Sintren

25

Transcript of Sintren

Page 1: Sintren
Page 2: Sintren

Sintren adalan kesenian tari tradisionalmasyarakat Jawa, khususnya di Cirebon.Kesenian ini terkenal di pesisir utara JawaBarat dan Jawa Tengah, antara lain diIndramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang,Brebes, Pemalang, Banyumas, dan Pekalongan.Kesenian Sintren dikenal juga dengan namalais. Kesenian Sintren dikenal sebagai tariandengan aroma mistis/magis yang bersumberdari cerita cinta kasih Sulasih denganSulandono.

Page 3: Sintren

Dari segi asal usul bahasa (etimologi)Sintren merupakan gabungan dua suku kata"Si" dan "tren". Si dalam bahasa Jawa berarti"ia" atau "dia" dan "tren" berarti "tri" ataupanggilan dari kata "putri" . Sehingga Sintrenadalah " Si putri" yang menjadi pemeranutama dalam kesenian tradisional Sintren.

Page 4: Sintren

Kesenian sintren diawali dari ceritarakyat/legenda yang dipercaya oleh masyarakat danmemiliki dua versi.

Versi pertama, berdasar pada legenda ceritapercintaan Sulasih dan R. Sulandono seorang putraBupati di Mataram Joko Bahu atau dikenal dengannama Bahurekso dan Rr. Rantamsari. PercintaanSulasih dan R. Sulandono tidak direstui oleh orang tuaR. Sulandono. Sehingga R. Sulandono diperintahkanibundanya untuk bertapa dan diberikan selembarkain ("sapu tangan") sebagai sarana kelak untukbertemu dengan Sulasih setelah masa bertapanyaselesai. Sedangkan Sulasih diperintahkan untukmenjadi penari pada setiap acara bersih desadiadakan sebagai syarat dapat bertemu R. Sulandono.

Page 5: Sintren

Tepat pada saat bulan purnama diadakan upacarabersih desa diadakan berbagai pertunjukan rakyat,pada saat itulah Sulasih menari sebagai bagianpertunjukan, dan R. Sulandono turun daripertapaannya secara sembunyi-sembunyi denganmembawa sapu tangan pemberian ibunya. Sulasihyang menari kemudian dimasuki kekuatan spirit Rr.Rantamsari sehingga mengalami "trance" dan saat itupula R. Sulandono melemparkan sapu tangannyasehingga Sulasih pingsan. Saat sulasih"trance/kemasukan roh halus/kesurupan" ini yangdisebut "Sintren", dan pada saat R. Sulandonomelempar sapu tangannya disebut sebagai"balangan". Dengan ilmu yang dimiliki R. Sulandonomaka Sulasih akhirnya dapat dibawa kabur dankeduanya dapat mewujudkan cita-citanya untukbersatu dalam mahligai perkawinan.

Page 6: Sintren

Versi kedua, sintren dilatar belakangi kisahpercintaan Ki Joko Bahu (Bahurekso) denganRantamsari, yang tidak disetujui oleh SultanAgung Raja Mataram. Untuk memisahkan cintakeduanya, Sultan Agung memerintahkanBahurekso menyerang VOC di Batavia.Bahurekso melaksanakan titah Raja berangkatke VOC dengan menggunakan perahu Kaladita(Kala-Adi-Duta). Saat berpisah denganRantamsari itulah, Bahurekso memberikansapu tangan sebagai tanda cinta.

Page 7: Sintren

Tak lama terbetik kabar bahwa Bahureksogugur dalam medan peperangan, sehinggaRantamsari begitu sedihnya mendengar orangyang dicintai dan dikasihi sudah mati.Terdorong rasa cintanya yang begitu besar dantulus, maka Rantamsari berusaha melacakjejak gugurnya Bahurekso. Melalui perjalansepanjang wilayah pantai utara Rantamsarimenyamar menjadi seorang penari sintrendengan nama Dewi Sulasih. Dengan bantuansapu tangan pemberian Ki Bahurekso akhirnyaDewi Rantamsari dapat bertemu Ki Bahureksoyang sebenarnya masih hidup.

Page 8: Sintren

Karena kegagalan Bahurekso menyerangBatavia dan pasukannya banyak yang gugur,maka Bahurekso tidak berani kembali keMataram, melainkan pulang ke Pekalonganbersama Dewi Rantamsari dengan maksudmelanjutkan pertapaannya untuk menambahkesaktian dan kekuatannya guna menyerangBatavia lain waktu. Sejak itu Dewi Rantamsaridapat hidup bersama dengan Ki Bahureksohingga akhir hayatnya.

Page 9: Sintren

pra pertunjukan, adalah saat dimulainyatabuhan gamelan sebagai tanda akan dimulainyapertunjukan kesenian sintren dan dimaksudkanuntuk mengumpulkan massa atau penonton.

Dupan, yaitu acara berdoa bersama-samadiiringi membakar kemenyan dengan tujuanmemohon perlindungan kepada Tuhan YangMaha Esa agar selama pertunjukan terhindardari mara bahaya.

Page 10: Sintren

Membentuk (menjadikan) sintren.Tahapan menjadikan sintren dilakukan olehPawang yang dengan membawa calon penarisintren bersama dengan 4 (empat) orang pemain.Dayang sebagai lambang bidadari (Jawa: Widodaripatang puluh) sebagai cantriknya Sintren.Kemudian Sintren didudukkan oleh Pawang dalamkeadaan berpakain biasa dan didampingi paradayang/cantrik. Pawang segera menjadikan penarisintren secara bertahap, melalui tiga tahapan.Kesenian sintren disajikan secara komunikatifantara seniman dan seniwati dengan penontonmenyatu dalam satu arena pertunjukan.Dalam pertunjukan kesenian sintren dibagi menjadiurutan-urutan sebagai berikut :

Page 11: Sintren

Tahapan menjadikan sintren dilakukan olehPawang dengan membawa calon penarisintren bersama dengan 4 (empat) orangpemain. Dayang sebagai lambang bidadari(Jawa: Widodari patang puluh) sebagaicantriknya Sintren. Kemudian Sintrendidudukkan oleh Pawang dalam keadaanberpakain biasa dan didampingi paradayang/cantrik.

Pawang segera menjadikan penari sintrensecara bertahap, melalui tiga tahap:

Page 12: Sintren

Tahap Pertama, pawang memegang keduatangan calon penari sintren, kemudiandiletakkan di atas asap kemenyan sambilmengucapkan mantra, selanjutnya calonpenari sintren dengan tali melilit ke seluruhtubuh.

Tahap Kedua, calon penari sintren dimasukkanke dalam sangkar (kurungan) ayam bersamabusana sintren dan perlengkapan meriaswajah. Beberapa saat kemudian kurungandibuka, sintren sudah berdandan dalamkeadaan terikat tali, lalu sintren ditutupkurungan kembali.

Page 13: Sintren

Tahap Ketiga, setelah ada tanda-tdana sintrensudah jadi (biasanya ditandai kurunganbergetar/bergoyang) kurungan dibuka, sintren sudah lepas dari ikatan tali dan siapmenari. Selain menari adakalanya sintrenmelakukan akrobatik diantaranya ada yang berdiri diatas kurungan sambil menari.Selama pertunjukan sintren berlangsung, pembakaran kemenyan tidak boleh berhenti.

Page 14: Sintren

Balangan dan Temohan

Balangan yaitu pada saat penari sintren sedang menari makadari arah penonton ada yang melempar sesuatu ke arahpenari sintren

Paripurna

Tahap pertama, penari sintren dimasukkan ke dalamkurungan bersama pakain biasa (pakaian sehari-hari).

Tahap kedua, pawang membawa anglo berisi bakarankemenyan mengelilingi kurungan sambil membaca mantra sampai dengan busana sintren dikeluarkan.

Tahap ketiga, kurungan dibuka, penari sintren sudahberpakain bisasa dalam keadaan tidak sadar. Selanjutnyapawang memegang kedua tangan penari sintren danmeletakkan di atas asap kemenyan sambil membaca mantra sampai sintren sadar kembali.

Page 15: Sintren

TEMPAT PENYAJIAN SINTREN

Tempat yang digunakan untuk pertunjukan kesenian sintrenadalah arena terbuka. Maksudnya berupa arena pertunjukanyang tidak terlihat batas antara penonton dengan penarisintren maupun pendukungnya

WAKTU PENYAJIAN

Pegelaran sintren semula disajikan pada waktu sunyi dalammalam bulan purnama dan menurut kepercayaanmasyarakat lebih utama lagi kalau dipentaskan pada malamkliwon, karena dikandung maksud bahwa sintren sangatberkaitan dengan kepercayaan adanya roh halus yang menjelma menyatu dengan penari sintren. Namun demikianpada saat sekarang ini pertunjukan sintren dapatdilaksanakan kapan saja baik siang atau malam hari tidaktergantung pada malambulan purnama.

Page 16: Sintren

BUSANA SINTREN

Busana yang digunakan penari sintren dulunyaberupa pakaian kebaya (untuk atasan) sekarangini menggunakan busana golek. Busana kebaya inilebih banyak dipakai oleh wanita yang hidup didesa-desa sebagai busana keseharian.

ALAT MUSIK DAN TEMBANG PENGIRING

Pada awal munculnya kesenian sintren, alat musikyang digunakan untuk mengiringi adalah alatmusik tetekan sebagai ritme danmelodi, bumbung besar (bambu dipotong) sebagai gong dan kendang.

Page 17: Sintren

Menurut fungsinya tembang pengiring sintren digolongkanmenjadi 5 (lima) bagian yaitu:

1. Iringan proses pembentukan sintrenTembang turun sintren digunkan sebagai doa pembuka agar

roh Sulasih masuk ke dalam raga calon penari sintren. Saattembang dilantunkan maka penari sintren akan ganti pakain daripakain biasa dengan pakain sintren dalam keadaan badan terikattali dan dalam kurungan.

2. Iringan penyajian hiburanTembang dolanan khas sintren dan tembang yang sesuai keadaansaat ini misalnya lagu-lagu campursari.

3. Iringan permohonan dan puji rahayu (pengruwatan)Lagu kembang orok-orok atau kembang lombok untukpermohonan sintren ganti busana misalnya dari pakain kebayamenjadi rok.Tembang kawula gusti, untuk permohonan maaf kepada sintrenyang pingsan karena marah atau tidak berkenan hatinya.Tembang kembang mawar, dilantunkan untuk mengiringipermintaan temohan kepada penonton.

Page 18: Sintren

4. Iringan penyajian acrobatTembang dayung untuk atraksi permainan piring dan lilin. Tembang ayam walik untuk permainan naik diatas kurungan. Tembang hertu gelang untuk permainan duduk diatas pucuk keris.

5. Iringan PenutupTembang turun sintren, untuk pertanda bahwa permainan sintrenakan usai. Tembang piring kedawung, untuk melepas roh DewiSulasih dan sintren berganti busana keseharian.

SENIMAN SINTREN

Terdiri dari 1 orang pawang boleh laki-laki atauperempuan, penari sintren 1 orang seorang remaja putri yang masih gadis (lajang), dayang cantrik biasanya berjumlah 4 orangseniwati dan maksimal 10 orang, dan pengiring musik / tembangterdiri dari 3 orang seniwati sebagai penggerong (vokalis) dan 1 group pengrawit (penabuh gamelan) yang biasanya berjumlahlebih kurang 10 orang.

Page 19: Sintren

1. Sebagai sarana hiburan masyarakat.2. Apresiasi seni dan nilai-nilai estetik masyarakat.3. Digunakan untuk keperluan upacara-upacara

ritual seperti : bersih desa, sedekah laut,upacaratolak bala, nadzar, ruwatan dan pernikahan.

4. Untuk memeriahkan peringatan hari-haribesar, seperti hari ulang tahun kemerdekaan, hari

jadi.

Page 20: Sintren
Page 21: Sintren
Page 22: Sintren
Page 23: Sintren
Page 24: Sintren
Page 25: Sintren