Sidang Komisi 2

48
DISKUSI KURIKULUM “ WAHANA PRAKTEK “

description

sidang komisi 2

Transcript of Sidang Komisi 2

  • DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK

  • TIGA ISSUE

    1. Klasifikasi Waha Praktek

  • KLASIFIKASI WAHANA PRAKTEK

    Kesulitan wahana praktek tipe B--usulan tipe C

    Usulan Penyelesaian : membedakan wahana untuk pre klinik dan profesi

    Untuk wahana prakt Tipe B untuk mencapai unggulan, sedangkan untuk yang lain rs Tipe

    penggunaan rs sesuai dengan kompetensi kasus yang akan dicapai

  • Wahana praktek jiwa yang terbatas--- mengembangkan wahana jiwa komunitas

    Mengembangkan sistem regulasi penggunaan rs Tipe B secara bersama

    Memilah kompetensi yang bisa dicapai dirs C atau Tipe B

    Tipe wahana RS Tipe C, namun kriteria pembimbing klinik adalah minimal Ners

  • USULAN

    Kesesuaian wahana praktek berdasarkan kompetensi dan bukan lagi berdasarkan tipe RS

  • Wahana Praktek Mahal

    Perlu Bantuan advokasi AIPNI , PPNI, Direktur RS dlm pengaturan PERDA Praktek dan Persyaratan akreditasi (B) diturunkan menjadi C

    Meningkatkan hubungan mutualisme antara RS dan Lahan Praktek melalui pemberian beasiswa kepada pembb lahan praktek

  • PEMBIMBING PRAKTEK

    Sharing pembimbing dengan institusi yang memiliki SDM diwilayah yang sama-- baseline Dosen sesuai dengan kepakaran

  • PERIZINAN PROFESI

    SDM S2 SEJALUR 4 DAN 2 SDM KESEHATAN diusulkan :

    1. SDM S2 KESEHATAN 4 DAN 2 SDM S2

    SEJALUR 2. Basic Pendidikan S2 Kesehatan adalah NERS

  • PERPINDAHAN MHS (Skep) KE INTITUSI YG MENYELENGGARA NERS

    . MoU

    . Usulan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan batas wajib akreditasi (2012)

    .

  • KOMISI 2

    KEBIJAKAN KURIKULUM

  • Issue a: Implementasi KBK No

    Permasalahan Rekomendasi Pihak terkait Keterangan

    1 Persepsi yang masih berbeda ttg implementasi KBK

    Persamaan persepsi melalui pembimbingan secara intensif

    AIPNI DIKTI Institusi pelayanan PPNI

    Pembiayaan kegiatan bimbingan Audiensi

    2. Panduan kurikulum AIPNI masih menimbulkan salah tafsir

    Penerbitan pedoman pembuatan dan pengembangan kurikulum

    AIPNI Institusi Pendidikan

    Melalui sosialisasi dan pelatihan yang intesif

    3. Pelaksanaan praktik KBK

    Perlu rumusan tentang Clinical Early Exposure Pembinaan fasilitator pelaksanaan KBK

    AIPNI Institusi Pendidikan

  • REKOMENDASI ISU B

    1. AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya yang diinisiasi dan dibiayai oleh AIPNI

    2. Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8 ,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi)

    3. AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi

  • 4. Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi, sesuai dengan ketentuan/dasar hukum yang berlaku

    5. Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

  • 6. Perlu telaah kembali draft finalisasi standar pendidikan ners: Untuk hal tersebut agar AIPNI mensosialisasikan draft

    tersebut melalui website AIPNI untuk dikritisi semua anggota AIPNI. Asupan dari anggota diharapkan telah masuk ke AIPNI sebelum tanggal 17 November 2011.

    Telaah mencakup antara lain: tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2

    Kesehatan dengan latar belakang Ners kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minaimal Ners

    dengan pengalaman kompetensi khusus 2 tahun, dan aspek/hal lain yang dipandang strategis

  • Issue c: USULAN

    Kesesuaian wahana praktek berdasarkan kompetensi dan bukan lagi berdasarkan tipe RS

  • Wahana Praktek Mahal

    Perlu Bantuan advokasi AIPNI , PPNI, Direktur RS dlm pengaturan PERDA Praktek dan Persyaratan akreditasi (B) diturunkan menjadi C

    Meningkatkan hubungan mutualisme antara RS dan Lahan Praktek melalui pemberian beasiswa kepada pembb lahan praktek

  • PEMBIMBING PRAKTEK

    Sharing pembimbing dengan institusi yang memiliki SDM diwilayah yang sama-- baseline Dosen sesuai dengan kepakaran

  • PERIZINAN PROFESI

    SDM S2 SEJALUR 4 DAN 2 SDM KESEHATAN diusulkan :

    1. SDM S2 KESEHATAN 4 DAN 2 SDM S2

    SEJALUR 2. Basic Pendidikan S2 Kesehatan adalah NERS

  • PERPINDAHAN MHS (Skep) KE INTITUSI YG MENYELENGGARA NERS

    . MoU

    . Usulan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan batas wajib akreditasi (2012)

    .

  • Usulan Lain-lain

    1. Masa studi pendidikan keperawatan (sarjana dan ner) dirasakan terlalu lama. Untuk itu agar masa studi tersebut dapat ditinjau kembali, mengingat munculnya kompetitor lain seperti D-IV dan Magister Sain Terapan.

    2. Perlu dirumuskan ketentuan terkait boleh atau tidaknya pelimpahan lulusan sarjana keperawatan dari PT yang tidak menyelenggarakan program profesi ke PT lain yang menyelenggarakan program profesi.

  • Usulan Lain-lain

    3. Iuran Anggota sudah termasuk: Biaya Pembinaan Modul, pedoman kurikulum Sistem administrasi

    4. sistem pembinaan Anggota Mekanisme Kewenangan Peran

  • KOMISI II KEBIJAKAN KURIKULUM

    Identifikasi pengembangan kurikulum di Institusi terkait Visi Misi:

    Visi Misi sudah punya tetapi kesulitan menjabarkan dan mengaplikan visi dan misi yg riil, apa yg harus dimasukan ke dalam materi mata kuliah Ex: bali khas dari bali adalah Culture, tp masih kesulitan ketika ingin menyesuaikan dengan VISI dan MISI

    Stikes Mercu Bakti Padang:mengplikasikan sulit d lapangan agar ada suatu penciri, misal menghasilkan lulusan yang berakhlak, ingin merubah metode krn terkait fasilitas, SDM dan pendanaan, jadi masih semiKBK, tp msh ada UTS, UAS

    PSIK FK Udayana, Denpasar: Kesulitan ketika praktek klinik, krn blok sistem mhsw mencari kompetensi hanya 1 sistem sj di klinik

    UNCEn:Kesulitan: sumber daya manusia yg sulit, jdwal harus mnyesuaikan dengan institusi yg lain terutama kedokteran misal: pengajar dokter, lab kedokteran, kelas besar, fasilitas masih sangat terbatas

    Kelusiltan dalam menterjemahkan ke dalam praktek lab, SDM yg lebih banyak, ketika SDM adalah harus dosen tetap,krn dosen luar mengalami kesulitan dlm hal penjadwalan, ruangan kelas yg kurang, kesulitan ketika mhsw kehadirannya kurang, bagaimana caranya?

    Kesulitan ketika d klinik, misal d kardiovaskuler mhsw cm ditunggui 3 jam saja, jd disamakan dengan praktikan yg lain yg sudah lebih advance.

    Program dosen magang dari DIKTI

    Biaya penerapan KBK mahal, biaya yg dibebankan ke mahasiswa mahal, bagaimana cara menyiasati penerapan KBK yg efisien dan efektif

    Stikes Binawan: KBK berproses, pengembangan mikrokurikulum, ttp mikro dan mesokurikulum harus tetap terkait, buat kompetensi MAP, sehingga di masing2 mata ajar tdk tumpang tindih, teaching learning method harus fleksibel, bisa berubah-ubah di setiap angkatan, mhsw yg bermasalah bisa kita adakan Semester Pendek utk mhsw tersebut. Pengembangan kurikulum interelated antara satu semester dgn semester yg lain. Kesulitan di lahan praktek disiasati dengan membagi mhsw membagi kelompok-kelompok kecil. Sebelum ke klinik ada kepaniteraan sehingga mhsw siap utk praktek di klinik

    Ada perawat yg menjadi pembimbing klinik mempunyai SK dr DikTi, meyakinkan pembimbing klinik bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing generasi penerus, kontrak program harus jelas, apa yg mesti dicapai oleh mahasiswa sehingga mhsw tdk disuruh mengerjakan tugas lain di luar kompetensi.

  • Usulan untuk AIPNI:

    Mengusulkan pembimbingan dr AIPNI implementasi KBK dilaksanakan masing-masing regional dan institusi pelayanan

    Perbedaan waktu mhsw terjun ke klinik (early exposure) , yang mana yang direkomendasikan oleh AIPNI?--> usulan minimal mulai smt 3, fleksibel sesuai kompetensi yg akan dicapai

    Apakah bisa menggunakan yang berbeda selain pendekatan KDM dan system, menggunakan istilah lain,

    Mengkonversi mata kuliah sehingga bisa diakui secara Internasional Usulan khusus: Agar setiap informasi, modul, buku kurikulum dapat dikirimkan langsung ke anggota AIPNI dan dibebaskan dari biaya.

  • KEBIJAKAN KURIKULUM

  • MATERI DISKUSI PADA SIDANG KOMISI 2:

    IMPLEMENTASI KURIKULUM (KBK) PENYELENGGARAAN PROFESI NERS

    PENDIDIKAN NERS DAN WAHANA PRAKTIK

  • No

    Permasalahan Rekomendasi Pihak terkait Keterangan

    1 Persepsi yang masih berbeda ttg implementasi KBK

    Persamaan persepsi melalui pembimbingan secara intensif

    AIPNI DIKTI Institusi pelayanan PPNI

    Pembiayaan kegiatan bimbingan Audiensi

    2.

    Panduan kurikulum AIPNI masih menimbulkan salah tafsir

    Penerbitan pedoman pembuatan dan pengembangan kurikulum

    AIPNI Institusi Pendidikan

    Melalui sosialisasi dan pelatihan yang intesif

    3.

    Pelaksanaan praktik KBK

    Perlu rumusan tentang Clinical Early Exposure Pembinaan fasilitator pelaksanaan KBK

    AIPNI Institusi Pendidikan

  • 1. AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya yang diinisiasi dan dibiayai oleh AIPNI

    2. Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8 ,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi)

    3. AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi

  • 4. Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi, sesuai dengan ketentuan/dasar hukum yang berlaku

    5. Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

  • 6. Masa studi pendidikan keperawatan (sarjana dan ner) dirasakan terlalu lama. Untuk itu agar masa studi tersebut dapat ditinjau kembali, mengingat munculnya kompetitor lain seperti D-IV dan Magister Sain Terapan.

    7. Perlu dirumuskan ketentuan terkait boleh atau tidaknya pelimpahan lulusan sarjana keperawatan dari PT yang tidak menyelenggarakan program profesi ke PT lain yang menyelenggarakan program profesi.

  • 6. Perlu telaah kembali draft finalisasi standar pendidikan ners: Untuk hal tersebut agar AIPNI mensosialisasikan draft tersebut

    melalui website AIPNI untuk dikritisi semua anggota AIPNI. Asupan dari anggota diharapkan telah masuk ke AIPNI sebelum tanggal 17 November 2011.

    Telaah mencakup antara lain: tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2 Kesehatan dengan latar

    belakang Ners kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minaimal Ners dengan

    pengalaman kompetensi khusus 2 tahun, dan aspek/hal lain yang dipandang strategis

  • Klasifikasi Wahana Praktek

  • Kesulitan wahana praktek tipe B--usulan tipe C Usulan Penyelesaian : membedakan wahana untuk pre

    klinik dan profesi Untuk wahana prakt Tipe B untuk mencapai unggulan,

    sedangkan untuk yang lain rs Tipe penggunaan rs sesuai dengan kompetensi kasus yang akan

    dicapai

  • Wahana praktek jiwa yang terbatas--- mengembangkan wahana jiwa komunitas

    Mengembangkan sistem regulasi penggunaan rs Tipe B secara bersama

    Memilah kompetensi yang bisa dicapai dirs C atau Tipe B Tipe wahana RS Tipe C, namun kriteria pembimbing klinik

    adalah minimal Ners

  • Kesesuaian wahana praktek berdasarkan kompetensi dan bukan lagi berdasarkan tipe RS

  • Perlu Bantuan advokasi AIPNI , PPNI, Direktur RS dlm pengaturan PERDA Praktek dan Persyaratan akreditasi (B) diturunkan menjadi C

    Meningkatkan hubungan mutualisme antara RS dan Lahan Praktek melalui pemberian beasiswa kepada pembb lahan praktek

  • Sharing pembimbing dengan institusi yang memiliki SDM diwilayah yang sama-- baseline Dosen sesuai dengan kepakaran

  • SDM S2 SEJALUR 4 DAN 2 SDM KESEHATAN diusulkan :

    1. SDM S2 KESEHATAN 4 DAN 2 SDM S2 SEJALUR 2. Basic Pendidikan S2 Kesehatan adalah NERS

  • MoU . Usulan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan batas

    wajib akreditasi (2012) .

  • SIDANG KOMISI II TENTAN KEBIJAKAN KURIKULUM

    ASOSIASI PENDIDIKAN NERS INDONESAI

  • REKOMENDASI ISU B Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Ners 25 SKS > 36 SKS

    AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya

    Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8 ,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi)

    AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi

    Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi.

  • Standar Pembimbing Klinik Pendidikan Ners

    Meninjau kembali draf finalisasi standar pendidikan Ners tentang standar SDM

    Tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2 Kesehatan dengan latar belakang Ners

    Kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minimal Ners dengan pengalaman kompetensi khusus 2 tahun

    Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki

    Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

  • SIDANG KOMISI II TENTANG KEBIJAKAN KURIKULUM

    ASOSIASI PENDIDIKAN NERS INDONESIA

  • REKOMENDASI ISU B

    1. AIPNI perlu menetapkan pola Implemetasi Kurikulum KBK tahap Profesi dengan beban 36 SKS dalam bentuk Workshop atau lainnya yang diinisiasi dan dibiayai oleh AIPNI

    2. Apabila kurikulum profesi di mulai pada semester 8 ,Setiap Institusi Pendidikan perlu mengantisipasi Sistem Administrasi Pendidikan di Perguruan Tinggi masing2 (termasuk kebijakan yang terkait dengan rencana implementasi kurikulum profesi)

    3. AIPNI memfasilitasi penyusunan Standar Panduan dalam Pengelolaan Profesi dan Standar Penilaian kurikulum profesi

  • 4. Apabila institusi sdh menerapkan kurikulum profesi sejumlah 36 SKS, maka diharapkan AIPNI bersama PPNI melakukan advokasi dengan BKN, Menpan, Menkes untuk mengakui Lulusan profesi Keperawatan setara golongan 3B, seperti profesi lain apoteker, kedokteran, dan kedokteran gigi, sesuai dengan ketentuan/dasar hukum yang berlaku

    5. Untuk membantu lahan praktik yang belum memiliki Ners atau masih terbatas maka diusulkan agar AIPNI melakukan advokasi agar bisa mengikuti pendidikan D3 ke Ners (Usulkan agar PT yang layak dapat kembali menyelenggarakan jenjang tsb)

  • 6. Masa studi pendidikan keperawatan (sarjana dan ner) dirasakan terlalu lama. Untuk itu agar masa studi tersebut dapat ditinjau kembali, mengingat munculnya kompetitor lain seperti D-IV dan Magister Sain Terapan.

    7. Perlu dirumuskan ketentuan terkait boleh atau tidaknya pelimpahan lulusan sarjana keperawatan dari PT yang tidak menyelenggarakan program profesi ke PT lain yang menyelenggarakan program profesi.

  • 6. Perlu telaah kembali draft finalisasi standar pendidikan ners: Untuk hal tersebut agar AIPNI mensosialisasikan draft

    tersebut melalui website AIPNI untuk dikritisi semua anggota AIPNI. Asupan dari anggota diharapkan telah masuk ke AIPNI sebelum tanggal 17 November 2011.

    Telaah mencakup antara lain: tentang kualifikasi Ka Prodi diusulkan minimal S2

    Kesehatan dengan latar belakang Ners kualifikasi Pembimbing Klinik diusulkan minaimal Ners

    dengan pengalaman kompetensi khusus 2 tahun, dan aspek/hal lain yang dipandang strategis

  • Terimakasih

    DISKUSI KURIKULUM RTA AIPNI 20011DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK TIGA ISSUE KLASIFIKASI WAHANA PRAKTEK Slide Number 4USULANWahana Praktek MahalPEMBIMBING PRAKTEKPERIZINAN PROFESIPERPINDAHAN MHS (Skep) KE INTITUSI YG MENYELENGGARA NERS

    KOMISI 2 finalKOMISI 2Issue a: Implementasi KBKREKOMENDASI ISU BSlide Number 4Slide Number 5Issue c: USULANWahana Praktek MahalPEMBIMBING PRAKTEKPERIZINAN PROFESIPERPINDAHAN MHS (Skep) KE INTITUSI YG MENYELENGGARA NERSUsulan Lain-lainUsulan Lain-lain

    KOMISI IIaPLENO KOMISI 2KOMISI 2KOMISI 2ISU A: IMPLEMENTASI KBKISSUE B: PENYELENGGARAAN PROFESI NERSSlide Number 5Slide Number 6Slide Number 7ISSUE C: WAHANA PRAKTEKKLASIFIKASI WAHANA PRAKTEK Slide Number 10USULANWahana Praktek MahalPEMBIMBING PRAKTEKPERIZINAN PROFESIPERPINDAHAN MHS (Skep) KE INTITUSI YG MENYELENGGARA NERSTERIMA KASIH

    SIDANG KOMISI II KURIKULUM (2)SIDANG KOMISI II TENTAN KEBIJAKAN KURIKULUM ASOSIASI PENDIDIKAN NERS INDONESAIREKOMENDASI ISU BPenyelenggaraan Pendidikan Profesi Ners 25 SKS > 36 SKSStandar Pembimbing Klinik Pendidikan Ners

    SIDANG KOMISI II KURIKULUMSIDANG KOMISI II TENTANG KEBIJAKAN KURIKULUM ASOSIASI PENDIDIKAN NERS INDONESIAREKOMENDASI ISU BSlide Number 3Slide Number 4Slide Number 5Terimakasih