SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM...

80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM HAK TERDAKWA ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM PROSES PERSIDANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA S K R I P S I Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelah Maret Surakarta Oleh : BINTANG PRIYOMBODO E 1105006 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM...

Page 1: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM

HAK TERDAKWA ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM

PROSES PERSIDANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR

23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB

UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

S K R I P S I

Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelah Maret Surakarta

Oleh :

BINTANG PRIYOMBODO

E 1105006

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM

HAK TERDAKWA ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM

PROSES PERSIDANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR

23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB

UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

Disusun Oleh :

BINTANG PRIYOMBODO

NIM : E1105006

Disetujui untuk dipertahankan

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Bambang Santoso S.H, MHum Muhammad Rustamaji S.H., M.H. NIP. 196202091989031001 NIP. 198210082005011001

Page 3: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum ( Skripsi )

SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM

HAK TERDAKWA ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM

PROSES PERSIDANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR

23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB

UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

Disusun oleh :

BINTANG PRIYOMBODO

E 1105006

Telah diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum ( Skripsi )

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Oktober 2010

TIM PENGUJI

1. Kristiyadi S.H.Mhum (……………………) NIP. 195812251986011001

Ketua 2. Muhammad Rustamaji S.H.,M.H (……………………)

NIP.198210082005011001 Sekretaris

3. Bambang Santoso S.H.,M.Hum (……………………) NIP. 196202091989031001

Anggota

MENGETAHUI Dekan

Mohammad Jamin, S.H, M.Hum NIP : 196109301986011001

Page 4: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Bintang Priyombodo

NIM : E 1105006

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi)

SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM HAK

TERDAKWA ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM PROSES

PERSIDANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN

2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-

UNDANG HUKUM ACARA PIDANA adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal

yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan

ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan

saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa

pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan

hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 7 September 2010

yang membuat pernyataan

Bintang Priyombodo

NIM E1105006

Page 5: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Wahai manusia…engkau telah datang kedunia ini dalam keadaan menangis

sementara orang-orang menyambutmu dengan senyum kebahagiaan…maka

bekerjakeraslah selama hidupmu, berbuat baiklah, tolonglah sesamamu, dan

mengabdilah sepenuhnya kepada sang Khaliq. Dengan cara seperti ini lah engkau

bisa meninggalkan dunia ini dalam keadaan tersenyum…sementara orang-orang

disekitarmu menangis sedih karena telah ditinggalkan oleh orang yang paling

bermakna dalam kehidupannya.

( Iman Supriyono )

“Never lose your faith, accept your fate and don’t reject your own life”

( Penulis )

Page 6: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Setelah sekian lama aku menimba ilmu, namun hanya kado kecil ini

yang dapat kuhadiahkan dengan segala kerendahan hati dan tulus ikhlas

ingin penulis persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat,

karunia dan hidayahNya

2. Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan

penulis dalam mengarungi hidup ini

3. Kedua Orangtua Ku tercinta Bapak Subagyo

dan Ibu Ana Budiarti

4. Saudara-saudara ku ”Melysa mekar kusuma

S.H, Shinta Dewi Dameria S.H, Pondra

Pradika”

5. Kakek dan Nenek Ku tercinta

6. Seluruh keluarga besarku atas perhatian dan

semangatnya

7. Calon ku ”RR Happy Salahita Mayang Sari”

8. Sahabat-Sahabatku dimanapun berada

9. Teman-teman ku angkatan 2005 dan 2006 FH

UNS

10. Teman-teman ku maen “Farid, okky, nadik, toni,

tino

11. Almamterku,Universitas sebelas Maret

Surakarta.

Page 7: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK BINTANG PRIYOMBODO, E1105006. 2010 “SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM HAK TERDAKWA ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM PROSES PERSIDANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA” Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. hak terdakwa dalam proses persidangan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak di bawah umur dengan orang dewasa dan mengetahui persamaan dan perbedaan perlindungan hukum hak terdakwa dalam proses persidangan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak dibawah umur dengan orang dewasa.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat preskriptif, dengan pendekatan kualitatif yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Jenis bahan hukum yang digunakan yaitu bahan hukum sekunder. Sumber bahan hukum sekunder yang digunakan mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan yang digunakan yaitu melalui studi kepustakaan baik berupa buku-buku, dan dokumen, Tehnik analisa yang digunakan penulis adalah tehnik analisa kualitatif yaitu dilakukan dengan cara interaksi, baik antara komponennya maupun dengan proses pengumpulan bahan hukum. Berdasarkan pembahasan dihasilkan 2 (dua) simpulan, pertama: bahwa pelaksanaan hak terdakwa anak dengan hak terdakwa orang dewasa tidak sepenuhnya dipenuhi dalam proses pemeriksaan perkara di pengadilan antara lain. Kedua persamaan perlindungan hukum hak terdakwa anak dengan terdakwa orang dewasa dalam proses persidangan tindak pidana pencurian di Pengadilan Negeri Karanganyar adalah sama-sama tidak melindungi secara penuh hak-hak terdakwa anak dengan orang dewasa berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Sama-sama terdapat pelanggaran dalam pemenuhan hak-hak terdakwa anak dengan orang dewasa selama proses persidangan. Sedangkan perbedaan dalam proses persidangan terdakwa anak dengan orang dewasa adalah persidangan anak diperiksa oleh Hakim Tunggal, Jaksa Tunggal dan Bapas yang semuanya tidak memakai seragam namun dalam persidangan orang dewasa diperiksan oleh Hakim Majelis, Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum. Kata kunci : sinkronisasi hukum, hak-hak terdakwa

Page 8: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semata alam atas segala rahmat, karunia dan

hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis mampu

menyelesaikan tugas penulisan hukum dengan judul SINKRONISASI

HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM HAK TERDAKWA

ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM PROSES PERSIDANGAN

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG

PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM

ACARA PIDANA

Penulisan hukum ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi syarat-

syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan hukum ini, penulis mengalami banyak hambatan dan

permasalahan baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai

penyelesaian penulisan hukum ini. Namun atas bimbingan, bantuan moral maupun

materiil, serta saran dari berbagai pihak yang tidak henti-hentinya memberi

semangat dan selalu mendukung penulis. Sehingga tidak ada salahnya dengan

kerendahan hati dan perasaan yang tulus dari hati yang paling dalam, penulis

memberikan penghargaan berupa ucapan terima kasih atas berbagai bantuan yang

telah banyak membantu Penulis selama melaksanakan studi sampai

terselesaikannya penyusunan penulisan hukum ini, maka pada kesempatan kali ini

Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret yang telah banyak memberikan kemudahan

kepada penulis dalam proses belajar mengajar dan menyelesaikan

penulisan hukum ini.

2. Ibu Erna Dyah Kusumawati, S.H, M.Hum. selaku Pembimbing Akademik

Penulis yang selalu memberi nasehat dan bimbingan selama belajar di

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Page 9: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3. Bapak Edy Herdyanto, S.H, M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Acara.

Yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memberikan

ilmu-ilmu tentang hukum acara pidana..

4. Bapak Bambang Santoso, S.H., M.Hum Selaku Pembimbing Skripsi yang

telah sabar dan tidak lelah memberikan bimbingan, dukungan, nasihat,

motivasi demi kemajuan Penulis.

5. Bapak Muhammad Rustamaji S.H. M.H. selaku pembimbing skripsi II

yang telah memberikan wejangan dalam penulisan hukum ini.

6. Bapak Kristiyadi, S.H, M.Hum. selaku dosen Hukum acara pidana yang

telah memberikan dasar-dasar hukum acara pidana.

7. Bapak Harjono, S.H, M.H selaku ketua program non reguler Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

atas segala bimbingannya kepada seluruh mahasiswa termasuk Penulis

selama Penulis menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

9. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

yang telah banyak membantu segala kepentingan Penulis selama Penulis

menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

10. Kedua Orangtua Ku Bapak Subagyo dan Ibu Ana Budiarti yang telah

memberikan kasih sayang sepanjang masa, jirih payahnya dalam bekerja

untuk dapat memenuhi segala kebutuhan dan menyekolahkan penulis

sampai saat ini. Bapak, Ibu, ku takkan mengecewakanmu dan ku berjanji

takan membahagiakan mu sampai akhir hayat.

11. Kakak-kakakku dan Adikku yang selalu memberikan semangat dan

keceriaan dalam mengarungi hidup ini.

12. Keluarga Besar Penulis yang telah memberikan perhatian dan dukungan

baik moril maupun materiil.

13. Cintaku RR Happy Salahita Mayang Sari yang selalu memberiku motivasi

dalam mengerjakan karya tulis ini.

14. AD 9191 nu yang menemaniku sepanjang perjalanan suka maupun duka.

Page 10: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

15. Teman-teman kuliah seperjuanganku Abi, Jeffry, Anung ”jumadi”, Rodhi”

bocil”, Entut, Yadi, Gembong, GRD, Diger, Singgih, Wahyu, Ajib, Galih,

Kino, Topek, yang telah membantu selama kuliah, menyelesaiankan

skripsi dan mengisi hari-hari ku dengan candatawa baik dikampus maupun

diluar kampus dan seluruh teman-teman Angkatan 2005 dan 2006 FH

UNS yang tak dapat ku sebutkan satu persatu yang telah mengisi hari-hari

Penulis selama ini hingga lebih berwarna

16. Teman-teman Topik, yadi, okky, farid, tino, toni, makasih telah membantu

dan telah berbagi bersama dalam suka maupun duka

17. Crew pengaman parkiran FH UNS Pak Wardi, Mas Wahyono, Mas Didit,

Mas Eko dan Mas Bimo yang selalu setia bercanda gurau dengan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hukum ini masih jauh dari

kesempurnaan, mengingat kemampuan Penulis yang masih sangat terbatas. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penulisan

hukum ini dan kedepannya akan Penulis terima dengan senang hati. Semoga

penulisan ini dapat bermanfaat dalam kemajuan hukum di Indonesia dan bagi

semua pihak. Amin.

Surakarta, 5 Oktober 2010

Penulis

Page 11: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

E. Metode Penelitian .......................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan Hukum ...................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ....................................................................... 13

1. Tinjauan Umum Tentang Perbandingan Hukum .............. 13

a. Istilah Definisi Perbandingan Hukum ........................ 13

b. Perbandingan Hukum Sebagai Metode dan Ilmu ....... 16

c. Perbandingan Hukum dan Cabang-Cabangnya ......... 17

2. Tinjauan Umum dan Hak-Hak Terdakwa ........................ 18

3. Tinjauan Umum Tentang Hak Pidana .............................. 20

4. Tinjauan Umum Tentang Anak ........................................ 22

Page 12: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

5. Tinjauan Umum Tentang Hukum dan Acara Pidana ...... 27

a. Pengertian Hukum Acara Pidana ............................... 27

b. Tujuan dan Fungsi Hukum Acara Pidana .................. 28

6. Tinjauan Umum Tentang Sinkronisasi ............................. 33

B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 34

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hak terdakwa dalam proses persidangan terhadap tindak pidana

pencurian yang dilakukan oleh anak dibawah umur dengan orang

dewasa berdasarkan undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang

perlindungan anak dan kitab undang-undang hukum acara pidana

(KUHAP) ..................................................................................... 36

B. Persamaan dan perbedaan perlindungan hukum hak terdakwa

dalam proses persidangan berdasarkan Undang-Undang No 23

Tahun 2002 Tentang perlindungan anak dan kitab undang-undang

hukum acara pidana (KUHAP) .................................................... 55

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ...................................................................................... 64

B. Saran ............................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

LAMPIRAN

Page 13: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.

Hal tersebut merupakan satu harapan yang ingin diwujudkan di negara ini.

Anak mempunyai hak yang bersifat asasi, sebagaimana yang dimiliki

orang dewasa, hak asasi manusia (HAM) yang termuat dalam Undang-

Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang

Hak-Hak Anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah

masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap

anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang.

Pemberitaan yang menyangkut hak anak tidak segencar

sebagaimana hak orang dewasa atau isu gender, yang menyangkut hak

perempuan. Perlindungan hak anak tidak banyak pihak yang turut

memikirkan dan melakukan langkah-langkah kongkrit. Demikian juga

upaya untuk melindungi hak-hak anak yang dilanggar yang dilakukan

negara, orang dewasa atau bahkan orang tuanya sendiri, tidak begitu

menaruh perhatian akan kepentingan masa depan anak. Padahal anak

merupakan belahan jiwa, gambaran dan cermin masa depan, aset keluarga,

agama, bangsa dan negara. Di berbagai negara dan berbagai tempat di

negeri ini, anak-anak justru mengalami perlakuan yang tidak semestinya,

seperti eksploitasi anak, kekerasan terhadap anak, dijadikan alat pemuas

seks, pekerja anak, diterlantarkan, menjadi anak jalanan dan korban

perang/konflik bersenjata. (Perlindungan Hukum Hak-hak Anak dan

Implementasinya (Absori) 79).

Anak dan generasi muda adalah dua hal yang tidak dapat

dipisahkan, karena anak merupakan bagian dari generasi muda, Selain

anak, di dalam generasi muda ada yang disebut remaja dan dewasa. Apa

yang disebut generasi muda oleh Zaikah Daradjat dalam bukunya Gatot

Page 14: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Supramo, generasi muda dibatasi sampai seorang anak berumur 25 tahun,

menurut beliau generasi muda terdiri atas masa kanak-kanak umur 0-12

tahun, masa remaja umur 13-20 tahun dan masa dewasa muda umur 21-25

tahun. (Gatot Supramona, 2000:1)

Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

menjelaskan yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1

ayat 1). Dalam Undang-Undang ini seorang anak yang masih dalam

kandungan yang belum lahir sekalipun telah disebut sebagai anak sebagai

individu yang mendapat perlindungan hukum.

Pemberian beberapa hak-hak tertentu kepada tersangka dalam

proses penyelesaian perkara pidana merupakan salah satu inovasi dalam

KUHAP sebagai ketentuan hukum acara pidana. Inovasi tersebut dapat

bersumber kepada Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970, yaitu tentang

ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, yang seperti diketahui,

tidak saja mengandung restorasi terhadap kekuasaan kehakiman yang

bebas, tetapi juga mengandung kerangka umum atau general framework

dari lingkungan peradilan yang ada dengan Mahkamah Agung sebagai

Pengadilan Negara Tertinggi dan asas-asas mengenai Hukum Acara

Pidana (Oemar Seno Adji, 1985: 31).

Hak-hak yang diberikan kepada tersangka/terdakwa dalam proses

penyelesaian perkara pidana telah diatur dalam Undang-Undang No 8

Tahun 1981 Tentang Kitab Undnag-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP), hak-hak tersebut antara lain mendapat pemeriksaan, hak untuk

diberitahukan kesalahannya, hak untuk segara diajukan ke pengadilan, hak

untuk mendapatkan putusan hakim yang seadil-adilnya, hak untuk

mendapat kunjungan keluarga dan lain-lain.

Bila dilihat sejarah hukum acara pidana di Indonesia, dapat

diketahui bahwa hak-hak bagi tersangka/terdakwa itu telah mendapatkan

pengaturannya dalam ketentuan hukum acara pidana yang lama, yaitu HIR

atau yang lazim juga disebut dengan Reglemen Indonesia yang dibarui

Page 15: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(Rbg). Dalam peraturan ini hak tersebut diatur dalam Pasal 250 dan 254,

yang memberikan hak tersebut pada tersangka yang diancam dengan

pidana mati serta hak tersangka untuk menghubungi pembelanya setelah

berkasnya dilimpahkan ke Pengadilan Negeri.

Dalam praktek perlindungan anak banyak menimbulkan kontra

dengan apa yang terjadi pada tanggal 29 Mei 2009 yang diberitakan oleh

kompas.com tentang penangkapan oleh polisi dari Polres Metro Bandara

Soekarno-Hatta terhadap ke-10 (sepuluh) orang anak yang pada saat itu

telah bermain judi dengan taruhan Rp 1.000,- per anak di kawasan

bandara. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar SD negeri Rawa

Rengas dan pekerjaan mereka sehari-hari adalah menjadi penyemir sepatu

di kawasan bandara Soekarno-Hatta. Tentunya, berita tersebut adalah salah

satu dari sekian banyaknya permasalahan yang berisikan lembaran suram

untuk masa depan anak-anak Indonesia yang telah merayakan Hari Anak

Nasional pada tanggal 23 Juli 2009 lalu.

Di lihat dari Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak, definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Seperti yang diberitakan, bahwa usia anak-anak tersebut masih berusia 10

sampai dengan 16 tahun, maka hal tersebut menjadi pertanyaan, pantaskah

mereka diberlakukan seperti itu? Tentunya hal itu akan menimbulkan pro

dan kontra dari para pihak dalam menyikapinya. Sementara pihak Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sendiri mengirimkan surat kepada

PN Tangerang meminta agar proses persidangan bagi 10 anak yang

didakwa berjudi itu diadakan secara maraton dengan vonis bebas murni.

Sekretaris Jenderal Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menyatakan, dasar

dari permintaan itu karena dakwaan terhadap anak-anak tersebut mengada-

ada.

Selain mendesak menghentikan proses persidangan dan

membebaskan anak-anak tersebut dari jeratan hukum, KPAI juga meminta

Page 16: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

agar kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan yang telah menghukum mereka

meminta maaf kepada anak-anak tersebut. Komisi Perlindungan Anak

Indonesia, menyatakan menyesalkan sikap kepolisian, kejaksaan, dan

pengadilan negeri yang telah menghukum anak-anak tersebut.

Perlindungan khusus dan perlakuan khusus anak perlu dilakukan,

termasuk bila seandainya anak tersebut melakukan suatu perbuatan

melanggar peraturan perundang-undangan dengan maksud agar anak

tersebut tidak sampai mengalami tekanan jiwa dan jangan sampai proses

perkara pidana yang mereka alami akan berpengaruh buruk bagi masa

depan dan perkembangan kepribadiannya. Yang dimaksud perlindungan

anak dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan

hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi

secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta

mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 1 butir

ke 2 UU No 23 Th 2002).

Berbeda dengan perlindungan hukum terhadap orang dewasa, hak-

hak terdakwa orang dewasa dengan anak-anak sangatlah berbeda, hak-hak

terdakwa orang dewasa dalam persidangan diatur dalam Undang-Undang

No 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) sedangkan hak-hak terdakwa anak dalam persidangan diatur

dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Dalam pelaksanaan persidangan terhadap terdakwa orang dewasa dengan

anak banyak terjadi perbedaan, misalnya dalam hal praktek persidangan,

persidangan dengan terdakwa orang dewasa terbuka untuk umum, namun

untuk terdakwa anak-anak tertutup untuk umum, hal ini untuk menjaga

kondisi jiwa, harkat dan martabat si anak tersebut. Hak-Hak yang dimiliki

terdakwa orang dewasa dengan anak dalam prakteknya juga berbeda.

Misalnya dalam kasus tindak pidana pencurian yang pelakunya orang

dewasa dengan anak di Pengadilan Karanganyar.

Page 17: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa hal-hal

tersebut diatas merupakan latar belakang permasalahan yang penulis akan

kemukakan. Oleh karena itu penulis menuangkan sebuah penulisan yang

berbentuk penulisan hukum dengan judul : SINKRONISASI

HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM HAK

TERDAKWA ANAK DENGAN ORANG DEWASA DALAM PROSES

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002

TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-

UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dibuat dengan tujuan untuk memecahkan

masalah pokok yang timbul secara jelas dan sistematis. Perumusan

masalah dimaksudkan untuk lebih menegaskan masalah yang akan diteliti,

sehingga dapat ditentukan suatu pemecahan masalah yang tepat dan

mencapai tujuan atau sasaran sesuai yang dikehendaki.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, perumusan

masalah dalam penulisan hukum ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa saja yang menjadi hak terdakwa dalam proses persidangan

Tentang Perlindungan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang

perlindungan anak dan kitab undang-undang hukum acara pidana

2. Apakah persamaan dan perbedaan perlindungan hukum hak terdakwa

dalam proses persidangan Tentang Perlindungan Anak dan Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana berdasarkan Undang-Undang

No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan kitab undang-

undang hukum acara pidana

C. Tujuan Penelitian

Dalam suatu kegiatan penelitian pasti terdapat tujuan yang jelas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi arah dalam melangkah sesuai

Page 18: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai Penulis

dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan Obyektif

a) Untuk mengetahui hak-hak terdakwa dalam proses persidangan

terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di

bawah umur dengan orang dewasa berdasarkan Undang-Undang

No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

b) Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan perlindungan hukum

hak-hak terdakwa dalam proses persidangan terhadap tindak pidana

pencurian yang dilakukan oleh anak di bawah umur dengan orang

dewasa berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP)

Page 19: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Tujuan Subjektif

a) Memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam

menyusun penulisan hukum untuk memenuhi persyaratan yang

diwajibkan dalam meraih gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b) Menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan

pengalaman Penulis serta pemahaman aspek hukum di dalam teori

dan praktek lapangan hukum, khususnya dalam bidang hukum

acara pidana yang sangat berarti bagi penulis.

c) Memberi gambaran dan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan

kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat

yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a) Merupakan salah satu sarana bagi Penulis untuk mengumpulkan

data sebagai bahan penyusunan skripsi guna melengkapi

persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan di bidang ilmu

hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b) Untuk sedikit memberi sumbangan pengetahuan dan pikiran dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu

hukum pada khususnya.

c) Untuk mendalami teori–teori yang telah Penulis peroleh selama

menjalani kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta serta memberikan landasan untuk penelitian lebih

lanjut.

Page 20: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

a) Dengan penulisan hukum ini diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan Penulis dalam bidang hukum

sebagai bekal untuk masuk ke dalam instansi atau instansi penegak

hukum maupun untuk praktisi hukum yang senantiasa

memperjuangkan hukum di negeri ini agar dapat ditegakkan.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi

masukan serta tambahan pengetahuan bagi pihak–pihak yang

terkait dengan masalah yang diteliti.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan

hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna

menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2006:35).

Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum

yang timbul. Oleh karena itu, penelitian hukum merupakan suatu

penelitian di dalam kerangka know-how di dalam hukum. Hasil yang

dicapai adalah untuk memberikan preskripsi dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2006:41).

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah, penelitian

yang dilakukan termasuk dalam kategori penelitian hukum normatif

atau penelitian hukum kepustakaan. Penelitian Hukum normatif

memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal yaitu

penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum yang fokusnya pada

membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder

(Johny Ibrahim, 2006:44).

Page 21: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Sifat Penelitian

Penelitian hukum ini bersifat preskriptif. Penelitian preskriptif

adalah penelitian yang dimaksud untuk menemukan suatu kebenaran

dan menarik suatu kesimpulan dari isu-isu hukum yang ada untuk

menemukan aturan-aturan yang relevan. Dalam penulisan ini lebih

lanjut akan dikaji tentang hak-hak terdakwa dalam proses persidangan

terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di bawah

umur dengan orang dewasa berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) dalam Proses Persidangan Anak dan Orang

Dewasa.

3. Jenis Bahan Hukum

Jenis bahan hukum yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah bahan hukum sekunder yaitu sejumlah data atau fakta atau

keterangan yang digunakan oleh seseorang yang secara tidak langsung

dan diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan, terdiri dari literatur,

dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan yang berlaku,

laporan, desertasi, teori-teori dan sumber tertulis lainnya yang

berkaitan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

4. Sumber Bahan Hukum

Sumber bahan hukum yang digunakan berupa bahan hukum

sekunder adalah:

a) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum atau bahan pustaka yang

mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis, adapun yang penulis

gunakan adalah

1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

2) Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak

3) Putusan No 63/Pid.B/2010/PN.Kr.Ay

4) Putusan No 227/Pid.B/2009/PN.Kr.Ay

Page 22: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b) Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan

hukum primer : yaitu buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti, hasil penelitian yang relevan dan buku-

buku penunjang lain.

c) Bahan hukum tertier Bahan hukum tertier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk yaitu : kamus hukum, artikel internet. (Peter Mahmud, 2005:141)

5. Pendekatan Penelitian

Menurut Johnny Ibrahim, dalam penelitian hukum terdapat

bebarapa pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan (statue

approach), pendekatan konseptual (concentual approach), pendekatan

analitis (analytical approach), pendekatan perbandingan (comparative

approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan

filsafat (philosophical approach) dan pendekatan kasus (case

approach) (Johnny Ibrahim, 2006:300). Yang dipergunakan dalam

penulisan ini adalah pendekatan perbandingan (comparative approach)

yaitu membandingkan hak-hak terdakwa dalam proses persidangan

terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di bawah

umur dengan orang dewasa berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) dalam Putusan No 63/Pid.B/2010/PN.Kr.Ay

dan No 227/Pid.B/2009/PN.Kr.Ay.

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Dalam penelitian ini, perbandingan hak-hak terdakwa anak dan

orang dewasa akan dianalisis dengan logika deduktif. Dalam hal ini,

sumber penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dengan

melakukan inventarisasi sekaligus mengkaji dari penelitian studi

kepustakaan, aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen

yang dapat membantu menafsirkan norma terkait, kemudian sumber

Page 23: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

penelitian tersebut diolah dan dianalisis untuk menjawab permasalahan

yang diteliti. Tahap akhir adalah menarik kesimpulan dari sumber

penelitian yang diolah, sehingga pada akhirnya dapat diketahui hak-

hak terdakwa serta persamaan dan perbedaan hak-hak terdakwa dalam

proses persidangan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

oleh anak di bawah umur dengan orang dewasa berdasarkan Undang-

Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Menurut Philipus M.Hadjon sebagaimana dikutip oleh Peter

Mahmud metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh

Aristoteles penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan

premis mayor (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis

minor (bersifat khusus). Dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu

kesimpulan atau conclusion (Peter Marzuki, 2006:47). Di dalam logika

silogistik untuk penalaran hukum yang bersifat premis mayor adalah

aturan hukum sedangkan premis minornya adalah fakta hukum.

Sedangkan menurut Johnny Ibrahim, mengutip pendapat Bernand

Arief Shidarta, logika deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik

kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi khusus yang bersifat

individual (Johnny Ibrahim, 2008:249).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Agar skripsi ini dapat tersusun secara teratur dan berurutan sesuai

apa yang hendak dituju dan dimaksud dengan judul skripsi, maka dalam

sub bab ini Penulis akan membuat sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penelitian.

Page 24: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang teori-teori yang

melandasi penelitian hukum. Pada bab ini dibahas mengenai

tinjauan tentang perbandingan hukum, tinjauan tentang hak-hak

terdakwa, tinjauan tentang anak, tinjauan tentang orang dewasa,

tinjauan umum tentang Hukum Acara Pidana,

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan yaitu tentang perbandingan hak-hak terdakwa

antara anak dibawah umur dengan orang dewasa menurut

undang-undang perlindungan anak dengan KUHAP. Sehingga

dapat diketahui persamaan dan perbedaan dari masing-masing

tersebut.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini akan berisi mengenai simpulan dan saran terkait dengan

pembahasan permasalahan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 25: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Perbandingan Hukum

a) Istilah dan Definisi Perbandingan Hukum

Istilah perbandingan hukum, dalam bahasa asing, diterjemahkan:

comparative law (bahasa Inggris), vergleihende rechstlehre (bahasa Belanda),

droit comparé (bahasa Perancis). Istilah ini, dalam pendidikan tinggi hukum

di Amerika Serikat, sering diterjemahkan lain, yaitu sebagai conflict law atau

dialih bahasakan, menjadi hukum perselisihan, yang artinya menjadi lain bagi

pendidikan hukum di Indonesia (Romli Atmasasmita, 2000 : 6).

Istilah yang dipergunakan dalam penulisan hukum ini, adalah

perbandingan hukum (pidana). Istilah ini sudah memasyarakat di kalangan

teoritikus hukum di Indonesia, dan tampaknya sudah sejalan dengan istilah

yang telah dipergunakan untuk hal yang sama di bidang hukum perdata, yaitu

perbandingan hukum perdata. Untuk memperoleh bahan yang lebih lengkap,

maka perlu dikemukakan definisi perbandingan hukum dari beberapa pakar

hukum terkenal.

Romli Atmasasmita dalam bukunya mengutip beberapa pendapat ahli

hukum mengenai istilah perbandingan hukum, antara lain :

1) Rudolf B. Schlesinger mengatakan bahwa, perbandingan hukum

merupakan metoda penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh

pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum tertentu.

Perbandingan hukum bukanlah perangkat peraturan dan asas-asas hukum

dan bukan suatu cabang hukum, melainkan merupakan teknik untuk

menghadapi unsur hukum asing dari suatu masalah hukum

13

Page 26: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Winterton mengemukakan, bahwa perbandingan hukum adalah suatu

metoda yaitu perbandingan sistem-sistem hukum dan perbandingan

tersebut menghasilkan data sistem hukum yang dibandingkan

3) Gutteridge menyatakan bahwa perbandingan hukum adalah suatu metoda

yaitu metoda perbandingan yang dapat digunakan dalam semua cabang

hukum. Gutteridge membedakan antara comparative law dan foreign law

(hukum asing), pengertian istilah yang pertama untuk membandingkan

dua sistem hukum atau lebih, sedangkan pengertian istilah yang kedua,

adalah mempelajari hukum asing tanpa secara nyata membandingkannya

dengan sistem hukum yang lain.

4) Perbandingan hukum adalah metoda umum dari suatu perbandingan dan

penelitian perbandingan yang dapat diterapkan dalam bidang hukum. Para

pakar hukum ini adalah : Frederik Pollock, Gutteridge, Rene David, dan

George Winterton

5) Lemaire mengemukakan, perbandingan hukum sebagai cabang ilmu

pengetahuan (yang juga mempergunakan metoda perbandingan)

mempunyai lingkup : (isi dari) kaidah-kaidah hukum, persamaan dan

perbedaannya, sebab-sebabnya dan dasar-dasar kemasyarakatannya

6) Ole Lando mengemukakan antara lain bahwa perbandingan hukum

mencakup : “analysis and comparison of the laws”. Pendapat tersebut

sudah menunjukkan kecenderungan untuk mengakui perbandingan

sebagai cabang ilmu hukum.

7) Hesel Yutena mengemukakan definisi perbandingan hukum sebagai

berikut: Comparative law is simply another name for legal science, or like

other branches of science it has a universal humanistic outlook ; it

contemplates that while the technique nay vary, the problems of justice

are basically the same in time and space throughout the world.(

Perbandingan hukum hanya suatu nama lain untuk ilmu hukum dan

merupakan bagian yang menyatu dari suatu ilmu sosial, atau seperti

Page 27: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

cabang ilmu lainnya perbandingan hukum memiliki wawasan yang

universal, sekalipun caranya berlainan, masalah keadilan pada dasarnya

sama baik menurut waktu dan tempat di seluruh dunia)

8) Orucu mengemukakan suatu definisi perbandingan hukum sebagai

berikut: Comparative law is legal discipline aiming at ascertaining

similarities and differences and finding out relationship between various

legal sistems, their essence and style, looking at comparable legal

institutions and concepts and typing to determine solutions to certain

problems in these sistems with a definite goal in mind, such as law reform,

unification etc. (Perbandingan hukum merupakan suatu disiplin ilmu

hukum yang bertujuan menemukan persamaan dan perbedaan serta

menemukan pula hubungan-hubungan erat antara berbagai sistem-sistem

hukum; melihat perbandingan lembaga-lembaga hukum konsep-konsep

serta mencoba menentukan suatu penyelesaian atas masalah-masalah

tertentu dalam sistem-sistem hukum dimaksud dengan tujuan seperti

pembaharuan hukum, unifikasi hukum dan lain-lain)

9) Definisi lain mengenai kedudukan perbandingan hukum dikemukakan

oleh Zweigert dan Kort yaitu : Comparative law is the comparison of the

spirit and style of different legal sistem or of comparable legal institutions

of the solution of comparable legal problems in different sistem.

(Perbandingan hukum adalah perbandingan dari jiwa dan gaya dari sistem

hukum yang berbeda-beda atau lembaga-lembagahukum yang berbeda-

beda atau penyelesaian masalah hukum yang dapat diperbandingkan

dalam sistem hukum yang berbeda-beda)

10) Romli Atmasasmita yang berpendapat perbandingan hukum adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari secara sistematis hukum (pidana) dari dua

atau lebih sistem hukum dengan mempergunakan metoda perbandingan

Page 28: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b) Perbandingan Hukum Sebagai Metode dan Ilmu

Perbandingan hukum menunjukkan pembedaan antara perbandingan

hukum sebagai metode dan sebagai ilmu. Ketidakjelasan tersebut biasanya

dijumpai pada perumusan-perumusan yang bersifat luas, seperti yang dapat

ditemui pada ”Black’s Law Dictionary” yang menyatakan bahwa

”comparative jurisprudence” adalah ”The study of the principles of legal

science by the comparison of various systems of law” (Henry Campbell Black:

1968).

Akan tetapi perumusan dari Black tersebut sebenarnya cenderung

untuk mengklasifikasikan perbandingan hukum sebagai metode, karena yang

dimaksudkan dengan ”comparative” adalah ”Proceeding by the method of

comparison; founded on comparison; estimated by comparison”..

Ilmu-ilmu hukum juga bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara

gejala-gejala hukum dengan gejala sosial lainnya. Untuk mencapai tujuannya,

maka dipergunakan metode sosiologis, sejarah dan perbandingan hukum

(L. J. van Apeldoorn: 1966). Penggunaan metode-metode tersebut

dimaksudkan untuk:

1) metode sosiologis : untuk meneliti hubungan antara hukum dengan gejala-

gejala sosial lainnya

2) metode sejarah : untuk meneliti tentang perkembangan hukum,

3) metode perbandingan hukum : untuk membandingkan berbagai tertib

hukum dari macam-macam masyarakat

Ketiga metode tersebut saling berkaitan, dan hanya dapat dibedakan

(tetapi tak dapat dipisah-pisahkan). Metode sosiologis, misalnya, tidak dapat

diterapkan tanpa metode sejarah, oleh karena hubungan antara hukum dengan

gejala-gejala sosial lainnya merupakan hasil dari suatu perkembangan (dari

zaman dahulu). Metode perbandingan hukum juga tidak boleh diabaikan, oleh

karena hukum merupakan gejala dunia. Metode sejarah juga memerlukan

bantuan dari metode sosiologis, oleh karena perlu diteliti faktor-faktor sosial

Page 29: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

yang mempengaruhi perkembangan hukum. Metode perbandingan tidak akan

membatasi diri pada perbandingan yang bersifat deskriptif; juga diperlukan

data tentang berfungsinya atau efektivitas hukum, sehingga diperlukan metode

sosiologis. Juga diperlukan metode sejarah, untuk mengetahui perkembangan

dari hukum yang diperbandingkan. Dengan demikian maka ketiga metode

tersebut saling mengisi dalam mengembangkan penelitian hukum (Soerjono

Soekanto 1989 : 26).

c) Perbandingan Hukum dan Cabang-Cabangnya

Betapa pentingnya perbandingan hukum dan berkembangnya

pengkhususan ini, antara lain terbukti dari kenyataan bahwa kemudian timbul

sub-spesialisasi. Sub-spesialisasi tersebut adalah :

1) Descriptive comparative law,

2) Comparative history of law,

3) Comparative legislation atau comparative jurisprudence (proper).

Descriptive comparative law merupakan suatu studi yang bertujuan

untuk mengumpulkan bahan-bahan tentang sistem hukum berbagai

masyarakat (atau bagian masyarakat). Cara menyajikan perbandingan dapat

didasarkan pada lembaga-lembaga hukum tertentu (bidang tata hukum)

ataupun kaedah-kaedah hukum tertentu yang merupakan bagian dari lembaga

tersebut. Yang sangat ditonjolkan adalah analisa deskriptif yang didasarkan

pada lembaga-lembaga hukum.

Comparative history of law berkaitan erat dengan sejarah, sosiologi

hukum, antropologi hukum dan filsafat hukum dan untuk Comparative

legislation atau comparative jurisprudence (proper) bertitik tolak pada

(Edonard Lambert: 1957): ”... the effort to define the common trunk on which

present national doctrines of law are destined to graft themselves as a result

both of the development of the study of law as a social science and of the

awakening of an international legal consciousness.”

Page 30: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Bahan-bahan yang dipergunakan dalam perbandingan hukum dapat

berupa bahan yang langsung didapat dari masyarakat (data primer), maupun

bahan kepustakaan (data sekunder). Bahan-bahan kepustakaan tersebut dapat

berupa bahan hukum primer, sekunder ataupun tertier (dari sudut kekuatan

mengikatnya). Bahan hukum primer, antara lain, mencakup peraturan

perundang-undangan, bahan hukum yang dikodifikasikan (misalnya hukum

adat) yurisprudensi, traktat, dan seterusnya. Bahan-bahan hukum sekunder,

antara lain peraturan perundang-undangan (untuk ”comparative history of

law”), hasil karya para sarjana, hasil penelitian, dan seterusnya. Bahan-bahan

hukum tersier dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mencari dan

menjelaskan bahan primer dan sekunder (Soerjono Soekanto 1989 : 54)

2. Tinjauan Umum Tentang Hak-Hak Terdakwa

Istilah tersangka berdasarkan Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, yaitu:“Tersangka adalah seseorang

yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut

diduga sebagai pelaku tindak pidana.” Sedangkan istilah terdakwa berdasarkan

Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana, yaitu “Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan

diadili di sidang pengadilan.”

Apabila kita perbandingkan penyebutan istilah tersangka atau terdakwa,

maka dalam ketentuan Wetboek van Strafordering Belanda (Ned. Sv.) kedua

istilah tersebut tidak dibedakan, akan tetapi hanya disebut dalam satu istilah saja

yaitu “verdachte”. Pada ketentuan Pasal 27 ayat (1) Ned. Sv. Istilah tersangka

ditafsirkan secara lebih luas dan lugas yaitu dipandang sebagai orang karena

fakta-fakta atau keadaan-keadaan menunjukkan ia patut diduga bersalah

melakukan suatu tindak pidana. Akan tetapi dalam praktek peradilan perbedaan

kedua istilah tersebut tampaknya bukan merupakan perbedaan principal dan boleh

dikatakan bersifat “semu” karena ternyata diatur dalam bagian yang sama yakni

Page 31: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Bab VI tentang tersangka dan terdakwa mulai Pasal 50 sampai dengan Pasal 68

KUHAP.

Tersangka mempunyai hak-hak sejak ia mulai diperiksa oleh penyidik,

meskipun seorang tersangka diduga telah melakukan suatu perbuatan yang

cenderung sebagai perbuatan negatif dan bahkan suatu tindak pidana yang

melanggar hukum bukan berarti seorang tersangka dapat dilakukan semena-mena

dan di langgar hak-haknya abik itu hak-hak hukumnya,sehingga hak-hak tesebut

harus dipenuhi oleh penyidik.

Tersangka atau terdakwa diberikan seperangkat hak-hak oleh Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dari mulai Pasal 50 sampai

dengan Pasal 68, hak-hak tersebut antara lain meliputi :

a) Hak untuk segera diperiksa , diajukan ke pengadilan, dan diadili (Pasal 50

ayat 1, 2, 3 ).

b) Hak untuk mengetahui dengan jelas dan bahasa yang dimengerti olehnya

tentang apa yang disangkakan dan apa yang didakwakan (Pasal 51 butir a dan

b).

c) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik dan hakim

(Pasal 52)

d) Hak untuk mendapat juru bahasa (Pasal 53 ayat 1).

e) Hak untuk dapat mendapat bantuan hukum pada setiap tingkat pemeriksaan

(Pasal 54)

f) Hak untuk mendapat nasehat hukum dari penasehat hukum yang ditunjuk oleh

pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan bagi tersangka

atau terdakwa yang diancam pidana mati dengan biaya cuma-cuma

g) Hak untuk diberitahu kepada keluarganya atau orang lain yang serumah

dengan tersangka atau terdakwa yang ditahan untuk mendapat bantuan hukum

atau jaminan bagi penangguhannya dan hak untuk berhubungan dengan

keluarga dengan maksud yang sama di atas (Pasal 59 dan 60).

Page 32: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

h) Hak tersangka atau terdakwa berhubungan surat-menyurat dengan penasehat

hukumnya (Pasal 62).

i) Hak tersangka atau terdakwa mengajukan saksi atau ahli yang memiliki

keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi

dirinya (Pasal 65).

j) Hak tersangka atau terdakwa menuntut ganti kerugian. (Pasal 68)

Disamping hak-hak yang disebutkan diatas masih banyak lagi hak-hak

tersangka atau terdakwa yang lain, seperti bidang penahanan, penggeledahan, dan

sebagainya. Sebagai kesimpulan dari yang di sampaikan diatas, ialah bahwa baik

dalam pemeriksaan pendahuluan maupun dalam pemeriksaan sidang pengadilan,

telah berlaku asas akusator (accusatoir). Andi Hamzah mengatakan bahwa asas

akusator telah dianut pada pemeriksaan pendahuluan, ialah adanya jaminan yang

luas terutama dalam hal bantuan hukum, sehingga dari sejak pemeriksaan

dimulai, tersangka sudah dapat meminta bantuan hukum, bahkan pembicaraan

tersangka dan penasehat hukumnya tidak didengar atau disaksikan oleh penyidik

atau penuntut umum, kecuali ialah tersangka didakwa melakukan delik terhadap

keamanan negara (Andi Hamzah, 2000 :67).

3. Tinjauan Tentang Tindak Pidana

Istilah mengenai tindak pidana merupakan terjemahan dari bahasa

Belanda yaitu strafbaarfeit atau delict, namun dalam perkembangan hukum istilah

strafbaarfeit atau delict memiliki banyak definisi yang berbeda-beda, sehingga

untuk memperoleh pendefinisian tentang tindak pidana secara lebih tepat

sangatlah sulit mengingat banyaknya pengertian mengenai tindak pidana itu

sendiri.

Terdapat beberapa pendefinisian tindak pidana oleh para sarjana hukum,

dimana pendefinisian tersebut digolongakan dalam dua kelompok, yaitu

kelompok pertama yang merumuskan tindak pidana sebagai satu kesatuan yang

utuh dan bulat yang lebih dikekenal dengan kelompok yang berpandangan

Page 33: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

monistis, sedangkan kelompok yang kedua adalah kelompok dengan aliran

dualistis yang memisahkan antar perbuatan yang dilarang dalam undang-undang

dan diancam pidana disatu pihak dan pertanggungjawaban dilain pihak.

Pengertian mengenai strafbaarfeit menurut sarjana sangatlah banyak,

pengertian tersebut antara lain berasal dari :

a) Simons

Merumuskan pengertian strafbaarfeit sebagai suatu tindakan melanggar hak

yang telah dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang

yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan yang oleh undang-

undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat di hukum. (Lamintang,

1997 : 185)

b) Pompe

Menurut hukum positif Pompe mengatakan bahwa strafbaarfeit adalah

perbuatan yang bersifat melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan dan

diancam pidana.

c) Moeljanto

Memberikan pengertian yaitu perbuatan pidana sebagai perbuatan yang

diancam dengan pidana, barang siapa yang melanggar larangan tersebut.

(sudarto, 1990 :43)

d) Vos

Merumuskan bahwa strafbaarfeit adalah suatu kelakuan manusia yang

diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan. (Adami Chazawi, 2002:

72)

e) Lamintang

Merumuskan tindak pidana itu sebagai suatu tindakan melanggar hak yang

dengan sengaja telah dilakukan oleh orang yang dapat

dipertanggungjawabkan atas tindakanya yang dinyatakan sebagai dapat

dilakukan.

Page 34: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

f) Hezewinkel Suringa

Merumuskan tindak pidana sebagai suatu perilaku manusia yang pada suatu

saat tertentu telah ditolak di dalam suatu pergaulan hidup tertentu dan

dianggap sebagai perilaku yang harus ditiadakan oleh hukum pidana dengan

menggunakan sarana-sarana yang bersifat memaksa terdapat didalamnya

(Lamintang, 1984 :172).

g) Karni

Merumuskan ”delik itu mengandung perbuatan yang mengandung perlawanan

hak, yang dilakukan dengan salah dosa, oleh orang yang sempurna akal

budinya dan kepada siapa perbuatan dipertanggungjawabkan” (Sudarto, 1990

:42).

h) Van Hamel

Mengatakan strafbaarfeit sebagai suatu serangan atau suatu ancaman terhadap

hak-hak orang lain (Lamintang, 1997 :182).

4. Tinjauan Umum Tentang Anak

Anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia, anak

merupakan suatu titipan kepada orang yang telah menikah dan berkeluarga,

sehingga anak harus di jaga dan di lindungi oleh orang tua nya hingga anak dapat

melindungi dirinya sendiri dari bahaya yang ada dan juga dapat berpikir secara

sehat untuk menentukan pilihan hidupnya kelak.

Dalam kehidupan bernegara, anak merupakan generasi penerus bangsa

dan merupakan generasi muda yang nantinya sebagai penerus cita-cita bangsa.

Definisi anak sendiri terdapat banyak pengertiannya, pengertian tersebut terdiri

dari beberapa peraturan yang berlaku di Indonesia, diantaranya yaitu :

a) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Dalam Pasal 1 ayat (2) undang-undang ini anak didefinisikan sebagai

seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum

pernah kawin.

Page 35: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak

Definisi anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah berumur 8

(delapan) tahun, tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan

belum pernah kawin (Pasal 1 ayat (1) ) Sedangkan dalam Pasal 4 ayat (1)

Undang-undang ini menyebutkan bahwa batasan umur anak nakal yang dapat

diajukan ke sidang anak adalah anak yang sekurang-kurangnya 8 (delapan)

tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah

kawin.

c) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Dalam Pasal 1 butir 1 undang-undang ini pengertian anak adalah seseorang

yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih

dalam kandungan. Sehingga anak yang belum dilahirkan dan masih di dalam

kandungan ibu menurut undang-undang ini telah mendapatkan suatu

perlindungan hukum. Selain terdapat pengertian anak, dalam undang-undang

ini terdapat pengertian mengenai anak telantar, anak yang menyandang cacat,

anak yang memiliki keunggulan, anak angkat dan anak asuh.

d) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Dalam undang-undang ini pengertian anak tidak di artikan secara lebih jelas,

namun pengertian dari Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) yang berisi

mengenai pembatasan usia anak di bawah kekuasaan orang tua atau di bawah

perwalian sebelum mencapai 18 (delapan belas) tahun dapat diartikan bahwa

pengertian anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 18 (delapan

belas) tahun.

e) Konvensi PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)

Dalam Konvensi PBB yang di tanda tangani oleh Pemerintah Republik

Indonesia tanggal 1990 di katakan batasan umur anak adalah di bawah umur

18 (delapan belas) tahun.

Page 36: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

f) Menurut KUHP

Seperti halnya dalam undang-undang tentang perkawinan, dalam KUHP

pengertian dari anak tidak dia artikan secara lebih lanjut, namun berdasarkan

Pasal 45 KUHP dapat di simpulkan mengenai pengertian anak yaitu seseorang

yang belum cukup umur, dimana batasan umurnya adalah 16 (enam belas)

tahun.Namun seiring perkembangan zaman, maka ketentuan dari Pasal 45

KUHP ini sudah tidak berlaku lagi dan sebagai gantinya digunakan ketentuan

yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) UU No 3 tahun 1997 Tentang Pengadilan

Anak.

Dalam Pasal 4-19 Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak disebutkan yang menjadi hak-hak anak adalah sebagai

berikut:

Pasal 4

Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 5

Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status

kewarganegaraan.

Pasal 6

Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi

sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.

Pasal 7

(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh

oleh orang tuanya sendiri.

(2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh

kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak

diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 37: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pasal 8

Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai

dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Pasal 9

(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan

bakatnya.

(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang

menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan

bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan

khusus.

Pasal 10

Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari,

dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi

pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Pasal 11

Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul

dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan

minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.

Pasal 12

Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan

sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.

Pasal 13

(1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana

pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan

dari perlakuan:

a. diskriminasi

b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual

c. penelantaran

Page 38: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan

e. ketidakadilan

f. perlakuan salah lainnya.

(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk

perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan

pemberatan hukuman.

Pasal 14

Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan

dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi

kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.

Pasal 15

Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :

a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik

b. pelibatan dalam sengketa bersenjata

c. pelibatan dalam kerusuhan sosial

d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan

e. pelibatan dalam peperangan

Pasal 16

(1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan,

penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi

(2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.

(3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan

apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai

upaya terakhir.

Pasal 17

(1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :

a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan

dari orang dewasa;

Page 39: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam

setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan

c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang

objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.

(2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang

berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.

Pasal 18

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan

bantuan hukum dan bantuan lainnya.

Pasal 19

Setiap anak berkewajiban untuk :

a. menghormati orang tua, wali, dan guru

b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman

c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara

d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya

e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia

5. Tinjauan Umum Tentang Hukum Acara Pidana

a) Pengertian Hukum Acara Pidana

Hukum acara pidana merupakan peraturan yang melaksanakan hukum

pidana. Hukum acara pidana yang berlaku di Indonesia berdasar pada

peraturan yang terdapat pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP), yang berlaku sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 Tentang KUHAP. Dengan terciptanya Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana, maka pertama kali di Indonesia diadakan kodifikasi dan

unifikasi yang lengkap dalam artian meliputi seluruh proses pidana dari awal

(mencari kebenaran) sampai pada kasasi di Mahkamah Agung, bahkan sampai

meliputi peninjauan kembali (herziening) (Andi Hamzah, 2002:3).

Page 40: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Yahya Harahap berpendapat bahwa KUHAP sebagai hukum acara

pidana yang berisi ketentuan mengenai proses penyelesaian perkara pidana

sekaligus menjamin hak asasi tersangka atau terdakwa. Hal ini terdapat pada

penjelasan bahwa KUHAP sebagai hukum acara pidana yang berisi ketentuan

tata tertib proses penyelesaian penanganan kasus tindak pidana, sekaligus

telah memberi “legalisasi hak asasi” kepada tersangka atau terdakwa untuk

membela kepentingannya di depan pemeriksaan aparat penegak hukum.

Pengakuan hukum yang tegas akan hak asasi yang melekat pada diri mereka

dari tindakan sewenang-wenang. KUHAP telah mencoba menggariskan tata

tertib hukum yang antara lain akan melepaskan tersangka atau terdakwa

maupun keluarganya dari kesengsaraan putus asa di belantara penegakan

hukum yang tak bertepi, karena sesuai dengan jiwa dan semangat yang

diamanatkannya, tersangka atau terdakwa harus diberlakukan berdasar nilai-

nilai yang manusiawi (M. Yahya Harahap, 2002:4).

Definisi-definisi tersebut di atas dikemukakan oleh para ahli hukum. Hal

ini dikarenakan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sendiri

tidak memberikan definisi hukum acara pidana secara implisit.

b) Tujuan dan Fungsi Hukum Acara Pidana

1) Tujuan Hukum Acara Pidana

Pemahaman mengenai tujuan KUHAP dapat dilihat dalam

konsideran huruf c KUHAP yang berbunyi:

“Bahwa pembangunan hukum nasional yang sedemikian itu di bidang hukum acara pidana adalah agar masyarakat menghayati hak dan kewajibannya dan untuk meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegak hukum sesuai dengan fungsi dan wewenang masing-masing, ke arah tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban serta kepastian hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila”.

Dari bunyi konsideran huruf c KUHAP tersebut, maka dapat dapat

dirumuskan beberapa landasan tujuan KUHAP, yaitu :

Page 41: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(a) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat, yang lebih dititikberatkan

kepada peningkatan penghayatan akan hak dan kewajiban hukum.

(b) Meningkatkan sikap mental aparat penegak hukum.

(c) Tegaknya hukum dan keadilan

(d) Melindungi harkat dan matabat manusia

(e) Menegakkan ketertiban dan kepastian hukum, arti dan tujuan

kehidupan masyarakat adalah mencari dan mewujudkan ketenteraman

dan ketertiban (Yahya Harahap, 2002:58-79).

Pada dasarnya tujuan dari hukum acara pidana telah dirumuskan

dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP yang dikeluarkan oleh Menteri

Kehakiman, yang bunyinya adalah untuk mencari dan mendapatkan atau

setidak-tidaknya mendekati kebenaran material, ialah kebenaran yang

selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan

ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan untuk

mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu

pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan

dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak

pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat

dipersalahkan.Tujuan hukum acara pidana mencari kebenaran itu hanyalah

merupakan tujuan antara. Tujuan akhirnya ialah mencari suatu ketertiban,

ketenteraman, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat

(Andi Hamzah, 2002:9).

2) Fungsi Hukum Acara Pidana

Menurut Bambang Poernomo (1988:18) tugas dan fungsi pokok

hukum acara pidana dalam pertumbuhannya meliputi empat tugas pokok,

yaitu :

(a) Mencari dan menemukan kebenaran

(b) Mengadakan tindakan penuntutan secara benar dan tepat

(c) Memberikan suatu keputusan hakim

Page 42: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(d) Melaksanakan (eksekusi) putusan hakim

Menurut Van Bemmelen, seperti yang dikutip oleh Andi Hamzah,

mengenai fungsi hukum acara pidana, mengemukakan terdapat tiga fungsi

hukum acara pidana yaitu :

(a) Mencari dan menemukan kebenaran

(b) Pemberian keputusan hakim

(c) Pelaksanaan putusan (Andi Hamzah, 2002:9)

c) Asas-Asas Hukum Acara Pidana

Asas-asas Hukum Acara Pidana, diatur dalam Penjelasan KUHAP butir

ke-3 yaitu terdiri dari :

1) Asas persamaan di muka hukum yaitu perlakuan yang sama atas diri setiap

orang di muka hukum dengan tidak mengadakan pembedaan perlakuan

2) Asas perintah tertulis yaitu penangkapan, penahanan, penggeledahan dan

penyitaan harus dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang

diberi wewenang oleh undang-undang dan hanya dalam hal dan dengan

cara yang diatur dengan undang-undang

3) Asas praduga tak bersalah yaitu setiap orang yang disangka, ditangkap,

ditahan, dituntut dan dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib

dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang

menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap

4) Asas pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas salah tangkap, salah tahan

dan salah tuntut yaitu kepada seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut

ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang dan atau

karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan wajib

diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat penyidikan dan para

pejabat penegak hukum yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya

menyebabkan asas hukum tersebut dilanggar, dituntut, dipidana dan atau

dikenakan hukuman administrasi

Page 43: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5) Asas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan, bebas, jujur dan

tidak memihak yaitu pengadilan yang harus dilakukan dengan cepat,

sederhana dan biaya ringan serta bebas, jujur dan tidak memihak harus

diterapkan secara konsekuen dalam seluruh tingkat peradilan ;

6) Asas memperoleh bantuan hukum seluas-luasnya yaitu setiap orang yang

tersangkut perkara wajib diberi kesempatan memperoleh bantuan hukum

yang semata-mata diberikan untuk melaksanakan kepentingan pembelaan

atas dirinya

7) Asas wajib diberitahu dakwaan dan dasar hukum dakwaan yaitu kepada

seorang tersangka, sejak saat dilakukan penangkapan dan atau penahanan

selain wajib diberitahu dakwaan atas dasar hukum apa yang didakwakan

kepadanya, juga wajib diberitahu haknya itu termasuk hak untuk

menghubungi dan meminta bantuan penasehat hukum ;

8) Asas hadirnya terdakwa yaitu pengadilan memeriksa perkara pidana

dengan hadirnya terdakwa

9) Asas pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum yaitu sidang

pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum kecuali dalam hal

yang diatur dalam undang-undang

10) Asas pelaksanaan pengawasan putusan yaitu pengawasan pelaksanaan

putusan pengadilan dalam perkara pidana dilakukan oleh ketua pengadilan

negeri yang bersangkutan

11) Tersangka diberi kebebasan memberi dan mendapatkan penasehat hukum,

menunjukkan bahwa KUHAP telah dianut asas akusator, yaitu tersangka

dalam pemeriksaan dipandang sebagai subjek berhadap-hadapan dengan

lain pihak yang memeriksa atau mendakwa yaitu kepolisian atau

kejaksaan sedemikian rupa sehingga kedua pihak mempunyai hak-hak

yang sama nilainya (asas accusatoir) (M.Yahya Harahap, 2002:40)

Sedangkan Andi Hamzah berpendapat bahwa asas-asas penting yang

terdapat dalam hukum acara pidana adalah sebagai berikut:

Page 44: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1) Asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan

2) Asas praduga tak bersalah (Presumption of Innocence)

Sebelum ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap,

maka setiap orang tersangka/terdakwa wajib dianggap tidak bersalah

3) Asas oportunitas

Penuntut umum tidak wajib menuntut seseorang yang melakukan delik

jika menurut pertimbangannya akan merugikan kepentingan umum

4) Asas pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum

Terdapat pengecualian, yaitu mengenai delik yang berhubungan dengan

rahasia militer atau yang menyangkut ketertiban umum (openbare orde)

5) Asas semua orang diperlakukan sama di depan hakim.

Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan

orang

6) Asas peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap

Pengambilan keputusan salah tidaknya terdakwa dilakukan oleh hakim

karena jabatannya dan bersifat tetap. Untuk jabatan tersebut diangkat

hakim-hakim yang tetap oleh kepala negara

7) Asas tersangka/terdakwa berhak mendapat bantuan hukum

8) Asas akusator dan inkisitor (accusatoir dan inquisitoir)

Kebebasan memberi dan mendapatkan nasehat hukum menunjukkan

bahwa dengan KUHP telah dianut asas akusator

9) Asas pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan

Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh hakim secara langsung,

artinya langsung kepada terdakwa dan para saksi (Andi Hamzah, 2002:10-

22)

Page 45: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

6. Tinjauan Umum Tentang Sinkronisasi

a) Pengertian Sinkronisasi

Penyelarasan dan penyelerasian berbagai peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan peraturan perundang-undangan yang telah ada dan sedang

disusun yang mengatur suatu bidang tertentu.

b) Maksud dan Tujuan Sinkronisasi

Maksud dari kegiatan sinkronisasi adalah agar subtansi yang diatur dalam

produk perundang-undangan tidak tumpang tindih, saling melengkapi

(suplementer), saling terkait, dan semakin rendah jenis pengaturannya maka

semakin detail dan operasional materi muatannya.

Adapun tujuan dari kegiatan sinkronisasi adalah untuk mewujudkan landasan

pengaturan suatu bidang tersebut secara efisien dan efektif.

c) Ruang Lingkup Sinkronisasi

Sinkronisasi peraturan perundang-undangan dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu:

1. Sinkronisasi vertikal adalah dilakukan dengan melihat apakah suatu

peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu bidang tertentu

tidak bertentangan antara satu dengan yang lain.

2. Sinkronisasi horisontal adalah dilakukan dengan melihat berbagai

peraturan perundang-undangan yang sederajat yang mengatur bidang yang

sama atau terkait. Sinkronisasi horizontal juga harus dilakukan secara

kronologis, yaitu sesuai dengan urutan waktu yang ditetapkannya

peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.

Page 46: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1 : Skematik Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Setiap orang yang melakukan tindak pidana pastilah mendapatkan

perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Misalnya dalam tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa

dengan anak, perlindungan hukum yang diterima pastilah berbeda. Hak-hak

yang dimiliki oleh terdakwa orang dewasa dalam persidangan diatur dalam

Undang-Undang No 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) sedangkan hak-hak terdakwa anak dalam

Perlindungan Hukum

Anak Dibawah Umur Menurut UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak

Orang dewasa Menurut Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana

Hak-Hak Terdakwa

Persamaan Dan Perbedaan

Tindak Pidana

Page 47: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

persidangan diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak. Dalam hal ini bagaimana pelaksanaan hak-hak terdakwa

oleh orang dewasa dengan anak dalam proses persidangan dan apa yang

menjadi persamaan dan perbedaan hak-hak yang dimiliki oleh terdakwa orang

dewasa dengan anak dalam proses persidangan.

Page 48: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hak Terdakwa dalam Proses Persidangan Terhadap Tindak Pidana

Pencurian yang Dilakukan Oleh Anak di Bawah Umur Dengan Orang

Dewasa Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP)

1. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini, peneliti mengkaji Undang-Undang No 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sebagai payung hukum dan Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang mengatur tentang hak-

hak terdakwa (orang dewasa), mengenai perlindungan hak-hak anak pada saat

berhadapan dengan hukum, dan disisi lain hak-hak terdakwa (orang dewasa).

Adapun hak-hak anak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 4 s.d. 11, 13, 15 dan 16 yaitu

setiap anak berhak, yaitu :

Tabel 1

Hak-hak Anak Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak

NO PASAL BUNYI PASAL

a) b) c)

Pasal 4

Pasal 5

Pasal 6

Mendapat hidup, tumbuh, berkembang dan

berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan

martabat serta mendapat perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi

Atas suatu nama sebagai identitas dari status

kewarganegaraan

Untuk beribadah menurut agamanya, berfikir dan

36

Page 49: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d) e) f) g) h) i)

Pasal 7 ayat 1, 2

Pasal 8

Pasal 9 ayat (1)

Pasal 10

Pasal 11

Pasal 13 ayat (1)

berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan

usianya dalam bimbingan orang tuanya

Untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan

diasuh orang tuanya sendiri. Jika orang tuanya

tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak atau

anak dalam keadaan terlantar. Maka ia berhak

diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak

angkat oleh orang lain sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku

Memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental,

spiritual dan sosial

Memperoleh pendidikan dan pengajaran guna

pengembangan pribadinya dan tingkat

kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya

Menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,

mencari dan memberikan informasi demi

pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai

kesusilaan dan kepatutan

Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,

bergaul dengan yang sebaya, bermain , berkreasi

sesuai minat dan bakat tingkat kecerdasan demi

pengembangan dirinya

Selama dalam asuhan orang tua, wali atau pihak

lain yang bertanggung jawab, anak mendapat

perlindungan dari perilaku : diskriminasi,

ekploitasi (ekonomi / seksual), penelantaran,

kekejamanan, kekerasan, penganiayaan,

Page 50: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

j) k) l) m) n) o) p)

Pasal 15

Pasal 16 ayat (1,

2)

Pasal 9 ayat (2)

Pasal 9 ayat (2,

12)

Pasal 14

Pasal 16 ayat (3)

Pasal 17 ayat (1)

ketidakadilan dan perilaku salah lainnya

Memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan

dalam kegiatan politik, pelibatan dalam sengketa

bersenjata, kerusuhan sosial, peristiwa yang

mengandung unsur kekerasan dan peperangan

Memperoleh perlindungan dari sasaran

penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan

hukuman yang tidak manusiawi, juga memperoleh

kebebasan sesuai dengan hukum

Penyandang cacat : ia juga memperoleh pendidikan

luar biasa, sedangkan yang memiliki keuangan

juga berhak mendapatkan pendidikan khusus

Berhak memperoleh rehabilitasi bantuan sosial dan

pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial

Perkecualian, terhadap pemisahan anak untuk

diasuh oleh orang tuanya, adalah jika ada alasan

dan / atau aturan hak yang sah demi kepentingan

terbaik bagi anak, merupakan pertimbangan terbaik

bagi anak dan yang terakhir

Upaya terakhir (ultimum remedium) berupa

penangkapan, penahanan atau pidana penjara anak

hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum

yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai

upaya terakhir

Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak

untuk : mendapatkan perlakuan secara manusiawi

dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa,

memperoleh bantuan hukum atau lainnya secara

Page 51: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

q) r) s)

Pasal 17 ayat (2)

Pasal 18

Pasal 64 ayat (2)

efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang

berlaku; dan membela diri dan memperoleh

keadilan di depan pengadilan anak yang obyektif

dan tidak memihak serta dalam sidang tertutup

untuk umum

Berhak dirahasiakan yaitu bagi setiap anak yang

menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual

atau yang berhadapan dengan hukum

Berhak mendapatkan bantuan hukum dan lainnya

bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku

pidana.

Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan

dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dilaksanakan melalui :

a. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai

dengan martabat dan hak-hak anak;

b. penyediaan petugas pendamping khusus anak

sejak dini

c. penyediaan sarana dan prasarana khusus

d. penjatuhan sanksi yang tepat untuk

kepentingan yang terbaik bagi anak

e. pemantauan dan pencatatan terus menerus

terhadap perkembangan anak yang berhadapan

dengan hukum

f. pemberian jaminan untuk mempertahankan

hubungan dengan orang tua atau keluarga

g. perlindungan dari pemberitaan identitas

melalui media massa dan untuk menghindari

Page 52: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

t) u) v) w)

Pasal 7 UU No 3

Tahun 1997

Pasal 8 ayat 1

UU No 3 Tahun

1997

Pasal 8 ayat 3

UU No 3 Tahun

1997

Pasal 11 UU No

3 Tahun 1997

labelisasi.

Anak yang melakukan tindak pidana bersama-sama

dengan orang dewasa diajukan ke Sidang Anak,

sedangkan orang dewasa diajukan ke sidang bagi

orang dewasa

Hakim memeriksa perkara anak dalam sidang

tertutup.

Dalam sidang yang dilakukan secara tertutup

hanya dapat dihadiri oleh anak yang bersangkutan

beserta orang tua, wali, atau orang tua asuh,

Penasihat Hukum, dan Pembimbing

Kemasyarakatan.

Hakim memeriksa dan memutus perkara anak

dalam tingkat pertama sebagai hakim tunggal

Adapun hak-hak terdakwa (orang dewasa) dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mulai Pasal 50 sampai dengan Pasal

68, hak-hak tersebut antara lain meliputi :

Page 53: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 2

Hak-hak Terdakwa (orang dewasa)

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

NO PASAL BUNYI PASAL

a)

b)

c)

d)

e)

f)

g)

h)

i)

j)

Pasal 50 ayat (1)

Pasal 50 ayat (2)

Pasal 50 ayat (3)

Pasal 51 butir a

dan b

Pasal 52

Pasal 53 ayat (1)

Pasal 54

Pasal 56

Pasal 57 ayat (1)

Pasal 58

Hak untuk segera diperiksa, diajukan ke

pengadilan, dan diadili

Tersangka berhak perkaranya segera dimajukan ke

pengadilan oleh penuntut umum

Hak terdakwa segera diadili oleh pengadilan

Hak untuk mengetahui dengan jelas dan bahasa

yang dimengerti olehnya tentang apa yang

disangkakan dan apa yang didakwakan

Hak untuk memberikan keterangan secara bebas

kepada penyidik dan hakim

Hak untuk mendapat juru bahasa

Hak untuk dapat mendapat bantuan hukum pada

setiap tingkat pemeriksaan

Hak untuk mendapat nasehat hukum dari penasehat

hukum yang ditunjuk oleh pejabat yang

bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan bagi

tersangka atau terdakwa yang diancam pidana mati

dengan biaya cuma-cuma

Hak tersangka atau terdakwa yang dikenakan

penahanan berhak menghubungi penasihat

hukumnya

Hak tersangka atau terdakwa yang dikenakan

penahanan berhak menghubungi dan menerima

Page 54: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

k)

l)

m)

n)

o)

p)

Pasal 59 dan 60

Pasal 61

Pasal 62

Pasal 63

Pasal 64

Pasal 65

kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan

kesehatan baik yang ada hubungannya dengan

proses perkara maupun tidak.

Hak untuk diberitahu kepada keluarganya atau

orang lain yang serumah dengan tersangka atau

terdakwa yang ditahan untuk mendapat bantuan

hukum atau jaminan bagi penangguhannya dan hak

untuk berhubungan dengan keluarga dengan

maksud yang sama di atas

Hak tersangka atau terdakwa secara Iangsung atau

dengan perantaraan penasihat hukumnya

menghubungi dan menerima kunjungan sanak

keluarganya dalam hal yang tidak ada

hubungannya dengan perkara tersangka atau

terdakwa untuk kepentingan pekerjaan atau untuk

kepentingan kekeluarga.

Hak tersangka atau terdakwa berhubungan surat-

menyurat dengan penasehat hukumnya.(Pasal 62)

Hak tersangka atau terdakwa untuk menghubungi

dan menerima kunjungan dari rohaniwan

Hak terdakwa untuk diadili di sidang pengadilan

yang terbuka untuk umum.

Hak tersangka atau terdakwa mengajukan saksi

atau ahli yang memiliki keahlian khusus guna

memberikan keterangan yang menguntungkan bagi

dirinya.

Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban

pembuktian

Page 55: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

q)

r)

s)

Pasal 66

Pasal 67

Pasal 68

Hak terdakwa atau penuntut umum untuk minta

banding terhadap putusan pengadilan tingkat

pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari

segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah

kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan

pengadilan dalam acara cepat

Hak tersangka atau terdakwa menuntut ganti

kerugian.

Adapun dalam 2 (dua) tindak pidana yang menjadi bahan kajian

peneliti, menunjukan dalam proses persidangan hanya terdapat beberapa hak

saja yang terpenuhi, di satu sisi pada poses persidangan anak dan Proses

Persidangan orang dewasa, antara lain :

1. Hak-hak Anak dalam proses persidangan :

a) Hak untuk didampingi oleh penasihat hukum, orang tuanya dan

petugas balai pemasyarakatan (penyediaan petugas pendamping

khusus anak sejak dini).

b) Hak untuk diperiksa oleh Hakim tunggal dalam memeriksa dan

memutus perkara anak dalam tingkat pertama.

c) Hak untuk disidangkan terpisah dengan orang dewasa.

d) Hak untuk disidangkan dalam sidang yang tertutup untuk umum.

e) Hak untuk mengajukan nota keberatan (Replik) oleh terdakwa

terhadap dakwaan jaksa penuntut umum.

f) Hak untuk mengajukan nota pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan

jaksa penuntut umum.

g) Hak untuk mendapatkan bantuan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS)

dalam proses penyidikan, penuntutan dam pemeriksaan di Pengadilan.

Page 56: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

h) Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan

hak-hak anak

i) Mendapatkan penyediaan sarana dan prasarana khusus

j) Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi

anak

k) pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan

anak yang berhadapan dengan hukum

l) pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang

tua atau keluarga

m) perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan

untuk menghindari labelisasi.

2. Hak-hak Terdakwa Orang Dewasa dalam Proses Persidangan :

a) Hak untuk mengetahui dengan jelas dan bahasa yang dimengerti

olehnya tentang apa yang disangkakan dan apa yang didakwakan

b) Hak untuk mengajukan nota pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan

jaksa penuntut umum baik secara lisan maupun tertulis.

c) Hak untuk tidak dibebani pembuktian

d) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas

2. Pembahasan

A. Perlindungan Hak-hak Anak dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak dalam Proses Persidangan.

Berdasarkan hasil penelitian pada sub bab sebelumnya, peneliti dapat

mengemukakan hak-hak anak ketika berhadapan dengan hukum menurut

Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Hak-hak

anak tersebut antara lain mencakup hak mendapatkan penegakan hukum

sebagai ultimum remidium, hak perlakuan manusiawi, hak dirahasiakan, hak

mendapatkan sarana dan prasarana khusus, penyediaan petugas pendamping

Page 57: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

khusus dan hak mendapatkan penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan

yang terbaik bagi anak. Sedangkan dalam proses persidangan sang anak hanya

mendapatkan hak yang meliputi diperiksa oleh hakim tunggal, disidangkan

dalam sidang tertutup, sidang dipisahkan dengan orang dewasa, mendapatkan

bantuan dari Balai Pemasyarakatan, perlakuan secara manusiawi,

mendapatkan sarana dan prasarana khusus. Adapun secara rinci dapat dilihat

pada table berikut ini.

Page 58: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 3

Perbandingan Hak Anak Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak dan Dalam Proses Persidangan Anak

Hak-Hak Anak Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak

Hak-Hak Anak Dalam Proses Persidangan

a) Upaya terakhir (ultimum remedium) berupa penangkapan, penahanan atau pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir

b) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk : mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa, memperoleh bantuan hukum atau lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang obyektif dan tidak memihak serta dalam sidang tertutup untuk umum

c) Berhak dirahasiakan yaitu bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum

a) Tidak didampingi oleh penasihat hukum, namun oleh orang tuanya dan petugas balai pemasyarakatan.

b) Diperiksa oleh Hakim tunggal dalam memeriksa dan memutus perkara anak dalam tingkat pertama

c) Disidangkan terpisah dengan orang dewasa.

d) Disidangkan dalam sidang yang tertutup untuk umum.

e) Mengajukan nota keberatan (Replik) oleh terdakwa terhadap dakwaan jaksa penuntut umum

f) Mengajukan nota pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan jaksa penuntut umum

g) Mendapatkan bantuan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS) dalam proses penyidikan, penuntutan dam pemeriksaan di Pengadilan.

h) Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak

i) Mendapatkan penyediaan sarana

Page 59: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

d) Berhak mendapatkan bantuan hukum dan lainnya bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku pidana.

e) Anak yang melakukan tindak pidana bersama-sama dengan orang dewasa diajukan ke Sidang Anak, sedangkan orang dewasa diajukan ke sidang bagi orang dewasa.

f) Hakim memeriksa perkara anak dalam sidang tertutup.

g) Dalam sidang yang dilakukan secara tertutup hanya dapat dihadiri oleh anak yang bersangkutan beserta orang tua, wali, atau orang tua asuh, Penasihat Hukum, dan Pembimbing Kemasyarakatan.

h) Hakim memeriksa dan memutus perkara anak dalam tingkat pertama sebagai hakim tunggal.

dan prasarana khusus j) Penjatuhan sanksi yang tepat

untuk kepentingan yang terbaik bagi anak

k) pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang berhadapan dengan hukum

l) pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau keluarga

m) perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi.

Dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa Anak Pada

hari selasa tanggal 23 Maret 2010 sekitar jam 03.00 wib atau setidak-tidaknya

pada suatu waktu pada bulan maret 2010, bertempat di toko SFA

Dk.pandangan RT.01 RW.07 kelurahan jungke kecamatan karanganyar

kabupaten karanganyar atau setidak-tidaknya masih di dalam daerah hukum

pengadilan negeri karanganyar, dengan maksud untuk dimiliki dengan

melawan hukum telah mencoba mengambil barang berupa uang, akan tetapi

Page 60: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

perbuatan tersebut tidak selesai bukan karena kehendak terdakwa, akan tetapi

karena ketahuan penjaga toko, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Terdakwa mempunyai niat akan mengambil uang di toko SFA, dengan

memanjat pagar besi toko SFA terdakwa naik ke lantai 2, kemudian

memanjat lagi ke lantai 3, selanjutnya terdakwa berusaha masuk melalui

jendela dilantai 3, mengingat terdakwa di dalam membuka jendela

menimbulkan suara, membuat penjaga toko SFA langsung naik ke lantai 3

untuk mengejar, melihat terdakwa dikejar kemudian terdakwa turun ke lantai

2 dan bersembunyi dibawah kanopi pada genting, akan tetapi terdakwa

kemudian dapat ditangkap, dan selanjutnya diserahkan kepada Polisi.

Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 53 ayat ( 1 ) jo .

Pasal 363 ayat ( 1 ) ke -5 KHUP jo. Undang – Undang Nomor 3 tahun 1997

tentang Peradilan Anak. Terdakwa anak terbukti memenuhi unsur-unsur

tindak pidana sebagai berikut :

a) Barang Siapa

b) Mengambil sesuatu barang milik orang lain

c) Untuk dimiliki secara melawan hukum

d) Dilakukan dengan cara memanjat

e) Perbuatan tersebut tidak terlaksana bukan karena kehendaknya

Dalam pertimbangan putusan hakim No 63/pid.b/2010/PN.Kr.Ay yaitu

sebaga berikut :

a) Bahwa dalam diri Terdakwa tidak ditemukan adanya alasan pemaaf dan

pembenar maka Terdakwa harus bertanggung jawab atas tindak pidana

yang dilakukanya.

b) Bahwa karena Terdakwa masih anak-anak maka terdakwa harus dihukum

setimpal dengan rasa keadilan dan kepatutan serta sesuai dengan Undang-

Undang Pengadilan Anak No. 3 tahun 1997

c) Bahwa walaupun Terdakwa pernah melakukan pencurian sekali di toko

SFA sesuai dengan pengakuan Terdakwa maka Hakim memeriksa dan

Page 61: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

memutus perkara sesuai dengan surat dakwaan saja dan tidak akan

memutus lebihb dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum.

d) Bahwa dengan terbuktinya unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan oleh

Terdakwa anak, maka menyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana ”percobaan pencurian dalam keadaan

memberatkan” sehingga dihukum dengan pidana penjara selama 2 (dua)

bulan.

Mengenai perbandingan mengenai penerapan hak anak sebagai

individu di bawah umur yang berhadapan dengan hukum dalam Undang-

Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak terhadap proses

persidangan di atas dapat dilihat bahwa tidak semua hak-hak anak dalam

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak terlaksana

dalam proses persidangan seperti halnya si terdakwa anak tidak didampingi

oleh penasihat hukum, sehingga hak anak sebagai tersangka atau terdakwa

untuk dapat didampingi dalam pada setiap tingkat pemeriksaan tidak

dipenuhi. Pada awal persidangan Hakim Majelis telah menyatakan kepada

terdakwa anak, bahwa tidak menggunakan haknya untuk dapat didampingi

oleh penasihat hukum atau tidak. Terdakwa anak selama proses persidangan

hanya didampingi oleh ibu kandungnya dan petugas BAPAS Surakarta.

Faktor penyebabnya adalah keterbatasan kondisi ekonomi dari si keluarga

anak selaku terdakwa yang tidak memungkinkan untuk dapat menyewa atau

membayar penasihat hukum untuk dapat mendampingi di setiap tingkat

pemeriksaan.

Disisi lain hak-hak anak selaku terdakwa dalam proses persidangan

telah terpenuhi sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak oleh Hakim majelis yang memeriksa perkara tersebut.

Seperti halnya tentang pelaksanaan sidang tertutup untuk umum, diperiksa

oleh hakim tunggal, didampingi oleh keluarganya pada setiap proses

pemeriksaan, membela diri pada pada persidangan misalnya mengajukan

Page 62: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

eksepsi dan nota pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dan

mendapatkan bantuan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS).

B. Perlindungan Hak-hak Terdakwa (Orang Dewasa) dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dalam Proses Persidangan

Hak-Hak Terdakwa (Orang Dewasa)

Dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Hak-Hak Terdakwa (Orang Dewasa)

Dalam Proses Persidangan

a) Hak untuk segera diperiksa,

diajukan ke pengadilan, dan

diadili

b) Hak tersangka segera dimajukan

ke pengadilan oleh penuntut

umum.

c) Hak untuk mengetahui dengan

jelas dan bahasa yang dimengerti

olehnya tentang apa yang

disangkakan dan apa yang

didakwakan

d) Hak untuk memberikan

keterangan secara bebas kepada

penyidik dan hakim

e) Hak untuk mendapat juru bahasa

f) Hak untuk dapat mendapat

bantuan hukum pada setiap

tingkat pemeriksaan

g) Hak untuk mendapat nasehat

hukum dari penasehat hukum

a) Hak untuk mengetahui dengan

jelas dan bahasa yang dimengerti

olehnya tentang apa yang

disangkakan dan apa yang

didakwakan

b) Hak untuk mengajukan nota

pembelaan (pledoi) terhadap

tuntutan jaksa penuntut umum

baik secara lisan maupun tertulis.

c) Hak untuk tidak dibebani

pembuktian

d) Hak untuk memberikan

keterangan secara bebas

Page 63: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang ditunjuk oleh pejabat yang

bersangkutan pada semua tingkat

pemeriksaan bagi tersangka atau

terdakwa yang diancam pidana

mati dengan biaya cuma-cuma

h) Hak terdakwa yang dikenakan

penahanan berhak menghubungi

penasihat hukumnya.

i) Hak tersangka atau terdakwa

yang dikenakan penahanan

berhak menghubungi dan

menerima kunjungan dokter

pribadinya untuk kepentingan

kesehatan baik yang ada

hubungannya dengan proses

perkara maupun tidak.

j) Hak untuk diberitahu kepada

keluarganya atau orang lain yang

serumah dengan tersangka atau

terdakwa yang ditahan untuk

mendapat bantuan hukum atau

jaminan bagi penangguhannya

dan hak untuk berhubungan

dengan keluarga

k) Hak tersangka atau terdakwa

secara langsung atau dengan

perantaraan penasihat hukumnya

menghubungi dan menerima

Page 64: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kunjungan sanak keluarganya

dalam hal yang tidak ada

hubungannya dengan perkara

tersangka atau terdakwa untuk

kepentingan pekerjaan atau

untuk kepentingan kekeluarga.

l) Hak tersangka atau terdakwa

untuk menghubungi dan

menerima kunjungan dari

rohaniwan. Hak terdakwa untuk

diadili di sidang pengadilan yang

terbuka untuk umum.

m) Hak tersangka atau terdakwa

mengajukan saksi atau ahli yang

memiliki keahlian khusus guna

memberikan keterangan yang

menguntungkan bagi dirinya.

n) Tersangka atau terdakwa tidak

dibebani kewajiban pembuktian.

o) Hak terdakwa atau penuntut

umum untuk minta banding

terhadap putusan pengadilan

tingkat pertama kecuali terhadap

putusan bebas, lepas dari segala

tuntutan hukum yang

menyangkut masalah kurang

tepatnya penerapan hukum dan

putusan pengadilan dalam acara

Page 65: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

cepat.

p) Hak tersangka atau terdakwa

menuntut ganti kerugian.

Perbandingan mengenai penerapan hak-hak terdakwa (orang dewasa)

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dalam proses

persidangan di atas dapat dilihat bahwa tidak semua hak-hak terdakwa (orang

dewasa) yang ada dalam KUHAP terlaksana.

Hak terdakwa yang tidak dipenuhi antara lain :

a) Hak terdakwa untuk perkaranya segera diajukan, dilimpahkan dan diadili

di pengadilan, namun pada kenyataannya jaksa penuntut umum terlalu

lama dalam melakukan pemeriksaan sehingga pelimpahan perkara ke

Pengadilan tertunda dan harus dilakukan perpanjangan penahanan oleh

pihak Kejaksaan. Dalam putusan jaksa penuntut umum melakukan

perpanjangan penahanan sebelum penahan dilimpahkan ke Pengadilan

Negeri Karanganyar dari tanggal 5 Oktober 2009 sampai dengan 9

November 2009 dan tanggal 10 November 2009 sampai dengan 23

November 2009, hal ini dikarenakan belum siapnya jaksa penuntut umum

untuk melimpahkan perkara tersebut. Pada tanggal 24 November 2009

penahanan dilimpahkan kepada Majelis hakim Pengadilan Negeri

Karanganyar.

b) Hak terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum, dalam proses

persidangan terdakwa tidak menggunakan haknya yaitu menggunakan

bantuan hukum atau penasihat hukum, sehingga dalam setiap tingkat

proses pemeriksaan terdakwa sendiri dan tidak didampingi oleh penasihat

hukum. Namun disisi lain apabila terdakwa diancam hukuman penjara

diatas 5 tahun maka wajib didampingi oleh penasihat hukum, baik dari

terdakwa sendiri atau dari ditunjuk oleh pihak pengadilan.

Page 66: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Disisi lain ada sebagian penerapan hak-hak terdakwa (orang dewasa)

dalam proses persidangan telah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP), antara lain :

a) Hak tedakwa untuk mengerti tentang apa yang disangkakan dan apa yang

didakwakan.

Sesuai dengan Pasal 51 butir a dan b bahwa terdakwa memiliki hak untuk

mengerti dan paham atas dakwaan tindak pidana oleh Jaksa Penuntut

Umum yang didakwakan kepada terdakwa. Apabila terdakwa tidak

mengerti atas dakwaan yang telah dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum

maka harus dibacakan berulang kali sampai terdakwa mengerti isi

dakwaan yang didakwakan kepada terdakwa tersebut.

b) Hak tersebut telah sesuai dengan Pasal 51 butir a dan b yang berbunyi

”Hak untuk mengetahui dengan jelas dan bahasa yang dimengerti olehnya

tentang apa yang disangkakan dan apa yang didakwakan”.

c) Hak untuk mengajukan nota pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan jaksa

penuntut umum baik secara lisan maupun tertulis.

Mengajukan nota pembelaan (pledoi) merupakan bagian dari hak

terdakwa dalam proses persidangan. Seorang terdakwa mempunyai hak

untuk membela diri atas segala tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum.

d) Hak untuk tidak dibebani pembuktian

Sesuai dengan Pasal 66 KUHAP, seorang terdakwa tidak boleh dibebani

dengan pembuktian, yang wajib membuktikan adalah Jaksa Penuntut

Umum.

e) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas

Sesuai dengan Pasal 52 KUHAP, seorang terdakwa memiliki kebebasan

untuk memberikan keterangan secara bebas dan tanpa paksaan maupun

tekanan dalam setiap tingkat pemeriksaan baik dari penyidikan sampai

dengan proses persidangan.

Page 67: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

B. Persamaan dan Perbedaan Perlindungan Hukum Hak Terdakwa Dalam

Proses Persidangan Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP) Dalam Proses Persidangan Anak Dengan Orang Dewasa

1. Hasil Penelitian

Pendapat Lemaire dalam bukunya Romli Atmasasmita

mengemukakan, perbandingan hukum sebagai cabang ilmu pengetahuan

(yang juga mempergunakan metoda perbandingan) mempunyai lingkup : (isi

dari) kaidah-kaidah hukum, persamaan dan perbedaannya, sebab-sebabnya

dan dasar-dasar kemasyarakatannya.

Dalam pemenuhan hak-hak terdakwa anak tentulah berbeda dengan

pemenuhan hak-hak terdakwa orang dewasa. Hal ini dilakukan oleh penegak

hukum karena ketika seorang anak melakukan suatu tindak pidana Undang-

Undang Peradilan Anak No. 3 Tahun 1997 Memberikan perlindungan hukum

kepada anak yang melakukan perbuatan pidana, sehingga anak yang

melakukan perbuatan pidana mendapat penanganan secara khusus, sedangkan

peradilan yang dijalani anak tersebut pun diatur dengan mengingat

kekhususan pada anak. Seorang Anak yang menjalani proses peradilan pidana,

mau tidak mau harus berurusan dengan hukum dan sistem peradilan yang

berlaku di negara kita. Namun Anak yang melakukan perbuatan pidana,

karena kekhususannya mendapat perlakuan yang istimewa dari hukum. Proses

Peradilan pada anak juga dilakukan sebagai upaya terakhir apabila, Anak

sudah tidak dapat dibina lagi atau menurut rasa keadilan, perbuatan pidana

anak terlalu berat dan akibat dari perbuatannya terlalu besar.

Sedangkan ketika seseorang atau orang dewasa melakukan suatu

tindak pidana maka secara langsung diproses oleh pihak kepolisian untuk

dilakukan penyidikan terhadap tindak pidana yang dilakukannya dan dianggap

telah cakap hukum serta dapat memnpertanggungjawabkan atas tindak pidana

yang telah dilakukannya. Pemenuhan hak-hak terdakwa berbeda dengan

Page 68: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

terdakwa anak, karena pengaturan mengenai hak-hak terdakwa orang dewasa

berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Pada dasarnya perlindungan dan pengaturan mengenai hak-hak

terdakwa anak dengan terdakwa orang dewasa sangatlah berbeda, hal ini

berdasarkan Undang-Undang yang mengatur mengenai hak-hak terdakwa

anak dengan terdakwa orang dewasa. Sehingga dalam pemenuhan hak-hak

oleh aparat penegak hukun terhadap terdakwa anak dengan terdakwa orang

dewasa sangatlah berbeda, bahkan dalam pelaksanaan proses persidangan pun

juga berbeda.

Adapun hasil penelitian peneliti mengenai studi perbandingan

persamaan dan perbedaan perlindungan hukum hak terdakwa anak dengan

orang dewasa dalam proses persidangan berdasarkan Undang-Undang No 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) Dalam Proses Persidangan Anak Dengan Orang

Dewasa. antara lain :

a) Persamaan

1) Perlindungan hak terdakwa anak dengan orang dewasa dalam Proses

Persidangan sama-sama tidak melindungi secara penuh hak-hak

terdakwa anak dengan orang dewasa berdasarkan Undang-Undang No

23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

2) Sama-sama terdapat pelanggaran dalam pemenuhan hak-hak terdakwa

anak dengan orang dewasa selama proses persidangan.

3) Sama-sama terdapat sebagian hak-hak terdakwa anak dengan orang

dewasa terpenuhi sesuai dengan Undang-Undang No 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP).

Page 69: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b) Perbedaan

Dalam proses persidangan terdakwa anak dengan orang dewasa tidak

melindungi secara penuh dan terdapat pelanggaran dalam pemenuhan hak-

hak terdakwa anak dengan orang dewasa, antara lain :

1) Hak terdakwa anak :

Dalam proses persidangan perkara terdakwa anak tidak menggunakan

haknya untuk dapat didampingi oleh penasihat hukum, hanya

didampingi oleh ibu kandungnya dan petugas BAPAS Surakarta.

Pemeriksaan dilakukan oleh Hakim tunggal, Jaksa Tunggal dan

BAPAS yang semuanya tidak memakai seragam.

2) Hak terdakwa orang dewasa :

Dalam proses persidangan perkara orang dewasa terdapat pelanggaran

dalam pemenuhan hak-hak terdakwa orang dewasa, antara lain :

(a) Dalam Putusan No 227/pid.b/2009/PN.Kr.Ay Jaksa Penuntut

Umum terlalu lama dalam melakukan pemeriksaan sehingga

pelimpahan perkara ke Pengadilan tertunda dan harus dilakukan

perpanjangan penahanan oleh pihak Kejaksaan, sehingga hak

terdakwa untuk perkaranya segera diajukan, dilimpahkan dan

diadili di pengadilan tidak terpenuhi secara penuh.

(b) Hak terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum, namun dalam

proses persidangan terdakwa tidak menggunakan haknya yaitu

menggunakan bantuan hukum atau penasihat hukum, sehingga

dalam setiap tingkat proses pemeriksaan terdakwa sendiri dan

tidak didampingi oleh penasihat hukum. Namun disisi lain apabila

terdakwa diancam hukuman penjara diatas 5 tahun maka wajib

didampingi oleh penasihat hukum, baik dari terdakwa sendiri atau

dari ditunjuk oleh pihak pengadilan.

Disisi lain juga terdapat pemenuhan sebagian dari hak-hak terdakwa anak

dengan orang dewasa, antara lain :

Page 70: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(a) Hak tedakwa anak yang terpenuhi

(1) pelaksanaan sidang tertutup untuk umum

(2) diperiksa oleh hakim tunggal

(3) didampingi oleh kelurganya pada setiap proses pemeriksaan,

(4) membela diri pada pada persidangan misalnya mengajukan

eksepsi dan nota pembelaan baik secara lisan maupun tertulis

(5) mendapatkan bantuan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS).

(b) Hak terdakwa orang dewasa yang terpenuhi

(1) Hak untuk mengetahui dengan jelas dan bahasa yang

dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan dan apa

yang didakwakan

(2) Hak untuk mengajukan nota pembelaan (pledoi) terhadap

tuntutan jaksa penuntut umum baik secara lisan maupun

tertulis

(3) Hak untuk tidak dibebani pembuktian

(4) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas

Page 71: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2. Pembahasan

Adapun dalam pembahasan ini, peneliti menguraikan mengenai

implikasi persamaan dan perbedaan kedepan mengenai pelaksanaan hak-hak

terdakwa anak dengan orang dewasa dalam proses pemeriksaan dari tingkat

pertama, khususnya di Pengadilan Negeri Karanganyar. Dalam pelaksanaan

hak-hak terdakwa anak dengan orang dewasa dalam proses pemeriksaan di

Pengadilan haruslah terpenuhi sesuai dengan Undang-Undang No 23 Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP). Apabila hak-hak terdakwa anak tidak terpenuhi maka dapat

akan menjadi faktor kriminogen kedepannya terhadap anak ketika anak

tersebut dewasa.

Tujuan utama adanya hak-hak tersangka/terdakwa adalah untuk

mengakui dan menjamin harkat dan martabat manusia (human dignity), baik

selaku individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengakuan dan jaminan

terhadap harkat dan martabat manusia yang direfleksikan sebagai HAM

tersebut, merupakan suatu pengakuan baik bersifat nasional maupun bersifat

universal atau internasional. Secara konstitusional adanya pengakuan bersifat

nasional dapat ditemukan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun

1945, yang secara formal diatur dan ditindaklanjuti dengan berbagai

peraturan perundang-undangan. Sedangkan pengakuan secara universal

terdapat di dalam Mukadimah “Universal Declaration of Human Rights” yang

antara lain menyatakan, “whereas recognation of the inherent dignity and of

the equal and inalienable rights of all members of the human family is the

foundation of freedom, justice and peace in the world”.

HAM sering didefinisikan sebagai hak-hak yang demikian melekat

pada sifat manusia, sehingga tanpa hak-hak tersebut orang tidak mungkin

mempunyai martabat sebagai manusia. Oleh karena itu, hak-hak tersebut

tidak dapat dicabut (inalienable), dan tidak boleh dilanggar (inviolable).

Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia yang selanjutnya disebut

Page 72: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

HAM, tidak hanya terbatas dalam arti politik, dan ekonomi saja; melainkan

juga dalam arti hukum pada umumnya, dan kehidupan hukum pidana pada

khususnya, yakni di dalam proses peradilan pidana.

Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku bagi tersangka/terdakwa

dalam proses peradilan pidana, hak asasi terhadapnya tetap mendapat tempat

dan dijamin oleh hukum. Ketentuan yang mengatur jaminan tersebut adalah

didasarkan pada asas praduga tak bersalah (presumption of innocence). Asas

ini mengandung aspek kemanusiaan yang sangat mendasar, di mana seseorang

harus dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang

berkekuatan tetap mengenai kesalahannya. Jiwa dari asas praduga tak

bersalah secara ekplisit terdapat di dalam “The Universal Declaration of

Human Rights” (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia) disingkat UDHR.

Di dalam Pasal 11 ayat (1) UDHR ditegaskan, “everyone charged with a

penal offence has the right to be presumed innocent until proved guilty

according to law in a public trial at which he has had all the guarantees

necessary for his defence”.

Ketentuan Pasal 11 ayat (1) UDHR ini merupakan dasar universalitas

asas praduga tak bersalah yang menjiwai ketentuan hukum acara pidana di

berbagai negara. Sebagai penjabaran lebih lanjut dari ketentuan UDHR, asas

praduga tak bersalah dirumuskan pula di dalam Pasal 14 ayat (2) “The

International Covenant on Civil and Political Rights” (ICCPR), yang

menentukan, “everyone charged with a criminal offence shall have the right

to be presumed innocent unitil proved guilty according to law”.

Di Indonesia, asas praduga tak bersalah sebagai suatu “general

principle” dalam proses peradilan pidana, ditemukan perumusannya di dalam

beberapa undang-undang, yaitu di dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun

2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan di dalam Undang-undang Nomor

39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dalam konteks asas asas praduga

tak bersalah, maka seorang yang menjadi tersangka/terdakwa dalam proses

Page 73: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

peradilan pidana harus diberikan hak-haknya sebagai bentuk perlindungan dan

jaminan terhadap hak asasi yang dimilikinya. Perlindungan dan jaminan

tersebut secara normatif diformulasikan pula di dalam ketentuan hukum acara

pidana.

Di dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (KUHAP), terdapat berbagai ketentuan yang mengatur secara eksplisit

perlindungan dan jaminan terhadap hak-hak tersangka/terdakwa. Di samping

itu, ada pula ketentuan yang hanya menyebutnya secara implisit, di mana di

dalamnya terkandung makna adanya hak-hak tersangka/terdakwa. Terkait

dengan itu, paling tidak terdapat 10 asas yang merupakan wujud perlindungan

hak-hak warga negara dalam proses peradilan pidana, sehingga memenuhi apa

yang disebut “due process of law” dalam KUHAP. Ke sepuluh asas tersebut

yaitu:

a) perlakuan yang sama di muka hukum tanpa diskriminasi apapun

b) praduga tak bersalah

c) pelanggaran atas hak-hak individu warga negara (yaitu dalam hal

penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan) harus didasarkan

pada undang-undang dan dilakukan dengan surat perintah.

d) seorang tersangka berhak diberitahu tentang persangkaan dan pendakwaan

terhadapnya

e) seorang tersangka dan terdakwa berhak mendapat bantuan penasihat

hukum

f) seorang terdakwa berhak hadir di muka pengadilan

g) adanya peradilan yang bebas dan dilakukan dengan cepat serta sederhana

h) peradilan harus terbuka untuk umum

i) tersangka maupun terdakwa berhak memperoleh kompensasi (ganti

kerugian) dan rehabilitasi

j) adanya kewajiban pengadilan untuk mengendalikan pelaksanaan putusan-

putusannya.

Page 74: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Asas praduga tak bersalah sebagai suatu asas pokok dalam konteks

“due process of law”, selama ini cenderung hanya dikaitkan dengan masalah

pembuktian, terutama sekali dalam penerapan sistem pembalikan beban

pembuktian. Menurut Mardjono Reksodiputro, adalah keliru untuk

membatasi asas ini hanya pada masalah pembuktian, karena asas bahwa “yang

menggugat atau mendakwa harus membuktikan dalil-dalil gugatan atau

dakwaannya” adalah asas yang lain lagi. Sebagai suatu asas yang

dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak warga negara

dalam proses peradilan pidana, maka di dalam asas praduga tak bersalah

paling sedikit tercakup beberapa hal, yaitu

a) perlindungan terhadap kesewenang-wenangan pejabat negara

b) bahwa pengadilanlah yang berhak menentukan salah tidaknya terdakwa

c) bahwa sidang pengadilan harus terbuka (tidak boleh bersifat rahasia)

d) bahwa tersangka/terdakwa harus diberi jaminan untuk dapat membela diri

sepenuhnya.

Dalam Pasal 18 UU No. 23 tahun 2002 menyebutkan, setiap anak yang

menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan

hukum dan bantuan lainnya. Dalam bagian penjelasan atas Undang-Undang

No. 23 tahun 2002 tersebut dikatakan, bantuan lainnya dalam ketentuan ini

termasuk bantuan medik, sosial, rehabilitasi, vokasional dan pendidikan.

Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari

janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 tahun. Dalam melakukan

pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu adanya peran

masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan,

lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial,

dunia usaha, media massa dan lembaga pendidikan

Disisi lain apabila hak-hak terdakwa orang dewasa tidak terpenuhi

maka ada perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai terdakwa,

seharusnya hak-hak terdakwa tidak boleh dilanggar. Ketika Hak Asasi

Page 75: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Manusia (HAM) seorang terdakwa dilanggar maka tujuan hukum bergeser,

pada awalnya hukum bertujuan sebagai menacari keadilan masyarakat dan

kepastian hukum, namun jika Hak Asasi Manusia (HAM) seorang terdakwa

dilanggar dengan hak-haknya dilanggar, maka tujuan hukum yang semula

mencari keadilan dan kepastian hukum tidak terpenuhi maka tujuan hukum

akan bergeser hanya menjadi pembalasan semata.

Page 76: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hak-hak terdakwa anak dengan terdakwa orang dewasa dalam Proses

Pemeriksaan di Pengadilan :

a) Hak anak dalam Proses Persidangan :

1) Hak untuk didampingi oleh penasihat hukum, orang tuanya dan petugas

balai pemasyarakatan (penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak

dini)

2) Hak untuk diperiksa oleh Hakim tunggal dalam memeriksa dan memutus

perkara anak dalam tingkat pertama

3) Hak untuk disidangkan terpisah dengan orang dewasa.

4) Hak untuk disidangkan dalam sidang yang tertutup untuk umum.

5) Hak untuk mengajukan nota keberatan (Replik) oleh terdakwa terhadap

dakwaan jaksa penuntut umum

6) Hak untuk mengajukan nota pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan jaksa

penuntut umum

7) Hak untuk mendapatkan bantuan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS)

dalam proses penyidikan, penuntutan dam pemeriksaan di Pengadilan.

8) Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-

hak anak

9) Mendapatkan penyediaan sarana dan prasarana khusus

10) Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak

11) pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak

yang berhadapan dengan hukum

64

Page 77: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

12) pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua

atau keluarga

13) perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk

menghindari labelisasi

b) Hak terdakwa orang dewasa dalam Proses Pemeriksaan di Pengadilan :

1) Hak untuk mengetahui dengan jelas dan bahasa yang dimengerti olehnya

tentang apa yang disangkakan dan apa yang didakwakan

2) Hak untuk mengajukan nota pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan jaksa

penuntut umum baik secara lisan maupun tertulis.

3) Hak untuk tidak dibebani pembuktian

4) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas

2. Persamaan perlindungan hukum hak terdakwa anak dengan terdakwa orang

dewasa dalam proses persidangan tindak pidana pencurian di Pengadilan Negeri

Karanganyar adalah sama-sama tidak melindungi secara penuh hak-hak terdakwa

anak dengan orang dewasa berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP). Sama-sama terdapat pelanggaran dalam pemenuhan hak-hak terdakwa

anak dengan orang dewasa selama proses persidangan. Sama-sama terdapat

sebagian hak-hak terdakwa anak dengan orang dewasa terpenuhi sesuai dengan

Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Dan Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Sedangkan perbedaan dalam

proses persidangan terdakwa anak dengan orang dewasa adalah persidangan anak

diperiksa oleh Hakim Tunggal, Jaksa Tunggal dan Bapas yang semuanya tidak

memakai seragam namun dalam persidangan orang dewasa diperiksan oleh

Hakim Majelis, Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum.

Page 78: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

B. Saran 1. Anak merupakan bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya

manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, mengupayakan secara optimal hak-hak terdakwa anak yang belum terpenuhi, memerlukan pembinaan dan perlindungan baik secara sosial maupun hukum dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial. Untuk melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap anak diperlukan dukungan baik yang menyangkut kelembagaan maupun perangkat hukum yang lebih mantap dan memadai oleh karena itu terhadap anak yang melakukan tindak pidana haruslah diperhatikan mengenai pemenuhan hak-hak anak ketika berhadapan dengan hukum. Sehingga pemenuhan hak-hak anak yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dapat terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan persidangan terdakwa harus diperlakukan secara manusiawi, didampingi, disediakan sarana dan prasarana khusus, sanksi yang diberikan kepada anak sesuai dengan prinsip kepentingan terbaik anak, hubungan keluarga tetap dipertahankan artinya anak yang berhadapan dengan hukum kalau bisa tidak ditahan/dipenjarakan kalaupun dipenjarakan/ditahan, si anak dimasukkan dalam ruang tahanan khusus anak dan tidak bersama orang dewasa. Disinilah diperlukan standart Operaty Procedure (SOP) bagi aparat penegak hukum yang menangani anak yang berhadapan dengan hukum.

2. Dalam hal pemenuhan hak-hak terdakwa orang dewasa haruslah berdasarkan pada asas praduga tak bersalah, yaitu ketika seorang terdakwa tidak boleh dianggap salah sebelum mendapatkan putusan yang telah in kracht. Sehingga pemenuhan hak-hak terdakwa orang dewasa sesuai dengan Undang-Undang Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP) Indonesia dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya pro dan kontra. Hal ini untuk menjamin bahwa hukum untuk mencaiptakan keadilan dan tidak memihak siapapun juga. Hal ini akan tercapai jika pemahaman hukum acara senantiasa ditanamkan terhadap aparat penegak hukum dalam forum-forum diskusi ilmiah, seminar maupun panel hukum.

Page 79: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Andi Hamzah. 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta : Sapta Arta Jaya.

. 2000. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika.

_________.2002. Hukum Acara Pidana Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta: Sinar Grafika.

Gatot Supramono, 2000. Hukum Acara Pengadilan Anak. Jakarta. Djambatan

Johnny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang:

Bayumedia Publising.

Lamintang. 1997. Dasar-Dasar untuk mempelajari Hukum Pidana yang Berlaku di Indonesia. Bandung. PT Citra Aditya Bakti

Lexi J Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rodakarya.

M. Yahya Harahap. 2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.

Jakarta: Sinar Grafika.

Romli Atmasasmita. 2000. Perbandingan Hukum Pidana. Bandung: Mandar Maju.

Peter Mahmud M. 2005. Peneltian Hukum. Jakarta. Kencana Prenada Maedia Group

Perlindungan Hukum Hak-hak Anak dan Implementasiya... Absori, SH.,MHum. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sudarsono. 1992. Kamus Hukum. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Page 80: SINKRONISASI HORISONTAL TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM …eprints.uns.ac.id/6873/1/178762511201104231.pdf · 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Undang-Undang

Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Undang-undang no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

Putusan no 63/pid.b/2010/PN.Kr.Ay dan no 227/pid.b/2009/PN.Kr.Ay

Kompas.com tanggal 29 Mei 2009