SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER...
Transcript of SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER...
33 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
SISTEM LATIHAN GERAK REFLEK BERBASIS MIKROKONTROLER
STUDI KASUS ATLET BULUTANGKIS
AGUS SUHARTO
Dosen Tetap STMIK Eresha
email: agustav0529 @eresha.ac.id
SUDIRMAN
Dosen Tetap STT Duta Bangsa
email: [email protected]
ABSTRAKSI
Kemajuan teknologi dalam bidang olahraga telah menjadi andalan utama negara-negara maju dalam percaturan persaingan olahraga, baik di tingkat regional maupun di tingkat international, sehingga sudah diterima sebagai sebuah keniscayaan bahwa persaingan dalam olahraga dewasa ini pada hakekatnya merupakan persaingan antar negara dalam hal kecanggihan teknologi dan kesungguhan penerapannya dalam olahraga. Kemenangan atau tingginya prestasi seorang atlet seolah-olah hanya menjadi atribusi dari ketekunan dan kepiawaian seorang atlet dan pelatihnya. Namun sekarang sudah tidak demikian kondisinya, karena kita mengetahui benar bahwa di belakang keberhasilan seorang atlet sumbangan salah satunya , adalah kemajuan teknologi. Menjadi persoalan serius bagi negara kita karena dari sisi kemampuan, kita masih ketinggalan dalam upaya memproduksi alat-alat teknologi olahraga. Meskipun baru sebatas melahirkan teknologi tepat guna. Jika hal tersebut di atas dapat diwujudkan, tidak mustahil bahwa suatu saat kitapun dapat berdiri sejajar dengan negara-negara lain, karena memiliki kemampuan yng sejajar pula dalam menghasilkan produk-produk teknologi dalam bidang keolahragaan.Peran teknologi sebagai penunjang latihan di negara maju dalam sebuah latihan dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan perubahan dan mengutamakan keefisienan dan keefektifan suatu latihan. Model latihan yang digunakan oleh atlet bulu tangkis Indonesia menggunakan model yang pernah berjaya di eranya padahal dilihat dari keefektifan dan keefisienanya latihan seperti itu pada era saat ini sangatlah jauh tertinggal dan kurang dapat memanfaatkan teknologi yang ada dalam sebuah latihan.
Kata Kunci : latihan gerak reflek, alat teknologi olahraga, mikrokontroler
34 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
1. PENDAHULUAN
Bulu tangkis merupakan olahraga
dengan raihan prestasi yang
membanggakan bagi Indonesia. Sejak
keikutsertaan olahraga ini di ajang
olimpiade tahun 1992 hingga olimpiade
2008, Indonesia tidak henti-hentinya
menuai medali emas melalui olahraga
raket ini. Tercatat selama olimpiade 1992
hingga 2008, Indonesia telah
menggumpulkan 6 medali emas, 6 medali
perak, dan 6 medali perunggu. Belum lagi
di ajang bergengsi lain seperti All England,
Thomas and Uber Cup, dan serangkaian
turnamen Super Series, pemain bulu
tangkis Indonesia mampu mendominasi
dengan raihan prestasi yang
membanggakan . Namun, tidak dapat
dipungkiri, prestasi yang ditorehkan ini
tidak selamanya bisa dipertahankan.
Selama dua tahun terakhir kita bisa
melihat penurunan prestasi olahraga bulu
tangkis. Pada turnamen Indonesia Super
Series 2009 dan Indonesia Super Series
2010, dimana Indonesia menjadi tuan
rumah, pebulutangkis Indonesia tidak ada
yang mampu menjuarai turnamen tersebut.
Di beberapa turnamen besar lain,
Indonesia juga tak lagi dominan, bahkan
tertinggal jauh terutama jika dibandingkan
dengan China, Malaysia, dan Korea. Di
ajang Thomas – Uber Cup 2008 dan 2010,
Indonesia tidak lagi mampu membawa
piala lambang supremasi bulutangkis itu
kembali ke Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan adalah
mengapa dulu atlet Indonesia mampu
menjuarai dan sekarang prestasi olahraga
bulu tangkis Indonesia terpuruk? Apakah
Indonesia tidak menerapkan apa yang dulu
atlet indonesia tempuh saat melakukan
latihan seperti Rudi Hartono dan Susi
Susanti lakukan? bukan ini masalah yang
sebenarnya dihadapi, teknologi sebagai
penunjang latihan di negara lain seperti
cina dan korea dari tahun ketahun selalu
mengalami peningkatan perubahan yang
selalu selangkah lebih maju dan
mengutamakan keefisienan dan
keefektifan suatu latihan.
2. LANDASAN TEORI
Olah raga selalu terdiri dari dua sisi.
Satu sisi, kemampuan koordinasi, yang
wujudnya keterampilan teknik kecabangan
olah raga dengan ciri utamanya ketepatan
(akurasi) gerakan dan/atau hasil gerakan.
Contohnya, gerakan yang akurat pada
senam atau gerakan shuttlecock menyusur
di bibir net sebagai hasil gerakan yang
akurat dari netting. Sisi lainnya,
kemampuan dasar yang sering juga
disebut sebagai kemampuan fisik.
Kemampuan dasar ini terdiri dari
kemampuan anaerobik dan aerobik.
Bila kemampuan dasar relatif lebih
baik daripada keterampilan teknik, titik
berat latihan haruslah pada latihan untuk
meningkatkan keterampilan teknik.
Demikian juga sebaliknya. Ada hukum
fisiologi yang perlu diketahui, yaitu latihan
keterampilan teknik tidak boleh sampai
35 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
lelah. Sedangkan latihan fisik harus
sampai lelah.
Satu hal yang perlu mendapat
perhatian, komponen keterampilan tidak
boleh dipergunakan untuk tujuan pelatihan
fisik, sesuai dengan hukum fisiologi.
Contoh, latihan smes pada bulu tangkis
dan latihan servis pada tenis, sama sekali
tidak boleh dipergunakan untuk tujuan
meningkatkan kekuatan dan kecepatan
otot-otot lengan.
Latihan tersebut harus tetap
dilaksanakan dalam kerangka latihan
teknik, yaitu dengan kriteria akurasi.
Artinya, smes atau servis itu harus
dilakukan secara berulang-ulang dengan
frekuensi yang cukup tinggi dan diarahkan
kepada ketepatan "menembak" titik-titik
sasaran tertentu.
II. 1 Gerak Reflek
Refleks adalah gerakan yang
dilakukan tanpa sadar dan merupakan
respon segera setelah adanya rangsang.
Pada manusia gerak refleks terjadi melalui
reflex arc. Gerak refleks dapat digunakan
pada pemeriksaan neurologis,
untuk mengetahui kerusakan atau
pemfungsian dari sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Gerak refleks dapat
dilatih misalnya pengulangan dari gerakan
motorik pada latihan olah raga atau
pengaitan dari rangsang oleh reaksi
otomatis selama pengkondisian klasikal.
Gambar 1 Alur Gerak Reflek
Gerak biasa rangsangan akan
diterima oleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke otak. Dari otak
kemudian dikeluarkan perintah ke saraf
motorik sehingga terjadilah gerakan.
Artinya pada gerak biasa gerakan itu
diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga
oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak
yang disadari.Gerak merupakan pola
koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh
saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara
sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls
pada gerakan sadar melalui jalan panjang,
yaitu dari reseptor, ke saraf sensori,
dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah
oleh otak, kemudian hasil olahan oleh
otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf
motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat
dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi
Rangsang Gerakan
Penyadaran
36 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
kehendak atau tanpa disadari terlebih
dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui
jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang,
kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf
penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Gerak refleks
dapat dibedakan atas refleks otak bila
saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip
atau mempersempit pupil bila ada sinar
dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks
pada lutut.
.
Gambar 2 Peranan sistem syaraf
mekanisme yang terjadi di tubuh kita
tak lepas dari peranan system saraf.
Sistem saraf ini tersusun atas jaringan
saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel
saraf atau neuron. Meskipun system saraf
tersusun dengan sangat kompleks,tetapi
sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis
sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya
system saraf itu sendiri dapat dibedakan
atas tiga jenis : Sel saraf sensorik, sel
saraf motorik, dan sel saraf penghubung.
Aspek kecepatan dalam bulutangkis
sangat penting. Pemain harus bergerak
dengan cepat untuk menutup setiap sudut-
sudut lapangan sambil menjangkau atau
memukul kok dengan cepat. Cara untuk
bergerak cepat adalah melatih kecepatan
tungkai/kaki. Aspek kecepatan dalam
bulutangkis juga bermakna pemain harus
cekatan dalam mengubah arah gerak
dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen
keseimbangan tubuh (agilitas). Dan
sebagian besar masalah yang
menghinggapi atlit bulutangkis Indonesia
adalah mengubah arah gerak yang lamban
sehingga ia selalu kehilangan momen
untuk menjangkau bola lebih cepat.(PB
PBSI,2010)
II. 2 Mikrokontroler
a. Apa itu Mikrokontroler ?
Mikrokontroler adalah suatu alat
elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali
dengan program yang bisa ditulis dan
dihapus dengan cara khusus.
Sederhananya, cara kerja mikrokontroler
sebenarnya hanya membaca dan menulis
data. Sekedar contoh, bayangkan diri
Anda saat mulai belajar membaca dan
37 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
menulis, ketika Anda sudah bisa
melakukan hal itu Anda mulai
bisa membaca tulisan apapun baik itu
tulisan buku, cerpen, artikel dan
sebagainya, dan Andapun mulai
bisa menulis hal-hal sebaliknya. Begitu
pula jika Anda sudah mahir membaca dan
menulis data pada mikrokontroler maka
Anda dapat membuat program untuk
membuat suatu sistem pengaturan
menggunakan mikrokontroler sesuai
dengan keinginan Anda. Mikrokontroler
merupakan komputer didalam chip yang
digunakan untuk mengontrol peralatan
elektronik, yang menekankan efisiensi dan
efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa
disebut "pengendali kecil" dimana sebuah
sistem elektronik yang sebelumnya banyak
memerlukan komponen-komponen
pendukung seperti IC TTL dan CMOS
dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya
terpusat serta dikendalikan oleh
mikrokontroler ini. Dengan penggunaan
mikrokontroler ini maka :
Sistem elektronik akan menjadi
lebih ringkas
Rancang bangun sistem elektronik
akan lebih cepat karena sebagian
besar dari sistem adalah
perangkat lunak yang mudah
dimodifikasi
Pencarian gangguan lebih mudah
ditelusuri karena sistemnya yang
kompak
Namun demikian tidak sepenuhnya
mikrokontroler bisa mereduksi komponen
IC TTL dan CMOS yang seringkali masih
diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi
atau sekedar menambah jumlah saluran
masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata
lain, mikrokontroler adalah versi mini atau
mikro dari sebuah komputer karena
mikrokontroler sudah mengandung
beberapa periferal yang langsung bisa
dimanfaatkan, misalnya port paralel, port
serial, komparator, konversi digital ke
analog (DAC), konversi analog ke digital
dan sebagainya hanya menggunakan
sistem minimum yang tidak rumit atau
kompleks.
b. Manfaat / Mikrokontroler
Dengan menguasainya, kita bisa
menerapkannya kedalam kehidupan
sehari-hari seperti mengendalikan suatu
perangkat elektronik dengan berbagai
sensor dan kondisi seperti cahaya,
getaran, panas, dingin, lembab dan lain-
lain. Sekedar contoh sederhana
penggunaan mikrokontroler, lihatlah
disekitar lingkungan Anda ada toaster,
mesin, cuci, microwave kemudian
tengoklah didunia pertanian Anda bisa
membuat kontrol kelembaban untuk
budidaya jamur dsb, didunia perikanan
Anda bisa mengendalikan suhu air kolam
dsb. Bahkan Anda bisa membuat PABX
mini, SMS Gateway, atau kearah military
Anda bisa membuat radio militer frekuensi
hopping (radio komunikasi anti sadap
38 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
dengan lompatan frekuensi 100 kali dalam
1 detik), sistem monitoring cuaca dengan
balon udara, automatic vehicel locator
(menggunakan GPS), aplikasi robotik dan
sebagainya. Semua itu sekedar contoh,
masih banyak lagi yang bisa Anda lakukan
dengan mikrokontroler.
c. Mikrokontroler AT89C51
Sistem kendali perangkat elektronik
dirancang menggunakan mikrokontroler
AT89C51 sebagai pengendali utama
dalam menjalankan instruksi. Perangkat
lunak dibuat dalam bahasa assembly
ASM’51 sehingga pemrograman
mikrokontroler dapat dilakukan dengan
mudah. Realisasi sistem pertama-tama
dilakukan dalam model project board untuk
setiap rangkaian yang kemudian dibuat
dalam PCB sederhana sesuai dengan
rangkaian yang dibuat.
Berikut ini merupakan blok
diagram fungsional dari mikrokontroler
AT89C51:
Gambar. 3
Blok diagram fungsional AT89C51
mikrokontrolerAT89C51
merupakan salah satu keluarga dari MCS-
51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler ini
pada prinsipnya dapat digunakan untuk
mengolah data per bit ataupun data 8 bit
secara bersamaan.
Sebuah mikrokontroler dapat
bekerja bila dalam mikrokontroler tersebut
terdapat sebuah program yang berisi
instruksi-instruksi yang akan digunakan
untuk menjalankan system mikrokontroler
tersebut. Instruksi-instruksi dari sebuah
program pada tiap jenis mikrokontroler
mempunyai beberapa perbedaan,
misalkan saja instruksi pada mikrokontroler
Atmel berbeda dengan instruksi pada
mikrokontroler Motorola.[5]
39 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
Pada prinsipnya program pada
mikrokontroler dijalankan secara bertahap,
jadi pada program itu sendiri terdapat
beberapa set instruksi dan tiap instruksi itu
dijalankan secar bertahap atau berurutan.
Beberapa fasilitas yang dimilki oleh
mikrokontroler AT89C51 adalah sebagai
berikut :
1. Sebuah Central Processing Unit 8 bit
2. Osilator internal dan rangkaian
pewaktu
3. RAM internal 128 byte
4. Flash memori 4 byte
5. Lima buah jalur interupsi (dua buah
interupsi eksternal dan tiga buah
interupsi internal).
6. Empat buah programmable port I/O
yang masing-masing terdiri dari
delapan buah jalur I/O
7. Sebuah port serial dengan control
serial full duplex UART.
8. Kemampuan untuk melaksanakan
operasi aritmetika dan operasi logika.
9. Kecepatan dalam melaksanakan
instruksi per siklus 1 mikrodetik pada
frekuensi 12 MHz.
10. Vcc digunakan sebagai catu daya.
11. GND digunakan sebagai ground.
12. Port 0 merupakan port pararel 8 bit
dua arah. Posisi Low Significant Bit
(LSB) terletak pada pin 39 dan Most
Significant Bit (MSB) terletak pada pin
32
13. Port 1 merupakan port pararel 8 bit
dua arah. Posisi LSB terletak pada pin
1dan MSB terletak pada pin 8
14. Port 2 merupakan port pararel 8 bit
dua arah. Port ini mengirim byte
alamat bila dilakukan pengaksesan
memori eksternal pada pin 21 dan
MSB terletak pada pin 28
15. Port 3 merupakan port pararel 8 bit
dua arah. LSB terletak pada pin 10
dan MSB terletak pada pin 17. port ini
mempunyai beberapa fungsi khusus
seperti pada tabel berikut ini:
Tabel. II.1 Tabel Fungsi Pengganti Port 3
Pin-pin
pada port 3 Fungsi Pengganti
P3.0
P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.7
RXD (port input serial)
TXD (port output serial)
INT0 (interrupt eksternal 0)
INT1 (interrupt eksternal 1)
T0 (input eksternal timer 0)
T1 (input eksternal timer 1)
WR (perintah write pada
memori eksternal)
RD (perintah read pada
memori eksternal)
40 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
Gambar 4 . Susunan pin AT89C51
1. RST (reset) pada kondisi high akan
aktif selama dua siklus
2. ALE/PROG di gunakan untuk
menahan alamat memory eksternal
selama pelaksanaan instruksi
3. PSEN (Program Store Enable)
merupakan strobe pembacaan ke
memori eksternal
4. Jika EA/Vpp pada produksi low maka
mikrokontroler menjalankan instruksi-
instruksi yang ada pada memori
internal
5. XTAL 1 sebagai masukan dari
rangkaian osilator
6. XTAL 2 sebagai keluaran dari
rangkaian osilator
Komunikasi Data Serial
Komunikasi data pada umumnya
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara serial dan secara pararel.
Komunikasi data serial dilakukan dengan
mengirim dan menerima data 8 bit secara
satu per satu, sedangkan komunikasi data
pararel dilakukan dengan mengirimkan
dan menerima data 8 bit secara
bersamaan atau sekaligus. RS232
(recomende standard number 232)
merupakan seperangkat alat yang
diciptakan oleh electrical industry
association yang berfungsi anatar muka
dalam mentransfer data dengan komputer
yang mana pengiriman data dilakukan
dengan kode biner.pada seperangkat
komputer biasanya tersedia comunication
port atau sering disebut dengan COM.
Biasanya terdapat dua buah
Communication port, yaitu COM1 dan
COM2. port tersebut biasanya digunakan
untuk mouse.
Pada dasarnya ada dua jenis
komunikasi data serial, yaitu komunikasi
data serial sinkron dimana pengiriman
clock dilakukan secara bersamaan dengan
data serial dan komunikasi data asinkron
dimana pengiriman clock dilakukan secara
dua tahap, yaitu saat data dikirimkan dan
saat data diterima. RS232 pada komputer
mempunyai dua jenis konektor, yaitu
konektor dengan 25 pin atau sering
disebut dengan DB-25 Connector dan
konektor dengan 9 pin atau sering disebut
DB-9 Connector. Pada dasarnya hanya 3
pin yang terpakai, yaitu pin pengiriman,
penerima, dan ground. Dalam pengiriman
data serial semakin jauh jarak kirim maka
kemungkinan noise atau gangguan
semakin besar.[4]
Dalam setaip proses transfer data
serial, RS232 memerlukan sebuah Data
41 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
Terminal Equipment atau sering disebut
DTE dan Data Communication Equipment
atau sering disebut DCE pada masing-
masing terminal. Pengiriman data
dilakukan secara bit per bit, misalnya jika
ingin mengirim suatu karakter ‘A’ yang
dalam format ASCII adalah 41 heksa atau
1000001 biner maka data akan dikirim
mulai dari bit pertama, kedua, sampai bit
yang terakhir. Kecepatan transfer data
harus sama antar penerima dan pengirim,
jika kecepatannya tidak sama maka akan
terjadi overflow. Kecepatan transmisi
tersebut biasanya sering disebut dengan
baud rate. Baud rate yang sering dipakai
diantaranya adalah 110, 300, 1200, 2400,
4800, 9600, 19200, 38400, 57600,
115200, 230400, 460800, dan 921600.
panjang data bit yang sering digunakan di
antaranya adalah 4, 5, 6, 7, dan 8 bit.
Pada komunikasi data serial pada
dasarnya yang dikirimkan adalah tegangan
dan kemudian dibaca dalam data bit.
Besar level tegangannya adalah antara -25
volt sampai +25 volt. Untuk bit dengan
logika 1 maka besar level tegangannya
adalah antara -3 volt sampai -25 volt,
sedangkan untuk bit dengan logika 0 maka
besar level tegangannya adalah antara +3
volt sampai +25 volt. Ada beberapa besar
level tegangan yang tidak mempunyai
logika, yaitu antara -3 volt sampai +3 volt,
lebih kecil dari -25 volt, dan lebih besar
dari +25 volt.[6]
Gambar 5 konektor serial DB-9
Gambar 6 Konektor serial DB-25
Tabel penggunaan pin, nama pin,
dan jenis sinyal yang digunakan pada
konektor serial DB-9 dan konektor serial
DB-25.
Rangkaian Mikrokontroler AT89C51
Rangkaian mikrokontroler ini
merupakan pusat pengolahan data dan
pusat pengendali alat. Didalam rangkaian
mikrokontroler ini terdapat dua buah port
yang digunakan untuk menampung input
atau input data yang terhubung langsung
oleh rangkaian-rangkaian dari alat
42 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
pengendali. Rangkaian ini tersusun atas
osilator kristal 11.0592 MHz yang
berfungsi membangkitkan pulsa internal
dan dua buah kapasitor sebesar 30 pF
yang berfungsi untuk menstabilkan
frekuensi.
Kapasitor 10 uF dan resistor 8k2
ohm berfungsi untuk rangkaian reset
sebelum program yang terdapat pada
mikrokontroler dijalankan. Selain itu
terdapat juga IC MAX 232 yang berfungsi
untuk mensinkronkan komunikasi serial
antara mikrokontroler dengan komputer.
Konektor J2 pada port 1 terhubung ke
rangkaian sakelar digital.
Gambar 7 . Rangkaian Mikrokontroler
3. DESAIN RANCANGAN PENELITIAN
3.1 Desain Hardware Sistem Alat
Latihan gerak reflek atlet Bulu Tangkis
Pembahasan tentang desain sistem
termasuk Mikrokontroller akan dimulai
dengan uraian singkat tentang proses
sistem kendali perangkat elektronik.
Gambar 8 . Desain Sistem
1. mikrokontroler adalah XXXXXXX0.
Sistem dirancang untuk
melakukan instruksi pada data sakelar
digital yang dikendalikan oleh
mikrokontroler secara langsung diambil
dari data yang dikirim oleh komputer
secara otomatis dan acak. Data yang
dikirim oleh mikrokontroler adalah sebesar
8 bit.
Saat Sistem aplikasi dimainkan,
atlet yang akan melatih gerak reflek mulai
siap pada tengah lapangan, sistem akan
menyalakan lampu secara acak/random
dimana awal penyalaan lampu bisa saja
lampu1, lampu2 atau lampu6, ketika salah
satu lampu menyala atlet berlari untuk
mematikan dengan menepuk/menyentuh
lampu, permainan aplikasi akan berhenti
sesuai dengan setting durasi pada sistem ,
selanjutnya sistem secara otomatis akan
43 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
mencatat total akurasi atlet mematikan
lampu dari total lampu menyala selama
durasi berjalan.
Perancangan Logika
Rangkaian mikrokontroler ini
merupakan pusat pengolahan data dan
pusat pengendali alat. Dengan 6 tombol
saklar pada software dan output 6 saklar
pada hardware, yang dimana tiap 1 saklar
mempunyai output 2 saklar. Didalam
rangkaian hardware sakelar 1 sampai
sakelar 6 ini berfungsi untuk
mengendalikan beban yang dapat
digunakan lampu atau peralatan elektronik.
Rangkaian sakelar ini dikendalikan
langsung oleh mikrokontroler. Rangkaian
dan komponen pada sakelar 1 sampai
sakelar 6 pada dasarnya sama,
perbedaannya terdapat pada port
pengendali ke mikrokontroler.
Led Nyala
Selesai
Ya
Tidak
Driver ada ?
Tidak
Ya
Bit Lampu nyala = FalseBit Lampu nyala = True
Kirim ke Port
Baca
Alamat Port
Mulai
Gambar. 9 Flowchart Program
Dalam Flowchart ini diberikan
asumsi-asumsi dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
True = 1
False = 0
Bit lampu nyala berfungsi sebagai
pengendali nyala atau matinya lampu.
Pada Flowchart program utama
perangkat lunak mengatur interface
pengendali lampu berjalan sebagai berikut
:
1. Mulai
2. Pemeriksaan ada tidaknya driver dari
interface yang digunakan. Jika ada
kemudian membaca alamat dari
interface atau port, jika tidak
ditemukan maka Flowchart langsung
selesai.
3. Pemeriksaan apakah sistem
menyalakan lampu, jika ya maka
lakukan procedure nyala, jika tidak bit
lampu nyala di set False dan lakukan
pemeriksaan selanjutnya.
4. Bit lampu nyala dikirim ke port.
5. Selesai
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 User Interface Design
User interface untuk Sistem Alat
Latihan gerak reflek atlet Bulu Tangkis
terdiri dari bagian yaitu Simulasi Image
Lapangan dan Tab dialog seperti tampak
pada gambar dibawah ini :
44 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
Gambar 10 Menu Utama User Interface
IV.1 Input Desain
Pada bagian ini dijelaskan
mengenai perancangan input desain
menggunakan perangkat lunak Visual
Basic.
a. Desain form login Sistem
Desain form login ini digunakan oleh
Admin/Atlet yang ingin masuk kedalam
sistem informasi alat gerak reflek
dengan terlebih dahulu mendaftarkan
ke bagian administrator.
Gambar 11 Desain form input login Sistem
Desain form Setting
Desain form setting digunakan
untuk menentukan durasi latihan,
Tanggal Latihan, Jam Mulai
Latihan, dan lokasi latihan
Gambar 12 Desain form input Setting
b. Desain form Biodata
Desain form Biodata digunakan
untuk menyimpan data-data atlet
seperti kode atlet, nama atlet,
Tanggal Lahir, Alamat.
Gambar 13. Desain form input login Sistem
IV.3 Proses Desain
Form Proses desain digunakan
untuk memulai permainan simulasi lampu
menyala secara acak sesuai dengan
setting dan biodata pada form
sebelumnya, termasuk menyimpan hasil
akurasi dari gerak reflek yang di dapat oleh
atlet
45 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
Gambar 14
Desain form Proses
IV. 4 Report Desain
Form Report desain digunakan
untuk mencatat ataupun mencetak hasil
histori atlet yang dicatat pada latihan
permainan, sehingga si atlet bisa
mengetahui gerak reflek berdasarkan
waktu dan jumlah latihan permainan
selama Per hari, minggu, ataupun
perbulan. Hasil ini akan memicu atlet
terutama pada akurasi dan reflek yang
didapat sebelumnya. Output yang di catat
terdiri dari Kode Atlet, Nama Atlet, Lokasi,
Tanggal, Jam Mulai, Jam Selesai, Durasi,
Total Lampu On, Lokasi.
Gambar 15 Desain form Report
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka beberapa kesimpulan
yang dapat diambil yaitu:
1. Ada pengaruh yang signifikan latihan
gerak reflek terhadap peningkatan
prestasi olahraga bulu tangkis
menggunakan sistem ini, karena
histori latihan tercatat pada sistem,
mulai dari tanggal, jam mulai, jam
selesai, durasi reflek, dan akurasi, ini
memacu atlet itu sendiri serta panduan
buat pelatih dalam pengambilan
keputusan.
2. Latihan pada penggunaan sistem ini
bukan menjadi beban bagi atlet karena
ada nuansa game, kompetisi sesama
rekan atlet sehingga akan menjadi
addict untuk terus berlatih,
46 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2012
DAFTAR PUSTAKA
Iptekor (2011), Buku Panduan Penelitian
Pengembangan Iptek Tepat Guna
Keolahragaan Iptekor, Jakarta
J. Alam, M. Agus (2000) , Manajemen
Database dengan Microsoft Visual Basic.,
PT Elex Media Komputindo, Jakarta
PB. PBSI (2001), Buku Pedoman
Bulutangkis, PB. PBSI, Jakarta
Suhata ST, (2005), VB Sebagai Pusat
Kendali Elektronik.Jakarta : PT Elex
Media Komputindo,Jakarta
Deny Rochman Arifatno, dan Dr.-Ing
Farid Thalib(2010), Rancang Bangun
Sistem Kendali Peralatan Rumah Tangga
berbasis Mikrokontroler.Laporan Peneltian,
Depok.
Ratih Krisdiyana (2010) , Merangsang
Olahragawan Bulu Tangkis Dengan Bola
lampu., (online),
http://ratihkrisdiyana.wordpress.com/2010/
12/15/merangsang-gerak-reaksi-
olahragawan-bulutangkis-dengan-
menggunakan-bola-lampu/,Jakarta.
Tempo, (4 Juli 2011) “Kembalikan Bulu
Tangkis pada Ahlinya”., Jakarta.