siaran-pers-LKPP-2007-DPD
Transcript of siaran-pers-LKPP-2007-DPD
-
8/14/2019 siaran-pers-LKPP-2007-DPD
1/2
SIARAN PERSBADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Informa si lebih lanjut: Kabag Publikasi dan Layanan Informasi, Cris Kuntadi
Telp. 021 5704395 Ext. 282/214/211
Fax. 021 57950285, Email : [email protected]
Belum ada kemajuan signifikan dalam peningkatantransparansi dan akuntabilitas keuangan negara/daerah
Perlu Action Planuntuk Percepatan Perbaikan Sistem KeuanganNegara/Daerah
Jakarta, Senin (23 Juni 2008) Pada hari ini, Ketua BPKAnwar Nasution menyerahkan Laporan HasilPemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2007 kepada Ketua DewanPerwakilan Daerah (DPD) di Gedung DPR, Senayan Jakarta. Sesuai konstitusi, tugas BPK adalahmemeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan melaporkan hasilpemeriksaannya berupa opini, rekomendasi dan simpulan kepada auditee dan lembaga perwakilan sertakepada penegak hukum dalam hal terdapat unsur pidana, untuk ditindaklanjuti. Pemerintah dan lembagaperwakilan perlu mengetahui yang sebenarnya terjadi dalam pengelolaan dan pertanggungjawabankeuangan negara dan secara bersama-sama melakukan perbaikan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-
masing.Setelah empat tahun berlakunya paket ketiga UU Keuangan Negara tahun 2003-2004, delapan tahun sejakotonomi yang luas kepada daerah, dan sepuluh tahun setelah reformasi, hampir belum ada kemajuansignifikan dalam peningkatan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara/daerah. LaporanKeuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2004-2007 masih terus disclaimer dan Laporan KeuanganKementerian/Lembaga (LKKL)Tahun 2006-2007 serta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)dalam tiga tahun terakhirsecara umum masih buruk.
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah belum mampu menghasilkan output/outcome yang signifikanuntuk perbaikan sistem administrasi keuangan negara sesuai tuntutan UU Keuangan Negara Tahun 2003-2004. Dari keseluruhan 131 temuan pemeriksaan LKPP 2004-2006, jumlah yang sudah ditindaklanjuti baru39 temuan, yang sedang ditindaklanjuti dan belum selesai sebanyak 89 temuan, dan jumlah yang belum
ditindaklanjuti 3 temuan, yaitu investasi permanen lainnya pada Bank Indonesia tidak jelas statusnya,pengendalian atas realisasi belanja bantuan sosial tidak memadai, dan pengeluaran rekening pemerintahlainnya tidak melalui mekanisme APBN.
Audit LKPP/LKKL/LKPD tidak menilai upaya tapi menilai hasil dari upaya tersebut yang berupa (1)kewajaran laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP); (2) efektifitas SistemPengendalian Intern (SPI); (3) kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (4)kecukupan pengungkapan. Pemeriksaan tersebut dilakukan berdasarkan Standar Pemeriksaan KeuanganNegara (SPKN).
Tujuh alasan pemberian opini disclaimer, yaitu: (1) terbatasnya akses atas penerimaan dan piutang pajakserta biaya perkara. MoU untuk pajak tidak menyelesaikan masalah dan pembatasan akses menimbulkanpermasalahan penggelapapan pajak seperti dimuat di media akhir-akhir ini, (2) kelemahan sistem akuntansidan pelaporan keuangan negara, termasuk terbatasnya SDM pengelola keuangan, (3) belum tertibnyapenempatan uang negara dan belum adanya single treasury account Pemerintah, (4) tidak adanyainventarisasi aset, hutang dan piutang negara, (5) sistem teknologi informasi yang kurang handal dan tidakterintegrasi, (6) kelemahan SPI yang belum mampu melakukan reviu laporan keuangan sebelum diperiksaBPK. Hingga saat ini Pemerintah Pusat dan Daerah belum melakukan langkah-langkah perbaikan SPIsebagaimana diamanatkan Pasal 58 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara., dan (7)ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan terkait adanya penerimaan dan pengeluaran diluar mekanisme APBN. Selain itu, hampir tidak ada kaitan dan keterpaduan antara APBN PemerintahPusat dan APBD Provinsi/Kota/Kabupaten dan sebagian permasalahan di daerah terjadi karena seringnyaPemerintah Pusat menerbitkan peraturan yang saling bertentangan, sering berubah, dan multiinterprestasi.
Dalam kondisi perekonomian yang sulit dewasa ini, dimana terutama harga BBM dan bahan pangan
meningkat dengan tajam dan memerlukan sharing the pain APBN ke APBD, hendaknya penerimaan pajakdan non-pajak dapat ditingkatkan dan tidak dikorupsi, aset negara jangan diselewengkan dan pengeluarannegara dapat dihemat. Peningkatan penerimaan negara dan penghematan pengeluaran yang tidak perlumengurangi keperluan untuk menambah hutang pemerintah.
Walaupun bukan merupakan tugasnya, BPK ikut mendorong perwujudan transparansi dan akuntabilitaskeuangan negara/daerah dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
-
8/14/2019 siaran-pers-LKPP-2007-DPD
2/2
SIARAN PERSBADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Informa si lebih lanjut: Kabag Publikasi dan Layanan Informasi, Cris Kuntadi
Telp. 021 5704395 Ext. 282/214/211
Fax. 021 57950285, Email : [email protected]
a. Seluruh auditee di pusat/provinsi/kabupaten/kota menyampaikan Surat RepresentasiManajemen pada setiap pemeriksaan BPK sebagai bentuk pernyataan tanggung jawab ataslaporan keuangan yang disusun;
b. Seluruh auditee menyusun action plan sebagai bentuk rencana tindak lanjut atas hasilpemeriksaan BPK untuk menuju opini WTP, setidaknya dalam enam bidang, yaitu: (1) sistemakuntansi dan pelaporan keuangan, (2) sistem teknologi informasi, (3) penertiban rekeningPemerintah, (4) inventarisasi aset tetap dan utang, (5) penjaminan mutu oleh pengawas internal,dan (6) peningkatan kualitas SDM pengelola dan pengawas keuangan negara/daerah danBUMN/BUMD.
c. Kementerian Negara BUMN dan instansi yang membawahi BUMD agar sesuai dengankewenangannya dapat mendorong BUMN dan BUMD mempercepat waktu penyampaian laporan
keuangan yang telah diaudit, yaitu pada akhir April setiap tahun, sehingga dapat dimasukkan
sebagai bagian LKPP/LKPD secara tepat waktu sesuai amanat UU Keuangan Negara 2003-2004.
d. DPR RI, DPD RI, serta DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota agar membentuk Panitia AkuntabilitasPublik untuk mendorong Pemerintah menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK, dan memantau
pelaksanaan APBN dan APBD secara keseluruhan secara lebih efektif dan efisien.
BPK menggunakan hasil pemeriksaan LKPP Tahun 2007 untuk menentukan strategi dan prioritas
pemeriksaan selanjutnya sesuai tema atau topik yang berkembang dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Sebagai contoh, BPK akan melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas hutang luar
negeri, atas cost recovery, atas pengeloloaan aset negara, dan atas Biaya Operasional Sekolah.
Biaya Perkara MA diserahkan sepenuhnya kepada KPK untuk diselesaikan secara hukum.
BPK mengajak seluruh masyarakat dan komunitas akuntabilitas untuk membaca, menilai dan
mengawasi langsung tindak lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) LKPP Tahun 2007 pada
website BPK (www.bpk.go.id) terkait kualitas transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara. Selain LHP LKPP Tahun 2007 yang berisi opini disclaimer, BPK
juga menyampaikan empat laporan lain yaitu: (1) LHP Sistem Pengendalian Intern, (2) LHP Kepatuhan
terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan, (3) Laporan Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil
Pemeriksaan LKPP tahun 2004-2006, dan (4) Laporan Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal
Pemerintah Pusat tahun 2007.
BIRO HUMAS DAN LUAR NEGERI
ttdPelaksana Tugas Kepala Biro
B. Dwita Pradana