Sigit Pratama_1215051051_tugas 8 Mitigasi (Letusan Gunung API)

7

Click here to load reader

description

Mitigasi Letusan Gunung Api

Transcript of Sigit Pratama_1215051051_tugas 8 Mitigasi (Letusan Gunung API)

Nama: SIGIT PRATAMANPM: 1215051051

Tugas 8 Mitigasi Bencana Geologi (LETUSAN GUNUNG API)

1. Pengertian Gunung Api, Letusan dan MagmaGunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.2. Tipe Gunung ApiKalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya, yaitu: Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara. Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.3. Ciri Gunung Api akan Meletus Suhu di sekitar gunung naik.

Mata air menjadi kering

Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

Tumbuhan di sekitar gunung layu

Binatang di sekitar gunung bermigrasi, kelihatan gelisah4. Hasil Letusan Gunung Api Gas Vulkanik: Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

Lava dan aliran pasir serta batu panas: Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan. Lahar: adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi. Hujan Abu: yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan. Awan Panas: yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.5. Dampak Letusan Gunung ApiLetusan Gunung Api memiliki dampak negatif, diantaranya: Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, NO2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.6. Mitigasi Bencana Letusan Gunung Api Sebelum Terjadi Bencana Dilakukan pemantauan gunungapi

Penyediaan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta zona risiko bahaya gunung api

Pemantapan protap tingkat kegiatan gunungapi

Pembimbingan dan informasi gunungapi

Penerbitan peta geologi gunungapi

Penyelidikan geologi, geofisika dan geokimia

Peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya Saat Terjadi Bencana

Mengirimkan tim tanggap darurat

Meningkatkan pengamatan

Melaporkan tingkat kegiatan sesuai alur

Memberikan rekomendasi kepada pemda sesuai protap Setelah Terjadi Bencana

Menurunkan tingkat kegiatan gunungapi sesuai protap

Menginventarisir data letusan, termasuk sebaran dan volume bahan letusan

Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder

Memberikan saran teknis penanggulangan bahaya sekunder7. Skema Peringatan Gunung Berapi di IndonesiaTingkatan status gunung berapi di Indonesia menurut Badan Geologi Kementerian ESDM

StatusMaknaTindakan

AWAS Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana

Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap

Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan

Koordinasi dilakukan secara harian

Piket penuh

SIAGA Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana

Peningkatan intensif kegiatan seismik

Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana

Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu Sosialisasi di wilayah terancam

Penyiapan sarana darurat

Koordinasi harian

Piket penuh

WASPADA Ada aktivitas apa pun bentuknya

Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal

Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya

Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal Penyuluhan/sosialisasi

Penilaian bahaya

Pengecekan sarana

Pelaksanaan piket terbatas

NORMAL Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma

Level aktivitas dasar Pengamatan rutin

Survei dan penyelidikan