SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

14
SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM ADAT Sriwaty Sakkicang Abstrak Tulisan ini membahas tentang sikap hak:i.m dalam kasus undang- uodang yang bertentangan dengan hukum adat, Dalam. menegakkan hukurn, seorang hakim sebagai penegak hukurn harus memperhatikan riga unsur, yaitu kepascian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Kaidah hukurn diartikan sebagai peraturan penting yang menenrukan bagaimana seorang hakim harus berprilaku, bcrsikap, dan bertindak eli tengah masyarakat agar kepencingan hukum atau kepentingan orang lain terlindungi. Kata Kunci: Sikap Hakim, Hukum Adat . SHAUTUTTARBIY AH Ed. 'll.. Th. XV. November 2009 93

Transcript of SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

Page 1: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

SIKAP HAKIM DALAM KASUSUNDANG-UNDANG YANG BERTENTANGAN

DENGAN HUKUM ADAT

Sriwaty Sakkicang

AbstrakTulisan ini membahas tentang sikap hak:i.m dalam kasus undang-uodang yang bertentangan dengan hukum adat, Dalam. menegakkanhukurn, seorang hakim sebagai penegak hukurn harusmemperhatikan riga unsur, yaitu kepascian hukum, kemanfaatan dankeadilan. Kaidah hukurn diartikan sebagai peraturan penting yangmenenrukan bagaimana seorang hakim harus berprilaku, bcrsikap, danbertindak eli tengah masyarakat agar kepencingan hukum ataukepentingan orang lain terlindungi.

Kata Kunci: Sikap Hakim, Hukum Adat .

SHAUTUTTARBIYAH Ed. 'll.. Th. XV. November 2009 93

Page 2: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

JJAl1 ~W, ~ ~J~\ u_,lWt ~~ c) ~W\ '-'!..,...~,~ ~'.Joi_wa :~

~

94 SHAUTUTTARBIYAH Ed. n.Th.xV. NDvember 2009

Page 3: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

ATTITUDE JUDGE IN CASE LAWThe Contrary With Customary Law

Sriwaty Sakkirang

AbstractThis article discusses about a judge's attitude towards legal cases whenthey are in conflict with traditional law. In implementing law, a judgemust consider three aspects, i.e. law certainty, advantage, and justice.The problem is how the judge encounters the cases in which law is inconflict with traditional law. Legal norm is interpreted as importantregulation which decides how to behave and act in the society thatlaw's importance and other people's importance are protected

Keywords: judge's attitude, traditional law

SHAUTUT TARBIY AM Ed. n.Th. XV. November 2009 95

Page 4: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

PENDAHULUAN

A. Lata! Belakang MasalahHukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia.

Agar kepentingan manusia terlindungi. Hukum harus dilaksanakan.Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapidapat terjadi pula karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum

yang telah dilanggar iru harus ditegakkan. Melalui peoegakan hukuminilah, hukum ini menjadikan kenyataan . Dalam menegakkan hukumada tiga unsur harus selalu diperhatikan, yaitu : 1) Kepastian Hukum,2) Kemanfaatan dan 3) Keadilan.

Hukum harus ditegakkan dan dilaksanakan, seciap orangmengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalarn hal ini terjadi

peristiwa konkrit. Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku,pada dasamya tidak dibolehkan menyimpang, meskipun dunia iniruntuh hukum harus ditegakkan. Itulah yang diinginkan kepastianhukum. Kepastian hukum merupakao perlindungao yustisiabelterhadap tindakan sewenang-wcnang yang berarti. bahwa seseorangdapat memperoleh sesuaru yang diharapkan dalarn keadaan tertenru,Masyarakat mengharapkao adanya kepastian hukum , karena denganadanya kepastian hukum, yang bertujuan menertibkan masyarakat.

Sebaliknya masyarakat mengharapkan manfaat dalampelaksanaan atau penegakan hukum. Hul'UITl adalah untuk manusia,maka pelaksanaan hukum atau peoegakan hukum harus memberi

manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai karenadengan hukum dilaksanakan timbul keresahan di dalam masyarakat

Unsur yang ketiga adalah keadilao. Masyarakat sangatberkepeotingan bahwa dalam pelaksanaan atau penegakan hukurn,keadilan harus diperhatikan.

96 SHAUTUTTARBIYAH Ed. 'l2.Th. XV. November 2009

Page 5: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

1. Dalam penegakan hukum harus adiL Hukum tidak identikdengan keadilan. Hukum itu bersifat urnum, mengikat setiaporang, bersifat menyamaratakan. Barang siapa mencuri harusdihukum setiap orang yang mencuri harus dihukum, tanpamernbeda-bedakan siapa rang mencuri. Sebaliknya keadilanbersifat obyektif, individualistis dan tidak menyamaratakan,adil bagi si B belum tcntu adil bagi si C. Dalarn menegakkanhukurn harus ada kompromi antara ketiga unsur tersebut.Ketiga unsur tersebut harus mendapat perhatian secaraproporsional seimbang antara ketiga unsur tersebut. Tanpakepasrian hukurn orang tidak tabu apa yang harusdiperbuatnya dan ak.h.irnya rimbul keresahan. Tetapi terlalurnenitikberatkan pada kepastian hukum, terlalu ketat peraturanhukum akibamya kaku dan akan rnenirnbulkan rasa tidak adil.Adapun yang terjadi peraturannya adalah dernikian dan harusditaati. Cndang-Undang itu sering terasa kejarn apabiladilaksanakan secara ketat : Lex dura sed tamen scripta(Undang-Undang itu kejam, tetapi rnemang dcmikianlahbunyinya). Undang-Undang iru tidak sempurna, memangundang-undang iru tidak mengatur segala kegiatan kehidupanrnanusia secara tuntas, Meskipun tidak lengkap undang-undang itu harus dilaksanakan. Dalam hal terjadi peLanggaranundang-undang, Hakim harus rneLaksanakan undang-undang.Hakim tidak boleh menolak menjadi tidak lengkap atau tidakjelas. Ia dilarang untuk menjatuhkan purusan dengan dalihtidak sempurnanya undang-undang atau tidak adanyaperaturan umum mengenai Per undang-undangan unrukIndonesia (S. 1847 - 23 hukumnya. Mau tidak mau ia harusmenjatuhkan putusan (pasal2a2 Peraturan Umum MengenaiPerundang-undangan untuk Indonesia S/ 184723 dan pasal14 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970). Olehkarena undang-undang tidak lengkap, maka hakim hamsmencari hukumnya, ia barns melakukan penemuan hukum.

SHAUTUT TARBIYAH Ed. n.Th. XV. November 2009 97

Page 6: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

2. Penemuan bukum lazimnya diartikan sebagai prosespembentukan buI..'UIIl. Bagi hakim banyak hal yang perludicermati didalam melaksanakan undang-undang misalnyasuaru peristiwa hukum dimana undang-undangnya relah ada,akan tetapi bertentangan dengan hukum yang hidup dalammasyarakat, maka hakim dituntut untuk menyikapi masalahtersebut dengan tidak mengabaikan asas-asas hukum, baikyang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. MenurutSudikno Mertokusumo 1996 : 10 clijelaskan bahwa, asashukurn dapat dibagi dua bagian yairu : 1) Asas hukum umum,dan 2) Asas hukurn khusus. Asas hukum umum ialah asashukum yang berhubungan dengan seluruh bidang hukumseperti asas restitutio in integrium, asas lex posterioriderogatlegi priori, asas bahwa yang Jahirnya tarnpak sebagaibenar (sah), unruk semen tara hams dipertahankan demikiansarna ada purusan lain oleh pengadilan. Asas hukum khususberfungsi dalam bidang yang lebih sempit sepcrti dalambidang hukurn perdata, hukum pidana dan sebagainya, yangsering merupakao peojabaran dari asas hukum umum sepertipacta sunt servanda, asas koosensualisme. Hakim didalammemurus perkara harus memperhatikan riga rujuan Hukumyang dikemukakao oleh Achmad Ali I Tujuan hukum adalah :a) Keadilan, b) Kernanfaatan dan c) Kepastian hukum.

B. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapatdirumuskan perrnasalahann ya sebagai berikut :

Bagaimanakah sikap hakim dalam kasus undang-uodangbertentangan dengan hukum yang hidup dalam masyarakat?

PEMBAHASANA. Pengertian:

1. Hakim = Kadi = Rechter• Dalam sidang pengadilan hakim bertindak sebagai

pemurus perkara dengan memberikan vonis ataukeputusan pengadilan.

Achrnad Ali, Menguak Tahir Hukum (Suaru Kajian Filosofis DanSosiologis),Oa.lwta : Chandra Pratarna, 1996), h. 953

98 SHAUTUT TARBIYAH Ed. n.Th-XV. November 2009

Page 7: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

1) Hakim adalah orang yang mengadili perkara elipengadilan atau Mahkamah.

2} Hakim adalah orang yang pandai, budiman dan ahliatau orang yang bijaksana.

• Pasal 11 Undang-Undang Nomor 7 rahun 1989 tentangPeradilan Agama disebutkan bahwa (C Hakim adalahpejabat yang melaksanakan rugas kekuasaan kehakiman".

Berdasarkan definisi hakim tersebut diatas tersebutdiatas, maka hakim sebagai apararur Negara, atau pejabatNegara yang melaksanakan tugas kekuasaan kahakimanharus rnenjunjung ringgi nilai-nilai luhur yang berkaitandengan profesinya. Ia wajib menegakkan hukum dankeadilan.

Bila kita bertitik tolak dari makna yang terkandungdalarn definisi hakim tersebut diaras bahwa hakim adalahorang yang budiman dan bijaksana.Budiman mengandung ani, bahwa hakim iru adalah orangyang baik hati, bijaksana dan pintar.

Bijaksana artinya selalu menggunakan aka! budinya,pengalarnan dan pengerahuannya, sehingga seorang hakimelidalarn menjalaknan rugasnya ia harus mengedepankannilai-nilai luhur nuraninya, sehingga ia rnenjadi pemusnahsegala kebathilan, kezaliman dan ketidak adilan.

Disamping iru hakim elirunrut pula agar memilikisifat jujur, tidak curang, rulus, dan ikhlas. Oleh karena ituhakim di dalam meLaksanakan fungsinya sebagai hakimmelakukan penemuan hukum'

2. U ndang-undang.a) Ketentuan-ketentuan dan peraruran-peraruran Negara

yang dibuat oleh pernerintah dan disahkan oleh parlemenjuga ditanda tangani oleh kepala Negara dan mempunyaikekuatan yang mengikat

b) Aturan-aturan yang dibuat oleh orang atau lembaga yangberkuasa

c) 1. Undang-undang adalah peraruran hasil kerja lembagalegislatif.

2 Sudikno Mertokusumo, Penernuan Hukwn Sebuah Pengantar(yogyakanrliberty,l996),h.15

SHAUTUT TARBIYAH Ed. n.Th. XV. November 2009 99

Page 8: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

2. Dalam ani formil undang-undang disusun dalamrangka melaksanakan LUD atau Konstitusi dariNegara yang bersangkuttan

3. Dalam ani materil Undang-undang adalah setiapperaturan atau ketetapan yang isinya berlaku danmengikat pada seriap orang yang diaturnya.'

Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa Undang-undang ;1. Dalarn ani Materil merupakan kepurusan atau ketetapan

penguasa, dilihat dari isinya disebut Undang-Cndang danmengikat setiap orang secara umum.

2. Dalam ani formil ialah kepurusan penguasa yang dilihatdan benruk dan cara terjadinya disebut undang-undang.

Untuk berlakunya undang-undang seca.ra efektif danmencapai rujuan, maka terdapar beberapa asas antara lain:1. Undang-undang ridak berlaku surut, artinya : undang-

undang hanya boleh diterapkan terhadap peristiwa yangdisebut di dalam undang-undang itu dinyatakan berlaku.

2. Undang-undang yang dibuat olch penguasa yang lebihringgi, mempunyai kedudukan rang lebih ringgi pula.

3. Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkanundang-undang yang bersifat umum, apabila pernbuatnyasarna. Artinya: terhadap penstlwa khusus wajibdiberlakukan undang-undang yang menyebutkancliberlakukan undang-undang yang menyebutkan peristiwakhusus tersebut,

4. Undang-undang yang berlaku beLakangan, yangmernbatalkan undang-undang yang berlaku terdahuluartinya, undang-undang lain yang lebib dahulu berlakudimana diarur mengenai suatu hal tertenru, tidak berlakulagi apabila ada undang-undang bam yang berlakubelakangan yang mengatur pula hal tertentu tersebut, akantempi makna atau tujuannya berlainana atau berlawanandengan undang-undang lama tersebut,

5. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.6. Undang-undang merupakan suaru sarana untuk mencapai

kesejahteraan spiritual dan materil bagi masyarakatmaupun pribadi, melalui pe1estarian ataupun pembaharuan(inovasi).

lI-larun Uruh.Ilmu Hukum (Surabaya:Usaha ~asional,l998).h.84.5

100 SHAUTUTTARBIYAHEd. n.Th.XV. November 2009

Page 9: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

3. Huh.'UIDa. Hukum adalah keseluruhan dari pada peraruran-peraruran

yang mana riap-tiap orang yang bermasyarakat wajibmentaarinya, bagi pelanggamya dikenakan sanksi. ~

b. Huk'UID adalah peraturan yang dibuat oleh penguasa atauadat yang berlaku bagi semua orang disuatu masyarakat.

c. E.~1. Meyers menyatakan bahwa hukum adalah semuaaturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,ditujukan kepada tingkah laku rnanusia dalam masyarakatdan menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalammelakukan rugasnya

d. Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa hukum adalahkeseluruhan kumpulan peraruran-peraruran atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama, yang dapatdipaksakan pelaksanaannya dengan suaru sanksi

e. Soerojo Wign yo dip uro, mcrumuskan bahwa hukumadalah himpunan pera£4ran-peraruran hidup yang bersifatmemaksa, berisikan suatu pcrintah, larangan atau izinunruk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta denganmaksud untuk mengatur rata tertib dalam kehidupanmasyarakat,

f. Bahder Johan Nasution menyatakan bahwa bukum ituadalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yangmenemukan tingkah laku manusia dalam lingkunganmasyarakat, dibuat badan atau lembaga yang berwenangdan pelanggaran terhadap peraruran terse but dikenakansanksi,

4. Adat Kebiasaana. Yandianto, Adat ialah aruran yang berlaku dalam

masyarakat secara turun ternurun, upacara adat ialahkebiasaan atau cara yang menjadi kebiasaan.

Bila Adat kebiasaan dihubungkan dengan kaedahsop an santun atau tata krama, maka dapat dipahamibahwa sopan santun didasarkan atas kebiasaan, keparutanatau kepantasan yang berlaku dalam masyarakat.Tujuannya adalah untuk menciptakan penyempurnaannyaatau ketertiban perdamaian masyarakat.

~Soerojo Wlgnyodipoero,Pengantar llmu Hukum Oa.karta:Gunung Agung, 1985),h.8.6

SHAUTUT TARBIYAH Ed. n.Th. XV. November 2009 101

Page 10: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

Kebiasaan merupakan menurut pola tingkahlaku yang tetap ,ajek, lazim dalam pergaulan hidupdalam masyarakat.Adar berarti. kebiasaan, yang merupakan perbuatan yangdiulang-ulang dengan cara dan tindak yang sarna.

h. Adat adalah:1. Aturan (perbuatan) yang lazim dilaksanakan atau

dilakukan sejak dahulu kala : menurut adat daerah ini,laki-laki yang berhak sebagai ahli waris.

2. Cara (kelakuan) yang sudah menjaeli kabiasaan,dernik.ianlah adatoya apabila ia marah.

3. Wujud gagasan yang tercliri atas nilai-nilai budaya,norma, hukum , dan aruran yang satu dengan yanglainnya berkaitan menjaeli suaru sistirn"

c. Menurut Sudikno Mertokusumo, Bahwa kebiasaan adalahperilaku yang tetap atau ajek berarti merupakan perilakumanusia yang diulang.Perilaku yang diulang itu mempunyai kekuatan normatif,mempunyai kekuatan mengikat. Karena diulang olehorang banyak maka mcngikat orang-orang lain untukmelakukan hal yang sama, karena menimbulkan keyakinanatau kesadaran bahwa hal itu memang parut dilakukan.Setiap daerah ,setiap golongan mempunyai kebiasaansendiri-sendiri yang berbeda satu sarna lain.

B. Persamaan dan Perbedaan antara Hukum Kebiasaan danUndang-Undang

Menurut Sudikno Mertokusumo , bahwa Hukum Kebiasaandan Undang-Undang , Persamaannya adalah :a. Kedua-duanya merupakan penegasan pandangan hukum

yang terdapat elidalam masarakat.b. Kedua-duanya merupakan perumusan kesadaran hukum

suatu Bangsa.Sedangkan perbedaannya adalah :

5 Mengenal Hukum SWIm Pengantar(Yogyakarta.Liberryy, 1999), h. 10.?

102 SHAUTUT TARBIY AH Ed. t: Th. XV. November 2009

Page 11: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

Undang-undang merupakan kepurusan pemerintah yangelibebankan kepada orang, sedangkan hukum kebiasaanmerupakan hukum yang timbul dari pergaulan.Undang-undang lebih menjamin kepastian hukum dari padahukum kebiasaan.

C. Sikap Hakim dalam Kasus Undang-Undang yangBertentangan dengan yang hidup dalam masyarakat.

Secara umum, hukum dimaksudkan untuk menciptakantatanan masyarakat yang tertib dan seimbang, agar dapatmelindungi kepentingan manusia. Hukum bertujuan mengarurpergaulan hidup rnanusia secara damai, hukum menghendakikedamaian.Hidup damai antara manusia, elipertahankan olehhukum dengan cara melindungi kepentingan-kepentingannya,kchormatannya, kemerdekaannya, jiwa maupun harta bendanyaterhadap orang lain.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka sudah dapat dijawabpertanyaan tersebut diatas yang menyatakan bahwa bagaimanakahsikap hakim terhadap kasus dimana undang-undang bertentangandengan hukum yang hidup dalam masyarakat, Bila penulis akanmengambiJ beberapa contoh kasus mengenai hukum yang hidupdalam masyarakat sebagai berikut :1. Sistim Kewarisan yang berbeda Agama.

Tongkonan eli Tana toraja yaitu suatu hak atas suatulahan pertanian yang dimiliki secara bersama oleh suarurumpun keluarga yang nantinya lahan tersebut akan menjaeliobyek warisan, dimana rumpun keluarga tersebut biasanyaterdapat beberapa penganut agama didalarnnya misalnya adayang bcragama Islam, kristen, hindu budha dan kepercayaananimis lainnya seperti Aluttudolo dan lain-lain sebagainya,namun rumpun keluarga yang berbeda agama itu merekasanma-sama rukun dengan kata lain tidak mempersalahkanperbedaan agama akan tetapi disisi lain dalam ketentuannormatif hukum Islam ( dalam kompilasi hukurn Islam)menentukan bahwa tidak boleh saling mewarisi apabila elidalam rumpun keluarga terdapat perbedaan Agama.

Jika Hakim menonjolkan putusannya dari seginormatifnya, rnaka paso menirnbulkan gejolak dalam rumpunkeluarga yang tadinya rukun saru dengan yang lainnya, maka

SHAUTUTTARBIYAH Ed. t:Th. XV. November 2009 103

Page 12: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

disinilah Hakim hams meninggalkan segi normatif denganmemperharikan segi manfaatnya atau dari segi keadilannyadengan tidak mempermasalahkan perbedaan agama dantertentu hal ini diterima oleh para pihak, sebab ukurankeadilannnya suaru purusan Hakim apabila diterirna olehsemua pihak.

2. Masalah Bahagian anak laki-laki dan Bahagian AnakPerempuan dengan perbandingan 2 ; 1.

Masyarakat bugis adalah masyarakat yang gemarmerantau dengan meninggalkan orang rua dengan berpuluh-puluh rabun diperantauan dimana orang tua yang dipeliharaatau dirawat oleh anak perempuan, kemuctian tiba-tiba anaklaki-laki tersebut menerima kabar kematian orang tuanya,maka anak laki-laki ini buru-buru pulang kampung denagnmenunrut haknya yaitu dua bahagian semen tara anakperempuan yang memelihara orang tuanya mendapat sarubahagian.

Jika Hakim berdasarkan purusan dengan dasarnorrnatif atau seuai dengan bunyi Undang-undang, makasudah barang tentu tidak mencerminkan rasa keadilan denganmemberi dua bahagian kepada anak laki-laki dan saru bahagiankepada anak perempuan sebab anak perempuanlah yangmempunyai andil dalam merawat orang ruanya dcngan penuhkesabaran memberi makan, rninurn, tidur, mandi serta buangair ditempat tidur karena lumpuh selama bcrtahun-tahunsampai orang tua meninggal dunia. Maka disisnilah hakimdituntut kebijakannya serta hati nurani yang paling dalam sertamemperhatikan rasa keaclilan dengn memberi suatu kepurusandengan menggali nilai-nilai hukum yang hidup dalarnmasyarakat"

3. Masalah Pengangkatan AnakMasyarakat mempunyai kebiasaan mengambil anak

untuk dipelihara, ctisekolahkan sampai dikawinkan dan tinggalbersama orang tua angkar, namun prosedur pengangkatananak oleh pejabat yang berwenang, tidak dilalui oleh orang tua

6 Yan Pramadya Puspa, Karnus Hukum (Semru:aog:Aneka Ilmu, 1977). h. 23.10

104 SHAUTUTTARBIYAH Ed. 'll.. Th.XV. NDvember ZOOS

Page 13: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

angkat sampai orang tua angkat tersebut meninggal dunia.Kemudian pada saat meninggalnya orang tua angka terse but,datanglah ahli waris untuk. mengambil harta peninggalan orangtua mereka tanpa memperhatikan hak anak angkat denganalasan tidak ada penetapan pengangkatan anak dari pejabatyang berwenang.

Dalam kasus seperti ini hakim kembali ditun rut untukmendasari. putusannya dari hati nurani yang paling dalamdenagn menggali nilai-nilai hukum yang hidup dalammasyarakat agar tercermin rasa keadilan.

Apabila peraturan perundang-undangan dalam kasus-kasus tersebut diatas bertentangan dengan adat kebiasaan yangberlaku dalam masing-masing lingkup tersebut diatas, makahakim berdasarkan Pasar 27 ayat (1) Undang-undang 14 tahun1970. Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajibmenggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yanghid up dalam rnasyarakar,

Apabila hakim dalam mengambil keputusanberdasarkan salah satu pertimbangan yaitu pasal 27 ayat (1)Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketenruan Pokok Kekuasaao Kehakiman, maka dcrnikianpula akan mempercimbangkao mengenai asas manfaat danasas keadilan.

PENUTUPKesimpulan

Diketahui bahwa orma yang penting dalam penegakanHukum, yairu:1. Kemampuan adalah menuntut supaya dalam penegakan hukum,

manusia senantiasa diperlakukan sebagai manusia, sebab rnemilikikeluhuran pribadi.

2. Keadilan yaitu kehendak. untuk memberikan kepada orang lain apasaja yang menjadi haknya.

3. Kepatutan yaitu hal yang wajib dipelihara dalam pemberlakuan UUdengan maksud serta perlu diperhatikan terutama dalam pergaulanhidup masyarakat dan manusia,

4. Kejujuran yaitu bahwa setiap Yuris diharapkan sedapatmemelihara kejujuran dalam dirinya dan meojauhakan diri dariperbuatan-perbuatan yang curang.

SHAUTUT TARBIYAHEd. 'll.. Th. XV. November 2009 105

Page 14: SIKAP HAKIM DALAM KASUS UNDANG-UNDANG YANG …

DAFfAR PUSTAKA

Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (suatu Kajian Filosofis danSosiologis), Chandra Pratama, Jakarta, 1996.

Bahder Johan Nasution, Sri Warjiayati, .Bahasa Indonesia Hukum,PT.Citra Adirya Bakti, Bandung, 2001

Harun utuh, Ilmu Hukum, Usaha Nasiona, Surabaya, 1998

Soerojo wignyodipoero, Pengantar Ilmu Hukum, Gunung Agung,Jakarta, 1985

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar,Liberty, Yogyakarta, 1996

------------------, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty,Yogyakarta, 1999

Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum, Aneka Ilmu, Semarang, 1977

Yandianto, Kamus U mum Bahasa Indonesia, .M2S, Bandung, 1996

106 SHAUTUT TARBIYAH Ed. 'll.Th. XV. November 2008