Laporan Candy Sigit

27
TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HILIR PEMBUATAN ROCK CANDY NAMA : Sigit Satri Putra NIM : 121710101111 KELAS : THP-C TGL PRAKTIKUM : 2 APRIL 2014 TGL PENGUMPULAN : 15 APRIL 2014 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

Transcript of Laporan Candy Sigit

Page 1: Laporan Candy Sigit

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HILIR

PEMBUATAN ROCK CANDY

NAMA : Sigit Satri Putra NIM : 121710101111KELAS : THP-CTGL PRAKTIKUM : 2 APRIL 2014TGL PENGUMPULAN : 15 APRIL 2014

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Laporan Candy Sigit

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rock candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras, penampilan yang

jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan sirup glukosa serta bahan-bahan

lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan rasa yang lebih baik. Rock candy pada

dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa atau gula invert, air flavour dan pewarna.

Selain itu bahan baku dari pembuatan rock candy yang sederhana mudah dicari dan

proses pembuatannya juga cukup mudah dengan ukuran yang tepat pada komposisi bahan

baku serta ketepatan dalam proses pemanasan. Rock candy sendiri adalah permen yang cukup

digemari di kalangan masyarakat , anak-anak hingga dewasa. Bentuk dan warna yang

menarik serta penggunaan stick menjadikan ciri khas tersendiri pada permen tersebut.

Banyaknya produk-produk permen rock candy yang beredar dipasaran dengan bentuk yang

menarik, berbagai macam rasa dan warna, serta kemasan yang menarik menjadi inspirasi bagi

kami untuk membuat permen keras jenis rock candy (Faridah, 2008).

1.1 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi gula (rasio : air) terhadap pembentukan Kristal rock

candy

2. Mengetahui pengaruh pancingan Kristal terhadap pembentukan Kristal rock candy

Mengetahui pengaruh penggantian wadah/pengurangan Kristal dalam wadah terhadap

pembentukan Kristal rock candy

Page 3: Laporan Candy Sigit

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permen

Permen (boiled sweet) merupakan salah satu produk pangan yang digemari. Sebagai produk

confectionery. Permen atau candy dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan bahan bakunya, yaitu

sugar confectionery dan chocolate confectionery. Sesuai dengan namanya, penggolongan itu didasarkan

pada jenis bahan baku utamanya. Sugar confectionery bahan bakunya berbasis gula, sedangkan chocolate

confectionery merupakan candy dengan basis  bahan baku cokelat. Selain itu, penggolongan candy juga

dapat didasarkan pada perbedaan tekstur dan cara pengolahannya.

Candy atau permen menurut jenisnya dikelompokkan menjadi dua macam yaitu permen 

kristalin (krim) dan permen non kristalin (amorphous). Permen kristalin biasanya mempunyai  rasa yang

khas dan apabila dimakan terdapat rasa krim yang mencolok. Contoh permen  kristalin adalah

fondant, dan fudge. Sedangkan permen non kristalin (amorphous) terkenal dengan sebutan “without form”,

berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi hard candy (hard boiled sweet), permen kunyah (chewy candy)

atau soft candy, gum dan jellies. Produk  confectionery lainnya adalah Karamel atau Toffee (termasuk soft

candy) dan cotton candy (permen tradisional).Pembuatan candy merupakan manipulasi gula/cokelat

untuk mendapatkan tekstur tertentu.Prinsipnya yaitu mengontrol kristalisasi gula/cokelat dan rasio gula  – air.

Hard candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras, penampilan yang jernih dan

biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan sirup glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan

untuk memberikan rasa yang lebih baik. Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa

atau gula invert, air flavour dan pewarna. Kebanyakan  hard candy dibuat dari sukrosa dan sirup glukosa. Gula

invert jarang digunakan kecuali di negara yang memiliki gula (sukrosa) dalam jumlah yang banyak dan tidak

tersedia sirup glukosa. (Lutony, Tony. L. 1993)

2.1 Bahan Pembuatan Perment Rock candy

Rock candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa atau gula invert,

air, flavour dan pewarna. Selain berbahan dasar gula, komponen flavour juga sangat

penting dalam pembuatan permen. Flavour yang digunakan untuk bahan pangan dapat

berupa flavour alami atau sintetik, namun seiring dengan banyaknya indikasi yang

menunjukkan bahwa secara umum bahan sintetik dapat membahayakan bagi kesehatan,

maka kesadaran kembali kealam (back to nature) kembali menjadi pilihan yang

Page 4: Laporan Candy Sigit

tepat.

II.1.1 Air

Air merupakan media pelarut yang baik yang nantinya pada saat

ditambahkan bahan seperti sukrosa maupun glukosa menjadi caramel dan kental

karen adanya pemansan dengan suhu tinggi dan gula yang bersifat mengikat air

II.1.2 Sukrosa

Sukrosa merupakan polimer dari molekul glukosa dan fruktosa melalui ikatan

glikosidik yang mempunyai peranan yang penting dalam pengolahan makanan.

Oligosakarida ini banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kepala kopyor.

Biasanya gula ini digunakan dalam bentuk kristal halus atau kasar (Winarno, 2004).

Buckle et. al. (1987) cit Budiana, penggunaan sukrosa dalam pembuatan Rock

candy umumnya sebanyak 50-70 % dari berat total. Hasil penelitian Wahyuni (1998)

menunjukkan bahwa peningkatan kadar sukrosa akan meningkatkan

kekentalannya. Untuk pembuatan Rock candy dapat digunakan sukrosa dalam

bentuk granular atau gula cair. Agar dihasilkan permen dengan kejernihan yang

baik atau penampakan mirip air, dibutuhkan gula dengan tingkat kemurnian

yang tinggi dan rendah kandungan abunya. Kandungan abu yang tinggi

menyebabkan peningkatan inverse, pewarnaan dan pembusaan selama pemasakan

sehingga memperbanyak gelembung udara yang terperangkap dalam massa gula. 

Sifat-sifat sukrosa : (Gaman dan Sherrington, 1994)

- Kenampakan dan kelarutan, semua gula berwarna putih, membentuk kristal

yang larut dalam air.

- Rasa manis, semua gula berasa manis, tetapi rasa manisnya tidak sama.

-Hidrolisis, disakarida mengalami proses hidrolisis menghasilkan moosakarida.

Hidrolisis sukrosa juga dikenal sebagai inversi sukrosa dan hasilnya berupa

campuran glukosa dan fruktosa disebut “gula invert”. Inversi dapat dilakukan baik

dengan memanaskan sukrosa bersama asam atau dengan menambahkan enzim

Page 5: Laporan Candy Sigit

invertase.

- Pengaruh panas, jika dipanaskan gula akan mengalami karamelisasi.

- Sifat mereduksi, semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa berperan

sebagai agensia pereduksi dan karenya dikenal sebagai gula reduksi

II.1.3 Flavor

Flavour adalah gabungan rasa dan aroma yang sangat menetukan kesukaan

konsumen terhadap suatu produk disamping tekstur. Tujuan penambahan flavour

bukan untuk menutupi kualitas dari bahan pangan yang sebenarnya, tetapi antara

lain untuk meningkatkan daya tarik bahan pangan, menstandarisasi flavour awal

yang lemah dan menggantikan flavour yang hilang selama pengolahan. Dalam

pemberian flavour harus diingat bahwa sebaiknya dilakukan pada temperature

yang tepat untuk menghindari menguapnya komponen volatile dan degradasi.

Flavour sangat berpengaruh terhadap penilaian organoleptik dan penerimaan

konsumen terhadap produk. Pada saat sekarang dimungkinkan untuk memberi

flavour baik alami maupun sintetis yang diinginkan pada permen.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan permen dapat berupa

flavour alami, flavour buah-buahan (diekstrak dari buah-buahan) atau flavour

sintetis (campuran bermacam-macam bahan kimia aromatic)(M.C.Donald,1984) .

II.1.4 Pewarna

Jenis pewarna yang digunakan dalam pembuatan hard candy adalah pewarna

alami dan sintetis atau dapat juga berupa agen pengikat dari kelompok alginat,

seperti selulosa, gum sayur dan sejenisnya. Pewarna alami seperti carmin, annato,

beta-caroten, turmeric, gula bit, ekstrak kulit anggur, caramel dan campuran

diantaranya dapat digunakan sebagai pewarna. Penggunaan konsentrasi khusus

untuk agen warna sintetik berkisar dari 0,01 – 0,03% dan level 0,1 – 1% untuk

warna alami (Faridah,2008).

Fungsi pewarna tersebut untuk meningkatkan intensitas warna pada produk agar

warna yang ditambahkan dapat mewakili rasa dari produk. Misalnya produk permen

Page 6: Laporan Candy Sigit

berwarna merah menunjukkan bahwa permen tersebut memiliki rasa stroberi. e

II.1.5 Perisa

Perisa (flavour) digunakan dalam industri pangan. Dengan perisa, dihasilkan

produk yang memiliki rasa yang diinginkan. Memiliki intensitas bau dan rasa

seperti yang diinginkan serta dapat meningkatkan rasa.

II.2 Proses Pengolahan Rock Candy Berdasarkan Literatur

Proses pengolahan Rock Candy yaitu pertama dikumpulkan terlebih dahulu

bahan dan alat yang akan digunakan. Pada proses pengolahan rock candy, dibutuh kan

bahan baku yang pasti berupa gula. Gula yang digunakan adalah gula sukrosa,

bahan pendukung lainnya yaitu essent, zat pewarna, dan air. Sedangkan alat yang

digunakan berupa gelas, panci, alat termometer, kompor, sendok atau pengaduk, tali

atau stik. Stik yang digunakan dapat diberi gula untuk memancing pertumbuhan

benih kristal, karena stik yang diberi kristal keci memberikan permukaan untuk

pertumbuhan kristal yang lebih besar dan dapat tumbuh ke atas tidak kebawah atau

larutan. Pertumbuhan kristal benih tidak diperlukan selama menggunakan string kasar

atau benang.

Stik yang telah diberi gula maka dimasukkan kedalam gelas. Namun harus

diatur terlebih dahulu, dimana kondisi stik menggantung ke dalam gelas tanpa

menyentuh sisi samping atau bawah. Setelah persiapan awal, maka dilakukan

perebusan air, masukkan gula. Gula yang ditambahkan harus pada konsentrasi yang

sesuai, karena jika terlalu banyak gula yang ditambahkan maka akan menyebabkan

kristal baru akan tumbuh pada gula larut dan tidak pada string. Kemudian dilakukan

pengadukan secara terus menerus sampai larutan gula jenuh. Jika larutan tidak jenuh,

maka kristal tidak akan tumbuh dengan cepat. Di sisi lain, jika menambahkan terlalu

banyak gula, kristal baru akan tumbuh pada gula larut dan tidak pada stik. Larutan

yang telah jenuh dapat ditambahkan essent dan pewarna makanan agar kristal yang

dibentuk memiliki warna yang bagus. Kemudian solusi dituangkan ke dalam gelas

atau tabung kaca. Jika terdapat gula larut di bagian bawah wadah, maka wadah segera

diganti karena adanya gula larut dalam wadah dapat mencegah terbentuknya kristal

pada stik. Sehingga dalam meletakkan stik harus menggantung ke cairan. Selanjutnya

Page 7: Laporan Candy Sigit

simpan pada tempat yang tidak mngganggu proses pembentukan kristalnya. Dapat

juga ditambahkan kertas filter atau atas tabung agar mencegah debu jatuh ke dalam

botol atau wadah. Pengamatan pertama dilakukan pada penyimpanan hari pertama

untuk memeriksa pertumbuhan awal kristal pada stik (benih kristal). Kemudian

dibiarkan kristal tumbuh sampai mencapai ukuran yang diinginkan atau sampai

berhenti tumbuh. Pada titik dimana kristal tidak dapat tumbuh maka stik dapat

dikeluarkan pada wadah.(Winarno,F.G,1992)

Page 8: Laporan Candy Sigit

III. METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

a. Panci

b. Kompor

c. Pengaduk

d. Saringan

e. Cup plastik

f. Stick

g. Gelang karet

h. Kamera

3.1.2 Bahan

a. Gula kristal putih

b. Air

c. Esens

d. Pewarna makanan

e. Label

Page 9: Laporan Candy Sigit

3.2 Skema Kerja

Air + Gula

Pemanasan (sampai mendidih)

Pendinginan

Penambahan esens dan pewarna

Dipancing

Basahi stick dengan larutan

Diputar – putar pada gula

Tidak Dipancing

Masukkan pada larutan

Tutup gelas

Pengamatan H-3 dan H-6

Page 10: Laporan Candy Sigit

Pengamatan hari ke-3

Dipancing Tidak Dipancing

Dipindah Dipindah

Pengamatan hari ke-6

Dipancing Tidak Dipancing

Dipindah Dipindah

Page 11: Laporan Candy Sigit

BAB 4 HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Hasil Pengamatan

Perlakuan

Pertumbuhan/

pembentukan

kristal hari ke-3

Pertumbuhan/

pembentukan

kristal hari ke-6

Rasio gula : air 2,5:1,

dipancing

Diganti1 : + 1 : +

2 : +++ 2 : ++++

Tidak diganti3 : ++ 3 : ++++

4 : +++ 4 : -

Rasio gula : air 2,5:1,

tidak dipancing

Diganti1 : + 1 : +

2 : + 2 : -

Tidak diganti3 : ++ 3 : +++

4 : - 4 : -

Rasio gula : air 2:1,

dipancing

Diganti1 : +++ 1 : +++

2 : + 2 : +

Tidak diganti3 : ++++ 3 : ++++

4 : ++ 4 : ++

Rasio gula : air 2:1,

tidak dipancing

Diganti1 : - 1 : -

2 : - 2 : -

Tidak diganti3 : - 3 : +

4 : - 4 : -

Keterangan : semakin + semakin banyak kristal yang tumbuh

4.2 Hasil Perhitungan

Dalam praktikum tidak dilakukan perhitungan.

Page 12: Laporan Candy Sigit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Skema Kerja Dan Fungsi Perlakuan

Pada praktikum proses pengolahan rock candy hal yang pertama dilakukan ialah

kita siapkan terlebih dahulu bahan dan alat yang akan digunakan. Setelah semua selesai

disiapkan pembuatan larutan air dengan gula. Dimana air dengan gula dipanaskan

hingga mendidih agar larutan menjadi jenuh. Kemudian dilakukan

pendinginan,pendinginan dilakukan untuk mencegah terbentuknya kristal secara cepat,

karena kondisi bentuk kristal yang diinginkan adalah berbentuk besar – besar.

Kemudian larutan gula di beri essene dan pewarna makanan yang fungsinya dapat

memberi aroma dan warna yang sesuai dengan keinginan kita.

Setelah pembuatan larutan maka mengatur stik, stik harus menggantung atau

berada diatas permukaan gelas kurang lebih 2 cm dari dasar gelas .Hal ini dilakukan

karena jika stik menempel nantinya akan mempengaruhi pembentukan Kristal .

Dalam praktikum dilakukan 2 perlakuan pada stiknya , yaitu stik diberi gula

(dipancing) dan tidak diberi gula (tidak dipancing). Pemancingan disini dilakukan

dengan membasahi stik dengan larutan gula kemudian stik di putar – putarkan pada

gula. Pemancingan ini bertujuan untuk memancing pertumbuhan inti kristal . Setelah

itu stik baik yang diberi pemancingan dengan gula ataupun yang tidak dilakukan

pemancingan, dimasukkan dalam gelas berisi larutan. Selanjutnya gelas ditutup untuk

mencegah adanya debu yang masuk dan bahan laen yang dapat mengganggu

pembentukan kristal. Kemudian dilakukan pengamatan pada penyimpanan hari ke-3

dan ke-6.

1.1 Analisa Data

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rock candy yang ditunjukan pada

tabel pengamatan, dapat kita analisa bahwa pada masing – masing perlakuan hasil

kesemua sampel perlakuan telah terbetuk kristal dengan perubahan yang berbeda-beda

namun tidak begitu signifikan . Hasil setiap perlakuan tersebut akan diuraikan sebagai

berikut.

Page 13: Laporan Candy Sigit

1.1.1 Perlakuan rasio gula : air (2,5:1)

A. Dipancing (Dipindah dan Tidak dipindah)

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pembuatan rock candy dengan

perbandingan antara gula dan air yaitu 2,5:1, pada gelas 1 dan 2 perlakuan dipancing

dipindah telah menghasilkan kristal namun pada gelas 1 kristal yang terbentuk hanya

sedikit baik pada hari ke-3 maupun ke-6 dibandingkan gelas satunya (2). Pada gelas 2

larutan sudah menghasilkan kristal yang banyak pada hari ke-3 hingga hari ke-6 kristal

lebih banyak.

Pembuatan rock candy dengan perbandingan yang sama, pada gelas 3 dan 4

perlakuan dipancing tidak dipindah telah menghasilkan kristal. Pada gelas 3 kristal sudah

mulai terbentuk pada hari ke-3 dan pada hari ke-6 tumbuh lebih banyak. Sedangkan pada

gelas 4 pembentukan kristal hari ke-3 lebih banyak dibandingkan pada hari ke-6

Berdasarkan literatur pemancingan dapat menumbuhkan benih kristal yang dapat

memancing pertumbuhan kristal yang besar. Sedangkan perlakuan dengan pemindahan

dapat mengoptimalkan pembentukan kristal pada stik, karena dengan pemindahan dapat

memisahkan kristal yang terbentuk pada stik dengan kristal yang kembali ke permukaan

larutan dan membentuk kristal yang kecil – kecil. Sehingga jika kita bandingan antara

keduanya dapat disimpulkan bahwa pada perlakuan yang dipancing dipindah lebih

maksimal pertumbuhan kristalnya.

B. Tidak dipancing (dipindah dan tidak dipindah)

Berdasarkan hasil pembuatan rock candy dengan perbandingan antara gula dan air

yaitu 2,5:1, pada gelas 1 dan 2 perlakuan tidak dipancing dipindah telah menghasilkan

kristal namun pada gelas 1 kristal yang terbentuk sama dan hanya sedikit baik pada hari

ke-3 maupun ke-6. Pada gelas 2 dimana larutan sudah menghasilkan kristal pada hari ke-

3 sedangkan hari ke-6 kristal larut pada larutan.

Pembuatan rock candy dengan perbandingan yang sama, pada gelas 3 dan 4

perlakuan tidak dipancing tidak dipindah telah menghasilkan kristal. Pada gelas 3 kristal

sudah mulai terbentuk pada hari ke-3 dan pada hari ke-6 tumbuh lebih banyak.

Sedangkan dibandingkan dengan gelas 4, gelas 4 hari ke-3 dan ke-6 sama sekali tidak

terbentuk.

Page 14: Laporan Candy Sigit

Perbandingan kedua perlakuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak dipancing

dipindah dengan tidak dipancing tidak dipindah menunjukkan hasil yang tidak begitu

signifikan sehingga keduanya sulit untuk dibandingkan. Dari analisa ini dapat dikatakan

bahwa tidak adanya pemancingan dapat menyebakan perbentukan kristal yang terbentuk

berjalan lambat pada stik.

1.1.2 Perlakuan rasio gula : air (2:1)

A.Dipancing (dipindah dan tidak dipindah)

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pembuatan rock candy dengan

perbandingan antara gula dan air yaitu 2:1, pada gelas 1 dan 2 perlakuan dipancing

dipindah telah menghasilkan kristal. Pada gelas 1 hari ke-3 kristal yang terbentuk sudah

mulai banyak pada hari ke-6 kristal tetap tidak mengalami penambahan. Pada gelas 2

kristal yang terbentuk hanya sedikit baik pada hari ke-3 maupun hari ke-6 dibandingkan

gelas 1.

Pembuatan rock candy dengan perbandingan yang sama, pada gelas 3 dan 4

perlakuan dipancing tidak dipindah telah menghasilkan kristal. Pada gelas 3 kristal sudah

terbentuk dengan baik pada hari ke-3, setelah hari ke-3 kristal terhenti tumbuh.

Sedangkan pada gelas 4, hari ke-3 hari ke-6 lebih sedikit dibandingkan gelas 3. hal ini

dapat disebabkan karena mungkin pada gelas 4 larutan belum sepenuhnya mencapai titik

yang dikehendaki. Serta biasanya tidak adanya pemindahan dapat menyebabkan

kristalisasi yang terbentuk kurang optimal.

Pada analisa ini dapat dijelaskan hasil analisanya sama dengan perlakuan

sebelumnya dimana terbentuk kristal .

B.Tidak dipancing (dipindah dan tidak dipindah)

Berdasarkan hasil pembuatan rock candy dengan perbandingan antara gula dan air

yaitu 2:1, pada gelas 1 dan 2 baik pada hari ke-3 dan ke-6 kristal sama sekali tidak

terbentuk. Hal ini dapat disebabkan karena larutan dalam kondisi yang belum

sepenuhnya mencapai titik yang dikehendaki atau belum jenuh.

Pembuatan rock candy dengan perbandingan yang sama, pada gelas 3 kristal tidak

terbentuk pada hari ke-3 dan pada hari ke-6 terbentuk hanya sedikit. Sedangkan pada

gelas 4 hari ke-3 dan ke-6 sama sekali tidak terbentuk hal ini dapat disebabkan karena

pada gelas 4 larutan yang dibuat masih belum dalam keadaan jenuh, apalagi perlakuan ini

tidak dipancing.

Page 15: Laporan Candy Sigit

Hasil analisa dari proses ini juga hampir sama dengan pengamatan-pengamatan

sebelumnya yaitu dengan hasil yang tidak begitu signifikan .Hasil yang didapat tersebut

bisa terjadi karena larutan yang digunakan karena menurut literatur pembentukan kristal

gula harus pada kondisi jenuh,oleh karena itu dalam membuat larutan harus benar –

benar diperhatikn karena pembentukan kristal tergantung pada larutannya.

1.1.3 Perbandingan Rasio Gula : Air

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan perbandingan

antara semua perlakuan pada perlakuan yang lebih optimal baik pada rasio gula : air

2,5:1 maupun 2:1 adalah pada perlakuan dipancing dan dipindah. Namun setelah

dilakukan pengamatan pada praktikum jika dibandingkan untuk rasio gula dan airnya,

rasio yang lebih baik adalah pada rasio 2,5:1. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada rasio

tersebut merupakan perbandingan yang dapat membentuk pertumbuhan kristal yang

lebih optimal, selain itu pemasakan larutan menjadi jenuh yang dilakukan pada rasio

tersebut sudah lebih baik dibandingkan pada rasio 2:1.

Dari literatur dijelaskan bahwa, apabila pada larutan terlalu banyak gula yang

ditambahkan dapat menyebabkan kondisi lewat jenuh.Kemudian selain konsentrasi gula

yang ditambahkan harus diperhatikan maka penggunaan suhu dan waktu pemasakan

larutan juga harus diperhatikan.

Page 16: Laporan Candy Sigit

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Pada masing – masing perlakuan hasil kesemua sampel perlakuan telah terbetuk

kristal dengan perubahan yang berbeda-beda namun tidak begitu signifikan

2. Titik kritis proses pembuatan rock candy adalah prose pemanasan larutan gula dan air

yang nantinya mempengaruhi kondisi kejenuhan larutan.

3. Perlakuan yang optimal pembuatan rock candy pada praktikum adalah perlakuan

dipancing dengan dilakukan pemindahan.

4. Rasio gula:air yang lebih baik pada praktikum yaitu 2,5:1

5. Konsentrasi gula yang ditambahkan harus diperhatikan maka penggunaan suhu dan

waktu pemasakan larutan juga harus diperhatikan.

5.1 Saran

1. Sebaiknya waktu dan proses praktikum lebih dioptimalkan.

2. Sebaiknya Sampel yang digunakan tidak satu kelas menjadi satu.

3. Terimakasih kepada kakak asisten.

Page 17: Laporan Candy Sigit

DAFTAR PUSTAKA

Apandi, M., 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Alumni:Bandung

Buckle, K. A., R. A Edward, G. H. Fleet and M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah:

H. Purnomo dan Adiono, UI-Press: Jakarta

De Man, J.M., 1980. Kimia Makanan. Penerjemah: K. Padmawinata. ITB: Bandung

Faridah,Anni dkk. 2008. Patiseri Jilid 3. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Gaman, P.M dan K.B. Sherrington, 1994. Ilmu Pangan. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan

Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh M.Sardjito, S. Nuriaki. A. Murdiati. Sardjono.

Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Gajah Mada University Press:Yogjakarta

Lutony, Tony. L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

MC. Donald, M., 1984. Uses of Glucose Syrups in The Food Industry. Elsevier Applied

Science Pub., Ltd:Essex.

Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Page 18: Laporan Candy Sigit

LAMPIRAN FOTO

Rasio gula :Air (2,5:1)

Hari ke – 3 Hari ke – 6

Dipancing Dipindah Dipancing Dipindah Dipancing Dipindah Dipancing Dipindah

Dipancing Tidak Dipindah

Dipancing Tidak Dipindah

Dipancing Tidak Dipindah

Dipancing Tidak Dipindah

Tidak Dipancing Dipindah

Tidak Dipancing Dipindah

Tidak Dipancing Dipindah

Tidak Dipancing Dipindah

Tidak Dipancing Tidak Dipindah

Tidak Dipancing, Tidak Dipindah

Tidak Dipancing, Tidak Dipindah

Tidak Dipancing, Tidak Dipindah

Page 19: Laporan Candy Sigit

Preparasi Bahan

Pemanasan larutan Pendinginan Larutan

Pemancingan Pemasangan Stik

Rasio gula :Air (2:1)

Pengamatan hari ke 3 dipancing dipindah dan tidak dipindah

Pengamatan Hari Ke 3 tidak dipancing dipindah dan tidak

dipindah

Pengamatan hari ke 6 dipancing dipindah dan tidak dipindah

Pengamatan Hari Ke 6 tidak dipancing dipindah dan tidak

dipindah

Page 20: Laporan Candy Sigit