sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

35
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO Oleh A. Effanie 1) , A.Arief 2) , Solimun 3) , dan Soemarno 4) ABSTRAK Wilayah Kabupaten Sidoarjo secara administrasi pembangunan dapat dibagi menjadi empat wilayah, yaitu : (1). Pembantu Bupati Sidoarjo; (2). Pembantu Bupati Porong; (3). Pembantu Bupati Krian; dan (4). Pembantu Bupati Taman. Potensi lahan di Kabupaten Sidoarjo umumnya adalah lahan pesisir dengan dominasi genangan air permukaan dan kedalaman air tanah yang sangat dangkal. Sistem usaha perikanan di Kabupaten Sidoarjo ini mudah dikembangkan mengingat kondisi ekosistem pesisir pantai sangat mendukung . ------------------------------- Kata Kunci: Perikanan, Wilayah 1). Fakultas Perikanan UNIBRAW, Malang 2). Fakultas Kehutanan IPM, Malang 3). Fakultas MIPA, UNIBRAW, Malang 4). Fakultas Pertanian UNIBRAW, Malang. PENDAHULUAN AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999 33

Transcript of sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Page 1: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

OlehA. Effanie 1) , A.Arief 2) , Solimun 3) , dan Soemarno 4)

ABSTRAK

Wilayah Kabupaten Sidoarjo secara administrasi pembangunan dapat dibagi menjadi empat wilayah, yaitu : (1). Pembantu Bupati Sidoarjo; (2). Pembantu Bupati Porong; (3). Pembantu Bupati Krian; dan (4). Pembantu Bupati Taman.

Potensi lahan di Kabupaten Sidoarjo umumnya adalah lahan pesisir dengan dominasi genangan air permukaan dan kedalaman air tanah yang sangat dangkal.

Sistem usaha perikanan di Kabupaten Sidoarjo ini mudah dikembangkan mengingat kondisi ekosistem pesisir pantai sangat mendukung

.

-------------------------------Kata Kunci: Perikanan, Wilayah1). Fakultas Perikanan UNIBRAW, Malang2). Fakultas Kehutanan IPM, Malang3). Fakultas MIPA, UNIBRAW, Malang4). Fakultas Pertanian UNIBRAW, Malang.

PENDAHULUAN

Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara merata dan berkelanjutan. Oleh karena itu strategi pembangunan nasional selama ini bertumpu kepada Trilogi Pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan stabilitas nasional. Berbagai sarana dan prasarana fisik penunjang perekonomian telah berhasil dibangun dan diharapkan akan mampu mendorong akselerasi pencapaian tingkat kesejahteran masyarakat yang lebih baik secara lebih merata dan menyeluruh. Pelaksanaan pembangunan hingga saat ini telah membuktikan bahwa kebutuhan sumberdaya alam semakin banyak dan senantiasa menghadapi berbagai kendala yang semakin serius, terutama di wilayah pedesaan. Dalam kondisi seperti ini mutlak diperlukan penajaman prioritas pemanfaatan sumberdaya alam dan pembinaan

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

33

Page 2: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

wilayah dengan melibatkan secara penuh segenap warga masyarakat setempat, terutama di daerah-daerah yang potensi sumberdaya alamnya sangat terbatas dan kondisi pembangunan wilayahnya masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya.

Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh wilayah pedesaan pada umumnya adalah terbatasnya alternatif kesempatan kerja di luar sektor pertanian, sehingga pertambahan jumlah penduduk pedesaan akan diikuti oleh meningkatnya tekanan atas sumberdaya lahan. Kondisi seperti ini memaksa kita semua untuk senantiasa mencari alternatif-alternatif khusus bagi pembangunan pedesaan yang mampu memenuhi segenap kebutuhan dasar bagi kehidupan segenap warga pedesaan dan sekaligus melestarikan sumberdaya alamnya. Di wilayah pedesaan miskin seperti ini masyarakat nya bersifat agraris subsisten. Sebagian besar wilayah pede-saan seperti ini sudah semenjak dahulu merupakan pusat kegiatan ekonomi tradisional dan sekaligus menjadi pusat pemukiman penduduk. Berbagai usaha pertanian, termasuk peternakan dan pemanfaatan hasil hutan berkembang di wilayah ini dengan berbagai permasalahannya, termasuk permasalahan degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang kadangkala berdampak sangat luas.

Upaya-upaya untuk mengembangkan akses masyarakat dan menggalang partisipasi masyarakat pedesaan dalam pembinaan sumberdaya manusia yang ada sangat diperlukan. Upaya tersebut dapat berupa pelatihan ketrampilan penggunaan teknologi tepat guna, pengenalan jenis usaha dan komoditi baru yang lebih bernilai ekonomis, pelatihan ketrampilan dalam pengelolaan dan pengetahuan pemasaran yang disertai dengan penyediaan fasilitas perhubungan, komunikasi serta sarana kesehatan dan sarana kemasyrakatan, perbaikan gizi, keluarga berencana, pengadaan pasar dan pengembangan jaringan pemasaran. Dengan semakin meningkatnya ketrampilan tersebut, masyarakat desa miskin diharapkan bisa berperan dan menyumbangkan tenaganya dalam pembangunan wilayah pedesaan, terutama di sektor usaha yang padat karya seperti usaha jasa dan pelayanan untuk sektor industri pengolahan hasil pertanian, pariwisata, kerajinan, transportasi dan komunikasi.

Disamping itu, upaya pengenalan jenis usaha baru yang disertai alih ketrampilan dan teknologinya memungkinkan masyarakat desa miskin terlibat langsung dan bisa menerima manfaat dari berbagai usaha seperti budidaya tanaman perta-nian, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman industri, usaha-peter-nakan dan penangkapan ikan di perairan pantai. Pengembangan usaha tersebut telah dilakukan oleh pemerintah, di antaranya melalui proyek PIR (Perusahaan Inti Rakyat), sistem bapak angkat dan mitra kerja, serta koperasi/KUD, namun belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Faktor perluasan jaringan pasar dan informasi pasar yang disertai bimbingan ketrampilan dan pengembangan desain dengan meningkatkan peranan wanita pedesaan dalam berbagai usaha yang dikembangkan tersebut dalam rangka penganekaragaman kegitan yang menambah pendapatan serta menyerap tenaga musiman makin diperlukan.

Pengembangan berbagai usaha dan kegiatan baru tersebut adalah lebih merupakan usaha rumah tangga dan industri kecil, dimana disamping memerlukan informasi pasar, juga membutuhkan bantuan modal sesuai dengan yang diperlukan. Pemerintah telah menetapkan bahwa salah satu prioritas dalam pembangunan nasional adalah meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan usaha dan dukung-an modal melalui kredit lunak. Namun masyarakat

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

34

Page 3: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

di desa miskin, khususnya buruhtani , belum berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraannya. Faktor penting yang menyangkut karakteristik masyarakat desa miskin tradisional adalah bahwa sifat usaha yang dilakukannya lebih banyak berwawasan pada aspek sosial budaya dibandingkan dengan aspek ekonominya. Oleh sebab itu, upaya pengembangan teknologi dan ekonomi pedesaan miskin memerlukan pendekatan yang berlandaskan situasi dan kondisi masyarakatnya.

Dari gambaran yang ada selama ini dapat ditarik suatu hipo tesis umum , bahwa warga pedesaan miskin pada umumnya tidak cukup mampu untuk menguasai teknologi dan/atau sumberdaya yang memungkinkannya mengelola sumberdaya alam yang tersedia guna memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Selain daripada itu, petani kecil di pedesaan melakukan usahatani tanaman dengan menghadapi pengaruh musim yang tidak menentu, faktor ketidak- pastian ini tampaknya cukup besar sehingga telah mendorong warga pedesaan untuk tidak berani menanggung resiko dalam usahataninya, dan implikasi lebih lanjutnya ialah bahwa pola usahataninya bersifat subsistens. Bagi petani kecil, sebidang tanah yang sempit tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga petani kecil yang bertempat tinggal di desa miskin dipaksa untuk dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dalam kegiatan lain di luar sektor usahataninya, seperti peternakan, kerajinan, atau pengolahan hasil-hasil.

METODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan atas tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka ruang

lingkup penelitian dibatasi pada lima aspek, yaitu:(a). Aspek kewilayahan, yaitu wilayah pedesaan pantai Sidoarjo(b). Aspek Demografis dan ketenaga-kerjaan.(c). Aspek produksi pedesaan: agribisnis basis perikanan. (d). Aspek kekritisan daerah, terutama dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan

pemukiman penduduk(e). Aspek kelembagaan non-formal (kelompok swadaya masyarakat) di pedesaan :

moneter, dan transfer iptek.

Formulasi Permasalahan Upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut menghadapi berbagai

kendala sumberdaya dan kendala fungsional. Hal ini mengakibatkan munculnya berbagai masalah yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, yaitu :(1). Bagaimana sumberdaya air yang tersedia dapat dimanfaatkan se- cara optimal ,(2). Bagaimana fungsi manfaat dari sumberdaya lahan kering dapat di- lestarikan(3). Bagaimana komoditi unggulan di pedesaan dapat ditingkatkan pangsanya dan

nilai tambahnya (4). Bagaimana kelembagaan sosial pedesaan yang ada dapat dikembangkan

sehingga dapat menjadi penghubung dengan lembaga- lembaga formal modern(5). Bagaimana keragaan aspek demografis wilayah pedesaan.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

35

Page 4: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Kelima permasalahan tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain. Berikut ini disajikan diagram lingkar perilaku keterkaitan antar komponen-komponen dari sistem wilayah pedesaan dalam kerangka pengembangan wilayah pedesaan miskin basis pertanian

Data dan Informasi yang diperlukanDalam penelitian ini beberapa kegiatan pokok yang dilakukan untuk

menghimpun data dan informasi adalah:(a). Inventarisasi dan pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan

cara-cara RRA di lapangan,(b). Pengumpulan Data dan informasi sekunder yang diperlukan sebagai pelengkap

dan penunjang data primer , (c). Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang ada di kantor statistik dan

instansi yang berkaitan dengan penelitianMateri data pokok yang dikumpulkan meliputi (i) potensi sumberdaya alam dan

sumberdaya ekonomi; (ii) potensi sistem ekonomi wilayah: sistem produksi primer, sekunder dan tersier, (iii) potensi kelembagaan sosial pedesaan, terutama lembaga keuangan, lembaga inovasi teknologi, dan sistem bagi hasil dalam pertanian dan peternakan , (iv) potensi demografi dan kependudukan, terutama tenagakerja pedesaan, dan (v). data-data penunjang lainnya, terutama persepsi masyarakat terhadap pembangunan.

Lokasi Penelitian Lokasi penelitian secara umum adalah Wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Metode Pengumpulan dataData dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer

dan sekunder. Data dan informasi primer dari kelompok masyarakat (desa ) contoh dihimpun dengan teknik wawancara dengan menggunakan daftar RRA . Data primer pada tingkat kecamatan dikumpulkan dengan melalui kegiatan "Pemahaman Pedesaan secara Kilat" (Rapid Rural Appraisal, RRA) dengan menggunakan pedoman RRA yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder pada tingkat Desa, Kecamatan, DATI II , DATI I, dan tingkat nasional dikumpulkan dengan melalui kegiatan pelacakan data dan informasi di berbagai instansi terkait dengan menggunakan "Pedoman pengumpulan data sekunder" yang telah disiapkan sebelumnya.

Metode Analisis Data dan InterpretasiAnalisis data dan interpretasi hasil analisis dilakukan dengan menggunakan

teknik-teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif secara proporsional.

Tabel 1. Nama Variabel, dan kriteria Klasifikasi Beberapa Parameter Sistem Informasi Wilayah.

No Nama Variabel Kriteria Evaluasi Klasifikasi Skore(1) (2) (3) (4) (5)

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

36

Page 5: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

1. Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk : luas wilayah (jiwa/km2)

1. < 300 2. 300-1000 3. 1001-10.0004. > 10.000

1532

2. Struktur mata pencaharian

Persentase penduduk yang bekerja di sektor sekunder dan tersier =Jumlah penduduk yg bekerja di sekltor industri sednag/besar + industri kecil/kerajinan + perdagangan & jasa : juml;ah penduduk x 100%

1. < 10% 2. 10% - 25% 3. > 25%

1 35

3. Persentase pemilik usaha perikanan

Jumlah pemilik kapal+pemilik perahu/sampan+pemilik usaha penanaman rumput laut+pemilik kolam+pemilik tambak+pemilik keramba/sejenisnya: jumlah penduduk seluruhnya x 100%

1. < 5% 2. 5% -10% 3. >10%

124

4 Persentase pemilik usaha kerajinan/ industri kecil

Jumlah pemilik usaha kerajinan + pemilik usaha industri rumah tangga + pemilik ushaa industtri kecil : jumlah penduduk seluruhnya x 100%

1. < 3% 2. 3% - 9% 3. > 9%

036

5 . Persentase pemilik usaha jasa/ perdagangan

Jumlah penduduk pemillik usaha jasa + pemilik usaha perdagangan : jumlah penduduk seluruhnya x 100%

1. < 1% 2. 1% - 2% 3. 3% - 4%4. > 4%

0357

6 . Persentase penduduk usia kerja

Jumlah penduduk usia kerja : jumlah penduduk seluruhnya x 100%

1. < 50%2. 50% - 65% 3. 66% - 75% 4. > 75%

0356

7 . Pertumbuhan penduduk

Persentase pertumbuhan penduduk = Juml penduduk tahun ini : jml penduduk tahun lalu x 100%

1. > 2.5%2. 2.0% - 2.5%3. 1.5% - 1.9%4. < 1.5%

12 35

8 . Akseptor KB Jumlah akseptor KB berusia kurang dari 10 th s/d 40 th : jumlah PUS x 100%

1. < 50%2. 50% - 65%3. > 65%

124

9 Kegiatan keagamaan Nisbah sarana ibadah dengan jumlah penduduk = jumlh sarana ibadah yang dimiliki (buah): jumlah penduduk x 100%

1. Kurang dari 1%2. 1 - 1.33%3. > 1.33%

123

10 Lembaga Keuangan Jumlah lembaga keuangan yang ada di desa/kelurahan = Jumlah bank + jumlah koperasi + usaha bersama + kelompok simpan-pinjam + BPR + jumlah lumbung + jenis

1. Tidak ada2. 1 - 23. ada 3 atau lebih

035

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

37

Page 6: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

lembaga keunagan lainnya11 Prasarana air bersih Sarana air bersih yang ada di

desa/kelurahan:1. Tidak ada sama sekali2. Hanya ada PAH3. Ada sumur gali/mata air4. Ada sumur pompa atau perpipaan atau PAM

12

34

12. Prasarana pembuangan limbah

Pemilikan prasarana pembuangan limbah (bak sampah, gerobak sampah, pengolah limbah, SPAL) dan kondisinya:

1. Tidak ada atau ada tetapi kondisinya rusak2. Ada bak sampah atau gerobak dan kondisinya baik3. Ada pengolah limbah atau SPAL dan kondisinya baik

1

2

3

13 Pertokoan Jumlah sarana perto koan (kios perorangan, toko, kios/toko koperasi, pasar swalayan)

1. Kurang dari 2 buah2. 2 - 5 buah3. Lebih dari 5 buah

123

14 Prasarana pendidikan formal

Pemilikan prasarana pendidikan (TK/SD, SLTP, SLTA, Akademi/Perguruan Tinggi)

1.Hanya ada TK atau tidak ada sama sekali2. Ada SD3. Ada SLTP4. Ada SLTA atau Akademi/Perg Tinggi

1

234

15 Prasarana Kesehatan

Jumlah pemilikan prasarana kesehatan

1. Tidak ada2. PUSKESMAS Pembandu3. Ada dokter praktek/puskesmas/rumah sakit4. Ada poliklinik/RSU

1

234

16 Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Pemilikan TPI: 1. Tidak ada2. Ada

12

17 Prasarana ibadah Jumlah prasarana ibadah yang 1. Tidak ada 1

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

38

Page 7: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

ada dan kondisinya 2. Ada tetapi kondisinya rusak3. ada, kondisinya baik

23

18 Potensi Perikanan Potensi perikanan: 1. Tidak ada2. Ada kolam3. Ada danau/ ungai waduk4. Ada pantai/laut/tambak

1234

19 Hasil tangkapan/panen ikan/rumput

Panen ikan/rumput laut per tahun:

1. kurang dari 1 ton/th2. 1 - 3 ton/th3. 3.1 - 5 ton/th4. > 5 ton/th

1234

20 Hasil Padi Rata-rata hasil padi (ton/ha) = jumlah ahsil padi (irigasi dan tadah hujan) : luas sawah

1. < 2 ton/ha2. 2-3 ton/ha3. 4 ton/ha4. 5 ton/ha atau lebih

1234

21 Persentase rumahtangga yang tercukupi air bersih

Jumlah KK yang memiliki sarana air bersih (sumur gali + ledeng/ PAM+sumur pompa+PAH+perpipaan) : jumlah KK x 100%

1. < 60%2. 60 - 70%3. 71 - 80%4. > 80%

1234

22 Persentase rumah bertipe B dan C

(Jumlah rumah betipe B dan C) : jumlah seluruh rumah x 100%

1. < 75%2. 75 - 85%3. 86-90%4. > 90%

1234

23 Persentase keluarga prasejahtera

Jumlah keluarga prasejahtera : jumlah keluarga x 100%

1. > 5%2. 3 - 5%3. 1 - 2.9%4. < 1%

1234

24 Persentase rumahtangga yang menggunakan listrik

Jumlah rumahtangga yang menggunakan penerangan listriuk : jumlah rumahtangga x 100%

1. < 50%2. 50 - 75%> 75&

123

25 Persentase rumahtangga yang memiliki TV

Jumlah rumahtangga yang memiliki pesawat TV: jumlah rumahtangga seluruhnya x 100%

1. < 5%2. 5 - 10%3. 11-20%4. 21-30%5. > 30%

12345

26 Persentase rumahtangga yang memiliki telepon

Jumlah rumahtangga yang memiliki telepon: jumlah rumahtangga seluruhnya x 100%

1. < 0.2%2. 0.2 - 1.0%3. 1.1 - 2.0%4. 2.1 - 3%5. > 3.0%

12345

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

39

Page 8: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wilayah Kabupaten Sidoarjo

Wilayah Kabupaten Sidoarjo secara administrasi pembangunan dapat dibagi menjadi empat wilayah, yaitu : (1). Pembantu Bupati Sidoarjo; (2). Pembantu Bupati Porong; (3). Pembantu Bupati Krian; dan (4). Pembantu Bupati Taman. Tabel 1 menyajikan informasi mengenai luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah desa dan jumlah rumah tangga serta rata-rata kepadatan penduduk

Tabel 1. Luas wilayah, banyaknya desa, Jumlah penduduk, jumlah rumahtangga

Kecamatan Luas (km2) Penduduk (jiwa)

Desa Rumahtangga

Kepadatan pendudukjiwa/km2

Sidoarjo 55.54 97170 24 24071 1750Buduran 36.60 43123 15 9815 1178Candi 37.77 55520 24 12651 1470Porong 27.75 57648 19 12945 2077Krembung 26.54 46855 19 10878 1765Tulangan 29.60 60146 22 14446 2032Tanggulangin 30.02 54468 19 12370 1814Jabon 62.25 40980 15 9503 658Krian 30.02 68028 22 15294 2266Balongbendo 28.64 47557 20 11303 1660Wonoayu 32.67 52525 23 11453 1608Tarik 32.50 47591 20 10801 1464Prambon 31.39 55170 20 12346 1758Taman 28.83 113881 24 27622 3950Waru 27.72 127318 17 38686 4593Gedangan 23.10 61362 15 14608 2656Sedati 61.92 44072 16 11067 712Sukodono 31.53 48848 19 10313 1549

634.39 1769Sumber: Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1996.

5.1.1. Sumberdaya Lahan

Potensi sumberdaya lahan disajikan dalam Tabel 2.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

40

Page 9: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Tabel 2. Luas Lahan Berdasarkan Kondisi Air Permukaan

Kecamatan Luas wilayah dengan

kedalaman

Luas wilayah (Ha):

air tanah 0-5 m

Daerah air asin

Daerah banjir

setelah hujan

Daerah banjir

periodik

Banjir waktu

pasang

Sidoarjo 5554.14 4063.62 308.14 0 0Buduran 3660.19 1822.50 17.50 0 701.50Candi 3777.20 667.25 491.30 0 0Porong 2774.74 0 14.26 75.50 0Krembung 2654.10 0 17.00 12.00 0Tulangan 2960.25 0 48.00 0 0Tanggulangin 3001.61 640.75 21.25 0 0Jabon 6225.31 4080.75 216.05 27.00 456.00Krian 3001.85 0 265.75 0 0Balongbendo 2863.75 0 30.00 0 0Wonoayu 3267.25 0 71.50 0 0Tarik 3249.72 0 8.75 0 0Prambon 3139.14 0 64.25 0 0Taman 2882.53 0 0 108.0 0Waru 2772.24 740.50 0 0 740.50Gedangan 2309.71 195.75 0 0 0Sedati 6191.57 4101.57 0 387.90 120.30Sukodono 3153.23 0 0 0 0

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tabel di atas menujukkan bahwa potensi lahan di Kabupaten Sidoarjo umumnya adalah lahan pesisir dengan dominasi genangan air permukaan dan kedalaman air tanah yang snagat dangkal.

Iklim dan Kalender Penanaman Tanaman SemusimGambaran umum tentang curah hujan disajikan dalam Tabel 3. Tampak

bahwa defisit air terjadi selama empat- lima bulan dalam musim pertumbuhan tanaman yang berlangsung selama 12 bulan, yaitu dari bulan Januari hingga bulan Desember. Adanya defisit lengas tanah selama lima bulan (Juni - Oktober) di musim kemarau, untuk lahan kering nampaknya sudah diantisipasi oleh petani dengan pola tanam khusus, yaitu pada bulan Oktober secara tumpang sari Jagung+ Ubi kayu, dan pertengahan Februari panen jagung, kemudian awal Mei tanam lagi kacangtanah dan pertengahan Juni dipanen. Selanjutnya di lapangan tinggal ada ubikayu yang dipanen

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

41

Page 10: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

pada akhir september atau awal Oktober. Kendala yang dihadapi adalah pada waktu tanaman baru berumur satu-dua bulan ternyata mengalami defisit air, sehingga produktivitas pada musim tanam ke dua umumnya lebih rendah dibandingkan pada musim tanam I. Sedangkan untuk padi gogo (MT I) pada waktu tanaman menginjak umur tiga bulan ternyata mengalami defisit air sehinnga mengganggu pertumbuhan dan produksi.

Tabel 3 . Rataan curah hujanan bulanan menurut kecamatan

Kecamatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Spt- Okt

Nop Des

Sidoarjo 284 461 309 221 96 209 10 186 17 167 186Buduran - -- -- -- 12 - - 353 176 353Candi 207 347 201 95 - 72 11 157 20 71 157Porong 271 330 338 174 - 77 7 171 15 113 171Krembung 310 345 403 175 - 99 7 218 5 236 218Tulangan - - - - - - -Tanggulangin - 350 222 320 25 235 83 91 143 91Jabon 210 309 367 165 - 68 7 211 14 123 211Krian 261 488 284 189 13 206 53 36 427 283Balongbendo 285 507 220 218 72 158 39 30 332 388Wonoayu 117 307 240 105 25 203 19 76 197 103Tarik 383 500 234 165 138 104 46 10 221 353Prambon 211 589 281 198 93 132 25 20 339 206Taman 532 165 163 154 170 175 - 13 65 315 179Waru 422 337 147 152 99 182 40 232 255Gedangan 435 400 261 203 68 213 22 5 178 417Sedati - - - - - - - 199Sukodono 327 360 246 180 34 209 24 24 206 136

Sumber: Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1995.

5.1.2.Sumberdaya Pertanian Tanaman Pangan Perkembangan luas areal dan produksi tanaman padi disajikan dalam Tabel 4.

Produktivitas tanaman pangan secara keseluruhan masih sedang.

Tabel 4. Produksi Komoditi Padi Sawah Di Kabupaten Sidoarjo Per Tahun

Kecamatan Luas panen(ha)

Jumlah Produksi

Rataan produksi

Penyediaan Pangan

(kw) (kw/ha) kg/kap/th BDD Eq.berasSidoarjo 1086 63422 58.40 58.17 37.81 37.81Buduran 1621 17444 60.60 201.84 131.20 131.20Candi 2280 130872 57.40 208.80 135.72 135.72Porong 1164 69898 60.05 107.13 69.63 69.63

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

42

Page 11: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Krembung 1652 99946 60.50 188.36 122.43 122.43Tulangan 1513 90931 61.10 133.68 86.89 86.89Tanggulangin 2558 152968 59.80 248.06 161.24 161.24Jabon 2843 157982 57.70 340.38 221.25 221.25Krian 1556 90714 58.30 118.03 76.72 76.72Balongbendo 1429 83453 58.40 115.30 100.95 100.95Wonoayu 2100 120540 57.40 203.06 131.99 131.99Tarik 1907 113657 59.60 212.15 137.90 137.90Prambon 1645 98782 60.05 158.20 102.83 102.83Taman 1665 98568 59.20 77.23 50.20 50.20Waru 487 28830 59.20 20.94 13.61 13.61Gedangan 1652 98954 59.90 143.15 93.05 93.05Sedati 1440 84024 58.35 170.58 110.81 110.81Sukodono 1639 151200 57.60 272.17 176.91 176.91

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1996. BDD = bagian dapat dimakan

5.1.3.Sumberdaya Tanaman PerkebunanSub-sektor perkebunan di Kabupaten Sidoarjo masih belum berkembang dan

masih diusahan secara sambilan, sehingga subsektor perkebunan yang ada masih ditanam di pematang dan pekarangan. Gambaran tentang Tanaman perkebunan yang ada sebagaimana disajikan dalam Tabel 8 berikut .

Selama ini pengelolaan usahatani tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Sidoarjo masih diusahakan dalam bentuk kebun campuran dalam skala kecil oleh rakyat. Pola penggunaan tanah pada usaha perkebunan rakyat ini ialah dengan memanfaatkan tanah- tanah pekarangan atau ladang yang ada disekitar pemukiman. Tanaman Kelapa lokal, kapok randu dan mete merupakan tanaman lama yang paling menonjol di daerah ini.

Tabel 8. Sebaran Potensi produksi beberapa tanaman perkebunan menurut Kecamatan, tahun 1995 (dalam pohon)

No. Kecamatan Kelapa Kapuk Jambu meteha ton ha ton ha ton

Sidoarjo 66.64 21.136 62.45 12.345 0.26 0.037Buduran 20.00 5.496 3.17 0.689 0.63 0.130Candi 20.57 17.864 18.62 5.212 1.14 0.300Porong 123.01 102.756 7.89 2.017 0.82 0.199Krembung 302.64 278.185 46.02 10.041 0.51 0.095Tulangan 281.43 269.166 74.87 18.844 0.12 0.015Tanggulangin 134.83 97.363 45.39 8.836 0Jabon 31.63 20.694 8.35 2.049 26.0Krian 240.23 249.454 17.60 4.706 0.52 0.144

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

43

Page 12: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Balongbendo 285.62 294.684 35.34 9.534 0 0Wonoayu 308.28 320.183 17.96 4.531 1.41 0.452Tarik 289.85 294.394 38.18 11.731 0.49 0.096Prambon 263.48 247.931 14.06 4.995 0.22 0.018Taman 187.14 214.993 3.51 0.428 0.35 0.086Waru 3.51 1.032 1.46 0.378 0.47 0.117Gedangan 80.33 47.972 5.07 1.077 0Sedati 13.42 7.332 1.88 0.330 0.19 0.016Sukodono 451.01 490.025 49.97 12.140 0

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

5.1.4. Sumberdaya PeternakanSistem produksi ternak khususnya ternak besar Sapi di Kabupaten Sidoarjo

sebenarnya merupakan aktivitas ekonomi yang penting bagi penduduk, disamping ternak kecil dan unggas yang lebih bersifat sebagai tabungan. Jumlah ternak di masing-masing desa disajikan dalam Tabel 9.

Dari perkembangan peternakan yang ada sampai sekarang mewnunjukkan keadaan yang cukup menggembirakan walaupun dalam jumlah terbatas.Hal ini disebabakan belum pernah dirasakan oleh petani sampai kekurangan pakan. Jerami selama ini belum pernah digunakan untuk pakan ternak pada musim penghujan, hanya pada musim kemarau sebagai tambahan. Hal ini dianggap sebagai petunjuk masih cukupnya persediaan pakan yang ada, dengan jumlah ternak yang ada selama ini.

Tabel 9. Jumlah Ternak Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Tahun 1995/96. (Dalam Ekor)

Kecamatan Sapi potong

Sapi perah Kerbau Domba

Kambing

Kuda

Sidoarjo 145 16 150 615 650 30Buduran 169 14 98 1250 563 14Candi 140 5 110 3574 957 5Porong 1025 195 450 964 3400 54Krembung 925 0 459 553 1688 9Tulangan 865 0 360 997 1145 3Tanggulangin 328 22 245 1314 1283 1Jabon 945 0 562 1646 1988 25Krian 698 445 435 986 1905 2Balongbendo 1693 12 619 1867 2430 0Wonoayu 1345 83 348 6490 3167 23Tarik 1623 0 1445 1732 2015 0Prambon 1735 65 678 1255 2761 8Taman 125 714 131 550 1550 2Waru 109 350 70 370 301 7Gedangan 83 45 65 459 785 10Sedati 135 59 70 1650 1350 0

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

44

Page 13: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Sukodono 445 14 195 1185 1120 2Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tabel 10. Jumlah Ternak Unggas Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Tahun 1995/96. (Dalam Ekor)

Kecamatan Ayam Raas

Petelur

Ayam Raas

Pedaging

Ayam Bukan Raas

Itik

Sidoarjo 6230 15700 31105 4260Buduran 59247 39250 56400 24211Candi 17200 36890 44400 17213Porong 7224 15125 43609 3250Krembung 9325 50500 42905 4552Tulangan 8474 9350 39115 1410Tanggulangin 9900 15215 36516 5950Jabon 3850 10335 40145 4425Krian 8960 20217 81325 16150Balongbendo 7150 20100 46363 5925Wonoayu 12500 10375 44427 7450Tarik 3500 15320 80117 9545Prambon 9200 50125 89216 8325Taman 9100 3250 26620 595Waru 3150 5750 18300 2445Gedangan 3250 10180 28250 1209Sedati 2250 8250 25285 3850Sukodono 1750 6143 30750 7780

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

5.1.5.Sumberdaya PerikananSistem usaha ikan di Kabupaten Sidoarjo ini mudah dikembangkan mengingat

kondisi iklim dan ekosistem pesisir-pantai yang sangat mendukung. Hasil observasi lapang menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan dan budidaya perikanan banyak dijumpai di lapang.

Tabel 11. produksi penangkapan ikan laut

Kecamatan Candi Sedati Sidoarjo

Teri 422300 -Udang 195700 -Rebon 72400 -Manyung 84800 -Petek 29300 -

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

45

Page 14: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Cucut 58600 -Pari 40100 -Belanak 32400 -Lainnya 605600 -

Jumlah 1541200Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tabel 11. Produksi budidaya tambak

Kecamatan Luas baku (ha)

Bandeng Udang windu

Udang campur

Udang putih

Tawas dll

Waru 558.873 257200 180900 80600 45800 46500Sedati 4206.981 1936300 1361400 607100 344900 349600Buduran 1731.161 796800 560200 249800 141900 143800Sidoarjo 3127.834 1439700 1012200 451400 256500 260000Candi 1031.655 474800 333900 148900 84600 85700Tanggulangin

498.955 229700 161500 72000 40900 41500

Porong 496.315 228400 160600 71600 40700 41200Jabon 4077.462 1876900 1319500 588600 334400 338700

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

46

Page 15: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

1.6. Industri Pedesaan dan Kerajinan Rakyat

Perkembangan industri pedesaan dan kerajinan rakyat di Kabupaten Sidoarjo selama ini masih sangat terbatas. Hal ini diantaranya karena pembinaannya yang masih kurang sehingga ketrampilan para pengrajinnya masih rendah. Akibatnya kualitas yang ada belum mampu bersaing di pasaran, apalagi selama ini permodalan yang dimiliki pengrajinpun sangat terbatas.

Berbagai industri pedesaan dan kerajinan rakyat yang ada di Kabupaten Sidoarjo, secara terinci tercatat di masing-masing desa disajikan pada Tabel 12. Kecuali yang tercatat tersebut masih terdapat pula beberapa unit pandai besi, batubata, genting, unit usaha pembuatan tahu dan tempe, gula merah, kripik singkong/melinjo/pisang dsb.

Pengembangan berbagai industri dan kerajinan rakyat ini nampak sangat terbatas. Walaupun demikian khususnya industri kecil rumah tangga pembuatan tahu dan mungkin tempe dari kedele, tepung/kerupuk singkong, bahkan minyak kelapa mengingat di daerah ini banyak dihasilkan kelapa, masih mempunyai harapan untuk dikembangkan, bersamaan usaha intensifikasi disektor pertanian. Pemasaran hasil berbagai industri kecil dan kerajinan rakyat yang ada sekarang masih terbatas di daerah Kabupaten Sidoarjo sendiri. Nilai produksi dari berbagai hasil industri kecil dan kerajinan rakyat yang ada diperhitungkan sebagai pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah perusahaan pada kelompok industri kecil

Kecamatan Perusahaan(unit)

TKO

Sidoarjo 254 7117Buduran 28 535Candi 75 1604Porong 94 1252Krembung 20 324Tulangan 53 846Tanggulangin 103 1513Jabon 20 232Krian 77 924Balongbendo 19 242Wonoayu 15 246Tarik 6 62Prambon 11 125Taman 248 8429Waru 274 7952Gedangan 88 2559Sedati 12 278Sukodono 8 111

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

1.7. Sumberdaya Manusia

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

47

Page 16: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Jumlah penduduk, pertumbuhan dan mobilitas

Tabel 13. Jumlah penduduk, kelahiran, kematian, datang dan pindah

Kecamatan Jumlah penduduk

Jumlah lahir

Jumlah mati

Datang pindah

Sidoarjo 97170 690 304 2575 813Buduran 43123 582 190 886 402Candi 55520 538 195 603 171Porong 57648 645 348 409 366Krembung 46855 417 201 138 101Tulangan 60146 808 378 414 406Tanggulangin 54468 235 209 265 103Jabon 40980 352 187 65 71Krian 68028 711 293 652 436Balongbendo 47557 428 155 246 169Wonoayu 52525 183 151 3853 34Tarik 47591 766 267 424 220Prambon 55170 579 285 395 354Taman 113881 1650 453 3640 1545Waru 127318 1247 312 5405 2292Gedangan 61362 972 271 1174 813Sedati 44072 708 190 1158 454Sukodono 48848 817 236 881 293

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Kelompok Umur dan Angkatan KerjaRataan kepadatan penduduk yang lebih dari 500 jiwa/km2 dan sebagian besar

bermatapencaharian di sektor pertanian mengisyaratkan tingginya tekanan penduduk terhadap sumberdaya alam di sekitarnya. Rendahnya kapabilitas sumberdaya lahan dan terbatasnya alternatif pekerjaan dan usaha di luar sektor pertanian menunjukkan pentingnya alternatif sistem usahatani yang produktif dan lestari. Data yang disajikan dalam tabel berikut ini menunjukkan suplai tenagakerja potensial di setiap kecamatan yang tersedia untuk berbagai kegiatan pertanian.

Tabel 14 . Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Kecamatan Dewasa Anak-anak Jumlah

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

48

Page 17: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Laki-laki perempuan

Laki-laki perempuan

Laki-laki

perempuan

............... jiwa ..................

Sidoarjo 30462 32112 16945 17651Buduran 12312 12598 9076 9137Candi 15650 16386 11845 11639Porong 17502 18541 10622 10983Krembung 15490 16254 7572 7539Tulangan 19875 20547 9788 9936Tanggulangin 16037 16496 10615 10870Jabon 13291 14280 6623 6786Krian 21136 22695 11889 12308Balongbendo 13982 14466 9447 9662Wonoayu 12524 13358 12619 14024Tarik 12783 12738 10837 11232Prambon 15926 16148 11336 11760Taman 34374 35725 22490 21292Waru 42199 44895 20190 20034Gedangan 21419 21327 9313 9303Sedati 13078 13185 9662 9147Sukodono 15872 14748 9235 8993

343912 356949 209104 212296Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Penduduk di Kabupaten Sidoarjo yang merupakan suku Jawa dan Madura yang sebagian terbesar beragama Islam, mereka umumnya masih konsisten berorientasi ke masa depan untuk memperbaiki kehidupannya. Hal ini merupakan salah satu faktor pendukung pembangunan. Indikasi manusia pembangunan yang melekat di antara mereka adalah (a) mau bekerja keras, (b) orientasi produktif, (c) berusaha untuk kreatif dan inovatif, serta (d) berorientasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Penduduk di Kabupaten Sidoarjo pada umumnya berpendapat bahwa seseorang harus berusaha bekerja keras untuk mendapatkan rezeki dan garis kehidupan yang lebih baik, baru kemudian setelah berusaha pasrah pada takdir Tuhan, bukan sebaliknya harus pasrah saja kepada Tuhan, sehingga tidak perlu bekerja keras. Kemauannya untuk bekerja yang kreatif bahwa kegagalan tidak saja harus diterima dengan sabar, tetapi harus berusaha untuk mencari penyebab kegagalan tersebut, supaya tidak terulang kegagalan itu yang kedua kali.

Tabel 15. Jumlah Penduduk menurut agama, Tahun 1995/96.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

49

Page 18: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Kecamatan Agama: Islam Kristen Katolik Hindu Buda

Sidoarjo 92970 4546 2636 540 1142Buduran 42163 417 453 65 19Candi 53821 285 85 24 12Porong 57016 236 342 54 17

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

50

Page 19: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Krembung 46885 236 109 30 5Tulangan 59956 108 136 17 4Tanggulangin 56049 75 110 6 19Jabon 43316 39 4 4 6Krian 66309 613 745 38 167Balongbendo 53917 328 164 38 10Wonoayu 52198 90 8 0 19Tarik 45887 406 132 3 0Prambon 55034 78 90 6 4Taman 109549 2455 1807 303 280Waru 116005 4015 2379 317 28Gedangan 59085 1087 953 133 100Sedati 43182 788 419 145 24Sukodono 49627 16 48 2 1

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1996.

Penunjang pelayanan pendidikan masyarakat.

Sistem pendidikan masyarakat secara fungsional dilayani oleh berbagai kelem bagaan pendidikan formal baik negeri maupun swasta umum, maupun yang berkaitan dengan keagamaan khususnya yang ada di Kabupaten Sidoarjo adalah kelembagaan pendidikan formal keislaman, dan pendidikan non-formal. Peranan lembaga non-formal belum banyak berkembang walaupun mempunyai peluang untuk dikembangkan lebih jauh, untuk dapat lebih mendukung program-program pembangunan pedesaan.

Tabel 16. Banyaknya sekolah, guru dan murid Sd dan SLTP.

Kecamatan SD SLTP Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid

Sidoarjo 47 97 2308 4 113 2065Buduran 24 105 2507 3 48 526Candi 28 128 3342 2 49 470Porong 42 93 1630 2 34 362Krembung 33 44 497 0 0 0Tulangan 38 112 2162 2 50 977Tanggulangin 32 154 2145 4 91 2006Jabon 28 60 1269 2 42 340Krian 38 127 2978 0 0 0Balongbendo 34 60 1071 1 14 107Wonoayu 35 99 1614 1 29 316Tarik 37 56 755 0 0 0Prambon 34 69 1246 1 15 157Taman 52 257 4846 3 62 487Waru 45 246 6438 3 81 1224

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

51

Page 20: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Gedangan 34 75 1620 2 46 465Sedati 21 108 2491 1 34 453Sukodono 33 152 2203 1 26 396

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tingkat pendidikan penduduk di masa-masa yang akan datang di antaranya masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan pendidikan orang tuanya, motivasi bersekolah dari anak-anak, serta adanya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya yang berada didaerah ini. Disamping pendidikan formal, pendidikan non-formal khususnya dalam bentuk Pondok Pesantren, belum banyak berkembang di wilayah ini. Walaupun demikian pendidikan keagamaan Islam di langgar/masjid atau pengajian-pengajian cukup berkembang, sesuai dengan besarnya pemeluk agama Islam di wilayah ini ( >90% jumlah penduduk beragama Islam). Bahkan berbagai penyampaian informasi tentang pembangunan banyak memanfaatkan forum-forum pengajian ini.

Matapencaharian Penduduk dan KetenagakerjaanSebagian besar penduduk Kecamatan sambit mempunyai matapencaharian

dalam bidang pertanian, sedangkan lainnya dalam bidang-bidang peternakan, industri/ pengrajin, buruh- buruh, perdagangan dan berbagai bidang jasa lainnya seperti kesehatan, angkutan. Dari total penduduk usia produktif yang ada , ternyata belum seluruhnya bekerja. Hal ini khususnya sebagai akibat sebagian besar ibu rumah tangga yang tidak bekerja mencari penghasilan, termasuk umur produktif yang masih sekolah, umur dibawah 64 tahun yang sudah tidak mampu bekerja lagi, serta tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan. Banyak terdapat angkatan muda putus sekolah yang enggan bekerja disektor pertanian, dan tidak mendapatkan pekerjaan diluar sektor pertanian, sehingga masih menganggur.

1.8. Sarana Produksi dan Perhubungan

Sarana dan Prasarana PerhubunganJalan raya yang ada menghubungkan Kabupaten Sidoarjo dengan Ibukota

kabupaten dan kecamatan lainnya. Panjang jalan yang melewati Kabupaten Sidoarjo sendiri meliputi sepanjang 51.3 km jalan aspal, jalan batu sepanjang 60.5 km, dan jalan-jalan tanah sepanjang 156 km. Jalan tanah di wilayah desa sebagian besar agak sulit dilalui kendaraan roda empat, terutama pada musim penghujan. Perbaikan jalan dan pembangunan/perbaikan jembatan selama ini memang masih nampak menjadi prioritas, mengingat jalan-jalan desa yang kondisinya masih memerlukan perbaikan. Sarana perhubungan darat adalah minibus yang mempunyai trayek dari Sidoarjo sampai Kabupaten Sidoarjo. Angkutan ini biasanya mengangkut warga masyarakat maupun barang. Selain itu terdapat pula truk-truk yang mengangkut hasil pertanian ke kota oleh pedagang.

Untuk sampai ke dusun-dusun yang lebih dalam, kecuali banyak digunakan sepeda oleh penduduk, terdapat pula ojeg yang jumlahnya cukup banyak. Ojek adalah merupakan sarana umum yang digunakan oleh penduduk di kecamatan ini. Jumlah

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

52

Page 21: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

sarana perhubungan yang ada atau melewati wilayah desa-desa di kecamatan ini adalah colt/ minibus , truk , sepeda motor, gerobag dan sepeda/becak.

1.9. Sumberdaya Air dan Ekosistem PerairanPengadaan air bersih bagi kepentingan penduduk sehari- hari dilakukan

melalui sumur galian, pompa air dalam maupun yang dangkal, selama ini belum merupakan kendala penting di wilayah kecamatan ini. Sumur-sumur galian penduduk umumnya kekurangan air di musim kemarau, debitnya mengalami penurunan yang tajam. Walaupun demikian keberadaan sumur dalam maupun dangkal ini sangat diperlukan, khususnya untuk menanggulangi kemungkinan penurunan yang tajam di musim kemarau serta mengantisipasi meningkatnya kebutuhan air rumah tangga.

Kebutuhan air untuk keperluan pertanian, peternakan dan lainnya mengandalkan air hujan. Air sungai yang karena letaknya cukup curam sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari gambaran neraca lengas lahan diketahui bahwa di Kabupaten Sidoarjo terjadi surplus air hujan pada bulan- bulan Januari, Februari, Maret, April, Nopember dan Desember, dan defisit air hanya terjadi pada bulan Mei s/d September. Kondisi yang ada sekarang ialah bahwa sebagian surplus air hujan tersebut mengalir di permukaan tanah menuju ke sungai-sungai dan hanya sebagian dapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Oleh sebab itu jika pembuatan chek-dam dapat terlaksana, dan air sungai yang ada dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin melalui pembuatan jaringan irigasi sederhana karena memang debit sungai juga tidak besar, maka defisit air akan dapat teratasi.

1.10. Sarana dan Prasarana FisikSarana dan prasaran perhubungan dari ibukota kabupaten maupun

kecamatan lain menuju ibukota Kabupaten Sidoarjo sudah dengan kondisi yang baik dan lancar, dengan biaya transportasi yang wajar. Akan tetapi sarana dan prasarana perhubungan dari ibukota kecamatan menuju desa-desa masih agak terbatas, sekitar 40% masih berupa jalan tanah, 20% berupa makadam, dan sekitar 40% berupa jalan aspal, dengan prasarana umum yang digunakan penduduk adalah ojek, sepeda, dan sejumlah oplet.

Pada musim kemarau dan musim penghujan sebagian besar jalan tanah/makadam yang ada masih dapat dilalui kendaraan roda empat, seperti truk untuk mengangkut hasil pertanian, tetapi biayanya cukup mahal, apalagi terdapat juga desa yang jauhnya 50 Km ke ibukota kecamatan. Jembatan bambu dan kayu juga masih ada beberapa buah yang dengan sendirinya tonasenya sangat terbatas, sehingga beberapa diantaranya juga tidak dapat dilalui prahoto.

Sarana dan prasarana komunikasi khususnya radio, relatif cukup memadai namun untuk TV pada desa-desa tertentu jumlahnya terbatas). Terbatasnya media komunikasi ini di antaranya juga disebabkan masih terbatasnya fasilitas listrik desa. Baru sebagian rumah tangga menikmati penerangan listrik dari PLN maupun non-PLN.

Prasarana ekonomi khususnya pasar umum permanen, hanya ada di . beberapa desa, disamping beberapa pasar hewan. Pasar umum itupun hanya beroperasi 1-2 hari/minggu. Hal ini pula menjadikan sebagian besar petani menjual hasil komoditasnya melalui para tengkulak dengan harga yang jauh lebih murah. Toko/warung yang menyediakan kebutuhan sehari- hari, kecuali masih terbatas jumlahnya, juga tidak merata jumlahnya di setiap Kecamatan.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

53

Page 22: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan jumlah tenaga kesehatan disajikan berikut ini.

Tabel 17. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

Kecamatan Rumah

sakit

Puskesmas

Puskesmas Pembantu+k

ecil

Rumah

bersalin

BKIA

Tempat praktek

Apotik+Toko obat

Dokter Bidan

Sidoarjo 3 3 5 2 1 9 10 19Buduran 1 4 2 4 1Candi 1 4 2 9 1Porong 1 2 4 1 5 8 5Krembung 1 4 2 7 0Tulangan 2 6 1 2 6 1Tanggulangin 1 4 2 1 2 6 1Jabon 1 5 1 5 0Krian 2 5 4 6 3Balongbendo 1 4 4 4 0Wonoayu 1 5 1 4 0Tarik 1 4 3 5 0Prambon 1 4 1 5 0Taman 1 2 5 9 18 9Waru 2 5 1 1 14 15 15Gedangan 1 4 1 7 10 1Sedati 1 1 3 1 2 10 2Sukodono 0 4 1 8 0

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tabel 18. Jumlah tenaga kesehatan menurut PUSKESMAS

Wilayah kerja Puskesmas

Jumlah penduduk

Jumlah Tenaga paramedis

Dokter

Sarjana

Non medi

s

Jumlah

Jiwa Perawatan

Non pera- watan+Pem bantu

kesehatan

Sidoarjo 60029 6 12 3 1 9 37Urangagung 28249 5 11 2 3 25Sekardangan 29426 4 9 2 1 6 25Buduran 51983 7 9 4 5 31

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

54

Page 23: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Candi 70454 4 9 2 4 29Porong 39601 14 16 4 12 52Jabon 49233 5 9 2 5 29Krembung 53298 4 10 3 4 29Tanggulangin 65607 5 13 2 3 33Tulangan 36511 6 8 2 1 4 26Kepadangan 31102 4 7 2 5 22Taman 99145 14 17 4 5 49Trosobo 42491 6 9 2 3 26Sukodono 54357 5 11 2 3 29Sedati 52695 6 7 3 4 27Waru 83768 5 13 3 3 33Medaeng 77324 4 7 3 6 28Gedangan 84905 8 10 4 8 45Krian 60194 17 17 4 14 63Barengkrajan 24586 4 5 3 7 24Tarik 53871 5 15 3 6 35Balongbendo 54994 8 11 2 3 32Wonoayu 58575 8 11 2 6 34Prambon 61684 7 12 2 2 34Kedungploso 28677 4 3 2 4 18

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

55

Page 24: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Tabel 19. Jumlah Posyandu dan banyaknya kunjungan

Kecamatan Jumlah Ibu Hamil BayiPosyandu Orang % Orang %

Sidoarjo 126 2157 83.48 1615 68.72Buduran 65 706 61.88 659 63.54Candi 86 1156 74.77 836 59.46Porong 73 949 63.35 415 30.47Krembung 63 1097 93.76 379 35.65Tulangan 74 889 59.90 942 75.36Tanggulangin 67 910 63.19 729 55.69Jabon 58 762 70.49 200 20.37Krian 96 1797 96.56 1376 81.32Balongbendo 62 839 69.51 122 11.12Wonoayu 65 1204 93.62 802 68.60Tarik 69 1050 88.83 999 92.93Prambon 67 125 9.23 910 73.92Taman 125 2329 74.91 2136 75.66Waru 118 2711 76.67 1851 57.59Gedangan 76 1929 103.49 623 39.08Sedati 61 286 24.72 733 69.74Sukodono 63 33 2.77 151 13.92

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa sebagian besar penduduk memeluk agama Islam, mereka melakukan peribadatannya pada tempat-tempat peribadatan seperti masjid, langgar/mushola (Tabel 20)

Tabel 20. Jumlah tempat ibadah, kondisi tahun 1995

Kecamatan Masjid Langgar/Mushola

Gereja Penyuluh Agama +khotib+mubaligh

Sidoarjo 55 219 5 259Buduran 22 151 0 157Candi 35 241 0 245Porong 34 183 1 173Krembung 33 193 2 111Tulangan 35 284 0 121Tanggulangin 43 226 0 183Jabon 28 136 0 133Krian 50 257 2 222Balongbendo 37 146 2 109Wonoayu 51 238 0 186Tarik 30 174 0 101Prambon 37 181 0 145Taman 83 263 3 202

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

56

Page 25: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Waru 100 162 0 271Gedangan 38 141 2 203Sedati 38 99 1 306Sukodono 41 175 0 186

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

1.11. Kelembagaan Pedesaan: Ekonomi, dan Sosial Kelembagaa ekonomi yang ada masih sangat terbatas, Bank dan lumbung

yang ada dalam katagori belum aktif dan bersifat pasaran atau musiman. Terbatasnya sarana dan prasaran ekonomi ini mengakibatkan daerah Kabupaten Sidoarjo ini potensi produksinya masih belum berkembang.

Keadaan sehari-hari menunjukkan masih lemahnya keterkaitan antara beberapa lembaga-lembaga penting yang ada di pedesaan dan pemerintahan di desa. Kelompok tani masih banyak yang kurang berfungsi dan staf penyuluhan dari Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan Dinas Peternakan karena terbatasnya jumlah penyuluh sedangkan wilayah kerja sangat luas, apalagi sarana transportasi yang ada juga terbatas, walaupun nampak aktif tetapi belum merata untuk seluruh wilayah kerjanya.

KUD yang ada masih belum banyak dimanfaatkan oleh petani, dan hanya lebih berfungsi dalam pengadaan beras. Lembaga-lembaga kredit desa seperti koperasi simpan pinjam masih belum banyak dimanfaatkan oleh kelompok tani, begitu juga kaitan fungsional dengan KUD juga lemah.

Kelompok arisan sebagai lembaga keuangan non-formal di desa-desa berkembang, khususnya berkaitan dengan aktivitas PKK maupun lembaga-lembaga sosial masyarakat.

1.12. Performansi Tingkat kesejahteraan Sosial Masyarakat

Kesehatan Masyarakat

Tabel 22. Status gizi BALITA

PUSKESMAS Balita yg BGM Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih

ditimbang N % N % N % N %

Sidoarjo 301 1 0.33 16 5.32 199 66.11 85 28.24

Urangagung 146 0 0 0 0.00 107 73.29 39 26.71

Sekardangan 162 1 0.62 3 1.85 119 73.46 36 22.22

Buduran 418 1 0.24 21 5.02 316 75.60 70 16.75

Candi 506 1 0.20 26 5.14 353 69.76 126 24.90

Porong 300 0 7 2.33 243 81.00 50 16.67

Kedungsolo 123 0 2 1.63 99 80.49 22 17.89

Jabon 215 0 11 5.12 175 81.40 29 13.49

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

57

Page 26: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Krembung 331 0 10 3.02 255 77.04 66 19.94

Tanggulangin 281 0 5 1.78 201 71.53 75 26.69

Tulangan 321 0 17 5.30 150 46.73 64 19.94

Kepadangan 139 0 14 10.07 90 64.75 35 25.18

Taman 472 0 12 2.54 369 78.18 92 19.49

Trosobo 315 0 2 0.63 213 67.62 100 31.75

Sukodono 412 1 0.24 10 2.43 318 77.18 83 20.15

Sedati 357 0 17 4.76 270 75.63 70 19.61

Waru 362 0 19 5.25 237 65.47 106 29.28

Medaeng 311 0 7 2.25 238 76.53 66 21.22

Gedangan 492 1 0.20 20 4.07 380 77.24 91 18.50

Krian 360 2 0.56 20 5.56 260 72.22 78 21.67

Barengkrajan 151 1 0.66 10 6.62 105 69.54 35 23.18

Tarik 425 0 23 5.41 334 78.59 68 16.00

Balongbendo 222 0 8 3.60 152 67.47 62 27.93

Wonoayo 473 1 0.21 23 4.86 390 82.45 58 12.26

Prambon 455 0 13 2.86 374 82.20 68 14.95

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

58

Page 27: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Pelayanan Air Bersih

Tabel 23. Jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan air bersih

Wilayah kerja Puskesmas

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk yang mendapat air

bersih Pemerintah

Pelayanan air bersih

swadaya

Jumlah layanan air bersih

keseluruhan

Jiwa Jiwa % Orang % Jumlah

%

Sidoarjo 60029 21570 36 39770 66 61340 100Urangagung 28249 1900 7 24030 85 25930 91Sekardangan 29426 5480 19 14745 50 20225 68Buduran 51983 4905 9 39055 75 43960 84Candi 70454 5290 8 46475 65 54765 77Porong 39601 5510 14 26740 67 32250 81Jabon 49233 3220 7 34780 70 37990 77Krembung 53298 3000 6 41745 78 44745 83Tanggulangin 65607 2680 4 43440 66 46120 70Tulangan 36511 1750 5 30410 83 32190 88Kepadangan 31102 2235 7 30525 98 30760 98Taman 99145 6810 7 69525 70 76335 76Trosobo 42491 1625 4 45690 95 55565 100Sukodono 54357 1005 2 48830 89 49835 91Sedati 52695 6855 13 30770 58 37625 71Waru 83768 12425 15 60500 72 72925 87Medaeng 77324 6925 9 46730 60 53655 69Gedangan 84905 7775 9 45910 54 53685 63Krian 60194 15065 25 35010 58 50115 83Barengkrajan 24586 1580 6 20715 84 22305 90Tarik 53871 2650 5 46110 85 48760 90Balongbendo 54994 2850 5 51270 93 54120 98Wonoayu 58575 2370 4 46435 79 48805 83Prambon 61684 1835 3 46090 74 47925 77Kedungploso 28677 1075 4 20040 69 21915 76

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

59

Page 28: sistem informasi sumberdaya perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo

Amin Azis, M. 1991. Interaksi Sektor Pertanian dan Sektor Industri dalam Proses Industrialisasi. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V, Jakarta 3-7 September 1991. Pusat Analisa Perkembangan IPTEK-LIPI, Jakarta.

BPS. 1997. Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

BPS. 1997. Kecamatan Candi dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

BPS. 1997. Kecamatan Jabon dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

BPS. 1997. Kecamatan Sidoarjo dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

BPS. 1997. Kecamatan Tarik dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

BPS. 1997. Kecamatan Waru dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

BPS. 1997. Potensi Desa Kabupaten Sidoarjo 1996/97. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

60