SIMULASI ESTIMASI POPULASI

56
SIMULASI ESTIMASI POPULASI I. PENDAHUALUAN A. Latar Belakang Ekologi adalah ilmu yang membicarakan tentang hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses hubungan timbal balik atau interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan dengan lingkungan sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup organisme. Semua individu yang hidup dalam suatu daerah membentuk suatu populasi. Dan beberapa populasi spesies yang cenderung untuk hidup bersama di suatu daerah geografis tertentu membentuk suatu komunitas ekologi dimana suatu komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia disekelilingnya secara bersama-sama membentuk suatu ekositem yang dipelajari dalam ekologi Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan hipotesis deduktif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis. Pada praktikum ini, kita mencoba untuk mensmulasi sebuah populasi. Dengan menggunakan kancing , kita akan mencoba

description

Estimasi populsi

Transcript of SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Page 1: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

SIMULASI ESTIMASI POPULASI

I. PENDAHUALUAN

                                                                                                                                                              A. Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang membicarakan tentang hubungan timbal balik antara organisme

dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses hubungan timbal balik

atau interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan dengan

lingkungan sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup organisme. Semua

individu yang hidup dalam suatu daerah membentuk suatu populasi. Dan beberapa populasi

spesies yang cenderung untuk hidup bersama di suatu daerah geografis tertentu membentuk

suatu komunitas ekologi dimana suatu komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia

disekelilingnya secara bersama-sama membentuk suatu ekositem yang dipelajari dalam

ekologi

Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ekologi merupakan

cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan hipotesis deduktif, yang menggunakan

pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena

ekologis.

Pada praktikum  ini, kita mencoba untuk mensmulasi sebuah populasi. Dengan menggunakan

kancing , kita akan mencoba menghitung jumlah pupulasi dengan menggunakan metoda

eschmeyer dan Schumacher.

Page 2: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum  ini adalah :

1.      Menduga sebuah populasi dengan metode eschmeyer dan Schumacher.

2.      Mengaplikasikan metode CMRR pada pengestimasian popolasi.

Page 3: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

II. TINJAUAN PUSTAKA

Populasi didefinisikan sebagai kelompok kolektif organisme. Organisme dan spesies yang

sama ( kelompok-kelompok lain di mana individu-individu dapat bertukar informasi genetika

) menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan

sifat milik individu di dalam kelompok itu. Populasi mempunyai sejarah hidup dalam arti

mereka tumbuh, mengadakan pembedaan-pembedaan dan memelihara diri seperti yang

dilakukan oleh organisme. Sifat-sifat kelompok seperti laju kelahiran, laju kematian,

perbandingan umur, dan kecocokan genetik hanya dapat diterapkan pada populasi

(Resosoedarmo, 1990).

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.

Contoh populasi dari komunitas sungai dapat berupa populasi rumput, populasi ikan, populasi

kepiting, popuasi kerang, populasi sumpil, dan lain-lain. Contoh populasi dari komunitas

sawah dapat berupa populasi padi, populasi tikus, populasi ular, dan lain-lain. Antara

populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut

(Heddy, 1986):

1.    Alelopati

Merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat

menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang

ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada

mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp.

dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

Page 4: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

2.    Kompetisi

Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama

sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan

antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu

akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu

dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak

kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan

ada yang kurang erat.

Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut (Tarumingkeng, 1994):

a.     Netral

Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat

tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya :

antara capung dan sapi.

b. Predasi

Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat

sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai

pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan

burung hantu dengan tikus.

c. Parasitisme

Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme

hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat

merugikan inangnya.

d. Komensalisme

Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam

bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan

dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.

e. Mutualisme

Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling

menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar

kacang-kacangan.

Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap

kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya

Page 5: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasimerupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan

estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya (Resosoedarmo, 1990).

Metode Capture-Recapture seringkali sulit digunakan untuk menduga ukuran populasi alami.

Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode Capture-Recapture sulit

dilaksanakan di lapangan. Untuk itu dilakukan metode Removal Sampling yang tidak  

melepaskan kembali hewan yang telah disampling. Contoh metode Removal Sampling adalah

Metode Zippin yang dilakukan dengan cara penangkapan pertama tidak dilepaskan kembali,

kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga

hewan tidak dilepaskan kembali. Sehingga dengan menggunakan persamaan Zippin dapat

diduga populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2009).

Page 6: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

III. METODOLOGI KERJA

A. Waktu dan Tempat

Praktikum dlaksanakan pada tanggal 7 november 2013. Bertempat di laboratorium ekologi.

Jurusan Biologi. Fakultas metematika dan ilmu pengetahuan alam. Universitas lampung.

B. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah :

Toples plastic, kancing dalam 2 warna.kertas estimasi, dan kalkulator.

C. Cara kerja

1. memasukkan sejumlah kancing berwarna biru pada sebuah toples.

2.  mengambil secara acak kancing-kancing tersebut, lalu menghitung berapa kancing yang

terambil.

3. mengganti sejumlah kancing biru yang terambil tersebut dengan kancing warna coklat,

sebagai individu yang di tandai.

4. melakukan kembali hal yang sama seperti kegiatan  2 & 3.

5.bila kancing coklat terambil kembali, maka tidak perlu di ganti dengan kancing lain.

6. melakukan pencatatan terhadap pengambilan sebanyak 10 kali.

Page 7: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data pengamatan

Table.1 data estimasi populasi

A C M T R M2 C.M2 M.R R2 R2/C

1 12 - - - 0 0 0 0 0

2 14 12 13 1 144 2016 12 1 0,0714

3 21 25 21 0 625 13125 0 0 0

4 23 46 18 5 2116 48668 230 25 1,0869

5 15 64 12 3 4096 61440 192 9 0,6

6 17 76 16 1 5776 98192 76 1 0,0588

7 26 92 24 2 8464 220064 184 4 0,15388 25 116 19 6 13456 336400 696 36 1,449 22 135 15 7 18225 400950 945 49 2,.227210 18 150 13 5 22500 405000 750 25 1,3888

Jumlah 75.402 1.585.855 3085 150 7,0269

B. Pembahasan

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk

jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan

penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas,

tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak

begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung

dengan membandingkan kepadatan suatu jenis

Page 8: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya

dinyatakan dalam bentuk persentase.

Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua

cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan

besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan

dihitung. Misalnya untuk menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat

digunakan metode kuadarat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan

metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap

misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture

mark release recapture (CMRR). Metode CMRR  dapat di terapkan dengan asumsi- asumsi

bahwa :

a. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.

b. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.

c.  Populasi harus dalam sistem tertutup  (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung).

d.  Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.

e. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya.

f.  Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis kelamin

dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk ditangkap.

g.  Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.

Penandaan yang dilakukan pada individu dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

dengan menggunakan cat yang sukar luntur, dengan memotong bagian sirip atau bulu di

sayap, dengan menggunakan cincin penanda, atau untuk teknologi yang modern dapat

dilakukan dengan menggunakan chip yang dapat memberikan sinyal. Selagi tanda resebut

tidak menggangu aktifitas hidup dari organisme yang di tandai.

Bila kita ingin langsung mengestimasi populasi, biasanya data akan menjadi bias, hal ini

dikarenakan sulit menemukan nilai pasti suatu kelompok makhluk hidup pada daerah terbuka,

kecuali individu tersebut terisolasi. Sulitnya mendapatkan nilai pasti dari suatu populasi

Page 9: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

dikarenkan gangguan-gangguan yang datang dari lingkungan tempat populasi tersebut

tinggal, bisa saja suatu populasi yang diamati mengalami kematian akibat suatu penyakit atau

kegiatan predasi oleh organisme yang dalam rantai makan merupakan pemakan individu yang

sedang diamati tersebut.

Pada praktikum, kancing berwarna biru dianggap sebagai individu yang belum di tandai,

sedangkan kancing biru yang terambil akan di gantikan oleh kancing coklat yang dianggap

sebagai indivudu yang tertangkap dan di tandai. Saat terambil misalkan 10 buah berwarna

biru, maka akan di ganti dengan sejumlah yang diambil dengan kancing warna coklat dan

dikembalikan kembali ke toples untuk mengaplikasikan release pada metode CMRR.

Pada saat praktikum terdapat beberapa jenis simbol antara lain:

S : menandai banyak kali pengambilan

C : untuk menyatakan jumlah kancing yang terambil pada pengambilan ke n

M : untuk menyatakan jumlah individu baru yang di tandai pada pengambilan ke na + nb

T : untuk menyatakan jumlah individu tertangkap yang belum tertandai

R : untuk menyatakan individu yang tertangkap lagi pda pengambilan ke n, namun sudah

bertanda.

Pada hasil perhitungan (terlampir) di dapati bahwa dengan menggunakn perhitungan rumus

schaumacher dan eschmeyer, nilai a adalah 514, 0534 sedangkan nilai variancenya di dapat b

= 0,1139. Dengan diketahuinya nilai a dan b nya maka dapat dihitung nilai standar erornya

yaitu sebesar 70, 818.

Besarnya nilai dari standar eror ini diakibatkan karena jumlah pengambilan sampel yang

tidak konsistan, terkadang terambil sedikit, kadang pula terambil banyak. Dengan tingginya

nilai standar eror ini maka dapat dinyatakan bahwa simulasi estimasi yang dilakukan datanya

tidak baik atau tidak valid.

Page 10: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah :

1.      Data hasil estimasi dinyatakan tidak baik

2.      Ketidakbaikan data di karenakan nilai standar erornya besar

3.      Besarnya nilai SE karena pengmbilan individu tidak konsisten jumlahnya.

Page 11: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

DAFTAR PUSTAKA

Heddy, Suwasono. 1986. Pengantar Ekologi. CV Rajawali. Jakarta.Resosoedarmo, Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya. Jakarta.Soegianto, Agoes. 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.Tarumingkeng, R. C. 1994. Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.Umar, M. Ruslan. 2004. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Universitas Hasanuddin. Makassar.

METODE SAMPLING BIOTIK UNTUK MENDUGA

POPULASI HEWAN BERGERAK

NAMA                       : KHAERUNNISA

NIM                            : H41113342

KELOMPOK            : VIII (DELAPAN) B

HARI/TANGGAL    : SELASA/ 18 MARET 2014

ASISTEN                   : RISPAH HAMZAH

  SAKINAH JULIANTI

Page 12: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTANJURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2014

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Suatu populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir digolongkan sebagai

spesies yang sama. Sampai saat ini, kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu kelompok

populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan

menghasilkan keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing spesies memiliki suatu

wilayah geografis tempat individu tersebar secara tidak merata, tetapi pada umumnya terpusat

pada beberapa terlokalisir(Campbell, dkk., 2003).

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam

bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau

persatuan penangkapan.Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk menghitung

produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komunitas lainnya

parameter ini tidak begitu tepat.Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif.Kepadatan relatif

dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis

yang terdapat dalam unit tersebut.Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk

persentase (Suin, 1989).

Page 13: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Dalam percobaan ini akan dilakukan  pendugaan populasi dari suatu areal dengan

menggunakan metode Lincoln-peterson dan metode Zippin, serta untuk melatih dalam

menerapkan teknis-teknis sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dalam analisis

populasi.

I.2 Tujuan

            Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.   Untuk menduga atau mengetahui populasi dari suatu areal dengan menggunakan metode

Lincoln-Peterson dan metode Zippin.

2.   Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan

rumus-rumus sederhana dalam analisis populasi.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

            Percobaan mengenai metode sampling untuk menduga populasi hewan bergerak

dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Maret 2014, pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di

Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan sampel dilakukan pada hari Senin

dan Selasa, 24-25 Maret 2014, pukul 05.30-08.00 WITA, bertempat di Danau Universitas

Hasanuddin.

Page 14: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam

bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau

persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung

produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya

parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan

relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua

jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk

persentase (Suin, 1989).

Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau

kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu

ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik

digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu

dalam kelompok itu (Soetjipta,1992).

Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola.

Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang

relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang

pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu.

Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara

Page 15: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam

(Naughhton, 1973).

Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sebagai suatu kelompok yang sama. Suatu

populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan

mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme,

atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif

terkecil populasi hewan atau tumbuhan.

Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat

diterapkan pada individu anggota populasi.Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi

atau kerapatan (Naughhton, 1973).

Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan

ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per

satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari

kerapatan ekologik (kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa

persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa

persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan

mutklak suatu populasi.Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan

nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara (Soetjipta, 1992)  :

1.      Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah

makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut

semuanya.

2.      Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi seperti metode Lincoln-

Peterson

Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang

akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam

Page 16: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan (Penangkapan Ke 2

terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama). Dari penangkapan kedua inilah

diidentifikasi individu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu

yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua. Metode schanebel ini dapat digunakan

untuk mengurangi ke tidak validan dalam metode Paterson. Metode ini membutuhkan asumsi

yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi

harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini

penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap

periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali

(Tarumingkeng, 1994).

Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan

menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang

umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan

dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam

sistem daftar

( Naughhton,1973).

Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama

spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Karakteristik dasar

populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan

cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah

makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya

dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada

Page 17: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

rumus Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode

capture-recapture merupakan metode yang sederhana untuk menduga ukuran populasi dari

suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metode

CMMR ini dilakukan dengan mengambil dan melepaskan sejumlah kancing yang dianggap

sebagai besarnya populasi yang ada menggunakan kancing hitam dan putih yang danggap

sebagai populasi yang tersebar di alam. Hasil memperlihatkan banyaknya populasi yang

ditandai dengan kancing berawarna putih dan akan ditandai dengan kancing hitam

( Naughhton,1973).

Metode CMR dapat digambarkan dengan menangkap hewan, menandainya,

melepaskan, dan kemudian ditangkap kembali. Dalam melakukan metode CMR untuk

menghitung kepadatan populasi suatu kelompok hewan ada beberapa hal yang hendaknya

diperhatikan, (Yoan, 2012), antara lain:

a.    Tanda yang diberikan pada hewan tersebut tidak memnuat hewan merasaterganggu.

b.    Hewan yang bertanda harus menyebar secara merata dengan hewan yang tidak bertanda

dalam populasi tersebut.

c.    Tidak boleh ada perpindahan penduduk populasi tersebut baik masuk ataupun keluar.

d.   Tidak ada kelahiran ataupun kematian.

e.    Sampling yang dilakukan harus secara random.

Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya

dan waktu, kita harus puas dengan sampel. Karakteristik sampel disebut statistik. Kita

sebetulnya tidak tertarik pada statistik. Kita ingin menduga secara cermat parameter dart

statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti sampel

harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu

dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya

sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur

Page 18: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

populasi untuk dipilih. Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang

menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi

disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil

yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus. Statistik dapat membantu

kita menentukan sampling error hanya bila kita menggunakan sampel tak bias (Ariwulan,

2010).

Sampel tak biasa adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas (probability

sampling). Dalam sampel probabilitas, setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan

tertentu untuk dipilih. Dalam sampel ini mengasumsikan kerandoman (randomness), maka

sampel probabilitas lazim juga disebut sebagai sampel random.Bila kita mengambil sampel

tertentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita memperoleh sampel

pertimbangan (judgemental sampling), disebut juga sample non-probabilitas. Untuk kedua

jenis sampling ini, ada beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik penarikan sampel

sering disebut rencana sampling atau rancangan sampling (sampling design) (Ariwulan,

2010).

Penarikan sampel secara random sistematis (Systematic Random Sampling) teknik ini

merupakan pengembangan teknik sebelumnya hanya bedanya teknik ini menggunakan

urutan-urutan yang alami. Caranya ialah pilih secara random dimulai dari antara angka 1 dan

integer yang terdekat terhadap ratio sampling (N/n) kemudian pilih item-item dengan interval

dari integer yang terdekat terhadap ratio sampling. Keuntungan menggunakan sampel ini

ialah peneliti menyederhanakan proses  penarikan sampel dan mudah dicek, dan menekan

keanekaragaman sampel. Kerugian ialah apabila interval berhubungan dengan pengurutan

periodik suatu populasi, maka akan terjadi keanekaragaman sampel (Proyono, 2008).

Page 19: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol sampel dan sweeping net.

III.2 Bahan

Page 20: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah serangga yang terdapat pada areal

yang akan diamati dan tinta cina.

III.3 Cara Kerja

           Cara kerja dalam percobaan ini sebagai berikut:

III.3.1 Cara pengambilan sampel :

A.    Metode Lincoln-Peterson

1.         Ditentukan areal yang akan diamati, kemudian dilakukan penangkapan hewan pada lokasi

tersebut (Penangkapan periode I).

2.         Ditangkap hewan dengan menggunakan sweeping net.

3.         Dilakukan tiga kali sampling, setiap sampling terdiri dari 10 langkah maju dan 10 langkah

mundur.

4.         Dikumpul hasil penangkapan dan diberi tanda pada bagian tertentu ditubuhnya, selanjutnya

dilepaskan kembali dihabitatnya, dicatat jumlahnya (M).

5.         Dilakukan Penangkapan periode II  keesokan harinya, dilakukan cara kerja no. 1 sampai

dengan no. 3.

6.         Dicatat jumlah semua hewan yang tertangkap (n) dan diperiksa/dihitung jumlah hewan

bertanda yang tertangkap (R) dalam penangkapan kedua.

7.         Dilakukan perhitungan pendugaan populasi dengan menggunakan metode Lincoln-peterson.

B.     Metode Zippin

1.         Ditentukan areal yang akan diamati, kemudian dilakukan penangkapan hewan pada lokasi

tersebut (Penangkapan I)

2.         Ditangkap hewan dengan menggunakan sweeping net.

3.         Dilakukan tiga kali sampling, setiap sampling terdiri dari 10 langkah maju dan 10 langkah

mundur.

Page 21: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

4.         Dikumpul hasil penangkapan I  dan dihitung jumlahnya, hewan tidak ditandai dan tidak

dilepas kembali kehabitatnya.

5.         Dilakukan penangkapan II keesokan harinya, dilakukan cara kerja no. 1 sampai dengan no. 4

6.         Dari hasil penangkapan I dan II, dilakukan perhitungan pendugaan populasi dengan

menggunakan metode Zippin.

III.3.2 Cara kerja di laboratorium

A.    Metode Lincoln-Peterson

1.         Serangga yang diperoleh kemudian dihitung dengan ketentuan M adalah jumlah individu

yang ditangkap pada penangkapan pertama dan ditandai, n adalah jumlah individu tertangkap

pada penangkapan kedua baik yang bertanda maupun tidak, dan R adalah individu yang

bertanda yang tertangkap pada penangkapan kedua.

2.         Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson.

B.  Metode Zippin

1.         Serangga yang terdapat di dalam botol sampel 1 dan 2 kemudian dihitung sebagai nilai untuk

n1 dan n2.

2.         Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Zippin.

Page 22: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1       Hasil

IV. 1. 1        Tabel

a.       Pengamatan Metode Capture-Recapture

Tabel 1. Pengamatan Metode Capture-Recapture

No. Parameter Jumlah (N)

1. M 7

2. N 6

3. R 0

Keterangan:

                 M: jumlah individu tertangkap pada penangkapan pertama dan ditandai

     n: jumlah individu tertangkap pada penangkapan kedua (bertanda atau tidak)

                 R: jumlah individu ber4tanda yang tertangkap pada penangkapan kedua

                 N: jumlah total individu populasi

b.      Pengamatan Metode Zippin

Page 23: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Tabel 2. Pengamatan Metode Zippin

No. Parameter Jumlah

1. N1 6

2. N2 8

IV. 1. 2        Analisis Data

a.      Metode Capture-Recapture

1.   Pendugaan Populasi

N =

N =

N = -

2.   Kesalahan Baku

SE = 

SE =  

SE =   -

3.   Selang Kepercayaan

N ± (t) (SE)

t      = (dk α)

       = ((6-2)(0,01))

       = ((4)(0,01))

       = 0,04

Page 24: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Dimana ; dk = Derajat kebebasan

            α  = Tingkat singnifikan (0,01)

Jadi, selang kepercayaannya adalah = ∞ ± (0,04)(∞)

b. Metode Zippin

1.      Pendugaan Populasi

N =

N =

N = -18

2.      Kesalahaan Baku

SE       =

     =

     = 44,89

3.      Selang Kepercayaan

N ± (t) (SE)

t           = (dk α)

            = ((n-2)(0,01))

            = ((-18-(2))(0,01))

            = - 0,2

Page 25: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Dimana ; dk = Derajat kebebasan

                     α  = Tingkat singnifikan (0,01)

Jadi, selang kepercayaannya adalah = -18  ± (-0,2) (44,89)

 IV.2 Pembahasan

Pada percobaan ini digunakan dua metode sampling, yang pertama metode Capture

Recapture melalui Metode Linclon Peterson dan yang kedua metode removal sampling

melalui metode Zippin. Pada Metode Lincoln Peterson dilakukan dengan cara menangkap

serangga kemudian serangga yang ditangkap pada penangkapan pertama kemudian ditandai.

Serangga yang diperoleh pada penangkapan pertama sebanyak 7 yang kemudian ditandai dan

setelah itu serangga tersebut dilepaskan kembali, dalam selang satu hari, kemudian dilakukan

penangkapan ulang pada areal tempat penangkapan serangga yang pertama, hasilnya

diperoleh serangga sebanyak 6 ekor namun diantara serangga ini tidak ada satupun serangga

yang bertanda pada penangkapan pertama yang kembali ditangkap pada penangkapan yang

kedua. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Metode Lincoln

Peterson, hasil yang diperoleh dimana nilainya sama dengan tak terhingga karena R=0,

pembagi nol menyebabkan hasil yang diperoleh tidak berhingga.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat pengambilan sampel tersebut terjadi

migrasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya dorongan mencari makanan,

menghindari predator, atau mungkin karena terbawa angin atau air karena pada saat

penangkapan hari kedua tidak ada serangga yang ditandai (penangkapan pertama). Peristiwa

ini terjadi karena kemungkinan besar serangga tersebut dimakan oleh predator, dan terjadi

migrasi akibat adanya beberapa faktor di atas.  Hal lainnya dikarenakan serangga yang

ditangkap sebagian besar berukuran sangat kecil sehingga kemungkinan tertangkapnya

Page 26: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

kembali sangat sulit, dan areal tersebut kemungkinan bukan merupakan habitat dari serangga

itu sehingga pad penangkapan yang kedua tidak diperoleh kembali serangga yang bertanda.

Metode Capture recapture seringkali sulit digunakan untuk menduga populasi alami.

Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode Capture recapture pada

kenyataannya sulit dilaksanakan di lapangan seperti halnya yang terjadi didalam percobaan

dimana nilai yang diperoleh tidak mampu untuk menduga secara valid populasi hewan di

areal tersebut.

Metode lainnya yang digunakan dalam percobaan ini adalah melalui metode Zippin

dimana melaui metode ini dilakukan penangkapan pada serangga yang tidak dilepaskan

kembali (n1), kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua

dan juga tidak dilepaskan kembali (n2). Dari hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan

meggunakan metode Zippin dimana diperoleh jumlah individu sebanyak 18 dengan standart

error sebesar 44,89 dan selang kepercayaan antara-18  ± (-0,2) (44,89).

Hal-hal yang mungkin menyebabkan terjadinya perbedaan kesalahan pada percobaan

adalah cara penangkapan serangga, luas area, kondisi lingkungan dan suhu sekitar

lingkungan.

Page 27: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

            Dari hasil pengambilan sampel dan pengujian dengan menggunakan Metode Lincoln

Peterson dan Metode Zippin, maka dapat disimpulkan bahwa :

1.   Berdasarkan Metode Lincoln Peterson diperoleh jumlah populasi yang tidak terbatas

sedangkan dengan menggunakan Metode Zippin diperoleh jumlah populasi sebesar 18. Hal-

hal yang mungkin menyebabkan terjadinya perbedaan kesalahan pada percobaan adalah cara

penangkapan serangga, luas area, kondisi lingkungan dan suhu sekitar lingkungan.

2.   Teknik-teknik sampling organism diantaranya termasuk metode Lincoln Peterson dan metode

Zippin yang mana data yang diperoleh nantinya akan dimasukkan kedalam rumus-rumus

sederhana untuk menganalisis populasinya.

V.2 Saran

Saran mengenai percobaan ini sebaiknya tinta yang digunakan merupakan tinta yang

tidak mudah luntur ketika terkena air.

DAFTAR PUSTAKA

                                  

Page 28: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R. B., 2003, Biologi, Erlangga, Jakarta.         

Naughhton, 1973, Ekologi Umum Edisi Ke 2, UGM Press,Yogyakarta.                                     

Proyono, 2008, Ekologi Kuantitatif,  http://www.scribd.com, diakses pada hari Minggu tanggal 24 Maret 2014, pukul 20.21 WITA.

Soetjipta.1992, Dasar-dasar Ekologi Hewan, Dept DikBud DIKTI, Jakarta.

Suin, N. M., 1989, Ekologi Hewan Tanah, Bumi Aksara, Jakarta.

Tarumingkeng, R. C., 1994, Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

IDENTIFIKASI ESTIMASI POPULASI IKAN di KEBUN WISATA PENDIDIKAN UNNES

A.    Tujuan1.    Untuk memperkirakan besarnya populasi hewan (ikan) dengan menerapkan metode Lincoln-

Petersen.

2.    Untuk memperkirakan besarnya populasi hewan (ikan) dengan menerapkan metode

Schnabel.

B.       Tinjauan Pustaka

Populasi didefinisikan sebagai kelompok organisme dari jenis yang sama, menduduki

ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan sifat dari

individu di dalam kelompok itu. Populasi memiliki beberapa sifat antara lain kelahiran, laju

kematian, perbandingan umur, kerapatan, kepadatan dan kecocokan genetik yang hanya dapat

dijumpai pada suatu populasi tersebut. Karakteristik dasar dalam populasi adalah besar

populasi atau kerapatan.

Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan

ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per

satuan luas per satuan isi. Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi

adalah dengan cara menghitung seluruh individu yang dimaksud atau dengan kata lain

sensus. Namun kondisi dan situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan

pelaksanaan hal tersebut, terutama pada perhitungan hewanyang bergerak.

Page 29: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Perhitungan populasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan

tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian

rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk sampling

populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-

hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count ataufecal count, sedangkan untuk

hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan

populasinya dengan metode Capture Mark Release Recapture  (CMMR).

Metode CMMR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan

dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap

(trap happy) atau susah ditangkap (trap shy). Ada beberapa asumsi dalam penerapan metode

CMMR, antara lain:

           Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang

           Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi

           Populasi harus dalam sistem tertutup (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung)

           Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling

           Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling        

selanjutnya

           Populasi disampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis  

           kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kesempatan yang sama     untuk

ditangkap

           Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.

Dalam menaksir jumlah populasi dapat digunakan 2 metode yaitu :

1.    Metode Lincoln-Peterson

Indeks Lincoln-Peterson juga disebut metode Mark and Recapture (juga dikenal

sebagai Capture-Recapture) yaitu metode penandaan dan penangkapan kembali. Metode ini

umumnya digunakan untuk penaksiran ukuran populasi, digunakan untuk menandai dalam

satu kesempatan dan mencatat populasi individu yang tertandai dalam penangkapan atau

pangambilan sampel pada ksempatan kedua (Anonim,2009). Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menerapkan metode Lincoln-Peterson :

      Aspek reproduksinya.

Apakah kegiatan penangkapan tidak mengganggu tingkah laku dan aktivitas reproduksinya?

      Pola mortalitasnya

Apakah ada pengaruh penandaan terhadap tingkah laku dan fungsi faal hewan?

      Pola pergerakan musiman

Page 30: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

      Teknik penangkapan

2.    Metode Schnabel

Untuk memperbaiki keakuratan metode Peterson (karena sampel yang diambil relatif

kecil), dapat digunakan metode Scnhnabel. Metode Schanabel selain membutuhkan asumsi

yang sama dengan metode Petersen, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi

harus konstan pada periode sampling yang berikutnya. Pada metode ini, penangkapan,

penandaan dan pelepasan kembali hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode

sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali.

C.    Metode Penelitian

a.       Waktu dan Tempat

Praktikum ini akan dilakukan di Kebun Wisata Pendidikan UNNES pada tanggal 8

November 2011.

b.      Alat dan Bahan

   Jaring ikan

   Kolam ikan

   Ikan merah dan ikan hitam

   Data Sheet

c.       Metode Pengambilan Data

1.    Metode Lincoln-Peterson

a.       Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

b.      Menangkap ikan secara acak dengan cara menggarakkan jarring ikan dari ujung kolam satu

ke ujung kolam lain.

c.       Menghitung jumlah ikan yang tertangkap dan memasukkan datanya kedalam data sheet.

d.      Mengganti ikan yang tertangkap dengan ikan yang berwarna lain (ikan merah) dengan

jumlah yang sama

e.       Melepaskan ikan merah tersebut kedalam kolam dan membiarkannya sampai ikan-ikan

merah tersebut membaur dengan ikan lain

f.       Menangkap ikan kembali secara acak dengan cara yang sama seperti pada penangkapan

pertama

g.      Menghitung jumlah seluruh ikan yang tertangkap serta jumlah ikan (merah) yang tertangkap

kembali

h.      Memasukkan data kedalam data sheet

2.    Metode Schnabel

a.       Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

Page 31: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

b.      Menangkap ikan secara acak dengan cara menggarakkan jarring ikan dari ujung kolam satu

ke ujung kolam lain.

c.       Menghitung jumlah ikan yang tertangkap dan memasukkan datanya kedalam data sheet.

d.      Mengganti ikan yang tertangkap dengan ikan yang berwarna lain (ikan merah) dengan

jumlah yang sama

e.       Melepaskan ikan merah tersebut kedalam kolam dan membiarkannya sampai ikan-ikan

merah tersebut membaur dengan ikan lain

f.       Menangkap ikan kembali secara acak dengan cara yang sama seperti pada penangkapan

pertama

g.      Menghitung jumlah seluruh ikan yang tertangkap serta jumlah ikan (merah) yang tertangkap

kembali

h.      Memasukkan data kedalam data sheet

i.        Mengganti ikan (hitam) yang tertangkap dengan ikan (merah) dengan jumlah yang sama

j.        Melepaskan ikan yang sudah ditandai (diganti) kedalam kolam dan membarkannya sampai

ikan-ikan merah tersebut membaur dengan ikan lain

k.      Melakukan langkah “f-j” sampai lima kali

l.        Memasukkan data yang diperoleh kedalam data sheet

d.      Metode Analisis Data

1.    Metode Lincoln-Peterson

a)    Menentukan Besar Populasi Total

 Untuk menentukan besarnya populasi total ikan dalam kolam, digunakan rumus :

Dengan :        

N   = Besar populasi total

M  = Jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama

n = Jumlah individu pada penangkapan kedua, terdiri dari individu tidak bertanda dan individu

bertanda pada penangkapan pertama

                          R  = Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada

penangkapan kedua

b)   Perhitungan Standar Error (SE)

Page 32: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

 Perhitungan standar error digunakan untuk menghitung kesalahan baku pada waktu penarikan sampel, untuk menghitung nilai SE digunakan rumus :

Dengan :        

SE  = Standar error

M   = Jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama

n  = Jumlah individu pada penangkapan kedua, terdiri dari individu tidak bertanda dan individu

bertanda pada penangkapan pertama

R   = Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada

penangkapan kedua

c)    Menentukan selang kepercayaan

Selang kepercayaan didapat dari rumus :

N ± t (SE)

 

Dengan :        

N   = Besar populasi total

t   = (df,α) dengan nilai df (derajat bebas) ~ dan α (tingkat signifikan) sebesar 0,05

SE = Standar error

2.    Metode Schnabel

a)    Menentukan Besar Populasi Total

Untuk menentukan besarnya populasi total ikan dalam kolam, digunakan rumus :

Dengan :        

 

Page 33: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

N   =   Besar populasi total

Mi = Jumlah individu yang tertangkap pada periode ke-i ditambah periode sebelumnya

Ni  =  Jumlah individu pada periode ke-i

                          Ri  =  Jumlah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke-i

b)   Perhitungan Standar Error (SE)

Perhitungan standar error digunakan untuk menghitung kesalahan baku pada waktu penarikan

sampel, untuk menghitung nilai SE digunakan rumus :

Dengan :           

SE   = Standar error

N    = Besar populasi total

Mi = Jumlah individu yang tertangkap pada periode ke-i ditambah periode sebelumnya

Ni   = Jumlah individu pada periode ke-i

k     = Jumlah periode sampling

c)    Menentukan selang kepercayaan

N ± t (SE) Selang kepercayaan didapat dari rumus :

Dengan :

N   =  Besar populasi total

t    =  (df,α) dengan  df (derajat bebas) ~ dan α (tingkat signifikan) sebesar 0,05

SE =  Standar error

 

Page 34: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

D.    Hasil PengamatandanAnalisis Data

1.    Metode Linclon-Peterson

Periode Jumlah individu

tertangkap

Jumlah hewan yang

tertangkap kembali

Jumlah hewan yang

diberi tanda

1 9 (M) - 9

2 19 (n) 8 (R) 11

 

N = 21,375 = 21

            Keterangan :

N         :    Besarnya populasi total

M         :    Jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama dan diberi tanda

n          :    Jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan kedua, terdiri dari individu yang tidak

bertanda dan individu bertanda pada penangkapan pertama

R         :    Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada

penangkapan kedua

        

Rentang :

Page 35: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

a.   Jumlah maksimal

N ± t (SE)                     

21 ± 1,645 (1,92)

21 + 1,645 (1,92)

= 21 + 3,16

= 24,16

= 24

b.   Jumlah minimal

N ± t (SE)                     

21 ± 1,645 (1,92)

21 - 1,645 (1,92)

= 21 – 3,16

= 17,84

= 18

2.    Metode Schnabel

PeriodeJumlah hewan

sampel (ni)

Jumlah hewan yang tertangkap

kembali (Ri)

Jumlah hewan yang diberi tanda

Jumlah akumulasi total hewan

bertanda (Mi)(ni.Mi)

1 19 - 19 - -2 9 1 8 19 1713 12 1 11 27 3244 10 4 6 38 380

∑ni = 50 ∑Ri = 6 ∑Mi = 38∑(ni.Mi) =

875

Analisis Data :

Keterangan :

N : Besarnya populasi total

Page 36: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

Rentang :

a.      Jumlah minimal

N ± t (SE)                 

146 ± 1,645 (E)

146 + 1,645 (E)

b.        Jumlah maksimal

N ± t (SE)                 

146 ± 1,645 (E)

146 - 1,645 (E)

Page 37: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

E.     Pembahasan

Kegiatan simulasi sampling biotik yang dilakukan  ini bertujuan untuk melihat

estimasi populasi ikan pada suatu kolam yang dibuat dengan ukuran 200x100x30 cm. Dalam

pengambilan data yang dilakukan digunakan metode Capture, Mark, Release and Recapture

(CMRR). Metode CMRR dilakukan dengan menangkap ikan atau objek amatan, kemudian

menandai objek amatan yang tertangkap, kemudian melepas objek amatan yang telah ditandai

dan yang terakhir yaitu menangkap kembali objek amatan tersebut. Alasan menggunakan

metode tersebut karena hewan yang menjadi objek amatan memiliki tingkat mobilitas yang

tinggi. Pada penggunaan metode CMRR dilakukan dengan dua cara yaitu Metode Lincoln-

Peterson dan metode Schnabel. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada banyaknya

periode pengambilan sampel. Metode Lincoln-Peterson menggunakan dua kali pengambilan

sampel, sedangkan pada metode Schnabel pengambilan sampel dilakukan dalam beberapa

periode. Dalam penerapan metode Lincoln-Peterson harus diperhatikan beberapa syarat

seperti misalnya ikan yang digunakan harus memiliki kesempatan yang sama untuk

tertangkap, tidak terdapat perbedaan rasio antar masing-masing jenis ikan dan yang

terpenting yaitu penyebaran ikan pada saat dilakukan penangkapan harus merata.

Berdasarkan hasil analisis dari data pengamatan diketahui bahwa jumlah populasi

total ikan dalam kolam tersebut memiliki rentang antara 18-24 berdasarkan metode Lincoln-

Peterson. Rentang tersebut didapatkan dari hasil penjumlahan dan pengurangan jumlah

populasi total yaitu 21 dengan standar error yaitu 1,92 yang dikalikan dengan t tabel

distribusi sebesar 1,645 dengan tingkat kepercayaan 0,05 dan df tak terhingga. Standar Eror

merupakan parameter yang menunjukan berapa besar kesalahan yang dilakukan selama

penangkapan ikan. Standar eror yang dihasilkan tersebut tergolong kecil, sehingga dapat

dikatakan bahwa hasil pengamatan tersebut representatif.

Sedangkan pada penggunaan metode Schnabel diperoleh rentang 146 - 1,645 (E)

sampai dengan 146 + 1,645 (E). Rentang tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan dan

pengurangan jumlah populasi total yaitu 146 dengan standar eror yaitu E yang dikalikan

dengan t tabel distribusi sebesar 1,645 dengan tingkat kepercayaan 0,05 dan df tak terhingga.

Standar eror yang dihasilkan tersebut tergolong kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil

pengamatan tersebut representatif.

Hasil pada kedua metode tersebut sangat berbeda jauh yaitu pada metode Lincoln-

Peterson memiliki rentang 18<N<24 sedangkan pada metode Schnabel memiliki rentang 146

- 1,645 (E)<N<146 + 1,645 (E). Hal tersebut dapat dikarenakan rata-rata jumlah ikan yang

tertangkap pada kedua metode tersebut berbeda. Pada metode pertama secara berturut-urut

Page 38: SIMULASI ESTIMASI POPULASI

ikan yang tertangkap adalah 9 dan 19 sehinga rata-rata ikan yang tertangkap adalah 14 ekor.

Sedangkan pada metode kedua berturut-urut ikan yang tertangkap adalah 19, 9, 12 dan 10

jika dihitung rata-ratanya adalah 12,5. Dengan adanya perbedaan ini akan memberikan

perbedaan pada perikiraan total ikan yang berada di kolam.

Selain itu perbedaan nilai ahir kedua metode tersebut dikarenakan perbedaan jumlah

ikan yang terangkap kembali. Pada metode Lincoln ikan yang tertangkap kembali sebanyak 8

ekor, sedangkan metode schnabel ikan yang tertangkap kembali berjumlah 6 ekor. Akar

tersebut sangat tidak seimbang jika dihubungkan dengan banyak pengambilan ikan.

F.     Kesimpulan

1.      Perhitungan simulasi estimasi populasi ikan dalam kolam dengan menggunakan metode

CMRR Lincoln-Peterson didapatkan jumlah populasi 21dengan SE 1,92 dan rentang jumlah

populasi ikan 18-24 ekor.

2.      Perhitungan simulasi estimasi populasi dengan menggunakan metode Schnabel didapat

jumlah populasi 146 dengan SE adalah E dan rentang jumlah populasi ikan {146 - 1,645 (E)}

sampai dengan {146 + 1,645 (E)}.

G.    Daftar Pustaka

Fachrul, Melati Ferinto. 2006. Metode Sampling Bioteknologi. Jakarta : Bumi Aksara

Ngabekti, Sri. 2006. Paparan Kuliah Ekologi. Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES

Pipia. 2010. Penghitungan Populasi. Online at  Blog » Blog Archive » Penghitungan Populasi.htm

(diakses tanggal 4 Mei 2012)

Soegianto, Agoes. 1994. EkologiKuantitatif :MetodeAnalisisPopulasidanKomunitas. Surabaya :

Usaha Nasional