SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER...

14
33 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012 SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER STUDI KASUS ATLET BULUTANGKIS AGUS SUHARTO Dosen Tetap STMIK Eresha email: agustav0529 @eresha.ac.id SUDIRMAN Dosen Tetap STT Duta Bangsa email: [email protected] ABSTRAKSI Kemajuan teknologi dalam bidang olahraga telah menjadi andalan utama negara-negara maju dalam percaturan persaingan olahraga, baik di tingkat regional maupun di tingkat international, sehingga sudah diterima sebagai sebuah keniscayaan bahwa persaingan dalam olahraga dewasa ini pada hakekatnya merupakan persaingan antar negara dalam hal kecanggihan teknologi dan kesungguhan penerapannya dalam olahraga. Kemenangan atau tingginya prestasi seorang atlet seolah-olah hanya menjadi atribusi dari ketekunan dan kepiawaian seorang atlet dan pelatihnya. Namun sekarang sudah tidak demikian kondisinya, karena kita mengetahui benar bahwa di belakang keberhasilan seorang atlet sumbangan salah satunya , adalah kemajuan teknologi. Menjadi persoalan serius bagi negara kita karena dari sisi kemampuan, kita masih ketinggalan dalam upaya memproduksi alat-alat teknologi olahraga. Meskipun baru sebatas melahirkan teknologi tepat guna. Jika hal tersebut di atas dapat diwujudkan, tidak mustahil bahwa suatu saat kitapun dapat berdiri sejajar dengan negara-negara lain, karena memiliki kemampuan yng sejajar pula dalam menghasilkan produk- produk teknologi dalam bidang keolahragaan.Peran teknologi sebagai penunjang latihan di negara maju dalam sebuah latihan dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan perubahan dan mengutamakan keefisienan dan keefektifan suatu latihan. Model latihan yang digunakan oleh atlet bulu tangkis Indonesia menggunakan model yang pernah berjaya di eranya padahal dilihat dari keefektifan dan keefisienanya latihan seperti itu pada era saat ini sangatlah jauh tertinggal dan kurang dapat memanfaatkan teknologi yang ada dalam sebuah latihan. Kata Kunci : latihan gerak reflek, alat teknologi olahraga, mikrokontroler

Transcript of SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER...

Page 1: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

33 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER

STUDI KASUS ATLET BULUTANGKIS

AGUS SUHARTO

Dosen Tetap STMIK Eresha

email: agustav0529 @eresha.ac.id

SUDIRMAN

Dosen Tetap STT Duta Bangsa

email: [email protected]

ABSTRAKSI

Kemajuan teknologi dalam bidang olahraga telah menjadi andalan utama negara-negara maju dalam percaturan persaingan olahraga, baik di tingkat regional maupun di tingkat international, sehingga sudah diterima sebagai sebuah keniscayaan bahwa persaingan dalam olahraga dewasa ini pada hakekatnya merupakan persaingan antar negara dalam hal kecanggihan teknologi dan kesungguhan penerapannya dalam olahraga. Kemenangan atau tingginya prestasi seorang atlet seolah-olah hanya menjadi atribusi dari ketekunan dan kepiawaian seorang atlet dan pelatihnya. Namun sekarang sudah tidak demikian kondisinya, karena kita mengetahui benar bahwa di belakang keberhasilan seorang atlet sumbangan salah satunya , adalah kemajuan teknologi. Menjadi persoalan serius bagi negara kita karena dari sisi kemampuan, kita masih ketinggalan dalam upaya memproduksi alat-alat teknologi olahraga. Meskipun baru sebatas melahirkan teknologi tepat guna. Jika hal tersebut di atas dapat diwujudkan, tidak mustahil bahwa suatu saat kitapun dapat berdiri sejajar dengan negara-negara lain, karena memiliki kemampuan yng sejajar pula dalam menghasilkan produk-produk teknologi dalam bidang keolahragaan.Peran teknologi sebagai penunjang latihan di negara maju dalam sebuah latihan dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan perubahan dan mengutamakan keefisienan dan keefektifan suatu latihan. Model latihan yang digunakan oleh atlet bulu tangkis Indonesia menggunakan model yang pernah berjaya di eranya padahal dilihat dari keefektifan dan keefisienanya latihan seperti itu pada era saat ini sangatlah jauh tertinggal dan kurang dapat memanfaatkan teknologi yang ada dalam sebuah latihan.

Kata Kunci : latihan gerak reflek, alat teknologi olahraga, mikrokontroler

Page 2: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

34 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

1. PENDAHULUAN

Bulu tangkis merupakan olahraga

dengan raihan prestasi yang

membanggakan bagi Indonesia. Sejak

keikutsertaan olahraga ini di ajang

olimpiade tahun 1992 hingga olimpiade

2008, Indonesia tidak henti-hentinya

menuai medali emas melalui olahraga

raket ini. Tercatat selama olimpiade 1992

hingga 2008, Indonesia telah

menggumpulkan 6 medali emas, 6 medali

perak, dan 6 medali perunggu. Belum lagi

di ajang bergengsi lain seperti All England,

Thomas and Uber Cup, dan serangkaian

turnamen Super Series, pemain bulu

tangkis Indonesia mampu mendominasi

dengan raihan prestasi yang

membanggakan . Namun, tidak dapat

dipungkiri, prestasi yang ditorehkan ini

tidak selamanya bisa dipertahankan.

Selama dua tahun terakhir kita bisa

melihat penurunan prestasi olahraga bulu

tangkis. Pada turnamen Indonesia Super

Series 2009 dan Indonesia Super Series

2010, dimana Indonesia menjadi tuan

rumah, pebulutangkis Indonesia tidak ada

yang mampu menjuarai turnamen tersebut.

Di beberapa turnamen besar lain,

Indonesia juga tak lagi dominan, bahkan

tertinggal jauh terutama jika dibandingkan

dengan China, Malaysia, dan Korea. Di

ajang Thomas – Uber Cup 2008 dan 2010,

Indonesia tidak lagi mampu membawa

piala lambang supremasi bulutangkis itu

kembali ke Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan adalah

mengapa dulu atlet Indonesia mampu

menjuarai dan sekarang prestasi olahraga

bulu tangkis Indonesia terpuruk? Apakah

Indonesia tidak menerapkan apa yang dulu

atlet indonesia tempuh saat melakukan

latihan seperti Rudi Hartono dan Susi

Susanti lakukan? bukan ini masalah yang

sebenarnya dihadapi, teknologi sebagai

penunjang latihan di negara lain seperti

cina dan korea dari tahun ketahun selalu

mengalami peningkatan perubahan yang

selalu selangkah lebih maju dan

mengutamakan keefisienan dan

keefektifan suatu latihan.

2. LANDASAN TEORI

Olah raga selalu terdiri dari dua sisi.

Satu sisi, kemampuan koordinasi, yang

wujudnya keterampilan teknik kecabangan

olah raga dengan ciri utamanya ketepatan

(akurasi) gerakan dan/atau hasil gerakan.

Contohnya, gerakan yang akurat pada

senam atau gerakan shuttlecock menyusur

di bibir net sebagai hasil gerakan yang

akurat dari netting. Sisi lainnya,

kemampuan dasar yang sering juga

disebut sebagai kemampuan fisik.

Kemampuan dasar ini terdiri dari

kemampuan anaerobik dan aerobik.

Bila kemampuan dasar relatif lebih

baik daripada keterampilan teknik, titik

berat latihan haruslah pada latihan untuk

meningkatkan keterampilan teknik.

Demikian juga sebaliknya. Ada hukum

fisiologi yang perlu diketahui, yaitu latihan

keterampilan teknik tidak boleh sampai

Page 3: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

35 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

lelah. Sedangkan latihan fisik harus

sampai lelah.

Satu hal yang perlu mendapat

perhatian, komponen keterampilan tidak

boleh dipergunakan untuk tujuan pelatihan

fisik, sesuai dengan hukum fisiologi.

Contoh, latihan smes pada bulu tangkis

dan latihan servis pada tenis, sama sekali

tidak boleh dipergunakan untuk tujuan

meningkatkan kekuatan dan kecepatan

otot-otot lengan.

Latihan tersebut harus tetap

dilaksanakan dalam kerangka latihan

teknik, yaitu dengan kriteria akurasi.

Artinya, smes atau servis itu harus

dilakukan secara berulang-ulang dengan

frekuensi yang cukup tinggi dan diarahkan

kepada ketepatan "menembak" titik-titik

sasaran tertentu.

II. 1 Gerak Reflek

Refleks adalah gerakan yang

dilakukan tanpa sadar dan merupakan

respon segera setelah adanya rangsang.

Pada manusia gerak refleks terjadi melalui

reflex arc. Gerak refleks dapat digunakan

pada pemeriksaan neurologis,

untuk mengetahui kerusakan atau

pemfungsian dari sistem saraf pusat dan

sistem saraf tepi. Gerak refleks dapat

dilatih misalnya pengulangan dari gerakan

motorik pada latihan olah raga atau

pengaitan dari rangsang oleh reaksi

otomatis selama pengkondisian klasikal.

Gambar 1 Alur Gerak Reflek

Gerak biasa rangsangan akan

diterima oleh saraf sensorik dan kemudian

disampaikan langsung ke otak. Dari otak

kemudian dikeluarkan perintah ke saraf

motorik sehingga terjadilah gerakan.

Artinya pada gerak biasa gerakan itu

diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga

oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak

yang disadari.Gerak merupakan pola

koordinasi yang sangat sederhana untuk

menjelaskan penghantaran impuls oleh

saraf.

Gerak pada umumnya terjadi secara

sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi

tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls

pada gerakan sadar melalui jalan panjang,

yaitu dari reseptor, ke saraf sensori,

dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah

oleh otak, kemudian hasil olahan oleh

otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf

motor sebagai perintah yang harus

dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat

dan tanggapan terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan, tanpa memerlukan

kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan

gerakan terjadi tanpa dipengaruhi

Rangsang Gerakan

Penyadaran

Page 4: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

36 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

kehendak atau tanpa disadari terlebih

dahulu. Contoh gerak refleks misalnya

berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui

jalan pendek atau jalan pintas, yaitu

dimulai dari reseptor penerima rangsang,

kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke

pusat saraf, diterima oleh set saraf

penghubung (asosiasi) tanpa diolah di

dalam otak langsung dikirim tanggapan ke

saraf motor untuk disampaikan ke efektor,

yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini

disebut lengkung refleks. Gerak refleks

dapat dibedakan atas refleks otak bila

saraf penghubung (asosiasi) berada di

dalam otak, misalnya, gerak mengedip

atau mempersempit pupil bila ada sinar

dan refleks sumsum tulang belakang bila

set saraf penghubung berada di dalam

sumsum tulang belakang misalnya refleks

pada lutut.

.

Gambar 2 Peranan sistem syaraf

mekanisme yang terjadi di tubuh kita

tak lepas dari peranan system saraf.

Sistem saraf ini tersusun atas jaringan

saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel

saraf atau neuron. Meskipun system saraf

tersusun dengan sangat kompleks,tetapi

sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis

sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia.

Adapun berdasarkan fungsinya

system saraf itu sendiri dapat dibedakan

atas tiga jenis : Sel saraf sensorik, sel

saraf motorik, dan sel saraf penghubung.

Aspek kecepatan dalam bulutangkis

sangat penting. Pemain harus bergerak

dengan cepat untuk menutup setiap sudut-

sudut lapangan sambil menjangkau atau

memukul kok dengan cepat. Cara untuk

bergerak cepat adalah melatih kecepatan

tungkai/kaki. Aspek kecepatan dalam

bulutangkis juga bermakna pemain harus

cekatan dalam mengubah arah gerak

dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen

keseimbangan tubuh (agilitas). Dan

sebagian besar masalah yang

menghinggapi atlit bulutangkis Indonesia

adalah mengubah arah gerak yang lamban

sehingga ia selalu kehilangan momen

untuk menjangkau bola lebih cepat.(PB

PBSI,2010)

II. 2 Mikrokontroler

a. Apa itu Mikrokontroler ?

Mikrokontroler adalah suatu alat

elektronika digital yang mempunyai

masukan dan keluaran serta kendali

dengan program yang bisa ditulis dan

dihapus dengan cara khusus.

Sederhananya, cara kerja mikrokontroler

sebenarnya hanya membaca dan menulis

data. Sekedar contoh, bayangkan diri

Anda saat mulai belajar membaca dan

Page 5: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

37 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

menulis, ketika Anda sudah bisa

melakukan hal itu Anda mulai

bisa membaca tulisan apapun baik itu

tulisan buku, cerpen, artikel dan

sebagainya, dan Andapun mulai

bisa menulis hal-hal sebaliknya. Begitu

pula jika Anda sudah mahir membaca dan

menulis data pada mikrokontroler maka

Anda dapat membuat program untuk

membuat suatu sistem pengaturan

menggunakan mikrokontroler sesuai

dengan keinginan Anda. Mikrokontroler

merupakan komputer didalam chip yang

digunakan untuk mengontrol peralatan

elektronik, yang menekankan efisiensi dan

efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa

disebut "pengendali kecil" dimana sebuah

sistem elektronik yang sebelumnya banyak

memerlukan komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS

dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya

terpusat serta dikendalikan oleh

mikrokontroler ini. Dengan penggunaan

mikrokontroler ini maka :

Sistem elektronik akan menjadi

lebih ringkas

Rancang bangun sistem elektronik

akan lebih cepat karena sebagian

besar dari sistem adalah

perangkat lunak yang mudah

dimodifikasi

Pencarian gangguan lebih mudah

ditelusuri karena sistemnya yang

kompak

Namun demikian tidak sepenuhnya

mikrokontroler bisa mereduksi komponen

IC TTL dan CMOS yang seringkali masih

diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi

atau sekedar menambah jumlah saluran

masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata

lain, mikrokontroler adalah versi mini atau

mikro dari sebuah komputer karena

mikrokontroler sudah mengandung

beberapa periferal yang langsung bisa

dimanfaatkan, misalnya port paralel, port

serial, komparator, konversi digital ke

analog (DAC), konversi analog ke digital

dan sebagainya hanya menggunakan

sistem minimum yang tidak rumit atau

kompleks.

b. Manfaat / Mikrokontroler

Dengan menguasainya, kita bisa

menerapkannya kedalam kehidupan

sehari-hari seperti mengendalikan suatu

perangkat elektronik dengan berbagai

sensor dan kondisi seperti cahaya,

getaran, panas, dingin, lembab dan lain-

lain. Sekedar contoh sederhana

penggunaan mikrokontroler, lihatlah

disekitar lingkungan Anda ada toaster,

mesin, cuci, microwave kemudian

tengoklah didunia pertanian Anda bisa

membuat kontrol kelembaban untuk

budidaya jamur dsb, didunia perikanan

Anda bisa mengendalikan suhu air kolam

dsb. Bahkan Anda bisa membuat PABX

mini, SMS Gateway, atau kearah military

Anda bisa membuat radio militer frekuensi

hopping (radio komunikasi anti sadap

Page 6: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

38 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

dengan lompatan frekuensi 100 kali dalam

1 detik), sistem monitoring cuaca dengan

balon udara, automatic vehicel locator

(menggunakan GPS), aplikasi robotik dan

sebagainya. Semua itu sekedar contoh,

masih banyak lagi yang bisa Anda lakukan

dengan mikrokontroler.

c. Mikrokontroler AT89C51

Sistem kendali perangkat elektronik

dirancang menggunakan mikrokontroler

AT89C51 sebagai pengendali utama

dalam menjalankan instruksi. Perangkat

lunak dibuat dalam bahasa assembly

ASM’51 sehingga pemrograman

mikrokontroler dapat dilakukan dengan

mudah. Realisasi sistem pertama-tama

dilakukan dalam model project board untuk

setiap rangkaian yang kemudian dibuat

dalam PCB sederhana sesuai dengan

rangkaian yang dibuat.

Berikut ini merupakan blok

diagram fungsional dari mikrokontroler

AT89C51:

Gambar. 3

Blok diagram fungsional AT89C51

mikrokontrolerAT89C51

merupakan salah satu keluarga dari MCS-

51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler ini

pada prinsipnya dapat digunakan untuk

mengolah data per bit ataupun data 8 bit

secara bersamaan.

Sebuah mikrokontroler dapat

bekerja bila dalam mikrokontroler tersebut

terdapat sebuah program yang berisi

instruksi-instruksi yang akan digunakan

untuk menjalankan system mikrokontroler

tersebut. Instruksi-instruksi dari sebuah

program pada tiap jenis mikrokontroler

mempunyai beberapa perbedaan,

misalkan saja instruksi pada mikrokontroler

Atmel berbeda dengan instruksi pada

mikrokontroler Motorola.[5]

Page 7: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

39 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

Pada prinsipnya program pada

mikrokontroler dijalankan secara bertahap,

jadi pada program itu sendiri terdapat

beberapa set instruksi dan tiap instruksi itu

dijalankan secar bertahap atau berurutan.

Beberapa fasilitas yang dimilki oleh

mikrokontroler AT89C51 adalah sebagai

berikut :

1. Sebuah Central Processing Unit 8 bit

2. Osilator internal dan rangkaian

pewaktu

3. RAM internal 128 byte

4. Flash memori 4 byte

5. Lima buah jalur interupsi (dua buah

interupsi eksternal dan tiga buah

interupsi internal).

6. Empat buah programmable port I/O

yang masing-masing terdiri dari

delapan buah jalur I/O

7. Sebuah port serial dengan control

serial full duplex UART.

8. Kemampuan untuk melaksanakan

operasi aritmetika dan operasi logika.

9. Kecepatan dalam melaksanakan

instruksi per siklus 1 mikrodetik pada

frekuensi 12 MHz.

10. Vcc digunakan sebagai catu daya.

11. GND digunakan sebagai ground.

12. Port 0 merupakan port pararel 8 bit

dua arah. Posisi Low Significant Bit

(LSB) terletak pada pin 39 dan Most

Significant Bit (MSB) terletak pada pin

32

13. Port 1 merupakan port pararel 8 bit

dua arah. Posisi LSB terletak pada pin

1dan MSB terletak pada pin 8

14. Port 2 merupakan port pararel 8 bit

dua arah. Port ini mengirim byte

alamat bila dilakukan pengaksesan

memori eksternal pada pin 21 dan

MSB terletak pada pin 28

15. Port 3 merupakan port pararel 8 bit

dua arah. LSB terletak pada pin 10

dan MSB terletak pada pin 17. port ini

mempunyai beberapa fungsi khusus

seperti pada tabel berikut ini:

Tabel. II.1 Tabel Fungsi Pengganti Port 3

Pin-pin

pada port 3 Fungsi Pengganti

P3.0

P3.1

P3.2

P3.3

P3.4

P3.5

P3.6

P3.7

RXD (port input serial)

TXD (port output serial)

INT0 (interrupt eksternal 0)

INT1 (interrupt eksternal 1)

T0 (input eksternal timer 0)

T1 (input eksternal timer 1)

WR (perintah write pada

memori eksternal)

RD (perintah read pada

memori eksternal)

Page 8: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

40 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

Gambar 4 . Susunan pin AT89C51

1. RST (reset) pada kondisi high akan

aktif selama dua siklus

2. ALE/PROG di gunakan untuk

menahan alamat memory eksternal

selama pelaksanaan instruksi

3. PSEN (Program Store Enable)

merupakan strobe pembacaan ke

memori eksternal

4. Jika EA/Vpp pada produksi low maka

mikrokontroler menjalankan instruksi-

instruksi yang ada pada memori

internal

5. XTAL 1 sebagai masukan dari

rangkaian osilator

6. XTAL 2 sebagai keluaran dari

rangkaian osilator

Komunikasi Data Serial

Komunikasi data pada umumnya

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

secara serial dan secara pararel.

Komunikasi data serial dilakukan dengan

mengirim dan menerima data 8 bit secara

satu per satu, sedangkan komunikasi data

pararel dilakukan dengan mengirimkan

dan menerima data 8 bit secara

bersamaan atau sekaligus. RS232

(recomende standard number 232)

merupakan seperangkat alat yang

diciptakan oleh electrical industry

association yang berfungsi anatar muka

dalam mentransfer data dengan komputer

yang mana pengiriman data dilakukan

dengan kode biner.pada seperangkat

komputer biasanya tersedia comunication

port atau sering disebut dengan COM.

Biasanya terdapat dua buah

Communication port, yaitu COM1 dan

COM2. port tersebut biasanya digunakan

untuk mouse.

Pada dasarnya ada dua jenis

komunikasi data serial, yaitu komunikasi

data serial sinkron dimana pengiriman

clock dilakukan secara bersamaan dengan

data serial dan komunikasi data asinkron

dimana pengiriman clock dilakukan secara

dua tahap, yaitu saat data dikirimkan dan

saat data diterima. RS232 pada komputer

mempunyai dua jenis konektor, yaitu

konektor dengan 25 pin atau sering

disebut dengan DB-25 Connector dan

konektor dengan 9 pin atau sering disebut

DB-9 Connector. Pada dasarnya hanya 3

pin yang terpakai, yaitu pin pengiriman,

penerima, dan ground. Dalam pengiriman

data serial semakin jauh jarak kirim maka

kemungkinan noise atau gangguan

semakin besar.[4]

Dalam setaip proses transfer data

serial, RS232 memerlukan sebuah Data

Page 9: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

41 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

Terminal Equipment atau sering disebut

DTE dan Data Communication Equipment

atau sering disebut DCE pada masing-

masing terminal. Pengiriman data

dilakukan secara bit per bit, misalnya jika

ingin mengirim suatu karakter ‘A’ yang

dalam format ASCII adalah 41 heksa atau

1000001 biner maka data akan dikirim

mulai dari bit pertama, kedua, sampai bit

yang terakhir. Kecepatan transfer data

harus sama antar penerima dan pengirim,

jika kecepatannya tidak sama maka akan

terjadi overflow. Kecepatan transmisi

tersebut biasanya sering disebut dengan

baud rate. Baud rate yang sering dipakai

diantaranya adalah 110, 300, 1200, 2400,

4800, 9600, 19200, 38400, 57600,

115200, 230400, 460800, dan 921600.

panjang data bit yang sering digunakan di

antaranya adalah 4, 5, 6, 7, dan 8 bit.

Pada komunikasi data serial pada

dasarnya yang dikirimkan adalah tegangan

dan kemudian dibaca dalam data bit.

Besar level tegangannya adalah antara -25

volt sampai +25 volt. Untuk bit dengan

logika 1 maka besar level tegangannya

adalah antara -3 volt sampai -25 volt,

sedangkan untuk bit dengan logika 0 maka

besar level tegangannya adalah antara +3

volt sampai +25 volt. Ada beberapa besar

level tegangan yang tidak mempunyai

logika, yaitu antara -3 volt sampai +3 volt,

lebih kecil dari -25 volt, dan lebih besar

dari +25 volt.[6]

Gambar 5 konektor serial DB-9

Gambar 6 Konektor serial DB-25

Tabel penggunaan pin, nama pin,

dan jenis sinyal yang digunakan pada

konektor serial DB-9 dan konektor serial

DB-25.

Rangkaian Mikrokontroler AT89C51

Rangkaian mikrokontroler ini

merupakan pusat pengolahan data dan

pusat pengendali alat. Didalam rangkaian

mikrokontroler ini terdapat dua buah port

yang digunakan untuk menampung input

atau input data yang terhubung langsung

oleh rangkaian-rangkaian dari alat

Page 10: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

42 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

pengendali. Rangkaian ini tersusun atas

osilator kristal 11.0592 MHz yang

berfungsi membangkitkan pulsa internal

dan dua buah kapasitor sebesar 30 pF

yang berfungsi untuk menstabilkan

frekuensi.

Kapasitor 10 uF dan resistor 8k2

ohm berfungsi untuk rangkaian reset

sebelum program yang terdapat pada

mikrokontroler dijalankan. Selain itu

terdapat juga IC MAX 232 yang berfungsi

untuk mensinkronkan komunikasi serial

antara mikrokontroler dengan komputer.

Konektor J2 pada port 1 terhubung ke

rangkaian sakelar digital.

Gambar 7 . Rangkaian Mikrokontroler

3. DESAIN RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Desain Hardware Sistem Alat

Latihan gerak reflek atlet Bulu Tangkis

Pembahasan tentang desain sistem

termasuk Mikrokontroller akan dimulai

dengan uraian singkat tentang proses

sistem kendali perangkat elektronik.

Gambar 8 . Desain Sistem

1. mikrokontroler adalah XXXXXXX0.

Sistem dirancang untuk

melakukan instruksi pada data sakelar

digital yang dikendalikan oleh

mikrokontroler secara langsung diambil

dari data yang dikirim oleh komputer

secara otomatis dan acak. Data yang

dikirim oleh mikrokontroler adalah sebesar

8 bit.

Saat Sistem aplikasi dimainkan,

atlet yang akan melatih gerak reflek mulai

siap pada tengah lapangan, sistem akan

menyalakan lampu secara acak/random

dimana awal penyalaan lampu bisa saja

lampu1, lampu2 atau lampu6, ketika salah

satu lampu menyala atlet berlari untuk

mematikan dengan menepuk/menyentuh

lampu, permainan aplikasi akan berhenti

sesuai dengan setting durasi pada sistem ,

selanjutnya sistem secara otomatis akan

Page 11: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

43 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

mencatat total akurasi atlet mematikan

lampu dari total lampu menyala selama

durasi berjalan.

Perancangan Logika

Rangkaian mikrokontroler ini

merupakan pusat pengolahan data dan

pusat pengendali alat. Dengan 6 tombol

saklar pada software dan output 6 saklar

pada hardware, yang dimana tiap 1 saklar

mempunyai output 2 saklar. Didalam

rangkaian hardware sakelar 1 sampai

sakelar 6 ini berfungsi untuk

mengendalikan beban yang dapat

digunakan lampu atau peralatan elektronik.

Rangkaian sakelar ini dikendalikan

langsung oleh mikrokontroler. Rangkaian

dan komponen pada sakelar 1 sampai

sakelar 6 pada dasarnya sama,

perbedaannya terdapat pada port

pengendali ke mikrokontroler.

Led Nyala

Selesai

Ya

Tidak

Driver ada ?

Tidak

Ya

Bit Lampu nyala = FalseBit Lampu nyala = True

Kirim ke Port

Baca

Alamat Port

Mulai

Gambar. 9 Flowchart Program

Dalam Flowchart ini diberikan

asumsi-asumsi dan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut :

True = 1

False = 0

Bit lampu nyala berfungsi sebagai

pengendali nyala atau matinya lampu.

Pada Flowchart program utama

perangkat lunak mengatur interface

pengendali lampu berjalan sebagai berikut

:

1. Mulai

2. Pemeriksaan ada tidaknya driver dari

interface yang digunakan. Jika ada

kemudian membaca alamat dari

interface atau port, jika tidak

ditemukan maka Flowchart langsung

selesai.

3. Pemeriksaan apakah sistem

menyalakan lampu, jika ya maka

lakukan procedure nyala, jika tidak bit

lampu nyala di set False dan lakukan

pemeriksaan selanjutnya.

4. Bit lampu nyala dikirim ke port.

5. Selesai

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 User Interface Design

User interface untuk Sistem Alat

Latihan gerak reflek atlet Bulu Tangkis

terdiri dari bagian yaitu Simulasi Image

Lapangan dan Tab dialog seperti tampak

pada gambar dibawah ini :

Page 12: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

44 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

Gambar 10 Menu Utama User Interface

IV.1 Input Desain

Pada bagian ini dijelaskan

mengenai perancangan input desain

menggunakan perangkat lunak Visual

Basic.

a. Desain form login Sistem

Desain form login ini digunakan oleh

Admin/Atlet yang ingin masuk kedalam

sistem informasi alat gerak reflek

dengan terlebih dahulu mendaftarkan

ke bagian administrator.

Gambar 11 Desain form input login Sistem

Desain form Setting

Desain form setting digunakan

untuk menentukan durasi latihan,

Tanggal Latihan, Jam Mulai

Latihan, dan lokasi latihan

Gambar 12 Desain form input Setting

b. Desain form Biodata

Desain form Biodata digunakan

untuk menyimpan data-data atlet

seperti kode atlet, nama atlet,

Tanggal Lahir, Alamat.

Gambar 13. Desain form input login Sistem

IV.3 Proses Desain

Form Proses desain digunakan

untuk memulai permainan simulasi lampu

menyala secara acak sesuai dengan

setting dan biodata pada form

sebelumnya, termasuk menyimpan hasil

akurasi dari gerak reflek yang di dapat oleh

atlet

Page 13: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

45 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

Gambar 14

Desain form Proses

IV. 4 Report Desain

Form Report desain digunakan

untuk mencatat ataupun mencetak hasil

histori atlet yang dicatat pada latihan

permainan, sehingga si atlet bisa

mengetahui gerak reflek berdasarkan

waktu dan jumlah latihan permainan

selama Per hari, minggu, ataupun

perbulan. Hasil ini akan memicu atlet

terutama pada akurasi dan reflek yang

didapat sebelumnya. Output yang di catat

terdiri dari Kode Atlet, Nama Atlet, Lokasi,

Tanggal, Jam Mulai, Jam Selesai, Durasi,

Total Lampu On, Lokasi.

Gambar 15 Desain form Report

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka beberapa kesimpulan

yang dapat diambil yaitu:

1. Ada pengaruh yang signifikan latihan

gerak reflek terhadap peningkatan

prestasi olahraga bulu tangkis

menggunakan sistem ini, karena

histori latihan tercatat pada sistem,

mulai dari tanggal, jam mulai, jam

selesai, durasi reflek, dan akurasi, ini

memacu atlet itu sendiri serta panduan

buat pelatih dalam pengambilan

keputusan.

2. Latihan pada penggunaan sistem ini

bukan menjadi beban bagi atlet karena

ada nuansa game, kompetisi sesama

rekan atlet sehingga akan menjadi

addict untuk terus berlatih,

Page 14: SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER …staff.ui.ac.id/system/files/users/agus.suharto/publication/21-21-1-sm.pdf · dengan mikrokontroler. c. Mikrokontroler AT89C51

46 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012

DAFTAR PUSTAKA

Iptekor (2011), Buku Panduan Penelitian

Pengembangan Iptek Tepat Guna

Keolahragaan Iptekor, Jakarta

J. Alam, M. Agus (2000) , Manajemen

Database dengan Microsoft Visual Basic.,

PT Elex Media Komputindo, Jakarta

PB. PBSI (2001), Buku Pedoman

Bulutangkis, PB. PBSI, Jakarta

Suhata ST, (2005), VB Sebagai Pusat

Kendali Elektronik.Jakarta : PT Elex

Media Komputindo,Jakarta

Deny Rochman Arifatno, dan Dr.-Ing

Farid Thalib(2010), Rancang Bangun

Sistem Kendali Peralatan Rumah Tangga

berbasis Mikrokontroler.Laporan Peneltian,

Depok.

Ratih Krisdiyana (2010) , Merangsang

Olahragawan Bulu Tangkis Dengan Bola

lampu., (online),

http://ratihkrisdiyana.wordpress.com/2010/

12/15/merangsang-gerak-reaksi-

olahragawan-bulutangkis-dengan-

menggunakan-bola-lampu/,Jakarta.

Tempo, (4 Juli 2011) “Kembalikan Bulu

Tangkis pada Ahlinya”., Jakarta.