Sistem Informasi Jamkesta

24
Alur Sistem Informasi Jamkesta Propinsi Lampung Disusun Oleh: Mutiara Romana Kusuma (55412188) SMTI-07-03 2013/2014

description

Artikel tentang sistem informasi Jaminan Kesehatan Semesta di Provinsi Lampung.

Transcript of Sistem Informasi Jamkesta

Alur Sistem Informasi Jamkesta Propinsi Lampung

Disusun Oleh:Mutiara Romana Kusuma (55412188)SMTI-07-032013/2014

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang MasalahMasalah kesehatan merupakan salah satu masalah vital dalam sebuah negara, terutama untuk menunjang berdiri dan berkembangnya negara tersebut. Selain itu, tingkat kesehatan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Pengetahuan tentang kualitas sumber daya manusia ini kemudian dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Menurut World Economic Forum (WEF), Indonesia adalah salah satu negara dengan kualitas sumber daya manusia yang terglong rendah. Berdasarkan laporan dari organisasi tersebut, kualitas sumber daya manusia di Indonesia menem-pati urutan ke-53 dari 78 negara yang diukur. Salah satu penyebab utama rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia adalah karena faktor kesehatan dan kebahagiaan [1]. Tak dapat dipungkiri, kualitas kesehatan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hal utama yang menyebabkan rendahnya taraf kesehatan masyarakat di negara ini adalah tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi di tengah-tengah masyarakat Indonesia [2]. Masyarakat miskin di Indonesia cenderung kurang memiliki kesadaran dalam meme-lihara kesehatan mereka. Hal ini dapat disebabkan kurangnya pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan akibat rendahnya tingkat pendidikan yang mereka dapat. Selain itu, tingkat kemiskinan juga menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang tergolong mahal [3].Sering terdengar kasus masyarakyat miskin yang ditolak berobat di rumah sakit. Bukan hanya itu, banyak rakyat miskin yang memilih terbaring sakit di rumahnya dibanding pergi berobat ke rumah sakit. Mereka merasa takut pergi berobat ke rumah sakit, menurut mereka berobat ke rumah sakit membutuhkan biaya yang besar dan tentu tidak terjangkau oleh tingkat ekonomi mereka [4].Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah Indoesia untuk menciptakan suatu pembangunan kesehatan yang memadai bagi masyarakat miskin. Hal ini sesuai dengan aturan Undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan Undang-undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (3) bahwa Negara bertanggung jawab atas pengediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. [5]Untuk mewujudkan amanat dari pasal-pasal tersebut, pemerintah dalam hal ini ter-masuk pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya dalam menjamin akses pen-duduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk menjamin kesehatan masyarakat, terutama masyarakat miskin, adalah melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Program ini merupakan pro-gram jaminan biaya pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah daerah kepada masya-rakatnya [6]. Dengan program ini, diharapkan rakyat miskin di suatu daerah dapat menerima layanan kesehatan dengan selayak-nya dan meningkatkan taraf kesehatan di Indonesia.Namun, program ini masih belum bisa dijalankan dengan maksimal. Salah satu penye-babnya adalah kurangnya sosialisasi pemerintah tengtang Jamkesda kepada masyarakat di daerahnya. Padahal, untuk mendapatkan informasi yang baik masyarakat harus mendapatkan sosialisasi yang baik pula [4]. Terlihat jelas bahwa sosialisasi dan informasi memegang peran penting dalam berjalannya program Jamkesda di suatu daerah. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai alur sistem informasi Jamkesda di daerah Lampung, atau yang disebut Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta), untuk meningkatkan pengetahuan masya-rakat Lampung tentang program Jamkesta di daerahnya.1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan mengenai alur sistem informasi Jamkesta di Propinsi Lampung, yaitu sebagai berikut.1. Apakah yang dimaksud dengan Jamkesta?2. Bagaimanakah alur sistem informasi dari Jamkesta di Propinsi Lampung?

1.3. TujuanMakalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberi penjelasan tentang bagaimana alur sistem informasi dari Jamkesta di Propinsi Lampung berjalan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Sistem Informasi KesehatanSistem informasi secara umum adalah kumpulan informasi di dalam suatu basis data dengan menggunakan model dan media teknologi informasi dalam pengambilan bisnis suatu organisasi. Sistem ini biasanya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen, dan basis data. Informasi merupakan suatu hal yang penting dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen di suatu organisasi [7], tak terkecuali organisasi kesehatan. Sedangkan sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat [8]. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) diperlukan untuk menjalankan upaya kesehatan dan mengawasi upaya tersebut agar lebih efektif dan efisien [9]. Selain itu, informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.Subsistem dalam sistem informasi kesehatan secara umum meliputi sebagai berikut.a. Surveilans epidomologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi ling-kungan dan faktor resiko);b. Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit, laoratorium kesehatan daerah, gudang farmasi, dan praktek swasta;c. Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisaasi, HIV/AIDS, yang biasanya bersifat vertical;d. Sistem administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, system kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian, dan lain-lain;e. Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian, maupun migrasi.Jika dicermati, komponen tersebut bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan semata, tetapi juga sektor lain seperti statistik vital kependudukan, data kelahiran, dan data kematian. Selain itu, untuk menunjang berjalannya SIK ini, diperlukan sistem pelaporan informasi kesehatan dari fasilitas kesehatan secara rutin.Teknologi informasi memberi kemudahan dalam proses manajemen di segala bidang. Dengan teknologi informasi, data dan informasi dapat diolah dan didistribusikan secara lebih mudah, cepat, akurat, dan fleksibel. Hal ini mendorong semakin dibutuhkannya pemanfaatna tekno-logi informasi dalam berbagai kegiatan.World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi menuai beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.a. Membantu pengambilan keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.b. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.c. Penguatan evidence based dalam pengambilan kebijakan yang efektif, evaluatif, dan inovatif melalui penelitian.d. Perbaikan dalam tata kelola, memobilisasi sumber baru dan akuntabilitas cara yang di-gunakan [10].

2.2. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)Sejak tahun 2004, Indonesia telah memiliki peraturan yang mengatur jaminan sosial bagi masyarakat berupa Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dalam Undang-undang ini dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah mengembangkan berbagai program yang dikhususkan untuk rakyat miskin. Salah satunya pada tahun 2008, diselenggarakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sebagai pengganti Askeskin. Dalam pelaksanaannya, program Jamkesmas menghadapi berbagai kendala, salah satunya adalah bantuan yang kurang tepat sasaran karena tidak tampak jelas mana keluara yang tergolong miskin dan mana yang bukan [11].Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan diselenggarakannya program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Jamkesda awalnya muncul karena jaminan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah pusat tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh penduduk miskin di suatu daerah yang tidak mampu untuk berobat [12]. Program ini adalah program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan peme-rintah suatu daerah kepada masyarakat di daerahnya. Sasaran program Jamkesda adalah seluruh masyarakat suatu daerah yang belum memiliki jaminan kesehatan lainnya [6]. Pembiayaan yang dijamin oleh Jamkesda adalah sebagai berikut.a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dilakukan pada Puskesmas dan jaringannya.b. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RTJL) pada RSUD.c. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dilaksanakan pada Puskesmas rawat inap dan pelayanan rawat inap kelad III RSUD dan rumah sakit luar daerah yang telah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah tersebut.d. Pelayanan penderita gangguan jiwa dilaksanakan pada Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD).Pelayanan obat di Rumah Sakit dan Puskesmas beserta jaringannya menggunakan obat Generik. Apabila terjadi pemberian resep di luar obat Generik maka menjadi tanggung jawab pemberi pelayanan kesehatan. Penggunaan obat di luar obat Generik masih dimungkinkan sepanjang sesuai dengan indikasi medis berdasarkan protokol terapi yang diusulkan oleh Komite Medis dan dan disetujui Direktur Rumah Sakit dan pejabat lain yang berwenang.Tidak semua pelayanan kesehatan dijamin oleh Jamkesda, ada beberapa jenis pelayanan yang tidak ditanggung oleh program ini, yaitu sebagai berikut.a. Pembuatan kacamata.b. Alat bantu dengar.c. Alat bantu gerak (kursi roda, tongkat penyangga, korset).d. Pelayanan penunjang diagnostik canggih.e. General check-up.f. Sirkumsisi (sunat).g. Bahan, alat dan atau tindakan yang bertujuan untuk kosmetika.h. Prosthesis gigi tiruan.i. Pengobatan alternatif (akupuntur, pengobatan tradisional).j. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapatkan ketu-runan termasuk bayi tabung dan impotensi.k. Cuci darah ke-7 dan seterusnya.l. Pemasangan Pin.m. Tindakan akibat kecelakaan lalu lintas.n. Tindakan pengobatan akibat Napza/Narkoba.o. Pelayanan yang tidak prosedural [13][14].

BAB IIIMETODOLOGI

Berdasarkan cara dan tempat memperoleh datanya, metode penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode lapangan dan metode kepustakaan. Penelitian dengan metode lapangan dilakukan dalam suatu wilayah, lembaga atau instansi, dan organisasi tertentu serta objek-objek alami. Sedangkan penelitian dengan metode kepustakaan menggunakan kepustakaan sebagai sumber data penelitian. Peneliti berusaha mencari data dari berbagai literatur yang berhubungan dengan subjek yang mereka teliti, baik melalui perpustakaan, internet, dan lain sebagainya.Hasil dari makalah ini disusun dengan melakukan metode pengumpulan data melalui tinjauan kepustakaan. Metode ini dianggap paling tepat karena keterbatasan waktu dan keti-dakmampuan untuk terjun langsung dan melakukan observasi ke lapangan. Adapun data yang didapat seluruhnya diambil dari penelusuran internet dengan sumber yang terlampir. Data yang dikumpulkan dibatasi terhadap dokumen, gambar dan artikel yang berhubungan dengan Sistem Informasi Kesehatan, Jamkesda, dan Jamkesta di Propinsi Lampung. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun pengertian Jamkesta dan alur sistem informasi Jamkesta di Propinsi Lampung.

BAB IVPEMBAHASAN4.1. Sejarah dan Dasar Hukum JamkestaPemerintah Propinsi Lampung menyelenggarakan program jaminan kesehatan daerah sejak tahun 2010. Program ini masih berjalan hingga saat ini. Tahun 2010 dan 2011, Pemerintah Propinsi Lampung menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi pen-duduk miskin yang belum mendapatkan Jamkesmas.Tahun 2012, Pemerintah Propinsi Lampung melakukan perluasan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan bagi seluruh penduduk Propinsi Lampung yang belum memiliki jaminan kesehatan. Program ini beralih nama menjadi Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) Propinsi Lampung.Jaminan Kesehatan Semesta Propinsi Lampung adalah suatu jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh seluruh Kabupaten/Kota, Propinsi dengan kontribusi pembiayaan dari masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota dan Propinsi yang berjalan secara terintegrasi men-jadi suatu sistem dan berjenjang.Tahun 2013, Pemerintah Propinsi Lampung masih melanjutkan Program Jamkesta. Program ini merupakan suatu jaminan kesehatan yang diberikan kepada seluruh masyarakat Propinsi Lampung yang belum memiliki jaminan kesehatan lain seperti Askes, Jamsostek, Asabri, Jamkesmas, dan asuransi pribadi [15].Adapun landasan hokum yang mendasari dibentuknya Jamkesta di Propinsi Lampung ada-lah sebagai berikut.a. Peraturan Gubernur Lampung No. 1 Tahun 2012 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Semesta.b. Peraturan Gubernur Lampung No. 17 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesta 2013.c. Keputusan Gubernur Lampung nomor : G/182/III.03/HK/2013 tentang penugasan PT. Askes (Persero) Regional III Sumatera Bagian Selatan sebagai Pelaksana Program Jaminan Kesehatan Semesta Propinsi Lampung th 2013.d. Perjanjian Kerja Sama antara Pemda Prov. Lampung dengan PT. Askes (Persero) nomor: 20: G/217/III.03/HK/2012 nomor: 20/MoU/Reg.III/0212 tentang kerjasama penyelenggaraan jaminan kesehatan semesta tahun 2012.e. Perjanjian Kerja Sama antara Dinkes Prov. Dengan PT. Askes (Persero) Divisi Regional III nomor: 90/1061/III.03.2/PKS/I/2013 nomor: 15/KTR/Reg.III/0113 tentang penyelenggaraan Jamkesta 2013.Peraturan Gubernur Lampung No. 1 Tahun 2012 menetapkan pengorganisasian dalam pe-nyelenggaraan Jamkesta terdiri dari empat lembaga yaitu Dinas Kesehatan Lampung, Tim Koor-dinasi Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota, Tim Pengawas tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan, Serta Badan Penyelenggara.

4.2. Kepesertaan dan Prosedur Pelayanan JamkestaPeserta Jamkesta adalah seluruh masyarakat Lampung yang tidak memiliki jaminan/ asuransi kesehatan lainnya seperti :a. Peserta Program Askes Sosial PT Askes (Persero);b. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) PT. Jamsostek;c. Peserta Asabri;d. Peserta Jamkesmas;e. Peserta asuransi pribadi;Untuk jaminan kesehatan bagi Ibu Hamil dan Melahirkan dicover melalui Jaminan Persalinan (Jampersal).Adapun tahapan prosedur dalam pelayanan Jamkesta di Propinsi Lampung adalah sebagai berikut.a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (Pembiayaan ditanggung oleh dana Jamkesta Kab/Kota)1) Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) diberikan di Puskesmas dan beserta jejaringnya yang meliputi: Konsultasi dan pemeriksaan medis; Pemeriksaan laboratorium sederhana (darah, urin dan faeces rutin); Tindakan medis kecil; Pemeriksaan dan pengobatan gigi termasuk cabut gigi/tambal; dan Pemberian obat;2) Peserta wajib menunjukkan fotocopy KTPb. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama & RSUD Kab/Kota (Pembiayaan ditanggung oleh dana Jamkesta Kab/Kota)1) Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) diberikan di Puskesmas dan beserta jejaringnya yang meliputi: Akomodasi rawat inap; Konsultasi medis dan pemeriksaan fisik; Pemeriksaan laboratorium sederhana (darah, urin dan faeces rutin); Tindakan medis kecil; Pemberian obat; dan Pelayanan gawat darurat.2) Peserta wajib menunjukkan fotocopy KTP3) Peserta wajib menunjukkan surat rujukan4) Peserta wajib menunjukkan surat pernyataan tidak memiliki Asuransi Kesehatan apapunc. Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan Ke Propinsi (Pembiayaan ditanggung oleh dana Jamkesta Propinsi Lampung)1) Pelayanan diberikan di RS: RSUD Abdul Moeloek (RSUDAM) RS Jiwa (RSJ), RSU Pertamnina Bintang Amin (RSPBA)Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) meliputi:1) Konsultasi medis dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum/spesialis;2) Rehabilitasi medik;3) Pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium klinik, radiologi, dan elektro medik);4) Tindakan medis; dan5) Pelayanan obat mengacu formularium RSUD Abdul Moeloek.Sedangkan pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) meliputi:1) Akomodasi rawat inap2) Konsultasi medis dan pemeriksaan fisik;3) Penunjang diagnostik(Petologi Klinik, Petologi Anatomi, Lab. Mikro Patologi, Radiologi dan Elektro Medik);4) Tindakan medis;5) Operasi sedang, besar dan khusus;6) Pelayanan intensive care (ICU, ICCU, NICU, PACU);7) Pemberian obat mengacu formularium RSUD Abdul Moeloek; dan8) Alat subspesialistik (IOL, J Stent, Stent arteri, VP Shut, Mini Plate, Implant Spine dan non spine), Prothese (Kusta), Alat vitrektomi, pompa kelasi (Thalassemia), Kateter double lumen, Implant (rekonstruksi kosmetik), Stent (bedah, THT, kebidanan)9) Bahan dan alat kesehatan habis pakai.10) Obat-obat kemotherapy11) Pelayanan Jamkesta Propinsi Lampung yang didanai oleh Pemda Propinsi Lampung dapat dimanfaatkan di RSUD Abdul Moeloek, Rumah Sakit Jiwa Propinsi, dan RS Pertamina Bintang Amin.12) Dana tersebut dapat digunakan oleh peserta rujukan dari Kabupaten/Kota yang bekerja sama dengan Bapel Askes, dengan rujukan tertinggi di RSUD Abdul Moeloek.

4.3. Persyaratan dan Alur Pelayanan JamkestaPersyaratan yang harus dimiliki calon peserta untuk membuat kartu Jamkesta adalah sebagai berikut.a. Peserta wajib menunjukkan fotocopy KTP dan atau Kartu Keluargab. Peserta wajib menunjukkan surat rujukan dari RS Kab/Kota yaitu surat dokter dan surat pengantar dari RS Kab/Kotac. Peserta wajib menunjukkan surat pernyataan tidak memiliki Asuransi Kesehatan apapun.Pasien dengan kasus tertentu yang disetujui oleh Tim Pengelola Jamkesta dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Lampung dapat di rujuk ke RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.Adapun alur pelayanan peserta Jamkesta di Puskesmas dan RSUD Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.3.1 Alur Pelayanan Peserta Jamkesta di Propinsi Lampung [16]Pertama, peserta membawa persyaratan ke Puskesmas atau dokter keluarga. Kemudian akan dilakukan tindakan dan pelayanan kesehatan oleh petugas Puskesmas atau dokter keluarga tersebut. Bila tindakan yang dilakukan cukup, maka peserta diperbolehkan pulang. Namun, jika peserta memerlukan tindakan dari rumah sakit, maka Puskesmas atau dokter kelurga diwajibkan untuk membuat rujukan ke rumah sakit.Rumah sakit yang dirujuk kemudian memeriksa data kepesertaan yang diberikan peserta dengan data yang ada pada Basis Data Kepesertaan. Kemudianm setelah menun-jukkan Surat Keabsahan Peserta (SKP) yang dikeluarkan oleh dinas sosial [17], rumah sakit akan memberi tindakan dan pelayanan kesehatan lebih lanjut bagi peserta. Tindakan tersebut dapat berupa Rawat Inap Tingkat lanjutan (RITL) atau Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RIJL). Setelah peserta sembuh, peserta kemudian dapat diperbolehkan untuk pulang.Jika terjadi kasus gawat darurat, maka peserta akan langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan diberikan tindakan. Jika tindakan tersebut cukup, maka peserta diperbolehkan pulang. Jika tidak, peserta akan diberi pelayanan RITL atau RJTL.

BAB VKESIMPULANBerdasarkan data yang dikumpulkan diketahui bahwa Jaminan Kesehatan Semesta Propinsi Lampung adalah suatu jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh seluruh Kabupaten/Kota, Propinsi dengan kontribusi pembiayaan dari masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota dan Propinsi yang berjalan secara terintegrasi menjadi suatu sistem dan berjenjang. Sedangkan alur sistem informasi dari Jamkesta Propinsi Lampung tertuang dalam alur pelayanan Jamkesta yang telah dibahas dalam makalah ini.Terlihat bahwa dalam makalah ini berhasil dijelaskan mengenai alur sistem informasi Jamkesta di Propinsi Lampung. Namun karena keterbatasan metode dan sumber data, tidak bisa dijelaskan mengenai alur informasi dengan lebih dalam dan akurat. Selain itu, makalah ini juga masih belum bisa memberi pengetahuan kepada masyarakat Lampung, yang mana menjadi objek dalam penelitian di malakah ini, tentang alur sistem informasi Jamkesta di daerah mereka.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jatmiko, Bamang Priyo. Oktober 2013. Taraf Kesehatan Rendah, Peringkat Sumber Daya Manusia RI di Urutan Ke-53. [Online]. Tersedia: http://bisniskeuangan. kompas.com/read/2013/10/03/1504372/Taraf.Kesehatan.Rendah.Peringkat.Sumber.Daya.Manusia.RI.di.Urutan.Ke-53 [26 Januari 2014][2] Zuraya, Nidia., Rr Laeny Sulistyawati. Mei 2013. Kadin: Taraf Kesehatan Masyarakat Indonesia Masih Rendah. [Online]. Tersedia: http://www.republika.co.id/ berita/nasional/umum/13/05/29/mnjznd-kadin-taraf-kesehatan-masyarakat-indonesia-masih-rendah [26 Januari 2014][3] Kandar Y, Adhyzal. Maret 2011. Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Kesehatan di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136826-faktor-penyebab-terjadinya-masalah-kesehatan/ [26 Januari 2014][4] Ilyas, Ulfa. April 2012. Banyak Rakyat Miskin Tidak Tersentuh JPK Gakin. [Online]. Tersedia: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20120415/banyak-rakyat-miskin-tidak-tersentuh-jpk-gakin.html [27 Januari 2014][5] Ardiansyah, Rizky. November 2013. SJSN Bidang Kesehatan: Amanah UUD 1945 yang Dipercepat. [Online]. Tersedia: http://politik.kompasiana.com/2013/11/25/sjsn-bidang-kesehatan-amanah-uud-1945-yang-dipercepat-614082.html [27 Januari 2014][6] Diskominfo., Feny. Februari 2013. Jamkesda Milik Rakyat Miskin. [Online]. Tersedia: http://www.depok.go.id/24/02/2013/01-berita-depok/jamkesda-milik-rakyat-miskin [27 Januari 2014][7] Doraemon. Pengertian Sistem Informasi. [Online]. Tersedia: http://9triliun.com/artikel/ 1190/pengertian-sistem-informasi.html [28 Januari 2014][8] Sanjoyo, Raden. Sistem Informasi Kesehatan. [Online]. Tersedia: http://academia.edu/ 3207140/Sistem_Informasi_Kesehatan [28 Januari 2014][9] Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. Desember 2012. Sistem Informasi Kesehatan daerah (SIKDA) Elektronik Diimplementasikan di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www. dinkes.madiunkab. go.id/berita-150-sistem-informasi-kesehatan-daerah-sikda-elektronik-diimplementasikan-di-indonesia.html [28 Januari 2014][10] Wahyudi, Ahyar. 2011. Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online dan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Universitas Indonesia, Depok.[11] Fuadi, Kamal., Ufi Ulfiah., Siti Khiriah., Muhammad Maulana., Fitria Muslih. 2013. Audit Sosial Studi Kepesertaan Jamkesmas dan Jamkesda. Jakarta. PP Lakpesdam NU.[12] Manajemen Pembiayaan Kesehatan. Maret 2012. Ada BPJS, Lalu Bagaimana Nasib Jamkesda?. [Online]. Tersedia: http://www.manajemen-jaminankesehatan.net/index. php/78-berita/136-ada-bpjs-lalu-bagaimana-nasib-jamkesda [28 Januari 2014][13] Pemerintah Kabupaten Berau. Jamkesda. [Online]. Tersedia: http://www.beraukab. go.id/ layanan/view/6/jamkesda [28 Januari 2014][14] Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan. November 2011. Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). [Online]. Tersedia: http://dinkes.balangankab.go.id/post/read/88/ program-jaminan-kesehatan-daerah-jamkesda.hmtl [28 Januari 2014][15] Dinas Kesehatan Propinsi Lampung. Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta). [Online]. Tersedia: http://www.dinkes.lampungprov.go.id/index.php?option=com_content&view = article&id=116:jamkesta&catid=14&Itemid=435 [28 Januari 2014][16] Dinas Kesehatan Propinsi Lampung. 2013. Jamkesta Propinsi Lampung. [Online]. Tersedia: http://www.jamsosindonesia.com/jamsosda/detail/430 [28 Januari 2014][17] Suciati, Vera. Januari 2013. Urus Jamkesda, RSUD Sumedang-Dinsos Ngantor Bareng. [Online]. Tersedia: http://rsuhaji.jatimprov.go.id/index.php/syarat/jamkesda [28 Januari 2014]