Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang

7
 SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI JEPANG 1. Profile Negara Negara dengan luas 377,864 km² (145,894 miles²) dan berpenduduk 126.9 juta jiwaini merupakan kekuatan ekonomi di Asia yang memiliki perkembangan yang sangat pesat.Jepang memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi sebesar US $37,870, danperekonomiannya berbasis pada sektor industri yang sangat p adat teknologi. Secarageografis, Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari suatu rantai kepulauan.Yang utama adalah Kyushu, Shikoku, Honshu (tempat Tokyo dan Osaka terletak) danHokkaido. Tanah berbukit-bukit dan gunung berapi, dan hanya 17% da ri luas t otal diolah.Gunung tertinggi adalah Gunung Fuji (gunung berapi yang tidak aktif) pada 3.776 m 1.Pasca-perang ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan yang pesat, meningkatsepuluh kali lipat dari sebelumnya pada periode 1955 -1990. Sejumlah faktor, termasuk sukubunga rendah, deregulasi perbankan dan apresiasi yen yang dilakukan secara tiba -tiba,mengakibatkan gelembung (bubble) 2 pada pasar saham dan real estat pada akhir tahun1980an. Pada akhir tahun 1989 gelembung pecah, dan setelah itu harga saham turunsebanyak 75% dan nilai tanah komersial di Tokyo turun sebesar 85%. Ini adalah masa terjadinya krisis yang menyebabkan negara ini memiliki defisit anggaran yang terusmeningkat hingga saat ini.Perdaganga n Jepang mulai terbukan pada tahun 1990 -an, sebagai tekanan hargadan persaingan pasar global telah mendorong perusahaan Jepang untuk melirik pasar luar negeri dalam mengembangkan produk, teknologi, design dan jasa. Tetapi bagi parainvestor, Jepang masih merupakan pasar dengan biaya tinggi, serta memakan banyakwaktu untuk para investor melaksanakan kegiatan produksi.Jepang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ageing populations tercepat didunia, yang disebabkan tingginya tingkat har apan hidup dan rendahnya tingkat kelahiran. Akibatnya saat ini populasi di Jepang mulai berkurang, penduduk usia kerja diperkirakan akan di kontrak lebih lama 20 persen selama 25 tahun ke depan  jika tren initerus berlanjut. Hal ini menyebabkan tantangan yang sudah sangat familiar terjadi di Negara-negara maju di Eropa, yaitu permasalahan penyediaan sistem pensiun dan jaminan kesehatan dimasa yang akan datang. 2. SEJARAH PERKEMBANGAN JAMINAN KESEHATAN Jepang memiliki sejarah panjang dalam pelaksanaan sistem j aminan kesehatan bagimasyarakatnya. Akar pelaksanaan jaminan kesehatan telah ada di Jepang sejak abad ke19, tepatnya pada tahun 1835 dimana pada saat itu terdapat semacam skema asuransi daripenduduk secara sukarela untuk mengumpulkan kontribusi berupa b ahan pangan (beras)untuk mendapatkan  jaminan asuransi bagi seluruh masyarakat, benefit yang diterima masih berupa kebutuhan dasar pada saat itu Dari sini kemudian skema asuransi kesehatan diJepang mengalami perkembangan yang cukup pesat.Secara umum perkembangan sistem jaminan kesehatan di Jepang dibagi menjadi 2periode, yaitu Periode Sebelum PD danPeriode Setelah PD Periode Sebelum PD, adalah pertama kalinya Jepang memberlakukan jaminan kesehatansecara formal, yang waktu itu merupakan jaminan bagi pekerja di sektor swasta, yangditandai dengan pemberlakuan Health Insurance Law

description

A

Transcript of Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang

SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI JEPANG 1. Profile NegaraNegara dengan luas 377,864 km (145,894 miles) dan berpenduduk 126.9 juta jiwaini merupakan kekuatan ekonomi di Asia yang memiliki perkembangan yang sangat pesat.Jepang memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi sebesar US $37,870, danperekonomiannya berbasis pada sektor industri yang sangat p adat teknologi. Secarageografis, Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari suatu rantai kepulauan.Yang utama adalah Kyushu, Shikoku, Honshu (tempat Tokyo dan Osaka terletak) danHokkaido. Tanah berbukit-bukit dan gunung berapi, dan hanya 17% da ri luas total diolah.Gunung tertinggi adalah Gunung Fuji (gunung berapi yang tidak aktif) pada 3.776 m1.Pasca-perang ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan yang pesat, meningkatsepuluh kali lipat dari sebelumnya pada periode 1955 -1990. Sejumlah faktor, termasuk sukubunga rendah, deregulasi perbankan dan apresiasi yen yang dilakukan secara tiba -tiba,mengakibatkan gelembung (bubble)2 pada pasar saham dan real estat pada akhir tahun1980an. Pada akhir tahun 1989 gelembung pecah, dan setelah itu harga saham turunsebanyak 75% dan nilai tanah komersial di Tokyo turun sebesar 85%. Ini adalah masa terjadinya krisis yang menyebabkan negara ini memiliki defisit anggaran yang terusmeningkat hingga saat ini.Perdagangan Jepang mulai terbukan pada tahun 1990 -an, sebagai tekanan hargadan persaingan pasar global telah mendorong perusahaan Jepang untuk melirik pasar luar negeri dalam mengembangkan produk, teknologi, design dan jasa. Tetapi bagi parainvestor, Jepang masih merupakan pasar dengan biaya tinggi, serta memakan banyakwaktu untuk para investor melaksanakan kegiatan produksi.Jepang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ageing populations tercepat didunia, yang disebabkan tingginya tingkat har apan hidup dan rendahnya tingkat kelahiran. Akibatnya saat ini populasi di Jepang mulai berkurang, penduduk usia kerja diperkirakan akan di kontrak lebih lama 20 persen selama 25 tahun ke depan jika tren initerus berlanjut. Hal ini menyebabkan tantangan yang sudah sangat familiar terjadi di Negara-negara maju di Eropa, yaitu permasalahan penyediaan sistem pensiun dan jaminan kesehatan dimasa yang akan datang.2. SEJARAH PERKEMBANGAN JAMINAN KESEHATANJepang memiliki sejarah panjang dalam pelaksanaan sistem j aminan kesehatan bagimasyarakatnya. Akar pelaksanaan jaminan kesehatan telah ada di Jepang sejak abad ke19, tepatnya pada tahun 1835 dimana pada saat itu terdapat semacam skema asuransi daripenduduk secara sukarela untuk mengumpulkan kontribusi berupa b ahan pangan (beras)untuk mendapatkan jaminan asuransi bagi seluruh masyarakat, benefit yang diterima masih berupa kebutuhan dasar pada saat itu Dari sini kemudian skema asuransi kesehatan diJepang mengalami perkembangan yang cukup pesat.Secara umum perkembangan sistem jaminan kesehatan di Jepang dibagi menjadi 2periode, yaitu Periode Sebelum PD danPeriode Setelah PD Periode Sebelum PD, adalah pertama kalinya Jepang memberlakukan jaminan kesehatansecara formal, yang waktu itu merupakan jaminan bagi pekerja di sektor swasta, yangditandai dengan pemberlakuan Health Insurance Law pada tahun 1922. Pada sistemjaminan kesehatan ini hanya sedikit perusahaan yang memberikan jaminan kesehatansecara penuh kepada para pekerjanya. Sistem jaminan kesehatan y ang diperkenalkan inihanya memberikan perlindungan secara parsial kepada para pekerjanya dan benefit yangditerima tidak komprehensif. Ketentuan bagi jaminan kesehatan hanya berlaku untukperusahaan dengan jumlah pegawai >10 orang dan dengan pendapatan mi nimal dibawah1,200 yen tidak mendapatkan jaminan, serta hanya diberikan pada pekerja (tidak untuktanggungannya).Pembelakuan sistem jaminan kesehatan pada periode ini mendapat hambatan yangsangat besar dengan terjadinya Great Depression pada tahun 1929 yang berdampakmeluas keseluruh dunia. Namun akhirnya sejalan dengan perbaikan dalam pertumbuhanperekonomian paska terjadinya krisis tadi, sistem jaminan kesehatan kembali mengalamikestabilan dalam pengelolaannya. Ketika Jepang menghadap i PD II, sistem jaminankesehatan telah secara bertahap mengalami perbaikan dan diperluas sebagai bagian upayapemerintah untuk memperkuat angkatan kerja. Tahun 1938 dibentuk Kementrian Kesehatandan Kesehatan, dan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang be rbasis regional dibentukpada tahun yang sama Periode Pasca PD , secara berangsur-angsur sistem jaminan kesehatan mulai diperkenalkandan ditingkatkan secara bertahap. Pada tahun 1958 dilakukan revisi terhadap sistemjaminan kesehatan nasional, dengan memb erikan 50% benefit bagi peserta jaminankesehatan, dan kemudian pada tahun 1961 sistem jaminan kesehatan di Jepang mengalamiperkembangan yang sangat signifikan dengan diberlakukannya universal coverage bagiseluruh masyarkat, yang diikuti dengan dibentukn ya lembaga jaminan sosial (Social Insurance Agencies) pada tahun 1962. Pada era 1970-an terjadi peningkatan benefit yangditerima oleh peserta, dimana bagi peserta jaminan kesehatan bagi pekerja 100% jaminanbagi peserta dan 50% bagi tanggungannya, sedangk an jaminan kesehatan nasionalmemberikan 50% masing-masing untuk peserta dan tanggungannya. Pada tahun 1973kembali dilakukan revisi terhadap sistem jaminan kesehatan dengan ditingkatkannya benefitbagi tanggungan peserta menjadi 70% untuk peserta jaminan kesehatan pekerja,diperkenalkannya batas atas biaya yang ditanggung oleh pasien, dan diberikannya subsidi10% bagi sistem jaminan kesehatan yang dikelola oleh pemerintah.Periode Reformasi Jaminan Kesehatan 1980-an, pada periode ini ditandai dengan diperkenalkannya jaminan kesehatan bagi penduduk usia lanjut dengan diterbitkannya Law of Health and Medical Services for The Elderly Pada tahun 1982 dan efektif diberlakukan pada 1983. Kemudian pada tahun 1984 kembali dilakukan pembaruan dalam sistemjaminan kesehatan dengan menetapkan 10% cost sharing dari pasien, serta pengenalanbagi pengobatan dengan menggunakan teknologi modern dan yang juga sebuah perubahanyang cukup penting adalah diberlakukannya jaminan kesehatan bagi para pensiunan. 3. KONDISI JAMINAN KESEHATAN DI JEPANG SAAT INI Jepang memiliki sumber daya yang cukup baik untuk dapat menciptakan sebuahsistem jaminan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakatnya. Jaminan kesehatandiberikan kepada seluruh masyarakatnya, sesuai dengan program yang diikuti, mulai daripenyakit umum hingga penyakit yang memerlukan penanganan khusus denganmenggunakan teknologi yang mutakhir seperti Tubercolosis (TBC). Di Jepang saat initerdapat lebihdari 1000 rumahsakit mental, 8700 general hospital dan 1000 comprehensivehospital dengan total 1.5 jutatempa ttidur. Ditambah dengan klinikgigisebanyak 48.000 sertasejumlah 79.000 unit layanan kesehatan dengan fasilitas rawat jalan maupun rawat inapJumlahtenagamedis di Jepang, pada awal tahun 1990 terdapat hampir 191.400 dokter,66.800 doktergigi, 333.000 perawatdanlebihdari 200.000 tenagamedisalternatif bersertifikasi.Di Jepang dokter dapat dengan bebas mengajukan klaim atas berbagai layanankesehatan yang mereka ingin berikan. Dan juga tidak ada batasan bagi pasien dalammenentukan apakah mereka ingin menggunakan jasa dokter umum ataupun oleh spesialis.Indikator tenaga kesehatan di Jepang dapat dilihat pada tabel berikut :Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan Total Health Expenditure terhadap GDP di Jepang, pada tahun 1995 total pengeluaran kesehatan di Jepang sebesar 6.9% dari totalGDP, yang kemudian terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2005menjadi 8.2% dan kemudian kembali turun menjadi 8.1% p ada tahun 2008.Pengeluarankesehatan masih didominasi oleh pengeluaran belanja kesehatan oleh pemerintah, dimanakomposisi pengeluaran yang dilakukan pemerintah berada pada >80% dari totalpengeluaran kesehatan. Pada tahun 1995 porsi pengeluaran pemerintah mencapai 83%dari THE dan pengeluaran sektor privat hanya sebesar 17%, dan dominasi ini terus berlanju4. JENIS JAMINAN KESEHATANDi Jepang sistem jaminan kesehatan dibagi menjadi 3cluster secara umum, yaitu :1. Employer-Based Insurance(ShakaiKenkou Hoken), Employer-Based Insurance adalah sebuah sistem asuransi berbasis tempat kerjayang memberikan bantuan keuangan kepada para pekerja yang digaji oleh 7 perusahaan dan juga kepada anggota keluarga tanggungannya dengan memberikanmanfaat asuransi dalam hal sakit, melahirkan luka, dan kematian. Keluargatertanggung adalah keluarga sampai dengan level ke -3, yaitu sampai pada kakek/nenek dan cucu.Sistem asuransi ini dibagi menjadi kedalam beberapa bentuk, antara lain :a. Union anaged Health Insuranceb. Government anaged Health Insurancec.c. Seamans Insuranced. National Public Workers mutual Aid Association Insurancee. d. Local Public Workers mutual Aid Association Insurancef.e. Private School Teachers and Employees utual Aid Association InsuranceUnion anaged

Health Insurance dikenal juga dengan Society Managed Insurance merupakan jenis asuransi yang memberikan paling banyak benefit bagipesertanya. Hal ini karena pengelolaan asuransi ini dikelola secara profesional olehperkumpulan profesi (society), yang kebanyakan berasal dari para pekerja dariperusahaan-perusahaan besar. Asuransi ini meng-cover sebanyak 25,4% dari total populasi. Yang bertindak sebagai penjamin dalam asuransi ini adalah asuransiswasta yang bekerja sama dengan society untukmengelola dana kesehatan mereka.

Government anaged Health Insurance, merupakan asuransi untuk para pekerja dari perusahaan dengan skala kecil sampai menegah, dimana pemerintahbertindak sebagai penjamin dalam jaminan kesehatan mereka. Jadi sistem asuransi ini merupakan asuransi kesehatan para pekerja yang dikelola oleh pemerintah. Sistem asuransi ini mencakup 30.7% dari total populasi yang merupakan parapekerja dari perusahaan kecil sampai menengah. Untuk empat jenis asuransi terakhir merupakan jenis asuransi bagi para pegawai negeri, ditingkat pusat maupun daerahdan termasuk didalamnya para pengajar, baik yang berstatus pegawai negaramaupun swasta, serta anggota angkatan laut, asuransi ini juga dikenal dengan nama Mutual Aid Associations.

Sistem pembiayaan pada jenis asuransi ini berasal dari dua belah pihak, yaitu pekerja dan pemberi kerja, yang secara umum kontribusi pada seluruh jenis asuransi Employer-Based Insurance adalah sebesar 8,5% dari pendapatan peserta yangdibagi rata antara pekerja dan pemberi kerja. Seorang pekerja yang bekerja padaperusahaan yang memiliki 5 orang harus terdaftar pada asuransi ini, atau jikabekerja pada perusahaan Hojin tanpa memperdulikan mengenai usia dankewarganegaraam. Secara khusus perusahaan atau pabrik yang dimaksud disini harus memiliki penetapan secara hukum (formal), baik yang bergerak dalam bidang produksi maupun jasa. Hal ini juga berlaku bagi para pekerja part time yang memilikibaik hari atau jam kerja sebanyak kali dari hari atau jem kerja para pekerja penuh.

Untuk mendapatkan perlindungan dari asuransi ini pemberi kerja harusmengambil dan menyerahkan formulir "Aplikasi untuk endaftar di KesehatanKaryawan Asuransi / Asuransi Pensiun Karyawan"(SHIKAKU SHUTOKU TODOKE -KENKO Hoken / KOSEI NENKIN) pada kantor Asuransi Sosial Lokal dalam jangkawaktu 5 hari sejak seorang pekerja direkrut. Anggota keluarga yang menjaditanggungan pekerja juga bisa mendapatkan perl indungan dari asuransi ini jikamerupakan anggota keluarga sampai dengan lapis ke tiga dari peserta, yangsebagian besar keuangannya ditanggung oleh pekerja. Ketika anggota keluargayang menjadi tanggungan pekerja layak untuk mendapatkan perlindungan makapemberi kerja harus memasukan formulir aplikasi perlindungan tanggungan(HIFUYOSHA IDO TODOKE) dalam jangka waktu 5 hari sejak terjadi perubahandalam tanggungan.

Benefit yang didapatkan dari asuransi ini terbilang cukup lengkap mulai daripelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap, layanan tambahan dalampelayanan kesehatan, ambulans, pelayanan bagi penyakit yang mengharuskan treatment khusus, kelahiran sampai dengan pelayanan pemakaman, diberikan kepada peserta maupun tertanggung. Bahkan sampai dengan layanan kesehatanyang tidak termasuk dalam bentuk pelayanan dalam asuransi dapat diberikankepada peserta maupun tertanggung dengan pengaturan yang lebih lanjut danadanya pengenaan cost sharing atas layanan yang diterima oleh peserta maupuntertanggung. Benefit yang diterima oleh peserta adalah sebesar 80% dari total biayadan untuk tertanggung dibagi menjadi 2 yaitu 80% untuk layanan rawat inap dan70% untuk layanan rawat jalan. Pengecualian dib erikan kepada pekerja untuklayanan kesehatan yang mencapai cost sharing yang melebihi 64.000 yen (34.500yen bagi yang berpendapatanrendah) perbulan,makake seluruhan biaya ditanggung asuransi.

2. National Health Insurance(KokuminKenkou Hoken),adalah sistem asuransi yangmeng-cover orang-orang yang tidak tercakup dalam sistem asuransi Employer-Based Insurance. Termasuk didalamnya adalah para petani, para pekerja di sektor informal serta wiraswastawan (self employed). Jenis asuransi ini dibagi me njadi 2, yaitu :

National Health Insurance untuk tiap kota

National Health Insurance Union Tiap-tiap kota memiliki kewenangan untuk mengatur pelaksanaan jenisasuransi ini, dimana skema pembiayaan dan pemberian benefit disesuaikan dengankondisi daerah masing-masing. Asuransi ini juga berlaku bagi warga negara asingyang tinggal 1 tahun, bagi para warga negara asing yang memiliki gaijin card dapat menerima layanan asuransi National Health Insurance dengan mendaftarkan dirimereka di kantor jaminan sosial di kota yang ditinggali. Kepesertaan asuransi inidisesuaikan dengan kota tempat tinggal peserta, artinya peserta yang melakukanperpindahan kota tempat tinggal harus menghapuskan kepesertaan mereka di kotayang lama dan kemudian mendaftarkan kepesertaan ya ng baru di kota tempattinggal barunya. Bagi warga negara asing setiap melakukan perpindahan kotatinggal, mendapatkan atau pindah pekerjaan dan meninggalkan Jepang harus selalumelapor ke Kantor Jaminan Sosial.Asuransi ini meng-cover sebanyak 34,7% dari total populasi, dan terdiri dari3.249 National Health Insurance untuktiapkota dan 166 National Health InsuranceUnion. Asuransi jenis ini mendapatkan subsidi dari pemerintah sebesar 50% daritotal pengeluaran pemerintah untuk belanja kesehatan. Peserta dan tanggungan 10 dalam jenis asuransi ini mendapatkan 70% benefit dan harus membayarkan 30% sebagai cost sharing , dan ada kemungkinn tambahan untuk biaya obat -obatan,karena tidak seluruh jenis obat di tanggung oleh asuransi ini. Peserta berbagi biay apengobatan sampai dengan jumlah tertentu, yang jika melebihi batas tersebut,maka seluruh biaya akan ditanggung oleh asuransi. Kontribusi yang diberikan olehpeserta bergantung pada kemampuan ekonomis masing -masing peserta. Besaranpremi yang harus dibayarkan kira-kira dihitung dari gaji peserta, property (asset) danjumlah keluarga tanggungan. Rata -rata kontribusi yang dibayarkan oleh pesertaadalah sebesar 4% dari gaji peserta, pada perhitungan tahun 1997 setiap rumahtangga rata-rata memberikan kontribusi sebesar 158,6 ribu yen pertahun, dan adabantuan 530 ribu yen per rumah tangga pertahun dari pemerintah. Pembayaranpremi dilakukan dengan cara transfer melalui bank ataupun melalui kantor -kantor jaminan kesehatan di tiap kota.Asuransi ini juga memberikan benefit yang cukup besar, yaitu 70% dari totalbiaya, artinya peserta memberikan cost sharing sebesar 30%. Layanan yangdiberikan juga cukup lengkap seperti halnya asuransi Employer Based Insurance,mulai dari sakit secara umum mapun khusus, perawatan gigi, persalinan sampaidengan kematian dan pemakaman peserta atau tertanggung. Namun benefit yangdiberikan tidak mencakup orthodontiks, bedah kosmetik, vaksinasi, aborsi, cederaakibat mabuk dan berkelahi. Kecelakaan lalu lintas sampai batas maksima l tertentumenjadi beban peserta, namun jika melewati batas tersebut, biaya akan ditanggungseluruhnya oleh asuransi.

3. National Health Insurance For Elderly, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1983untuk menyebar beban penyediaan pelayanan kesehatan kep ada skema asuransiyang telah berjalan di Jepang, dan diperkenalkannya cost sharing bagi para lansia.Keanggotaan bagi asuransi ini diperuntukan bagi penduduk dengan usia yang telah mencapai 70 tahun atau bagi penduduk dari usia 65 69 tahun yang memiliki cacat permanen (disability). Orang usia lanjut dalam kategori ini biasany dimasukan kedalam skema netional health insurance, secara spesifik cost sharing dari pesertaasuransi ini adalah 500 yen perhari, sampai dengan maksimum 2000 yen perbulanuntuk fasilitas kesehatan yang sama, untuk layanan rawat jalan dan 1.100 yen per hari untuk layanan rawat inap. Asuransi ini membentuk sebuah pembiayaan yangdikumpulkan dari jenis asuransi lain. Seperti pada tahun tahun 1997, data menunjukan kontribusi dari masing-masing jenis asuransi bagi pembiayaan asuransibagi orang usia lanjut, dimana jumlah peserta Governement anaged Insuranceyang ikut berkontribusi untuk asuransi bagi usia lanjut sebesar 5.4% dari seluruhpeserta, Society anaged Insurance sebanyak 2.9%, utual Aid Associationsebanyak 4.1% dan National Health Insurance sebesar 21.1%. dalamperkembangannya cost sharing dari peserta ditiadakan, dengan sistem penjaminan70% dijamin oleh dana yang dikumpulkan dari kontribusi peserta serta asuransi jenislain, 20% ditanggung oleh pemerintah pusat dan 10% ditanggung oleh pemerintahlokal. Sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan kesehatan secara jangka panjangbagi penduduk usia lanjut, proporsi yang ditanggung oleh dana publik ditingkatkanpada tahun 1992 dari 30% menjadi 50%. Pada tahun 2003 sebagai bentuk antisipatif dari fenomena population ageing pemerintah mengalihkan pengelolaan jaminankesehatan bagi penduduk usia lanjut menjadi dibawah pemerin tah daerah danmembebankan biaya tambahan bagi penduduk usia lanjut yang menjadi pesertaasuransi ini. Asuransi ini melingkupi sebanyak 10.1% dari total populasi yangmerupakan penduduk usia lanjut dan cacat pada usia 65 69 tahun

5. KESIMPULAN Jaminan kesehatan di Jepang telah banyak mengalami perkembangan semenjak diperkenalkan pertama kali pada tahun 1922. Secara historis Jepang dapat dengan mudahmenerapkan sistem jaminan kesehatan bagi masyarakatnya karena budaya Jepang telahmengenal konsep asuransi sejak tahun 1835. Asuransi kesehatan merupakan hal yangwajib bagi seluruh penduduk Jepang, baik warga negara Jepang maupun warga negaraasing yang menetap di Jepang lebih dari satu tahun. Setiap orang harus terdaftar dalamasuransi kesehatan, karena itu pemerintah menyediakan jenis asuransi kesehatan yangdimaksudkan untuk menjaring penduduk yang tidak tercakup dalam jaminan kesehatan yangberbasis tempat bekerja (Employer Based Insurance).Sekuruh dana kesehatan mencakup secara luas jaminan kesehatan m ulai dariperawatan rumah sakit, termasuk tenaga kesehatannya, perawatan kesehatan gigi, obat -obatan dan bahkan sampai layanan transportasi dan pemakaman. Cost sharing yang ditanggung oleh peserta bervariasi dilihat dari jenis asuransi yang diikuti dan sta tuskepesertaan, apakah sebagai peserta atau sebagai tanggungan peserta, juga layanan rawatjalan dan rawat inap memilikiShare yang berbeda bagi pasien. Konstribusi dikenakan bagi para pekerja dan pemberi kerja secara merata (Employer Based Insurance) dan bagi peserta National Health Insurance tergantung pada pendapatan,aset (property) dan jumlah tanggungan dalam keluarganya. Sedangkan bagi para pendudukusia lanjut pembebanan premi hanya maksimal 2000 yen perbulan untuk rawat jalan dan1100 yen perhari untuk rawat inap.Dengan kondisi demografi yang menuju pada terjadinyapopulation ageing pemerintah Jepang saat ini dihadapkan pada kenyataan berkurangny a kapasitas pembiayaan jaminan kesehatan dimasa yang akan datang, karena dengan sistem pay as ougoyang masih diterapkan saat ini, akan sangat mungkin jika tidak dilakukan reformasi dalam sistem pembiayaan asuransi kesehatan, Jepang akan mengalami tantang an yang luar biasa