Sistem Kardiovaskuler
-
Upload
mirsal-picasso -
Category
Documents
-
view
146 -
download
11
Transcript of Sistem Kardiovaskuler
Boby Shé
SISTEM KARDIOVASKULERSistem kardiovaskuler merupakan sistem sirkulasi, yang berperan dalam homeostatis
dengan berfungsi sebagai sistem transportasi tubuh, yang terdiri dari:
1) Jantung; yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah
untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke
jaringan.
2) Pembuluh Darah; berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan
mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian
mengembalikan ke jantung.
3) Darah; berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan
disalurkan, dilarutkan atau diendapkan.
Fungsi sistem kardiovaskuler, yaitu:
- Transportasi dan pertukaran gas (O2 dan CO2)
- Transportasi nutrien dan hormon
- Membawa dan mengeluarkan sisa matabolisme
- Memelihara keseimbangan cairan tubuh
- Regulasi suhu tubuh
Darah berjalan secara kontinu melalui sistem sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua
lengkung vaskuler terpisah, keduanya berawal dan berakhir di jantung, yang terdiri atas:
1) Sirkulasi paru; terdiri dari lengkungan pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah
antara jantung dan paru. Darah dari jantung sebelah kanan yang beisi CO2 dibawa ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis dan darah yang kaya oksigen dibawa oleh darah
dari paru ke jantung sebelah kiri melalui vena pulmonalis.
2) Sirkulasi sistemik; terdiri dari pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara
jantung dan sistem organ. Darah dari jantung sebelah kiri dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta dan darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung melalui vena
cava superior ke jantung sebelah kanan.
1
Boby Shé
JANTUNG/COR
Jantung adalah organ berotot berongga yang bentuknya mirip pyramid dan terletak di
rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra di sebelah posterior atau terletak di dalam pericardium di mediastinum pada
intercosta kiri kedua sampai kelima dengan posisi oblique (miring). Berat jantung sekitar
250-350 gr yang biasanya sebesar kepala tangan masing-masing individu.
Permukaan jantung
Jantung memiliki tiga permukaan:
1) Facies sternocostalis (anterior); terutama
dibentuk oleh atrium detrum dan
ventriculus dexter, yang dipisahkan oleh
2
Boby Shé
sulcus atrioventriculus. Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dexter dan pinggir
kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian auricula sinistra.
2) Facies diaphragmatica (inferior); terutama dibentuk oleh ventriculus dexter dan
sinister yang dipisahkan oleh sulcus interventriculus posterior. Permukaan inferior
atrium dextrum, tempat bermuara vena cava inferior, juga ikut membentuk facies
diaphragmatica.
3) Basic cordis/facies posterior; terutama bermuara empat venae pilmonales. Basic
cordis dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah besar dan terletak bebas di
dalam pericardium dab terletak berlawanan dengan apex cordis.
Apex cordis dibentuk oleh ventriculus sinister, mengarah ke bawah, depan, dan kiri.
Apex terletak setinggi spatium intercostale V sinistra, 9 cm dari garis tengah. Pada daerah
apex biasanya dapat dilihat dan diraba pada orang hidup.
Dinding jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
1) Endokardium; adalah lapisan tipis endotelium, suatu jaringan epitel unik yang
melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi, di sebelah dalam.
2) Miokardium; adalah lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk
sebagian besar dinding jantung.
3) Epikardium; adalah suatu membran tipis di bagian luar yang membungkus jantung.
1) Endokardium; lapisan ini berbentuk poligonal gepeng dan lapisannya kontinu yang
menutupi permukaan dalam jantung, termasuk katub. Sedangkan subendotel dari
endokardium mengandung serat kolagen, serat elastis, substansia dasar amorf yang
mengandung proteoglikan dan glikoprotein, fibroblas dan dan sel otot polos.
3
Boby Shé
2) Miokardium; lapisan ini memiliki anyaman serabut elastis di antara sel-sel otot
jantung, dan pada ventrikel serat elastisnya sedikit dan mimiliki trabeculae carnae.
3) Epikardium; lapisan ini terdiri dari jaringan ikat jarang, serat kolagen dan jaringan
lemak. Epikardium dibungkus oleh perikardium viseral dan mesotel selapis gepeng.
Jantung terbungkus di dalam kantung perikardium membran berdinding ganda.
Perikardium adalah sebuah kantong fibroserosa yang membungkus jantung dan pangkal
pembuluh-pembuluh besar. Fungsinya membatasi pergerakan jantung yang berlebihan
secara keseluruhan dan menyediakan pelumas sehingga bagian-bagian jantung yang
berbeda dapat berkontraksi. Perikardium terletak di dalam mediasternum medius,
posterior terhadap corpus sterni dan cartilagines costales II dan IV. Perikardium terdiri
lapisan luar kantung (pericardium fibrosum) yaitu membran fibrosa yang kuat yang
melekat ke partisi jaringan ikat yang memisahkan paru. Perlekatan ini membuat jantung
tetap diposisi dalam dada. Dan kantung bagian dalam (perikardium serosum) dilapisi oleh
4
Boby Shé
suatu membran yang mengeluarkan cairan perikardium encer yang menghasilkan
pelumasan untuk mencegah gesekan antara lapisan-lapisan perikardium ketika jantung
berdenyut. Perikardium serosum mempunyai lamina parientalis (membatasi perikardium
fibrosum dan melipat di sekeliling pangkal pembuluh-pembuluh darah besar untuk
melanjutkan menjadi lamina visceralis pericardium serosum yang meliputi permukaan
jantung) dan lamina visceralis (berhubungan erat dengan jantung dan sering dinamakan
perikardium).
Otot jantung
Secara mikroskopis otot jantung
digambarkan, sbb:
- Serabut dengan gambaran garis-garis melintang
- Sel-sel digabung membentuk serabut dengan batas yang dinamakan discus
intercalatus
- Bentuk sel silindris bercabang, membentuk gambaran sebagai anyaman
- Setiap sel berinti satu di tengah
- Dibungkus endomysium
- Tidak terbentuk fasciculus
5
Boby Shé
Disribusi otot jantung yaitu pada dinding jantung dalam bentuk myocardium dan secara
fisiologi kontraksinya di luar kesadaran. Sifat dasar otot jantung:
- Inherent rhythmycity ( chronotropic ) adalah kesanggupan jantung dengan cara
otomatis dan secara periodik merangsang dirinya sendiri.
- Conductivity ( dromotropic ) adalah kesanggupan jantung untuk menghantar
rangsang, baik dari jaringan kusus penghantar rangsang maupun dari ototnya.
- Exitability ( bathmotropic ) adalah kemampuan jantung untuk dirangsang.
- Contractility ( ionotropic ) adalah kemampuan jantung untuk berkontraksi.
Secara mikroskopis otot jantung memiliki persamaan dengan otot rangka, yaitu dari segi
antara hubungan miofilamen halus dan tebal, sarkonema dan lempeng-lempengnya. Dan
berbeda adalah pada susunan mitrokondria dan sarkoplasmic retikulum yang
menyebabkan:
– Berkas miofilamen dalam membentuk miofibril tidak tegas batasnya.
– Sarcoplasmic reticulum berbentuk pipa yang beranyaman.
– T tubules lebih besar dan terdapat pada setiap lempeng z.
6
Boby Shé
Tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-cabang,
dengan sel-sel yang berdekatan dihubungankan ujung ke ujung pada struktur khusus yang
dikenalkan sebagai diskus interkalatus (intercalated disc). Duktus interkalatus berfungsi
untuk merambat impuls dan mempererat hubungan antar sel. Pada duktus interkalatus
terdapat dua bagian yang berbeda, yaitu:
1) Pars transversalis, yang ditandai dengan garis berkelok-kelok/berigi-rigi dengan dua
struktur yang berbeda:
o mirip struktur desmosom dengan celah 15 - 20 nm mencakup daerah luas: fascia
adherens.
o mirip tight junction (celah 2 nm) untuk impuls.
2) Pars lateralis, yang mirip struktur gap junction yang mencakup daerah luas.
Di dalam sebuah diskus interkalatus, terdapat dua jenis pertauatan membran, yaitu:
1) Desmosom; merupakan filamen-filamen yang komposisinya belum diketahui
menonjol dari membran plasma dua sel yang berdekatan tetapi tidak saling
bersentuhan, bertindak sebagai pemancang titik untuk mengaitkan sel-sel. Ini
merupakan sejenis taut lekat yang secara mekanis menyatukan sel-sel banyak
dijumpai di jaringan, misalnya jantung, yang sering mendapatkan tekanan mekanis.
2) Gap junction; merupakan sebuah celah antara dua sel yang berdekatan, yang
dihubungkan oleh saluran-saluran penghubung kecil yang dikenal sebagai konekson.
Ini merupakan daerah-daerah dengan resistensi listrik yang rendah dan
memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel di dekatnya.
7
Pars transversalis
Pars lateralis
Boby Shé
Perbedaan otot rangka, polos dan jantung, yaitu:
Karakteristik Otot Rangka Otot Polos Otot Jantung
Lokasi Melekat ke tulang Pembuluh darah, mata,
folikel rambut, dinding
organ berongga saluran
pencernaan, reproduksi,
dll
Hanya jantung
Fungsi Pergerakan tubuh
dalam kaitannya
dengan lingkungan
luar
Pergerakan isi di dalam
organ-organ berongga
Memompa darah ke
luar jantung
Kontrol dan
persarafan
Volunter dan saraf
somatik
Involunter dan saraf
otonom
Involunter dan saraf
otonom
Bentuk sel Bentuk sel
memanjang dan
nukleus banyak di
perifer
Bentuk sel spindel
shaped cell dan nukleus
satu di tengah
Bentuk sel
bercabang-cabang
dan nukleus satu di
tengah
Batas jantung
8
Boby Shé
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, batas kiri oleh auricula sinistra dan di
bawah oleh ventriculus sinister. Batas bawah terutama dibentuk oleh ventriculus dexter
tetapi juga oleh atrium dextrum dan apex oleh ventriculus sinister.
Ruang-ruang jantung
Secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai
pompa yang terpisah. Jantung dibagi menjadi septa ventrikal (empat ruang), yaitu atrium
dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter dan ventriculus sinister. Atrium dextrum
terletak anterior terhadap atrium sinistrum dan ventrculus dexter anterior terhadap
ventriculus sinister.
1) Atrium dextrum; terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Tempat
pertemuan atrium kanan dan auricula kanan terdapat sulcus ventrikal, sulcus
terminalis, yang pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis.
Muara atrium dextrum:
- Vena cava superior bermuara pada bagian atas atrium dextrum yang
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian atas tubuh yang tidak
memiliki katup.
- Vena cava inferior bermuara pada bagian bawah atrium dextrum yang
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh yang tidak
memiliki katup.
- Sinus coranarius yang mengalir sebagaian besar darah dari dinding jantung
bermuara ke dalam atrium dextrum, di antara vena cava inferior dan
atrioventriculare detrum, yang dilindungi oleh katup rudimeter.
- Ostium atrioventriculare detrum terletak anterior terhadap muara vena cava
inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis.
2) Ventriculus dexter; ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dextrum melalui
ostium atrioventriculare dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium
trunci pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya
berubah menjadi corong, tempat ini disebut infundibulum. Dinding ventrikel terdiri
dari rigi-rigi menonjol yang disebut trabeculae carnae. Trabeculae carnae terdiri dari:
9
Boby Shé
- Yang pertama adalah musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat
melalui basisnya pada dinding ventrikel, puncaknya dihubungkan oleh talitali
fibrosa (chordae tendineae) ke cuspis valva tricuspidalis.
- Yang kedua melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel, dan bebas pada
bagian ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya, salah satunya adalah trabecula
septomarginalis yang menyilang rongga ventrikel dari septa ke dinding anterior
dan membawa fasiculus atriventriculus crus dextrum yang merupakan bagian dari
sistem konduksi jantung.
- Yang ketiga hanya terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.
3) Atrium sinistrum; terdiri dari rongga utama dan auricula sinistra. Atrium sinistrum
terletak di belakang atrium dextrum dan membentuk sebagian besar basis atau facies
posterior jantung. Di belakang atrium sinistrum terdapat sinus obliquus pericardii
serosum dan pericardium fibrosum memisahkannya dari oesophagus. Empat venae
pulmonales, dua masing-masing paru-paru bermuara pada dinding posterior, dan
tidak mempunyai katup. Ostium atrioventriculus sinistrum dilindungi oleh valva
mitralis.
4) Ventriculus sinister; ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum
melalui ostium atrioventriculus sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae.
Dinding ventriculus sinister tiga kali lebih tebal dari pada dinding ventriculus dexter,
hal ini dikarenakan tekanan darah di dalam ventriculus sinister enam kali lebih tinggi
dibandingkan tekanan darah di dalam ventriculus dexter. Pada penampang melintang,
verticulus sinister berbentuk sirkular, ventriculus dexter kresentik (bulan sabit) karena
penonjolan septum interventriculus ke rongga ventriculus dexter. Terdapat trabecula
carneae yang berkembang baik, tetapi tidak terdapat septomarginalis. Bagian
ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.
10
Boby Shé
Pada jantung atria (jamak atrium) menerima darah yang kembali ke jantung dan
memindahkannya ke ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang
mengembalikan darah dari jaringan ke atria adalah vena, dan pembuluh-pembuluh yang
mengangkut darah menjauhi ventrikel menuju ke jaringan adalah arteri. Kedua belahan
jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran
darah dari kedua sisi jantung. Septum sangat penting, karena separuh kanan jantung
menerima oksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah
beroksigen tinggi.
Jantung berfungsi sebagai pompa ganda dengan membuntuti setetes darah melalui satu
sirkuit lengkap. Darah yang mengalami deoksigenasi (telah diambil O2 dan ditambahi
CO2) yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium dexter melalui vena cava
superior dan inferior. Kemudian dari atrium dexter mengalir ke dalam ventrikel dexter
melalui katup atrioventrikel (AV) kanan atau katup trikuspidalis. Ventrikel dexter
kemudian memompa darah ke arteri pulmonalis melalui katup pulmonalis (semilunaris
kanan) yang selanjutnya ke paru. Dari arteri pulmonalis kemudian masuk ke arteriole
pulmonalis dan selanjutnya ke kapiler pulmonalis guna mengganti CO2 dengan O2.
Setelah dari kapiler pulmonalis, darah yang kaya akan O2 kemudian masuk ke venule
pulmonalis dan akhirnya ke vena pulmonalis. Dari vena pulmonalis darah masuk ke
atrium sinister, kemudian darah akan masuk ke ventrikel sinister melalui katup AV kiri
atau katup bikuspidali/mitral. Darah akan dipompa oleh ventrikel sinister ke aorta melalui
katup aorta (semilunaris kiri) untuk di distribusikan ke seluruh tubuh (termasuk jantung)
kecuali paru.
11
Boby Shé
Pada katup AV, tepi-tepi daun katup AV diikat oleh tali fibrosa yang tipis namun kuat
yang dikenal dengan nama korda tendine (chordae tendineae), yang berfungsi untuk
mencegah katup berbalik, yaitu didorong oleh tekanan ventrikel yang tinggi untuk
membuka ke arah yang berlawanan ke dalam atrium. Tali-tali ini berjalan dari tepi daun
katup dan melekat ke otot papilaris (papillary muscle), yang menonjol dari permukaan
dalam ventrikel. Ketika ventrikel berkontraksi, otot papilaris juga berkontraksi, menarik
ke bawah korda tendine yang membuat katup AV tertutup. Sedangkan pada katup
semilunaris akan terbuka ketika tiap-tiap tekanan ventrikel kanan dan kiri melebihi
tekanan aorta dan arteri pulmonalis, selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan
isinya. Katup akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di
bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah darah
mengalir dari arteri kembali ke ventrikel.
Sirkulasi janin
Pada janin terdapat dua jalan sirkulasi dua jalan pintas, yaitu:
12
Boby Shé
- Foramen ovale, suatu lubang di septum antara atrium kanan dan kiri.
- Duktus arteriosus, suatu pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dan
aorta ketika keduanya keluar dari jantung.
Pada sirkulasi janin, darah beroksigen tinggi dibawa dari plasenta melalui vena
umbilikalis dan diteruskan ke dalam vena cava inferior janin. Dan ketika dikembalikan ke
atrium kanan dari sirkulasi sistemik, darah yang bercampur dari vena umbilikalis (darah
beroksigen tinggi) dan vena yang memiliki darah yang beroksigen rendah yang kembali
ke janin. Selama masa janin, karena tingginya resistensi yang diakibatkan oleh rapu yang
kolaps, tekanan di separuh kanan jantung dan sirkulasi paru lebih tinggi daripada di
separuh kiri jantung dan sirkulasi sistemik. Karena perbedaan tekanan antara atrium
kanan dan kiri, sebagian darah campuran yang beroksigen cukup kembali ke atrium
kanan segera disalurkan ke atrium kiri melalui foramen ovalis. Selain itu, sirkulasi
sistemik juga mengalirkan darah melalui arteri umbilikalis agar terjadi pertukaran dengan
darah ibu melalui plasenta. Sisa darah diatrium kanan yang tidak segera dialihkan ke
atrium kiri mengalir ke vantrikel kanan, yang memompa darah ke dalam arteri
pulmonalis. Karena tekanan di arteri pulmonalis lebih besar daripada tekanan di aorta,
darah dialihkan dari arteri pulmonalis ke dalam aorta melalui duktus arteriosum.
Sehingga, sebagian besar darah yang dipompa ke luar dari ventrikel kanan yang ditujukan
ke sirkulasi paru segera dialihkan ke dalam aorta dan disalurkan ke sirkulasi sistemik,
mengabaikan paru yang nonfungsional. Setelah lahir foramen ovale akan menutup dan
menjadi jaringan parut kecil yang dikenal sebagai fosa ovalis. Sedangkan duktus
arteriosus kolaps dan akhirnya degenerasi menjadi untai ligamentum tipis yang dikenal
sebagai ligamentum arteriosum.
13
Fosa OvalisLigamentum arteriosum
Boby Shé
Aktivitas Listrik Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara
berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal
sebagai otoritmisitas. Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70-90 denyut
permenit pada orang dewasa dalam keadaan istirahat.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:
1. 99 % berupa sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis memompa darah dan
dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
2. 1 % berupa sel otoritmik, tidak berkontraksi tapi mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi ke sel-sel kontraktil agar bisa berkontraksi.
Sel-sel
jantung yang
mampu mengalami otoritmisitasi ditemukan lokasi-lokasi, sbb:
14
Boby Shé
1) Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
(muara) vena cava superior.
2) Jalur internodus, terletak di dinding atrium menghubungkan nodus SA dan nodus AV
yang mendistribusikan potensial aksi pada sel kontraktil atrium.
3) Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
4) Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yan berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antara ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari
ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
5) Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar
ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di
nodus SA. Sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot jantung, potensial aksi timbul
tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan sistem
penghantaran khusus. Nodus SA dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan
otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit dan biasa disebut sebagai pemacu
jantung (pacemaker). Kemudian potensial aksi yang dihasilkan nodus SA, menyebar ke
dua atrium. Penyebaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantar atrium khusus,
jalur antaratrium dan jalur antarnodus. Nodus AV adalah satu-satunya titik tempat
potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi
15
Boby Shé
menyebar cepat ke seluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem penghantar ventrikel khusus
yang terdiri berhas HIS dan serat-serat purkinje.
Potensial Aksi Sel Otoritmik dan Sel Kontraktil
Potensial aksi sel otoritmik
1) Potensial pacemaker; sebuah sel otoritmik memiliki kemampuan untuk depolarisasi
(penurunan potensial membran dari potensial istirahat) secara spontan, yang
menghasilkan potensial pacemaker. Pada saat ini terjadi penurunan siklus fluks pasif
K+ keluar sel dan masuknya Na+ secara lamban ke dalam sel. Akibat pemasukan dan
pengeluaran ion ini maka di dalam sel menjadi kurang negatif.
2) Depolarisasi dan pemutaran potensial membran; tercapainya ambang batas,
dimulainya potensial aksi yang dimulai dengan berlanjutnya depolarisasi dan
pemutaran potensial membran. Pada saat ini setelah mencapai ambang batas, Ca2+
akan masuk ke dalam (influks) sel yang mengubah potensial asksi ke arah positif
pada dalam sel.
16
Boby Shé
3) Repolarisasi; dan terjadi repolarisasi, pengembalian sel untuk potensial membran
istirahat dan sel secara spontan memulai dengan lambat depolarisasi lagi dan
serangkaian pengulangan. Pada saat ini terjadi pengeluaran (eflkus) K+ dari sel dan
pompa Na+/K+ (Na+ keluar dan K+ masuk), yang menyebabkan di dalam sel menjadi
negatif.
Potensial aksi sel kontraktil
1) Depolarisasi; tercapainya ambang batas, potensial aksi dimulai dengan depolarisasi.
Pada saat ini terjadi pemasukan Na+ dan Ca2+ dari sel otoritmik melalui gap juntion,
kemudian tejadi pemasukan Na+ dari luar sel yang mengakibatkan di dalam sel
menjadi positif yang dikenal dengan depolarisasi.
17
Boby Shé
2) Plateau; selama periode pletau, pergerakan ion keluar seimbang dan potensial
membran tidak berubah banyak. Pada saat ini, akibat depolarisasi menyebabkan Ca+2
dari luar sel dan retikulum sarkoplasmik masuk ke dalam sel. Pada waktu yang sama
K+ dari dalam sel keluar dari sel. Ca+2 yang di dalam sel menyebabkan teradinya
kontraksi sel.
3) Repolarisasi; dimulainya repolarisasi dan potensial membran kembali ke posisi
istirahat. Pada saat ini saluran untuk Ca+2 terbuka yang mengakibatkan Ca+2 keluar
dari dalam sel yang, sehingga di dalam sel menjadi negatif atau repolarisasi. Dan
selama repolarisasi terjadi juga pompa Na+/K+. Sedangkan Ca+2 yang berada di dalam
sel kemudian dipompa ke luar sel dan ke dalam retikulum sarkoplasma, akibatnya sel
kontraktil menjadi relaks.
Perdarahan dan persarafan jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteri coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae.
1) Arteri coronaria dextra; arteri coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan
berjalan ke depan di antara truncus pulmunalis dan auricula dextra. Cabang-cabang
arteria coronaria dextra mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian
18
Boby Shé
atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare. Cabang-
cabangnya:
- Ramus interventricularis posterior (descendens); arteri ini berjalan menuju apex
pada sulcus interventriculare posterior, dan memberikan cabang ke ventriculus
dexter dan sinister, dinding inferior, posterior septum ventriculare.
- Rami ventriculares anterior; jumlahnya dua atu tiga dan mendarahi facies anterior
ventriculus dexter. Ramus marginalis dexter adalah cabang yang terbesar dan
sepanjang pinggir bawah facies costalis untuk mencapai apex cordis.
- Rami ventriculares posterior; biasanya ada dua dan mendarahi facies
diaphragmatica ventriculus dexter.
- Ramus coni arteriosi; yang mendarahi facies anterior conus pulmonalis dan
bagian atas dinding anterior ventriculus dexter.
- Rami atriales; yang mendarahi permukaan anterior dan lateral atrium dextrum,
permuaan popsterior kedua atrium dextrum dan sinistrum.
2) Arteri coronaria sinistra; yang biasanya lebih besar dibandingkan arteria coronaria
dextra, yang mendarahi sebagian besar atrium sinister, ventriculus sinister, dan
septum ventriculare sinister. Arteri ini berasal dari posterior kiri sinus aortae
ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra.
Cabang-cabangnya:
- Ramus interventriculais anterior (descendens); yang berjalan ke bawah di dalam
sulcus interventricularis anterior menuju apex cordis. Ramus ini mendarahi
ventriculus dexter dan sinister, dan bagian anterior septum interventiculare.
- Ramis circumflexus: pembuluh ini melingkari pinggir kiri jantung di dalam sulcus
atrioventricularis. Ramus marginalis sinister merupakan cabang besar yang
mendarahi batas kiri venticulus sinister dan turun sampai apex cordis. Ramus
ventricularis anterior dan posterios mendarahi venticulus sinister dan rami atriales
mendarahi atrium sinitrum.
Sedangkan untuk vena, sebagian besar dinding dari jantung mengalir ke atrium kanan
melalui sinus coronarius yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan
merupakan lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium
19
Boby Shé
dextrum sebelah kiri vena cava superior. Vena cardiaca media dan vena cardiaca parva
merupakan cabang sinus coronarius.
Jantung dipersafari oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom melalui
plexos cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian
cervicale dan thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis
berasal dari nerveus vagus. Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus SA
dan nodus AV, serabut-serabut otot jantung dan arteriae coronaria. Sedangkan serabut-
serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus SA, nodus AV dan arteriae
coronariae.
Siklus jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian jantung). Jantung normal berdenyut sekitar 70-90 kali per menit
pada orang dewasa yang sedang istirahat, sedangkan pada bayi yang baru lahir sekitar
100-150 kali per menit. Terjadinya satu siklus jantung, sbb:
Selama diastol ventrikel dini, atrium juga masih dalam keadaan diastol, akibatnya
tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel. Hal ini menyebabkan katup AV
terbuka dan darah mengalir ke ventrikel selama diastol ventrikel. Akibatnya, volume
ventrikel perlahan-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir
diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi, sehingga
20
Boby Shé
terjadi depolarisasi atrium yang menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih
banyak darah ke ventrikel. Selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap lebih sedikit
tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini kontraksi atrium
dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol
dikenal sebagai volume diastolik akhir (end diastolic volume, EDV), yang besarnya
sekitar 135 ml. Setelah eksitansi atrium, impuls berjalan melalaui nodus AV dan sistem
penghantar khusus untuk meransang ventrikel. Pada saat pengaktifan ventrikel terjadi
atau penginduksian kontraksi ventrikel, kontraksi atrium telah selesai. Hal ini
menunjukan permulaan sistol ventrikel.
Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium
yang mendorong katup AV tertutup. Setelah itu, tekanan ventrikel harus terus meningkat
sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan aorta untuk membuka tekanan aorta.
Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel selama
waktu itu. Interval ini dikenal sebagai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik
(isovolumetric=volume dan panjang konstan). Pada saat tekanan ventrikel melebih
tekanan aorta, katup aorta dipaksa membuka dan darah mulai menyemprot. Kemudian
tekanan aorta meningkat ketika darah dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta
lebih cepat daripada darah mengalir ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil di ujung
yang lain. Volume ventrikel berkurang secara drastis sewaktu darah dengan cepat
dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolumetrik dan fase
injeksi (penyemprotan) ventrikel.
Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama penyemprotan, dalam
keadaan normal hanya separuh darah yang terkandung di dalam ventrikel dari jumlah
pada akhir diastol dipompa ke luar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel
pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut sebagai volume sistolik akhir (end
sistolic volume=ESV), yang besarnya sekitar 65 ml. Sedangkan jumlah darah yang
dipompa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal dengan volume/isi
sekuncup (stroke volume=SV). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi volume
sekuncup (SV), yaitu:
1. Preload: peregangan ventrikel sesaat sebelum kontraksi.
21
Boby Shé
2. Kontraktiliti: kekuatan kontraksi ventrikel.
3. Afterload: tekanan di dalam pembuluh darah yang harus dihadapi oleh ventrikel ketka
memompakan darah.
Volume sekuncup setara dengan volume diastolik akhir dikurangi volume sistolik akhir
[SV = EDV – ESV], dengan kata lain perbedaan antara volume di ventrikel sebelum
kontraksi dengan volume setelah kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan
selama kontraksi.
Pada akhir sistol ventrikel terjadi repolarisasi, ketika ventrikel mulai berelaksasi, tekanan
ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta
menimbulkan gangguan atau takik pada tekanan aorta disebut takik dikrotik (dicritic
notch). Meskipun tekanan ventrikel turun tetapi katup AV belum terbuka, hal ini
dikarenakan tekanan ventrikel masih lebh tinggi daripada tekanan atrium. Hal ini juga
menyebabkan semua katup tertutup dalam waktu yang singkat yang dikenal sebagai
relaksasi ventrikel isovolumetrik. Tidak ada darah yang masuk atau keluar selama
relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun. Sewaktu tekanan ventrikel turun di bawah
tekanan atrium, katup AV terbuka dan pengisian ventrikel terjadi kembali.diastol ventikel
mencakup periode relaksasi ventrikel isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.
Repolasasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan, sehingga atrium
berada dalam diastol sepanjang sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena
pulmonalis ke dalam atrium ke dalam atrium kiri. Akibatnya tekanan atrium meningkat
katup AV terbuka pada akhir sistol ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama
sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengan demikian, mula-mula
pengisian ventrikel berlangsung cepat karena peningkatan tekanan atrium akibat
penimbunan darah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat yang
mengakibatkan tekanan atrium mulai turun. Selama ini vena-vena pulmonalis ke dalam
atrium kiri dan melalui katup AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol
ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali
mengeluarkan potensial aksi dan silkus jantung dimuali kembali.
22
Boby Shé
Bunyi jantung dan murumur jantung
Ada beberapa bunyi jantung yang berkaitan dengan pompa jantung, yaitu:
1) Bunyi jantung pertama; bernada rendah, lunak dan relatif lama, sering terdengar
seperti ”LUP”. Bunyi ini berkaitan dengan penutupan katup AV, yang merupakan
awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel lebih pertama kali melebihi tekanan
atrium atau menandakan awitan sistol ventrikel.
2) Bunyi jantung kedua; bernada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam, sering
terdengar seperti ”DUP”. Bunyi katup berkaiatan dengan penutupan katup
semilunaris, yang merupakan awal relaksasi ventrikel ketika ventrikel kiri dan kanan
turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis atau menandakan permulaan
diastol ventrikel.
3) Bunyi jantung ketiga; bernada lemah dan bergemuruh. Bunyi ini terjadi pada awal
sepertiga bagian tengah diastol yang disebabkan oleh bolak-baliknya darah antara
dinding-dinding ventrikel yang dicetuskan oleh masuknya darah dari atrium.
4) Bunyi jantung keempat/bunyi atrium; biasanya frekuensinya rendah sekitar 20
siklus/detik atau kurang. Bunyi ini timbul pada waktu atrium berkontraksi, dan
mungkin disebabkan oleh meluncurnya darah ke dalam ventrikel, sehingga
menimbulkan getaran.
23
Boby Shé
Tempat untuk mendengarkan bunyi jantung tidak tepat di atas katup yang akan
didengarkan. Tempat untuk mendengarkan bunyi katup aorta terletak di atas aorta, area
pulmonal terletak di atas arteri pulmonal dan area trikuspid di atas ventrikel kanan dan
area mitral di atas apeks jantung.
Bunyi jantung abnormal atau murmur (bising jantung), biasanya berkaitan dengan
penyakit jantung. Murmur yang tidak berkaitan dengan patologi jantung, yang sering
disebut murmur fungsional lebih sering dijumpai pada orang berusia muda. Penyebab
tersering malfungsi katup adalah:
- Katup stenotik; adalah katup yang kaku dan menyempit dan tidak membuka secara
sempurna.
- Katup insufisien; adalah katup yang tidak menutup sempurna, biasanya karena tepi-
tepi daun katup mengalami jaringan parut dan tidak pas satu sama lain.
Jika suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung pertama dan kedua (lub-murmur-
dup, lub-murmur-dup) mengisyaratkan murmur sistolik, sedangkan apabila suatu murmur
terjadi antara kedua dan pertama (lup-dup-murmur, lup-dup-murmur) mengisyaratkan
murmur diastolik. Bunyi murmur menandakan apakah murmur tersebut bersifat stenotik
(bunyi siulan) atau insufiensi (bunyi derik).
24
Boby Shé
Waktu murmur
Karakteristik Murmur sistolik
BJ I – murmur – BJ II
Murmur diastolik
BJ II – murmur – BJ I
Jenis murmur
Gangguan katup
Murmur bersiul
Sternosis katup semilunaris
Murmur bersiul
Sternosis katup AV
Jenis murmur
Gangguan katup
Murmur berderik
Sternosis katup AV
Murmur berderik
Sternosis katup semilunaris
Curah jantung dan kontrol
Curah jantung (cardiac output, CO) adalah jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta
oleh jantung setiap menit atau volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventrikel per
menit. Ada dua faktor yang mempengaruhi CO, yaitu:
- Kecepatan denyut jantung per menit (Heart Rate=HR)
- Volume sekuncup/volume darah yang dipompa per denyut (Stroke Volume=SV)
Jadi secara sederhana cardiac output dirumuskan: [CO = HR x SV]
Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA, hal
ini karena jantung dipersarafi oleh kedua sistem saraf otonom yang dapat memodifikasi
kecepatan serta kekuatan kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak
memerlukan stimulasi saraf. Saraf-saraf itu antara lain:
1) Saraf parasimpatis; saraf parasimpatuis ke jantung yaitu saraf vagus terutama yang
mempersarafi nodus SA dan AV sedangkan untuk ventrikel tidak signifikan.
2) Saraf simpatis; saraf ini mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV serta
banyak mempersarafi ventrikel.
Efek sistem saraf otonom pada jantung dan struktur dan struktur yang memperngaruhi
jantung
Daerah yang terpengaruhi Efek stimulasi parasimpatis Efek stimulasi simpatis
Nodus SA Penurunan kecepatan
depolarisasi (peningkatan
permeabilitas K+ dan
Peningkatan kecepatan
depolarisasi (penurunan
permeabilitas K+ dan
25
Boby Shé
perlambatan penutupan saluran
K+) ke ambang; penurunan
kecepatan denyut jantung
mempercepatn penutupan
saluran K+) ke ambang;
peningkatan kecepatan denyut
jantung
Nodus AV Penurunan ekstabilitas
(peningkatan permeabilitas K+);
peningkatan perlambatan nodus
AV
Peningkatan ekstabilitas
(meningkatkan arus masuk
Ca+2); penurunan perlambatan
nodus AV
Jalur penghantar ventrikel Tidak ada efek Mengingkatkan ekstabilitas;
meningkatkan hantaran
melalui berkas HIS dan sel
purkinje
Otot atrium Penurunan kotraktilitas
(mempersingkat potansial aksi);
melemahkan kontraksi
Peningkatan kotraktilitas
(meningkatkan permeabilitas
Ca+2); memperkuat kontraksi
Otot ventrikel Tidak ada efek Peningkatan kotraktilitas
(meningkatkan permeabilitas
Ca+2); memperkuat kontraksi
Medula adrenal (suatu
kelenjar endokrin)
Tidak ada efek Mendorong sekresi epinefrin,
suatu hormon yang
memperkuat efek sistem saraf
simpatis pada jantung, oleh
medula adrenal
Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran balik
vena, yang meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung
melalui mekanisme Frank-
Starling
Hukum Frank-Straling merupakan salah satu hukum yang mempengaruhi pompa jantung,
dalam hukum ini dijelaskan bahwa energi kontraksi sebanding dengan panjang awal serat
otot, yang jika diaplikasikan pada jantung panjang awal serat otot jantung (preload)
26
Boby Shé
sebanding dengan volume akhir diastol (EDV). Ini dapat diartikan jika semakin besar otot
jantung yang diregangkan sampai panjang optimal sewaktu pengisian jantung, maka
jumlah darah yang dipompa keluar dari aorta akan semakin besar atau semakin besar
EDV maka semakin besar pula SV.
Jika terjadi peningkatan suhu, seperti pada orang demam, maka frekuensi denyut jantung
kadang-kadang meningkat dua kali frekuensi denyut normal. Sebaliknya jika penurunan
temperatur juga menurunkan frekuensi denyut jantung sampai beberapa denyut per menit.
Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas otot
terhadap ion, yang menghasilkan peningkatan proses peransangan sendiri. Namun,
peningkatan temperatur yang lama akan melemahkan sistem metabolik jantung dan
menyebabkan kelemahan.
Pembuluh darah/Vaskuler
Sistem surkulasi berperan dalam homeostratis dengan berfungsi sebagai sistem
transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah yang
dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O2 dan nutrien,
menyingkirkan zat-zat sisa dan menyampaikan sinyal hormon.
Pembuluh darah dilapisi oleh;
1. Tunica intima, lapisan paling dalam berupa sel-sel endotel dan membran basalis.
2. Tunica media, lapisan tengah berupa sel-sel otot polos, serat kolagen, serat elastis dan
beberapa sel jaringan ikat lainnya.
3. Tunica adventisia, lapisan paling luar berupa serat-serat kolagen, jaringan ikat
longgar dan mungkin mengandung lemak.
27
Boby Shé
Pada sirkulasi paru yang membawa darah dari jantung ke paru dan kemudian kembali ke
jantung, terdiri dari:
- Arteri pulmonalis membawa darah beroksigen rendah ke paru.
- Kapiler pulmonalis dalam paru adalah khusus untuk pertukaran gas. Di sini, darah
melepaskan CO2 dan mengambil O2.
- Vena pulmonalis megembalikan darah beroksigen tinggi ke jantung.
Sedangkan pada sirkulasi sistemik yang mensuplai darah ke seluruh bagian tubuh
lainnya, terdiri dari:
- Arteri elastis; di mana darah beroksigen tinggi meninggalkan jantung dan masuk
aorta, ada suatu arteri elastis. Aorta bercabang menjadi jala-jala arteri muskular yang
rumit yang mendistribusikan darah ke bagian utama tubuh.
- Areriole adalah arteri yang lebih kecil yan dipercabangkan dari arteri muskular kecil
dan membawa darah ke suatu jala–jala kapiler yang beranatomosis luas.
- Kapiler adalah cabang sistem kardiovaskuler yang terkecil dan terdapat banyak serta
putus-putus di jaringan perifer. Sebenarnya semua sel menerima dan melepaskan
metabolit, yang berdifusi melalui dinding kapiler.
- Venula adalah pembuluh kecil yang menerima curahan dari jala-jala kapiler dan
membawanya ke vena.
- Vena menerima darah dari venula dan membawanya kembali ke jantung. Dekat
jantung, vena mencurahkan isinya ke vena cava superior dan inferior, vena terbesar
dalam tubuh.
Laju aliran (flow rate) darah melintasi suatu pembuluh (yaitu, volume darah yang lewat
pe satuan waktu) berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik
dengan resistensi vaskuler:
[F = ΔP/R]; F = Laju aliran darah melalui suatu pembuluh
ΔP = Gardien tekanan
R = Resistensi pembuluh darah
Gradien tekanan atau perbedaan antara tekanan tekanan permulaan dan akhir suatu
pembuluh adalah gaya dorong utama aliran dalam pembuluh; yaitu, darah mengalir dari
suatu daerah dengan tekanan tinggi ke daerah tekanan yang lebih rendah sesuai
penurunan gradien tekanan. Kontraksi jantung menimbulkan tekanan terhadap darah,
28
Boby Shé
tetapi karena adanya friksi (resistensi), tekanan berkurang sewaktu mengalir melalui
suatu pembuluh. Karena tekanan semakin turun di sepanjang pembuluh, tekanan akan
lebih di permulaan daripada di akhir pembuluh. Ini menyebabkan semakin besar gradien
tekanan yang melintasi pembuluh, semakin besar pula laju aliran darah melalui pembuluh
tersebut.
Resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran melalui suatu pembuluh yang
ditimbulkan oleh friksi (gesekan) antara cairan yang mengalir dan dinding pembuluh
yang stasioner. Jika semakin tinggi resistensi terhadap aliran, maka darah akan makin
sulit melintasi pembuluh darah, sehingga aliran berkurang (selama gradien tekanan tidak
berubah). Apabili resistensi meningkat, gradien tekanan harus meningkat setara agar laju
aliran tidak berubah. Resistensi darah dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
- Viskositas (kekentalan) darah; mengacu pada friksi yang timbul antara molekul suatu
cairan sewaktu mereka bergesek satu sama lain selama cairan mengalir. Semakin
tinggi viskositas maka semakin besar resistensi. Dan viskositas dipengaruhi oleh
konsentrasi protein plasma dan jumlah sel darah merah yang beredar.
- Panjang pembuluh; jika semakin panjang pembuluh darah maka semakin besar luas
permukaan dan semakin besar resistensi terhadap aliran.
- Jari-jari pembuluh; cairan mengalir lebih deras melalui pembuluh yang berukuran
besar daripada melalui pembuluh yang lebih kecil, karena di pembuluh berukuran
kecil darah, darah dengan volume tertentu berkontak dengan lebih banyak permukaan
daripada di pembuluh besar, sehingga resistensi akan meningkat. Selain perubahan
kecilpada jari-jari pembuluh menyebabkan perubahan bermakna pada aliran, karena
resistensi perbanding terbalik dengan jari-jari pangkat empat. [R α 1/r4]
- Elastisitas pembuluh darah; semakin elastis suatu pembuluh maka akan semakin
rendah resistensi.
29
Boby Shé
Hubungan antara struktur pembuluh darah dengan sifat aliran darah
Arteri besar
Pembuluh ini mempunyai lumen besar dan dinding yang relatif tipis (sekitar 10% dari
diameter) dan mengandung banyak elastis di tunika media. Secara mikroskopis arteri
besar:
1. Tunica intima
- Banyak sel Endotel
- Lapisan sub-endotelial, terdiri dari
o Jaringan pengikat longgar, kadang-kadang sel otot polos
o Sedikit serabut kolagen, elastis dan fibroblas
2. Tunica media (tebal: 500 mm)
- Membrana elastica interna (memisahkan intima dari media)
- 40 - 70 lembar lamina elastica berjarak: 5 mm - 15 mm
- Celah-celah diisi: sel otot polos, fibroblas, serat kolagen,
- Membrana elastica externa (tipis yang membatasi media dari
adventitia)
30
Boby Shé
3. Tunica adventitia (tipis)
- Jaringan pengikat , serabut kolagen memanjang, vasa vasorum
(pembuluh darah kecil)
Contoh arteri besar: aorta, a. Subclavia, a. Anonima, a. Carotis communis, a. Subclavia.
Arteri sedang/arteri
Arteri mengkhususkan diri berfungsi sebagai jalur cepat untuk menyampaikan darah dari
jantung ke jaringan (karena radiusnya besar, resistemsi arteri terhadap aliran darah
rendah) dan berfungsi sebagai resevoir tekanan untuk menghasilkan gaya pendorong bagi
darah sewaktu jantung mengalami relaksasi.
1. Tunica intima
- Endotel
- Lapisan subendotel: jaringan pengikat dengan kadang-kadang sedikit sel-sel otot
polos
- Membrana elastica interna: mencolok (bergelombang)
2. Tunica media
- Lapisan jaringan otot polos dapat mencapai: 40 lapisan.
- Di antara lapisan otot polos terdapat lapisan elastis bercampur serat retikuler
- Otot polos tersusun melingkar
- Membrana elastica externa
3. Tunica adventitia
- Mungkin lebih tebal daripada tunica media
31
Boby Shé
- Serat-serat elastis, kolagen memanjang, fibroblas
- Vasa vasorum
Arteri muskular membawa darah ke organ, karena relatif memiliki lebih banyak otot
polos dan sedikit elastin daripada arteri elastis pada tunika media, maka memungkinkan
arteri muskular untuk secara aktif melakukan konstriksi dan relaksasi yang diatur oleh
serat vasomotor. Sedikit perubahan pada diameter pembuluh darah secara luas
mempengaruhi aliran dan tekanan darah.
Pada saat darah dipompa ke dalam arteri-arteri saat sistol ventrikel, volume darah yang
masuk arteri dari jantung lebih besar daripada volume darah yang meninggalkan arteri
untuk mengalir ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil di hilir, karena pembuluh-
pembuluh kecil tersebut memiliki resistensi terhadap aliran yang lebih besar. Sifat elastis
menyebabkan arteri dapat membesar/mengembang untuk secara sementara menampung
kelebihan volume darah ini dan menyimpan sebagian energi tekanan yang ditimbulkan
oleh kontraksi jantung di dinding mereka yang teregang. Dan ketika jantung melemas dan
berhenti memompa darah ke dalam arteri, dinding arteri yang tergangu secara pasif
kembali ke bentuk semula (recoil). Recoil ini mendorong kelebihan darah yang
terkandung di dalam arteri-arteri ke dalam pembuluh di hilir yang memastikan bahwa
32
Boby Shé
darah tetap mengalir ke jaringan sewaktu jantung beristirahat dan tidak sedang memompa
darah ke dalam sistem.
Tekanan darah, gaya yang dihasilkan oleh darah terhadap dinding pembuluh bergantung
pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan compliance/daya regang
(distensibility) dinding pembuluh yang bersangkutan. Selama sistol ventrikel, volume
sekuncup darah masuk ke arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar 1/3 darah
dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri masuk ke arteriol-arteriol. Selama diastol,
tidak ada darah yang masuk ke dalam arteri-arteri, sementara darah terus meninggalkan
mereka, terdorong oleh recoil elastik. Jadi tekanan sistolik adalah tekanan maksimum
yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah disemprotkan masuk ke dalam arteri selama
sistol, rata-rata 120 mmHg. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan minimum di
dalam arteri sewaktu darah mengalir keluar ke pembuluh di hilir selama diastol, rata-rata
80 mmHg.
Denyut yang dapat diraba di sebuah arteri yang berada dekat dengan permukaan kulit
yang ditimbulkan oleh perbedaan tekanan sistolik dan diastolik di sebut dengan tekanan
nadi (pulse presure). Apabila tekanan darah 120/80, maka tekanan nadi adalah 40
mmHg (hasil dari 120-80 mmHg). Sedangkan tekanan arteri rata-rata (TAR) yaitu
tekanan rata-rata yang bertanggung jawab mendorong darah maju ke jaringan selama
seluruh siklus jantung, biasanya dapat dihitung dengan rumus:
[TAR = tekanan diastolik + (1/3 tekanan sistolik)].
33
Boby Shé
Arteriole
Arteriole adalah pembuluh resistensi utama pada vaskuler
1. Tunica intima
- Endotel
- Lamina basalis tipis
- Lapisan sub-endotelial tipis dengan serat elastis dan retikuler
- Membrana elastica interna tipis
2. Tunica media
- Paling banyak dua lapis otot polos melingkar
3. Tunica adventitia
- Jaringan pengikat longgar tipis
Berbeda dengan resistensi arteri yang rendah, resistensi arteriole yang tinggi
menyebabkan penurunan mencolok tekanan rata-rata ketika darah mengalir melalui
pembuluh-pembuluh ini. Penurunan ini membantu membentuk perbedaan tekanan yang
mendorong aliran darah dari jantung ke berbagai organ di hilir. Resistensi arteriole juga
berperan mengubah pergeseran tekanan sistolik ke diastolik yang fluktuatif menjadi
tekanan nonfluktuatif di kapiler.
Dinding arteriole mengandung sedikit jaringan ikat elastik, namun lapisan otot polosnya
tebal dan banyak dipersarafi saraf simpatis. Otot polosnya juga peka terhadap perubahan
kimiawi lokal dan terhada beebrapa hormon dalam sirkulasi, dan apabila arteriole
34
Boby Shé
berkontraksi, lingkaran pembuluh dan jari-jarinya menajdi kecil sehingga resistensi
meningkat dan aliran pembuluh berkurang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi otot polos pada arteriole, yaitu:
1) Kontrol lokal (instrinsik); adalah perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan
yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga aliran darah ke jaringan berubah melalui
efek otot polos jaringan arteriole. Hal ini penting untuk menyesuaikan aliran darah
dengan kebutuhan metabolik jaringan tempat pembuluh tersebut. Pengaruh lokal
bersifat:
- Kimiawi, terdiri dari
a) Perubahan metabolik lokal; perubahan metabolik lokal yang mempengaruhi
relaksasi otot polos (vasodilatasi), yaitu: Penurunan O2, peningkatan CO2,
peningkatan K+, peningkatan osmolaritas, pengeluaran adenosin, dan
pengeluaran prostaglandin.
b) Pengeluaran histamin; melalui efek relaksasi otot polos arteriole, histamin
menybabkan vasodilatasi di suatu tempat yang cidera.
- Fisik; terdiri dari:
a) Panas dan dingin; panas akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi sedangkan
dingin akan menyebabkan vasokontriksi.
b) Respons miogenik terhadap peregangan; otot polos berespons terhadap
peregangan dengan meningkatkan tonus miogenik, sedangkan penurunan
peregangan akan menyebabkan penurunan tonus miogenik pembuluh.
2) Kontrol ekstrinsik; kontrol ini mencakup pengaruh saraf dan hormonal, dengan efek
sistem simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis menimbulkan vasokontriksi arteriole
umum, sedangkan penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi arteriole
umum. Sedangkan hormon-hormon yang mempengaruhi jari-jari arteriole yang
mencakup hormon medula adrenal adalah epinefrin (vasodilatasi) dan norepinefrin
(vasokontriksi), yang secara umum mempengaruhi sistem saraf simpatis di sebagian
jaringan, dan hormon vasopresin dan angiotensin II yang penting dalam mengontrol
keseimbangan cairan.
35
Boby Shé
Kapiler
Kapiler adalah tempat pertukaran bahan-bahan antara darah dan jaringan, memiliki
percabangan yang luas sehingga terjangkau oleh semua sel. Setiap kapiler memiliki
panjang sekitar 0,25 mm - 1 mm, kecuali: 50 mm dan panjang totalnya sekitar 96 000
km. Strukturnya bervariasi, biasanya terdapat lapisan sel endotel dengan membrana
basalis dan pada beberapa tempat terdapat di luar endotel ada perisit. Ada beberapa tipe
kapiler, yaitu:
a) Kapiler kontinu (somatik)
b) Kapiler berfenestra berdiafragma (viseral)
c) Kapiler berfenestra tanpa diafragma
d) Kapiler sinusoid
Fungsi kapiler, yaitu:
• Sebagai transportasi yang melalui dinding karena permeabilitas dinding kapiler,
dalam hal ini untuk pertukaran bahan, gas, metabolit, sel, dengan cara
- Melintasi membran sel
- Gelembung pinosit
36
Boby Shé
- Celah antar endotel
• Untuk metabolik, antara lain:
- Sebagai aktivasi: angiotensin I menjadi angiotensin II
- Sebagai Inaktivasi: senyawa aktif menjadi tidak aktif
- Sebagai lipolisis: lipoprotein menjadi trigliserid (energi)/kolesterol
- Memproduksi faktor vasoaktif
• Untuk Antitrombogenik; mencegah trombosit kontak dengan jaringan ikat sehingga
tidak terjadi pembentukan thrombus.
a) Kapiler kontinyu; adalah kapiler yang paling sering dan tersebar luas.
- Struktur:
• Sel endotel tidak berfenestra
• Sel endotel memiliki gelembung pinositik yang berfungsi transpor
makromolekul
- Penyebaran:
• Jaringan otot
• Jaringan pengikat
• Kelenjar eksokrin
• Jaringan saraf pada sawar darah-otak
b) Kapiler berfenestra dengan diafragma dan berfenestra tanpa diafragma
- Kapiler berfenestra dengan diafragma
• Fenestra pada sitoplasma endotel : 60-80 nm
• Difragma menutupi fenestra: lebih tipis dari membran sel
37
Boby Shé
• Lamina basalis utuh
• Transportasi cepat
• Terdapat pada: ginjal, usus, kelenjar endokrin
- Kapiler berfenestra tanpa diafragma (kapiler glomerulus)
• Fenestra tanpa diafragma
• Lamina basalis tebal
• Khas untuk filtrasi darah pada glomerulus ginjal
c) Kapiler Sinusoid; merupakan penghubung antara arteri dengan vena maupun vena
dengan vena. Secara histologi, kapiler sinusoid berbentuk:
- Berkelok-kelok
- Diameter: 30 mm - 40 mm
- Hubungan endotel tidak rapat
- Endotel berfenestra banyak tanpa diafragma
- Penyebaran:
• Terutama di hepar
• Jaringan hematopoesis
• Lien
Kapiler biasanya bercabang langsung dari suatu arteriole atau dari suatu saluran yang
dikenal dengan metarteriole, yang berjalan antara arteriole dan venula. Tidak seperti
kapiler sejati di dalam jaringan kapiler, metarteriole dikelilingi oleh sedikit sel polos
berbentuk spiral. Sel-sel ini juga membentuk sfingter prakapiler, yang terdiri dari
sebuah cincin polos yang mengelilingi pintu masuk kapiler yang berasal dari metarteriole.
Sfingter prakapiler tidak memiliki persarafan, tetapi memiliki tingkat tonus miogenik
yang tinggi dan peka terhadap perubahan metanolik lokal dan berfungsi sebagai tahanan
yang paling besar terhadap aliran darah dan menentukan besarnya aliran darah ke kapiler.
Sewaktu otot menjadi aktif maka persentase sfingter prakapiler yang melemas meningkat,
sehingga lebih banyak kapiler yang membuka, sementar itu terjadi vasodilatasi arteriole
yang meningkatkan aliran darah. Darah yang mengalir ke suatu jaringan diatur oleh:
1) Tingkat resistensi yang ditimbulkan oleh arteriole di organ, yang dikontrol oleh
aktivitas simpatis dan factor-faktor lokal.
38
Boby Shé
2) Jumlah kapiler yang terbuka, yang dikontrol oleh factor metabolic lokal yang sama
pada sfingter prakapiler.
Pertukaran antara darah dan jaringan di sekitarnya melalui dinding kapiler berlangsung
melalui:
1) Difusi pasif melalui mengikuti penurunan gradien konsentrasi, mekanisme primer
pertukaran zat-zat terlarut. Difusi dilakukan secara independen samapai tidak ada lagi
perbedaan konsentrasi antara dan sel-sel sekitarnya. Sel menggunakan O2 dan glukosa
dan darah secara terus-menerus menyalurkan pasokan segar kedua zat vital tersebut,
sehingga gradien konsentrasi yang mendorong difusi netto zat tersebut dari darah ke
sel dapat dipertahankan. Secara bersama-sama, terjadi difusi netto terus-menerus CO2
dan zat sisa metabolisme dari sel ke darah yang dipelihara oleh sel yang secara
kontinu menghasilkan zat-zat tersebut dan darah secara konstan membersihkan
mereka dari jaringan.
2) Bulk flow, suatu proses yang melakukan fungsi sangat berbeda dalam menentukan
distribusi volume CES (caiaran ekstra sel) antara kompartemen vaskuler dan cairan
interstisium. Bulk flow terjadi karena perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan
osmotic koloid antara plasma dan airan interstisium. Ultrafiltrasi adalah tekanan di
dalam kapiler melebihi tekanan di luar, cairan terdorong ke luar melalui pori-pori
tersebut dalam suatu proses. Sedangkan reabsorpsi adalah tekanan yang mengarah ke
dalam melebihi tekanan ke arah luar, terjadi perpindahan netto cairan dari
kompartemen interstisium ke dalam kapiler melalui pori-pori. Ada emat gaya yang
mempengaruhi perpindahan cairan menembus dinding kapiler, yaitu:
- Tekanan darah Kapiler (Pc); adalah tekanan cairan atau hidrostatik darah ayng
bekerja pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini cenderung mendorong
39
Sel
Eritrosit
Boby Shé
cairan ke luar kapiler untuk masuk ke dalam cairan intersisium, dan tekanan
hidrostaik di ujung arteriole kapiler jaringan adalah 37mmHg dan semakin
menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula.
- Tekanan osmotik koloid plasma (πp)/tekanan onkotik; adalah sutu gaya yang
disebabkan oleh dispersi koloid protein-protein plasma, tekanan ini mendorong
pergerakan cairan ke dalam kapiler. Tekanan koloid plasma rata-rata 25 mmHg.
- Tekanan hidrostatik cairan interstisium (PIF); adalah tekanan cairan yang
bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini
cenderung mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Biasanya kita menggangap
sebesar 1 mmHg.
- Tekanan osmotik koloid cairan interstisium (πIF); adalah gaya lain yang dalam
keadaan normal tidak banyak berperan dalam bluw flow.
Pertukaran netto di setiap tertentu di dinding kapiler dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
Tekanan Pertukaran Netto (TPN) = [(Pc + πIF)/tekanan ke luar – (πp +
PIF)/tekanan ke dalam]
40
Boby Shé
Sistem limfe
Sistem limfe merupakan rute tambahan untuk mengembalikan cairan interstisium ke
dalam darah. Cairan ektra yang difiltrasi keluar akibat ketidakseimbangan filtrasi-
reabsropsi ini diserap oleh sistem limfe. Pembuluh-pembuluh limfe terminal yang kecil
dan kecil dan buntu (kapiler limfe) merambah hampir ke semua jaringan tubuh.
Cairan limfe (cairan jaringan) berisi plasma dan limfosit dan pembuluh limfe biasanya
dimulai dengan kapiler limfe buntu yang akan menampung dari cairan jaringan.
Selanjutnya kapiler limfe akan menuju Nodus lymphaticus yang merupakan penampung
kapiler pada permukaan cembung. Nodus lymphaticus kemudian menuju ke pembuluh
limfe yang lebih besar yang biasa menampung dari vasa eferentia n. Lymphaticus, dan
selanjutnya pembuluh limfe besar menuju ke jantung, yang diameter pembuluh limfe
semakin besar, biasanya Ductus thoracicus menuju ke v. Subclavia sinistra ataupun
Ductus lymphaticus dexter menuju ke v. Subclavia dextra.
Vasa lymphatica besar biasanya berdiameter >0,2 mm dan dilengkapi valvula. Dibedakan
3 lapisan dinding:
- Tunica intima.
- Tunica media yang terdiri dari dua lapisan sel-sel otot polos.
- Tunica adventitia yang banyak banyak mengandung serabut kolagen dan elastis.
Contohnya Ductus thoracicus et ductus lymphaticus dexter (pembuluh limfe terbesar)
yang dilengkapi dengan valvula dan terdiri dari tiga lapisan dinding yang kurang jelas
- Tunica intima: endotil dan serabut kolagen dan elastis.
41
Boby Shé
- Tunica media: sel otot polos.
- Tunica adventitia: sel-sel otot polos memanjang.
Aliran limfe terjadi melalui dua mekanisme, yaitu:
1) Karena pembuluh limfe terdapat di antara otot-otot rangka, kontraksi otot tersebut
akan memeras limfe ke luar dari pembuluh. katup satu arah yang terdapat di dalam
pebuluh limfe dalam interval-interval tertentu mengarahkan aliran limfe ke lubang
keluarnya di rongga dada.
2) Pembuluh limfe di luar kapiler limfe di kelilingi oleh otot polos. Apabila otot
teregang akibat pembuluh mengalami distensi oleh limfe, otot tersebut secara inheren
berkontraksi lebih kuat dan mendorong limfe melintasi pembuluh.
Fungsi sistem limfe, yaitu:
1) Mengembalikan kelebihan cairan filtrasi.
2) Pertahanan terhdap penyakit, bakteri yang diserap dari cairan interstisium
dihancurkan oleh sel-sel fagositik khusus yang terletak di dalam kapiler limfe.
3) Transportasi lemak yang diserap.
4) Pengembalikan protein yang difiltrasi.
Venula
Venula menerima darah dari kapiler dan sifat khasnya memilki permeabilitas cukup
tinggi, biasanya berukuran skitar 15 mm - 200 mm. Secara mikroskopis dinding venula:
– Tunica intima
• Endotel
• Jaringan pengikat, beberapa sel otot polos, makin besar diameter: sel-sel makin
rapat
– Tunica media
42
Boby Shé
• Satu atau beberapa lapis sel-sel otot polos
– Tunica adventitia
• Fibroblas dan serabut tipis elastis dan kolagen memanjang
Vena sedang
Usuran vena sedang sekitar 2 - 9 nm, dan dindingnya secara mikroskopis terlihat:
- Tunica intima (tipis)
• Sel endotel
• Jaringan pengikat tipis sedikit serabut elastis
- Tunica media (lebih tipis daripada arteri sedang)
• Terutama sel otot polos sirkuler
• Otot polos dipisahkan ser. Kolagen memanjang
• Sedikit fibroblas
- Tunica adventitia (lebih tebal daripada tunica media)
• Jaringan pengikat longgar dengan berkas tebal serabut kolagen memanjang dan
anyaman serabut elastis
• Bagian dalam sering ada berkas sel-sel otot polos memanjang
43
Boby Shé
Vena besar
Secara mikroskopis vena besar memilki:
- Tunica intima ( 45 mm - 68 mm)
• Endotel
• Jaringan pengikat sangat tipis
- Tunica media
• Tidak berkembang dengan baik
• Seringkali tidak ada
- Tunica adventitia
• Merupakan bagian utama dari dinding
• Jaringan pengikat: serabut elastis dan serabut kolagen yang memanjang
• Terutama mengandung serabut otot polos memanjang
Contoh: vena cava, vena portae, v. lienalis.
Vena berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan darah ke
jantung, vena juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapisitas penyimpanan
mereka, ven sering disebut sebagai kapasitans pembuluh (capacitance vessels). Vena-
vena yang mendapat kelebihan pasokan darah hanya akan teregang untuk
mengakomodasi darah tambahan itu tanpa kecenderung menciut.
44
Boby Shé
Aliran balik vena (venous return) mengacu pada volume darah yang masuk tiap-tiap
atrium per menit dari vena. Pada vena selain tekanan pendorong yang ditimbulkan oleh
kontraksi otot, terdapat lima faktor lain yang meningkatkan aliran balik vena, yaitu:
1) Efek aktivitas simpatis pada aliran balik vena; stimulasi simpatis menimbulkan
vasokontriksi vena, yang cukup meningkatkan tekanan vena, yang selanjutnya
meningkatkan gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah dari vena ke
dalam atrium kanan.
2) Efek aktivitas otot rangka pda aliran balik vena; pompa otot rangka adalah salah
satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung sewaktu berolahraga.
Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk
ke jantung. Peningkatan aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang menyertai
olahraga juga meningkatkan aliran balik vena.
45
Boby Shé
3) Efek katup vena pada aliran balik vena; darah hanya dapat terdorong ke arah
depan karena vena-vena besar dilengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat
pada jarak 2 – 4 cm, katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah
jantung tetapi mencegah darah mengalir kembali ke jaringan. Katup ini juga berperan
melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan membantu
memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi sewaktu seorang berdiri dan
untuk sementara waktu menunjang bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka
berelaksasi.
4) Efek aktivitas pernapasan pada aliran balik vena; sewaktu pernapasan terjadi di
rongga dada, sistem vena mengembalikan darah ke jantung dari bagian bawah tubuh
terpajan ke tekanan subatmosfer. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen
mendapat tekanan atmosfer normal, terjado gradien tekanan eksternal antara vena-
vena bawah dan vena-vena dada. Perbedaan ini memeras darah dari vena-vena bagian
bawah menuju ke vena-vena dada, sehingga aliran balik vena meningkat (pompa
respirasi).
5) Efek penghisapan jantung pada aliran balik vena; selama kontraksi ventrikel,
katup-katup AV tertarik ke bawah, sehingga rongga atrium membesar, akibatnya
gradien tekanan vena ke atrium meningkat dan aliran balik vena juga meningkat.
Selain itu ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasai ventrikel menciptakan
tekanan negatif sementara di ventrikel, sehingga darah tersedot dari atrium dan vena,
yaitu tekanan ventrikel yang negatif meningkatkan gradien vena ke atrium ke
ventrikel dan meningkatkan aliran aliran balik vena.
46
Boby Shé
Darah
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi missal jarak jauh berbagai bahan
antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Darah membentuk
sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan
5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari bagian cair (plasma) 46-63% dan sel darah (eritrosit,
leukosit, dan trombosit) 37-54%.
Darah berfungsi untuk:
1. Transport O2 dari paru-paru ke jaringan dan transpor CO2 dari jaringan ke paru-paru.
2. Transport zat makanan yangg diabsorbsi dari saluran cerna ke seluruh tubuh.
3. Transport sisa metabolisme dari sel-sel tubuh ke ginjal, paru-paru, kulit dan saluran
cerna untuk dibuang.
4. Pemeliharaan keseimbangan asam basa dalam tubuh.
5. Pertahanan terhadap infeksi oleh leukosit dan antibodi yang beredar.
6. Transport hormon.
47
Boby Shé
Plasma
Plasma berupa cairan, 90% terdiri dari air yang berfungsi sebagai medium untuk
mengangkut berbagai bahan dalam darah dan kemampuan untuk menahan panas dengan
kapasitas tinggi, menyerap dan mendistribusikan panas yang dihasilkan oleh metabolisme
di dalam jaringan sementara suhu darah itu sendiri hanya mengalami sedikit perubahan.
Plasma darah terdiri dari:
1) Air; berfungsi sebagai medium transportasi dan mengangkut panas.
2) Elektrolit; berfungsi sebagai eksitabilitas membrane, distribusi osmotic cairan antara
cairan intrasel dan ekstrasel, dan menyangga perubahan pH.
3) Nutrient, zat sisa, gas, hormone yang diangkut dalam darah; pada gas CO2 darah
berperan penting dalam keseimbangan asam-basa.
4) Protein plasma; secara umum fungsinya dapat menimbulkan efek osmotik yang
penting dalam distribusi cairan ekstrasel antara kompartemen vaskuler dan
interstisium, dan menyangga perubahan pH. Protein plasma terdiri dari:
- Albumin; sebagai pengangkut banyak zat, memberi kontribusi terbesar bagi
tekanan osmotic koloid.
- Globulin Alfa dan Beta; sebagai mengangkut banyak zat, faktor pembekuan; dan
sebagai molekul precursor inaktif.
- Globulin gama; sebagai antibody.
- Fibrinogen; sebagai precursor inaktif untuk jaringan fibrin pada bekuan darah.
48
Boby Shé
Sel darah secara umum terdiri atas:
- Eritrosit; berfungsi untuk mengangkut O2 dan CO2.
- Leukosit; yang terdiri atas:
• Neutrofil; sebagai fagosit yang memakan bakteri dan debris.
• Eosinofil; menyerang cacing parasit, dan penting dalam reaksi alergi.
• Basofil; mengeluarkan histamin yang penting dalam reaksi alergi, dan heparin,
yang membantu membersihkan lemak dari darah dan mungkin berfungsi sebagai
antikoagulan.
• Monosit; dalam transit untuk menjadi makrofag jaringan.
• Limfosit B; pembentukan antibodi.
• Limfosit T; respons imun seluler.
- Trombosit; berfungsi sebagai hemostatis.
Eritrosit
• Bentuk cakram bikonkaf
• Kumlah 5 juta/ml
• Eritrosit mengandung hemoglobin
• Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang, terutama pada tulang pipih dan pendek
• Eritrosit yg matang tidak mempunyai inti sel.
49
Boby Shé
Hemoglobin (Hb)
• Merupakan protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah yang
• kaya zat besi.
• Memiliki afinitas terhadap oksigen ® oksihemoglobin sehingga oksigen dibawa dari
paru-paru ke jaringan
• Kadar Hb normal: 13 – 15 gr/dl
• Hb kurang dari 10 gr/dl disebut anemia.
Leukosit
• Warna: jernih, tidak berwarna.
• Bentuk lebih besar dari sel darah merah.
• Jumlah: 4.000-11.000 sel/μl darah.
• Dibedakan menjadi:
PMN/granulosit: netrofil, eosinofil dan basofil
MN/agranulosit: monosit dan limfosit
• Fungsi lekosit:
Perlindungan terhadap mikroorganisme dengan cara fagositosis (granulosit dan
monosit) dan mekanisme enzimatik yang dapat menghidrolisis protein sehingga
menghancurkan bakteri.
Membentuk antibodi (limfosit) yg penting untuk perlindungan terhadap invasi zat
asing yang masuk ke dalam tubuh.
50
Boby Shé
Trombosit
• Berasal dari mega kariosit
• Jumlah dalam darah normal = 150 ribu s/d 400 ribu/uL atau 300.000/mikroliter.
• Berperan penting pada proses hemostasis.
• Hemostasis: penghentian pendarahan dari pembuluh darah yang luka.
51