137)

x

x

L. 120.120.13

L. 120.120.13

=

=

4

8

x

x

1,125

1,9

x

x

23,3

23,3

=

=

104,85 kg

354,16 kg

Jumlah = 459,01 kg

G8 = G9 = ¼ x 459,01 kg = 114,75 kg

Beban G10

2

4

4

4

4

4

4

4

4

x

x

x

x

x

x

x

x

x

0,574

4,2 (164)

1,2(165)

2,6 (160)

2,9(169)

2,6(165’)

0,7 (173)

2(177)

4,3(161’)

x

x

x

x

x

x

x

x

x

265

L. 90.90.9

L. 90.90.9

L .120.120.13

L.120.120.13

L.90.90.9

L .90.90.9

L. 90.90.9

L. 90.90.9

=

=

=

=

=

=

=

=

4

4

4

4

4

4

4

4

x

x

x

x

x

x

x

x

4,2

1,2

2,6

2,9

2,6

0,7

2

4,3

x

x

x

x

x

x

x

x

12,2

12,2

23,3

23,3

12,2

12,2

12,2

12,2

=

=

=

=

=

=

=

=

=

304,22 kg

204 kg

58,56 kg

242,32 kg

270,28 kg

126,88 kg

34,16 kg

97,6 kg

209,84 kg

Jumlah = 1548,82 kg

G10 = ¼ x 1548,82 = 387,82 kg

Beban G11

4

8

4

8

x

x

x

x

2,5(j)

3,5(189)

2,3(93)

0,8(197)

x

x

x

x

L. 130.130.16

L. 130.130.16

L. 130.130.16

L. 130.130.16

=

=

=

=

4

8

4

8

x

x

x

x

2,5

3,5

2,3

0,8

x

x

x

x

30,9

30,9

30,9

30,9

=

=

=

=

309 kg

865,2 kg

284,28 kg

197,76 kg

Jumlah = 1656,24 kg

G11 = ¼ x 1656,24 kg = 414,06 kg

Beban G12

4

8

x

x

3,6(k)

1,7(273)

x

x

L. 130.130.16

L. 130.130.16

=

=

4

8

x

x

3,6

1,7

x

x

30,9

30,9

=

=

444,96 kg

420,24 kg

Page 106: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

8

8

8

8

x

x

x

x

4,9(205)

1,6(221)

1,3(229)

1(237)

x

x

x

x

L. 130.130.16

L. 130.130.16

L. 130.130.16

L. 130.130.16

=

=

=

=

8

8

8

8

x

x

x

x

4,9

1,6

1,3

1

x

x

30,9

30,9

30,9

30,9

=

=

=

=

1211,28 kg

395,52 kg

321,36 kg

247,2 kg

Jumlah = 3040,56 kg

G11 = ¼ x 3040,56 kg = 760,14 kg

Beban G13

4

8

8

8

4

8

8

x

x

x

x

x

x

x

5,3(l)

1,3(253)

7,2(245)

1,7(260)

4,5(268)

1,7(272)

8,6(289)

x

x

x

x

x

x

x

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

=

=

=

=

=

=

4

8

8

8

4

8

8

x

x

x

x

x

x

x

5,3

1,3

7,2

1,7

4,5

1,7

8,6

x

x

x

x

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

=

=

=

=

=

=

=

761,08 kg

373,36 kg

2067,84 kg

488,24 kg

646,2 kg

488,24 kg

2469,92 kg

Jumlah = 7294,88 kg

G13 = ¼ x 7294,88 kg = 1823,72 kg

Beban G14

4

8

8

8

4

8

8

8

8

8

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

6(m)

8,6(288)

1,9(296)

2,3(304)

6,2(312)

1,9(324)

1,3(316)

2(332)

1,3(340)

1(348)

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

4

8

8

8

4

8

8

8

8

8

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

6

8,6

1,9

2,3

6,2

1,9

1,3

2

1,3

1

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

861,6 kg

2469,92 kg

545,68 kg

660,56 kg

890,32 kg

545,68 kg

373,36 kg

574,4 kg

373,36 kg

287,2 kg

Jumlah = 7582,08 kg

G14 = ¼ x 7582,08 kg = 1895,52 kg

Page 107: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Beban G15

4

4

8

8

8

8

8

4

x

x

x

x

x

x

x

2,9(n)

7,2(356)

2,6(360)

1,5(368)

2,6(336)

5(384)

4,3(392)

1,7(401)

x

x

x

x

x

x

x

x

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

L. 150.150.16

=

=

=

=

=

=

=

=

4

8

8

8

8

8

8

4

x

x

x

x

x

x

x

x

2,9

7,2

2,6

1,5

2,6

5

4,3

1,7

x

x

x

x

x

x

x

x

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

35,9

=

=

=

=

=

=

=

=

416,44 kg

1033,92 kg

746,72 kg

430,8 kg

746,72 kg

1436 kg

1234,96 kg

244,12 kg

Jumlah = 6289,68 kg

G13 = ¼ x 6289,68 kg = 1572,42 kg

Maka didapat berat sendiri menara adalah sebagai berikut :

Gtotal = ∑G + 20% toeslag

= 8532,721 + 20% toeslag

= 10239,2652 kg

Page 108: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Kondisi tidak setimbang (Lampiran 2)

1. Diperhitungkan 1 (satu) buah konduktor putus

Pada konstruksi ini terjadi gaya puntir, cara perhitungannya :

b

x

P

a

P

P

P

P

Qb

Qb

Gambar 1 Kawat ACSR Putus

Page 109: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Mencari Qa :

Qa . a = Qb . b Qa = Qb . b /a

x. P2

a . Qb2

b . Qa2 =⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +

2 x. P

2a . Qb

2b . Qb 2

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

2 x. P

2aa b Qb

22

=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ +=

22 aba P.x. Qb+

=

Mencari Qb :

ba . Qa Qb =

x. P 2

a . Qb2

b . Qa2 =⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +

2 x. P

b . 2a . Qa

2b . Qa 2

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

2 x. P

b . 2ab . Qa

22

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ +

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

+= 2 2 ab

b x . P Qa

Gambar 2 Gaya Akibat Kawat Putus

Page 110: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Dari rumus ini maka didapat gaya-gaya yang bekerja pada menara akibat

putusnya konduktor. Disini besarnya a = b.

Maka Qa = Qb = Q

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

+= 2 2 ab

a x . PQ

0,2439 . 55,3 . 130005,22,05

2,05 3,555 . 1300Q 2 2 =⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

=

Q = 1127,20 kg

Resultan gaya-gaya pada bidang tranverse adalah :

Q + ½ P = 1127,2 + 1300/2

Q = 1777,2 kg

Q – ½ P = 1127,20 – 1300/2

Q = 477,2 kg

2. Kawat penangkal petir putus

Tarikan maksimum kawat yang diijinkan (lihat tabel 3) :

P = 1000 kg (untuk 2 bidang menara)

Jadi untuk 1 bidang menara P = ½ . 1000 = 500 kg

Page 111: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Perhitungan beban yang bekerja pada pondasi (Lampiran 3)

1. Akibat Gaya Kawat ACSR dan Ground Wire

P akibat kawat ACSR = 1300 kg = 1,3 Ton

Diperhitungkan kemungkinan 2 kawat putus

Letak transverse pada ketinggian-ketinggian :

+ 20,5 ; + 25 ; + 29,5 ; + 33,6

Keadaan gaya-gaya pada suatu tranverse dengan 1 kawat putus

a. Pada ketinggian + 29, 5 m

1,9

a

P

PP/2 P/24,650

P

Gambar 1 Gaya Pada Batang Transerve Pada Ketinggian +29,5 m

Gaya-gaya kabel diteruskan ke pondasi melalui bidang-bidang yang tegak

adalah gaya-gaya yang tidak dapat diimbangi oleh batang-batang transverse.

P = 1,3 ton

ton5908,11,9 . 2

4,650 . PQ ==

Page 112: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

RBLB

RALA

RB

RA

LB

LAP3

P4

P2

P1

800

800

Gambar 2 Reaksi Pada Pondasi Akibat Gaya Pada Ketinggian +29,5m

P1 = Q = 1,5908 ton

P2 = P/2 + Q = 0,65 + 1,5908 = 2,2408 ton

P3 = Q = 1,5908 ton

P4 = Q – P/2 = 1,5908 – 0,65 = 0,9408 ton

Reaksi tekan maksimum pada pondasi adalah di pondasi RB.

Reaksi tarik maksimum pada pondasi adalah di pondasi LA.

Reaksi di pondasi RB :

8P4 . 29,5 - P1 . 29,5RRB =

ton39,28

0,9408 . 29,5 - 1,5908 . 29,5RRB ==

Reaksi di pondasi LA

8P2 . 29,5 - P3 . 29,5RLB =

ton39,28

2,009 . 29,5 - 1,359 . 29,5RLB −==

Page 113: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

b. Pada ketinggian + 25

2,00

a

P

PP/2 P/24,825

P

Gambar 3 Gaya Pada Batang Transerve Pada Ketinggian +25 m

Gaya-gaya kabel diteruskan ke pondasi melalui bidang-bidang yang tegak

adalah gaya-gaya yang tidak dapat diimbangi oleh batang-batang transverse.

P = 1,3 ton

ton568,12,0 . 2

4,650 . PQ ==

RBLB

RALA

RB

RA

LB

LAP3

P4

P2

P1

800

800

Gambar 4 Reaksi Pada Pondasi Akibat Gaya Pada Ketinggian +25 m

Page 114: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

P1 = Q = 1,568 ton

P2 = P/2 + Q = 0,65 + 1,568 = 2,218 ton

P3 = Q = 1,568 ton

P4 = Q – P/2 = 1,568 – 0,65 = 0,918 ton

Reaksi tekan maksimum pada pondasi adalah di pondasi RB.

Reaksi tarik maksimum pada pondasi adalah di pondasi LA.

Reaksi di pondasi RB :

8P4 . 25 - P1 . 25RRB =

ton03125,28

0,918 . 25 - 1,568 25.RRB ==

Reaksi di pondasi LA

8P2 . 25 - P3 . 25RLB =

ton03125,28

2,218 . 25 - 1,568 . 25RLB −==

Jadi reaksi RRB = 2,39 + 2,03125 = 4,42125 ton

RLB = - RLB = - 4,42125 ton

2. Akibat Ground Wire putus dan satu kawat penghantar ACSR putus

Gaya akibat ground wire Pgw = 1000 kg = 1 ton

Ketinggian ground wire + 33,6 m

Reaksi dipondasi RB :

Page 115: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

8.2P.6,33

8P2) - (P1 . 29,5R gw

RB +=

161 . 6,33

80,709) - (1,359 . 29,5

+=

) ( ton 4,51,24,2 ↑=+=

Reaksi dipondasi RA :

8.2P.6,33

8P2) - (P3 . 33,6R gw

LA −=

161 . 6,33

82,009) - (1,359 . 29,5 +=

) ( ton 4,51,24,2 ↓−=−−=

3. Akibat Angin Pada Kawat

Panjang kawat = 265 m

Tekanan angin pada kawat ACSR = 161 kg

Tekanan angin pada ground wire = 96 kg

Reaksi pada pondasi RB :

8 . 296 . 33,6 129.5).2.1625(20,5R RB

+++=

) ( ton 711,1kg 1710,975 ↑==

Page 116: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Reaksi pondasi pada LA :

) ( ton 711,1R- R RBLA ↓−==

ton0,1328 kg 75,1328

96) 6 . (161 R H ==+

=

4. Akibat Angin Pada Menara

Beban angin pada bidang depan = 1,6Wkg/m2

Beban angin pada bidang belakang = 1,2Wkg/m2

Luas bidang menara yang diperhitungkan menerima angin 30%

Luas satu bidang menara = 2

20,5 . )28(2

1 . 13 . 2) (1,7 ++

+

= 24,235 + 102,5 = 126,735 m2

Pbidang depan = 30% . 126,735 . 1,6W = 60,833W kg

Pbidang belakangn = 30% . 126,735 . 1,2W = 45,625W kg

Ptotal = 60,833W + 45,625W = 106,458W kg

Ptotal dianggap bekerja pada ketinggian 0,4 m tinggi menara

= 0,4 . 33,6 = 13,44 m

Reaksi pada pondasi RB :

) (W ton 425,898 . 2

13,44 .106,458W R RB ↑==

Reaksi pada pondasi LA :

) (W ton 425,89R- R RBLA ↓−==

Page 117: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

5. Akibat Berat Sendiri Menara

Berat sendiri menara = 10239,2652 kg = 10,240 ton

Jadi reaksi total pada pondasi adalah :

Tabel 1 Total Gaya Reaksi

Reaksi 1

Kaki Akibat

Beban Mati

(Ton)

Gaya Kabel

(Ton)

Angin Pada

Kawat

(Ton)

Angin Pada

Tower

(Ton)

Total (Ton)

Rtekan

Maksimum

10,240 4,5 1,711 89,425W 16,4503+563,5W

Rtarik

Maksimum

10,240 -4,5 -1,711 -89,425W 10.377+563,5W

ton648,10 2,218) (2,2408 0,1328) 1,5908 (1,568 max R 22H =++++=

Page 118: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Proses disain (Lampiran 4)

I. Perhitungan Dimensi Pondasi

1. Pondasi Telapak (Strap Footing)

a. Kontrol Terhadap Tarik

Kontrol terhadap tegangan tarik, digunakan rumus 6 :

T = (Vp . Bj beton bertulang) + (Vt . Bj tanah ) > Rtarik

Dari tabel I pada lampiran 4, didapat :

Rtarik = 10,377+563,5W ton = 10377 + 563,5W

W = tekanan angin (kg/m2).

Volume tanah dan volume pondasi dapat dihitung dari gambar berikut ini :

Gambar 1 Kedalaman Pondasi Strap Footing (Kusnadi, 1996).

Volume tanah dan volume pondasi = (14000000 A + 1450000)/Bjtanah

Maka T = Tu = 10377+563,5W = (14000000 A + 1450000)/Bjtanah

Pondasi langsung di Indonesia biasanya diletakkan antara kedalaman 0,60 m

sampai 3,00 m di bawah muka tanah (Gunawan, 1990), digunakan :

Page 119: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

L = 3,4 m (lihat gambar)

L = kedalaman letak pondasi strap footing (m).

140000001450000-Bj 563,5W)(10377A tanah+

= ............................. (21)

b = lebar pondasi = A = ........................................ (22)

Jika Jenis tanah kohesif dan W = 40 kg/m2

Maka A = 1,3790 + 0.0805 . 40 = 4,599 m2

b. Kontrol Terhadap Daya Dukung Pondasi

Berdasarkan tabel 4 bila ada gempa : qα = 1 kg/cm2

Digunakan rumus 7 :

αqNuA =

Nu = Rtekan (lihat tabel 1 lampiran 4)

Rtekan ≤ A . qα A . qα ≥ 16450,3+563,5W

A . 1 ≥ 16450,3 + 563,5W

A ≥ 16450,3 + 563,5W

Jika W = 40 kg/m2

Maka A = 16450,3 + 563,5 . 40 = 3,899 m2

Karena nilai A yang dihasilkan oleh kontrol terhadap tarik lebih besar,

dibandingkan dengan kontrol terhadap daya dukung pondasi. Maka nilai A

yang dipakai adalah nilai A yang dihasilkan oleh kontrol terhadap tarik.

2. Pondasi Sumuran

a. Kontrol Terhadap Daya Dukung Pondasi

Nu = 16,4503 + 563,5W

Dilihat dari luas telapak pondasi telapak bila tekanan angin W = 40 kg/m2, rata-

rata diatas 4 m2, karena lebar dan panjang sama, yaitu rata-rata 2 m, maka

diameter pondasi sumuran yang dipakai D = 2 m.

Digunakan rumus 17 :

Page 120: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

qc = 3N Nb = N = qc/3

Ab = ¼ π D2 = ¼ π (2)2 = 3,14 m2

As = π 2 L = 6,28 L m2

Digunakan rumus 16 :

Qu = 40 Nb . Ab + 1/5 As N

Dipakai faktor keamanan = 2,8

2,8 Nu = 40 . qc/3 . 3,14 + 1/5 . 6,28 . L . qc/3

2,8 . (16,4503 + 563,5W) = 41,867qc + 0,4187 . L . qc

46,061 + 1577,8W - 41,867qc = 0,4187 . L . qc

L = 110,01/qc + 3768,331W /qc – 100

Jika L < 0, maka berarti pondasi sumuran tidak digunakan

b. Kontrol Terhadap Momen Guling

Dari lampiran 4 didapat RH = Vu = 10648 kg

L = 3,4 m (lihat gambar 1 lampiran 5)

θ = sudut antara dua tower

Mguling = 10648 . 3,4 . sec θ = 36203.2 . sec θ

Rumus : Mu = T . 0,5. b

Dari tabel I pada lampiran 4, didapat :

T = 10377+563,5W

Maka : Mu = (10377+563,5W) . 0,5 b = (5189 + 281,75 W) . b

Maka terjadi momen puntir sebesar :

Rumus : Mu = 36203.2 . sec θ - (5189 + 281,75 W) . b

Dari tabel 5, didapat nilai tegangan tanah lateral yang diijinkan (R).

Dilihat dari luas telapak pondasi telapak bila tekanan angin W = 40 kg/m2, rata-

rata diatas 4 m2, karena lebar dan panjang sama, yaitu rata-rata 2 m, maka

diameter sumuran (D) = 1,5 m. Untuk setiap titik :

Mo = Mu : D = (36203,2 . sec θ – (5189 + 281,75 W).b) : 1,5

= 24135,467 . sec θ – 3459,333.b + 187,333.W. b

Ho = Vu : D = 10648 : 1,5 = 7098,667 kg/m

Didapat panjang pondasi sumuran jenis tiang pendek, dengan menggunakan

gambar B-2 pada Buku Pedoman PUSBBB & STBUG 1983.

Page 121: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Dibuat menjadi tabel seperti dibawah ini :

Tabel 1 Panjang Penunjang Untuk Tiang Pendek Dengan Ujung Atas Tak

ditahan

R (kg/cm2/m’) Ho (kg/m) Mo (kg m/m) L (m)

6500

7000

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

4,0

4,3

4,5

4,7

4,9

5,1

5,3

5,5

5500

7000

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

4,5

4,7

5,0

5,3

5,4

5,5

5,8

5,9

5000

7000

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

5,0

5,2

5,5

5,8

6,0

6,2

6,3

6,4

Sumber :BPPUSBBB & STBUG, 1983

Page 122: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

4.3.2 Perhitungan Penulangan Pondasi

1. Pondasi Telapak

a. Pembesian Pelat Pondasi

Nu = 16450,3+563,5W kg

A = 1,3790 + 0.0805W m2

Berat sendiri pondasi = 1200 . A + 4 . 350

= 1200 . A + 1400 kg

Jadi Nu = 16450,3 + 563,5W + 1200A + 1400 = 17850,3 + 563,5W + 1200A kg

Digunakan rumus 8:

q pondasi = Nu/A = 805W37901

A 1200 563,5W 17850,3+

++ kg/cm2

Tinggi pembesian dalam telapak pondasi adalah tebal telapak pondasi dikurangi

selimut beton (PBBI, 1971).

Tebal telapak pondasi = 50 cm (lihat gambar).

Selimut beton = 2,5 cm, karena selimut terdapat 2 letak, yaitu diatas dan

dibawah, jadi : 2,5 cm x 2 = 5 cm

h = 50-5 = 45 cm

Momen yang terjadi digunakan rumus 9, karena dipandang 1 m ⊥ bidang

gambar, maka L = 1000:

M = ½ q L2 = ½ . 805W13790

A 1200 563,5W 17850,3+

++ . 10000.A

= 1610W27580

A 12000000 5635000WA 178503000A 2

+++ kg cm

Digunakan rumus 10 :

K = =2h . bM

2

2

h.AW161027580

A 12000000 5635000WA 178503000A+

++

=2

2

h.A . W)161027580(A 12000000 56350000WA 178503000A

+++

Page 123: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Digunakan rumus 11 :

=a

K .n σ 2

2

h.A . W)161027580(1400

1A 12000000 5635000WA 178503000A.21

+

++

)h.A . W)161027580.((1400

A 12000000 5635000WA 178503000A.212

2

+++

=

2

2

h.A . W)2254000238612000(A 252000000 A 118335000W A 3748563000

+++

=

nω = 0,01- /0,8K .n aσ

01,0

8,0h.A . W)225400038612000(

A 2520000005000WA 11833A 37485630002

2

−+

++=

01,0h A).180320030889600(

A 2520000005000WA 11833A 37485630002

2

−+

++=

Digunakan rumus 12 :

Luas penampang besi :

A = nw/n . b .h

100.45.A.01,0

21h A).180320030889600(

A 2520000005000WA 11833A 37485630002

2

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

−+

++=

( )

100.45.A.01,0h.A37867200648681600

A 2520000005000WA 11833A 37485630002

2

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

+++

=

Jarak yang dipakai 15 cm

Page 124: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Jumlah besi = 15

100.A bh

Jadi dipakai tulangan pokok (r) =

( )100.45.A.01,0

h.A37867200648681600A 2520000005000WA 11833A 3748563000

100.Ab.h.15 . 2

2

2

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

+++

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛=

π

( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

+++

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛= 01,0

h.A37867200648681600A 2520000005000WA 11833A 3748563000

b.h.1350

2

2

π

b. Pembesian Kolom

Mutu baja U24, maka σa = 1400 kg/cm2, dipakai pembesian minimum sesuai

rumus 13 :

F besi minimum = 1% . F beton = 1% . 1400 = 14 cm2

Jadi dipakai besi 36 ∅ 16

2. Pondasi Sumuran

Dipakai tulangan minimum pondasi sumuran bila D > 80 cm (BPPUSBBB dan

STBUG, 1983) maka :

Digunakan rumus 19 :

Ag = ¼ π D2 = ¼ π (150)2 = 17662,5 cm2

Digunakan rumus 20 :

Amin = 293,9747cm2

17662,5 2

Ag==

Dengan syarat : Amin > 0,005 Ag = 0,005 . 17662 cm2

= 88,3125 cm2

Amax > 0,060 Ag = 0,060 . 17662,5

= 1059,75 cm2

Maka dipakai tulangan pokok 8 ∅ 50 = 88,3125 cm2

dipakai tulangan beugel spiral ∅ 8 mm – 15 cm

Page 125: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

3. Pembesian Balok “Strap”

Untuk menghitung balok tersebut harus diketahui besarnya momen yang bekerja

pada balok tersebut :

Beban kolom diratakan :

P = gaya vertikal setiap kolom : lebar telapak pondasi

= 3563,5W 16,450 + = 5,483 + 187,833W kg/m

Gaya desakan pada tanah :

=A

W833,187483,5A2

W)833,187483,5(2A Ap . 2 +

=+

=+

Besarnya momen M = A

W833,187483,5 + . 1,5 = A

W833,1872245,8 +

- mutu beton K 225, maka σb = 75 kg cm2

- mutu baja U24, maka σa = 1400 kg/cm2

Digunakan rumus 14 :

∅ = 89,075.21

1400 .n

b

a ==σσ

h = 50 – 5 = 45

digunakan rumus 15 :

a

a

. bM .n

hC

σ

=

Dengan menggunakan cara lentur “N”

Untuk Ca = 6,115, dari tabel δ =1, didapat :

∅ = 4,00 > ∅0 ok (aman)

∅’ = 8,00

nω= 2,857

Tegangan-tegangan :

σa = σ’a = 1400 kg/cm2

Page 126: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

σ’b =4.21

1400 .n '

a =φ

σ

σ’a =''

a

φσ

Tulangan :

A = ω bh = 918,1 cm2

A’ = 924,1 cm2

Dipakai besi 8 ∅ 10

Dipakai pembesian sengkang = ∅ 8 -15

d. Perhitungan pembesian pondasi sumuran pada balok “strap”

Dipakai pembesian minimum (kusnadi, 1996) :

Bila : D > 80 cm maka :

Digunakan rumus 18 :

Ag = ¼ π D2 = ¼ π (150)2 = 17662,5 cm2

Digunakan rmus 19 :

Amin = 293,9747cm2

17662,5 2

Ag==

Dengan syarat : Amin > 0,005 Ag = 0,005 . 17662 cm2

= 88,3125 cm2

Amax > 0,060 Ag = 0,060 . 17662,5

= 1059,75 cm2

Maka : - dipakai tulangan pokok 8 ∅ 50 = 88,3125 cm2

- dipakai tulangan beugel spiral ∅ 8 mm – 15 cm

Pada balok strap di tambahkan pondasi sumuran sebanyak dua buah dengan

diameter 1 m, sebagai perbaikan tanah dengan ukuran pembesian sama dengan

pondasi sumuran pada pondasi telapak.

Page 127: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Validasi (Lampiran 5)

I. Perhitungan Dimensi Pondasi Secara Manual

1. Pondasi Telapak (Strap Footing)

Kontrol terhadap tegangan tarik, digunakan rumus 6 :

T = (Vp . Bj beton bertulang) + (Vt . Bj tanah ) > Rtarik

Dari tabel I pada lampiran 4, didapat :

Rtarik = 10,377+563,5W = 10377 + 563,5W

W = tekanan angin (kg/m2).

Jika W = 40 kg/m2, maka Rtarik = 32,917 ton

Volume tanah dan volume pondasi dapat dihitung dari gambar berikut ini :

Gambar 1 Kedalaman Pondasi Strap Footing (Kusnadi, 1996).

• Untuk tanah kohesif

Volume tanah dan volume pondasi = (14000000 A + 1450000)/Bjtanah

Maka T = Tu = 10377+563,5W = (14000000 A + 1450000)/Bjtanah

Rumus 21 lampiran 5 :

Page 128: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

140000001450000-Bj 563,5W)(10377A tanah+

=

Rumus 22 lampiran 5 :

b = lebar pondasi = A

Pondasi langsung di Indonesia biasanya diletakkan antara kedalaman 0,60 m

sampai 3,00 m di bawah muka tanah (Gunawan, 1990), digunakan :

L = 3,4 m (lihat gambar)

L = kedalaman letak pondasi strap footing (m).

Bj tanah kohesif = 2000 kg/m3 .

Bj tanah non kohesif = 2300 kg/m3.

A = 4,5989 m2 = 45989 cm2

b = Lebar pondasi = A = 2,15 m

• Untuk tanah non kohesif

A = 5,304 m2 = 5304 cm2

b = Lebar pondasi = A = 2,3 m

2. Pondasi Sumuran

Dari lampiran 4 didapat RH = Vu = 10648 kg

L = 3,4 m (lihat gambar 1 lampiran 8)

θ = sudut antara dua tower

Mguling = 10648 . 3,4 . sec θ = 36203.2 . sec θ

Jika b =2,15 m, W = 40 kg/m2

Rumus : Mu = T . 0,5. b

T = 32917 ton

Maka : Mu = 32917 . 0,5 . 2,15 = 35385,775 kgm

Jika θ = 60o Maka terjadi momen puntir sebesar :

Mu = 36203.2 . sec 60 – 35385,775 = 72406,4 - 35385,775 = 37020,625

Page 129: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Jika jenis tanah pada lokasi adalah kerikil bergradasi baik, dari tabel 5 didapat

nilai tegangan tanah lateral yang diijinkan (R) = 6500 kg/cm2/m’.

Dilihat dari luas telapak pondasi telapak bila tekanan angin W = 40 kg/m2, rata-

rata diatas 4 m2, karena lebar dan panjang sama, yaitu rata-rata 2 m, maka

diameter sumuran (D) = 1,5 m.

Untuk setiap titik :

Mo = Mu : D = 37020,625 : 1,5

= 24680,42 kg

Ho = Vu : D = 10648 : 1,5 = 7098,667 kg/m

Didapat panjang pondasi sumuran jenis tiang pendek, dengan menggunakan

tabel 1 lampiran (L) = 4,9 m.

4.3.2 Perhitungan Penulangan Pondasi

1. Pondasi Telapak

a. Pembesian Pelat Pondasi

Rtekan 16450,3+563,5W kg (tabel 1 lampiran 4)

Jika W = 40 kg/m2, maka Rtekan = 38,990 ton

Untuk tanah kohesif :

A = 4,599 m2

Berat sendiri pondasi =1200 . A + 4 . 350 = 1200 . 4,599 + 4 . 350 = 6918,8 kg

Jadi Nu = Rtekan + Berat sendiri pondasi = 38990 + 6918,8 = 45908,8 kg

Nu = beban aksial rencana pondasi. (kg).

Digunakan rumus 8:

q pondasi = Nu/A = 45990

45908,8 = 0,998 kg/cm2

Tinggi pembesian dalam telapak pondasi adalah tebal telapak pondasi

dikurangi selimut beton (PBBI, 1971).

Tebal telapak pondasi = 50 cm (lihat gambar).

Selimut beton = 2,5 cm, karena selimut terdapat 2 letak, yaitu diatas dan

dibawah, jadi : 2,5 cm x 2 = 5 cm

Page 130: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

h = 50-5 = 45 cm

Momen yang terjadi digunakan rumus 9, karena dipandang 1 m ⊥ bidang

gambar, maka :

M = ½ q L2 = ½ q b2 = ½ . 0,998 . 2152 = 23066,275 kg cm

Digunakan rumus 10 :

K = =2h . bM

245 . 21523066,275 = 0.0530 kg/cm2

Digunakan rumus 11 :

=a

K .n σ 1400

0,0530.21 = 0,000795

nω = 0,01- /0,8K .n aσ

= 0,0795

Digunakan rumus 12 :

Luas penampang besi :

A = nw/n . b .h = 21

0,0795 x 215 x 45 = 3,6 cm2

Jarak yang dipakai 15 cm (PBBI, 1971), agar mortar beton dapat masuk

kedalam pondasi tidak terhalang oleh kerapatan besi.

Jumlah besi = 15215 = 14,333 = 15 bh

Luas penampang besi = 15 . 0,5 . π r2 = 15 . 0,5 . 3,14 . r2 = 3,6 cm2

r = 14,3.5,0.15

6,3= = 0,39 cm = 3,9 mm

Jadi dipakai tulangan pokok ∅ 3,9 m – 15 mm

b. Pembesian Kolom

Mutu baja U24, maka σa = 1400 kg/cm2, dipakai pembesian minimum sesuai

rumus 13 :

F besi minimum = 1% . F beton = 1% . 1400 = 14 cm2

Page 131: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Jadi dipakai besi 36 ∅ 16

2. Pondasi Sumuran

Dipakai tulangan minimum pondasi sumuran bila D > 80 cm (BPPUSBBB dan

STBUG, 1983) maka :

Digunakan rumus 19 :

Ag = ¼ π D2 = ¼ π (150)2 = 17662,5 cm2

Digunakan rumus 20 :

Amin = 293,9747cm2

17662,5 2

Ag==

Dengan syarat : Amin > 0,005 Ag = 0,005 . 17662 cm2

= 88,3125 cm2

Amax > 0,060 Ag = 0,060 . 17662,5

= 1059,75 cm2

Maka dipakai tulangan pokok 8 ∅ 50 = 88,3125 cm2

dipakai tulangan beugel spiral ∅ 8 mm – 15 cm

3. Pembesian Balok “Strap”

Untuk menghitung balok tersebut harus diketahui besarnya momen yang bekerja

pada balok tersebut :

Beban kolom diratakan :

P = gaya vertikal setiap kolom : lebar telapak pondasi

= 2,15

38990 = 18134,884 kg/4,599 m

Gaya desakan pada tanah :

= ==+ 599,4.2

884,18134.2A A

P . 2 3943,223 kg

Besarnya momen M = 3943,223 . 1,5 = 5914.835 kg m

Page 132: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

- mutu beton K 225, maka σb = 75 kg cm2

- mutu baja U24, maka σa = 1400 kg/cm2

Digunakan rumus 14 :

∅ = 89,075.21

1400 .n

b

a ==σσ

h = 50 – 5 = 45

digunakan rumus 15 :

a

a

. bM .n

hC

σ

=

1400 . 0,65914,835 . 2145 = = 3,7

Dengan menggunakan cara lentur “N”

Untuk Ca = 3,7, dari tabel δ =1, didapat :

∅ = 4,00 > ∅0 ok (aman)

∅’ = 8,00

nω= 2,857

Tegangan-tegangan :

σa = σ’a = 1400 kg/cm2

σ’b =4.21

1400 .n '

a =φ

σ

σ’a =''

a

φσ

Tulangan :

A = ω bh = 918,1 cm2

A’ = 924,1 cm2

Page 133: SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN … · dalam perencanaan jalur line transmisi dan dimensi pondasi di indentifikasi. ... sebagai contoh untuk kekuatan angin, jika ... berharap

Dipakai besi 8 ∅ 10

Dipakai pembesian sengkang = ∅ 8 -15

d. Perhitungan pembesian pondasi sumuran pada balok “strap”

Dipakai pembesian minimum (kusnadi, 1996) :

Bila : D > 80 cm maka :

Digunakan rumus 18 :

Ag = ¼ π D2 = ¼ π (150)2 = 17662,5 cm2

Digunakan rmus 19 :

Amin = 293,9747cm2

17662,5 2

Ag==

Dengan syarat : Amin > 0,005 Ag = 0,005 . 17662 cm2

= 88,3125 cm2

Amax > 0,060 Ag = 0,060 . 17662,5

= 1059,75 cm2

Maka : - dipakai tulangan pokok 8 ∅ 50 = 88,3125 cm2

- dipakai tulangan beugel spiral ∅ 8 mm – 15 cm

Pada balok strap di tambahkan pondasi sumuran sebanyak dua buah dengan

diameter 1 m, sebagai perbaikan tanah dengan ukuran pembesian sama dengan

pondasi sumuran pada pondasi telapak.