Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme -...

14
1 Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme Siauw Tiong Djin Tatiana yang baik Apa kabar? Pertama saya ucapkan banyak terima kasih atas perhatian besar Anda atas tulisan-tulisan saya tentang SGT dan upaya Anda melakukan penelitian tentang sosok SGT dan jalan pikirannya. Saya terperanjat melihat diskusi Anda meluncur ke sebuah kesimpulan bahwa saya menyalah gunakan nama SGT untuk mengukuhkan sikap saya yang anti PKI dan pendukung kapitalisme. Entah dari mana kesimpulan ini lahir. Saya tidak akan berpanjang lebar dan secara terperinci menanggapi semua butir argumentasi yang Anda tuangkan di dalam tulisan-tulisan Anda di dunia maya. Secara singkat dan global saya yang akan mengemukakan beberapa hal sbb: 1. Saya dan saya yakin kakak saya, tidak pernah bersikap anti PKI, anti sosialisme maupun anti komunisme. Bahwa kami melihat perkembangan dunia dan bagaimana pemerintah seharusnya menjamin kesejahtraan rakyat dengan kaca mata berbeda dengan Anda, itu bisa saja. Dan kalau Anda mendukung paham demokrasi, sebenarnya perbedaan ini tidak perlu mengundang permusuhan atau perdebatan sengit yang tidak membangun. 2. Saya tidak pernah menyatakan di dalam tulisan-tulisan saya bahwa SGT anti PKI dan getol mendukung kapitalisme dalam arti yang Anda singgung. Itu tidak pernah tertuang di dalam tulisan-tulisan saya. Kutipan-kutipan yang Anda ambil dari tulisan-tulisan tersebut, menurut saya out of context. Entah apakah sebenarnya Anda sudah membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? Mungkin kalau Anda membaca buku tersebut dengan teliti dan dengan kepala dingin, Anda akan mencapai sebuah kesimpulan yang berbeda.

Transcript of Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme -...

Page 1: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

1

Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme

Siauw Tiong Djin

Tatiana yang baik

Apa kabar?

Pertama saya ucapkan banyak terima kasih atas perhatian besar Anda atas

tulisan-tulisan saya tentang SGT dan upaya Anda melakukan penelitian tentang

sosok SGT dan jalan pikirannya.

Saya terperanjat melihat diskusi Anda meluncur ke sebuah kesimpulan bahwa saya

menyalah gunakan nama SGT untuk mengukuhkan sikap saya yang anti PKI dan

pendukung kapitalisme. Entah dari mana kesimpulan ini lahir.

Saya tidak akan berpanjang lebar dan secara terperinci menanggapi semua butir

argumentasi yang Anda tuangkan di dalam tulisan-tulisan Anda di dunia maya.

Secara singkat dan global saya yang akan mengemukakan beberapa hal sbb:

1. Saya dan saya yakin kakak saya, tidak pernah bersikap anti PKI, anti

sosialisme maupun anti komunisme. Bahwa kami melihat perkembangan

dunia dan bagaimana pemerintah seharusnya menjamin kesejahtraan

rakyat dengan kaca mata berbeda dengan Anda, itu bisa saja. Dan

kalau Anda mendukung paham demokrasi, sebenarnya perbedaan ini

tidak perlu mengundang permusuhan atau perdebatan sengit yang

tidak membangun.

2. Saya tidak pernah menyatakan di dalam tulisan-tulisan saya bahwa SGT

anti PKI dan getol mendukung kapitalisme dalam arti yang Anda

singgung. Itu tidak pernah tertuang di dalam tulisan-tulisan

saya. Kutipan-kutipan yang Anda ambil dari tulisan-tulisan tersebut,

menurut saya out of context. Entah apakah sebenarnya Anda sudah

membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan?

Mungkin kalau Anda membaca buku tersebut dengan teliti dan dengan

kepala dingin, Anda akan mencapai sebuah kesimpulan yang berbeda.

Page 2: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

2

Yang saya tegaskan dalam tulisan-tulisan itu adalah: SGT bukan anggota

PKI. Akan tetapi dalam perjuangan mencapai sosialisme ala Indonesia, ia

sepenuhnya sejalan dengan Soekarno, PKI dan partai-partai kiri lainnya.

3. Secara ringkas saya ulangi berbegai hasil penelitian saya ttg SGT:

a. Ia adalah seorang Marxist yang mengangumi keberhasilan Mao Tse

Tung dalam membangun masyarakat sosialisme di Tiongkok. Dalam

konteks ini, ia tentu saja sangat dekat dengan banyak tokoh PKI dan

tidak mungkin memiliki sikap anti PKI.

b. Dekat dengan banyak tokoh PKI dan tidak anti PKI bukan berarti ia

tidak pernah menentang beberapa kebijakan PKI dan sikap politik

para tokohnya. Justru karena ia bukan anggota PKI, ia bisa bebas

bersikap di luar disiplin partai.

c. Hubungan dengan banyak tokoh PKI sudah terjalin sejak tahun 30-an

dan sejak kegiatan politik di awal kemerdekaan pada waktu SGT

turut memimpin Partai Sosialis.

d. Akan tetapi SGT yang sejak FDR bubar pada tahun 1948, tidak lagi

tergabung dalam partai apapun. Dan ini nampak dari sepak

terjangnya di parlemen. Ia jelas tidak mengikuti disiplin partai

apapun. Di zaman demokrasi parlementer (1949-1959), ia mendirikan

dan memimpin Fraksi Nasional Progresif yang terdiri dari beberapa

partai nasionalis dan beberapa tokoh tidak berpartai. Partai yang

paling berpengaruh di fraksi ini adalah Murba, yang bisa

dikategorikan “musuh politik” PKI sejak awal kemerdekaan.

SGT-pun sangat dekat dengan tokoh-tokoh Murba. SGT berperan

dalam mendorong Sukarni, ketua Murba, untuk menjadi dubes RI di

RRT pada 1961. Ketika PKI memimpin gerakan mengganyang

Murba di zaman Demokrasi Terpimpin, SGT menolak membawa

Baperki turut melakukan pengganyangan tersebut. Sikap ini sangat

dihargai oleh banyak tokoh Murba, terutama Adam Malik, sehingga

selama SGT menjadi tapol, Adam Malik secara diam-diam

berupaya membantunya – dengan kerap mengatur pemeriksaan

kesehatan SGT di RSPAD. Dan Adam Malik-lah sebagai Wapres

Page 3: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

3

yang memungkinkan SGT memperoleh “exit-permit” untuk berobat

di Belanda pada September 1978.

e. Di zaman Demokrasi Parlementer, Berbagai RUU (Rancangan

Undang-Undang) diperdebatkan di parlemen. Kerap terjadi

perdebatan antara anggota-anggota Fraksi Nasional Progresif

dengan anggota-anggota Fraksi PKI. Anda bisa mengikuti berbagai

perdebatan ini di risalah-risalah dan ikhtisar-ikhtisar parlemen.

f. Menurut saya kebijakan ekonomi PKI di zaman Demokrasi

Parlementer berdeda dengan kebijakan ekonomi di zaman

Demokrasi Terpimpin, terutama setelah 1963. SGT kerap memberi

masukan ke para tokoh PKI, termasuk Njoto dan ayah Anda, dalam

perumusan kebijakan ekonomi PKI, karena ia memang dianggap

ahli ekonomi di kalangan politikus kiri (Utrech, yang juga berada di

DPA bersama SGT, menyatakan kepada saya, bahwa berbagai

rumusan ekonomi yang kemudian masuk dalam pidato2 Soekarno

kerap diutarakan SGT dalam DPA).

Jadi tidak mengherankan bahwa kebijakan-kebijakan PKI di zaman

demokrasi terpimpoin seirama dengan apa yang SGT utarakan

sejak zaman Demokrasi Parlementer, terutama yang berkaitan

dengan pengembangan modal domestic. Apalagi setelah

konsepsi ini masuk dalam Manipol, GBHN 1963 dan masuk pula

dalam pidato kenegaraan Bung Karno. Kesemuanya ini didukung

baik secara sungguh-sungguh maupun secara lip service oleh

semua partai dan ormas politik di zaman itu. Dan

kebijakan-kebijakan PKI yang Anda uraikan keluar di zaman itu pula.

Mungkin Anda perlu memperhatikan kebijakan ekonomi PKI pada

tahun 50-an.

g. Salah satu contoh perbedaan konsep tentang “kapitalisme” antara

SGT dan yang dianut oleh PKI bisa dilihat dalam perdebatan antara

SGT dan Sakirman di parlemen pada 1951 tentang RUU Pedoman

Baru – yang menghendaki semua kepemilkan perusahaan bis dan

transportasi dialihkan ke tangan “golongan ekonomi lemah” –

artinya non Tionghoa dan pengharusan semua perusahaan baru

dimiliki oleh 75% WNI. SGT menentang kebijakan ini berdasarkan

Page 4: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

4

argumentasi bahwa perusahaan-perusahaan yang dimiliki para

pedagang Tionghoa yang sudah berpengalaman sejak zaman

penjajahan Belanda - apapun status kewarganegaraan-nya,

seharusnya dilindungi dan dibantu perkembangannya, karena ini

akan membantu pembangunan ekonomi nasional. Sakirman

menentang SGT yang dianggapnya menginginkan

dipertahankannya sistim kapitalisme yang merugikan pembangunan

ekonomi.

Saya ketengahkan pula dalam tulisan2 saya bahwa massa Baperki

sebagian besar adalah pedagang-pedagang Tionghoa. Konsepsi

“kapitalisme” yang didukung oleh SGT seirama dengan jati diri

mereka. Komunisme yang dikenal pada tahun 50-an tidak begitu

“cocok” dengan sikap massa Baperki.

Menyatakan demikina bukan berarti saya menyatakan bahwa SGT

dan Baperki anti Komunisme atau anti PKI. Banyak data yang

mendukung pengertian bahwa PKI sering membela Baperki (Hanya

saja agak aneh, justru ketika Harian Republik, Terompet Baperki,

pada tahun 1960,dilarang terbit oleh pemerintah karena membela

PKI dalam poeristiwa Madiun. PKI ternyata memilih jalan DIAM, tidak

membela!).

h. Ttg Perkawinan Kapitalisme dan Sosialisme: Betul, SGT tidak secara

eksplisit menggunakan istilah “perkawinan”. Akan tetapi berbagai

tulisan dan pidatonya tidak bisa tidak memiliki konotasi dan

mendukung istilah “perkawinan” tersebut.

Saya kutip berbagai pidatro SGT sejak zaman Demokrasi Parlementer:

(1) Sambutan SGT pada Simposium Ekonomi Baperki, 26

September 1954: “…Hendaknya pemerintah tidak

memasalahkan siapa yang mengadakan industrialisasi tetapi

lebih mementingkan sumbangan modal warga negara

keturunan asing dalam pembangunan ekonomi nasional.

Semua modal domestic yang tidak merupakan eksploitasi dan

drainage yang bisa menimbulkan kolonialisme di bidang

ekonomi, harus dikembangkan...”

Page 5: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

5

(2) Pidato SGT di Pacet, 9 Januari 1955: “… ketentuan-ketentuian

yg patut diperhatikan adalah pasal2 37 dan 38 UUD, yang

dapat dikatakan menjadi dasar ekonomi nasional yang

sesungguhnya. ….Pasal 37 dapat disimpulkan berarti modal

perseorangan (Kapitalisme) tidak dihapuskan, melainkan

dibatasi , supaya tidak mencapai tingkat kekuasaan monopoli

yang membahayakan kepentingan rakyat…”

(3) Uraian SGT pada kongres baperki di Malang 21 Marert 1955

tentang Konstituante: “… Harus ada pasal dalam UUD yang

menjamin adanya kesempatan untuk setiap warga negara

untuk berkembang , tetapi terbatas sehingga tidak menjadi

kekuatan monopoli yang merugikan rakyat terbanyak. UUD

itu harus menentukan bahwa pembangunan ekonomi nasional

berdasarkan pada kekuatan perusahaan pokok milik negara

dibantu oleh perusahaan2 milik koperasi rakyat dan

perusahaan2 milik modal perseorangan…”

(4) SGT pada 21 Mei 1959, sebagai wakil ketua seksi ekonomi

DPR (jadi sebelum Dekrit 5 Juli 1959) “….Tulang punggung

Sosialis ala Indonesia adalah kekuatan produksi perusahaan2

modal negara dibantu oleh kekuatan produksi perusahaan2

modal perseorangan …”.

(5) Pidato SGT 13 Maret 1961: “…Bahwa dalam tahap sekarang ini

kapitalisme masih diakui adanya, malahan dianjurkan untuk

tumbuh sehat untuk pembangunan Indonesia…”

(6) Pidato SGT, 12 Juni 1961: “…dalam tingkat nasional-demokratis

sekarang ini kaptitalisme belum menjjadi sasaran revolusi,

karena dalam batas-batas tertentu, sampai-pun modal

domestic, yaitu modal milik perseorangan, termasuk orang

asing yang menetap di Indonesia, diberi kesempatan

berkembang secara sehat untuk menguntungkan kelajuan

revolusi untuk memasuki tingkat selanjutnya…”.

Page 6: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

6

Jelas kapitalisme yang dimaksud adalah kapitalisme yang berkaitan dengan

modal domestik bukan modal-modal Multi-National Corporations. SGT selalu

beragumentasi bahwa pengembangan modal domestik ini sangat penting

untuik pembangunan ekonomi nasional karena para pemilik modal ini

menetap di Indonesia dan keuntungan yang merekla peroleh akan

dipergunakan untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.

Sedangkan Multi National Corporations bukan saja tidak mementingkan

pembangunan nasional Indonesia, ia bahkan siap merugikannya demi

menciptakan keuntungan yang akan dikirim keluar Indonesia.

Diharap tanggapan di atas menghilangkan salah penafsiran yang terkandung

dalam tulisan-tulisan Anda. Bilamana tidak, juga tidak apa. Anda sepenuhnya

berhak menginterpretasikan apa-pun yang sudah tertuang dalam berbagai buku

dan tulisan saya.

Salam Hangat

Tiong Djin

From: Tatiana Lukman

Sent: Saturday, October 8, 2016 2:06 AM

Subject: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme

SGT, PKI dan Sosialisme (2)

Sekarang akan saya perluas dan perdalam soal SGT, PKI dan Sosialisme.

Dari beberapa buku yang saya baca, yang berkaitan dengan SGT, saya temukan

berbagai fakta sejarah dan komentar beberapa penulis ( misalnya, Daniel S.Lev, Zhou

Nanjing, Yusuf Isak, Go Gien Tjwan, Xu ren, Daniel Sparinga, dll) sebagai berikut:

SGT adalah seorang Marxis.

Tjoa Sik Ien dan Tan Ling Djie yang baru kembali dari Belanda pada tahun

1930-an memperkenalkan Marxisme kepada Siauw.

Tahun 1946, Siauw masuk ke dalam Partai Sosialis yang dipimpin oleh Sutan

Sjahrir, Amir Sjarifuddin dan Tan Ling Djie.

Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, Tan mengajaknya masuk

Partai Sosialis. Dalam waktu singkat ia dekat dengan Amir Sjarifuddin. Ketika

Page 7: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

7

Amir Sjarifuddin menjadi PM tahun 1947, ia mengangkat Siauw sebagai Menteri

Urusan Minoritas.

Setelah menjadi menteri di kabinet Amir Sjarifudin, Siauw tetap menekuni dunia

jurnalistik. Partai Sosialis memintanya menerbitkan Harian Suara Ibu Kota. Di sini

ia dibantu oleh dua tokoh muda PKI, Aidit dan Njoto.

Ketika terjadi Peristiwa Madiun 1948, Siauw yang pernah menjadi tokoh Front

Demokrasi rakyat (FDR) ikut ditangkap. Ia dan Tan Ling Djie dipenjara di

Wirogunan.

Setelah peristiwa Madiun, September 1948, PKI ditindas oleh pemerintah Hatta.

Siauw ditangkap dan dipenjarakan di Wirogunan di Yogyakarta.

Agustus 1951 akibat “razia” Kabinet Sukiman, Siauw kembali dijebloskan ke bui.

PKI mengecam diskriminasi rasial, dan menentang sikap anti-Tionghoa. PKI

menerima peranakan Tionghoa bahkan ada diantaranya, seperti Tan Ling Djie,

menduduki posisi pimpinan.

Dalam DPR, PKI yang sering mendukung posisi anti-diskriminasi BAPERKI.

Partai-partai lain sering tidak mendukung bahkan , membenarkan diskriminasi

terhadap orang Tionghoa.

Siauw Giok Tjhan berpendapat bahwa struktur masyarakat Indonesia memiliki

elemen-elemen feodalisme, kolonialisme dan kapitalisme. Baginya Inilah penyakit

kronis masyarakat Indonesia, yang membawa-kan penyakit-penyakit lainnya.

Oleh karena itu menurutnya, masyarakat yang sehat hanya bisa dicapai bilamana

penyakit kronis ini dibasmi secara tuntas.

Akan tetapi, menurut Siauw, proses integrasi saja tidak mungkin menyembuhkan

penyakit yang diendap oleh masyarakat Indonesia. Ia hanya mampu mencegah

penyebarluasan dan pemarahan yang disebabkan oleh penyakit-penyakit

tersebut. Baginya, pengobatan yang paling tepat adalah melangsungkan operasi

yang menghilangkan penyakit-penyakit yang diendap ini secara tuntas. Yaitu

mengubah struktur masyarakat Indonesia yang masih mengandung feodalisme,

kolonialisme dan kapitalisme itu menjadi masyarakat Pancasila-is atau

masyarakat Sosialis ala Indonesia. Siauw yakin bahwa di dalam masyarakat yang

demikian tidak ada lagi system penghisapan manusia oleh manusia, dan

timbullah sebuah masyarakat di mana semua suku hidup secara harmonis yang

memungkinkan adanya kegairahan berusaha tanpa kekhawatiran akan

diskriminasi rasial. (SGT:”Bhineka Tunggal Ika”, Hal 188, 193; Lahirnya Konsepsi

Asimilasi, Cetakan ke V, Diterbitkan oleh Yayasan Tunas Bangs, Jakarta, 1977,

Hal 73-74)

Pidato-pidato, tulisan-tulisan SGT, juga dokumen-dokumen Baperki tidak pernah

mencanangkan komunisme sebagai objektif perjuangan politik mereka. Yang

Page 8: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

8

didambakan oleh Siauw adalah perwujudan masyarakat sosialisme a la Indonesia

yang diformulasikan Presiden Soekarno dan yang sesuai dengan UUD-45.

Ini menunjukkan bahwa Siauw Giok Tjhan menggantungkan harapannya kepada

PKI dan Revolusi Sosialis. Ia berpendirian bahwa hanya dengan melalui Revolusi

Sosialis PKI masalah golongan Tionghoa dapatkan diselesaikan secara tuntas

melalui proses integrasi wajar.

Yap Thiam Hien yang anti Komunis menentang anjuran Siauw Giok Tjhan. Ia

menyatakan bahwa 94% penduduk Indonesia beragama Islam, Kristen, Hindu dan

Buddha. Mereka bukan komunis dan menentang Komunisme. Ia juga

berpendapat seandainya apa yang diidam-idamkan Siauw itu adalah sebuah

masyarakat sosialis ala komunisme yang bisa direalisasi, itu akan memakan

jangka waktu panjang, mungkin 100 tahun bahkan 1000

Ketika membicarakan keadaan ekonomi dan masyarakat Indonesia dari apa yang

dinamakan “orde baru” dalam karya yang ditinggal-kannya, ia mengajukan

berbagai masalah baru yang menyangkut modal asing, bantuan luar negeri,

pengerukan harta Negara dan korupsi para birokrat baru, perbedaan kaya dan

miskin serta perbedaan kota dan desa.

Setelah tahun 1959, terutama di dalam Jaman Demokrasi Terpimpin, mengikuti

irama dan slogan politik yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno, formulasi

Siauw menjadi tegas. Perkataan “masyarakat” diubah menjadi “masyarakat

sosialis”. Perkataan “integrasi” diubah menjadi “integrasi revolusioner”.

Kita menekankan sekali lagi di sini pentingnya analisis kelas yang mendasar dan

menyeluruh mengenai warga keturunan Tionghoa ini, bagian integral Nasion

Indonesia kita.

Siauw juga memiliki solidaritas kelas yang sangat tinggi. Itu barangkali yang

membuat dia percaya bahwa sosialisme a la Indonesia itu menjadi jawaban

sebenarnya, paling tidak di atas kertas, dari persoalan etnis.

Menurut saya, Siauw mencoba menyederhanakan kelompok etnis ketika itu,

sebagai persoalan kelas.

Alasannya adalah Siauw pernah dianggap komunis, yang sejak tahun 1965

dianggap sebagai paham ideologi yang merusak Indonesia, sehingga tidak patut

disinggung dalam sejarah. Padahal ke-absahan tuduhan itu tidak pernah

dipermasalahkan.

Dari semua tulisan/komentar di atas, terdapat hal-hal yang sangat menarik perhatian

yang mendorong saya membuat kesimpulan sbb. Sudah tentu masing-masing orang

bisa membuat kesimpulannys sendiri.

Page 9: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

9

Pertama, SGT adalah seorang Marxis, dan BUKAN Marxis gadungan. SGT

menggunakan Marxisme (analisa kelas) untuk menganalisa masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, SGT berpendapat bahwa struktur masyarakat Indonesia memiliki

elemen-elemen feodalisme, kolonialisme dan kapitalisme. Dan rumusan ini PADA

HAKEKATNYA, INTINYA, adalah sama dengan rumusan PKI setengah jajahan

setengah feudal (elemen-elemen feudal, artinya tidak sepenuhnya feudal --- artinya

setengah feudal; elemen-elemen kolonialisme—artinya terjajah, tapi karena sudah

punya pemerintahan sendiri, bukan jajahan langsung, makanya jadi setengah jajahan,

dan elemen kapitalisme yang melahirkan borjuasi nasional.) Oleh karena itu baik SGT

maupun PKI dalam tahap revolusi nasional demokratis sama-sama memperjuangkan

ruang bagi kapitalis nasional untuk mendorong perkembangan ekonomi nasional.

Siauw percaya pada perlunya perubahan STRUKTUR di Indonesia menjadi

masyarakat sosialisme a la Indonesia. Seperti juga Sukarno yang anti Exploitation de

l’homme par l’homme, SGT yakin bahwa di dalam masyarakat yang demikian tidak

ada lagi system penghisapan manusia oleh manusia, dan timbullah sebuah

masyarakat di mana semua suku hidup secara harmonis yang memungkinkan adanya

kegairahan berusaha tanpa kekhawatiran akan diskriminasi rasial. ( Dan ini diambil

oleh salah seorang penulis dari bukunya SGT sendiri:”Bhineka Tunggal Ika”, Hal 188, 193;

Lahirnya Konsepsi Asimilasi, Cetakan ke V, Diterbitkan oleh Yayasan Tunas Bangs, Jakarta,

1977, Hal 73-74).

Jelas SGT bukan seorang sosdem, yang menginginkan “sosialisme“ tapi menerima

penghisapan manusia oleh manusia. SGT sangat tinggi rasa solidaritas kelasnya.

Justru karena SGT menggunakan analisa kelas, maka ia dituduh “menyederhanakan

kelompok etnis sebagai persoalan kelas”. Di sini saya membenarkan SGT, karena

analisa kelas harus diterapkan dalam menyelesaikan masalah rasisme. Seperti

sukubangsa lainnya, komunitas tionghoa juga terbagi dalam kelas-kelas yang

berbeda kepentingannya. Pentingnya melakukan analisa kelas ditekankan juga oleh

Yusuf Isak.

Jadi apa yang diperjuangan SGT adalah sosialisme a la Indonesia tanpa penghisapan

manusia atas manusia. Ketika SGT bicara tentang modal domestik dan kapitalis

nasional, sama sekali tidak dalam artian ia memperjuangkan kapitalisme sebagai

perspektif revolusi Indonesia. Karena jelas bagi SGT, perspektif atau hari depan

revolusi Indonesia adalah Sosialisme. Dan Sosialisme TIDAK dapat dicapai TANPA

menyelesaikan terlebih dulu tahap revolusi nasional demokratis.

Page 10: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

10

Sebenarnya tidak ada pertentangan antara pernyataan SGT yang di satu pihak

menginginkan dikembangkannya modal domestik untuk mengembangkan ekonomi

nasional dan di lain pihak pernyataannya yang menginginkan sosialisme a la

Indonesia dengan menolak penghisapan manusia atas manusia.

Celakanya, pernyataan Siauw Tiong Djin di bawah ini:

“Dalam hal inil Siauw secara gamblang memperjuangkan dipertahan-kannya system

kapitalisme yang menjamin tumbuhnya modal domestik, yang pada umumnya berada

dikelola oleh para pengusaha Tionghoa.” ; dan diulangi lagi pada bagian lain: “Program

ekonomi Siauw menganjurkan dipertahankannya sistim kapitalisme yang memungkinkan

pengembangan modal domestik untuk pembangunan ekonomi nasional. Paham ini jelas

bertentangan dengan paham komunisme”, dapat menimbulkan kesan seolah-olah SGT

pro kapitalisme dan menentang sosialisme, padahal di bagian lain SGT

mendambakan sosialisme a la Indonesia. “Kesan” adanya pertentangan ini saya

tanyakan juga kepada Chan, tapi ia tidak menjawab atau menjelaskan.

Penjelasan saya adalah, ketika STDjin bicara soal kapitalisme, sama sekali ia tidak

memikirkan atau menghubungkannya dengan SIFAT masyarakat dan TAHAP revolusi

Indonesia. Yang ia pikirkan adalah pendapat dirinya sendiri tentang kapitalisme dan

hasrat besar untuk mempertentangkan SGT dengan PKI guna membersihkan SGT

dari tuduhan Komunis. Di sinilah lainnya STDjin dengan SGT. Di mana letak

kelainannya? SGT seorang Marxis yang membuat Analisa Kelas untuk menentukan

siapa Kawan dan Lawan dalam tahap Revolusi yang sesuai dengan sifat masyarakat

Indonesia. Sedangkan STDjin? Saya serahkan kepada masing-masing orang untuk

mengkualifikasi-nya.

Jadi, saya menginterpretasi kapitalisme yang dimaksud SGT adalah kapitalisme

Negara sebagai transisi menuju sosialisme, bukan sebagai hari depan rakyat

Indonesia. Oleh karena itu, di samping bicara tentang modal domestik, SGT juga

bicara dan mendambakan Sosialisme a la Indonesia sebagai perspektif Revolusi

Indonesia. SGT memang tidak bilang hitam di atas putih bahwa perspektif Revolusi

Indonesia adalah Sosialisme. Tapi mengingat SGT seorang Marxis dan pernyataan

serta pandangannya yang dikutip para penulis tentang struktur masyarakat Indonesia,

perlunya perubahan struktur, kapital domestik dan Sosialisme a la Indonesia, maka

tidak sulit bagi siapapun yang mau pakai akal sehat dan logika untuk sampai pada

kesimpulan itu.

Page 11: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

11

Kalau kita bicara tentang kapitalisme Negara sebagai tahap pertama Revolusi

Indonesia (yaitu tahap nasional dan demokratis), dan kemudian diteruskan ke

Sosialisme, secara keseluruhan ide ini sama sekali tidak bertentangan dengan

paham komunisme. Karena ini dijalankan juga oleh Lenin dan Mao. Yang

bertentangan dengan paham komunisme adalah kapitalisme yang mengabadikan dan

mensucikan kepemilikan pribadi atas alat produksi dan penghisapan manusia oleh

manusia lain.

Mengingat sikap SGT yang sangat memperhatikan revolusi Tkk yang dipimpin Mao

dan terjemahan “Red Star Over China”, karya Edgar Snow yang dikerjakannya pada

tahun 1938, semakin besar keyakinan saya bahwa SGT memang seorang Marxis, oleh

karena itu ia mengerti tahap-tahap dan perspektif revolusi di Tiongkok dan juga di

Indonesia.

Seandainya SGT memang benar-benar bertentangan dengan PKI dalam soal borjuasi

nasional dan sosialisme, maka tidak akan ada alasan bagi Yap Thiam Hien, yang anti

komunis, untuk menentang mati-matian SGT dengan mengatakan “bahwa 94%

penduduk Indonesia beragama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha. Mereka bukan

komunis dan menentang Komunisme. ……seandainya apa yang diidam-idamkan

Siauw itu adalah sebuah masyarakat sosialis ala komunisme yang bisa direalisasi, itu

akan memakan jangka waktu panjang, mungkin 100 tahun bahkan 1000..”

Kalau memang betul itu argumentasi Yap Thiam Hien, jelas ia tidak tahu dan tidak

mengerti bahwa orang komunis dan PKI tidak pernah menentang agama. Inilah yang

sampai sekarang dituduhkan terus menerus kepada PKI. PKI tidak mempersoalkan

kepercayaan pribadi anggotanya. Saya tidak pernah menemukan dokumen PKI yang

mensyaratkan atheisme untuk menjadi anggota PKI.

Soal masyarakat sosialis a la komunisme (sebuah rumusan yang aneh!) akan makan

jangka waktu panjang, itu tidak jadi masalah. Orang komunis berjuang bukan hanya

untuk generasinya saja. Kalau bisa cepat dicapai, sudah tentu bagus sekali. Karena

dengan demikian memperpendek penderitaan massa rakyat pekerja. Tapi mengingat

secara kongkrit musuh massa rakyat pekerja dipersenjatai sampai giginya dan

kekuatan ekonominya menguasai dunia, maka perjuangan memang bersifat jangka

panjang.

Page 12: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

12

Penilaian dan interpretasi saya terhadap sikap dan pandangan politik SGT JELAS

bertentangan dengan interpretasi yang diberikan STDjin. STDjin menulis dalam

subjudul: ” Pengembangan modal domestik – perkawinan sosialisme dan kapitalisme”

“Oleh musuh politiknya Siauw selalu dinyatakan sebagai seorang tokoh Komunis. Penelitian yang

objektif menunjukkan bahwa tuduhan ini tidak tepat. Siauw mendukung sosialisme ala Indonesia

yang dianjurkan Sukarno. Dalam konteks ini ia sering bertentangan dengan para tokoh PKI tentang

pengertian modal domestik. Siauw sudah sejak tahun 50-an mencanangkan konsep perkawinan

sosialisme dan kapitalisme. Yang dimaksud di sini adalah pembangunan ekonomi sosialis yang

bersandar atas pengembangan modal domestik tanpa memperdulikan latar belakang ras pemilik

modal. Ia harapkan modal-modal dagang domestik termasuk yang dimiliki pedagang-pedagang

Tionghoa dibantu dan didukung pemerintah untuk berkembang demi mempercepat pembangunan

negara.”

STDjin mengidentikkan “pengembangan modal domestik” dengan “perkawinan sosialisme

dan kapitalisme”. STDjin berasumsi bahwa ide perkawinan sosialisme dan kapitalisme

adalah ide SGT. Asumsi STDjin ini harus ia buktikan. Di mana dapat ditemukan tulisan SGT

yang menguraikan ide tentang “perkawinan sosialisme dan kapitalisme”? Apa yang SGT

maksud dengan perkawinan sosialisme dan kapitalisme, kalau memang betul ia ingin

“mengawinkan sosialisme dan kapitalisme”?

Tanpa menjelaskan “perkawinan sosialisme dan kapitalisme”, STDjin kemudian

mengatakan “Siauw mendukung sosialisme a la Indonesia yang dianjurkan Sukarno”. Yang

STDjin “lupakan” adalah pertama, Sukarno anti exploitation de l’homme par l’homme.

Artinya Sosialisme yang diinginkan Sukarno SAMA SEKALI bukan Sosialisme yang

menghalalkan dan menerima Exploitation de l’homme par l”homme. Kedua, yang

STDjin “lupakan” juga adalah bahwa Sosialisme yang diinginkan SGT juga sebuah

masyarakat dimana tidak ada lagi penghisapan manusia oleh manusia. Zhou Nanjing

menemukan pendapat SGT ini dalam SGT:”Bhineka Tunggal Ika”, Hal 188, 193; Lahirnya

Konsepsi Asimilasi, Cetakan ke V, Diterbitkan oleh Yayasan Tunas Bangs, Jakarta, 1977,

Hal 73-74.

Masalah “penghisapan manusia oleh manusia ” dianggap oleh Sukarno dan SGT

sebagai soal pokok dalam hubungannya dengan Sosialisme. Maka itu mereka

menyebutnya dalam pidatonya (Sukarno) dan tulisannya (SGT). Ini 100%

BERTENTANGAN dengan “Sosialisme dengan ciri Tkk” yang didukung S. Suroso,

Chan dan tampaknya juga oleh STDjin (kelihatan melalui “perkawinan sosialisme dan

kapitalisme”nya).

Page 13: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

13

Pernah saya tulis bahwa “penghisapan manusia oleh manusia”, analisa kelas,

kontradiksi kelas, perjuangan kelas, imperialisme, nilai lebih, internasionalisme

proletar, mode of production adalah masalah yang menjadi tabu bagi kaum revisionis

dan mereka selalu menghindari dan menolak untuk mendiskusikannya.

Karena mereka tidak menemukan dasar teori revolusioner untuk membenarkan

penghisapan, maka satu-satunya jalan adalah mengakui bahwa memang di Tkk ada

penghisapan, karena penghisapan DIPERLUKAN untuk membangun “sosialisme”.

Bahkan S. Suroso bertanya, apa salahnya penghisapan? Ini sesuai dengan ajaran

gurunya, Liu Shaoqi yang melihat “manfaat dari penghisapan”. Versi lainnya adalah

“jangan takut dengan merajalelanya kapitalisme”. Dan Deng Xiaoping

mengexpresikannya dengan metaphora: ”kucing hitam atau kucing putih, asal

tangkap tikus”.

Argumentasi lain yang digunakan adalah JAMAN SUDAH BERUBAH maka TEORI

JUGA HARUS BERUBAH!! Teori pembangunan sosialis yang dipraktekkan Mao salah!

Semua perubahan/revisi ini mereka anggap sebagai kontribusi dan pengembangan

Deng kepada Marxisme dan FMTT!

Karena mereka MENGUBAH salah satu dasar dari Marxisme (Bukankah salah satu hal

pokok yang ditemukan dan dianalisa Marx adalah soal nilai lebih dan dari situ Marx

sampai pada apa yang dinamakan penghisapan?) maka saya bilang mereka revisionis.

Tapi mereka marah dan menolak dibilang revisionis!! Padahal sudah MEREVISI

Marxisme!! Lantas di mana logikanya ini? Saya lah yang dibilang MANDEK, karena

saya tidak mau merevisi. Saya lah yang dibilang BUTA, tidak mau melihat

“kenyataan”. Padahal kenyataan di dunia menunjukkan semakin hebatnya

PENGHISAPAN yang melahirkan segelintir kaum bilyuner yang berkubang dalam

“uang dan kemewahan” dan kesenjangan yang semakin besar antara yang miskin

dan yang kaya.

Mereka menganggap sangat sulit menghapus penghisapan (siapa pernah bilang

mudah menghapuskan penghisapan?) maka logika mereka adalah, ikuti saja dulu dan

terima saja penghisapan. Biarkan segelintir orang jadi kaya dulu. Padahal dari dulu

tidak pernah ada orang yang dapat dengan begitu saja menghalang-halangi kaum

konglomerat dan pemodal serta bankir untuk jadi kaya. HANYA perjuangan militant

dan ulet dari rakyat sendiri seperti sudah dibuktikan di Soviet Uni dan Tiongkok yang

dapat menghentikan dan menghalangi segelintir orang memperkaya dirinya melalui

penghisapan dan penindasan.

Page 14: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme - gelora45.comgelora45.com/news/STDjin_SGT_PKI_Sosialisme.pdf · membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? ... apapun.

14

Saya tetap memegang Sosialisme a la Indonesia yang menolak penghisapan yang

diajukan Bung Karno. Tapi saya dicap macam-macam. Bukankah ini berarti cap yang

mereka tempelkan kepada saya juga berlaku bagi bung Karno dan SGT???

Jadi apa yang diafirmasikan oleh STDjin bahwa “ Dalam konteks ini ia sering bertentangan

dengan para tokoh PKI tentang pengertian modal domestik” SAMA SEKALI tidak sesuai

dengan kenyataan dan fakta sejarah. Di atas sudah saya tunjukkan bukti-buktinya melalui

dokumen PKI. Di tambah lagi, afirmasi STDjin ini sama sekali tidak disertai dokumen atau

kesaksian yang mendu-kungnya.

STDjin menegaskan lebih jauh lagi “Siauw sudah sejak tahun 50-an mencanangkan konsep

perkawinan sosialisme dan kapitalis-me”. Lagi-lagi HANYA ASUMSI tanpa bukti

bahwa SGT ingin “mengawinkan sosialisme dan kapitalisme”.

Lagi pula, apakah pada tahun 50-an, orang sudah bicara tentang “perkawinan sosialisme

dan kapitalisme”? Bukankah istilah “mengawinkan sosialisme dan kapitalisme” timbul

setelah klik revisionis Deng Xiaoping merebut kekuasaan dan mengubah haluan

pembangunan Tkk? Di Tiongkok pun, kalau memang betul tercipta “perkawinan sosialisme

dan kapitalisme”, sudah berpuluh kali saya tanya dan minta kepada S. Suroso dan Chan

sebagai penganut revisionism Deng, untuk menunjukkan elemen atau unsur sosialisme

yang masih dipertahankan. Sampai detik ini tidak pernah mereka tunjukkan. Kalau memang

benar sosialisme dapat dikawinkan dengan kapitalisme, mengapa di Tkk harus dibongkar

dulu komune rakyat, harus dihapus dulu hak mogok buruh, hak pekerja tetap seumur hidup,

sistim kerja 8 jam, pendidikan dan pelayanan gratis, jaminan social ekonomi lainnya bagi

buruh dan hak-hak demokratis kaum buruh lainnya?? Baru setelah semua itu lenyap Deng

Xiaoping membangun dengan lebih mudah kapitalisme.

Kalau mau diskusi dengan jujur untuk mencerahkan dan mengklarifikasi masalahnya, maka

semua pertanyaan harusnya dijawab. Bukannya dihindari, dilewatkan dan dilupakan begitu

saja. Kemudian muncul lagi dengan ide, asumsi atau kesimpulan yang SAMA yang

sebenarnya sudah terbantah dengan argumentasi dan fakta yang tak pernah dijawab.

Berdasarkan pada uraian di atas, saya khawatir STDjin, dengan sadar atau tidak, telah

memelesetkan dan memelintirkan sikap dan ide SGT untuk mengajukan dan membela

ideology, pandagan dan sikap politik pribadinya sendiri yang pro-kapitalisme, anti-PKI dan

anti-sosialis.

__._,_.___