sil 2

download sil 2

of 3

Transcript of sil 2

  • 7/24/2019 sil 2

    1/3

    1) Siflis Laten DiniLaten berarti tidak ada gejala klinis dan kelainan, termasuk

    alat-alat dalam, tetapi infeksi masih ada dan aktif. Tes

    serologik darah positif, sedangkan tes likuorserebrospinal

    negatif. Tes yang dianjurkan ialah VDRL dan TPH. !i"lis

    laten merupakan stadium si"lis tanpa gejala klinis, akan

    tetapi pemeriksaan serologis reaktif. Dalam perjalanan

    penyakit si"lis selalu melalui tingkat laten, selama bertahun-

    tahun atau seumur hidup. kan tetapi bukan berarti penyakit

    akan berhenti pada tingkat ini, sebab dapat berjalan menjadi

    si"lis lanjut, berbentuk gumma, kelainan susunan syaraf

    pusat dan kardio#askuler. $ase ini bisa berlangsung

    bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan

    sepanjang hidup penderita. Pada a%al fase laten kadang luka

    yang infeksius kembali mun&ul.'

    2) Stadium RekurenRelaps dapat terjadi baik se&ara klinis berupa kelainan kulit

    mirip !((, maupun serologik yang telah negatif menjadi

    positif terutama pada si"lis yang tidak diobati atau yang

    mendapat pengobatan tidak &ukup. )mumnya bentuk relaps

    ialah !((, kadang-kadang !(. *adang-kadang relaps terjadi

    pada tempat afek primer dan disebut monore&idi#e.'

    a) Siflis Lanjut1) Siflis Laten Lanjut

    +iasanya tidak menular, diagnosis ditegakkan dengan

    pemeriksaan tes serologik. Lama masa laten beberapa tahun

    hingga bertahun-tahun, bahkan dapat seumur hidup. Likuor

    serebrospinalis hendaknya diperiksa untuk menyingkirkan

    neurosi"lis asimtomatik. Demikian pula sinar- aorta untuk

    melihat, apakah ada orititis.'

    2) Siflis Tersier (SIII)Lesi pertama umumnya terlihat antara tiga sampai sepuluh

    tahun setelah ! (. *elainan yang khas ialah guma, yakni

    in"ltrat sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, dan

    destruktif. +esar guma ber#ariasi dari lentikular sampaisebesar telur ayam. *ulit diatasnya mula-mula tidak

  • 7/24/2019 sil 2

    2/3

    menunjukkan tanda-tanda radang akut dan dapat

    digerakkan. !etelah beberapa bulan mulai melunak,

    biasanya mulai dari tengah, tanda-tanda radang mulai

    tampak, kulit menjadi eritematosa dan li#id serta melekatterhadap guma tersebut. *emudian terjadi perforasi dan

    keluarlah &airan seropurulen, kadang-kadang sanguinolen.

    Pada beberapa kasus disertai jaringan nekrotik. Tempat

    perforasi akan meluas menjadi ulkus, bentuknya

    lonjongbulat, dindingnya &uram, seolah-olah kulit tersebut

    terdorong ke luar. +eberapa ulkus berkonuensi sehingga

    membentuk pinggir yang polisiklik. /ika telah menjadi ulkus,

    maka in"ltrat yang terdapat di ba%ahnya yang semula

    sebagai benjolan menjadi datar. Tanpa pengobatan guma

    tersebut akan bertahan beberapa bulan hingga beberapa

    tahun. +iasanya guma solitar, tetapi dapat pula multipel,

    umumnya asimetrik. 0ejala umum biasanya tidak terdapat,

    tetapi jika guma multipel dan perlunakannya &epat, dapat

    disertai demam. !elain guma, kelainan yang lain pada ! (((

    ialah nodus. 1ula-mula dikutan kemudian ke epidermis,

    pertumbuhannya lambat yakni beberapa minggubulan dan

    umumnya meninggalkan sikatriks yang hipotro". 2odus

    tersebut dalam perkembangannya mirip guma, mengalami

    nekrosis di tengah dan membentuk ulkus. Dapat pula tanpa

    nekrosis dan menjadi sklerotik. Perbedaannya dengan guma,

    nodus lebih super"sial dan lebih ke&il 3miliar hingga

    lentikular4, lebih banyak, mempunyai ke&enderungan untuk

    bergerombol atau berkonuensi5 selain itu tersebar

    3diseminata4. 6arnanya merah ke&oklatan. 2odus-nodus

    yang berkonuensi dapat tumbuh terus se&ara serpiginosa.

    +agian yang belum sembuh dapat tertutup skuama seperti

    lilin dan disebut psoriasiformis. *elenjar getah bening

    regional tidak membesar. *elainan yang jarang ialah yang

    disebut nodositas ju7ta arti&ularis berupa nodus-nodus

  • 7/24/2019 sil 2

    3/3

    subkutan yang "brotik, tidak melunak, indolen, biasanya

    pada sendi besar.'

    0uma Pada ! (((

    SIII pada Mukosa0uma juga ditemukan di selaput lendir, dapat setempat atau

    menyebar. 8ang setempat biasanya pada mulut dan

    tenggorok atau septum nasi. !eperti biasanya akan melunak

    dan membentuk ulkus, bersifat destruktif jadi dapat merusak

    tulang ra%an septum nasi atau palatum mole hingga terjadi

    perforasi. Pada lidah yang tersering ialah guma yang nyeridengan "sur-"sur tidak teratur serta leukoplakia.'

    SIII pada TulangPaling sering menyerang tibia, tengkorak, bahu, femur,

    "bula, dan humerus. 0ejala nyeri, biasanya pada malam

    hari. Terdapat dua bentuk, yakni periostitis gumatosa dan

    osteitis gumatosa, kedua-duanya dapat didiagnosis dengan

    sinar-.'

    SIII pada Alat DalamHepar merupakan organ intra abdominal yang paling seringdiserang.0uma