Sistem administrasi negara (kpu)
-
Upload
yudi-prasetya -
Category
News & Politics
-
view
60 -
download
8
Transcript of Sistem administrasi negara (kpu)
Makalah Sistem Admiministrasi Negara
Komisi Pemilihan Umum “KPU”
Disusun oleh:
Raja Todo Damanik (071311133050)
Yudi Bowo Prasetya (071311133051)
Rosyidah Dwi Rahma (071311133052)
Fuad Amsyari (071311133053)
PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Komisi Pemilihan Umum (KPU)” ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Sistem Administrasi Negara Drs. Roestoto Hartojo Putro,
S.U.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari buku, serta infomasi dari media elektronik yang berhubungan dengan
struktur, tugas dan wewenang KPU.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Komisi Pemilihan
Umum yang ditinjau dari aspek struktur, tugas dan wewenangnya sebagai
lembaga negara, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun,
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surabaya, 14 April 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Perumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Definisi KPU............................................................................................ 2
B. Latar Belakang KPU.............................................................................. 2
C. VISI dan MISI KPU............................................................................... 5
D. Tugas dan Kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU)................. 6
E. Keanggotaan KPU...................................................................................8
F. Struktur Organisasi dan Kelembagaan, Sumber Daya Manusia
dan Ketatalaksanaan .................................................................................. 10
BAB III PENUTUP 12
Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki dasar hukum yang kuat. Sebagai
negara yang juga menganut norma hukum, maka negara Indonesia juga memiliki
lembaga kenegaraan. Dengan adanya lembaga kenegaraan diharapkan sistem
pemerintahan yang ada dapat berjalan secara lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Komisi Pemilihan Umum?
2. Bagaimana latar belakang adanya Komisi Pemilihan Umum?
3. Apa visi dan misi Komisi Pemilihan Umum?
4. Apa tugas dan kewenangan Komisi Pemilihan Umum?
5. Bagaimana dengan struktur keanggotaan Komisi Pemilihan Umum?
C. Tujuan Penulisan
1. Adapun tujuan dengan disusunnya makalah ini, yaitu:Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Administrasi
Negara.
2. Makalah ini disusun untuk memberi pemahaman kepada pembaca tentang
Lembaga Kenegaraan khususnya Komisi Pemilihan Umum.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi KPU
KPU atau Komisi Pemilihan Umum : Lembaga penyelenggara Pemilu yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu, yang
meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah.
Adapun keanggotaan KPU sebelum Pemilu 2004 terdiri atas anggota-anggota
yang merupakan anggota sebuah partai politik. Akan tetapi, setelah
dikeluarkannya UU No. 4/2000 pada tahun 2000, maka diharuskan bahwa anggota
KPU adalah non-partisan.
B. Latar Belakang KPU
Secara ringkas mungkin, KPU yang ada sekarang merupakan KPU keempat yang
dibentuk sejak era Reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan
Keppres No 16 Tahun 1999, beranggotakan 53 orang anggota, dari unsur
pemerintah dan Partai Politik. KPU pertama dilantik Presiden BJ Habibie. KPU
kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres No 10 Tahun 2001, beranggotakan
11 orang, dari unsur akademis dan LSM. KPU kedua dilantik oleh Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001.
KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang
berisikan tujuh orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi,
peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober 2007 minus Syamsulbahri yang
urung dilantik Presiden karena masalah hukum.
Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus diubah
sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi
2
pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil
tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih
berkualitas, dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU,
integritas moral sebagai pelaksana pemilu sangat penting, selain menjadi motor
penggerak KPU juga membuat KPU lebih kredibel di mata masyarakat karena
didukung oleh personal yang jujur dan adil.
Tepat tiga tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul
pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk meningkatkan kualitas
pemilihan umum, salah satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai
penyelenggara pemilu, KPU dituntut independen dan non-partisan.
Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI menyusun dan bersama pemerintah
mensyahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara
Pemilu. Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat dalam Pasal 22-E
Undang-undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003
Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003
Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu
Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat
nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai
penyelenggara Pemilihan Umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang
menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan
tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan
Umum bebas dari pengaruh pihak mana pun.
Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
3
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden; serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang sebelumnya diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan kemudian
disempurnakan dalam 1 (satu) undang-undang secara lebih komprehensif.
Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai lembaga
penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan Bawaslu sebagai lembaga
pengawas Pemilu. KPU dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai
dengan peraturan perundang-undangan serta dalam hal penyelenggaraan seluruh
tahapan pemilihan umum dan tugas lainnya. KPU memberikan laporan Presiden
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu juga
mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan PPLN
serta KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat ad
hoc. Panitia tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan semua
tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum dalam rangka mengawal terwujudnya
Pemilihan Umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki integritas dan
kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu, disusun dan ditetapkan Kode Etik
Penyelenggara Pemilu. Agar Kode Etik Penyelenggara Pemilu dapat diterapkan
dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, dibentuk Dewan Kehormatan KPU,
KPU Provinsi, dan Bawaslu.
Di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan
DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, jumlah anggota
KPU berkurang menjadi 7 orang. Pengurangan jumlah anggota KPU dari 11 orang
menjadi 7 orang tidak mengubah secara mendasar pembagian tugas, fungsi,
wewenang dan kewajiban KPU dalam merencanakan dan melaksanakan tahap-
4
tahap, jadwal dan mekanisme Pemilu DPR, DPD, DPRD, Pemilu Presiden/Wakil
Presiden dan Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah.
Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu,
komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan keterwakilan perempuan
sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen). Masa keanggotaan KPU 5 (lima)
tahun terhitung sejak pengucapan sumpah/janji.
Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : mandiri; jujur; adil; kepastian
hukum; tertib penyelenggara Pemilu; kepentingan umum; keterbukaan;
proporsionalitas; profesionalitas; akuntabilitas; efisiensi dan efektivitas.
Cara pemilihan calon anggota KPU-menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007 Tentang Penyelenggara Pemilu-adalah Presiden membentuk Panitia Tim
Seleksi calon anggota KPU tanggal 25 Mei 2007 yang terdiri dari lima orang yang
membantu Presiden menetapkan calon anggota KPU yang kemudian diajukan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengikuti fit and proper test. Sesuai
dengan bunyi Pasal 13 ayat (3) Undang-undang N0 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu, Tim Seleksi Calon Anggota KPU pada tanggal 9 Juli 2007
telah menerima 545 orang pendaftar yang berminat menjadi calon anggota KPU.
Dari 545 orang pendaftar, 270 orang lolos seleksi administratif untuk mengikuti
tes tertulis. Dari 270 orang calon yang lolos tes administratif, 45 orang bakal
calon anggota KPU lolos tes tertulis dan rekam jejak yang diumumkan tanggal 31
Juli 2007.
C. VISI dan MISI KPU
VISI
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum
yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi
terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5
MISI
1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan
Pemilihan Umum;
2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,
akuntabel, edukatif dan beradab;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih,
efisien dan efektif;
4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil
dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam
Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang
demokratis.
D. Tugas dan Kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan
Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :
1. merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;
2. menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak
sebagai peserta Pemilihan Umum;
6
3. membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat
sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
4. menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk
setiap daerah pemilihan;
5. menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah
pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;
6. mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil
Pemilihan Umum;
7. memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan
huruf:
1. tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga
ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam
Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum
dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.
Menurut Ketentuan umum pasal 1 angka 3 UU NO. 12 Tahun 2003 di tegaskan
bahwa KPU adalah lembaga yang bersifat Nasional, Tetap dan Mandiri untuk
menyelenggarakan PEMILU. Tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum
(KPU) adalah :
1. Merencenakan penyelenggarakan PEMILU
2. Menetapkan Organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan PEMILU
3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua
tahapan pelaksanaan PEMILU.
4. Menetapkan peserta PEMILU
7
5. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten / kota
6. Menetapkan waktu , tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye dan
pemungutan suara
7. Menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten / kota
8. Melakukan Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan PEMILU
9. Melaksanakan tugas – tugas dan kewenangan lain yang di atur dalam
Undang – Undang
E. Keanggotaan KPU
Keanggotaan KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, yaitu sebagai
berikut:
Periode 2000 – 2007
1. Ketua: Prof. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, M.A.
2. Prof. Ramlan Surbakti, M.A, Ph.D.
3. Drs. Mulyana W. Kusumah
4. Drs. Daan Dimara, MA.
5. Dr. Rusadi Kantaprawira
6. Imam Budidarmawan Prasodjo, MA, PhD.
7. Drs. Anas Urbaningrum, M.A.
8. Chusnul Mar'iyah, Ph.D.
9. Dr. F.X. Mudji Sutrisno, S.J.
10. Dr. Hamid Awaluddin
11. Dra. Valina Singka Subekti, Msi
8
Periode 2007 – 2012
Pada tanggal 21 s/d 30 Agustus 2007, Panitia Tim Seleksi Calon Anggota KPU
memilih 21 (dua puluh satu) nama bakal calon anggota KPU untuk periode 2007-
2012 dan menyampaikannya kepada Presiden RI, selanjutnya Presiden
menyampaikan 21 nama bakal calon anggota KPU kepada DPR-RI untuk
mengikuti fit and proper test. Dewan Perwakilan Rakyat melakukan fit and proper
test.dari tanggal 1 s/d tanggal 3 Oktober 2007. Akhirnya Komisi II DPR-RI
memilih dan menyusun urutan peringkat 21 (dua puluh satu) nama calon anggota
KPU.
Selanjutnya setelah 7 (tujuh) peringkat teratas anggota KPU terpilih, disahkan
dalam Rapat Paripurna DPR-RI pada tanggal 9 Oktober 2007. Namun hanya 6
(enam) orang yang dilantik dan diangkat sumpahnya oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 Oktober 2007. Sedangkan Prof. Dr. Ir.
Syamsul Bahri M.S. urung dilantik karena terlibat persoalan hukum.
1. Ketua: Prof. Dr. Abdul Hafiz Anshari A.Z, M.A., mantan Ketua KPU
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Sri Nuryanti, S.IP, M.A., peneliti LIPI.
3. Dra. Endang Sulastri, M.Si., Aktivis perempuan.
4. I Gusti Putu Artha, S.T, M.Si., Anggota KPU Provinsi Bali.
5. Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, M.S, Dosen Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang.
6. Dra. Andi Nurpati, M.Pd., Guru MAN I Model Bandar Lampung.
7. H. Abdul Aziz, M.A., Direktur Ditmapenda, Bagais, Departemen Agama.
9
F. Struktur Organisasi dan Kelembagaan, Sumber Daya Manusia dan
Ketatalaksanaan
Guna mencapai Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan yang telah ditetapkan tentu
diperlukan struktur organisasi dan kelembagaan yang kuat, SDM yang handal
serta proses tata laksana yang akuntabel dan transparan dalam mewujudkan
penyelenggaraan Pemilihan Umum yang berkualitas. Sejalan dengan hal ini
Komisi Pemilihan Umum secara konsisten akan terus melakukan proses benah
diri yang meliputi restrukturisasi organisasi, penataan personil serta pembenahan
dalam rekrutmen sumber daya manusia guna mewujudkan Komisi Pemilihan
Umum sebagai institusi negara yang profesional, akuntabel dan transparan serta
menerapkan prinsip-prinsip good governance.
Secara struktural, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum (Eselon Ia)
menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh 1 (satu) Wakil Sekretaris Jenderal
Komisi Pemilihan Umum (Eselon Ib), 7 (tujuh) Kepala Biro dan 1 (satu)
Inspektur (Eselon IIa) dan 7 (tujuh) Wakil Kepala Biro (Eselon IIb). Sedangkan
Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi adalah setingkat Eselon IIa dan
Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota adalah setingkat Eselon IIIa.
Struktur Organisasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
Sekretaris Jenderal dan Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan
Umum, Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretaris Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota adalah pegawai negeri sipil yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
memiliki pengetahuan yang memadai tentang kepartaian, sistem dan proses
penyelenggaraan pemilihan umum, sistem perwakilan, serta memiliki kemampuan
kepemimpinan.
Ketatalaksanaan atau proses bisnis (business process) atau manajemen
mengatur hubungan kerja antar bagian (sub-sub) dalam organisasi dan mengelola
aktivitas dan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan yang
10
telah ditetapkan. Peran ketatalaksanaan ini sangat penting, karena bersifat
mengatur semua aktivitas dan sumber daya yang ada. Sekalipun suatu organisasi
sudah memiliki struktur organisasi dan SDM yang baik dan sesuai dengan
tantangan yang dihadapi, namun jika dikelola dengan sistem manajemen yang
tidak tepat, maka organisasi dan SDM tersebut tidak akan dapat menghasilkan
kinerja unggulan.
11
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Komisi
Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara yang menyelenggarakan
pemilihan umum di Indonesia yang meliputi Pemilihan Umum Anggota
DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.KPU memiliki visi,
misi, tugas, dan wewenang dalam menyukseskan untuk penyelenggaraan
Pemilihan Umum (Pemilu). Dengan adanya KPU, diharapkan pelaksanaan pemilu
dapat terlaksana secara jujur, adil, dan demokratis.
13
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Ni’matul. 2005. Hukum Tata negara Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Komisi Pemilihan Umum. 2014. Tugas dan Kewenangan. Diakses tanggal 13
April 2014 dari
http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/5/Tugas-dan-
Kewenangan
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2010
TENTANG RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM
TAHUN 2010 – 2014. Diunduh tanggal 17 April 2014 dari
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/Suara%20KPU%20Maret
%202012%20proof%201%20upload.pdf
Republik Indonesia. Pasal 10 ayat 3 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2007
Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.
Wikipedia. 2014. Komisi Pemilihan Umum. Diakses tanggal 13 April 2014 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemilihan_Umum
14