Siaran pers forest peoples programme

2

Click here to load reader

Transcript of Siaran pers forest peoples programme

Page 1: Siaran pers   forest peoples programme

SIARAN PERS

Untuk Disiarkan Segera

Indonesia Gelar International Workshop on Deforestation Drivers and The

Rights of Forest Peoples

Workshop internasional ini bertujuan untuk menemukan solusi menghentikan deforestasi

dunia.

Jakarta, 6 Maret 2014 – Indonesia, melalui Forest Peoples Programme (FPP) dan Pusaka,

menggelar International Workshop on Deforestation Drivers and The Rights of Forest

Peoples. Workshop internasional akan diselenggarakan pada 11-14 Maret 2014, dan

dihadiri oleh perwakilan masyarakat adat dan pemerintah dari negara-negara yang terancam

deforestasi, seperti Peru, Paraguay, Kolombia, Liberia, Kamerun, Kongo, Malaysia, dan

Indonesia.

“Workshop internasional ini sebagai wadah berbagi informasi studi kasus mengenai

penyebab deforestasi di berbagai negara kepada para pembuat kebijakan di tingkat global,”

ujar Marcus Colchester, Penasihat Kebijakan Senior FPP.

Pada Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim ke-19 (COP 19

UNFCCC) di Warsawa, Polandia, November 2013, Indonesia kembali menegaskan

komitmennya untuk menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 26 % dengan

upaya sendiri dan 41 % dengan dukungan internasional pada 2020.

Namun, upaya penurunan emisi karbon ini masih menjadi tanda tanya besar bagi sejumlah

masyarakat dan NGO pegiat lingkungan. Karena, dalam kurun waktu 12 tahun terakhir,

Indonesia sebagai salah satu negara dengan hutan hujan tropis yang mampu mengurangi

emisi karbon justru telah kehilangan 15,8 juta hektar lahan hutannya.

“Pemerintah memang telah melakukan sejumlah langkah menindaklanjuti komitmen

pengurangan emisi tersebut seperti Perpres tentang Penurunan Gas Rumah Kaca No. 61

tahun 2011. Namun, upaya-upaya ini belum terlihat jelas hasilnya,” ujar Emil Ola Kleden,

Ketua Badan Pengurus Pusaka.

Salah satu faktor utama kerusakan hutan di Indonesia adalah konversi hutan menjadi

perkebunan, pertambangan, dan hutan tanaman industri, serta konversi lahan gambut, rawa

dan daerah aliran sungai (DAS) yang merupakan sumber utama pemancaran emisi di

Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan dunia akan minyak kelapa sawit,

kayu, kertas, mineral, minyak dan gas, serta komoditas lainnya.

Pemerintah dan perusahaan-perusahaan terkait telah berjanji untuk melindungi hutan dan

menghormati hak-hak masyarakat adat dan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar

hutan. Namun, pemenuhan janji ini masih sangat minim.

Tak hanya itu, beragam konflik tenurial masih saja terjadi karena belum adanya langkah

nyata pemerintah dalam menindaklanjuti Putusan Mahkamah Konstitusi No.35. Padahal,

Page 2: Siaran pers   forest peoples programme

pengakuan, perlindungan dan penghormatan hak-hak masyarakat adat adalah salah satu

faktor paling penting dalam penanganan isu perubahan iklim karena merekalah yang

mengetahui bagaimana merawat dan melindungi hutan secara berkelanjutan.

“Kami berharap workshop internasional ini dapat memberikan konstribusi yang besar untuk

menciptakan upaya-upaya menghentikan deforestasi di dunia. Tidak hanya memberikan

informasi agar terciptanya kebijakan global, tetapi juga mendesak seluruh stakeholders

untuk ikut menghentikan deforestasi,” ujar Tom Griffiths, FPP Responsible Finance Program

Coordinator.

---------

Contact Person:

Sophie Chao, FPP Project Officer: [email protected], 0812 9516 5111,