Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

download Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

of 16

Transcript of Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    1/16

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kelompok ion logam sel tertutup yang telah dipelajari adalah ion logam

    golongan Cu(I), Ag(I) yang menempati batas antara logam transisi dan unsur

    golongan utama. Senyawa kompleks dari ion logam golongan 11 yang berhasil

    disintesis dengan ligan yang merupakan basa Lewis dari unsur golongan 15 ini terdiri

    dari berbagai macam stoikiometri dan struktur. Struktur Senyawa kompleks tersebut

    dapat berupa monomer, dimer, tetramer, oligomer atau polimer, yang menunjukkan

    adanya kecenderungan terjadinya kesamaan struktur antara senyawa kompleks dari

    Cu(I), Ag(I) dan Au(I). Beberapa senyawa kompleks dari ion logam Zn(II), Cd(II)

    dan Hg(II) dengan ligan monodentat dari unsur golongan 15, terutama nitrogen,

    dengan berbagai macam stoikiometri dan struktur telah berhasil disintesis

    Pelengkapan data struktur ini hanya dapat diperoleh melalui sintesis langsung

    Sintesis senyawa kompleks dilakukan dengan menggunakan metode reaksi

    langsung antara garam seng(II) nitrat dan ligan 8-hidroksikuinolin dengan atau tanpa

    ion sianida. Sintesis senyawa kompleks dari Zn(II) dengan ligan 8-hidroksikuinolin

    menggunakan perbandingan mmol 1:2 dalam pelarut metanol, sedangkan sintesis

    senyawa kompleks dari Zn(II) dengan ligan 8- hidroksikuinolin dan ion sianida

    menggunakan perbandingan mmol 1:2:2 dalam pelarut metanol. Kristalisasi

    dilakukan pada suhu ruang dengan cara penguapan perlahan. Karakterisasi senyawa

    kompleks meliputi penentuan titik lebur, penentuan gugus fungsi dengan

    spektroskopi IR, penentuan lmaks dengan Pspektroskopi UV-Vis, penentuan jumlah

    ligan yang terikat dengan metode Job's, uji kualitatif ion sianida, dan uji

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    2/16

    konduktivitas. Untuk mengetahui cara mensintesis senyawa kompleks maka,

    dilakukan percobaan ini.

    1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

    1.2.1 Maksud Percobaan

    Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses sintesis senyawa

    garam kompleks [Co(NH3)5Cl]Cl.

    1.2.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan ini adalah:

    1. Mensintesis garam kompleks [Co(NH3)5Cl]Cl.

    2. Menghitung rendamen dari garam kompleks yang dihasilkan.

    1.3 Prinsip Percobaan

    Senyawa amonium karbonat direaksikan dengan amonium pekat, kobalt(II)

    klorida, amonium klorida, HCl 6 M, amoniak pekat, dan amoniak 1 M. Lalu

    dilakukan pemanasan beberapa kali serta didinginkan agar terbentuk kristal.

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    3/16

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Bahan Percobaan

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: gelas kimia 100 mL,

    gelas kimia 250 mL, pipet tetes, labu semprot, batang pengaduk, pipet skala 25 mL,

    pipet volume 10 mL, pipet volume 20 mL, cawan petri, sendok tanduk,oven, neraca

    analitik, desikator, erlenmeyer, bulb, dan corong.

    3.2 Alat Percobaan

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak

    tabung, pipit skala, dan pipet tetes.

    3.3 Prosedur Percobaan

    Sebanyak 2,5 g amonium karbonat dilarutkan dengan 20 mL air, ditambahkan

    dengan 12,5 mL amoniak pekat, kemudian ditambahkan dengan 1 gram kobalt(II)

    klorida dalam 10 mL. Didiamkan dalam desikator selama 3 jam, ditambahkan 0,25

    gram ammonium klorida. Kemudian dipanaskan selama 20 menit, ditambahkan

    beberapa tetes HCl 6 M, lalu dinetralkan dengan 3 mL amoniak pekat, kemudian

    ditambahkan dengan 15 mL amoniak 1 M. Dipanaskan selama 45 menit, kemudian

    ditambahkan dengan HCl pekat 5 mL, lalu dipanaskan selama 30 menit. Selanjutnya

    didinginkan, kemudian disaring kompleks yang terbentuk. Kristal yang terbentuk

    dicuci dengan air, ditambahkan dengan beberapa mL etanol, dikeringkan, kemudian

    ditimbang dan perhatikan perubahan yang terjadi..

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    4/16

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Tabel Pengamatan

    Perlakuan Pengamatan

    2,5 mL amonium karbonat

    Ditambahkan 20 mL akuades

    Ditambahkan 12,5 mL NH4OH pekat

    Ditambahkan 1 g CoCl2

    Ditambah 0,25 g ammonium klorida

    Ditambah beberapa tetes HCl 6 MDitambahkan 3 mL amoniak pekat

    Ditambah 15 mL amoniak 1 M

    Ditambah HCl pekat 5 mL

    Didinginkan

    Dicuci dengan akuades dan etanol

    Dikeringkan dan Ditimbang

    4.2 Reaksi

    Jhgdhgbh

    4.3 Pembahasan

    Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam

    pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron

    bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam

    pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga

    disebut senyawa koordinasi. Senyawa-senyawa kompleks memiliki bilangan

    koordinasi dan struktur bermacam-macam, mulai dari bilangan koordinasi dua

    sampai delapan dengan struktur linear, tetrahedral, segiempat planar, trigonal

    bipiramidal dan oktahedral. Ligan adalah spesies yang memiliki atom atau atom-

    atom yang dapat menyumbangkan sepasang elektron (donor pasangan elektron) pada

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    5/16

    ion logam pusat (akseptor pasangan elektron) pada tempat tertentu dalam lengkungan

    koordinasi. Sehingga ligan merupakan basa lewis dan ion logam adalah basa lewis.

    Beberapa ion logam mempunyai dua jenis valensi, yaitu valensi utama dan

    valensi tambahan atau valensi koordinasi. Valensi utama berkaitan dengan keadaan

    oksidasi ion logam, sedangkan valensi tambahan berkaitan dengan bilangan

    koordinasi ion logam. Ion-ion logam itu cenderung jenuh baik valensi utamanya

    maupun valensi tambahannya. Valensi koordinasi mengarah ke dalam ruangan

    mengelilingi ion logam pusat. Pada percobaan ini ion logam pusat yang digunakan

    adalah Kobalt (II). Banyak sintesis senyawa kompleks yang telah dilakukan

    menghasilkan senyawa antara sebagai katalis yang dapat membantu dalam reaksi-

    reaksi kimia.

    Pada percobaan kali ini dilakukan sintesis kloropentaamin kobalt klorida.

    Proses pembuatannya diawali dengan mereaksikan amonium karbonat dengan

    amoniak pekat dan 1 gram kobalt (II) klorida yang telah dilarutkan dengan aquades

    10 mL. Setelah itu larutatan didiamkan selama 1 jam. Setelah larutan didiamkan

    selama 1 jam kemudian larutan ditambahkan 0,25 g amonium klorida.. Larutan yang

    telah ditambahkan beberapa senyawa tadi, selanjutnya dipanaskan selama 20 menit

    dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari pemanasan

    ini adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil

    kali kelarutannya (Ksp). Selanjutnya ditambahkan beberapa tetes HCl 6 M dan untuk

    menetralkannya ditambahkan dengan 3 ml amoniak pekat dan ditambahkan dengan

    amoniak 1 M. Setelah itu dipanaskan selama 45 menit, kemudian ditambahkan HCl

    pekat 5 ml dan dilanjutkan pemanasan selama 30 menit dan didinginkan sampai

    terbentuk kristal. Kristal yang diperoleh berwarna merah jambu kebiru-biruan,

    berbentuk kotak-kotak dan kristal tersebut dipisahkan dari larutan dengan cara

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    6/16

    penyaringan. Kristal tersebut dicuci dengan air dan etanol agar diperoleh kristal yang

    bebas dari zat pengotor karena sewaktu pembentukan kristal kemungkinan besar

    terbentuknya senyawa lain juga ada. Dan berat kristal yang diperoleh yaitu sebesar

    0,25 g. Namun dalam percobaan yang telah dilakukan ternyata kristal yang dimaksud

    tidak terbentuk secara sempurna, hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor.

    Salah satu faktor yang dapat dapat menjadi penyebab adalah kurangnya ketelitian

    dalam mengukur, bahan yang kurang layak pakai atau pun bahan yang digunakan

    telah terkontaminasi oleh zat-zat lain sehingga menghambat terbentuknya kristal.

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    7/16

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah:

    1. Senyawa kompleks yang berhasil disintesis adalah senyawa kloro pentaaminkobal(II) klorida, yang menghasilkan kristal berwarna merah jambu kebiru-

    biruan.

    2. Rendamen yang terbentuk dari senyawa kompleks adalah.

    5.2 Saran

    5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

    Alat dan bahan yang digunakan kurang baik dan mungkin telah

    terkontaminasi oleh zat lain, sehingga hasil yang diperoleh saat praktikum kurang

    baik. Kami berharap bahan yang digunakan dapat diganti dengan bahan yang lebih

    baik.

    5.2.2 Saran Untuk Percobaan

    Ketika mengsintesis senyawa kompleks terlalu memakan banyak waktu dan

    bahan. Kami berharap prosedur yang digunakan tidak terlalu panjang sehingga

    ketelitian terhadap bahan yang memungkinkan terjadinya kesalahan praktikum dapat

    diminimalisir.

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    8/16

    BAGAN KERJA

    Ditambahkan dengan 20 mL air

    Ditambah dengan 12,5 mL amoniak pekat

    Ditambah 1 gram kobalt(II) klorida dalam 10 mL

    Didiamkan dalam desikator semala 3 jam

    Ditambah 0,25 g ammonium klorida

    Dipanaskan selama 20 menit

    Ditambah beberapa tetes HCl 6 M

    Dinetralkan dengan 3 mL amoniak pekat

    Ditambah 15 mL amoniak 1 M

    Dipanaskan selama 45 menit

    Ditambah HCl pekat 5 mL

    Dipanaskan selama 30 menit

    Didinginkan

    Disaring kristal yang terbentuk

    Dicuci dengan akuades

    Ditambah beberapa mL etanol

    Dikeringkan dalam oven

    Ditimbang

    2,5 mL amonium karbonat

    Kristal

    Hasil

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    9/16

    Gambar Percobaan

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    10/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Jeffery, G., Bassett, J., Mendham, J., dan Denney, R.,1989, Textbook Of QuantitativeChemical Analysis, Bath Press, London

    Svehla, G., 1985,Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro, PT. Kalman

    Media Pustaka, Jakarta.

    Wihda, I., dan Fatimah, Martak, 2010, Sintesis dan Karakteristik Senyawa Kompleks

    Logam Kobalt(II) dengan 2-Feniletilamin,(1), hal 1-5.

    Saria, Y., Lucyanti., Nurlisa, H., dan Aldes, L., 2012, Sintesis Senyawa Kompleks

    Kobalt dengan Asetilasetonato, (5), hal 1-3.

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    11/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Reaksi-reaksi ion kobalt(II) dapat dipelajari dengan larutan kobalt(II) klorida,

    CoCl2.6H2O 0,5 M (Svehla, 1979).

    Co2+

    + OH-+ NO3

    -Co(OH)NO3

    Padapemanasan dengan alkali berlebih atau kadang-kadang hanya dengan

    menambahkan reagensia berlebih, garam basa dapat diubah menjadi endapan

    kobalt(II) hidroksida yang berwarna merah jambu (Svehla, 1979):

    Co(OH)NO3+ OH- Co(OH)2+ NO3

    -

    Tetapi, sedikit endapan melarutkan kedalam larutan. Hidroksida ini perlahan-

    lahan berubah menjadi kobalt(III) hidrksida yang hitam kecoklatan, ketika terbuka

    udara (Svehla, 1979):

    4Co(OH)2+ O2+ 2H2O

    4Co(OH)3

    Perubahan akan terjadi dengan lebih cepat jika ditambahkan sesuatu

    pengkoksida seperti natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida (Svehla, 1979):

    2Co(OH)2+ H2O22Co(OH)3

    2Co(OH)2+ OCl-+ H2O 2Co(OH)3 + Cl

    -

    Endapan kobalt hidroksida mudah larut dalam amonia atau larutan garam-

    garam amonium pekat, dengan syarat cairan induk bersifat basa (Svehla, 1979):

    Co(OH)2+ 6NH3[Co(NH3)6]2+

    + 2OH-

    Co(OH)2+ 6NH4+ 4OH-[Co(NH3)6]

    2++ 6H2O

    Larutan ion heksaminkobalt(II) yang coklat-kekuningan perlahan-lahan

    berubah menjadi merah-kecoklatan jika terkena udara, hidrogen peroksida cepat

    mengoksidasikan ion kompleks menjadi ion heksaminkobalt(III) (Svehla, 1979).

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    12/16

    4[Co(NH3)6]2+

    + O2 + 2H2O 4[Co(NH3)6]3+

    +4OH-

    2[Co(NH3)6]2+

    + O2+ 2H2O 4[Co(NH3)6]3+

    + 2OH-

    Bila terdapat garam-garam amonium, alkali hidroksida tidak mengendapka

    kobalt(II) hidroksida sama sekali. Demikian pula halnya jika larutan mengandung

    sitrat atau tatrat (Svehla, 1979).

    Pengembangan sintesis senyawa kompleks masih terus berkembang hingga

    saat ini. Kebutuhan aplikasi senyawa kompleks terutama sebagai katalis terus

    dikembangkan. Senyawa-senyawa kompleks dari unsru-unsur di blok d memiliki

    kelebihan dibanding senyawa lain karena memiliki orbital dyang kosong. Orbital d

    inilah yang umunya berperan dalam proses katalisis Senyawa kompleks

    dilaboratorium dapat disintesa dengan mereaksikan ligan yang merupakan suatu basa

    dan mempunyai pasangan elektron bebas dengan logam yang merupakan penerima

    pasangan elektron yang didonorkan oleh ligan. Berdasarkan banyaknya elektron

    yang didonorkan oleh ligan maka ligan dapat diklasifikasikan menjadi ligan

    monodentat, ligan bidentat dan ligan multidentat. Ligan monodentat hanya dapat

    mendonorkan sepasang elektron yang dimilkinya ke logam. Ligan bidentat dapat

    mendonorkan dua pasang elektron yang dimilikinya ke logam, sedangkan banyak

    elektron yang bisa didonorkan ke logam pada ligan multidentat. Ligan-ligan

    multidentat ini pula yang dapat membentuk struktur kelat dalam kimia koordinasi

    oleh karena banyaknya pasangan elektron yang bisa didonorkan ke logam

    (Yosi Saria, dkk, 2012).

    Senyawa kompleks dapat menunjukkan sifat feromagnetik. Sifat ini timbul

    akibat adanya interaksi antar elektron tidak berpasangan pada ion-ion logam.

    Interaksi feromagnetik pada senyawa kompleks umumnya ditunjukkan pada

    temperatur rendah. Oleh karena itu, yang menjadi masalah dalam penelitian ini

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    13/16

    adalah upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan temperatur terjadinya

    interaksi feromagnetik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah merancang

    kompleks polimer yang dapat terjadi interaksi coulomb dan ikatan hidrogen sehingga

    menaikkan nilai Temperatur (Wihda illya dan Fatimah, 2010).

    Metode penentuan kobalt didasarkan pada fakta bahwa kobalt (II) dalam

    larutan hampir netral membentuk garam kompleks biru Co [Hg (SCN) 4] dengan

    reagen. Dibuat dengan melarutkan 1 mol merkuri(II) klorida dan 5 mol amonium

    tiosianat dalam air. Endapan ini sedikit larut dalam air, larut dalam asam dan sangat

    berlebih dari reagen, larut dalam dietil eter, kloroform, dan karbon tetraklorida, dan

    sedikit larut dalam etanol absolut. Ini dapat dikeringkan pada 100-110oC

    (Jeffery, dkk, 1989).

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    14/16

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ANORGANIK

    SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS [Co(NH3)5Cl]Cl

    KLOROPENTAAMINKOBAL(II) KLORIDA

    NAMA : NUR AQLIA

    NIM : H311 12 287

    KELOMPOK/ REGU : 3 / 7

    HARI / TANGGAL PERCOBAAN: RABU / 27 NOVEMBER 2013

    ASISTEN : HASMINISARI JUFRI

    LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    15/16

  • 7/22/2019 Sintesis Senyawa Kloropentamin Cobalt II Klorida

    16/16

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 27 November 2013

    Asisten Praktikan

    HASMINISARI JUFRI NUR AQLIA