SISTEM MONITORING KARHUTLA DI INDONESIA - …puspijak.org/uploads/sipongi.pdf · daerah (l ingkup...

download SISTEM MONITORING KARHUTLA DI INDONESIA - …puspijak.org/uploads/sipongi.pdf · daerah (l ingkup KLHK pusat dan UPT, Polda dan jajarannya ke bawah, Pangdam dan ... Kalteng, Kalsel,

If you can't read please download the document

Transcript of SISTEM MONITORING KARHUTLA DI INDONESIA - …puspijak.org/uploads/sipongi.pdf · daerah (l ingkup...

  • SISTEM MONITORING KARHUTLADI INDONESIA

    Jakarta, 15 Maret 2016

    OLEH:DIREKTUR PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

    KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

  • PENCEGAHAN DANEARLY WARNING

    REWARD ANDPUNISHMENT

    PERBAIKAN DANPENATAAN EKOSISTEM

    ARAHANPRESIDEN

    PERBAIKAN DANPENATAAN EKOSISTEM

    TINJAU LAPANGAN

    PENEGAKAN HUKUM

    SINERGI PUSAT DANDAERAH

  • KONDISI KEBAKARAN LAHAN DANHUTAN TAHUN 2015

    KONDISI KEBAKARAN LAHAN DANHUTAN TAHUN 2015

  • STATUS BENCANA ASAP AKIBAT KEBAKARAN LAHAN DAN HUTANNo. Provinsi Status Periode

    1. Riau Siaga Darurat (Tahap I) 19 Februari s.d. 31 Maret 2015Siaga Darurat (Tahap II) 1 April s.d. Agustus 2015 (153 hari)Siaga Darurat (Tahap III) 1-30 September 2015 (diperpanjang s.d. 31 Oktober 2015)

    Darurat Pencemaran Asap Mulai tanggal 14 s.d. 27 September 2015, diperpanjang s.d.31 Oktober 2015 (Diperpanjang sampai akhir November)

    2. Jambi Siaga Darurat Agustus s.d. Oktober 2015Tanggap Darurat 7 s.d. 28 September 2015Perpanjangan Tanggap Darurat 29 September s.d. 15 Oktober 2015, perpanjangan kedua

    s.d. 26 Oktober 2015 (diperpanjang kembali hingga 20Nopember 2015)

    29 September s.d. 15 Oktober 2015, perpanjangan keduas.d. 26 Oktober 2015 (diperpanjang kembali hingga 20Nopember 2015)

    Transisi Darurat ke Pemulihan 13 November hingga 30 November 20153. Sumsel Siaga Darurat 1 April s.d. 31 Oktober 2015 (diperpanjang s.d. akhir

    November)4. Kalbar Siaga Darurat 8 Juli s.d. 30 November 20155. Kalteng Siaga Darurat 1 Juni s.d. 31 Agustus 2015

    Tanggap Darurat 7 September s.d. 19 September 2015Perpanjangan I Tanggap Darurat 19 September s.d. 31 Oktober 2015.

    Perpanjangan II Tanggap Darurat 1 November s.d 20 November

    6. Kalsel Siaga Darurat 1 September s.d. November 2015

  • TREN HOTSPOT BULANAN DI P. SUMATERA, KALIMANTAN DAN SULAWESITh. 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015

    6.000

    8.000

    10.000

    12.000

    PERIODE PENINGKATAN HOTSPOT

    PERIODE 2(Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi pada umumnya)

    PERIODE 1(Riau & Jambi)

    Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des2010 ( 9.880 hotspot) 243 557 563 238 419 372 392 1.321 1.861 2.783 664 4672011 ( 28.474 hotspot) 384 874 522 845 1.113 2.019 3.741 9.209 7.272 1.784 486 2252012 ( 34.789 hotspot) 996 679 1.146 991 1.040 4.198 3.537 8.441 10.143 3.045 382 1912013 ( 19.353 hotspot) 519 634 1.618 547 888 2.860 1.786 4.007 3.271 2.744 337 1422014 ( 31.424 hotspot) 721 3.275 2.767 415 514 1.239 3.397 3.365 8.227 5.567 1.797 1402015 (21.933 hotspot) 481 518 625 236 430 619 2.403 3.984 7.168 4.638 702 129

    0

    2.000

    4.000

  • PERIODE 2

    TREN HOTSPOT BULANAN DI INDONESIATAHUN 2015

    PERIODE PENINGKATAN HOTSPOT

    PERIODE 1

  • Provinsi 2014 2015 TARGET 2015PULAU SUMATERASumatera Utara 1.047 331 864Riau 4.389 1.927 4.592Jambi 1.240 1.740 2.413Sumatera Selatan 3.791 3.264 6.240PULAU KALIMANTANKalimantan Barat 5.370 2.712 6.419Kalimantan Selatan 1.526 1.297 996

    KONDISI HOTSPOT PER PROVINSI TAHUN 2014 DAN 2015SERTA TARGET PENURUNAN TAHUN 2015

    Kalimantan Selatan 1.526 1.297 996Kalimantan Tengah 5.422 4.292 4.056Kaltim dan Kaltara 2.745 2.223+278 1.851PULAU SULAWESISulawesi Selatan 550 518 296Sulawesi Tenggara 700 423 366Sulawesi Utara dan Gorontalo 78 86+96 63

    TOTAL INDONESIA 31.310 21.933 31.677

    Keterangan : Data NOAA18. Warna merah : melebihi target .Target penurunan sesuai skenario dalam IKK Dit. PKHL.

  • LUAS AREAL INDIKASI KEBAKARAN PER PROVINSI PER 28 OKTOBER 2015(BERDASARKAN CITRA SATELIT)

    No. PROVINSI AIR KSPA HL HPT HP HPK APL TOTAL1 ACEH - 3 903 9072 SUMATERA UTARA - 255 158 4709 812 5.9333 SUMATERA BARAT 0 1.009 620 36 1.120 1.133 3.9184 RIAU 32 18.811 8.625 41.323 66.005 21.100 30.173 186.0695 JAMBI 0 17.452 9.595 14.386 34.114 130 35.714 111.3916 SUMATERA SELATAN 9 76.507 18.757 1.886 349.025 7.007 188.773 641.9647 BENGKULU - 110 94 718 9228 LAMPUNG 88 41.821 667 4.160 24.086 70.8229 BANGKA BELITUNG 12 166 2.679 10.227 6.458 19.54210 JAWA BARAT - 1.890 43 69 459 428 2.88911 JAWA TENGAH - 1.579 3.173 2.560 952 8.26412 YOGYAKARTA - 22 2213 JAWA TIMUR - 782 781 227 0 410 2.20014 BANTEN - 8 50 192 25015 BALI - 111 70 194 1 37615 BALI - 111 70 194 1 37616 NTB - 1.132 246 7 39 1.161 2.58617 NTT 0 2.567 8.881 5.265 3.095 1.711 64.915 86.43418 KALIMANTAN BARAT 142 7.723 7.457 4.367 20.693 8.430 43.772 92.58319 KALIMANTAN TENGAH 1.720 92.371 97.932 9.261 153.321 87.052 132.872 574.53020 KALIMANTAN SUMATERA 343 4.835 1.183 11.092 13.592 167.974 199.018

    21 KALIMANTAN TIMUR DAN UTARA 111 7.410 230 824 15.809 519 58.054 82.95722 SULAWESI UTARA - 448 911 85 99 3.283 4.82623 CENTRAL SULAWESI 70 2.604 2.367 6.326 1.768 1.844 16.303 31.28324 SULAWESI SELATAN 6 302 3.591 1.993 633 3.465 9.99025 SULAWESI TENGGARA - 8.883 564 1.384 10.048 4.767 5.938 31.58426 GORONTALO 1 11 511 1.214 603 228 2.588 5.15627 SULAWESI BARAT 5 480 688 984 110 2.670 4.93628 MALUKU 9 274 1.235 5.937 8.802 10.209 16.470 42.93629 MALUKU UTARA 72 3.404 2.364 3.655 1.811 1.778 13.08430 PAPUA 14.582 132.178 20.550 45.160 31.661 101.495 20.540 366.16631 PAPUA BARAT - 73 193 1.527 2.772 3.302 7.871

    TOTAL 17.202 419.893 195.055 145.035 734.501 263.885 835.839 2.611.411

  • OVERVIEW DAMPAK ASAP KARLAHUT 2015

    8 OKTOBER 2015 24 OKTOBER 2015

    30 OKTOBER 2015

    Kondisi sebaran asap tanggal 8 dan 24 Oktober 2015 memperlihatkansebaran asap sampai ke negara tetangga. Mulai tanggal 30 Oktober2015 kondisi membaik (sumber peta : asmc.asean.org)

    12 17 NOVEMBER 2015

  • KUALITAS UDARA 2015

    Keterangan : 0-50 : BAIK, 50-150 : SEDANG, 150-250: TIDAK SEHAT, 250-350:SANGAT TIDAK SEHAT, > 350 : BERBAHAYA

  • JARAK PANDANG PADA AKHIR 2015

  • JUMLAH PENDERITA ISPA

  • KORBAN JIWA (19 Orang)

  • UPAYA PENANGGULANGANKEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN

    UPAYA PENANGGULANGANKEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN

  • OPERASI PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

    PEMBENTUKAN BRIGADEPENGENDALIAN KEBAKARAN

    HUTAN DAN PELATIHANDASAR DALKARHUT

    DUKUNGAN MANAJEMEN(SARANA

    PRASARANA, PERANGKATLUNAK, ANGGARAN)

    PENGENDALIANKEBAKARAN HUTAN

    DAN LAHAN

    PENCEGAHAN PEMADAMAN PENANGANANPASKA

  • PENCEGAHAN

    Koordinasi para pihak (masyarakat setempat, pemerintahdaerah, praktisi, pemegang ijin usaha, LSM TNI/POLRI,akademisi).

    1. Koordinasi program dan anggaran terkait pengendaliankebakaran hutan dan lahan;

    2. Mengembangkan jejaring kerja yang mendukungpengendalian kebakaran hutan;

    3. Sharing informasi dan teknologi pengendaliankebakaran hutan dan lahan.

    Koordinasi para pihak (masyarakat setempat, pemerintahdaerah, praktisi, pemegang ijin usaha, LSM TNI/POLRI,akademisi).

    1. Koordinasi program dan anggaran terkait pengendaliankebakaran hutan dan lahan;

    2. Mengembangkan jejaring kerja yang mendukungpengendalian kebakaran hutan;

    3. Sharing informasi dan teknologi pengendaliankebakaran hutan dan lahan.

  • B. Penyadartahuan dan pendampingan masyarakat melaluipenyuluhan, kampanye, apel siaga, patroli bersama masyarakarat dan pelatihanpencegahan kebakaran hutan di lingkungannya.

    1. Menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman

    2. Perubahan sikap

    3. Meningkatkan peran serta dan dukungan

    4. Merangkul masyarakat dan pihak terkait sampai tingkat tapak melalui patrolibersama masyarakat dan Tim Pendamping Desa (TPD)

    5. Saat ini dilaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Riau dengan melibatkanmahasiswa dari beberapa Provinsi dan Negara Tetangga dengan themaPengendalian kebakaran Hutan dengan sasaran penguatan modal sosialmasyarakat Riau dan peningkatan kepedulian pengendalian kebakaran hutandan lahan

    Lanjutan..B. Penyadartahuan dan pendampingan masyarakat melalui

    penyuluhan, kampanye, apel siaga, patroli bersama masyarakarat dan pelatihanpencegahan kebakaran hutan di lingkungannya.

    1. Menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman

    2. Perubahan sikap

    3. Meningkatkan peran serta dan dukungan

    4. Merangkul masyarakat dan pihak terkait sampai tingkat tapak melalui patrolibersama masyarakat dan Tim Pendamping Desa (TPD)

    5. Saat ini dilaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Riau dengan melibatkanmahasiswa dari beberapa Provinsi dan Negara Tetangga dengan themaPengendalian kebakaran Hutan dengan sasaran penguatan modal sosialmasyarakat Riau dan peningkatan kepedulian pengendalian kebakaran hutandan lahan

  • Lanjutan..

    C. Deteksi dan peringatan dini (Early detection dan Earlywarning System )1. Deteksi hotspot melalui satelit NOAA serta Terra-Aqua MODIS.2. Sistem Peringatan Bahaya Kebakaran (SPBK) bersumber dari

    Automatic Weather Station /AWS dan BMKG.3. Pembuatan Peta Rawan Kebakaran (berdasarkan faktor

    kejadian kebakaran/hotspot, penutupan lahan, statuskawasan, elevasi tempat, jenis tanah/gambut/mineral danfaktor aksesibilitas).

    4. Penyebarlusan informasi early detection/warning system(melalui deteksi hotspot, SPBK, tingkat kerawanan) melaluiwebsite: sipongi.menlhk.go.id dan Aplikasi Android Sipongi.

    5. Sosialisasi penggunaan dan pemanfaatan portalsipongi.menlhk.go.id dan Aplikasi Android Sipongi.

    6. Pengembangan posko Pusdalkarhut Direktorat PKHL dengansistem informasi dari:call centre Posko : 0813 1003 5000

    C. Deteksi dan peringatan dini (Early detection dan Earlywarning System )1. Deteksi hotspot melalui satelit NOAA serta Terra-Aqua MODIS.2. Sistem Peringatan Bahaya Kebakaran (SPBK) bersumber dari

    Automatic Weather Station /AWS dan BMKG.3. Pembuatan Peta Rawan Kebakaran (berdasarkan faktor

    kejadian kebakaran/hotspot, penutupan lahan, statuskawasan, elevasi tempat, jenis tanah/gambut/mineral danfaktor aksesibilitas).

    4. Penyebarlusan informasi early detection/warning system(melalui deteksi hotspot, SPBK, tingkat kerawanan) melaluiwebsite: sipongi.menlhk.go.id dan Aplikasi Android Sipongi.

    5. Sosialisasi penggunaan dan pemanfaatan portalsipongi.menlhk.go.id dan Aplikasi Android Sipongi.

    6. Pengembangan posko Pusdalkarhut Direktorat PKHL dengansistem informasi dari:call centre Posko : 0813 1003 5000

  • GambaN http://sipongi.menlhk.go.id

    Informasi hotspot yangdisediakan bersumber dari:

    NOAA18 bersumber dariASEAN Secretariat.

    Terra-Aqua Modisbersumber dari NASA.

    Khusus data hotspot Terra-Aqua Modis hanyamenampilkan data denganconfidence level diatas80%.

    Saat ini tengahdilaksanakan prosesintegrasi antara sistemSIPONGI dengan sistemKMS ex-BPREDD.

    Informasi hotspot yangdisediakan bersumber dari:

    NOAA18 bersumber dariASEAN Secretariat.

    Terra-Aqua Modisbersumber dari NASA.

    Khusus data hotspot Terra-Aqua Modis hanyamenampilkan data denganconfidence level diatas80%.

    Saat ini tengahdilaksanakan prosesintegrasi antara sistemSIPONGI dengan sistemKMS ex-BPREDD.

  • Hal-hal yang perlu ditingkatkan:

    SIPONGI telah dipergunakan olehstakeholder baik tingkat pusat maupaundaerah (lingkup KLHK pusat dan UPT, Poldadan jajarannya ke bawah, Pangdam danjajarannya ke bawah, instansi di daerahpada tingkat Pemprov/Pemkab/Pemkot,dll) dalam deteksi dini karhutla.

    Saat ini telah dilaksanakan PatroliPencegahan Terpadu (melibatkan Polri, TNI,Manggala Agni, aparat Pemprov/Pemkab/Pemkot, masyarakat lainnya) di ProvinsiRiau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalseldan Kaltim dalam rangka mencegahterjadinya karhutla secara dini.

    SIPONGI telah dipergunakan olehstakeholder baik tingkat pusat maupaundaerah (lingkup KLHK pusat dan UPT, Poldadan jajarannya ke bawah, Pangdam danjajarannya ke bawah, instansi di daerahpada tingkat Pemprov/Pemkab/Pemkot,dll) dalam deteksi dini karhutla.

    Saat ini telah dilaksanakan PatroliPencegahan Terpadu (melibatkan Polri, TNI,Manggala Agni, aparat Pemprov/Pemkab/Pemkot, masyarakat lainnya) di ProvinsiRiau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalseldan Kaltim dalam rangka mencegahterjadinya karhutla secara dini.

  • Hal-hal yang perlu disinkronkan:

    Saat ini terdapat beberapa instansi yangmenyediakan informasi hotspot seperti:KLHK, LAPAN dan BMKG. Hal ini sering menimbulankebingungan dikarenakan informasi hotspotnyayang tidak sama.

    Akan sangat baik bila informasi hotspot daribeberapa instansi tersebut diintegrasikan menjadisatu sistem informasi hotspot.

    Bila nantinya ada satu sistem informasi hotspotyang disepakati bersama, sangat penting untuksetiap instansi/penyedia data konsistenmenyediakan data/memelihara sistem tersebut.

    Kami mendengar bahwa LAPAN telah mengolahhotspot dari satelit SNPP (sensor VIIRS) yangmerupakan sumber informasi/teknologi baru kononlebih akurat.

    Saat ini terdapat beberapa instansi yangmenyediakan informasi hotspot seperti:KLHK, LAPAN dan BMKG. Hal ini sering menimbulankebingungan dikarenakan informasi hotspotnyayang tidak sama.

    Akan sangat baik bila informasi hotspot daribeberapa instansi tersebut diintegrasikan menjadisatu sistem informasi hotspot.

    Bila nantinya ada satu sistem informasi hotspotyang disepakati bersama, sangat penting untuksetiap instansi/penyedia data konsistenmenyediakan data/memelihara sistem tersebut.

    Kami mendengar bahwa LAPAN telah mengolahhotspot dari satelit SNPP (sensor VIIRS) yangmerupakan sumber informasi/teknologi baru kononlebih akurat.

  • PENCEGAHAN DARI DARAT DENGAN SISTEMPATROLI TERPADU.

    PENCEGAHAN DARI DARAT DENGAN SISTEMPATROLI TERPADU.

  • PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DANLAHAN

    1) Patroli dilakukan dengan menggerakkan TimPatroli Pencegahan Kebakaran Hutan danLahan Terpadu secara bergilir pada sasaranterpilih, yang dilaksanakan selama 12 bulansecara kontinyu, menggunakan kendaraanroda 2 (dua) dan atau moda transportasilainnya untuk mencapai tujuan.

    2) Tahapan Patroli terdiri dari:a. Melakukan koordinasi dengan aparat

    desa setempat;b. Mendatangi sasaran terpilih dan

    memberikan sosialisasi, penyuluhanserta membagikan brosur, leaflet, dsb;

    c. Mengumpulkan informasi terkaitkebakaran hutan dan lahan;

    d. Memantau kondisi lingkungan danmelakukan penandaan dengan bendera;

    e. Melakukan pemadaman awal pada saatmenemukan kebakaran awal;

    f. Melaporkan pelaksanaan tugas sesuaiformat terlampir.

    1) Patroli dilakukan dengan menggerakkan TimPatroli Pencegahan Kebakaran Hutan danLahan Terpadu secara bergilir pada sasaranterpilih, yang dilaksanakan selama 12 bulansecara kontinyu, menggunakan kendaraanroda 2 (dua) dan atau moda transportasilainnya untuk mencapai tujuan.

    2) Tahapan Patroli terdiri dari:a. Melakukan koordinasi dengan aparat

    desa setempat;b. Mendatangi sasaran terpilih dan

    memberikan sosialisasi, penyuluhanserta membagikan brosur, leaflet, dsb;

    c. Mengumpulkan informasi terkaitkebakaran hutan dan lahan;

    d. Memantau kondisi lingkungan danmelakukan penandaan dengan bendera;

    e. Melakukan pemadaman awal pada saatmenemukan kebakaran awal;

    f. Melaporkan pelaksanaan tugas sesuaiformat terlampir.

  • 3. Waktu dan Lokasi Patroli Terpadu

    A. Patroli Terpadu dilaksanakan selama 5 (lima) hari kalender per satu kalikegiatan yang ditetapkan dengan SPT yang ditandatangani oleh Kepala BalaiBesar/Balai atau pejabat yang berwenang. Kegiatan dilakukan secaraberkala, bertahap, terencana dan berkelanjutan. Tahap I selama 3 (tiga) bulan (Januari s.d Maret 2016) di 2 (dua) provinsi

    yaitu Provinsi Riau dan Kalbar. Tahap II selama 9 (sembilan) bulan (antara Januari s.d. Desember 2016)

    di 7 (tujuh) provinsi yaitu ProvinsiRiau, Kalbar, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim.

    B. Lokasi diprioritaskan pada wilayah: Area bekas terbakar (Desa rawan, APL, Kawasan konservasi dan lindung) Kawasan yang diberi sanksi (Pencabutan hak penguasaan

    hutan, Pencabutan izin lingkungan, pembekuan izin, dan paksaanPemerintah).

    Lanjutan..

    3. Waktu dan Lokasi Patroli Terpadu

    A. Patroli Terpadu dilaksanakan selama 5 (lima) hari kalender per satu kalikegiatan yang ditetapkan dengan SPT yang ditandatangani oleh Kepala BalaiBesar/Balai atau pejabat yang berwenang. Kegiatan dilakukan secaraberkala, bertahap, terencana dan berkelanjutan. Tahap I selama 3 (tiga) bulan (Januari s.d Maret 2016) di 2 (dua) provinsi

    yaitu Provinsi Riau dan Kalbar. Tahap II selama 9 (sembilan) bulan (antara Januari s.d. Desember 2016)

    di 7 (tujuh) provinsi yaitu ProvinsiRiau, Kalbar, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim.

    B. Lokasi diprioritaskan pada wilayah: Area bekas terbakar (Desa rawan, APL, Kawasan konservasi dan lindung) Kawasan yang diberi sanksi (Pencabutan hak penguasaan

    hutan, Pencabutan izin lingkungan, pembekuan izin, dan paksaanPemerintah).

  • Jumlah Personil Tugas1. Manggala Agni (1 orang)2. Polhut/ SPORC/ PPNS (1 orang/

    pilihan)3. TNI (1 orang)4. POLRI (1 orang)5. Masyarakat (tokoh formal/informal)6. Media Massa/ LSM (1 orang/ pilihan)

    melakukan patroli dan mencatatsemua informasi lapangan

    Lanjutan..

    4. Personil Tim Patroli Terpadu

    1. Manggala Agni (1 orang)2. Polhut/ SPORC/ PPNS (1 orang/

    pilihan)3. TNI (1 orang)4. POLRI (1 orang)5. Masyarakat (tokoh formal/informal)6. Media Massa/ LSM (1 orang/ pilihan)Petugas Piket Posko Desa (1 orangManggala Agni)

    menerima dan meneruskanlaporan antar Posko,menyelelesaikan administrasikeuangan

  • 5. Alat dan Bahan

    Kendaraan Patroli roda 2 dan atau modatransportasi lainnya;

    Alat Komunikasi (HP/ HT); Alat dokumentasi (Kamera); Alat Navigasi (GPS, Kompas); Peta Wilayah Kerja Daops atau Taman

    Nasional; Pompa punggung ATK, Leaflet, Booklet, Kalender, dsb; Blangko-Blangko yang diperlukan (Blangko

    Laporan Kejadian, Blangko Berita Acarapendukung, Surat Pernyataan)

    Perlengkapan pribadi lapangan(sepatu, pakaian lapangan, dan lainsebagainya); dan

    Logistik personil.

    Lanjutan..

    Kendaraan Patroli roda 2 dan atau modatransportasi lainnya;

    Alat Komunikasi (HP/ HT); Alat dokumentasi (Kamera); Alat Navigasi (GPS, Kompas); Peta Wilayah Kerja Daops atau Taman

    Nasional; Pompa punggung ATK, Leaflet, Booklet, Kalender, dsb; Blangko-Blangko yang diperlukan (Blangko

    Laporan Kejadian, Blangko Berita Acarapendukung, Surat Pernyataan)

    Perlengkapan pribadi lapangan(sepatu, pakaian lapangan, dan lainsebagainya); dan

    Logistik personil.

  • Lanjutan..6. Output Patroli Terpadu

    1) Laporan harian : tertulis, sms, whatsappdilaporkan secara uptodate dari lapangan padahari yang sama ke POSKO PATROLI tingkat desadan POSKO DALKARHUT MANGGALA WANABHAKTIKEMENLHK :a. Kondisi umum lokasi patrolib. Tinggi muka air pada gambutc. Contact person di tingkat desa yang bisa

    diberdayakand. Hasil groundcheck apabila ada hotspote. Potensi kebakaranf. Informasi lain terkait pengendalian kebakarang. Dokumentasi foto

    2) Sosialisasi dan penyadartahuan : dilakukandengan anjangsana, penyebaranleaflet, pemasangan poster, pemasangan benderapada daerah rawan, penyebaran informasi SistemPeringkat Bahaya kebakaran

    3) Penguasaan wilayah kerja : penegasan bahwapetugas/pemerintah hadir di lapanga

    1) Laporan harian : tertulis, sms, whatsappdilaporkan secara uptodate dari lapangan padahari yang sama ke POSKO PATROLI tingkat desadan POSKO DALKARHUT MANGGALA WANABHAKTIKEMENLHK :a. Kondisi umum lokasi patrolib. Tinggi muka air pada gambutc. Contact person di tingkat desa yang bisa

    diberdayakand. Hasil groundcheck apabila ada hotspote. Potensi kebakaranf. Informasi lain terkait pengendalian kebakarang. Dokumentasi foto

    2) Sosialisasi dan penyadartahuan : dilakukandengan anjangsana, penyebaranleaflet, pemasangan poster, pemasangan benderapada daerah rawan, penyebaran informasi SistemPeringkat Bahaya kebakaran

    3) Penguasaan wilayah kerja : penegasan bahwapetugas/pemerintah hadir di lapanga

  • PERAN SERTA MASYARAKAT

    1. Tidak melakukan pembakaran dan mengajak keluarga, tetangga, teman dlluntuk tidak melakukan pembakaran (kecuali untuk kegiatan memasak,merokok).

    2. Bilamana melakukan pendakian/penjelajahan/perkemahan, maka dalammelaksanakan kegiatan yang menggunakan api (seperti memasak dan apiunggun) agar dipastikan api telah padam sempurna sebelum meninggalkanlokasi.

    3. Bilamana memiliki lahan yang akan ditanami, maka dalam penyiapan lahannyatidak dilakukan dengan cara pembakaran.

    4. Bilamana melihat kebakaran agar menyampaikan kepada pihak yang berwenang(aparat desa/kecamatan, TNI dan POLRI) dengan menyebutkan lokasi terjadinyakebakaran (nama jalan, dusun, desa dan kecamatan atau titik koordinatnya)serta membantu pemadaman.

    5. Siap membantu pemadaman dengan segera bilamana terjadi kebakaran hutandan atau lahan di wilayahnya.

    6. Pemanfaatan limbah (limbah rumah tangga/ pertanian/ perkebunan, alang-alang, rerumputan, semak, kayu) untuk memenuhi kebutuhan sendiri ataupununtuk diperdagangkan.

    1. Tidak melakukan pembakaran dan mengajak keluarga, tetangga, teman dlluntuk tidak melakukan pembakaran (kecuali untuk kegiatan memasak,merokok).

    2. Bilamana melakukan pendakian/penjelajahan/perkemahan, maka dalammelaksanakan kegiatan yang menggunakan api (seperti memasak dan apiunggun) agar dipastikan api telah padam sempurna sebelum meninggalkanlokasi.

    3. Bilamana memiliki lahan yang akan ditanami, maka dalam penyiapan lahannyatidak dilakukan dengan cara pembakaran.

    4. Bilamana melihat kebakaran agar menyampaikan kepada pihak yang berwenang(aparat desa/kecamatan, TNI dan POLRI) dengan menyebutkan lokasi terjadinyakebakaran (nama jalan, dusun, desa dan kecamatan atau titik koordinatnya)serta membantu pemadaman.

    5. Siap membantu pemadaman dengan segera bilamana terjadi kebakaran hutandan atau lahan di wilayahnya.

    6. Pemanfaatan limbah (limbah rumah tangga/ pertanian/ perkebunan, alang-alang, rerumputan, semak, kayu) untuk memenuhi kebutuhan sendiri ataupununtuk diperdagangkan.

  • KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PEMADAMANTERPADU DI DAERAH TAHUN 2016

    KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PEMADAMANTERPADU DI DAERAH TAHUN 2016

  • KEGIATAN PATROLI TERPADUDi Propinsi Riau

    Launching PatroliTerpadu PencegahanKarhutla, Pontianak 10Febuari 2016

    Launching Patroli Terpadu Pencegahan Karhutla,Pontianak 10 Febuari 2016

    Anjangsana Tim Patroli sebagai sarana sosialisasipencegahan karhutla, Desa Pelang, Kec. MatanHilir selatan, Kab. Ketapang. 25 Febuari2016

    Pemetaan wilayahrawan karhutla oleh TimPatroli terpadu diKelurahan Akcaya 1,Kec. Sintang, Kab.Sintang. 25 Febuari2016

    Tim Patroli Terpadu melaksankan patroli di DesaRasau Jaya, Kec. Rasau Jaya, Kota Pontianak. 24Februari 2016

    Tim Patroli terpadu Desa Sei Awan Kanan di Kec.Muara Pawan, Kab. Ketapang. 26 Februari 2016

    Launching PatroliTerpadu PencegahanKarhutla, Pontianak 10Febuari 2016

    Launching Patroli Terpadu Pencegahan Karhutla,Pontianak 10 Febuari 2016

    Anjangsana Tim Patroli sebagai sarana sosialisasipencegahan karhutla, Desa Pelang, Kec. MatanHilir selatan, Kab. Ketapang. 25 Febuari2016

    Pemetaan wilayahrawan karhutla oleh TimPatroli terpadu diKelurahan Akcaya 1,Kec. Sintang, Kab.Sintang. 25 Febuari2016

    Tim Patroli Terpadu melaksankan patroli di DesaRasau Jaya, Kec. Rasau Jaya, Kota Pontianak. 24Februari 2016

    Tim Patroli terpadu Desa Sei Awan Kanan di Kec.Muara Pawan, Kab. Ketapang. 26 Februari 2016

  • Provinsi Sumatera Selatan

    Patroli bersama anggota Babinsa danBabinkamtibmas wil. Kab. Muba

    Pengecekan Embung air di kawasanperusahaan HTI

    PAM Tim Pengendalian Kebakaran Hutandan Lahan melibatkan TNI dan damkarperusahaan

    Pelatihan regu damkarhut olehManggala Agni di Markas Daops OganKomering Ilir

    Pengecekan hotspot TNI bersama timdamkar perusahaan kehutanan

    Sosialisasi melalui pembagian MaklumatKapolda tentang Pencegahan KebakaranHutan dan Lahan

    SUMSELProvinsi Sumatera Selatan

    Patroli bersama anggota Babinsa danBabinkamtibmas wil. Kab. Muba

    Pengecekan Embung air di kawasanperusahaan HTI

    PAM Tim Pengendalian Kebakaran Hutandan Lahan melibatkan TNI dan damkarperusahaan

    Pelatihan regu damkarhut olehManggala Agni di Markas Daops OganKomering Ilir

    Pengecekan hotspot TNI bersama timdamkar perusahaan kehutanan

    Sosialisasi melalui pembagian MaklumatKapolda tentang Pencegahan KebakaranHutan dan Lahan

  • DI PROPINSI JAMBIProvinsi Jambi

    Patroli sekaligus sosialisasi olehManggala Agni di wilayah Berbak, Jambi

    Sosialisasi kepada penggarap lahan olehManggala Agni Daops Kota Jambi

    Patroli bersama TNI, Polri, Manggala Agnidi kawasan rawan

    Provinsi Jambi

    Patroli sekaligus sosialisasi olehManggala Agni di wilayah Berbak, Jambi

    Sosialisasi kepada penggarap lahan olehManggala Agni Daops Kota Jambi

    Patroli bersama TNI, Polri, Manggala Agnidi kawasan rawan

  • DI PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

    Provinsi Kalimantan Selatan

    Patroli sekaligus sosialisasi kepadamasyarakat di wilayah Polres Banjar

    Pemasangan spanduk pencegahankebakaran hutan dan lahan di wilayahPolres Banjar

    Blocking kanal anggota Polri bersamamasyarakat di wilayah rawan terbakar

    Provinsi Kalimantan Selatan

    Patroli sekaligus sosialisasi kepadamasyarakat di wilayah Polres Banjar

    Pemasangan spanduk pencegahankebakaran hutan dan lahan di wilayahPolres Banjar

    Blocking kanal anggota Polri bersamamasyarakat di wilayah rawan terbakar

  • DI PROPINSI PAPUAProvinsi Papua

    Groudcheck di kawasan TN Wasur,Merauke ditemukan bekas kebakaran.14 Jan 2016

    Temuan bahan bakar menumpuk padalahan perluasan sawah di Kab. Merauke.14 Jan 2016

    Temuan lahan dibakar oleh masyarakatyang mencari ayam, Kab. Merauke 14 Jan2016

    Provinsi Papua

    Groudcheck di kawasan TN Wasur,Merauke ditemukan bekas kebakaran.14 Jan 2016

    Temuan bahan bakar menumpuk padalahan perluasan sawah di Kab. Merauke.14 Jan 2016

    Temuan lahan dibakar oleh masyarakatyang mencari ayam, Kab. Merauke 14 Jan2016

  • SEBARAN PEMBUATAN SEKAT KANAL DI PROPINSI RAWAN KARHUTLASEBARAN PEMBUATAN SEKAT KANAL DI PROVINSI RAWAN KEBAKARAN

    NO PROVINSIPELAKSANA

    PEMBANGUNAN JUMLAH UNIT LOKASI KETERANGAN1. RIAU PKHL 5 Kp. Rawa Mekar Jaya Kec. Sei Apit, Kp.

    Sungai Rawa Kec. Sei Apit, Kab. Siak

    14 Sei Tohor, Kep. Meranti

    Bantuan presiden 13 Sei Tohor, Kep. Meranti

    BBKSDA 12 Ds. Mengkapan Kec. Sei Apit, Ds.Kotoringin Kec. Mempura, Ds. Sei LimauKec. Pusako,Kab. Siak

    21 Ds. Bukit kerikil, Kec. Bukit Batu Giam SiakKecil

    Penutupankanal/penimbunan

    IUPHHK-HA sejumlah 269 perusahaan, belum ada yang melapor

    21 Ds. Bukit kerikil, Kec. Bukit Batu Giam SiakKecil

    Penutupankanal/penimbunan

    BP2HP 10 Kab. MerantiDishutbun Pelalawan 11 Kab. Pelalawan

    UNDP 34 Kab. BengkalisPOLDA Riau 59 Kab. Pelalawan, bengkalis, Siak, Rohil,

    Dumai, Meranti, Rohul, Inhu, Kampar

    IUPHHK-HT 280

    2. JAMBI UNDP 8 Desa Pandan Makmur, Desa PandanSejahtera, Kec. Geragai, Kab. Tanjabtim

    3. SUMSEL IUPHHK-HTI 154. KALTENG TN Sebagau dan WWF 1,120 kawasan TN Sebangau dibangun mulai 2004-

    2014

    5. KALSEL IUPHHK-HTI 12TOTAL 1.614

    IUPHHK-HA sejumlah 269 perusahaan, belum ada yang melapor

  • ANTISIPASI DAN RENCANADALKARHUTLA TAHUN 2016ANTISIPASI DAN RENCANA

    DALKARHUTLA TAHUN 2016

  • PREDIKSI ENSO

    Sumber data: Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II Februari 2016(http://dataweb.bmkg.go.id/cews/pikam/pdf/dinam.pdf)

  • PERBANDINGAN KONDISI HOTSPOT 2015-2016 DARI SATELIT NOAA 18

    No Provinsi TahunHotspot (titikpanas) NOAA18

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah

    1. Riau2015 125 183 186 47 78 141 519 203 353 86 3 3 1.9272016 4 22 39 65

    2. Jambi2015 90 21 9 10 48 63 380 367 549 180 21 2 1.7402016 0 3 0 3

    3. Sumsel2015 30 14 14 8 51 86 309 439 1.369 777 161 5 3.2632016 1 3 0 4

    4. Kalbar2015 31 43 93 22 33 68 255 1.021 997 123 21 5 2.7122016 2 2 0 5

    5. Kalteng2015 45 36 36 23 16 53 265 811 1.833 1.100 67 5 4.2902016 6 0 0 6

    6. Kalsel2015 3 0 3 0 4 4 23 157 525 513 54 11 1.2972016 13 0 0 13

    6. Kalsel2016 13 0 0 13

    7. Kaltim2015 24 15 41 42 23 10 105 350 635 861 69 48 22232016 86 90 10 213

    8. Kaltara2015 3 25 33 28 21 14 42 66 36 1 1 8 2782016 5 8 6 20

    Total Indonesia2015 481 518 625 236 430 619 2.403 3.984 7.168 4.638 702 129 21.9332016 175 166 99 440

    Keterangan: Data jumlah hotspot tahun 2016 s.d. tanggal 14 Maret 2016.

  • PERBANDINGAN KONDISI HOTSPOT 2015-2016 DARI SATELITTERRA/AQUA

    No Provinsi TahunHotspot (titikpanasTERRA/AQUA Confidence level 80%)

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah

    1. Riau2015 14 159 230 25 11 127 758 230 481 191 1 2 2.2292016 1 61 108 170

    2. Jambi2015 2 10 0 2 15 82 188 768 1.144 575 16 0 2.7932016 0 1 0 1

    3. Sumsel2015 0 5 2 2 35 23 193 611 5.531 6.773 449 4 13.6282016 0 1 0 1

    4. Kalbar2015 1 0 14 0 3 5 242 834 1.477 271 15 1 2.8632016 0 0 0 0

    5. Kalteng2015 3 0 0 0 3 2 113 1.733 4.628 4.546 282 17 11.3272016 0 1 0 12015 0 0 0 0 0 0 17 195 834 712 63 4 1.8252016 0 1 0 1

    6. Kalsel2015 0 0 0 0 0 0 17 195 834 712 63 4 1.8252016 26 1 0 27

    7. Kaltim2015 0 5 7 3 2 4 55 391 626 1.421 116 24 2.6542016 110 63 75 248

    8. Kaltara2015 0 1 4 1 0 0 79 177 31 6 0 2 3012016 1 3 3 7

    9. Papua2015 0 0 0 1 2 4 13 182 1.370 1.799 294 562 4.2272016 542 0 0 542

    Total Indonesia2015 79 268 340 89 204 465 2.195 5.740 17.989 18.814 1.845 702 48.7302016 805 202 214 1.221

    Keterangan: Data jumlah hotspot tahun 2016 s.d. tanggal 14 Maret 2016.

  • LANGKAHLANGKAH--LANGKAH PENCEGAHAN JANGKA PANJANGLANGKAH PENCEGAHAN JANGKA PANJANG

    1. Insentif kepada masyarakat

    A. INSENTIF DAN DISINSENTIF KEPADA MASYARAKAT DAN PERUSAHAAN

    a. Pemberian bantuan peralatan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB);b. Bantuan pengadaan sistem canal blocking untuk mengatur kedalaman muka air tanah di

    areal gambut;c. Bantuan alat pemadam kebakaran hutan dan lahan; Bantuan alat-alat pertanian ramah

    lingkungan;d. Pelatihan pengembangan ekonomi pedesaaan yang berwawasan lingkungan;e. Membantu pemasaran produk hasil pertanian yang cara pengolahan lahannya

    menggunakan PLTB;f. Bantuan pupuk dan amelioran agar peningkatan kesuburan tanah tidak tergantung pada

    abu hasil pembakaran;g. Pemberian bibit dan hak guna usaha untuk merehabilitasi semak belukar gambut,

    terutama untuk komoditas yang toleran muka air tanah dangkal;h. Untuk jangka panjang misal keringanan pajak bumi bangunan bagi masyarakat yang

    tidak melakukan pembakaran;i. Beasiswa bagi anak-anak/ anggota masyarakat yang tidak melakukan pembakaran

    lahan dan hutan bersumber dari dana pemerintah maupun dana CSR;j. Keringanan biaya listrik bagi masyarakat;k. Bantuan pembangunan fasilitas desa maupun ekonomi desa melalui program CSR

    perusahaan bagi desa-desa di sekitar kawasan konsesinya;l. Program pendampingan/fasilitasi peningkatan usaha pedesaan bagi desa/warga yang

    tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.

    a. Pemberian bantuan peralatan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB);b. Bantuan pengadaan sistem canal blocking untuk mengatur kedalaman muka air tanah di

    areal gambut;c. Bantuan alat pemadam kebakaran hutan dan lahan; Bantuan alat-alat pertanian ramah

    lingkungan;d. Pelatihan pengembangan ekonomi pedesaaan yang berwawasan lingkungan;e. Membantu pemasaran produk hasil pertanian yang cara pengolahan lahannya

    menggunakan PLTB;f. Bantuan pupuk dan amelioran agar peningkatan kesuburan tanah tidak tergantung pada

    abu hasil pembakaran;g. Pemberian bibit dan hak guna usaha untuk merehabilitasi semak belukar gambut,

    terutama untuk komoditas yang toleran muka air tanah dangkal;h. Untuk jangka panjang misal keringanan pajak bumi bangunan bagi masyarakat yang

    tidak melakukan pembakaran;i. Beasiswa bagi anak-anak/ anggota masyarakat yang tidak melakukan pembakaran

    lahan dan hutan bersumber dari dana pemerintah maupun dana CSR;j. Keringanan biaya listrik bagi masyarakat;k. Bantuan pembangunan fasilitas desa maupun ekonomi desa melalui program CSR

    perusahaan bagi desa-desa di sekitar kawasan konsesinya;l. Program pendampingan/fasilitasi peningkatan usaha pedesaan bagi desa/warga yang

    tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.

  • 2. Insentif kepada Perusahaana. Kemudahan perizinan dan penyediaan infrastruktur sesuai aturan yang berlaku;

    b. Rekomendasi bagi proses sertifikasi perusahaan;

    c. Prioritas fasilitasi pembiayaan dari perusahaan;

    d. Jaminan legalitas status kawasan, terkait dengan banyaknya status lahantumpang tindih;

    e. Penghargaan di bidang lingkungan bagi perusahaan yang tidak melakukandan dapat mencegah kebakaran hutan dan lahan di lingkungannya;

    f. Green investing dengan perizinan yang sederhana dan durasi lebih panjang.

    3. Disinsentif kepada Masyarakat dan Perusahaan

    a. Penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran pada semua level (masyarakatdan pihak perusahaan);

    b. Pemberian sanksi administratif (pembekuan ijin, mengurangi kawasan ijinnya,pengenaan denda, pencabutan ijin);

    c. Pengenaan sanksi perdata/denda dan sanksi pidana.

  • Time FrameTime Frame KegiatanKegiatanOperasional DalkarhutlaOperasional DalkarhutlaDalam 1 Tahun KerjaDalam 1 Tahun Kerja

    STATUS INDIKATOR TAHAPAN JENIS KEGIATAN WAKTU

    Normal a. Tidak ada titik apib. Suhu udara rendahc. Kelembaban tinggid. Data Peringkat Bahaya

    Kebakaran (PBK) rendah

    Pembinaan a. Pelatihan Keterampilanb. Fisik dan Kesamaptaanc. Pembinaan Masyarakatd. Pembentukan MPAe. Sosialisasi Pencegahanf. Kampanyeg. Koordinasi dengan pihak terkaith. Monitoring dan Pelaporan

    MusimHujan

    a. Tidak ada titik apib. Suhu udara rendahc. Kelembaban tinggid. Data Peringkat Bahaya

    Kebakaran (PBK) rendah

    a. Pelatihan Keterampilanb. Fisik dan Kesamaptaanc. Pembinaan Masyarakatd. Pembentukan MPAe. Sosialisasi Pencegahanf. Kampanyeg. Koordinasi dengan pihak terkaith. Monitoring dan Pelaporan

    Siaga 3 a. Hotspot terdeteksi 3 hariberturut-turut

    a. Suhu udara mulaimeningkat

    b. Kelembaban mulaimenurun

    a. Data PBK rendah/sedang

    Waspada a. Groundcheckb. Patrolic. Sosialisasid. Mengecek lokasi embunge. Mengecek kesiapan sarpras di

    lapanganf. Mempersiapkan peralatan

    Dalkarhutg. Koordinasi dengan pihak terkaith. Monitoring dan Pelaporan

    AkhirMusimhujan/MusimPancaroba

  • LanjutanLanjutan.....STATUS INDIKATOR TAHAPAN JENIS KEGIATAN WAKTU

    Siaga 2/SiagaDarurat

    a. Peningkatan jumlah hotspot yangterdeteksi 3 hari berturut-turut; padatempat yang sama.

    b. Suhu udara tinggic. Kelembaban rendahd. Data PBK tinggi.e. Terdeteksi adanya kabut asap tipis;f. Laporan terjadi kebakaran;g. Peringatan dari Pemda/Instansi terkait

    Siap Siaga a. Membentuk Posko Siagab. Groundcheckc. Patrolid. Sosialisasie. Mempersiapkan sekat bakarf. Mengecek kesiapan sarpras di

    lapangang. Persiapan bahan makanan dan obat-

    obatanh. Koordinasi dengan pihak terkaiti. Pemadamanj. identifikasi areal bekas kebakarank. Monitoring dan pelaporan

    MusimPancaroba/Awal danakhir musimkemarau

    a. Peningkatan jumlah hotspot yangterdeteksi 3 hari berturut-turut; padatempat yang sama.

    b. Suhu udara tinggic. Kelembaban rendahd. Data PBK tinggi.e. Terdeteksi adanya kabut asap tipis;f. Laporan terjadi kebakaran;g. Peringatan dari Pemda/Instansi terkait

    a. Membentuk Posko Siagab. Groundcheckc. Patrolid. Sosialisasie. Mempersiapkan sekat bakarf. Mengecek kesiapan sarpras di

    lapangang. Persiapan bahan makanan dan obat-

    obatanh. Koordinasi dengan pihak terkaiti. Pemadamanj. identifikasi areal bekas kebakarank. Monitoring dan pelaporan

    Siaga 1/TanggapDarurat

    a. Jumlah hotspot meningkat, terdeteksisignifikan pada tempat yang sama 3hari berturut-turut;

    b. Terdeteksi adanya kabut asap yangmengganggu aktivitas kehidupan;

    c. Memasuki puncak musim kemarau;d. Peringatan dari Pemda; dan ataue. Suhu udara tinggi/sangat tinggif. Kelembaban rendah/sangat rendahg. Data PBK sangat tinggi atau ekstrim.

    Respon a. Penetapan Tanggap Daruratb. Penetapan SATGAS (TNI danPolri)c. Pemadaman Daratd. Water Bombinge. TMC/hujan buatanf. Koordinasi dengan pihak terkaitg. Pemadaman (mandiri, gabungan, dsb),

    Penyiapan hujan buatan jika perluh. Identifikasi areal bekas kebakarani. monitoring dan pelaporan.

    Puncakmusimkemarau/kondisi luarbiasa

  • TERIMA KASIH

    DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHANDIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

    KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANGEDUNG MANGGALA WANABAKTI BLOK VII LANTAI 13

    JL. GATOT SUBROTO SENAYAN JAKARTA.TEP/FAX: 021-5704618.

    EMAIL: [email protected]

  • DISTRIBUSI PENGADAAN SARANA PRASARANA PENGENDALIANKEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN SEBAGAI PENGUATAN MANAJEMEN

    KEMENTERIAN LHK TAHUN ANGGARAN 2015

    NO JENISBARANGSUMUT

    RIAU

    JAMBI

    SUMSEL

    KALBAR

    KALTEN

    GKALSEL

    KALTIM

    SULSEL

    SULUT

    SULTRA

    Prov

    lainTOTA

    L

    1 Mobil Pengangkut 3 9 6 7 6 5 1 0 0 0 0 1 38

    2 Kendaraan Roda 2 30 65 67 52 62 59 13 8 8 4 6 2 376

    3 Slip On unit 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0 1 5

    4 Selang dankelangkapannya 60 50 50 40 120 40 30 10 0 0 0 0 400

    5 Pompa punggung 60 160 165 120 175 155 45 30 30 15 15 30 1000

    6 Collapsible tank 6 9 12 5 10 11 5 4 4 2 2 0 70

    7 Kaos dan AtributMA 330 480 520 410 500 440 310 180 220 70 70 220 3750

    8 Pompa portabekecil 13 25 35 30 40 15 25 25 15 10 10 7 250

    9 Bahan Kimiapemadam * 135 325 350 300 200 260 135 45 30 50 15

    10 Baju Pemadam 0 93 93 75 75 75 0 0 0 0 0 89 500

    * Bahan kimia dalam satuan pail

  • PENANGANAN KASUS HUKUM OLEHKLHK