sifa makalah TDM.docx

27
BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian TDM Therapeutic Drug Monitoring (TDM) juga dikenal dengan istilah Drug Therapy Monitor yang artinya adalah Pengawasan terhadap kadar atau tingkatan obat didalam darah. Tujuan dan tugas dari TDM ini sendiri sebenarnya adalah untuk mengukur kadar atau level obat yang ada di dalam darah, dengan begitu, maka dosis obat yang efektif dalam darah dapat ditentukan, sehingga dapat mencegah terjadinya keadaan toksik atau keracunan obat didalam tubuh. TDM ini juga seringkali dimanfaat kan untuk mengidentifikasi pasien atau penderita yang tidak patuh (biasanya untuk pasien yang dengan alasan apapun berusaha untuk tidak menaati dosis obat yang telah diberikan oleh dokter dengan tujuan pengobatan) Karena sangat banyak faktor yang mempengaruhi kadar obat dalam darah, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan TDM ini yaitu sebagai berikut:

Transcript of sifa makalah TDM.docx

Page 1: sifa makalah TDM.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian TDM

Therapeutic Drug Monitoring (TDM) juga dikenal dengan istilah

Drug Therapy Monitor yang artinya adalah Pengawasan terhadap

kadar atau tingkatan obat didalam darah.

Tujuan dan tugas dari TDM ini sendiri sebenarnya adalah untuk

mengukur kadar atau level obat yang ada di dalam darah, dengan

begitu, maka dosis obat yang efektif dalam darah dapat ditentukan,

sehingga dapat mencegah terjadinya keadaan toksik atau

keracunan obat didalam tubuh.

TDM ini juga seringkali dimanfaat kan untuk mengidentifikasi

pasien atau penderita yang tidak patuh (biasanya untuk pasien

yang dengan alasan apapun berusaha untuk tidak menaati dosis

obat yang telah diberikan oleh dokter dengan tujuan pengobatan)

Karena sangat banyak faktor yang mempengaruhi kadar obat

dalam darah, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

dan dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan TDM ini yaitu

sebagai berikut:

1.Usia pasien

2.Berat badan pasien

3.Rute pemberian obat

4.Absorpsi obat

5.Eksresi obat

6.Dosis yang diberikan

7.Cara Metabolisme obat dalam tubuh

Page 2: sifa makalah TDM.docx

Faktor faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah :

1. jika pasien tersebut juga mengkonsumsi obat - obat lain secara

bersamaan.

2. Jija ada penyakit lain yang juga diderita oleh pasien.

3. Serta kepatuhan pasien terhadap peraturan dalam penggunaan

obat sesuai dengan ketentuan dokter.

4. Cara - cara yang digunakan oleh laboratorium untuk melakukan

test atau uji coba untuk obat tersebut.

TDM adalah alat praktis yang dapat membantu dokter

memberikan terapi obat yang efektif dan aman pada pasien yang

memerlukan obat-obatan. Monitoring dapat digunakan untuk

mengkonfirmasi tingkat konsentrasi obat dalam darah apakah

berada dalam batas atas atau di bawah rentang terapi, atau jika

efek terapi yang diinginkan dari obat ini tidak seperti yang

diharapkan. Jika kasus seperti ini terjadi maka hal tersebut dapat

berbahaya terhadap tubuh sebab toksisitas obat dalam tubuh akan

meningkat, tetapi dengan adanya TDM maka keadaan tersebut

dapat segera diatasi tanpa memakan banyak waktu.

TDM sangat penting bagi pasien yang memiliki penyakit lain

yang mungkin dapat mempengaruhi kadar obat dalam darah, atau

bagi pasien yang menggunakan obat obatan lain secara

bersamaan yang mungkin dapat mempengaruhi kadar obat karena

berinteraksi dengan obat yang sedang diuji. Sebagai contoh, tanpa

pengawasan obat maka dokter tidak dapat mengetahui dengan

pasti bahwa kurangnya respons terhadap antibiotik mencerminkan

resistensi bakteri Atau adalah hasil dari ketidakmampuan untuk

mencapai berbagai terapi konsentrasi antibiotik yang memadai

dalam darah. Dalam kasus infeksi fatal, waktu terapi antibiotik yang

efektif sangat penting bagi keberhasilan. Hal ini juga penting untuk

Page 3: sifa makalah TDM.docx

menghindari toksisitas pada pasien sakit parah. Jadi, jika muncul

gejala toksik dengan dosis standar, TDM dapat digunakan untuk

menentukan perubahan di dalam campuran.

Setelah proses monitoring dalam tubuh selesai maka tahap

selanjutnya yang peru dilakukan adalah melakukan uji test sample

darah pasien , Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan aksi obat

dalam tubuh pada waktu tertentu, sedangkan pemeriksaan juga

dapat dilakukan melalui sampel urin untuk mengetahui kadar obat

yang ada di dalam urin, karena hal tersebut dapat mencerminkan

keberadaan obat untuk beberapa hari yang akan datang

(tergantung pada tingkat ekskresinya). Oleh karena itu, tes darah

adalah prosedur yang menjadi pilihan utama jika ingin melakukan

uji coba untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Namun, untuk

mengetahui penjelasan yang lengkap tentang kadar absorpsi dan

tingkat terapi secara tepat , Adalah penting untuk memberikan

waktu yang cukup antara pemberian obat dan koleksi sampel

darah.

Page 4: sifa makalah TDM.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Ruang Lingkup TDM

Sebenarnya Drugs Therapeutic Monitoring atau pengawasan

terhadap terapi obat erat kaitannya dengan ilmu farmakokinetik,

sebab seperti yang telah kita ketahui pengertian dari

farmakokinetika itu sendiri adalah segala proses yang dilakukan

tubuh terhadap obat berupa absorpsi, distribusi, Metabolisme,

(biotransformasi), dan eksresi. dimana Tubuh kita dapat

dianggap sebagai suatu ruangan besar yang terdiri dari

beberapa kompartemen yang terpisah oleh membran -

membran sel. Sedangkan proses absorpsi distribusi dan eksresi

obat dari dalam tubuh pada hakekatnya berlangsung dengan

mekanisme yang sama, karena proses ini tergantung pada

lintasan obat melalui membran tersebut.

Membran sel terdiri dari suatu lapisan lipoprotein ( lemak dan

protein ) yang mengandung banyak pori - pori kecil, terisi

dengan air. Membran dapat ditembus dengan mudah oleh zat -

zat tertentu, sukar dilalui zat - zat lain, maka disebut semi

permeable. Zat - zat lipofil (suka lemak) yang mudah larut dalam

lemak tanpa muatan listrik umumnya lebih lancar melintasinya

dibandingkan dengan zat - zat hidrofil dengan muatan ( ion).

Adapun mekanisme pengangkutan obat untuk melintasi

membran sel ada dua cara yaitu :

a. Secara pasif , artinya tanpa menggunakan energi.

• Filtrasi , melalui pori - pori kecil dari membran misalnya air dan

zat - zat hidrofil

• Difusi, zat melarut dalam lapisan lemak dari membran sel

contoh ion organik

Page 5: sifa makalah TDM.docx

b. Secara aktif, artinya menggunakan energi.

Pengangkutan dilakukan dengan mengikat zat hidrofil

(makromolekul atau ion) pada enzim pengangkut spesifik.

Setelah melalui membran, obat dilepaskan lagi. Cepatnya

penerusan tidak tergantung pada konsentrasi obat, Contohnya :

Glukosa, asam amino, asam lemak, garam garam, besi, vitamin

b1 , b2 , b12.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi TDM

A. Absorpsi

Proses absorpsi sangat penting dalam menentukan efek obat.

Pada umumnya obat yang tidak diabsorpsi maka tidak akan

menimbulkan efek, Kecuali antasida dan obat yang bekerja lokal.

Proses absorpsi terjadi di berbagai tempat pemberian obat,

misalnya melalui alat cerna, otot rangka, kulit dan sebagainya.

Absorpsi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai

berikut :

1. Kelarutan obat.

2. Kemampuan difusi melintasi sel membran.

3. Konsentrasi obat.

4. Sirkulasi pada letak absorpsi.

5. Luas permukaan kontak obat.

6. Bentuk sediaan obat.

7. Cara pemakaian obat.

B. Distribusi

Obat setelah diabsorpsi oleh tubuh maka selanjutnya akan

tersebar melalui sirkulasi darah ke seluruh badan dan harus

melalui membran sel agar tercapai tepat pada efek aksi.

Molekul obat yang mudah melintasi membran sel akan

Page 6: sifa makalah TDM.docx

mencapai semua cairan tubuh baik inta maupun ekstra sel.

sedangkan obat yang sulit menembus membran sel maka

penyebarannya umumnya terbatas pada cairan ekstra sel.

kadang - ikadang beberapa obat mengalami kumulatif

selektif pada beberapa jaringan tertentu, karena adanya proses

transpor aktif, pengikatan dengan zat tertentu atau daya larut

yang lebih besar dalam lemak. Kumulasi ini digunakan sebagai

gudang obat (yaitu protein plasma, umumnya albumin, jaringan

ikat dan jaringan lemak). selain itu ada beberapa tempat lain

misalnya tulang, organ tertentu, dan cairan transel yang dapat

berfungsi sebagai gudang untuk beberapa obat tertentu.

Distribusi obat kesusunan saraf pusat dan janin harus

menembus sawar khusus yaitu sawar darah otak dan sawar uri.

Obat yang mudah larut dalam lemak pada umumnya mudah

menembusnya.

C. Metabolisme ( biotransformasi)

Tujuan biotransformasi obat adalah mengubahnya dengan

cara sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk yang mudah

dieksresi oleh ginjal, dalam hal ini menjadikannya lebih hidrofil.

Pada umumnya obat dimetabolisme oleh enzim mikrosom dan

retikulum endoplasma sel hati. Pada proses metabiolisme

molekul obat dapat berubah sifat antara lain menjadi lebih polar,

Metabolit yang lebih polar ini menjadi mudah dieksresi melalui

ginjal. Metabolit obat dapat lebih aktif dari obat asal

(bioaktivasi), tidak atau berkurang aktif (detoksifikasi atau

bioinaktivasi) atau sama aktifitasnya.

Proses metabolisme ini memegang peranan penting dalam

mengakhiri efek obat. Hal - hal yang dapat mempengaruhi

metabolisme adalah sebagai berikut :

Page 7: sifa makalah TDM.docx

1. Fungsi hati, metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau

lebih lambat, sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih

kuat dari yang kita harapkan

2. Usia, pada bayi proses metabolisme akan berjalan lebih

lambat

3. Faktor genetik (turunan), ada orang yang memiliki faktor

genetik tertentu yang dapat menimbulkan perbedaan khasiat

obat pada pasien.

4. Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan, hal tersebut

dapat mempercepat metabolisme (inhibisi enzim).

D. Eksresi

Pengeluaran obat maupun metabolitnya dari tubuh terutama

dilakukan oleh ginjal melalui air seni dan dikeluarkan dalam

bentuk metabolit maupun bentuk asalnya. disamping itu ada

pula cara lain yaitu :

1. Kulit, bersama keringat. Misal : paraldehid

2. Paru - paru, dengan pernafasan keluar, terutama berperan

pada anestesi umum, anestesi gas atau anestesi terbang.

3. Hati, melalui saluran empedu, terutama obat untuk infeksi

saluran empedu.

4. Air susu ibu, Misalnya alkohol, obat tidur, nikotin dari rokok

dan alkaloida lain. Harus dioerhatikan karena

dapatmenimbulkan efek farmakologi atau toksik pada bayi.

5. Usus. misalnya sulfa dan preparat besi.

Selain dipengaruhi oleh proses Absorpsi, Distribusi,

Metabolisme, dan Eksresi (ADME) pencapaian efek - efek obat

didalam tubuh juga dipengaruhi oleh Mekanisme Kerja dari obat

tersebut, adapun Mekanisme kerja obat itu sendiri terbagi dalam

beberapa golongan sebagai berikut :

1. Secara fisika, Contohnya anestetik terbang, laksansia dan

diuretik osmotis.

Page 8: sifa makalah TDM.docx

2. Secara Kimia, misalnya antasida lambung dan zat - zat

khelasi ( zat - zat yang dapat mengikat logam berat)

3. Proses metabolisme, misalnya antibiotika mengganggu

pembentukan dinding sel kuman, sintesis protein, dan

metabolisme asam nucleat.

4. Secara kompetisi atau saingan, dalam hal ini dapat

dibedakan menjadi dua macam kompetisi yaitu untuk reseptor

spesifik dan enzym - enzym.

3. Macam- macam theraupetic obat dalam tubuh

Dalam melakukan suatu pengawasan terhadap terapi obat

maka langkah awal yang harus dilakukan adalah kita harus

terlebih dahulu menentukan efek apakah yang ingin kita capai

dari pemberian suatu obat, sehingga kita dapat memilih dengan

tepat obat yang sesuai untuk dapat diberikan kedalam tubuh

agar mencapai efek maksimal dan sesuai dengan yang kita

kehendaki, karena tidak semua obat bersifat betul - betul

menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya

meniadakan atau meringankan gejala - gejalanya saja tanpa

mempengaruhi penyebab penyakit itu sendiri. Oleh karena itu

sebelumnya kita juga harus mengetahui macam - macam efek

terapi yang mungkin akan dicapai oleh obat - obat didalam

tubuh, efek terapi obat itu sendiri dibedakan lagi menjadi tiga

jenis pengobatan yaitu :

1. Terapi kausal, yaitu pengobatan dengan meniadakan atau

memusnahkan penyebab penyakitnya, misalnya sulfonamida,

antibiotika, obat malaria dan sebagainya.

2. Terapi simptomatis, yaitu pengobatan untuk menghilangkan

atau meringankan gejala penyakit, sedangkan penyebabnya

yang lebih mendalam tidak dipengaruhi, misalnya pemberian

analgetik pada rheumatik atau sakit kepala.

Page 9: sifa makalah TDM.docx

3. Terapi subtitusi, yaitu pengobatan dengan cara menggantikan

zat - zat yang seharusnya dibuat oleh organ tubuh yang sakit,

misalnya insulin pada penderita diabetes dan tiroksin pada

penderita hipotiroid.

Selain itu untuk mempermudah dalam pengawasan dan

mengurangi resiko pemakaian suatu obat agar tidak digunakan

terlalu sering saat ini didalam industri farmasi telah

mengembangkan beberapa jenis obat tablet dengan efek jangka

panjang melalui prinsip delayed action atau sustained release,

sehingga dosis yang diperlukan cukup satu atau maksimal dua

kali sehari. Sedangkan untuk injeksi efek obat dapat

diperpanjang dengan prinsip memperlambat resorpsinya

dengan cara sebagai berikut :

1. Menggunakan minyak sebagai zat pelarut untuk zat lipofil,

Misalnya : hormon kelamin, penisilin dan sebagainya.

2. Memperkecil daya larut obat dengan menggabungkannya

dengan zat - zat lipofil.

3. Menggunakan kristal yang lebih kasar

4. Menambah vasokonstriktor ( menciutkan pembuluh), agar

penyebaran obat diperlambat

Setelah mengetahui penggolongan dari efek terapi yang

mungkin akan dicapai didalam tubuh kita juga harus mengetahui

faktor - faktor penting lainnya yang sangat menentukan dalam

pencapaian penyembuhan dari suatu penyakit didalam tubuh,

faktor penting tersebut adalah kepercayaan pasien terhadap

dokter dan terhadap obat yang diminumnya.

Berdasarkan kepercayaan ini maka dibuatlah suatu obat yang

disebut Plasebo yang dalam bahasa latin berarti saya ingin

menyenangkan, dan arti yang sebenarnya adalah suatu sediaan

yang tidak mengandung zat aktif. Tujuan dari placebo itu sendiri

adalah sebagai berikut :

Page 10: sifa makalah TDM.docx

1. Pengobatan sugesti, kadangkala memberikan efek yang

mengagumkan pda pasien yang menderita kecanduan obat -

pbat narkotika dan psikotropika lainnya maupun pada penderita

kanker stadium akhir.

2. Uji klinis, digunakan pada tahap akhir dalam rangkaian

penelitian suatu obat baru yang akan dinilai efek

farmakologisnya.

3. Pelengkap dan penggenap [il KB, bertujuan agar pasien tidak

terlupa menelan pil KB tersebut pada saat menstruasi.

Tujuan sebenarnya dari Drugs Therapeutic Monitoring ini sendiri

adalah untuk mengetahui perjalanan obat didalam tubuh dan

pencapaian pencapaian apa yang akan di lakukan oleh suatu

obat didalam tubuh, sebab setiap obat mengandung unsur

kimiawi yang berbeda - beda maka selain khasiat atau efek

penyembuhan yang akan dicapai suatu obat dalam tubuh maka

ada kemungkinan suatu obat juga akan memberikan efek

samping yang akan berakibat kurang baik bagi tubuh dan dapat

membahayakan kesehatan pasien itu sendiri, adapun efek -

efek obat yang tidak diinginkan dalam tubuh adalah sebagai

berikut :

1. Efek samping, adalah segala pengaruh obat yang tidak

diinginkan pada tujuan terapi yang dimaksud, pada dosis normal

(WHO 1970).

2. Idiosinkrasi, adalah peristiwa dimana suatu obat memberikan

efek yang sama sekali berlainan dengan efek normalnya.

3. Alergi, adalah peristiwa hipersensitif akibat pelepasan

histamin di dalam tubuh atau terjadinya reaksi khusus antara

antigen - antibodi. Gejala - gejala alergi yang terpenting dan

sering terjadi adalah pada kulit yaitu urtikaria (gatal dan bentol -

bentol), kemerah - merahan dan sebagainya. Pada alergi yang

Page 11: sifa makalah TDM.docx

lebih hebat dapat berupa demam, serangan asma, anafilaksis

shock dan lain - lain.

4. Fotosensitasi, adalah kepekaan berlebihan terhadap cahaya

akibat penggunaan obat. Seringkali terjadi pada penggunaan

kosmetik yang tidak cocok.

Setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat

menunjukkan efek toksis. Secara umum, hebatnya reaksi toksis

berhubungan langsung dengan tingginya dosis.dengan

mengurangi dosis, efek dapat dikurangi pula. Salah satu efek

toksis yang terkenal yaitu efek teratogen yaitu obat yang pada

dosis terapeutik untuk ibu, mengakibatkan cacat pada janin.

Yang terkenal adalah kasus Thalidomide.

Selain efek toksis dan efek samping yang telah disebut

diatas, dikenal juga beberapa istilah yang digunakan untuk

menggambarkan peristiwa yang terjadi didalam tubuh sebagai

respon dari pemberian obat - obatan kedalam tubuh yaitu

sebagai berikut :

A. Toleransi

Toleransi adalah peristiwa dimana dosis obat harus

dinaikkan terus menerus untuk mencapai efek terapeutik yang

sama. Macam - macam toleransi yaitu :

a. Toleransi primer (bawaan), terdapat pada sebagian orang

dan binatang tertentu misalnya kelinci sangat toleran dengan

atropin.

b. Toleransi sekunder, yang bisa timbul setelah menggunakan

suatu obat selama beberapa waktu. Organisme menjadi kurang

peka terhadap obat tersebut. Hal ini disebut juga dengan

habituasi atau kebiasaan.

c. Toleransi silang, dapat terjadi antara zat - zat dengan struktur

kimia serupa (fenobarbital dan butobarbital), atau kadang -

kadang antara zat - zat yang berlainan misalnya alkohol dan

Page 12: sifa makalah TDM.docx

barbital.

d. Tachyphylaxis, adalah toleransi yang timbul dengan pesat

sekali bila obat diulangi dalam waktu singkat.

B. Habituasi atau Kebiasaan

Habituasi atau kebiasaan adalah suatu peristiwa dimana

organisme menjadi kurang peka terhadap suatu otertentu yang

disebkan karna terlalu sering mengkonsumsi suatu obat.

Habituasi dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu dengan

induksi enzym, reseptor sekunder, dan penghambatan resorpsi.

Dengan meningkatkan dosis obat secara terus menerus maka

pasien dapat menderita keracunan, karena efek sampingnya

menjadi lebih kuat pula. Habituasi dapat diatasi dengan

menghentikan pemberian obat dan pada umumnya tidak

menimbulkan gejala - gejala penghentian (abstinensi) seperti

halnya pada adiksi.

C. Adiksi atau Ketagihan

Adiksi atau ketagihan berbeda dengan habituasi dalam dua

hal yakni adanya ketergantungan jasmaniah dan rohaniah dan

bila pengobatannya dihentikan maka dapat menimbulkan efek

hebat secara fisik dan mental.

D. Resistensi Bakteri

Resistensi bakteri adalah suatu keadaan dimana bakteri

telah menjadi kebal terhadap obat karena memiliki daya tahan

yang lebih kuat. Resistensi dapat dihindari dengan

menggunakan dosis obat yang lebih tinggi dibanding dengan

dosis minimal dalam waktu pendek dan menggunakan

kombinasi dari dua macam obat atau lebih.

Page 13: sifa makalah TDM.docx

E. Dosis

Dosis yang diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek

yang diinginkan tergantung dari banyak faktor antara lain : usia,

dan berat badan. Takaran pemakaian obat umumnya tercantum

dalam Farmakope. Sebenarnya yang umum dipakai sekarang

adalah dosis lazim (usual dosis).

Anak - anak kecil terutama bayi yang baru lahir

menunjukkan kepekaan yang lebih besar terhadap obat, karena

fungsi hati, ginjal serta enzim - enzimnya belum lengkap

perkembangannya. Demikian juga terjadi pada orang tua diatas

65 tahun.

F. Waktu menelan obat

Bagi kebanyakan obat waktu ditelannya tidak begitu penting,

yaitu sebelum atau sesudah makan. Tetapi ada pula obat

dengan sifat atau maksud pengobatan khusus guna

menghasilkan efek maksimal atau menghindarkan efek samping

tertentu.

Sebenarnya resorpsi obat dari lambung yang kososng

berlangsung paling cepat karena tidak dihalangi oleh isi usus

Contoh :

• Obat - obat yang diharapkan memberikan efek dngan cepat

sebaiknya ditelan sebelum makan misalanya obat - obat

analgetika (kecuali acetosal)

• Obat yang sebaiknya diberikan pada saat lambung kosong

yakni 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan adalah penisilin,

Sefalosporin, Eritromysin, Rovamysin, Linkomisin

• Obat lain yang bersifat merangsang mukosa lambung harus

digunakan pada waktu atau setelah makan, meskipun

resorpsinya menjadi terhambat. misalnya kortikosteroid dan

obat - obat rematik, antidiabetik oral, garam - garam besi, obat

cacing dan sebagainya.

Page 14: sifa makalah TDM.docx

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Therapeutic Drug Monitoring (TDM) juga dikenal dengan

istilah Drug Therapy Monitor yang artinya adalah

Pengawasan terhadap kadar atau tingkatan obat didalam

darah.

Tujuan dan tugas dari TDM ini sendiri sebenarnya

adalah untuk mengukur kadar atau level obat yang ada

di dalam darah, dengan begitu, maka dosis obat yang

efektif dalam darah dapat ditentukan, sehingga dapat

mencegah terjadinya keadaan toksik atau keracunan

obat didalam tubuh.

TDM mempermudah untuk mengukur kadar atau level

obat yang ada di dalam darah, dengan begitu, maka

dosis obat yang efektif dalam darah dapat ditentukan,

sehingga dapat mencegah terjadinya keadaan toksik

atau keracunan obat di dalam tubuh.

TDM sangat penting bagi pasien yang memiliki penyakit

lain yang mungkin dapat mempengaruhi kadar obat

dalam darah

Mengurangi resiko terjadinya interaksi obat

Mempermudah mendeteksi adanya resistensi bakteri

dalam tubuh manusia.

2. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, mahasiswa

dapat memahami tentang TDM (Theraupetic Drug

Monitoring).

Page 15: sifa makalah TDM.docx

DAFTAR PUSTAKA

Pagana, Kathleen Deska. Mosby's Manual of Diagnostic and

Laboratory Tests. St. Louis: Mosby, Inc., 1998.

American Journal of Health-System Pharmacy.

2006;63(12):1131-1139. © 2006 American Society of

Health-System Pharmacists.

Farmakologi jilid II untuk SMF kelas II cetakan pertama,

Pusdiknakes 2003.

Levy G, Ebling WF, Forrest A. Concentration- or effect-

controlled clinical trials with sparse data. Clin

Pharmacol Ther. 1994;56:1–8.

Campbell M. Community-based therapeutic drug monitoring.

Clin Pharmacokinet. 1995;28:271–274.

Aronson JK, Hardman M. Measuring plasma drug

concentrations. Br Med J. 1992;305:1078–1080.

Page 16: sifa makalah TDM.docx

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan

YME, atas berkat dan rahmat-NYA makalah ini dapat di buat tepat pada

waktunya. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi

salah satu tugas “Farmasi Klinik”.

Penulis juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi

salah satu sumber literatur atau sumber informasi pengetahuan bagi

pembaca.

Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf jika ada hal-hal

yang kurang berkenan dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Page 17: sifa makalah TDM.docx

Makassar,

2014

                                                                                       

                                                                                             

Penulis   

DAFTAR ISI

Kata

Pengantar .....................................................................

........................

Daftar

Isi ..................................................................................

.....................

Bab I Pendahuluan

1. Pengertian

TDM ......................................................................................

Bab II Tinjauan Pustaka

1. Ruang Lingkup

TDM ...............................................................................

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi

TDM ................................................

Page 18: sifa makalah TDM.docx

3. Macam- macam therapeutic obat dalam

tubuh .......................................

Bab III Penutup

1. Kesimpulan .............................................................................

................

2. Saran ......................................................................................

................

Daftar Pustaka

MAKALAH FARMASI KLINIK

“TDM (THERAPEUTIC DRUG MONITORING)”

Page 19: sifa makalah TDM.docx

OLEH :

NAMA : SITI FARIDA SEMAHU

NIM : NH 0512054

KELAS : B

PRGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2014