Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

download Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

of 7

Transcript of Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

  • 8/13/2019 Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

    1/7

    SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 200

    Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

    SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH

    MENGGUNAKAN MODEL EMTP

    Dwi Sulistyo Handoyo, Abdul Syakur, Agung Warsito

    Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro

    Jl. Prof. Soedarto SH 1 Tembalang Semarang

    Telp. Fax : 024 - 7460057

    Abstrak - Kualitas daya pada sistem distribusidapat berkurang akibat tegangan dip. Padaumumnya variasi tegangan dapat sangat dominanmempengaruhi kerja peralatan listrik yang sensitifterhadap variasi tegangan. Tegangan dip dapatterjadi pada suatu sistem distribusi tenaga listrik

    akibat gangguan satu fasa ke tanah.Makalah ini akan memaparkan hasil

    simulasi tegangan dip pada sistem distribusi

    tegangan rendah di Jurusan Teknik Elektro FTUndip. Program ATP EMTP digunakan untukmemodelkan dan mensimulasi timbulnya

    tegangan dip di sistem distribusi akibat gangguansatu fasa ke tanah. Hasil simulasi menunjukkanbahwa tegangan dip tidak mempengaruhi kerjaperalatan listrik baik pada titik gangguan danpadafeederparalel yang berhubungan langsung.Kata kunci : kualitas daya, tegangan dip, EMTP.

    PENDAHULUANPeralatan listrik berbasis komponen

    elektronik yang sensitif terhadap variasi tegangan

    memerlukan persyaratan kualitas listrik yang baikuntuk dapat berfungsi dengan benar. Ukuran

    kualitas listrik dinyatakan dengan parameter :tegangan, frekuensi dan kandungan harmonikjaringan. Peralatan elektronik seperti : komputer (Personal Computer ), Programmable LogicController ( PLC ), peralatan kontrol ( relai,kontaktor dll ) sangat sensitif dan rentan terhadap

    variasi tegangan, dan pada akhirnya menjadisumber masalah pada kelangsungan operasionalperalatan. Karakteristik beban tak linier padaperalatan elektronik, variasi tegangan transientyang dihasilkan oleh petir, switching darikapasitor dan tegangan dip akibat kegagalan

    sistem seperti gangguan satu fasa ke tanah danstart motor kapasitas besar menjadi perhatiandalam hubungannya dengan persoalan kualitas

    daya listrik.Penelitian kualitas daya umumnya

    meliputi empat bidang, yaitu : aspek dan konsep

    dasar, monitoring dan pengukuran tegangan dip,pembuatan model dan analisis, aplikasi teknik danpenyelesaian masalah. Perbaikan kualitas dayasebagian besar dilakukan pada sistem distribusi.Akibat penurunan tegangan, peralatan yangsensitif terhadap perubahan tegangan dapat

    mengalami gagal operasi. Dengan menggunakansoftwareATP EMTP besar tegangan dip yangterjadi dapat disimulasikan sehingga bisadianalisa pengaruh perubahan tegangan terhadap

    beban listrik disekitar atau di lokasi gangguanhubung singkat. Perangkat lunak AlternativeTransients Program( ATP ) dan ATPDrawyangmerupakan bagian dari Electromagnetic

    Transients Program (EMTP) merupakanperangkat lunak ( software ) yang mampumembantu untuk membuat dan mengedit suatubentuk /

    model dari jaringan / rangkaian listrik ke dalamkomputer untuk kemudian disimulasikan dalambentuk grafik.

    Makalah ini merupakan evaluasi sistemdistribusi daya dengan mengambil kasus : sistem

    kelistrikan di Jurusan Teknik Elektro FT UNDIPyang dipasok dari gardu distribusi dengantransformator tegangan menengah 1000 kVA, 20kV/400 volt, 3 phasa, dry type, 50 Hz. Kabeldistribusi dari LVMDP ke SDP sekitar 100 meter.Jenis beban yang ada di Teknik Elektro UNDIPini meliputi : AC, penerangan, PC, PLC, mesin

    listrik, alat pengontrol ( pada peralatanlaboratorium ) dll.

    TEGANGAN DIPTegangan dip adalah[5] penurunan

    besaran tegangan efektif ( rms ) atau arus pada

    frekuensi daya dengan durasi waktu antara 0,5

    sampai 30 cycle ( durasi pendek ). Durasitegangan dip dapat dibagi menjadi 3 kategori,yaitu : instantaneous, momentary dan temporarydimana kategori ini sama dengan 3 kategoriinteruption ( pemutusan ) dan swells ( kenaikan

    tegangan ). Pembagian durasi ini sesuai denganwaktu operasi peralatan proteksi sebagaimanapembagian durasi yang direkomendasikan olehOrganisasi Teknik Internasional. Tegangan dipsecara umum disebabkan oleh kegagalan sistemdaya yang terjadi pada lokasi yang jauh,kegagalan pada salah satu darifeederparalel, danstartingmotor dengan kapasitas besar. Kegagalansistem daya yang sering terjadi berupa gangguanhubung singkat satu fasa ke tanah. Tegangan dippada sistem yang mengalami gangguan biasanyadengan waktu berkisar 5 sampai 6 cycle, dimanamerupakan total waktu untuk mendeteksi

    gangguan dan CB akan bekerja untuk

    Semarang, 24-25 Nopember 2005 A-67

  • 8/13/2019 Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

    2/7

    SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 200

    Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

    menghilangkan gangguan. Sedangkan waktupenghilangan gangguan berkisar antara 3 sampai30 cycletergantung magnitude arus gangguan danjenis peralatan proteksi arus lebih [5].

    Penelitian sebelumnya mengenai

    kualitas daya pada sistem distribusimengindikasikan bahwa tegangan dip berkisarpada amplitudo 80 % dengan waktu berkisar 4 10 cycle[7]. Sampai sekarang durasi tegangan diptidak terdefinisi secara jelas. Dalam beberapa

    publikasi durasi tegangan dip didefinisikandengan rentang dari 2 mS ( 1/10 cycle ).

    Tegangan dip berbeda dengan tegangankurang ( under voltage ). Durasi tegangan kurangadalah lebih dari 1 menit dimana dapat dikontrololeh peralatan regulasi tegangan dan disebabkan

    oleh sebab lain dari gangguan sistem. Oleh karenaitu tegangan kurang dikelompokkan sebagai

    variasi tegangan durasi panjang.

    1. Penyebab Tegangan DipTegangan dip dapat disebabkan oleh

    hal hal sebagai berikut[5]

    :- Secara umum disebabkan oleh gangguan

    pada sistem seperti gangguan hubung singkat.Gangguan yang sering terjadi pada sistemadalah gangguan hubung singkat satu fasa ketanah.

    - Pemikulan beban yang besar atau pengasutanmotor berkapasitas besar.

    - Sesuatu yang terjadi pada saluran penyaluran

    daya seperti kecelakaan saat perbaikan dalamkeadaan bertegangan, lightning ( petir ) danbenda jatuh yang menyebabkan gangguan ke

    tanah.- Perubahan beban yang berlebihan / diluar

    batas dari kemampuan sistem daya.

    2. Akibat Dari Tegangan DipTegangan dip berpengaruh besar pada

    konsumen dengan beban listrik terutama peralatanelektronik yang sensitif terhadap perubahan

    tegangan. Jika terjadi pada saluran transmisi ataudistribusi primer akan berpengaruh pada

    konsumen yang meliputi sektor[5] : residential (perumahan ), komersial dan industrial. Tegangandip ini dapat mempengaruhi operasi beban listriksebelum CB bekerja untuk memadamkan

    gangguan. Dalam hal saluran yang dilengkapi

    dengan recloser, maka dapat terjadi beberapa kalitegangan dip sesuai waktu setting. Sedangkandurasi waktu tegangan dip yang disebabkan olehpengasutan motor kapasitas besar biasanya lebih

    lama, tetapi amplitudo tegangan dip tidak terlalu

    besar. Tegangan dip yang disebabkan olehpengasutan motor kapasitas besar tidak cukupberpengaruh untuk menyebabkan peralatan listrikgagal operasi. Akibat dari tegangan dip olehkarena gangguan hubung singkat adalah sebagai

    berikut[5]

    :- Komputer dan jenis lain dari kontrol

    elektronik dapat kehilangan memori danproses yang dikontrol menjadi kacau, untukrestartmembutuhkan waktu yang lama. Jikategangan dip mencapai kurang dari 50 %.

    - Pada industri, proses akan berhenti untuktegangan dip sampai dengan 65 % dan

    penerangan akan berkedip.

    Karakteristik operasi beberapa peralatan listrikterhadap variasi tegangan adalah sebagai berikut[1]

    :- Rangkaian relai dan kontaktor akan trip pada

    tegangan dibawah 70 % tegangan nominaluntuk waktu yang cepat.

    - Lampu flourescent dan lampu dischargeintensitas tinggi ( HID ) akan padam pada

    tegangan dibawah 80 % dalam waktubeberapa cycle, sedangkan waktu penyalaan

    kembali memerlukan waktu yang cukup

    lama terutama lampu HID.- PLC akan trip pada tegangan kurang dari 90

    % untuk waktu kurang dari 50 mdetik.

    - Pada pemrosesan data atau komputer, dataakan langsung hilang bila tegangan dibawah

    50 % untuk waktu beberapa cycle[1]

    .

    SIMULASI

    1. Diagram Sistem KelistrikanUntuk mensimulasikan tegangan dip

    pada sistem distribusi, sebelumnya harusmemodelkan diagram sistem kelistrikan di

    Jurusan Teknik Elektro FT Undip sepertiditunjukkan pada gambar 1 ke dalam ATP -EMTP.

    Semarang, 24-25 Nopember 2005 A-68

  • 8/13/2019 Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

    3/7

    SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 200

    Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

    Gambar 1. Diagram sistem kelistrikan Jurusan Teknik Elektro FT Undip.

    Tampilan model rangkaian gambar 1

    diatas dalam ATPDrawditunjukkan padagambar 2.

    Gambar 2. Tampilan model rangkaian distribusi.

    Dalam simulasi, peralatan dimodelkan sebagaiberikut :a. SumberRangkaian model sistem distribusi dihubungkan

    dengan model sumber tegangan konstan. Dalampemodelan sumber digunakan sumber AC tigafasa yang ditanahkan sesuai dengan sumber yangdigunakan.

    b. TransformatorDigunakan model transformator 3 fasa denganpentanahan pada sisi belitan primer dan sisibelitan sekunder. Semua resistansi dan induktansi

    tergantung dengan frekuensi. Kejenuhan intidiabaikan dengan anggapan transformator tidakdibebani dengan beban penuh, perbedaan phasaantara belitan primer dan belitan sekunder jugadiabaikan karena hanya satu transformator yang

    digunakan.

    PPE2

    PPE

    LVMDP

    MDP PE

    CADANGA

    N

    LVMDP

    DEKANAT

    PPE

    PPE

    PPE

    6

    MDP

    AC PPE

    SDP LPF

    SDP LPF

    SDP LPF

    3

    PAC

    LVMDP

    TE

    TRAFO 320 kV/400

    BEBA

    SDP PP

    SDP

    SDP PB

    SDP PE

    SDP PE 2

    SDP PE 3

    PPE

    1

    SUPLAI

    20 kV

    Semarang, 24-25 Nopember 2005 A-69

  • 8/13/2019 Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

    4/7

    SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 200

    Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

    c. KabelKabel yang digunakan dalam sistem kelistrikandimodelkan denganLine RL. Admitansi diabaikankarena panjang saluran hanya beberapa ratus

    meter.

    d. BebanBeban terbagi dua, yaitu beban linier dan bebantak linier. Beban linier disimulasikan denganparalel elemen R dan L. Nilai R dan L dihitung

    dari daya aktif dan daya reaktif beban yangbersangkutan. Sedangkan untuk beban tak linierseperti komponen elektronik pada komputer,lampu flourescent disimulasikan dengan sumberarus harmonik konstan. Spektrum arus harmonikdihitung berdasarkan penelitian sebelumnya[5]dan

    diberikan seperti pada tabel 1.

    Tabel 1. Spektrum arus harmonik beban taklinier[5].

    H 3 5 7 9 11 13

    PC 0.81 0.53 0.25 0.09 0.05 0.04

    Lam

    puTL

    0.16 0.08

    6

    0.02

    9

    0.02 0.01

    4

    0.00

    8

    2. Gangguan Satu Fasa Ke Tanah Pada Belitan

    Primer TransformatorSimulasi gangguan terjadi pada

    terminal belitan primer transformator fasa Adengan waktu 6 cycle sebelum alat proteksibekerja. Untuk menampilkan amplitudo teganganpada simulasi, maka pada model rangkaian

    diberikan pengukur tegangan ( probe volt ) yangditempatkan pada sekunder trafo, terminal bebanpanel SDP PPE 2 dan SDP PP 1 seperti pada

    gambar 3.

    Gambar 3. Penempatan gangguan satu fasa pada terminal belitan primer transformator.

    Gambar 4. Penempatan gangguan satu fasa pada terminal beban panel SDP PPE 2.

    Semarang, 24-25 Nopember 2005 A-70

  • 8/13/2019 Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

    5/7

    SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 200

    Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

    3. Gangguan Satu Fasa Ke Tanah Pada

    Terminal Beban Panel SDP PPE 2Simulasi gangguan terjadi pada

    terminal beban panel SDP PPE 2 fasa A dengan

    waktu 6 cycle sebelum alat proteksi bekerja.Untuk menampilkan amplitudo tegangan pada

    simulasi, maka pada model rangkaian diberikan

    pengukur tegangan ( probe volt ) yangditempatkan pada sekunder trafo, terminal bebanpanel SDP PPE 2 dan SDP PP 1 seperti pada

    gambar 4.

    .

    HASIL SIMULASI DAN ANALISA

    1. Gangguan Satu Fasa Ke Tanah Pada

    Belitan Primer TransformatorHasil simulasi ditunjukkan pada

    gambar 5 8 yang memperlihatkan amplitudo

    tegangan fasa netral di terminal sekundertransformator, terminal beban SDP PPE 2 danSDP PP 1. Simulasi gangguan terjadi pada belitanprimer transformator fasa A untuk waktu 6 cycle

    ( 120 mS ) sebelum alat proteksi bekerja.

    Gambar 5. Amplitudo tegangan fasa netral di

    sekunder trafo pada fasa A.

    Gambar 6. Amplitudo tegangan fasa netral disekunder trafo pada fasa B.

    Gambar 7. Amplitudo tegangan fasa netral diterminal beban SDP PPE 2 fasa A .

    Gambar 8. Amplitudo tegangan fasa netral diterminal beban SDP PP1 fasa A .

    Dari hasil simulasi saat terjadigangguan pada belitan primer transformator di

    fasa A, maka tegangan fasa netral di terminalsekunder trafo fasa A mengalami penurunantegangan sebesar 2,6 % dari tegangan nominal,

    sedangkan tegangan fasa B ( fasa sehat )mengalami kenaikan tegangan sedikit saja dari233 V menjadi 234 V dan fasa C ( fasa sehat )

    mengalami penurunan tegangan sedikit saja dari233 V menjadi 232 V. Pada terminal beban SDPPPE 2 tegangan fasa A mengalami penurunantegangan 2,5 % dari tegangan nominal, sedangkanpada fasa B mengalami kenaikan tegangan sedikitsaja dari 238 V menjadi 239 V dan fasa C

    mengalami penurunan tegangan sedikit saja dari238 V menjadi 237 V. Pada terminal beban SDPPP 1 tegangan fasa A mengalami penurunantegangan sebesar 2,1 % dari tegangan nominal,

    sedangkan pada fasa B mengalami kenaikan

    Semarang, 24-25 Nopember 2005 A-71

  • 8/13/2019 Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

    6/7

    SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 200

    Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

    tegangan sedikit saja dari 234 V menjadi 235 Vdan tegangan fasa C tetap.

    Dapat dianalisa bahwa penurunantegangan yang terjadi di sekunder transformator

    pada fasa A sangat kecil sekali. Dari karakteristik

    kepekaan peralatan listrik terhadap tegangandip

    [1], penurunan tegangan tersebut tidak akan

    mengganggu, sehingga tidak ada peralatan yangakan gagal bekerja karena terjadi gangguan satufasa ke tanah.

    2. Gangguan Satu Fasa Ke Tanah Pada

    Terminal Beban SDP PPE 2Hasil simulasi ditunjukkan pada

    gambar 9 12 yang memperlihatkan amplitudotegangan fasa netral di terminal sekundertransformator, terminal beban SDP PPE 2 dan

    SDP PP 1. Simulasi gangguan terjadi padaterminal beban SDP PPE 2 fasa A untuk waktu

    6 cycle( 120 mS ) sebelum alat proteksi bekerja.

    Gambar 9. Amplitudo tegangan fasa netral diterminal sekunder trafo fasa A .

    Gambar 10. Amplitudo tegangan fasa netral di

    terminal beban SDP PPE 2 fasa A.

    Gambar 11. Amplitudo tegangan fasa netral diterminal beban SDP PPE 2 fasa B .

    Gambar 12. Amplitudo tegangan fasa netral diterminal beban SDP PP 1 fasa A .

    Dari hasil simulasi saat terjadi

    gangguan pada terminal beban SDP PPE 2 di fasaA, maka tegangan fasa - netral pada terminalbeban SDP PPE 2 fasa A mengalami penurunan

    tegangan sebesar 6,7 % dari tegangan nominal,sedangkan pada fasa B mengalami kenaikantegangan besar 1,7 % dari tegangan nominal danfasa C mengalami penurunan tegangan sedikitsaja dari 238 V menjadi 236 V. Pada terminalbeban SDP PP 1 tegangan fasa A mengalami

    penurunan tegangan sebesar 3,8 %, sedangkanpada fasa B mengalami kenaikan tegangan sedikitsaja dari 234 V menjadi 235 V dan tegangan fasa netral pada fasa C tetap. Pada terminal sekunder

    transformator tegangan fasa netral fasa Amengalami penurunan tegangan sebesar 3,8 %,

    sedangkan pada fasa B dan fasa C mengalamipenurunan tegangan sedikit saja dari 233 V

    menjadi 232 V.Dapat dianalisa bahwa penurunan

    tegangan terbesar adalah 6,7 % di terminal bebanSDP PPE 2 pada fasa A. Hal ini menunjukkan

    saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah diterminal beban SDP PPE 2, tegangan dip di

    terminal beban SDP PPE 2 pada fasa A adalah93,3 % tegangan nominal. Dari karakteristikkepekaan peralatan listrik terhadap tegangan

    dip[1]

    , penurunan tegangan tersebut tidak akan

    Semarang, 24-25 Nopember 2005 A-72

  • 8/13/2019 Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model Emtp

    7/7

    SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 200

    Teknik Elektro Fak. Teknik Universitas Diponegoro

    mengganggu beban pada titik gangguan dan jugatidak cukup mengganggu tegangan pada feederparalel yang berhubungan langsung.

    Dari hasil kedua simulasi menunjukkan

    bahwa besar tegangan dip yang terjadi pada titik

    ukur yang sama adalah berbeda antara gangguansatu fasa ke tanah pada belitan primertransformator dan pada terminal beban SDP PPE2. Tegangan dip yang terjadi di terminal bebanSDP PPE 2 saat gangguan satu fasa ke tanah

    berada di terminal beban SDP PPE 2 lebih besar,dibandingkan saat gangguan satu fasa ke tanahberada di belitan primer transformator. Hal inidipengaruhi oleh besar arus gangguan danimpedansi dari sumber ke titik gangguan.

    Pada kasus gangguan satu fasa ke tanah

    yang terjadi pada terminal beban SDP PPE 2,setelah gangguan hilang tegangan di fasa A, B

    dan C mengandung komponen harmonisa.Komponen harmonisa ini timbul akibat pengaruhkonstanta konstanta saluran yang terdapat antaratitik sumber dan titik gangguan. Komponen ini

    akan semakin berkurang di fasa fasa yang sehat.Untuk melihat hasil simulasi dalam

    bentuk angka dapat dilihat pada tabel 2. Padatabel ini diperlihatkan pengaruh kegagalan padabelitan primer transformator fasa A dan pengaruhkegagalan pada terminal beban SDP PPE 2 fasa

    A.

    Tabel 2. Amplitudo tegangan dip

    TerminalTeg.Nom.

    ( volt )

    Fasa A

    ( volt )

    Fasa B

    ( volt )

    FasaC

    ( volt )

    Kegagalan Kawat Tanah Pada Terminal Primer

    Transformator

    Sek. Trafo 233 227 234 232

    SDP PPE 2 238 232 239 237

    SDP PP1 234 229 235 234

    Kegagalan Kawat Tanah Pada Terminal

    Beban SDP PPE 2Sek. Trafo 233 224 232 232

    SDP PPE 2 238 222 242 236

    SDP PP 1 234 225 235 234

    KESIMPULAN1. Tegangan dip akibat gangguan satu fasa ke

    tanah pada belitan primer transformatorhanya menimbulkan sedikit masalah dengantegangan di terminal beban, sehingga dariperbandingan hasil simulasi dengankarakteristik kepekaan peralatan listrikterhadap tegangan dip, tidak ada peralatan

    yang akan gagal bekerja.2. Dari perbandingan hasil simulasi tegangan

    dip akibat gangguan satu fasa ke tanah diterminal beban SDP PPE 2 dengan

    karakteristik kepekaan peralatan listrikterhadap tegangan dip, tidak ada peralatan

    yang akan gagal bekerja baik pada titikgangguan dan pada feeder paralel yangberhubungan langsung.

    4. Besar tegangan dip akibat hubung singkat

    satu fasa ke tanah tergantung pada besar arus

    gangguan dan impedansi dari sumber ke titikgangguan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Dave M., Mark McGranaghan, Effect of

    Voltage Sags in Proses Industry Aplication,http://www.dranetz-bmi.com/pdf/ProcessIndustryAplications.pdf,Juni 2005.

    2. EPRI,Electromagnetic Transients Program (EMTP ), Version 1, Revised Rule Book,Vol.1:Main Program, EPRI EL-4541-CCMP,

    Palo Alto, California, April 1986.3. EW. Gunther, H. Mehta, A Survey of

    Distribution System Power Quality

    Preliminary Results,

    http://www.enernex.com/staff/papers.htm,Juni 2005.

    4. Istantri Pratiwi, Program Komputer Untuk

    Menghitung Dan Menganalisa Beban Listrik

    Studi Kasus Di Fakultas Teknik UNDIP,Tugas Akhir, Teknik Elektro UNDIP, 2004.

    5. RC. Dugan,Electrical Power System Quality,McGraw-Hill, New York, 1996.

    6. Sulasno, Ir., Teknik dan Sistem Distribusi

    Tenaga Listrik, Universitas Diponegoro,Semarang, 2001.

    7. Wu Jun, Simulation of Power QualityProblem an a University Distribution System,Guangxi Water Resources & Electric Power

    Design Institute, PR. China.

    http://www.itee.uq.edu.au/~saha/pqpaper.pdf, Juni 2005

    8. Zuhal,Dasar Tenaga Listrik Dan ElektronikaDaya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1992.

    Semarang, 24-25 Nopember 2005 A-73

    http://www.dranetz-bmi.com/pdf/ProcessIndustryAplications.pdfhttp://www.dranetz-bmi.com/pdf/ProcessIndustryAplications.pdfhttp://www.enernex.com/staff/papers.htmhttp://www.itee.uq.edu.au/~saha/pqpaper.pdfhttp://www.itee.uq.edu.au/~saha/pqpaper.pdfhttp://www.itee.uq.edu.au/~saha/pqpaper.pdfhttp://www.itee.uq.edu.au/~saha/pqpaper.pdfhttp://www.enernex.com/staff/papers.htmhttp://www.dranetz-bmi.com/pdf/ProcessIndustryAplications.pdfhttp://www.dranetz-bmi.com/pdf/ProcessIndustryAplications.pdf