Sistem Endokrin Pada Ikan

8
SISTEM ENDOKRIN PADA IKAN Kelenjar endokrin ialah suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran pelepasan untuk mengalirkan hasil getahnya (segrete) keluar dari kelenjar (Zairin, 2002). Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar buntu. Getah yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut hormon, dan hormon ini langsung masuk ke dalam peredaran darah atau limf, atau cairan badan dan diedarkan ke seluruh tubuh dan akan mempengaruhi organ-organ sasaran pada organisme. Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistem yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. Sistem endokrin merupakan sistem yang mencakup aktivitas beberapa kelenjar yang mengatur dan mengendalikan aktivitas struktur tubuh, baik sel, jaringan, maupun organ. Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Kerja hormon menyerupai kerja saraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja saraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat dari asam-asam

description

pengertiam fungsi dan kelenjar endokrin pada ikan

Transcript of Sistem Endokrin Pada Ikan

Page 1: Sistem Endokrin Pada Ikan

SISTEM ENDOKRIN PADA IKAN

Kelenjar endokrin ialah suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran pelepasan untuk

mengalirkan hasil getahnya (segrete) keluar dari kelenjar (Zairin, 2002). Oleh karena itu

kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar buntu. Getah yang dihasilkan oleh kelenjar ini

disebut hormon, dan hormon ini langsung masuk ke dalam peredaran darah atau limf, atau

cairan badan dan diedarkan ke seluruh tubuh dan akan mempengaruhi organ-organ sasaran pada

organisme. Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistem yang mirip dengan vertebrae yang

lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak

didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi

sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi.

Sistem endokrin merupakan sistem yang mencakup aktivitas beberapa kelenjar yang mengatur

dan mengendalikan aktivitas struktur tubuh, baik sel, jaringan, maupun organ. Sistem endokrin

terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi

utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam

aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan

berbagai organ tubuh.

Kerja hormon menyerupai kerja saraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja

organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja saraf lebih cepat dibanding dengan kontrol

endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein,

peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang

berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid. Kerja system endokrin lebih

lambat dibandingkan dengan system syaraf, sebab untuk mecapai sel target hormon harus

mengikuti aliran system transportasi. Sel target memiliki receptor sebagai alat khusus untuk

mengenali impuls / rangsang. Ikatan antara receptor dengan hormon di dalam atau di luar sel

target, menyebabkan terjadinya respons pada sel target.

Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum, yaitu :

Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang

Menstimulasi urutan perkembangan

Mengkoordinasi sistem reproduktif

Memelihara lingkungan internal optimal

Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

Page 2: Sistem Endokrin Pada Ikan

Dalam banyak hal, organisasi fungsional dari sistem saraf paralel dengan sistem endokrin. 

Refleks endokrin dipicu oleh:  1) stimulus  humoral (perubahan komposisi cairan ekstraselular,

2) stimulus hormonal  dan 3) stimulus neural.  Pada banyak kasus refleks endokrin dikontrol

oleh mekanisme umpan balik negatif dimana stimulus memicu produksi hormon yang secara

langsung atau tidak langsung memberikan pengaruh mengurangi intensitas stimulus. Refleks

endokrin yang lebih kompleks melibatkan 1 atau lebih tahapan dengan 2 atau lebih hormon

(Martini and Judi, 2009).

Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin

dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem

persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak

dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon

realising dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang

mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipofisa yang dikenal dengan nama

“Master Gland”, merupakan kelenjar endokrin yang mempunyai kemampuan untuk

mempengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin yang lain dengan perantaraan hormon-hormon yang

dihasilkannya.

Menurut Martini dan Judi (2009), hipotalamus merupakan pusat pengaturan  endokrin pada

tingkat yang paling tinggi yang  mengintegrasikan aktivitas  sistem saraf dengan endokrin

melalui 3 cara yaitu:

Mensekresikan hormon pengatur, yaitu hormon khusus yang mengatur sel-sel endokrin

di kelenjar pituitari.  Hormon pengatur hipotalamus mengatur aktivitas sekretoris di

adenohipofisis yang selanjutnya  mengatur aktivitas sel-sel kelenjar di kelenjar tiroid,

korteks adrenal dan organ reproduksi. Termasuk disini adalah hormon:  Gonadotropin

Releasing Hormon (GnRH), Gonadotropin Inhibiting Hormone (GnIH), Thyrotropin

Releasing Hormone (TRH),  Prolactin Releasing Hormon (PRH), Prolactin Inhibiting

Hormone (PIH), Corticotropin Releasing hormone (CRH), Growth hormone Releasing

hormone (GH-RH), Growth Hormone Inhibiting Hormone (GH-IH).   

Hipotalamus  bekerja sebagai organ endokrin dengan mensintesis hormon yang di

transportasikan sepanjang akson di infundibulum kemudian dilepaskan ke dalam

sirkulasi di neurohipofisis.  Termasuk disini adalah  ADH dan oksitosin.

Hipotalamus mengandung pusat otonom yang secara langsung mengontrol saraf sel-sel

endokrin di medula adrenalis. Apabila saraf simpatis diaktifkan maka medulla adrenalis

melepaskan hormon  ke sirkulasi darah.

Page 3: Sistem Endokrin Pada Ikan

Kelenjar endokrin pada ikan menurut Lagler et al. (1962) terdapat beberapa organ antara lain

adalah pituitari, pineal, thymus, jaringan ginjal, jaringan kromaffin, interregnal tissue,

corpuscles of stannus, thyroid, ultibranchial, pancreatic islets, intestinal tissue, intestitial tissue

of gonads danurohypophysis.

Namun, yang akakn dijelaskan di sini hanya beberapa kelenjar endokrin pada ikan, antara lain

pituitari, tiroid, ginjal, gonad, pankreas dan urophisis

1. Pituitari

Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela tursika), terdiri

atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno hipofisa terdiri atas pars

distalis dan pars intermedia, sedangkan, neurohipofisa hanya terdiri atas pars  nervosa yang

berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin dan isotocin. Pars distalis merupakan

bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan sel-sel pesekresi hormon prolaktin, hormon

adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon

pertumbuhan (STH-Somatotropin), dan gonadotropin serta pars intermedia mensekresi hormon

pelepas melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone), yang mana, pelepasan hormonnya diatur

oleh faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus.

2. Tiroid

Kelenjar tiroid mempunyai karakteristik yakni unit dasar histologisnya adalah sel tunggal yang

dikelilingi folikel dan jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan

inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada ikan, folikel tersebar di sekitar ventral aorta dan

percabangannya ke insang.

Tirotrofin pituitari merupakan faktor utama yang mengontrol fungsi tiroid dibawah kondisi

normal, fungsi tiroid adalah membuat, menyimpan dan mengeluarkan sekresi yang terutama

berhubungan dengan pengaturan laju metabolisme.  Sintesis dan pengeluaran horomon tiroid

secara otomatis diatur untuk memenuhi tuntutan kadar hormon dalam darah lewat mekanisme

feedback hipotalamik.  Bila kadar hormon tiroid yang beredar dalam darah tinggi makan akan

menekan output TSH pituitari, sedangkan kadar rendah menaikkannya.

Hormon tiroid yang penting adalah tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon ini

penting dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reprooduksi. Secara spesifik tiroksin menambah

produksi energi dan konsumsi oksigen pada jaringan yang normal, mempunyai pengaruh

anabolik dan katabolik terhadap protein, meningkatkan proses oksidasi dalam tubuh,

mempercepat laju penyerapan monosakarida dari saluran pencernaan, meningkatkan

Page 4: Sistem Endokrin Pada Ikan

glikogenolisis hati, dan diduga mengontrol pelepasan somatotropin, kortikotropin dan

gonadotropin dari hipofisis (Fujaya, 2004).

3. Pankreas

Pankreas adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan eksokrin dan endokrin.  Komponen

eksokrin mensekresikan getah pankreas yang dicurahkan ke dalam duodenum lewat saluran

pankreas, sedangkan komponen endokrin membebaskan hormonnya secara langsung kedalam

sirkulasi darah. Pada semua vertebrata, terdapat tiga sel-sel pulau yang memliki fungsi

independen: sel-sel A, menghasilkan glukagon; sel-sel B, menghasilkan insulin; dan sel-sel D

belum diketahui secara jelas hormon yang dihasilkannya, namun beberapa peneliti

mengemukakan bahwa hormon tersebut identik dengan somatostatin dan secara khusus

berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan (Fujaya, 2004).

4. Gonad

Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang

disekresikan kelenjar pituitari. Meskipun gonadotropin tidak secara langsung mempengaruhi

perkembangan telur atau seperma ikan, namun mempengaruhi sekresi estrogen oleh sel folikel

telur dan androgen oleh jaringan testis.  Estrogen  yang umum didapatkan dalam cairan ovarium

teleostei adalah estradiol -17β yang merupan derivat dari 17αhydroxyprogesterone, sedangkan

androgen yang umum disintesis adalah testosteron.

Organ target estrogen adalah sel-sel hati.  Pada hati, estradiol berperan membawa pesan agar

vitelogenin segera disintesis. Vitelogenin adalah bahan baku kuning telur yang di sekresi sel-sel

hati dan dibawa ke gonad oleh darah. Sedangkan 17αhydroxyprogesterone terutama berperan

pada akhir pematangan gonad untuk merangsang ovulasi (Bond, 1979).

5. Ginjal

Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin, antara lain jaringan

interrenal, sel-sel kromaffin, juxtaglomerulus, dan korpuskel stanius.  Fungsi kelenjar ini

dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.

6. Kelenjar Ultimobranchial

Pada teleostei, kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen

dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Kelenjar ini serupa dengan

paratiroid pada bertebrata tingkat tinggi, tetapi tidak berupa folikel, malainkan menyebar pada

septum.

Page 5: Sistem Endokrin Pada Ikan

Kalsitonin merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar ultimobranchial. Hormon ini

berperanan menurunkan kadar kalsium darah.  Beberapa kajian juga menunjukkan bahwa

kalsitonin dapat melakukan peranan dalam membuat ikan mampu menyesuaikan diri terhadap

lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.

7. Urofisis

Urofisis, nama lain the caudal neurosekretori sistem, merupakan neurosekretori yang terletak

pada bagian belakang spinal cord. Urofisis didapatkan pada setiap spesies ikan, namun fungsi

hormon yang dihasilkannya masih menimbulkan kontrofersi, walaupun secara umu, sekresi

urofisis berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya adalah pada

ginjal.

Ada empat jenis hormon yang diidentifikasi dari urofisis, yakni urotensin I, II, III dan IV. Pada

ikan, urotensin I belum diketahui efeknya secara pasti, namun pada bertebrata darat, berperanan

dalam penurunan tekanan darah. Urotensin II berperan dalam kontradiksi otot licin, misalnya

otot rektum dan kandung kemih Urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan NA+ oleh

insang dan pelepasan NA+ oleh ginjal. Urotensin IV diduga adalah arginine vasotocin, tetapi

hanya teridentifikasi pada rainbow trout Jepang. Pada ikan karper, urofisis memproduksi

sejumlah besar acetilcholine.

DAFTAR PUSTAKA

Bond, C. E.  1979.  Biology of Fishes.  W.  B. Saunders. Philadelphia.

Fujaya, Yushita. 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Lagler, K.F., J.E. Bardach and R.R. Miller 1962. Ichtyology. The University of Michigan, Ann

Arbor. Michigan.

Martini, F.H. and Judi, L. N.  2009.  Fundamental of Anatomy and Physiology.  Pearson

International.  USA.

Zairin, Muhammad. 2002. Sex Raversal : Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Penebar

Swadaya. Bogor.