Sinopsis

11
SINOPSIS KASUS DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN JASA PEKERJAAN LIFE TIME EXTENSION GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU BELAWAN DAN REFURBISH SPARE PART GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU BELAWAN I. LATAR BELAKANG A. Pengadaan Pekerjaan LTE GT 2.1 & GT 2.2 Bahwa kondisi kelistrikan sistem Sumatera Bagian Utara sebagian besar dipasok dari mesin-mesin pembangkit yang berada di PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara khususnya dari PLN Sektor Belawan, termasuk diantaranya 4 (empat) unit Gas Turbin (GT) PLTGU Belawan dengan kapasitas 520 MW dari total Daya Mampu 1.200 MW. Layaknya mesin yang harus terus dipelihara untuk menjaga kehandalannya, salah satu Gas Turbin yang berada di PLN Sektor Belawan yaitu GT 2.1 dan GT 2.2 sudah saatnya dilakukan pekerjaan Life Time Extension (LTE) karena di awal tahun 2012 kerja mesin GT 2.1. dan GT 2.2. sudah mencapai 140.000 jam. Pekerjaan LTE sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan fatal yang pada akhirnya berdampak pada kehandalan pasokan tenaga listrik dan pelayanan penyediaan energi listrik di wilayah Sumatera Bagian Utara. Proses pengadaan pekerjaan LTE ini dilakukan: (i) Pada tahun 2009 pengadaan dilakukan dengan metode Pelelangan Umum berdasarkan Izin Prinsip DIRLJB No. 09658/521/DIRLJB/2009 tanggal 24 November 2009 perihal Pelaksanaan Pengadaan Spare Part Program LTE GT 2.1 dan 2.2 Blok 2 PLTGU Sektor Belawan Kit Sumbagut [1] serta Surat DIROPIB No. 03207/150/DITOPIB/2010 tanggal 19 November 2010 tentang Proses Pengadaan LTE Blok 2 PLTGU Belawan [2], namun gagal karena tidak semua peserta lelang mendapatkan dukungan dari pabrikan. 1

description

Hukum

Transcript of Sinopsis

Page 1: Sinopsis

SINOPSISKASUS DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PENGADAAN JASA PEKERJAAN LIFE TIME EXTENSION GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU BELAWAN

DAN REFURBISH SPARE PART GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU BELAWAN

I. LATAR BELAKANG

A. Pengadaan Pekerjaan LTE GT 2.1 & GT 2.2

Bahwa kondisi kelistrikan sistem Sumatera Bagian Utara sebagian besar dipasok dari mesin-mesin pembangkit yang berada di PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara khususnya dari PLN Sektor Belawan, termasuk diantaranya 4 (empat) unit Gas Turbin (GT) PLTGU Belawan dengan kapasitas 520 MW dari total Daya Mampu 1.200 MW. Layaknya mesin yang harus terus dipelihara untuk menjaga kehandalannya, salah satu Gas Turbin yang berada di PLN Sektor Belawan yaitu GT 2.1 dan GT 2.2 sudah saatnya dilakukan pekerjaan Life Time Extension (LTE) karena di awal tahun 2012 kerja mesin GT 2.1. dan GT 2.2. sudah mencapai 140.000 jam. Pekerjaan LTE sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan fatal yang pada akhirnya berdampak pada kehandalan pasokan tenaga listrik dan pelayanan penyediaan energi listrik di wilayah Sumatera Bagian Utara.

Proses pengadaan pekerjaan LTE ini dilakukan:

(i) Pada tahun 2009 pengadaan dilakukan dengan metode Pelelangan Umum berdasarkan Izin Prinsip DIRLJB No. 09658/521/DIRLJB/2009 tanggal 24 November 2009 perihal Pelaksanaan Pengadaan Spare Part Program LTE GT 2.1 dan 2.2 Blok 2 PLTGU Sektor Belawan Kit Sumbagut [1] serta Surat DIROPIB No. 03207/150/DITOPIB/2010 tanggal 19 November 2010 tentang Proses Pengadaan LTE Blok 2 PLTGU Belawan [2], namun gagal karena tidak semua peserta lelang mendapatkan dukungan dari pabrikan.

(ii) Pada tahun 2011 pengadaan dilakukan dengan metode Penunjukan Langsung kepada Siemens berdasarkan Izin Prinsip Penunjukan Langsung DIRUT No. 00122/072/DIRUT/2011 tanggal 13 Januari 2011 perihal Proses Pengadaan LTE PLTGU Belawan [3], yang mengacu pada hasil Rapat Direksi PLN tanggal 11 Januari 2011 [4], namun belum ada titik temu karena:

a. Adanya perluasan scope of work (meliputi material dan jasa) yang diminta oleh Siemens dari 676 item menjadi 757 item;

b. Siemens mengusulkan penambahan biaya pengadaan LTE PLTGU Belawan dari IDR 645 milyar menjadi IDR 830 milyar;

c. Siemens meminta agar PLN menuangkan persyaratan dalam RKS yang menyebutkan bahwa PLN membayar down payment 20% dari nilai jasa (menurut hukum Jerman).

1

Page 2: Sinopsis

(Sesuai Surat GM KITSBU Nomor 387/150/KITSBU/2011-R tanggal 28 Oktober 2011) [5]

Berdasarkan Rapat Direksi tanggal 20 Desember 2011 [6] dan tanggal 27 Desember 2011 [7], proses negosiasi dengan Siemens dalam rangka penunjukan langsung tetap dilanjutkan sampai tercapai kesepakatan (penetapan pemenang).

(iii) Pada tahun 2012, metode pengadaan Penunjukan Langsung diubah dengan metode Pemilihan Langsung berdasarkan Ijin Prinsip DIRUT No. 026/072/DIRUT/2012 tanggal 03 Januari 2012 perihal Proses Pengadaan LTE PLTGU Belawan [8] yang mengacu Rapat Direksi tanggal 03 Januari 2012 [9], karena sampai dengan bulan Desember 2011 proses Penunjukan Langsung (negosiasi dengan Siemens) tidak tercapai kesepakatan (vide Rapat Direksi tanggal 20 Desember 2011 dan 27 Desember 2011).

Keputusan PLN KIT SBU mengundang Siemens AG, Mapna Co, dan Ansaldo Energia didasarkan pada presentasi Dirut PJBS pada Rapat Direksi tanggal 03 Januari 2012 [10], yang menginformasikan bahwa pabrikan yang mampu memproduksi mesin V94.2 adalah Siemens AG (Jerman), Mapna Co. (Iran), dan Ansaldo Energia (Italia).

Selanjutnya PLN KIT SBU melakukan proses pengadaan pekerjaan LTE GT 2.1 & GT 2.2 melalui metode Pemilihan Langsung dengan mengundang ketiga pabrikan tersebut di atas yaitu Siemens AG, Mapna Co, dan Ansaldo Energia, dengan RAB PLN sebesar IDR 645 milyar dan HPS Panitia sebesar IDR 527,7 milyar.

Dari ketiga calon peserta yang diundang hanya Mapna Co dan Siemens AG yang memasukkan penawaran, sedangkan Ansaldo Energia tidak memasukkan penawaran. Berdasarkan evaluasi lebih lanjut oleh Panitia Pengadaan [11], Siemens AG dinyatakan gugur karena tidak memenuhi persyaratan Rejection Condition, yaitu:

(i) tidak menyampaikan total waktu penyelesaian pekerjaan;

(ii) tidak menyampaikan garansi Daya Mampu yang dihasilkan.

Sedangkan penawaran yang diajukan Mapna Co memenuhi seluruh persyaratan menurut Panitia Pengadaan Pekerjaan LTE, sehingga diusulkan oleh GM PLN KIT SBU kepada DIRUT PLN pada tanggal 12 Februari 2012 melalui surat No. 056/610/KITSBU/2012-R perihal Usulan Penetapan Pelaksana Pekerjaan Life Time Extension (LTE) Gas Turbin GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU Blok 2 Belawan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara [12].

Berdasarkan surat usulan tersebut, kemudian DIRUT menyetujui pekerjaan LTE pada GT 2.1 & GT 2.2 dilaksanakan oleh Mapna Co melalui Surat No. 673/122/DIRUT/2012 tanggal 06 Maret 2012 perihal Penetapan Pemenang

2

Page 3: Sinopsis

Pengadaan Pekerjaan Life Time Extension Gas Turbin GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU Blok II Belawan dengan nilai kontrak sebesar IDR 431 milyar sudah termasuk PPN 10% [13] (masih dibawah RAB PLN sebesar IDR 645 milyar).

PLN KIT SBU dan Mapna Co menandatangani Kontrak No. 44.PJ/61/KITSBU/2012 tanggal 29 Maret 2012 tentang Pengadaan Barang & Jasa Pekerjaan Life Time Extension (LTE) Gas Turbin GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU Blok 2 Belawan (selanjutnya disebut “Kontrak No. 44”) dengan ruang lingkup pekerjaan sebagaimana terlampir [14].

Sebelum Mapna melakukan pekerjaan LTE sesuai Kontrak No. 44 tersebut, tanggal 27 Maret 2012 terjadi gangguan kompresor (compressor failure) pada GT 2.1 yang memerlukan pekerjaan tambah diluar Kontrak No. 44 yaitu sebesar EUR 10,2 juta (ekuivalen dengan IDR 120.497.063.907, kurs 1 EUR = IDR 11.804,81) termasuk PPN yang dituangkan dalam Amandemen No. 150.Amd/61/KITSBU/2012 tanggal 16 Agustus 2012 dengan ruang lingkup sebagaimana terlampir [15]. Alasan dilakukannya pekerjaan tambah kurang yang kemudian dituangkan dalam Amandemen didasarkan pada:

(i) penggantian kompresor tidak termasuk dalam lingkup Kontrak No. 44, (mengacu pada Book Manual Siemens AG, bahwa LTE hanya untuk hot gas fan, tidak termasuk kompresor);

(ii) hasil laporan In-Situ Visual Inspection dari BPPT tanggal 14 Mei 2012 yang menyatakan bahwa kondisi kompresor GT 2.1 sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan, blade pada Stage 4 s.d. Stage 16 mengalami kerusakan karena terjadi patahan pada Stage 4 [16];

(iii) hasil Laporan Interim Konsultasi dan Assesment Kompresor GT 2.1 PLN Sektor Pembangkitan Belawan oleh LAPI ITB tanggal 28 Juni 2012 [17] dan Laporan Akhir bulan Agustus 2012 [18], yang menyimpulkan bahwa:

- Sudu-sudu rotor kompressor mengalami deformasi, retak dan pengikisan coating.

- Sudu-sudu stator mengalami deformasi

- Labyrinth seal pada ujung sudu stator kompresor pada tingkat 4 telah terkelupas (tingkat 1, 2, dan 4)

- Retakan sudu-sudu rotor kompresor diduga akibat beban fatigue karena adanya getaran sisi kompresor yang berlebih dalam waktu lama.

(iv) hasil Rapat Direksi tanggal 19 Juni 2012 [22] yang ditindaklanjuti Rapat Komite Investasi tanggal 19 Juni 2012 [23], atas surat usulan dari PLN KIT SBU No. 190/610/KITSBU/2012-R tanggal 18 Juni 2012 perihal Usulan Ijin Prinsip Pengadaan Material Tambah LTE GT 2.1 Belawan [24], yang mengacu pada butir (i), (ii), dan (iii).

3

Page 4: Sinopsis

Berdasarkan Kontrak No. 44 dan Amandemennya diatur Daya Mampu Minimum mesin sebesar 132 MW, kenyataannya setelah dilakukan LTE oleh pihak Mapna daya mampu mesin GT 2.1 sebesar 140,7 MW. Hal ini sesuai hasil laporan Inspeksi Teknis PLN Jasa Sertifikasi No. 124.BKT.020.A.2013 tanggal 25 Februari 2013 [25].

Adapun pekerjaan LTE GT 2.2 belum dilaksanakan oleh pihak Mapna karena:

- sistem kelistrikan di Sumatera Bagian Utara sedang mengalami defisit daya;

- menunggu waktu yang paling tepat agar dampaknya minimal terhadap pelanggan.

B. Pengadaan Jasa Pekerjaan Refurbishment Tahun 2011

1. Kontrak Refurbishment

Sebagaimana diketahui tahun 2007-2008, GT 2.1 dan GT 2.2 sudah tiba waktunya untuk dilakukan LTE namun tender pelaksanaan LTE selalu mengalami kendala dan penundaan, sementara mesin harus tetap handal dan tetap dapat beroperasi dengan baik dalam rangka penyediaan tenaga listrik untuk masyarakat.

Untuk mengatasi hal tersebut, agar tidak timbul risiko Cathastropic Failure,  maka PLN KITSBU Sektor Belawan secara rutin setiap ±3.000 jam operasi melakukan RLA (Remaining Life Assesment), dimana pada aktivitas RLA ini bagian-bagian kritis dari Gas Turbin diperiksa adanya crack atau kerusakan yang membahayakan, dan bila ditemukan kerusakan yang harus diganti maka dilakukan penggantian. Setelah dilakukan RLA unit dapat dioperasikan kembali untuk jangka waktu yang terbatas sampai dilakukan RLA berikutnya.  Pengadaan pekerjaan jasa refurbishment ini dilakukan dalam rangka RLA untuk antisipasi atas risiko gangguan mendadak apabila terjadi kerusakan pada critical parts GT 2.1 dan GT 2.2 tersebut.

Untuk memitigasi resiko Cathastropic Failure atas kerusakan mesin yang telah beroperasi lebih dari 100.000 jam operasi (melampaui jam operasi), maka dilakukan refurbishment (memperbaharui) terhadap spare part bekas yang berasal dari spare part ex PLTGU Muara Tawar dan ex PLTGU Belawan sehingga spare part tersebut bisa dipergunakan kembali. Adapun spare part yang direfurbish tersebut meliputi:1. Turbine Inner Casing2. Mixing Chamber Complete3. Turbine Stator Blade Stage – 1 (spesifikasi 12641, 14641)4. Turbine Stator Blade Stage – 2 (spesifikasi 12642, 14642)5. Turbine Stator Blade Stage – 4 (spesifikasi 14604)

4

Page 5: Sinopsis

Proses pengadaan Jasa Refurbishment dilakukan dengan cara pelelangan (e-auction) melalui e-procurement [26] dengan penjelasan sebagai berikut:- pendaftar : 23 peserta- yang memasukkan dokumen : 12 peserta- yang mengambil RKS : 4 peserta- yang mengikuti penjelasan : 4 peserta- yang memasukkan dokumen : 4 peserta- yang lulus administrasi teknis : 3 peserta

Berdasarkan hasil evaluasi pelelangan pekerjaan refurbishment tersebut, Konsorsium PT Ariko Utama–PT Albany lolos sebagai pemenang lelang, dengan nilai kontrak IDR 27,549 milyar.

Dalam proses pelaksanaan pelelangan tersebut, terdapat hal-hal yang dipermasalahkan oleh LSM yaitu:1. Adanya anggota konsorsium pemenang lelang yang setelah diusulkan

sebagai pemenang, dinyatakan dikenakan blacklist oleh PLN yang diketehui oleh GM KITSBU  sebelum kontrak ditandatangani,  sehingga timbul polemik keabsahan dari pemenang tender tersebut walaupun  perusahaan yang kena blacklist tersebut dikeluarakan dari konsorsium.

2. Ketika  kontrak sedang berjalan karena sebagian material contigency hasil refurbishment tersebut terpakai untuk pekerjaan RLA GT 2.2 maka diperlukan amandemen untuk contingency part LTE  GT 2.2, sehingga terjadi Amandemen pada tanggal 7 September 2011, sehingga nilai kontrak bertambah menjadi IDR 36,69 milyar. Kebijakan amandemen volume ini dipersoalkan sebagai sebuah kesengajaan padahal tidak demikian adanya, tetapi karena memang adanya temuan-temuan kerusakan ketikan dialakukan RLA sehingga perlu tambahan material contingency.

Berdasarkan hal tersebut di atas, kegiatan refurbishment ini bukan duplikasi dari LTE tetapi antisipasi sebelum bisa dilaksanakannya LTE.

Kontrak Refurbishment ditandatangani PLN KIT SBU dan Konsorsium PT Ariko Utama–PT Albany dengan Nomor: 081.PJ/61/KITSBU/2011 tanggal 11 Mei 2011 (selanjutnya disebut “Kontrak Refurbish”) [27], dengan lingkup pekerjaan memperbaharui (refurbish) spare part sebagai berikut:

No Uraian Spesifikasi Volume Satuan1 Turbine Inner Casing 12210 Ea 22 Mixing Chamber Complete 10540 Ea 23 Turbine Stator Blade Stage – 1 12641 Ea 464 Turbine Stator Blade Stage – 2 12642 Ea 485 Turbine Rotor Blade Stage – 1 14641 Ea 1786 Turbine Rotor Blade Stage – 2 14642 Ea 897 Turbine Rotor Blade Stage – 4 14604 Ea 88

5

Page 6: Sinopsis

2. Amandemen Kontrak Refurbish

Amandemen Kontrak Refurbish Nomor: 165.Amd/61/KITSBU/2011 tgl 07 September 2011 [28], dilakukan karena masih diperlukan spare part untuk kepentingan pelaksanaan contingency plan akibat belum selesainya proses pengadaan pekerjaan LTE, dengan lingkup pekerjaan memperbaharui (refurbish) spare part sebagai berikut:

No Uraian Spesifikasi Volume Satuan1 Turbine Rotor Blade Stage – 2 14642 Ea 892 Turbine Stator Blade Stage – 1 14641 Ea 463 Turbine Stator Blade Stage – 2 12642 Ea 48

Amandemen kontrak jasa refurbish ditandatangani tanggal 07 September 2011 dengan nilai dari IDR 27,5 milyar menjadi IDR 36,7 milyar.

II. TUDUHAN PENYIDIK KEJAKSAAN AGUNG

Penyidik Kejaksaan Agung menuduh adanya dugaan tindak pidana korupsi dalam proses pengadaan pekerjaan Life Time Extension (LTE) Gas Turbine GT 2.1 & GT 2.2 PLTGU Blok II Belawan, berupa:

(i) Merugikan keuangan negara sebesar Rp25 milyar;

(ii) Daya Mampu mesin sebesar 123 MW tidak sesuai dengan Daya Mampu Minimal dalam Kontrak No. 44 yaitu 132 MW;

(iii) LTE GT 2.2 tidak dikerjakan; dan

(iv) Amandemen LTE dilakukan untuk menutupi kegagalan Kontrak Refurbish dan Amandemen Kontrak Refurbish karena scope of work-nya sama (persepsi Direksi).

III. KESIMPULAN

Berdasarkan tuduhan Jaksa Penyidik sebagaimana tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

(i) Mengenai kerugian keuangan negara sebesar IDR 25 milyar

- HPS kontrak awal sebesar IDR 527 milyar, terkontrak IDR 431 milyar. Dengan adanya addendum kerja tambah, nilai HPS total menjadi IDR 647 milyar dan nilai terkontrak menjadi IDR 554 milyar. Perkiraan kerugian IDR 25 milyar diperoleh dari IDR 554 milyar – IDR 527 milyar = IDR 25 milyar.

- Justru PLN berhasil melakukan saving sebesar IDR 214 milyar (RAB IDR 645 milyar dibandingkan dengan nilai terkontrak IDR 431 milyar), sehingga tuduhan kerugian negara sebesar IDR 25 milyar tidak terbukti.

6

Page 7: Sinopsis

(ii) Mengenai Daya Mampu mesin sebesar 123 MW tidak sesuai dengan Daya Mampu Minimal dalam Kontrak yaitu 132 MW, dapat dijelaskan sebagai berikut:- Beban 123 MW yang diperoleh oleh Penyidik Kejaksaan Agung saat

berkunjung ke PLN Sektor Belawan bersama anggota Himpunan Asosiasi Pembangkit (HAKIT) dan BPPT pada bulan Februari 2013 yang pada saat itu memikul beban 123 MW (siang hari).

- Pembebanan mesin dipengaruhi oleh permintaan system pada saat itu atau permintaan Pusat Pengatur Beban. Sedangkan pada saat pengujian komissioning oleh Lembaga Sertifikasi (PLN Jasa Sertifikasi) terhadap Gas Turbin (GT) 2.1 yang telah dilakukan pekerjaan LTE, mesin GT 2.1 tersebut mampu memikul beban sebesar 140,7 MW (sesuai Laporan Inspeksi Teknis No. 124.BKT.020.A.2013 tanggal 25 Februari 2013).

- Berdasarkan hal tersebut di atas, tuduhan Daya Mampu mesin tidak sesuai dengan Daya Mampu Minimum sesuai Kontrak No. 44 tidak terbukti.

(iii) Mengenai LTE pada GT 2.2 tidak dikerjakan - Sistem kelistrikan di Sumatera Bagian Utara saat itu sedang mengalami

desifit daya;- Pekerjaan LTE GT 2.2 belum dikerjakan (bukan tidak dikerjakan) karena

menunggu waktu yang paling tepat agar dampaknya minimal terhadap pelanggan.

(iv) Mengenai Amandemen LTE dilakukan untuk menutupi kegagalan Kontrak Refurbish karena scope of work-nya sama (berdasarkan persepsi dari hasil pemeriksaan Dirut pada tanggal 28 November 2013)

Tidak benar Amandemen LTE tanggal 16 Agustus 2012 dilakukan untuk menutupi kegagalan Kontrak Refurbish 11 Mei 2011 dan Amandemen tanggal 07 September 2011 karena scope of worknya tidak sama, yaitu:

- scope of work pekerjaan jasa Refurbish adalah untuk sudu turbin, yang meliputi:

No Uraian Spesifikasi Volume Satuan1 Turbine Inner Casing 12210 Ea 22 Mixing Chamber Complete 10540 Ea 23 Turbine Stator Blade Stage – 1 12641 Ea 464 Turbine Stator Blade Stage – 2 12642 Ea 485 Turbine Rotor Blade Stage – 1 14641 Ea 1786 Turbine Rotor Blade Stage – 2 14642 Ea 897 Turbine Rotor Blade Stage – 4 14604 Ea 888 Turbine Rotor Blade Stage – 2 14642 Ea 899 Turbine Stator Blade Stage – 1 14641 Ea 46

10 Turbine Stator Blade Stage – 2 12642 Ea 48

7

Page 8: Sinopsis

Sementara, scope of work Amandemen pekerjaan LTE adalah untuk sudu kompresor.

Pekerjaan Jasa Refurbishment adalah dalam rangka RLA untuk mengantisipasi agar tidak timbul risiko Cathastropic Failure. Sementara, pekerjaan LTE adalah dalam rangka memperpanjang usia mesin sehingga dapat beroperasi 100.000 EOH ke depan.

- Amandemen LTE dilakukan karena adanya compressor failure yang tidak termasuk dalam scope of work pekerjaan LTE.

* * *

8