Sinopsis

3
SINOPSIS PENELITIAN TESIS Isolasi Senyawa Aktif Antimalaria Ekstrak Spons Petrosia sp. Oleh Ibtisamatul Aminah Di Indonesia penyakit malaria termasuk masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di tangani oleh pemerintah, karena angka kematian yang cukup tinggi terutama di Indonesia bagian timur yang menjadi daerah endemik penyakit malaria ini. Malaria adalah salah satu penyakit menular yang tersebar ke seluruh dunia, sekitar 350-500 juta orang terinfeksi penyakit ini dan lebih dari 1 persen kematian setiap tahun. Malaria disebabkan oleh parasit protozoa. Plasmodium (salah satu Apicomplexa) dan penularan vektor untuk parasit malaria manusia adalah nyamuk Anopheles, spesies malaria yang paling berbahaya adalah P. falciparum. Penyakit ini menjadi ancaman yang serius mengingat akhir-akhir ini banyak dilaporkan resistensi terhadap P. falciparum dari hampir semua obat antimalaria yang tersedia secara komersial seperti klorokuin dan kuinin. Di Papua tiga jenis obat penyakit malaria, yaitu cloroquin, piremetamin dan sulvadoxin, saat ini sudah tidak mampu lagi mengobati (resisten) untuk mengobati pasien malaria (Hayati dkk., 2012). Dengan mempertimbangkan sejauh ini belum ditemukannya obat malaria yang efektif, usaha penemuan obat antimalaria baru menjadi salah satu prioritas utama terutama yang berasal dari alam sebagai salah satu usaha eksplorasi terhadap kekayaan alam yang di miliki oleh Indonesia. Spons laut merupakan kekayaan alam yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Kekayaan jenis spons yang sangat potensial ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Untuk memberi nilai tambah terhadap biota tersebut beberapa penelitian telah dilakukan baik oleh institusi pemerintah maupun perguruan tinggi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa spons laut memiliki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan senyawa-senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Perkembangan dunia pengobatan dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat memacu eksplorasi terhadap sumber senyawa bioaktif dari organisme laut.

description

mnzbsdjsaguk

Transcript of Sinopsis

Page 1: Sinopsis

SINOPSIS PENELITIAN TESIS

Isolasi Senyawa Aktif Antimalaria Ekstrak Spons Petrosia sp.

Oleh Ibtisamatul Aminah

Di Indonesia penyakit malaria termasuk masalah kesehatan masyarakat

yang cukup serius di tangani oleh pemerintah, karena angka kematian yang cukup

tinggi terutama di Indonesia bagian timur yang menjadi daerah endemik penyakit

malaria ini.

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang tersebar ke seluruh dunia,

sekitar 350-500 juta orang terinfeksi penyakit ini dan lebih dari 1 persen kematian

setiap tahun. Malaria disebabkan oleh parasit protozoa. Plasmodium (salah satu

Apicomplexa) dan penularan vektor untuk parasit malaria manusia adalah nyamuk

Anopheles, spesies malaria yang paling berbahaya adalah P. falciparum. Penyakit

ini menjadi ancaman yang serius mengingat akhir-akhir ini banyak dilaporkan

resistensi terhadap P. falciparum dari hampir semua obat antimalaria yang

tersedia secara komersial seperti klorokuin dan kuinin. Di Papua tiga jenis obat

penyakit malaria, yaitu cloroquin, piremetamin dan sulvadoxin, saat ini sudah

tidak mampu lagi mengobati (resisten) untuk mengobati pasien malaria (Hayati

dkk., 2012).

Dengan mempertimbangkan sejauh ini belum ditemukannya obat malaria

yang efektif, usaha penemuan obat antimalaria baru menjadi salah satu prioritas

utama terutama yang berasal dari alam sebagai salah satu usaha eksplorasi

terhadap kekayaan alam yang di miliki oleh Indonesia.

Spons laut merupakan kekayaan alam yang sangat melimpah di perairan

Indonesia. Kekayaan jenis spons yang sangat potensial ini belum banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Untuk memberi nilai tambah terhadap

biota tersebut beberapa penelitian telah dilakukan baik oleh institusi pemerintah

maupun perguruan tinggi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa spons laut

memiliki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan senyawa-senyawa aktif

yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Perkembangan dunia

pengobatan dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat memacu eksplorasi

terhadap sumber senyawa bioaktif dari organisme laut.

Page 2: Sinopsis

Salah satu spons laut yang memiliki kandungan kimia yang menarik

adalah spons dari filum Porifera. Spons diketahui dapat menghasilkan sejumlah

produk laut yang bersifat alami dan mampu menunjukkan keseragaman senyawa

kimia yang sangat besar. Senyawa-senyawa kimia yang mampu dihasilkannya

antara lain alkaloid, terpenoid, steroid, fenolik dan lain-lain. Beberapa jenis spons

yang memiliki bioaktivitas yang menarik seperti aktivitas antibakteri dari Petrosia

nigran (Handayani dkk., 2008), aktivitas antifungi dari Stylissa flambeliformis dan

Haliclona sp (Setyowati dkk., 2005), aktivitas antiinflamasi dari Axinella

brenstyla (Yalcin, 2007), aktivitas sitotoksik petrosia sp (Mayer & Gustafson,

2008) dan aktivitas antituberkulosis dari spons petrosia alfiani (Rahmayanti,

2015). Oleh karena itu, penelitian ini digunakan spons petrosia sp. memiliki

aktivitas sitotoksik yang kuat dan memungkinkan memiliki aktivitas antimalaria

yang kuat pula.

Pada penelitian ini digunakan metode eksperimen di laboratorium melalui

tahapan ekstraksi spons petrosia sp., fraksionasi, pemisahan dan pemurnian isolat

melalui metode kromatografi kolom cair dan kromatografi lapis tipis, pengujian

aktivitas antimalaria secara in vitro terhadap P. falciparum pada ekstrak, fraksi,

dan isolat murni. Selanjutnya dilakukan penentuan struktur kimia senyawa aktif.

Pengujian antimalaria dilakukan secara in vitro berdasarkan metode LDH yang

telah termodifikasi. Kultur 3D7 yang sensitif klorokuin dan K1 yang resisten

klorokuin ditambahkan pada medium RPMI 1640 yang mengandung asam N-2-

hidroksietilpiperazin-N’-2-etana-sulfonat (25 mM), natrium bikarbonat (0,2%),

dan gentamycin (40 μg/mL) pada pH 7,4 dan sel darah merah dari golongan darah

O. Untuk setiap uji LDH, digunakan suspensi darah yang mengandung

parasitemia 1% dan haematokrit 2%. Kontrol pembacaan sel darah merah yang

terparasit dan tidak terparasit dari ekstrak dan standar menggunakan metode

candle jar yang diinkubasi selama 48 jam pada 37oC. Setelah 48 jam,

ditambahkan 100 μL Malstat (Flow Inc., Portland, OR) dengan cara yaitu

sebanyak 25 μL suspensi darah dipindahkan ke dalam pelat yang mengandung

campuran Malstat dan NBT. Pembacaan absorbans pada 630 nm menggunakan

ELISA reader (MRX Microplate Reader, Dynex Technologies, USA). Klorokuin

dan artemisinin berfungsi sebagai kontrol positif (Najila dkk., 2002). Prosentase

Page 3: Sinopsis

inhibisi parasit ditentukan dengan menghitung IC50 menggunakan analisis Grafit

(Grafit v.4.09, Erithacus Software Limited).

Hasil dari penelitian ini diharapkan mendapatkan sumber bahan alam lain

yang selama ini telah dipercaya oleh masyarakat untuk menyembuhkan penyakit

malaria, yang berpeluang mempunyai sifat toksik untuk dapat dikembangkan

menjadi senyawa antimalaria.

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D., N. Sayuti dan Dachriyanus., 2008, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri Epidioksida sterol dari Spon Laut Petrosia nigrans, Asal Sumatera Barat, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 17-18 November 2008, Lampung: Universitas Lampung.

Hayati E. K., Jannah A., dan Ningsih R., 2012, Identifikasi Senyawa Dan Aktivitas Antimalaria In Vivo Ekstrak Etil Asetat Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica L.), Jurnal Molekul, 1(7), 20-32.

Mayer, A. M. S and K. R. Gustafson., 2008, Marine Pharmacology in 2005-2006: Antitumor and Cytotoxic Compound, Science Direct, 44, 2357-2387.

Najila M.J.S., Rain N.A., Kame A.G.M., Zahir S.I.S., Khozirah S., Hakim S.L., Zakiah I., and Azizol A.K., 2002, The Screening of Extract from Goniothalamus scortechinii, Aralidium pinnatifidum and Andrographis paniculata for Anti-malarial Activity using The Lactate Dehydrogenase Assay, Journal of Ethnopharmacology, 82, 239-242.

Setyowati, E. P., Sudarsono dan Wahyono. S., 2005, Jaspamide : identifikasi Stuktur Senyawa Sitotoksik dan Fungisida dari Spon Styllissa Flambeliformis, Majalah Farmasi Indonesia.

Rahmayanti, 2015, Kakterisasi dan Uji Bioaktivitas Metabolit Sekunder Fraksi Etil Asetat dari Spons Petrosia alfiani Asal Pulau Barrang Lompo, Program Studi Kimia, Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

Yalcin, F. N., 2007, Biological Activities of the Marine Sponge Axinella, Hacettepe University, 27, 47-60