Sistem Koloid

30
[email protected] Kelompok 5 – XI MIPA 3 Mar’atusholihah (21) Maulavida Q (22) Muh. Wahyu Z. (23) Nur Holis (24) Pandu Bagus P (25) SMA Negeri 1 Surabaya

Transcript of Sistem Koloid

Page 1: Sistem Koloid

[email protected]

Kelompok 5 – XI MIPA 3

Mar’atusholihah (21) Maulavida Q (22)

Muh. Wahyu Z. (23) Nur Holis (24)

Pandu Bagus P(25)

SMA Negeri 1 Surabaya

Page 2: Sistem Koloid

A. Sistem dispersi koloid

• Sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur secara merata

• Macam-macamnya :1. Dispersi kasar (suspensi)2. Dispersi halus (larutan)3. Dispersi koloid

Page 3: Sistem Koloid

Perbedaan karekteristik antara suspensi, larutan, dan koloid

No.

Dispersi Kasar (Suspensi)

Dispersi Halus (Larutan)

Dispersi koloid

1 Heterogen Homogen Tampak Homogen2 Dua fase Satu fase Dua fase3 Keruh ada endapan Jernih Keruh tanpa endapan4 Dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disarin dengan

kertas saring ultra5 Tidak stabil Stabil Stabil 6 Diameter partikel

>10-5 cmDiameter partikel <10-7 cm

Diameter partikel 10-7 - 10-5 cm

Page 4: Sistem Koloid

Jenis-Jenis Koloid

1.Sol2.Aerosol3.Emulsi4.Busa

Page 5: Sistem Koloid

SolSol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi padat dalam medium pendispersi berwujud cair atau padat

Macam sol:1. Sol padat : pendispersi padat

Contoh: kaca berwarna, intan hitam, garam tambang biru, batu mulia.

2. Sol cair (sol) : pendispersi cairContoh: kanji, tinta, cat, darah.

Page 6: Sistem Koloid

AerosolAerosol padatfase terdispensinya yaitu partikel padat yang halus Contoh: angin puting beliung, asap dan debu

Aerosol cairfase terdispensinya cairContoh: Kabut dan awan

Macam- macam:

Aerosol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium pendispersi berwujud gas

Pengertian

Page 7: Sistem Koloid

EMULSIPengertian

Emulsi adalah sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi padat atau cair

Emulsi PadatFase pendispersinya padatContoh: Mentega, Keju, Mutiara

Emulsi Cair (Emulsi)Fase pendispersinya cairContoh: Susu, Es krim, Santan, Mayones

Macam- macam:

Page 8: Sistem Koloid

Busa• Busa adalah sistem koloid

dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi padat atau cair

• Macam- macamnya:• Busa Padat: Pendispersinya

padatContoh: Karet busa, Batu apung

• Busa Cair: Pendispersinya cairContoh: Krim kocok, Busa sabun

Page 9: Sistem Koloid

No Jenis Koloid Fase terdispersi

Medium Pendispersi

Contoh

1 Aerosol (padat) Padat Gas Asap,debu

2 Sol Padat Cair Agar agar, cat, kanji, tinta

3 Sol padat Padat Padat Kaca berwarna,paduan logam

3 Emulsi Cair Cair Susu, santan

5 Aerosol (cair) Cair Gas Kabut, awan

6 Emulsi padat Cair Padat Keju, mentega, mutiara

7 Buih / busa cair Gas Cair Krim kocok, Busa sabun

8 Busa padat Gas Padat Karet busa, Batu apung

Page 10: Sistem Koloid

B. Sifat- Sifat Koloid

1. Efek Tyndall2. Gerak Brown3. Elektroforesis4. Adsorpsi5. Koagulasi6. Koloid Pelindung7. Dialisis8. Koloid Liofil dan Liofob

Page 11: Sistem Koloid

1. Efek Tyndall

Yaitu peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek Tyndall terjadi karena pertikel koloid yang berupa ion atau

molekul memiliki ukuran yang cukup besar yang juga mempengaruhi intensitas hamburan cahaya menghamburkan cahaya ke segala arah.

Page 12: Sistem Koloid

2. Gerak Brown• Gerak Brown merupakan gerak acak partikel koloid dam

medium dispersinya.• Disebabkan oleh tumbukan tidak seimbang antara partikel-

partikel koloid yang terdispersi dengan molekul-molekul medium pendispersinya.

Page 13: Sistem Koloid

3. Elektroforesis Yaitu peristiwa

pergerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.

Elektroforesis membuktikan bahwa partikel koloid memiliki muatan.

Ketika listrik dialirkan maka koloid akan bergerak menuju arah kutub lawannya.

Page 14: Sistem Koloid

4. Adsorpsi• Yaitu proses penyerapan suatu partikel zat, baik ion atom

maupun molekul pada permukaan zat lain.• Adsorpsi terjadi karena adanya gaya tarik tidak seimbang pada

partikel zat yang berada pada permukaan adsoben.• Partikel yang memiliki muatan berbeda akan saling menarik.

Contoh

Page 15: Sistem Koloid

5. Koagulasi

Koagulasi atau penggumpalan yaitu peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya koagulasi pada sistem koloid antara lain karena pengaruh pemanasan, pendinginan, pencampuran elektrolit atau karena proses elektroforesis yang berlangsung lama.

Page 16: Sistem Koloid

Contoh Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari

1. Memanaskan telur.2. Memanaskan agar-agar.3. Penjernihan air.

Page 17: Sistem Koloid

Koagulasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis dan kimia

1) Mekanik, menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Proses ini akan mengurangi air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan mengendap.Contohnya : protein, agar-agar dalam air akan menggumpal bila didinginka.

2) FisisContoh : penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel biasanya dipakai pada cerobong asap di industri-industri besar, untuk menggumpalkan asap dan debu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya. Caranya dengan melewatkan asap atau debu pada Cottrel sebelum keluar dari cerobong pabrik. Alat ini terdiri dari dua pelat elektrode listrik bertegangan tinggi. Bila sudah jenuh elektrode tersebut dibersihkan. 

Page 18: Sistem Koloid

3) KimiaCara ini dilakukan dengan penambahan zat elektrolit ke dalam koloid.Contoh : Proses pengolahan karet dari bahan mentah (lateks) dengan menambahkan

asam formiat atau cuka. Pembentukan delta di muara sungai Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas. Tawas digunakan untuk

menggumpalkan partikel koloid dalam air.

Page 19: Sistem Koloid

6. Koloid PelindungContoh:1. Penambahan gelatin pada es

krim.2. Cat dan tinta dapat bertahan

lama karena menggunakan suatu koloid pelindung, yaitu minyak silikon.

Koloid pelindung yaitu koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi.

Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok.

Page 20: Sistem Koloid

7. Dialisis

Dialisis yaitu cara mengurangi ion-ion pengganggu dalam koloid menggunakan selaput semipermeabel. Contoh dialisis yaitu:

1. Memisahkan ion-ion sianida dari tepung tapioka;2. Proses cuci darah.

Page 21: Sistem Koloid
Page 22: Sistem Koloid

8. Koloid Liofil dan Liofob

Sistem koloid yang medium dispersinya cair.Apabila fase terdispersi dan medium pendispersi terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar, maka koloid yang terbentuk disebut koloid liofil. Apabila gaya tarik menariknya lemah, disebut koloid liofob.

 Koloid liofil lebih kental dan stabil, fase terdispersinya dibungkus oleh mediumnya sehingga terhindar dari pengelompokkan (koagulasi). Hal ini disebut Solvatasi/hidratasi. Koloid liofob akan stabil, apabila mengadsorbsi suatu ion.

 Koloid liofil bersifat reversible, karena bila terjadi penggumpalan/pengendapan dan endapan itu ditambah kembali koloid liofil.

Page 23: Sistem Koloid

C. PembuatAN KOLOID

Pembuatan koloid ada 2 cara:

1. Kondensasi Yaitu pembuatan koloid yang berasal dari larutan sejatiCaranya yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel dalam larutan sejati hingga partikel tersebut berukuran koloid

2. DispersiYaitu pembuatan koloid yang berasal dari SUSPENSICaranya yaitu dengan menghancurkan partikel-partikel suspensi hingga berukuran partikel koloid dan mendispersikannya dalam medium pendispersi

Page 24: Sistem Koloid

1. Kondensasi

Pembuatan kondesasi dibedakan menjadi dua cara, yaitu:a. Cara Kimiab. Cara FIsika

Page 25: Sistem Koloid

b. Cara Fisika1. Pengembunan uap

Diterapkan pada sol raksa. Sol raksa di buat dengan menguapkan raksa, uap raksa selanjutnya dialirkan melalu air dingin sehingga mengembun dan diperoleh partikel raksa berukuran koloid.

2. PendinginanPembuatan koloid dengan proses pendinginan bertujuan untuk mengumpulkan suatu larutan sehingga menjadi koloid karena kelarutan suatu zat sebanding dengan suhu.

3. Pengganti PelarutDigunakan untuk mempermudah pembuatan koloid yang tidak dapat larut dalam suatu pelarut tertentu. Contoh pada pembuatan ol belerang. Belerang sukar larut daam medium air sehingga air diganti dengan alcohol. Sol belerang dala air dibuat dengan cara melarutkan belerang ke dalam alcohol hingga diperoleh larutan jenuh. Larutan jenuh ini selanjutnya diteteska sedikit demi sedikit ke dalam air hingga terbentuk sol belerang.

Page 26: Sistem Koloid

2. Cara Dispersi Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi).

Pembuatan koloid dengan dispersi :a. Busur bredig,b. Mekanik,c. Peptisasi,d. Homogenisasi

Page 27: Sistem Koloid

a. Cara busur bredig Untuk membuat partikel 2 fase terdispersi

menggunakan loncatan bunga api listrik. caranya yaitu dengan membuat logam,yang

hendak dibuat solnya,menjadi dua kawat berfungsi sebagai elektrode yg dicelupkan kedalam air sehingga terbentuk sol logam.

Contoh:pembuatan sol logam

Page 28: Sistem Koloid

b. Cara mekanik

Proses pembuatan koloid melalui penggerusan/penggilingan(zat padat)serta dengan pengadukan/pengocokan (zat cair).Setelah diperoleh partikel yg ukurannya sesuai dengan ukuran koloid ,kemudian didispersikan ke dalam mediumnya

Contoh:pembuatan sol belerang

Page 29: Sistem Koloid

c. Cara peptisasi

• Pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit)untuk memecah partikel besar menjadi partikel koloid.

Contoh:• Proses pencernaan makanan dengan enzim • Pembuatan sol belerang dari dari endapan nikel sulfida,dengan

mengalirkan gas asam sulfida

Page 30: Sistem Koloid

d. Cara homogenisasi

Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan menggunakan mesin penghomogen sampai berukuran koloid. Partikel lemak dari susu diperkecil dengan melewatkan lubang berpori dengan tekanan tinggi. Jika ukuran partikel sudah sesuai ukuran solid ,selanjutnya didispersikan kedalam medium pendis persi.