Sistem administrasi negara (kpu)

27
Makalah Sistem Admiministrasi Negara Komisi Pemilihan Umum “KPU” Disusun oleh: Raja Todo Damanik (071311133050) Yudi Bowo Prasetya (071311133051) Rosyidah Dwi Rahma (071311133052) Fuad Amsyari (071311133053) PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

Transcript of Sistem administrasi negara (kpu)

Page 1: Sistem administrasi negara (kpu)

Makalah Sistem Admiministrasi Negara

Komisi Pemilihan Umum “KPU”

Disusun oleh:

Raja Todo Damanik (071311133050)

Yudi Bowo Prasetya (071311133051)

Rosyidah Dwi Rahma (071311133052)

Fuad Amsyari (071311133053)

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

Page 2: Sistem administrasi negara (kpu)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Komisi Pemilihan Umum (KPU)” ini dengan lancar. Penulisan

makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen

pengampu mata kuliah Sistem Administrasi Negara Drs. Roestoto Hartojo Putro,

S.U.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh

dari buku, serta infomasi dari media elektronik yang berhubungan dengan

struktur, tugas dan wewenang KPU.

Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita

semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Komisi Pemilihan

Umum yang ditinjau dari aspek struktur, tugas dan wewenangnya sebagai

lembaga negara, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari

sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun,

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 14 April 2014

Penulis

i

Page 3: Sistem administrasi negara (kpu)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Perumusan Masalah................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Definisi KPU............................................................................................ 2

B. Latar Belakang KPU.............................................................................. 2

C. VISI dan MISI KPU............................................................................... 5

D. Tugas dan Kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU)................. 6

E. Keanggotaan KPU...................................................................................8

F. Struktur Organisasi dan Kelembagaan, Sumber Daya Manusia

dan Ketatalaksanaan .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP 12

Kesimpulan...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA 13

ii

Page 4: Sistem administrasi negara (kpu)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki dasar hukum yang kuat. Sebagai

negara yang juga menganut norma hukum, maka negara Indonesia juga memiliki

lembaga kenegaraan. Dengan adanya lembaga kenegaraan diharapkan sistem

pemerintahan yang ada dapat berjalan secara lancar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Komisi Pemilihan Umum?

2. Bagaimana latar belakang adanya Komisi Pemilihan Umum?

3. Apa visi dan misi Komisi Pemilihan Umum?

4. Apa tugas dan kewenangan Komisi Pemilihan Umum?

5. Bagaimana dengan struktur keanggotaan Komisi Pemilihan Umum?

C. Tujuan Penulisan

1. Adapun tujuan dengan disusunnya makalah ini, yaitu:Makalah ini disusun

untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Administrasi

Negara.

2. Makalah ini disusun untuk memberi pemahaman kepada pembaca tentang

Lembaga Kenegaraan khususnya Komisi Pemilihan Umum.

1

Page 5: Sistem administrasi negara (kpu)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi KPU

KPU atau Komisi Pemilihan Umum : Lembaga penyelenggara Pemilu yang

bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu, yang

meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah.

Adapun keanggotaan KPU sebelum Pemilu 2004 terdiri atas anggota-anggota

yang merupakan anggota sebuah partai politik. Akan tetapi, setelah

dikeluarkannya UU No. 4/2000 pada tahun 2000, maka diharuskan bahwa anggota

KPU adalah non-partisan.

B. Latar Belakang KPU

Secara ringkas mungkin, KPU yang ada sekarang merupakan KPU keempat yang

dibentuk sejak era Reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan

Keppres No 16 Tahun 1999, beranggotakan 53 orang anggota, dari unsur

pemerintah dan Partai Politik. KPU pertama dilantik Presiden BJ Habibie. KPU

kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres No 10 Tahun 2001, beranggotakan

11 orang, dari unsur akademis dan LSM. KPU kedua dilantik oleh Presiden

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001.

KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang

berisikan tujuh orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi,

peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober 2007 minus Syamsulbahri yang

urung dilantik Presiden karena masalah hukum.

Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus diubah

sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi

2

Page 6: Sistem administrasi negara (kpu)

pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil

tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih

berkualitas, dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU,

integritas moral sebagai pelaksana pemilu sangat penting, selain menjadi motor

penggerak KPU juga membuat KPU lebih kredibel di mata masyarakat karena

didukung oleh personal yang jujur dan adil.

Tepat tiga tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul

pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk meningkatkan kualitas

pemilihan umum, salah satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai

penyelenggara pemilu, KPU dituntut independen dan non-partisan.

Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI menyusun dan bersama pemerintah

mensyahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara

Pemilu. Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat dalam Pasal 22-E

Undang-undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003

Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003

Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu

diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu

Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat

nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai

penyelenggara Pemilihan Umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang

menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan

tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan

Umum bebas dari pengaruh pihak mana pun.

Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang

Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

3

Page 7: Sistem administrasi negara (kpu)

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan

Wakil Presiden; serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

yang sebelumnya diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan kemudian

disempurnakan dalam 1 (satu) undang-undang secara lebih komprehensif.

Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu

diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai lembaga

penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan Bawaslu sebagai lembaga

pengawas Pemilu. KPU dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai

dengan peraturan perundang-undangan serta dalam hal penyelenggaraan seluruh

tahapan pemilihan umum dan tugas lainnya. KPU memberikan laporan Presiden

kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu juga

mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan PPLN

serta KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat ad

hoc. Panitia tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan semua

tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum dalam rangka mengawal terwujudnya

Pemilihan Umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki integritas dan

kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu, disusun dan ditetapkan Kode Etik

Penyelenggara Pemilu. Agar Kode Etik Penyelenggara Pemilu dapat diterapkan

dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, dibentuk Dewan Kehormatan KPU,

KPU Provinsi, dan Bawaslu.

Di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan

DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, jumlah anggota

KPU berkurang menjadi 7 orang. Pengurangan jumlah anggota KPU dari 11 orang

menjadi 7 orang tidak mengubah secara mendasar pembagian tugas, fungsi,

wewenang dan kewajiban KPU dalam merencanakan dan melaksanakan tahap-

4

Page 8: Sistem administrasi negara (kpu)

tahap, jadwal dan mekanisme Pemilu DPR, DPD, DPRD, Pemilu Presiden/Wakil

Presiden dan Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah.

Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu,

komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan keterwakilan perempuan

sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen). Masa keanggotaan KPU 5 (lima)

tahun terhitung sejak pengucapan sumpah/janji.

Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : mandiri; jujur; adil; kepastian

hukum; tertib penyelenggara Pemilu; kepentingan umum; keterbukaan;

proporsionalitas; profesionalitas; akuntabilitas; efisiensi dan efektivitas.

Cara pemilihan calon anggota KPU-menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2007 Tentang Penyelenggara Pemilu-adalah Presiden membentuk Panitia Tim

Seleksi calon anggota KPU tanggal 25 Mei 2007 yang terdiri dari lima orang yang

membantu Presiden menetapkan calon anggota KPU yang kemudian diajukan

kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengikuti fit and proper test. Sesuai

dengan bunyi Pasal 13 ayat (3) Undang-undang N0 22 Tahun 2007 Tentang

Penyelenggara Pemilu, Tim Seleksi Calon Anggota KPU pada tanggal 9 Juli 2007

telah menerima 545 orang pendaftar yang berminat menjadi calon anggota KPU.

Dari 545 orang pendaftar, 270 orang lolos seleksi administratif untuk mengikuti

tes tertulis. Dari 270 orang calon yang lolos tes administratif, 45 orang bakal

calon anggota KPU lolos tes tertulis dan rekam jejak yang diumumkan tanggal 31

Juli 2007.

C. VISI dan MISI KPU

VISI

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum

yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi

terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5

Page 9: Sistem administrasi negara (kpu)

MISI

1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki

kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan

Pemilihan Umum;

2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,

akuntabel, edukatif dan beradab;

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih,

efisien dan efektif;

4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil

dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam

Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang

demokratis.

D. Tugas dan Kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum

dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan

Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :

1. merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;

2. menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak

sebagai peserta Pemilihan Umum;

6

Page 10: Sistem administrasi negara (kpu)

3. membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan

mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat

sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;

4. menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk

setiap daerah pemilihan;

5. menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah

pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;

6. mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil

Pemilihan Umum;

7. memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan

huruf:

1. tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang

Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.

Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga

ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam

Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum

dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.

Menurut Ketentuan umum pasal 1 angka 3 UU NO. 12 Tahun 2003 di tegaskan

bahwa KPU adalah lembaga yang bersifat Nasional, Tetap dan Mandiri untuk

menyelenggarakan PEMILU. Tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum

(KPU) adalah :

1. Merencenakan penyelenggarakan PEMILU

2. Menetapkan Organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan PEMILU

3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua

tahapan pelaksanaan PEMILU.

4. Menetapkan peserta PEMILU

7

Page 11: Sistem administrasi negara (kpu)

5. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten / kota

6. Menetapkan waktu , tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye dan

pemungutan suara

7. Menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten / kota

8. Melakukan Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan PEMILU

9. Melaksanakan tugas – tugas dan kewenangan lain yang di atur dalam

Undang – Undang

E. Keanggotaan KPU

Keanggotaan KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, yaitu sebagai

berikut:

Periode 2000 – 2007

1. Ketua: Prof. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, M.A.

2. Prof. Ramlan Surbakti, M.A, Ph.D.

3. Drs. Mulyana W. Kusumah

4. Drs. Daan Dimara, MA.

5. Dr. Rusadi Kantaprawira

6. Imam Budidarmawan Prasodjo, MA, PhD.

7. Drs. Anas Urbaningrum, M.A.

8. Chusnul Mar'iyah, Ph.D.

9. Dr. F.X. Mudji Sutrisno, S.J.

10. Dr. Hamid Awaluddin

11. Dra. Valina Singka Subekti, Msi

8

Page 12: Sistem administrasi negara (kpu)

Periode 2007 – 2012

Pada tanggal 21 s/d 30 Agustus 2007, Panitia Tim Seleksi Calon Anggota KPU

memilih 21 (dua puluh satu) nama bakal calon anggota KPU untuk periode 2007-

2012 dan menyampaikannya kepada Presiden RI, selanjutnya Presiden

menyampaikan 21 nama bakal calon anggota KPU kepada DPR-RI untuk

mengikuti fit and proper test. Dewan Perwakilan Rakyat melakukan fit and proper

test.dari tanggal 1 s/d tanggal 3 Oktober 2007. Akhirnya Komisi II DPR-RI

memilih dan menyusun urutan peringkat 21 (dua puluh satu) nama calon anggota

KPU.

Selanjutnya setelah 7 (tujuh) peringkat teratas anggota KPU terpilih, disahkan

dalam Rapat Paripurna DPR-RI pada tanggal 9 Oktober 2007. Namun hanya 6

(enam) orang yang dilantik dan diangkat sumpahnya oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 Oktober 2007. Sedangkan Prof. Dr. Ir.

Syamsul Bahri M.S. urung dilantik karena terlibat persoalan hukum.

1. Ketua: Prof. Dr. Abdul Hafiz Anshari A.Z, M.A., mantan Ketua KPU

Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Sri Nuryanti, S.IP, M.A., peneliti LIPI.

3. Dra. Endang Sulastri, M.Si., Aktivis perempuan.

4. I Gusti Putu Artha, S.T, M.Si., Anggota KPU Provinsi Bali.

5. Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, M.S, Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya Malang.

6. Dra. Andi Nurpati, M.Pd., Guru MAN I Model Bandar Lampung.

7. H. Abdul Aziz, M.A., Direktur Ditmapenda, Bagais, Departemen Agama.

9

Page 13: Sistem administrasi negara (kpu)

F. Struktur Organisasi dan Kelembagaan, Sumber Daya Manusia dan

Ketatalaksanaan

Guna mencapai Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan yang telah ditetapkan tentu

diperlukan struktur organisasi dan kelembagaan yang kuat, SDM yang handal

serta proses tata laksana yang akuntabel dan transparan dalam mewujudkan

penyelenggaraan Pemilihan Umum yang berkualitas. Sejalan dengan hal ini

Komisi Pemilihan Umum secara konsisten akan terus melakukan proses benah

diri yang meliputi restrukturisasi organisasi, penataan personil serta pembenahan

dalam rekrutmen sumber daya manusia guna mewujudkan Komisi Pemilihan

Umum sebagai institusi negara yang profesional, akuntabel dan transparan serta

menerapkan prinsip-prinsip good governance.

Secara struktural, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum (Eselon Ia)

menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh 1 (satu) Wakil Sekretaris Jenderal

Komisi Pemilihan Umum (Eselon Ib), 7 (tujuh) Kepala Biro dan 1 (satu)

Inspektur (Eselon IIa) dan 7 (tujuh) Wakil Kepala Biro (Eselon IIb). Sedangkan

Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi adalah setingkat Eselon IIa dan

Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota adalah setingkat Eselon IIIa.

Struktur Organisasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.

Sekretaris Jenderal dan Wakil Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan

Umum, Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretaris Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten/Kota adalah pegawai negeri sipil yang memenuhi

persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta

memiliki pengetahuan yang memadai tentang kepartaian, sistem dan proses

penyelenggaraan pemilihan umum, sistem perwakilan, serta memiliki kemampuan

kepemimpinan.

Ketatalaksanaan atau proses bisnis (business process) atau manajemen

mengatur hubungan kerja antar bagian (sub-sub) dalam organisasi dan mengelola

aktivitas dan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan yang

10

Page 14: Sistem administrasi negara (kpu)

telah ditetapkan. Peran ketatalaksanaan ini sangat penting, karena bersifat

mengatur semua aktivitas dan sumber daya yang ada. Sekalipun suatu organisasi

sudah memiliki struktur organisasi dan SDM yang baik dan sesuai dengan

tantangan yang dihadapi, namun jika dikelola dengan sistem manajemen yang

tidak tepat, maka organisasi dan SDM tersebut tidak akan dapat menghasilkan

kinerja unggulan.

11

Page 15: Sistem administrasi negara (kpu)

12

Page 16: Sistem administrasi negara (kpu)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Komisi

Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara yang menyelenggarakan

pemilihan umum di Indonesia yang meliputi Pemilihan Umum Anggota

DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.KPU memiliki visi,

misi, tugas, dan wewenang dalam menyukseskan untuk penyelenggaraan

Pemilihan Umum (Pemilu). Dengan adanya KPU, diharapkan pelaksanaan pemilu

dapat terlaksana secara jujur, adil, dan demokratis.

13

Page 17: Sistem administrasi negara (kpu)

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Ni’matul. 2005. Hukum Tata negara Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Komisi Pemilihan Umum. 2014. Tugas dan Kewenangan. Diakses tanggal 13

April 2014 dari

http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/5/Tugas-dan-

Kewenangan

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2010

TENTANG RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM

TAHUN 2010 – 2014. Diunduh tanggal 17 April 2014 dari

http://www.kpu.go.id/dmdocuments/Suara%20KPU%20Maret

%202012%20proof%201%20upload.pdf

Republik Indonesia. Pasal 10 ayat 3 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2007

Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Wikipedia. 2014. Komisi Pemilihan Umum. Diakses tanggal 13 April 2014 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemilihan_Umum

14