SIMULASI PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN · PDF fileramah lingkungan. ... Limbah kotoran ternak...
Transcript of SIMULASI PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN · PDF fileramah lingkungan. ... Limbah kotoran ternak...
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
23
SIMULASI PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK DAN SAMPAH
ORGANIK MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8
(STUDI KASUS PADA BPLH MAJALENGKA)
Tri Ferga Prasetyo 1Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Majalengka
Jl. K.H Abdul Halim No. 103 Majalengka 45418
Telp. (0233) 8187177, 082215559400
E-mail: [email protected]
ABSTRAKS
Simulasi pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik merupakan sebuah sistem informasi tentang
bagaimana cara pembuatan Biogas dan bertujuan untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan tentang
pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik yang memiliki keuntungan lebih dibandingkan gas
produksi masal yang lain. BPLH Majalengka menjadikan media sosialisasi pemberian informasi tentang
pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik. Simulasi ini ditujukan untuk para kelompok ternak
di Majalengka yang mana mendapatkan sebuah informasi tentang pemanfaatan kotoran ternak menjadi sebuah
Biogas dan cara pembuatan Biogas. Penelitian ini menggunakan metode Perancangan Model Dan Pemilihan
Program yang akan digunakan dalam pemodelan simulasi dengan menggunakan software language graph
(Macromedia Flash 8) serta eksperimen model simulasi yang telah melalui tahap verifikasi dan kemudian akan
melalui tahap validasi model agar model dapat dipakai sebagai dasar untuk menganalisis. Simulasi ini terdiri dari
dua faktor yaitu pembuatan Biogas dan pengaplikasiannya terhadap kompor gas dan generator listrik.
Kata Kunci: Simulasi, Biogas, Kotoran Ternak Dan Sampah Organik
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan komponen penting untuk
menunjang aktivitas dan usaha produktif, dalam
menghasilkan barang dan jasa. Sumber energi dapat
berasal dari energi fosil, energi matahari, air, angin
atau energi dari sumber daya hayati (bioenergi).
Kelangkaan bahan bakar minyak sudah tidak dapat
dipungkiri lagi. Persediaan minyak bumi di dunia
makin lama makin menipis dan harganya makin
melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi,
kebutuhan akan sumber energi makin meningkat,
terutama dari minyak bumi. (Wahyuni, 2011 : 34).
Untuk itu, sumber energi selain minyak bumi
sangat diperlukan salah satunya adalah bioenergi.
Bioenergi merupakan sumber energi (bahan bakar)
yang dihasilkan oleh sumber daya hayati seperti
tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, dan limbah
peternakan dan pertanian. Jenis energi yang
dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas (biogas),
cair (biofuel), atau padat (biomass). Energi tersebut
selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan
panas (kalor), gerak (mekanik), dan listrik
tergantung pada alat yang digunakan dan kebutuhan
dari pengguna. (Burhani, 2009).
Dengan kekayaan dan keragaman sumber daya
hayati yang ada di Indonesia, pemanfaatan bioenergi
merupakan pilihan yang tepat dalam rangka
penyediaan energi yang terbarukan, murah, dan
ramah lingkungan. Salah satu sumber energi
terbarukan yang berasal dari sumber daya alam
hayati adalah biogas. Biogas adalah gas yang
dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang
relatif kurang oksigen (anaerob). Sumber bahan
baku untuk menghasilkan biogas yang utama adalah
kotoran ternak, dapat juga berasal dari sampah
organik. (Hermawan, 2007).
Namun sampai saat ini pemanfaatan limbah
kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dalam
bentuk biogas ataupun bioarang sangat kurang
karena teknologi dan produk tersebut merupakan hal
yang baru di masyarakat. Padahal biogas merupakan
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan
terbarukan, dapat dibakar seperti gas elpiji (LPG)
dan dapat digunakan sebagai sumber energi
penggerak generator listrik. Prospek pengembangan
teknologi biogas ini sangat besar terutama di daerah
pedesaan dimana sebagian besarnya masyarakat
bekerja dibidang peternakan dan pertanian. Pada
umumnya masyarakat yang berprofesi sebagai petani
mempunyai hewan ternak seperti unggas, kambing,
sapi, kerbau, dan lain-lain. Selama ini limbah
kotoran ternak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk
itupun kurang optimal. Limbah kotoran ternak yang
menumpuk menimbulkan efek pencemaran seperti
pencemaran terhadap air tanah, pencemaran
terhadap udara, dan memicu timbulnya efek rumah
kaca. (Mochammad, 2007).
Untuk itu dikembangkan teknologi baru untuk
memanfaatkan dan menaikkan nilai keekonomisan
dari limbah tersebut salah satunya dengan jalan
memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan
biogas. (Wahyuni, 2011: 46).
Menerapkan teknologi baru kepada masyarakat
desa merupakan suatu tantangan tersendiri akibat
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
24
rendahnya latar belakang pendidikan, pengetahuan
dan wawasan yang mereka miliki. Terlebih lagi pada
penerapan teknologi biogas. Tidak pernah
terbayangkan bahwa kotoran lembu bisa
menghasilkan api. (Wahyuni, 2011: 47).
Perlu waktu untuk mensosialisasikan Biogas
kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat
mengetahui manfaat menggunakan energi alternatif
seperti biogas ini. Metode yang dipergunakan untuk
mensosialisasikan Biogas adalah dengan memilih
sebuah keluarga sebagai Khalayak Sasaran Antara
(KSA) yang diharapkan menjadi pelopor dan bisa
mengembangkan Biogas itu kepada Masyarakat
sebagai khalayak Sasarannya. (Wahyuni, 2011: 47).
2. PEMBAHASAN
2.1 Formulasi Masalah
Formulasi masalah merupakan suatu langkah
yang sangat penting dalam perancangan model
simulasi. Formulasi masalah yang tidak tepat tidak
akan mungkin menghasilkan model yang tepat
(akurat). (Andianto, 2011). Formulasi masalah
merupakan suatu kegiatan untuk memilih satu
permasalahan yang dianggap paling penting untuk
diselesaikan saat itu dari sekian banyak
permasalahan. Hal-hal berikut diungkapkan dalam
formulasi masalah :
a. Identifikasi Keputusan Dari Keadaan
Masalah yang Ada :
1. Masyarakat tidak menghiraukan kondisi gas
bumi yang tiba-tiba bisa langka dan akan
semakin hilang.
2. Kelompok ternak/masyarakat ingin
mencoba memiliki terobosan terbaru untuk
mengurangi kelangkaan gas bumi dan
kenaikan harga minyak dunia yang
berakibat besar terhadap gas yang
digunakan. Dengan adanya Biogas yang
terbuat dari bahan organik yang baik untuk
menghasilkan gas yang berguna dan aman,
maka hal inilah yang diinginkan, tetapi hal
ini belum ada tuntunan pasti dan kelebihan-
kelebihan yang diketahui dari pembuatan
Biogas dan pemakaiannya.
3. Pada dasarnya kelompok ternak/masyarakat
masih awam untuk membuat Biogas yang
mana bahan-bahan, alat-alat serta cara
pembuatannya belum mengetahui pasti.
4. Masyarakat Majalengka yang berprofesi
sebagai peternak atau kelompok ternak
didaerahnya tidak dapat memanfaatkan
hasil dari kotoran yang dapat dijadikan
Biogas yang mana dapat bermanfaat bagi
kehidupan keluarga ataupun pembangkit
listrik.
5. Masyarakat masih kurang sadar dengan
keberadaan sampah organik di
lingkungannya yang dapat di manfaatkan
menjadi Biogas.
6. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
kurang merata mensosialisasikan
bagaimana pemanfaatan sampah organik
dan kotoran ternak menjadi Biogas kepada
masyarakat yang khususnya berprofesi
sebagai peternak ataupun home industry
pembuat gas alami dilingkungannya karena
keterbatasan media informasi. (BPLH
Majalengka, 2010) b. Spesifikasi Pembatas Masalah Keputusan.
Spesifikasi batasan ini berfungsi untuk
bagaimana keharusan sebuah aktifitas yang harus
mengikuti prosedur yang harus dijalani agar
sistem tersebut berjalan sesuai dengan aturan
awal. Oleh karena itu, batasan ini dapat di
kelompokan sebagai berikut:
1. Pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan
sampah organik ini harus memiliki bahan-
bahan yang sudah dipilah-pilah dahulu dan
dicacah hingga hanya sampah organik saja
dan kotoran yang baik adalah yang
berkarakter seperti berbau busuk atau fisik
yang busuk (bertubuh lapuk atau lembek).
2. Pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan
sampah organik ini harus memiliki kotoran
ternak yang baik dan sudah ditentukan
dalam contoh simulasi ini yaitu kotoran
sapi karena zat-zat hara yang terkandung
banyak dibandingkan dengan kotoran-
kotoran ternak lainnya (kambing, kerbau,
ayam, babi, itik dan lain-lain).
3. Pembuatan Biogas dari kotoran ternak dan
sampah organik ini harus memiliki alat-alat
yang sudah ditentukan dan tidak usang agar
dapat berjalan sesuai yang di contohkan
dalam simulasi.
4. Tempat pembuatan Biogas dari kotoran
ternak dan sampah organik ini harus sesuai
dengan yang diperintahkan oleh BPLH
Majalengka yaitu dekat dengan kandang
ternak dan jauh dari hiruk pikuk kota.
5. Proses penyimpanan yang baik adalah
penyimpanan menggunakan bantuan cahaya
matahari (Aerob).
6. Tambahan zat pengurai untuk
memepercepat fermentasi. (BPLH
Majalengka, 2010)
c. Mendefinisikan Ukuran Kinerja Sistem dan
Fungsi Tujuan :
Didalam simulasi ini ada beberapa
tahapan yang meliputi lajunya proses
simulasi berjalan. Beberapa faktor yang
mempengaruhinya adalah menu, iklan dari
instansi terkait, proses pembuatan Biogas
dari kotoran ternak dan proses pembuatan
Biogas dari sampah organik. Oleh karena
itu inilah proses cara-cara Pembuatan
Biogas dari kotoran ternak dan sampah
organik seperti gambar 1. Alur Proses
Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
25
dan gambar 2. Alur Proses Pembuatan
Dari Sampah Organik :
Bak
Penampungan
Air Kotoran
Ternak
Aktifator
(M4)
Digester
Aduk
Plastik
Penampung gas
Mesin dieselKompor Gas
Kompresor
Rumah
Tangga
Gambar 1. Alur Proses Pembuatan Biogas Dari
Kotoran Ternak
(Sumber : BPLH Majalengka, 2010)
a. Siapkan bahan berupa kotoran ternak.
b. Masukan kotoran ternak tersebut kedalam bak
penampungan.
c. Tambahkan air untuk campuran agar mudah
masuk kedalam digester
d. Tambahkan cairan bakteri pada saat awal
pembuatan untuk mempercepat fermentasi
pada kotoran tersebut.
e. Mengaduk bahan-bahan tersebut hingga
tercampur rata.
f. Membuka penutup lubang dan memasukan
bahan campuran tersebut kedalam digester
hingga penuh melalui lubang pemasukan.
g. Diamkan selama 1 minggu atau 7 hari agar
terbentuk gas yang diinginkan, lakukan
pengadukan bahan setiap lima hari sekali
melalui lubang pemasukan.
h. Setelah 1 minggu atau 7 hari, Biogas terbentuk
dan di tampung ditempat penampungan gas
yang terbuat dari plastik transparan.
i. Setelah gas yang telah ditampung ditempat
penampungan gas plastik cukup banyak dan
sebelum di salurkan ke kompor atau diesel
maka gas akan di salurkan terlebih dahulu ke
composer agar penggunaan gas tersebut stabil.
j. Setelah dari Komposer gas akan di salurkan ke
kompor gas dan mesin disel sementara dari
mesin diesel akan menghasilkan listrik untuk
kepentingan sehari-hari begitu juga dengan
kompor gas.
Bak
Penampungan
AirKotoran
Ternak
Aktifator
(M4)
Digester
Aduk
Plastik Penampung
gas
Rumah Tangga
Untuk Masak
Sampah
Organik
Pengolahan
Amplas
Pupuk
PadatPupuk Cair
Digester
Gambar 2. Alur Proses Pembuatan Biogas Dari
Sampah Organik
(Sumber : BPLH Majalengka, 2010)
a. Siapkan bahan berupa kotoran ternak (sapi)
dan sampah organik yang telah dicacah.
b. Masukan kotoran ternak kedalam tempat
penampungan sementara untuk proses awal
pembuatan Biogas.
c. Tambahkan air kedalam tempat penampungan
sementara dan aduk hingga rata untuk
mempermudah masuknya kotoran ternak
kedalam digester.
d. Membuka penutup lubang yang ada dibagian
dasar tempat penampungan sementara agar
kotoran ternak dan air yang telah tercampur
masuk kedalam digester.
e. Masukan sampah organik hasil pencacahan
kedalam tempat penampungan sementara.
f. Tambahkan air kedalam tempat penampungan
sementara agar mempermudah masuknya
bahan organik kedalam digester.
g. Masukan M4 (bakteri pengurai) untuk
mempercepat fermentasi sampah organik saat
didalam digester.
h. Aduk campuran bahan tersebut yang ada
didalam tempat penampungan sementara
hingga merata sebelum dimasukan kedalam
digester.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
26
i. Buka penutup lubang yang ada didasar
penampungan sementara lalu bahan tercampur
dengan kotoran ternak yang berada didalam
digester.
j. Diamkan selama 7 hari agar terbentuk gas
yang diinginkan, bakteri pengurai melakukan
fermentasi pada bahan-bahan yang ada
didalam digester proses ini dilakukan selama 7
hari.
k. Setelah 7 hari gas terbentuk dan akan masuk
ketempat penampungan gas plastik, sebelum
masuk ke tempat penampungan gas, gas akan
masuk kedalam tangki pengontrol
l. Setelah gas tertampung cukup banyak maka
gas tersebut siap untuk digunakan dalam artian
dapat langsung ke kompor gas. d. Mengembangkan model struktur awal yang
menghubungkan masalah sistem dan ukuran
kinerja. Hasil dari semua yang telah dikembangkan
menghasilkan model struktur yang sesuai
dengan varibel sistem dan ukuran kinerja
sistem yaitu:
1. Simulasi ini dijadikan sebagai media
informasi yang dapat disosilisasikan
oleh instansi Majalengka yang
bergerak dibidang pengelolaan
lingkungan hidup (BPLH).
2. Simulasi ini bertujuan untuk
memberikan informasi yang bertitik
beratkan terhadap kesadaran
masyarakat khususnya masyarakat
Majalengka pada masalah pengelolaan
sampah dan pemanfaatannya menjadi
lebih bermanfaat terlebih kedalam
memanfaatkan energi alternatif gas
bumi buatan (Biogas).
3. Hambatan yang didapat dalam
pembuatan Biogas, dapat dijauhkan
dari hasil informasi simulasi ini.
4. Memberikan software media informasi
multimedia kepada BPLH Majalengka
untuk keperluan sosialisasi tentang
pengelolaan lingkungan hidup.
Ke empat hal ini menyimpulkan bahwa
semua yang telah dibahas sesuai dengan
model yang dikembangkan dengan varibel
dan ukuran kinerja sistem yang dibuat
dalam tahap identifikasi hingga tahap
perancangan ini. (BPLH Majalengka, 2010)
2.2 Pengumpulan Data dan Analisis Data
2.2.1 Pengumpulan Data
Data diperlukan untuk percobaan model.
Verifikasi dan validasi model dapat dilakukan
dengan adanya data. Dalam validasi dan verifikasi,
analisis menguji seberapa dekat model yang dibuat
dapat meniru sistem aslinya dengan membandingkan
output model dengan kinerja sistem. Output akan
diperoleh jika simulasi dijalankan untuk data
tertentu. Data bisa diperoleh dengan pengamatan dan
pelaporan pribadi, atau dengan membangkitkan
bilangan acak jika data historisnya sudah ada. Cara
kedua ini khususnya digunakan untuk model
probabilistik. Ukuran sampel tergantung dari biaya
yang bersedia dikeluarkan untuk keakuratan tertentu.
Tabel 1. Data Sampah
Komponen Sampah
Jumlah
(Juta
Ton/Tahun)
Komposisi
Rata-Rata
Organik
Sampah Dapur 22,4 58
Sampah Kertas 3,6 9
Sampah Kayu 1,4 4
Sampah Karet/Kulit 0,7 2
Sampah Kain 0,7 2
Sampah Organik Lainnya 2,3 6
Jumlah Sampah Organik 31,1 81
Anorganik
Sampah Plastik 5,4 14
Sampah Kaca 0,7 2
Sampah Metal/Logam 0,7 2
Sampah Anorganik Lainnya 0,5 1
Jumlah Sampah
Anorganik 7,4 19
Jumlah Total Sampah 38,5 100
(Sumber : BPLH Majalengka, 2010)
Peran sampah yang sering digunakan untuk
dijadikan Biogas dari sampah organik adalah
sampah dapur karena didalam sampah dapur
terdapat daun lapuk bekas bungkus makanan, buah
busuk dan lain-lain. Sampah ini dapat mempercepat
peran fermentasi zat-zat hara yang sudah
terfermentasi sebagian oleh bakteri menguntungkan
untuk itulah sampah dapur ini dijadikan bahan dasar
sampah organik yang baik. Seperti pada tabel 1.
Tabel 2. Data Kotoran Ternak
(Sumber : GAPOKTAN Majalengka, 2010)
Jenis
Pupuk
Wujud
Bahan (%)
H2O
(%) N (%)
P2O5
(%) K2O
Pupuk
Kuda
Padat 80 75 0,55 0,30 0,40
Cair 20 90 1,35 - 1,25
Total - 78 0,70 0,25 0,55
Pupuk
Sapi
Padat 70 85 0,40 0,20 0,10
Cair 30 92 1,00 0,20 1,35
Total - 86 0,60 0,15 0,45
Pupuk
Kambing
Padat 67 60 0,75 0,50 0,45
Cair 33 85 1,35 0,05 2,10
Total - 69 0,95 0,35 1,00
Pupuk
Babi
Padat 60 80 0,55 0,50 0,45
Cair 40 97 0,40 0,10 0,45
Total - 87 0,50 0,35 0,40
Pupuk
Ayam Total - 55 1,00 0,80 0,40
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
27
Peran kotoran ternak yang sering digunakan
untuk dijadikan bahan pencampur biogas dari
kotoran ternak salah satunya adalah kotoran sapi
karena kotoran sapi memiliki kandungan yang
seimbang dan dapat mempercepat pembentukan
biogas. Biasanya kotoran sapi ini dijadikan zat
fermentasi organik yang bisa dijadikan bahan utama
dalam pembutan biogas. Seperti pada tabel 2.
2.2.2 Analisis Data
1. Rumusan Penyelesaian Masalah
Berdasarkan observasi lapangan terhadap
pengelolaan lingkungan hidup, maka masyarakat
harus mengetahui tentang pelestarian lingkungan
seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak
hanya itu masyarakat pun harus dapat memanfaatkan
sampah tersebut menjadi produk yang berguna
terlebih produk yang membantu dibidang
pemanfaatan energi alternatif (Biogas). Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) pun masih
direpotkan dengan pemilhan sampah tong organik
dan tong anorganik masih tercampur tidak sesuai
dengan kapasitas dan fungsinya. Maka dirumuskan
beberapa masalah untuk diselesaikan, yaitu :
1. Apakah simulasi yang dibuat akan memenuhi
informasi masyarakat tentang pemanfaatan
sampah dan kotoran ternak menjadi biogas ?
2. Apakah simulasi yang dibuat memenuhi
Aspek pembuatan biogas sesuai dengan
pembuatan yang nyata ?
3. Apakah dengan diimplementasikannya
simulasi ini, proses sosialisasi BPLH dalam
pengelolaan lingkungan menjadi lebih baik
dan dapat memenuhi tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap pembuatan biogas ? dan
apakah juga simulasi ini menambah nilai
kepraktisan bagi BPLH Majalengka dengan
para staf untuk melakukan sosialisasi ?
2. Evaluasi Permasalahan
Dari analisa sistem permasalahan tersebut, maka
penulis mengemukakan beberapa kekurangan sistem
yang ada. Adapun kekurangannya tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Proses pembuangan sampah masih belum
sadar merata untuk memasukannya kedalam
tong yang sudah disediakan (BPLH) dan
masih keliru sampah yang mana yang harus
dimasukan ke tong contoh (sampah organik
daun-daun sisa pembungkus makanan malah
dimasukan kedalam tong anorganik yang
seharusnya dimasukan kedalam tong
organik).
2. Proses sosilisasi masih kurang memadai
mendekati tujuan untuk dilakukan dilapangan
tentang pembuatan biogas dari kotoran ternak
dan sampah organik.
3. Proses pemberian materi sosialisasi masih
menggunakan teori-teori tulisan saja yang
mana tidak dapat mengerti sepenuhnya pada
saat nanti di uji dilapangan. 3. Usulan Penyelesaian Masalah
Pemberian sosialisasi BPLH menggunakan
media simulasi yang dibuat meliputi pengelolaan
sampah yang baik terhadap fungsi dan cakupannya,
pemberian informasi berbentuk simulasi kepada para
kelompok ternak ataupun masyarakat yang ingin
bergerak untuk memanfaatkan energi alternatif lebih
memahami lagi dalam pembuatan biogas dari
kotoran ternak dan sampah organik, masyarakat
Majalengka membantu BPLH dalam pengelolaan
sampah dan membantu kelompok ternak untuk
memanfaatkannya menjadi biogas begitupula
sebaliknya masyarakat dapat memanfaatkan data-
data dari pengelolaan sampah dan kotoran ternak
menjadi bisnis rumahan untuk membuat biogas dari
kotoran ternak dan sampah organik.
Adapun keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh sebagai berikut :
1. Proses pembuangan sampah disadarkan
untuk memasukannya kedalam tong yang
sudah disediakan (BPLH) dan mengerti
sampah yang mana yang harus dimasukan
ke tong contoh (sampah organik daun-daun
sisa pembungkus makanan dimasukan
kedalam tong organik yang sebelumnya
dimasukan kedalam tong anorganik).
2. Proses sosilisasi sudah memadai mendekati
tujuan untuk dilakukan dilapangan tentang
pembuatan biogas dari kotoran ternak dan
sampah organik karena dapat dilihat proses
pembuatannya di simulasi ini yang mudah
diserap dan dipahami para pelaku akan
mengerti bagaimana cara pembuatan biogas
tersebut.
3. Proses pemberian materi sosialisasi sudah
menggunakan media simulasi yang mana
akan dapat mengerti sepenuhnya pada saat
nanti di uji coba pembuatanya oleh masing-
masing peserta sosialisasi tentang
pembuatan biogas tersebut.
4. BPLH memiliki media sosialisasi tentang
pembuatan biogas dari kotoran ternak dan
sampah organik dengan memiliki unsur
multimedia.
5. Menghemat waktu dalam pemberian
sosialisasi.
6. Meningkatkan taraf infromasi yang sadar
akan perkembangan teknologi di BPLH
Majalengka.
4. Alur Proses Simulasi Dalam alur proses ini dibagi dua yaitu alur
proses simulasi utama dan alur proses sub sistem
simulasi. (Bambang, 2009 : 45), dapat digambarkan
pada gambar 3 dan gambar 4 :
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
28
START
MENU
UTAMA
KELUARINFOSUARAMULAI
PILIHAN
INFORMASI
MENJALANKAN
SIMULASI
PENGATURAN
SUARA
BIOGAS DARI
SAMPAH
ORGANIK
BIOGAS DARI
KOTORAN
TERNAK
PEPIL
IHAN
AUTOMATIK
USER
INTERAKTIF
USER
IKLAN
PEMANFAATN
SAMPAH
PROSES
TAHAPAN-TAHAPAN
SIMULASI
PEMILIHAN
KEMBALI
LANJUT
DAN
SETERUSNYA
TAHAP 5
TAHAP 4
TAHAP 3
TAHAP 2
TAHAP 1
Gambar 3. Alur Proses Simulasi Utama
START
TAMPILAN
UTAMA
BIOGAS DARI
SAMPAH
ORGANIK
BIOGAS DARI
KOTORAN
TERNAK
AUTOMATIK
USER
INTERAKTIF
USER
AUTOMATIK
USER
INTERAKTIF
USER
PEMILIHAN PEMILIHAN
IKLAN
PEMANFAATAN
SAMPAH
PROSES
TAHAPAN-TAHAPAN
SIMULASI SECARA
INTERAKTIF
PROSES
TAHAPAN-TAHAPAN
SIMULASI SECARA
AUTOMATIK
KEMBALI LANJUT
PEMILIHAN
KEMBALI
DAN
SETERUSNYA
TAHAP 2
TAHAP 1
Gambar 4. Alur Simulasi Subsistem
3. HASIL PEMBAHASAN
Implementasi dari simulasi sistem pembuatan
Biogas dari kotoran ternak dan sampah organik ini
di desain dengan menggunakan macromedia flash 8.
Dalam implementasi antarmuka ini terdapat menu
yang menjelaskan tentang menu utama, menu suara,
menu info, menu tampilan utama, menu pilihan,
menu simulasi Biogas kotoran ternak dan sampah
organik.
3.1 Menu Utama
Menu Utama ini merupakan tampilan awal dalam
simulasi pembuatan biogas dan didalam tampilan
tersebut terdapat beberapa tombol yang berfungsi
sesuai dengan kerjanya, untuk tampilan dilihat pada
gambar 5.
Gambar 5. Menu Utama
(Sumber : Zainul, 2007: 112)
Tampilan ini adalah tampilan Menu Utama
dimana fungsi ini dianjurkan untuk User yang ingin
menjalankan simulasi dengan cara memilih 4 button
menu yang disediakan. Button mulai untuk masuk ke
tampilan berikutnya, Button Suara untuk masuk
kedalam tampilan pengaturan suara, Button info
untuk masuk kedalam tampilan informasi langkah-
langkah menjalankan proses simulasi dan Button
keluar berfungsi untuk keluar dari simulasi ini.
Adapun Event-event yang dapat dijelaskan seperti
tabel 3.
Tabel 3 Event Menu Utama No Komponen Event
1 Button
Mulai
Up dan Over disaat User menggunakan
mouse mendekati tombolnya maka
tombolnya pun berubah warna dari
hijau ke warna biru dan ketika diklik
masuk ke menu tampil utama yaitu
Kotoran ternak dan sampah organik.
2 Button
Suara
Up dan Over disaat User menggunakan
mouse mendekati tombolnya maka
tombolnya pun berubah warna dari
hijau ke warna biru dan ketika diklik
masuk ke menu pengaturan suara.
Disana User dapat melakukan
penaraikan interval suara yang
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
29
No Komponen Event
diinginkan berbentuk tabung biogas
yang ditarik dari ujung batang sebelah
kanan ke kiri untuk memperbesar,
begitu pula sebaliknya untuk
memperkecil suara. Patokan suara
dapat dilihat dari simbol api yang
bergerak saat simbol itu sedikit maka
suara kecil begitupula sebaliknya
memperbesar.
3 Button Info Up dan Over disaat User menggunakan
mouse mendekati tombolnya maka
tombolnya pun berubah warna dari
hijau ke warna biru dan ketika diklik
masuk ke menu informasi penggunaan
simulasi.
4 Button
Keluar
Up dan Over disaat User menggunakan
mouse mendekati tombolnya maka
tombolnya pun berubah warna dari
hijau ke warna biru dan ketika diklik
keluar dari simulasi.
3.2 Menu Suara
Menu suara ini adalah tampilan yang
menerangkan tentang pengaturan suara dimana
terdapat tombol atau panel suara untuk memperbesar
dan memperkecil suara, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Menu Suara
(Sumber : Zainul, 2007: 112)
Tampilan ini adalah tampilan Menu Suara
dimana fungsi ini dianjurkan untuk User yang ingin
memperkecil/memperbesar suara backsound dari
simulasi dengan cara mengklik tombol tabung
biogas dimana cara kerjanya tabung tersebut diklik
drag sesuai dengan interval yang diinginkan,
semakin ditarik kesebelah kiri maka sumber suara
semakin mengecil, semakin ditarik kesebalah kanan
maka sumber suara semakin membesar. Adapun
Event-event yang dapat dijelaskan seperti tabel 4.
Tabel 4. Event Menu Suara No Komponen Event
1 Button
Tabung
Biogas
Up disaat User menggunakan
mouse menekan tombolnya maka
tombolnya pun ikut dengan
lajunya mouse dan mengikuti drag
yang User lakukan memiliki 2
pilihan yaitu didrag kearah kanan
memperbesar suara, memperkecil
suara.
2 Button
Kembali
Up dan Over disaat User
menggunakan mouse mendekati
tombolnya maka tombolnya pun
berubah warna dari biru ke warna
hitam muda dan ketika diklik
masuk ke menu sebelumnya.
3 Movie Clip
Api Biru
Gambar ini merupakan parameter
User disaat melakukan pengaturan
interval suara semakin daunnya
sedikit semakin suara mengecil
semakin daunnya banyak semakin
suara besar.
4 Graphic
Batang
Gambar yang berfungsi
memberikan track/jalur button
suara untuk memberikan
fungsinya.
3.3 Menu Info
Menu info ini adalah tampilan tentang penjelasan
tata cara menjalankan simulasi pembuatan biogas
dan di dalamnya terdapat beberapa perintah untuk
menjalankan simulasi tersebut, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Menu Info
(Sumber : Zainul, 2007: 113)
Tampilan ini adalah tampilan Menu Info dimana
fungsi ini dianjurkan untuk User yang ingin
mengetahui langkah-langkah menjalankan simulasi.
Bagaimana cara user untuk mengklik mouse yang
ada sesuai fungsinya, penekanan tombol lanjut
sesuai fungsinya untuk melanjutkan proses simulasi
dan tombol kembali yang diklik sesuai dengan
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
30
fungsinya yaitu kembali ke menu sebelumnya.
Adapun Event-event yang dapat dijelaskan seperti
tabel 5.
Tabel 5. Event Menu Info No Komponen Event
1 Gambar Button
Mouse
Memberikan informasi
kepada user bahwa mouse
yang diperlukan hanya klik
kiri pada tombol mouse yang
user genggam.
2 Gambar Button
Lanjut
Memberikan informasi
kepada user ketika diklik
bahwa fungsi dari tombol
lanjut untuk melanjutkan
proses simulasai ke tahapan
selanjutnya.
3 Gambar Button
Kembali
Memberikan informasi
kepada user ketika diklik
bahwa fungsi dari tombol
kembali untuk
mengembalikan kepada
menu sebelumnya.
3.4 Menu Tampil Utama
Gambar 8. Menu Tampil Utama
(Zainul, 2007: 114)
Tampilan ini adalah tampilan Menu Tampil
Utama dimana fungsi ini dianjurkan untuk User
memilih sistem simulasi yang diinginkan. Ada 2
pilihan Button Menu yang terdiri dari interaktif user
dan automatic user, dimana fungsi tertentu memiliki
kesamaan yang pasti dalam proses simulasinya
hanya perbedaan dalam bentuk fungsi interface yaitu
bahwa interaktif user memiliki 2 komponen penting
yaitu tombol lanjut dan kembali yang berfungsi
sebagaimana fungsi asal komponennya, jika
automatik user hanya memiliki 1 komponen penting
yaitu tombol kembali yang hanya berfungsi untuk
mengembalikan kepada menu sebelumnya karena
menu ini hanya dapat memperhatikan proses
simulasi tidak memiliki keterkaitan user untuk
mengatur jalanya simulasi. Adapun Event-event
yang dapat dijelaskan seperti tabel 6.
Tabel 6. Event Menu Tampil Utama No Komponen Event
1 Button
Interaktif
User
Up, Over dan Down disaat
User menggunakan mouse
mendekati tombolnya maka
tombolnya pun berubah
warna dari biru ke warna
putih dan ketika diklik pun
bergerak arah dan masuk ke
menu proses pembuatan
biogas.
2 Button
Automatik
User
Up, Over dan Down disaat
User menggunakan mouse
mendekati tombolnya maka
tombolnya pun berubah
warna dari biru ke warna
putih dan ketika diklik pun
bergerak arah dan masuk ke
menu proses pembuatan
biogas.
3 Button
Kembali
Up dan Over disaat User
menggunakan mouse
mendekati tombolnya maka
tombolnya pun berubah
warna dari biru ke warna
hitam dan ketika diklik
masuk ke menu sebelumnya.
4 Movie Clip
background
Gambar ini merupakan
gambaran dari latar tema
yang diusung yaitu
Pelestarian Lingkungan
Hidup sengaja warna biru
karena biasanya gas yang
ramah lingkungan yaitu
berwarna biru.
3.5 Menu Pilihan
Menu Pilihan ini adalah tampilan sesudah user
memilih tombol mulai yang didalamnya terdapat dua
tombol yang berfungsi untuk membuat biogas dari
bahan kotoran ternak atau sampah organik, Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
31
Gambar 9. Menu Pilihan
(Astuti, 2006 : 65)
Tampilan ini adalah tampilan Menu Pilihan
dimana fungsi ini dianjurkan untuk User memilih
menu simulasi yang ingin dijalankan. Ada 2 pilhan
komponen yaitu Button kotoran ternak dan Button
sampah organik. Simulasi yang dipilih memiliki
beberapa proses pembutan dan pengaplikasian hasil
dari pembuatan biogas tersebut. Adapun Event-event
yang dapat dijelaskan pada tabel 7.
Tabel 7. Event Menu Pilihan No Komponen Event
1 Button
Kotoran
Ternak
Movie Clip Button yang mana
tombol yang diklik masuk
kedalam proses pemilihan
interaktif user dan automatic user
tidak hanya itu Button ini juga
bergerak karena menggunakan
kaidah simbol movie clip.
2 Button
Sampah
Organik
Movie Clip Button yang mana
tombol yang diklik masuk
kedalam proses pemilihan
interaktif user dan automatic user
tidak hanya itu Button ini juga
bergerak karena menggunakan
kaidah simbol movie clip.
3 Button
Kembali
Up dan Over disaat User
menggunakan mouse mendekati
tombolnya maka tombolnya pun
berubah warna dari biru ke warna
hitam dan ketika diklik masuk ke
menu sebelumnya.
4 Graphic
Background
Gambar ini merupakan gambaran
dari latar tema yang diusung yaitu
Pelestarian Lingkungan Hidup
sengaja warna biru karena
biasanya gas yang ramah
lingkungan yaitu berwarna biru.
3.6 Menu Simulasi (Sebagian)
Tampilan ini adalah tampilan proses memasukan
kotoran ternak kedalam tempat penampungan
sementara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 10.
Gambar 10. Simulasi Proses Pemasukan Kotoran
Ternak
(Astuti, 2006: 69)
Tampilan ini adalah tampilan proses memasukan
kotoran ternak kedalam tempat penyimpanan
sementara untuk diolah dan dimasukan kedalam
digester untuk dijadikan bahan pembuatan biogas
organik cair. Adapun Event-event yang dapat
dijelaskan seperti tabel 8.
Tabel 8. Simulasi Proses Pemasukan Kotoran
Ternak No Komponen Event
1 Gambar Movie
Clip Kotoran
Ternak
Gambar yang memberikan
penjelasan tentang kotoran
ternak dimasukan kedalam
tempat penyimpanan sementara
dengan cara di tuangkan
kedalam tempat itu.
2 Gambar Movie
Clip Digseter
Gambar ini menjelaskan
menunggu proses hasil
selanjutnya. Yang fungsinya
untuk proses fermentasi bahan
menjadi biogas.
3 Gambar Movie
Clip Tempat
Penyimpanan
Sementara
Gambar ini menjadi tempat
penyimpanan sementara bahan-
bahan sebelum diolah tempat
ini memiliki lubang klep
didasar permukaan yang bisa
dibuka untuk mengalirkan
bahan kedalam digester.
4 Gambar Button
Lanjut
Memberikan informasi kepada
user ketika diklik bahwa fungsi
dari tombol lanjut untuk
melanjutkan proses simulasai
ke tahapan selanjutnya.
5 Gambar Button
Kembali
Memberikan informasi kepada
user ketika diklik bahwa fungsi
dari tombol kembali untuk
mengembalikan kepada menu
sebelumnya.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
32
4. KESIMPULAN
Dari hasil uraian yang telah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya, maka dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Memanfaatkan fasilitas komputer diharapkan
mampu menghasilkan proses sosialiasi yang
lebih interaktif bagi user.
2. Mengetahui tingkat perkembangan pembuatan
biogas yang baik dengan memanfaatkan
sampah organik dan kotoran ternak terhadap
pengelolaan lingkungan hidup.
PUSTAKA
Astuti, Dwi. 2006. Teknik Membuat Animasi
Profesional Menggunakan Macromedia Flash 8.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Andianto. 2011. Aliran Slurry di dalam Digester
Biogas Tipe Aliran Kontinyu. Skripsi diterbitkan.
Depok: Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Mesin Universitas Indonesia.
Bambang Sridadi. 2009 Pemodelan dan simulasi
sistem. Bandung : Informatika.
BPLH Majalengka. 2010. Draft Penyusunan Detail
Engineering Design (DED) Persampahan.
Majalengka: BPLH Majalengka.
Burhani Rahman, Biogas, Sumber Energi Alternatif,
http://www.energi.lipi.go.id (tgl 17 januari 2009)
Gapoktan Majalengka. 2010. Draft Laporan Kotoran
ternak perternakan dan pertanian. Majalengka:
Gapoktan Majalengka Dinas Perternakan
Majalengka.
Hermawan, Beni dkk. 2007. Pemanfaatan Sampah
Organik sebagai Sumber Biogas Untuk
Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya
Tulis Ilmiah Mahasiswa. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Mochammad, J. Ir., 2007, Teknik Membuat Dan
Memanfaatkan Unit Gas Bio, Gadjah Mada
University Press.
Wahyuni, Sri M.P. 2011. Biogas. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya PT. Media Inovasi Transfer.
Penerbit Bandung: Informatika.
Zainul Fanani dan Diginnovac 2007. Bermain logika
action script Macromedia flash pro 8: Penerbit
PT Elex media komputindo kelompok gramedia,
Jakarta.