eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI...

91
MAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI SUNDARI HARLI 098204006

Transcript of eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI...

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

MAKNA SIMBOLIS

TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG

KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT

SKRIPSI

SUNDARI HARLI

098204006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIKJURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

FAKULTAS SENI DAN DESAINUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2013

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

MAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DIKECAMATAN PAMBOANG

KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Seni Dan desain Program Studi Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Makassar Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SUNDARI HARLI098204006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIKFAKULTAS SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2013

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul penelitian : MAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT

Nama : Sundari Harli

Nim : 098204006

Program Studi : Pendidikan Sendratasik

Fakultas : Fakultas Seni dan Desain

Setelah skripsi ini diperiksa, dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujiankan

Makassar, 15 April 2013

Di setujui oleh:

Pembimbing I,

Dra.Heryati Yatim, M.Pd (......................................)NIP. 19611103 198903 2 001

Pembimbing II,

Hj.Dra. Andi Padalia, M.Pd (............................................)NIP. 19591008 198702 2 001

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini atas nama: Sundari Harli/ NIM. 098204006 dengan Judul: “Makna Simbolis Tari Pattuduq Tommuane Di Kecamatan Pamboang Kabupatan Majene Sulawesi Barat” diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar dengan SK. No. 489/UN36.21/PP/2013, Tanggal 27 Februari 2013 untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar pada hari Senin tanggal 04 Maret 2013

Di sahkan oleh :

Dekan Fakultas Seni dan Desain,

Dr. Karta Jayadi, M.Sn.NIP 19650708 198903 1 002

Panitia Ujian :

1. KetuaDr. Karta Jayadi, M.Sn. (....................................)

2. SekertarisKhaeruddin, S.Sn., M.Pd. (....................................)

3. Pembimbing IDra.Heryati Yatim, M.Pd (...................................)

4. Pembimbing II Dra. Hj. Andi Padalia, M.Pd (...................................)

5. Penguji IDra. Halilintar Latief, M.Pd (....................................)

6. Penguji IIRahma, S.Pd, M.Sn (....................................)

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sundari Harli

Nim : 098204006

Program Studi / Keahlian : Pendidikan Sendratasik

Fakultas : Seni dan Desain

Judul Skripsi : Makna Simbolis Tari Pattuduq Tommuane Di Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Sulawesi Barat

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya, tidak berisi materi yang

dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan

menyelesaikan studi diperguruan tinggi lain kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang

saya ambil sebagai acuan.

Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggung

jawab saya.

Makassar, 15 April 2013

Yang Membuat Pernyataan

Sundari Harli098204006

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Motto

Kunci utama untuk meraih sukses adalah belajar dari pengalaman

”Ketahuilah bahwa kamu bukan satu-satunya orang yang mendapat ujian tidak

seorangpun yang luput dari kesedihan dan kesalahan yakinkan pada diri bahwa dunia

adalah tempat cobaan, ujian dan tantangan Doa adalah kuncinya

Karya ini kupersembahkan kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta,

saudara-saudaraku yang tercinta dan sahabat- sahabatku yang tak

terlupakan, serta orang-orang yang menyayangiku yang selalu berdoa

demi keberhasilan dan kesuksesanku.

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

ABSTRAK

Sundari Harli, 2013. Makna Simbolis tari Pattuduq Tommuane di Kecamatan pamboang Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Skripsi Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang: 1) Makna Dari Tiap-Tiap Ragam Gerak Yang Disajikan Dalam Tari Pattuduq Tommuane Di kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Sulawesi Barat, 2) Makna dari Properti Dan Kostum Yang Digunakan dalam tari Pattuduq Tommuane di kecamatan pamboang Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah: 1) Studi Pustaka, 2) Observasi, 3) Wawancara, 4) Dokumentasi. Hasil penelitian adalah: 1) Makna dari tiap-tiap ragam gerak yang disajikan dalam tari Pattuduq tommuane di kecamatan Pamboang Kabupatn Majene Sulawesia Barat meliputi beberapa ragam gerak yaitu Mappamula, Mappasumanga, Ummewa, Mattangkis, dan Mappapura, Pola lantai yang digunakan Bershaf, Perbanjar dan Melingkar. Kostum yang terdiri dari Calana Alang, sokko biring, Tombi Care-Care, Kawari, Jima, Poto, Selendang. Properti yang digunakan Perisai atau Utte dan Tombak atau Bandang Bulu Manu, Musik pengiring terdiri dari Gendang, Gong,dan keke. Tari Pattuduq Tommuane dahulu kala dipersembahkan kepada dewa atau leluhur yang kemudian dipersembahkan pada acara tertentu yang selanjutnya menjadi hiburan rakyat. Tari Pattuduq tommuane biasanya dilakukan selama tujuh hari tujuh malam atau biasa juga dilakukan selama tiga hari tiga malam, tergantung lamanya pelaksanaan upacara. 2) Adapun Makna dari semua ragam gerak tari Pattuduq Tommuane yaitu Inti dari semua ragam gerak tersebut adalah hanya sebagai hiburan untuk masyarakat yang menyukai tarian Pattuduq Tommuane, dan juga sebagai gambaran semangat juang masyaraakat dalam mencampai kesuksesan.

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkah,

Rahmat dan hidayah-Nya jualah sehinggah kita masih dapat meerasakan anugrahnya, dan

Shalawat dan salam kita tujukan kepada Nabi besar Muhammad SAW, seorang yang telah

menunjukkan jalan kebenaran.

Suka dan duka, senang susah mewarnai proses-proses dalam menjalani skipsi ini.

Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat bertahan yakni semangat

sehinggah segala tantangan mampu dilalui sampai akhir penyelesaian skripsi ini, sebagai

tugas untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh diselesaikan sebagai tugas akhir

untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Sendratasik Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar

dengan judul “Makna Simbolis Tari Pattuduq Tommuane di Kecamatan Pamboang

Kabupaaten Majene Sulawesi Barat”. Skripsi saya persembahkan sebagai rasa terima kasih

dan sayangku kepada Almarhum ayahanda Drs.Hj. Harli Yanja dan ibunda Hj. Siti

Nurjannah yang telah merawat dan mengasuh, membesarkan, dan mendidik saya dengan

penuh kasih sayang. Dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan berkat

dan karunia yang berlimpah kepada mereka.

Penulis mengucapkan rasa syukur, terima kasih, serta penghargaan yang tulus yang

tak terhingga kepada ibu Dra. Hj. Heriyati Yatim M.Pd dan ibu Dra. Hj. Andi Padalia,

M.Pd dan beliau selaku pembimbing yang selalu meluangkan waktu, tenaga untuk

memberikan motivasi, bimbingan dan petunjuk, saran-saran mulai menyusun proposal

hingga skipsi ini dapat terselesaikan.

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis juga sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Aris Munandar M. Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Makassar.

2. Dr. Karta Jayadi, M. Sn, selaku Dekan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri

Makassar.

3. Andi Ikhsan S.Sn, M.Pd, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Seni dan Desain

Universitas Negeri Makassar.

4. Khaeruddin S.Sn, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sendratasik

Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.

5. Ibu Dra.Hj. Heryati Yatim, M.Pd dan Ibu Dra. Hj. Andi Padalia M.Pd

yang sabar dan tak pernah lelah dalam membimbing dan membantu penulis dalam

merampungkan skripsi ini.

6. Bapak Dr. halilintar Latief, M.Pd dan Ibu Rahma, S.Pd, M.Sn.selaku Dosen penguji

dalam ujian skripsi ini.

7. Bapak/Ibu dosen dilingkungan Universitas Negeri Makassar utamanya pada

Program Studi Pendidikan Sendratasik yang telah banyak memberikan bantuan, baik

dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Para staf dan pegawai di lingkungan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri

Makassar atas bantuan dan pelayanannya kepada penulis ketika masih kuliah.

9. Masyarakat di Kabupaten Majene yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

skripsi tersebut. Terutama narasumber bapak Yasing dan Ahmad Hasan terima

kasih banyak.

10. Drs. H. Harli Yanja, dan Hj. Sitti Nurjannah, kedua orang tuaku dan kakakku

tercinta, Ir. Hasmudi, Erwin, Fahri, Siti Nurdiana, Hardiansyah, Sepriani, Nur

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Eliyanti, Muh. Fadil terima kasih telah memberikan peluang, motivasi, bantuan

selama penulis kuliah sampai skripsi ini selesai.

11. Keluarga besar Yandja, tanpa terkecuali yang selalu memberikan dukungan dan

support kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuanganku angkatan 09 SCORPION, bersama-sama penulis

menapaki perkuliahan dan memberikan kesan kenangan tersendiri pada penulis

13. Terima kasih banyak buat sahabat-sahabatku Nurdianti Rahman, Muliah Musphira,

Sulfiana, Fauziah akib, susi susanti dan rezky andriani yang telah memberikan

dukungan menyelesaikan skripsi ini.

Atas segala kebaikan dan ketulusan ini penulis hanya bisa mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya dan mendoakan semoga tuhan senantiasa memberikan

limpahan anugerah dan berkat-Nya, Amin.

Makassar, 15 April 2013

Penulis

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................ii

SURAT PENGESAHAN PENGUJI........................................................................iii

SURAT PERNYATAAN.........................................................................................iv

MOTTO....................................................................................................................v

ABSTRAK...............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR.............................................................................................vii

DAFTAR ISI.............................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................5

C. Tujuan Penelitian........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR.................................7

A. Tinjauan Pustaka.......................................................................................7

B. Kerangka Pikiran......................................................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................14

A. Variabel dan Desain Penelitian...............................................................14

B. Defenisi Operasional Variabel................................................................15

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

C. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................................15

D. Tehnik Analisis Data................................................................................27

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................................18

A. Hasil Penelitian........................................................................................18

B. Pembahasan ............................................................................................48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................52

A. Kesimpulan................................................................................................52

C. Saran..........................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................55

LAMPIRAN

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

7. Skema Kerangka pikir..............................................................................................13

8. Skema Desain Penelitian…………………………………………………………..15

9. Ragam Mappamula…………………………………………………………………………21

10. Ragam Mappasumanga……………………………………………………………………23

11. Ragam Ummewa……………………………………………………………………………27

12. Ragam Mattangkis………………………………………………………………………….30

13. Ragam Mappapura…………………………………………………………………………31

14. Kostum dan Perhiasan Calana alang……………………...……………………………………………..35 Sokko Biring.........................................................................................................36 Tombi Care-Care...................................................................................................37 Kawari……...........................................................................................................38 Jima……...............................................................................................................39 Poto………...........................................................................................................40 Selendang…..........................................................................................................41

15. Properti Perisai atau Utte…………………………………………………………………44 Tombak atau Bndang Bulu Manu………………………………………………45

16. Musik - Gendang…………………………………………………………………………46- Gong……………………………………………………………………………..47- Keke……………………………………………………………………………..47

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I Daftar Pertanyaan

2. Lampiran II

Narasumber 1

Narasumber 2

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dalam pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan telah mengalami

perubahan yang sangat besar, masuknya berbagai komunikasi dan informasi menandakan

adanya keterbukaan masyarakat Indonesia, salah satu unsur yang memperkuat persatuan

dan kesatuan bangsa Indonesia adalah adanya unsur kesamaan yaitu keterbukaan,

keanekaragaman budaya bangsa Indonesia yang senantiasa dijaga dan dilestarikan secara

turun temurun merupakan gambaran kekayaan budaya bangsa Indonesia yang dalam

perkembangannya senantiasa bersinggungan baik antar budaya daerah maupun budaya

asing. Kesenian sebagai bagian

dari kehidupan manusia dan merupakan warisan generasi kegenerasi merupakan cerminan

dari kepribadian manusia itu sendiri, dengan demikian, sebagai bangsa pemilik aneka

budaya, maka selayaknya ada usaha untuk mempertahankan bahkan melestarikan

kebudayaan tersebut. Untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan asli Indonesia

perlu ada upaya nyata dari seluruh komponen bangsa Indonesia, baik itu pemerintah,

masyarakat ataupun lembaga-lembaga formal, bahkan sampai pada individu-individu

sebagai elemen terkecil dari masyarakat. Kesenian sebagai suatu sistem

kegiatan dari kelakuan berpola yang selalu hadir dalam stiap stratifikasi masyarakat. Akan

tetapi dalam masyarakat tradisional agraris, kesenian tidak memiliki batasan tegas tetapi

menyatu sebagai pernyataan nilai kehidupan yang menyeluruh dari masyarakat. Secara

teoritis dapat ditemukan bahwa pada kelompok manusia dan masyarakat di dalamnya

terdapat aktifitas kesenian.

Tradisi merupakan kebenaran yang telah menjadi nilai, yang teruji sebagai yang

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

paling benar dari kebaikan yang diyakini dalam suatu komunitas. Tradisi bukan hanya

merupakan produk masa lalu atau adat kesenian turun-temurun nenek moyang yang masih

dan terus dijalankan oleh masyarakat, tetapi juga sesuatu yang normative, dan asumsi

demikian maka, berpegang teguh pada tradisi berarti memahami dan menjalankan nilai-

nilai yang baik dan benar. Jika dihubungkan dengan seni maka dapat diartikan bahwa seni

tradisi adalah suatu seni yang bermakna pada komunitas pemiliknya.

Menurut Koentjaraningrat, (dalam Jusnita, 2004: 13) Kebudayaan dari

pandangan ini dideskripsikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik oleh manusia

dengan belajar, serupa dengan gagasan Honigman, yang membedakan tiga gejala

kebudayaan yaitu ideas, activities dan artifacts. Keragaman kebudayaan Indonesia sangat

dipengaruhi oleh banyaknya suku yang ada di Indonesia. Suku-suku ini satu sama lain

memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, perbedaan tersebut jelas terlihat dalam

kehidupan sehari-hari seperti upacara-upacara tradisional, kesenian dan kepercayaan. Oleh

karena itu, sebagai bangsa pemilik aneka budaya maka selayaknya diupayakan dapat

mempertahankan bahkan melestarikan kebudayaan tersebut, kebudayaan adalah kompilasi

(jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

keagamaan, hukum, adat istiadat, serta lain-lain, kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat, seperti yang terjadi pada salah satu suku

bangsa yang cukup dikenal yakni suku mandar yang berdiam di bagian Sulawesi Barat.

Mandar adalah salah satu suku bangsa yang terbilang penduduk

Sulawesi yang berdiam dibagian barat, orang Mandar bersama orang bugis, orang

Makassar, dan orang toraja. Wilayah orang mandar adalah daerah yang dulunya

merupakan wilayah administratif kabupaten Mamuju, Majene, dan Polewali Mamasa

(POLMAS). Ketiga kabupaten ini semula merupakan satu kabupaten yakni kabupaten

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Mandar, sekarang pada propinsi baru yang dibentuk yakni propinsi Sulawesi Barat dengan

Kabupaten Mamuju, Mamuju Utara (MATRA), Majene, Polewali Mandar (POLMAN),

dan Mamasa. Sesuai dengan keadaan lingkungan alamnya yang bergunung-gunung dan

sebagian bertautan dengan lautan (selat Makassar), mata pencaharian masyarakat Mandar

adalah bertani dan nelayan.

Salah satu kebudayaan yang harus mendapat perhatian adalah keberadaan tari

tradisional yang berada di seluruh wilayah nusantara. Hal ini sangat penting artinya bagi

upaya menunjukkan identitas bangsa dengan tetap mempertahankan tradisional yang ada.

Salah satu tari tradisional yang ada hingga saat ini masih hidup di daerah mandar adalah

tari tradisional Pattuduq yang sampai saat ini telah ditemukan 10 (sepuluh) jenis Pattuduq

yaitu: 1).Pattuduq Kumba, 2). Pattuduq Palappa, 3). Pattuduq Losa-losa, 4). Pattuduq

Sawawar, 5). Pattuduq Sarabadang, 6). Pattuduq Dego, 7). Pattuduq Cakkuriri, 8).

Pattuduq Sore, 9). Pattuduq Sayakumba, 10). Pattuduq Paling Rigona. Pattuduq sebagai

tarian dapat diklasifikasikan menurut jenis penari serta strata sosial penarinya. Menurut

kelompok penari terbagi pada jenis kelamin adalah Pattuduq towaine , Pattuduq yang

penarinya adalah perempuan. Pattuduq Tommuane, Pattuduq yang penariya laki-laki dan

Pattuduq Sawawar, Pattuduq yang penarinya campuran antara laki-laki dan perempuan

yang dimainkan secara massal. Sedangkan menurut strata sosial penari, Pattuduq terbagi

atas Pattuduq Ana Puang (anak bangsawan), Pattuduq Ana Pattola Hadat (anak

pemangku adat), Pattuduq Sassawuarang (keturunan pembantu di istana kerajaan).

Gerak tari Pattuduq Tommuane memiliki arti penting

bagi masyarakat Mandar guna menumbuhkan semangat kerja dan semangat hidup. Setiap

gerak memiliki makna tersendiri bagi kelangsungan hidup masyarakat. Uraian tersebut

menggambarkan betapa pentingnya gerak-gerak tari Pattuduq Tommuane sebagai simbol

kekuatan hidup. Dalam kesempatan ini penulis mengangkat Makna Simbolis Tari

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Pattuduq Tommuane dikec. Pamboang Kab. Majene Sulawesi Barat.

Penulis mengangkat tari ini karena dianggap memiliki hal yang unik dan

istimewah, walaupun tarian ini sebelumnya sudah diangkat dan dikaji tetapi pada

kesempatan ini penulis ingin mengangkat kembali tari Pattuduq Tommuane ini namun

penulis mengangkat tentang makna simbolis tari Pattuduq Tommuane. Karena banyaknya

keunikan dalam tari ini di antaranya bersifat kokoh, kuat dan pemberani serta semua gerak

dilakukan dalam satu rangkaian indah namun tetap dibatasi oleh ketentuan-ketentuan, tata

kesopanan yang mengikat sehingga memberikan kesan bagi masyarakat kec. Pamboang

Kab. Majene Sulawesi Barat. Dalam hal

ini penulis memfokuskan pada tari Pattuduq Tommuane sebagai tari tradisional yang ada

di kabupaten Majene yang perlu dilestarikan. Dengan demikian maka sangat penting untuk

mengetahui sejauh mana makna dari tiap-tiap ragam gerak dan makna busana dan properti

tari Pattuduq Tommuane, yaitu arti atau lambang-lambang gerak, kostum dan properti

yang akan diwujudkan dalam tari ini.

Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan suatu penulisan skripsi

dengan mengangkat judul “ Makna Simbolis Tari Pattuduq Tommuane di kec. Pamboang

kab.Majene Sulawesi Barat B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis

memutuskan pokok masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana makna dari tiap-tiap ragam gerak yang disajikan dalam Tari Pattuduq

Tommuane di Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Sulawesi Barat

2. Apa makna dari properti dan kostum yang digunakan dalam Tari Pattuduq Tommuane

di Kec. Pamboang Kab. Majene Sulawsia Barat

C. Tujuan Penelitian

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

1. Untuk mengetahui makna dari tiap-tiap ragam gerak dalam Tari Pattuduq Tommuane di

Kec. Pamboang Kab. Majene Sulawesi Barat

2. Untuk mengetahui makna properti dan kostum yang digunakan dalam tari Pattuduq

Tommuane di Kec. Pamboang Kab. Majene Sulawesi Barat

D. Manfaat Hasil Penelitian

Jika tujuan penelitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini di harapkan memilki

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis sendiri manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai bekal pengetahuan

dan apresiasi terhadap kesenian daerah sebagai warisan budaya bangsa.

2. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi daerah Sulawesi Barat dalam upaya

pembinaan kesenian daerah

3. Sebagai bahan acuan peneliti selanjutnya yang ingin melengkapi kekurangan atau hal-

hal yang penting untuk dibahas dalam Tari Pattuduq Tommuane

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini akan dibahas dua hal yakni: Tinjauan Pustaka dan Kerangka

Berpikir.

1. Makna dan Simbolis

Makna mengandung pengertian tentang arti atau maksud tertentu (Poerwadarminta,

1976:947-624), sedangkan simbolis berarti perlambang.

Jadi makna adalah arti yang terkandung di dalam lambang tertentu. Sedangkan

simbol merupakan bentuk lahiriah yang mengandung maksud. Dengan demikian

makna dan simbol merupakan dua unsur yang berbeda tetapi saling berkaitan bahkan

saling melengkapi. Kesatuan makna dan simbol akan menghasilkan suatu bentuk yang

mengandung maksud (Suharto, 1990: 9)

Simbol merupakan komponen utama manusia dalam kebudayaan, karena setiap hal

yang diingat, dialami manusia sebenarnya diolah menjadi serangkaian simbol yang

dimengerti oleh manusia. Suparlan (dalam Nurhayani 2005:8) adapun bentuk simbol

yang berdasarkan sifatnya ada empat kategori, yaitu:

a. Simbol-simbol konstitutif yang berbentuk kepercayaan

Kepercayaan telah dikenal oleh nenek moyang kita sejak zaman prasejarah.

Masyarakat prasejarah dengan pola pikir yang masih sangat sederhana (primitif),

kehidupan tergantung pada alam, alam adalah sesuatu yang misteri bagi mereka.

Kehidupan mereka penuh dengan mitos untuk menjinakkan alam terkadang

Page 21: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

membawa bencana bagi kehidupan mereka. Dengan kepercayaan animisme dan

dinamismenya mereka menggunakan simbol-simbol sebagai sarana penyembahan

kepada dewa-dewa yang menguasai alam.

b. Simbol-simbol kognitif

Simbol-simbol kognitif adalah simbol-simbol yang digunakan di dalam ilmu

pengetahuan maka untuk mempermudah atau menyederhanakan ingatan atau

kemampuan mengingat suatu ilmu pengetahuan. Demikian di dalam ilmu kimia

dikenal adanya lambang-lambang nama unsur seperti besi (Fe), air (H2O), oksigen

(O2) dan sebagainya.

c. Simbol-simbol evaluatif atau penilaian moral

Simbol-simbol ini adalah simbol yang membentuk nilai-nilai atau aturan-

aturan dalam kehidupan manusia. Jenis simbol ini umumnya ditemukan didalam

masyarakat tradisional yang telah teguh memegang adat istiadat yang diwariskan

secara turun temurun. Simbol evaluative diperagakan sejak bayi (manusia) masih

dalam kandungan saat dilahirkan, saat menikah sampai dia meninggal dunia. Bahkan

beberapa suku bangsa upacara kematian masih berlangsung sampai beberapa waktu

setelah jenazah dikuburkan.

Segala bentuk dan jenis kegiatan simbolik tersebut dalam masyarakat

tradisional merupakan upaya pendekatan kepada Tuhan yang mengatur segala

kehidupan. Karena itu simbolisme dalam masyarakat tradisonal di samping

menyampaikan pesan-pesan, nilai-nilai kepada generasi muda, juga dilaksanakan

dalam kaitannya dngan kepercayaan.

d. Simbol-simbol ekspresif

Simbol-simbol ekspresif atau mengungkapkan perasaan adalah simbol-simbol

yang simbol ekspresif oleh Langer adalah simbol yang presentasional atau penghadir

Page 22: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

(prentation symbol) pemahaman terhadap simbol ekspresif tidak tergantung pada

hukum yamg mengatur perhubungan unsur-unsurnya. Melainkan pada situasi

langsung. Lagi pula simbol ini tidak merupakan suatu konstruksi yang bisa dicerai

beraikan unsur-unsurnya, melainkan satu kesatuan yang bulat dan utuh, suatu

gestalt. (Rohendi dalam Nurhayani, 2001: 10).

Dalam hal ini apabila dikaitkan dengan tari maka dapat diartikan bahwa tari

tersebut mrupakan makna simbolis dari suatu gagasan ataupun ide-ide yang

diwujudkan dalam bentuk gerak yang mempunyai arti atau maksud dari setiap

gerakan yang diartikan bukan hanya dalam bentuk gerak tapi juga dapat dilihat dari

kostum dan property yang digunakan.

2. Gerak

Dalam bahasa sehari-hari gerak (gerakan) merupakan salah satu isyarat atau wujud

komunikasi. Dengan demikian, gerak adalah bahasa komunikasi yang luas dan

divariasikan dari berbagai unsur-unsurnya yang terdiri atas beribu-ribu kata, gerak juga

dalam konteks tari (Smith 1985:178) Gerak bila dikaitkan dengan tari

berarti sebagai sarana atau bahan baku dari sebuah tarian, oleh sebab itu seseorang yang

hendak menyusun atau menata sebuah tari harus benar-benar memahami hukum-hukum

dan unsur-unsur pembangun gerak dengan segala sifat dan wataknya. Gerak yang

ditampilkan bukan gerak sehari-hari tetapi gerak yang sudah mengalami pengolahan

sehingga kelihatan lebih indah. Menurut Bastomi,

(1992: 37) mengatakan bahwa Unsur seni tari adalah gerak tari bukan sembarang gerak

karena gerak tari adalah gerak yang memilki makna dan watak. Selain itu gerak seluruh

anggota badan yang gemulai indah disebut wiraga; yang dibarengi dengan musik dan

tertata dengan irama lagu bahwa gerak tari seiring dengan irama musik disebut Wirama;

kesesuaian air muka terhadap maksud tari menunjukkan adanya ekspresi tari atau

Page 23: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

penghayatan tari yang disebut wirasa. Sebuah tarian dikatakan bagus jika ketiga faktor

tersebut yaitu wiraga, wirama, wirasa dapat dilakukan dalam satu kebulatan yang utuh.

3. Pengertian Tari Gerak

dalam tari adalah ekspresi kinestetik yang mengandung muatan tata nilai suatu budaya

masyarakat. Secara komunal berarti tari mengandung tata nilai budaya komunitasnya.

Sedangkan tari individual meletakkan nilai-nilai individu yang berupa cita-cita, harapan,

keputus-asaan, kritik atau sekedar bercerita tentang dirinya sendiri, sebagai muatan karya

tarinya. (Wahyudiyanto. 2008: 27). Hal ini diperkuat oleh (Jazuli.1996: 1) bahwa Tari

mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia karena dapat memberikan manfaat,

seperti sebagai hiburan dan sarana komunikasi. Mengingat kedudukannya itu, tari dapat

hidup, tumbuh dan berkembang sepanjang zaman sesuai dengan perkembangan

kebudayaan manusianya. Dengan kata lain, bahwa perkembangan maupun perubahan

yang terjadi pada tari yang sangat ditentukan oleh masyarakat pendukungnya. Perubahan

pola pikir masyarakat akan berpengaruh terhadap fungsi tari, tari senantiasa

menyesuaikan dengan konteksnya. Karena Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana

komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton/penikmat), sebagai alat

ekspresi tari mampu menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka

terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Tari bisa juga sebagai ungkapan pertanyaan

dan ekspresi dalam gerak yang memuat komentar, komentar mengenai realita kehidupan.

a. Tari Tradisional

Tradisi biasanya didefenisikan sebagai cara mewariskan pemikiran, kebiasaan,

kepercayaan, kesenian, tarian dari generasi kegenerasi, dari leluhur ke anak cucu secara

lisan. (Murgiyanto, 2004: 2), hal yang sama dikatakan oleh (Najamuddin, 1982: 13)

bahwa Pengertian tari tradisional, di daerah Sulawesi selatan, ialah suatu bentuk tari yang

mengandung nilai-nilai luhur, bermutu tinggi, yang di bentuk dalam pola-pola gerak

Page 24: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

tertentu dan terikat, telah berkembang dari masa ke masa dan mengandung pula nilai-

nilai filosofis yang dalam, simbolis, religious dan tradisi yang tetap. (Najamuddin. 1982:

13). Juga di ungkapkan oleh (Sedyawati, 1991: 23) Seni tradisi bisa diartikan sebagai

pewarisan budaya maupun sebagai sumber inspirasi penciptaan suatu karya. Tarian

“warisan“ (istilah pewarisan yang sering di pakai Edi Sedyawati) biasanya menjadi

kekayaan karya tari baru. Tarian “warisan“ yang akan di angkat harus diidentifikasi

kembali di mana yang menjadi unsur-unsurnya yang esensial, baik secara struktural

maupun secara fungsional. Sedangkan Tradisi menurut (Poerwadarminta, 1970:108)

biasanya didefinisikan sebagai cara mewariskan pemikiran, kebiasaan, kepercayaan,

kesenian, tarian dari generasi, dan leluhur ke anak cucu secara lisan. Selanjutnya

Soedarsono, (1984:29) mengatakan bahwa Tradisional merupakan istilah yang artinya

mewariskan. Jadi tradisional adalah semua tarian yang mengalami perjalanan sejarah

yang cukup lama yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi

4. Pattuduq Tommuane

Seperti pengertian tari pada umumnya yang ada di Sulawesi Barat, ekspresi

seninya mengandung unsur keindahan, menjelma dalam gerakan yang diatur dengan

irama musik pengiring, dan gerakan tari yang ditonjolkan adalah kegemulaian dan

kehalusan serta, dinamika, irama, dan tempo iringan musiknya.

Pattuduq Tommuane adalah ragam Tuqduq tari daerah Mandar. Sedang orang yang

melakukan Tuqduq disebut Pattuduq. Tudduq berarti tari atau tarian, sedang Tommuane

berarti laki-laki. Pattuduq dapat diklasifikasikan menurut jenis penari serta strata sosial

penarinya, yakni jenis Pattuduq yaitu: 1.Pattuduq Kumba, 2. Pattuduq Palappa, 3.

Pattuduq Losa-losa, 4. Pattuduq Sawawar, 5. Pattuduq Sarabadang, 6. Pattuduq Dego,

7. Pattuduq Cakkuriri, 8. Pattuduq Sore, 9. Pattuduq Sayakumba, 10. Pattuduq Paling

Rigona.

Page 25: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Menurut kelompok penari terbagi pada jenis kelamin adalah Pattuduq towaine ,

Pattuduq yang penarinya adalah perempuan. Pattuduq Tommuane, Pattuduq yang

penariya laki-laki dan Pattuduq Sawawar, Pattuduq yang penarinya campuran antara

laki-laki dan perempuan yang dimainkan secara massal. Sedangkan menurut strata

sosial penari, Pattuduq terbagi atas Pattuduq Ana Puang (anak bangsawan), Pattuduq

Ana Pattola Hadat (anak pemangku adat), Pattuduq Sassawuarang (keturunan

pembantu di istana kerajaan). Tata penyajian Pattuduq di pergelarkan menurut berapa

lamanya berlangsung upacara atau pesta tersebut (Novianty, 2005: 17)

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, berikut ini

diuraikan pula hal-hal yang dijadikan sebagai kerangka pikir, yang selanjutnya akan

mengarahkan peneliti dalam memecahkan persoalan-persoalan yang telah dirumuskan

Skema 1. Kerangka Berpikir

Skema 1. Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

Makna properti dan kostum yang digunakan

dalam tari Pattuduq Tommuane

Makna dari tiap-tiap ragam gerak yang

disajikan dalam tari Pattuduq Tommuane

Makna simbolis tari Pattuduq Tommuane di Kec. Pamboang Kab. Majene Sulawesi barat.

Page 26: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data tentang variabel-variabel

yang ada dalam penelitian. Adapun variabel yang ada dalam penelitian ini adalah

Makna Simbolis Tari Pattuduq Tommuane di kec. Pamboang Kab. Majene antara

lain:

1. Bagaimana makna dari tiap-tiap ragam gerak yang disajikan dalam tari Pattuduq

Tommuane di kec. Pamboang kab. Majene Sulawesi Barat

2. Makna properti dan kostum yang digunakan dalam tari Pattuduq Tommuane di

kec. Pamboang kab. Majene Sulawesi Barat

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian tari Pattuduq tommuane dikecamatan Pamboang Kabupaten

Majene ini diperlukan desain penelitian yang akan digunakan sebagai pedoman

dalam pelaksanaan di lapangan.

Adapun desain penelitian pada penlitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Makna dari tiap-tiap ragam gerak yang disajikan dalam tari pattuduq tommuane di kec. Pamboang Kab. Majene Sulawesi barat

Makna kostum dan properti yang digunakan dalam Tari Pattuduq Tommuane di kec. Pamboang kab. Majene Sulawesi Barat

Page 27: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Skema 2. Desain Penelitian

B. Definisi Operasional Variabel

Guna mempertegas ruang lingkup dalam tiap variabel yang diteliti maka dapat

didefinisikan dalam operasional sebagai berikut :

1. Makna dari tiap-tiap ragam gerak yang disajikan dalam tari Pattuduq Tommuane yang

berarti pemaknaan dari tiap-tiap ragam gerak Tari

2. Makna kostum dan properti yang dimaksud adalah makna dari unsur-unsur kostum

dan aksesoris yang mempunyai arti dan makna dalam susunan kostum yang di

wujudkan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data diperlukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan langkah kerja awal yang akan menentukan arah

penulisan dalam karya tulis ini. Dalam melakukan studi pustaka ini, sumber tersebut

diperoleh dari instansi-instansi dan perpustakaan daerah. Data yang diperoleh inilah

merupakan acuan utama untuk mendapatkan berbagai informasi dan data untuk

menunjang hasil penulisan. Buku koleksi perpustakaan merupakan bahan

perbandingan dan tambahan untuk melengkapi penulisan.

b. Observasi

Pengolahan dan Analisis data

kesimpulan

Page 28: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Observasi dilakukan pada tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai hasil

penjajakan lapangan. Peneliti mengunjungi lokasi pertunjukkan tari langsung

mengamati dan memperhatikan segala hal yang erat hubungannya dengan tari

Pattuduq Tommuane yang dipertunjukkan seperti personil, gerakan, pola lantai,

kostum, aksesoris, peralatan alat musik dan lain-lain

c. Wawancara

Wawancara maksudnya dalam penelitian cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara langsung bertatap muka denagn informan, dengan maksud

mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.

Teknik wawancara ini di lakukan dalam bentuk Tanya jawab dengan personil

yang terlibat dalam tari tersebut. Baik bentuk tari dan makna dari gerak-gerak dalam

tari Pattuduq Tommuane.

\

d. Dokumentasi

Teknik dilakukan untuk melengkapi perolehan data di lapangan baik pada saat

melakukan observasi maupun pada saat melakukan wawancara. Teknik dokumentasi

ini dilakukan dengan pengambilan foto-foto, gambar pada saat pertunjukan

berlangsung hal tersebut sangat perlu guna sebagai bahan dokumentasi

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif yang menjelaskan tentang makna dari tiap-tiap

ragam gerak, kostum dan properti yang digunakan dalam pertunjukan tari pattuduq

Tommuane di kec. Pamboang kab. Majene Sulawesi Barat. Maka untuk menganalisis

data ini akan digunakan data kualitatif dengan bentuk analisis non statistik

Page 29: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan cara pengklasifikasian data baik

yang diperoleh dari hasil wawancara maupun observasi, kemudian dianalisis

berdasarkan kriteria dari permasalahan yang ada. Dari hasil analisis tersebut

kemudian dilakukan penafsiran yang disajikan secara deskriptif.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

1. Makna Simbolis Tari Pattuduq Tommuane di Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Sulawesi Barat

Pada masa kerajaan, Pattuduq hanya dipertunjukkan pada lingkungan

kerajaan. Pertunjukkannya biasanya dilakukan selama tujuh hari tujuh malam

atau tiga hari tiga malam, tergangtung lamanya pelaksanaan upacara. Dalam

penyajian pattuduq biasanya menggambarkan pola lantai bersaf, membanjar dan

melingkar yang mempunyai makna:

1. Pola lantai bershaf bermakna pertahanan karena dapat mempertahankan apa

yang menjadi kewajibannya

2. Pola lantai perbanjar bermakna semangat untuk selalu meningkatkan diri.

Karena dapat memperlihatkan ketekunan berusaha unuk meraih sukses

Page 30: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

3. Pola lantai melingkar bermakna untuk selalu bersama dalam kesetiaan

mengabdi kepada kerajaan karena pola lantai ini menggambarkan akan

utuhnya suatu kesatuan

Gerakan Pattuduq Tommuane mempunyai makna antara lain:

1. Gerakan I mappamula artinya memulai atau pembukaan yang

memperlihatkan kerendahan diri sesorang dan tidak saling

menyombongkan diri.

2. Gerakan II Mappasumanga artinya memberi semangat dalam usaha yang

dikerjakan dengan penuh ketekunan dan semangat dengan penuh

ketekunan akan berakhir sebagai sebuah keberhasilan yaitu ungkapan dari

rasa suksesnya sebuah usaha

3. Gerakan III Ummewa artinya menyerang menggambarkan tingginya suatu

kebersamaan

4. Gerakan IV Mattangkis artinya menangkis serangan dari musuh yang

menggambarkan satu kesatuan dari persatuan untuk mencapai sesuatu yang

dicita-citakan

5. Gerakan V Mappapura artinya penutupan selesainya tarian Pattuduq ini

merupakan ungkapan terima kasih.

Adapun rincian gerak sebagai berikut:

1. Ragam I Mappamula

Para penari berdiri siap, tangan kiri memegang perisai atau alat penangkis di depan

badan penari. Tangan kanan memegang tombak Bulu ayam yang satu ujungnya

diletakkan pada permukaan perisai bagian depan. Setelah terdengar irama musik

iringan Pattuduq Tommuane para penari memukul ujung tombak keperisai diiringi

teriakan heillah. Tombak diangkat naik seolah-olah akan melemparkan tombak utte

Page 31: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

tetap berada didepan penari, ini dilakukan pada empat penjuru yakni menombak

kedepanm kekanan, kebelakang, dan kekiri.

1. Mengayun kaki kanan kekanan agak melingkar, Nampak penari mengeper kedua

tangan diayunkan kekanan bersamaan dengan ayunan kaki, sambil diliukkan

mengikuti gerakan tangan. Tangan kanan berada di bawah menghadap keatas,

tangan kiri berada di atas tangan kanan sehinggah nampak dari depan siku tangan

menonjol kedepan. Tangan kanan memegang tombak dan tangan kiri memegang

perisai.

2. Kaki kiri diayunkan agak melingkar kekiri diikuti ayunan kedua tangan kekiri

dengan posisi tangan kiri berada di bawah tangan kanan.

3. Kedua tangan diangkat lurus keatas bersamaan dengan mengangkat kaki kanan ke

atas, lalu diturunkan bersamaan dengan kedua tangan lurus ke bawah. Pada saat

kaki di bawah, tumit menyentuh lantai, lengan kanan lurus ke bawah dengan

tangan memegang perisai menghadap ke atas.

4. Kedua tangan diayunkan secara bersamaan ke depan dengan telapak tangan kanan

memegang tombak menghadap keatas, demikian pula telapak tangan kiri

memegang utte juga menghadap keatas dan kedua lengan lurus kedepan. Disaat

kaki kanan berpijak kembali kelantai dengan posisi tubuh tegak, kaki kiri diangkat.

5. Secara serentak kedua tangan tangan direntangkan kesamping kanan, kaki kanan

diangkat setinggi paha (lutut membentuk sudut siku-siku di depan). Alat penangkis

dipegang tangan kanan ujungnya menghadap ke depan.

Ragam mappamula bermakna permulaan, memulai atau pembukaan yang

memperlihatkan kerendahan diri seseorang dan tidak saling menyombongkan diri

Page 32: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 1. Ragam Mappamula(Reproduksi dari Dokumentasi Dinas Kebudayaan 2005)

2. Ragam II Mappasumanga

Setelah penari berdiri tegak para penari pelan-pelan kebawah. Para penari duduk

dalam posisi lutut sebelah kanan rapat kelantai dan pantat rapat ketumit kaki kanan.

Lutut sebelah kiri tegak keatas menadah siku tangan ke atas memegang penangkis,

dan tangan sebelah kanan memegang tombak yang ujungnya rapat kelantai.

Mengayun kaki kanan kekanan agak melingkar, Nampak penari mengeper kedua

tangan diayunkan ke kanan bersamaan dengan ayunan kaki, sambil diliukkan

mengikuti gerakan tangan. Tangan kanan berada di bawah menghadap ke atas, tangan

kiri berada di atas tangan kanan sehingga nampak dari depan siku tangan menonjol

kedepan. Tangan kanan memegang tombak dan tangan kiri memegang perisai.

1. Kaki kiri diturunkan kelantai, kemudian para penari membuat posisi pasang kuda-

kuda, lutut kaki kiri agak condong ke depan dengan tubuh dalam posisi tegak agak

diturunkan sehingga nampak mengeper. Dalam posisi pasang kuda-kuda, perisai

yang dipegang oleh tangan kiri tetap lurus dan menghadap kedepan. Tombak yang

Page 33: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

dipegang oleh tangan kanan diletakkan di atas bahu, ujung tombak tetap

menghadap ke depan

1. Bangkit dari posisi kuda-kuda, dengan mengangkat kaki kanan agak menyilang di

depan kaki kiri, tangan kanan yang memegamg perisai ditarik ke dalam sehingga

perisai berada di depan perut, menyusul tangan Masing-masing pasangan

mengangkat kaki kanan ke samping kanan bagi pasangan daalam komposisi

membanjar sedangkan pasangan dalam komposisi bershaf salah seorang pasangan

penari harus mengangkat kaki kanannya ke kanan agak ke belakang. Angkatan

kaki kanan penari dilakukan bersamaan dengan ayunan kedua tangan sambil

meliukkan badan agak membungkuk ke kanan. Sehingga lengan kanan menjulur

ke depan agak ke bawah lengan kanan, sehingga nampak siku lengan kiri di depan

dada dengan tangan memegang perisai berada di atas tombak yang dipegang oleh

tangaan kanan.

Mappasumanga bermakna memberi semangat dalam usaha yang dikerjakan

dengan penuh ketekunan dan semangat akan berakhir sebagai sebuah

keberhasilan yaitu ungkapan dari rasa suksesnya sebuah usaha

Page 34: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 1.2 Ragam Mappasumanga

Gambar 1.3 Ragama Mappasumanga

(Reproduksi dari dokumentasi Dinas Kebudayaan 2005)

Gambar 1.4 Ragam Mappasumanga (Reproduksi dari Dokumentasi Dinas Kebudayaan 2005)

3.,Ragam III Ummewa

Page 35: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gerakan-gerakan berikutnya adalah gerakan-gerakan membentuk posisi para

penari dalam keadaan berhadapan bersisian. Sebelum melakukan gerakan-gerakan

ini, terlebih dahulu para penari memperhatikan pasangannya masing-masing. Jika

dalam komposisi membanjar, pasangan penari berada dalam posisi saling

menyamping yakni, satu di kanan dan satu lainnya di kiri. Dan jika dalam

komposisi bershaf, maka salah seorang pasangan penari pada saat melakukan

gerakan pertama mengangkat kaki kanan agak kebelakang, sehingga salah seorang

pasangan penari berada di belakang pasangannya. Adapun urutan-urutan gerakan-

gerakan yang membentuk posisi para penari dalam keadaan berhadapan bersisian

adalah sebagai beerikut:

1.Masing-masing pasangan mengangkat kaki kanan kesamping kanan bagi pasangan

dalam komposisi membanjar sedangkan pasangan dalam komposisi bershaf salah

sorang pasangan penari harus mengangkat kaki kanannya kekanan agak kebelakang.

Angkatan kaki kanan penari dilakukan bersamaan dengan ayunan kedua tangan

sambil meliukkan badan agak membungkuk kekanan. Sehingga lengan kanan

menjulur kedepan agak kebawah, lengan kiri di sebelah atas mengikut ayunan

lengan kanan, sehingga nampak siku lengan kiri di depan dada dengan tangan

memegang perisai berada di atas tombak yang dipegang oleh tangan kanan.

2. Masing-masing pasangan penari membalik badan 1800 ke arah ke kiri bersamaan

dengan ayunan kedua tangan, dan langsug membentuk posisi sikap kuda-kuda

sambil mempertemukan antara perisai dengan tombak

3. Masing-masing pasangan penari memindahkan kaki kanan kesamping kanan

bersamaan dengan ayunan tangan sama dengan pada poin satu di atas

Page 36: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

4. Masing-masing pasangan penari membalik badan membentuk posisi bersisisan

dengan sikap pasang kuda-kuda

5. Masing-masing pasangan penari melakukan gerakan sama dengan gerakan pada poin

tiga, sehingga kelihatan masing-masing pasangan saling membelakangi

6. Masing-masing pasangan penari kmbali melakukan gerakan dengan poin empat

7. Masing-masing pasangan penari kembali melakukan gerakan sama dengan

gerakan pada poin ke tiga

8. Masing-masing penari kembali melakukan gerakan sama dengan gerakan pada

point empat

Gerakan-gerakan point satu sampai dengan point delapan dilakukan secara

berurutan sebanyak dua kali dengan kesimpulan, hanya kaki kanan yang dipindah-

pindahkan. Sedangkan kaki kiri hanya berputar tetap pada porosnya.

Masing-masing pasangan penari meletakkan tombak dan perisai di sebelah kanan

setinggi bahu, seolah dalam keadaan siap menyerang (menombak), berlari-lari keliling

bertukar tempat. Setelah masing-masing pasangan bertukar tempat, sambil lari-lari

berputar ditempat ke kiri sehingga saling berhadapan secara sempurna. Disaat saling

berhadapan, masing-masing pasangan saling menombak kearah perisai pasangan

masing-masing. Kemudian masing-masing menarik tombak bersamaan dengan

menarik kaki kiri ke samping kaki kanan lalu memukul tongkat keperisainya sendiri.

Gerakan memukul tombak utte ini merupakan interval selama tiga ketukan, untuk

berpindah kepada gerakan berikutnya

Ragam ummewa bermakna menyerang menggambarkan tingginya suatu kebersamaan

dalam mencapai usaha walaupun melewati banyak rintangan

Page 37: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 1.6 Ragam Ummewa

(Reproduksi dari Dokumentasi Dinas Kebudayaan 2005)

Gambar 1.7 Ragam Ummewa

(Reproduksi dari Dokumentasi Dinas Kebudayan 2005)

4 Ragam IV Mattangkis

Page 38: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Masing-masing penari kembali melakukan gerakan lari-lari, dengan cara dan

sikap yang sama pada gerakan point satu di atas, sehingga masing-masing

pasangan penari kembali pada tempatnya semula. Masing-masing

pasangan/lawannya dengan mengikuti irama gendang lawan di sebelah kanan

menombak lawan di sebelah kiri. Lawan di sebelah kiri menangkis kepala tombak

lawan dengan perisai dalam posisi badan agak di rendahkan ke bawah. Tombak

bagi yang menangkis di pasang di samping bahu kanan mengarah kepada yang

menombak. Kemudian masing-masing menutup kaki.

Masing-masing pasangan lawan penari, dengan mengikuti irama gendang,

kembali melakukan gerakan lari-lari. Setelah pasangan/lawan penari dalam suasana

interval sebanyak tiga ketukan, kembali melakukan gerakan sama dengan gerakan

pada point dua tetapi yang menombak adalah lawan di sebelah kiri sebagai tombak

balasan dan yang disebelah kanan menagkis, kemudian menutup kembali kedua

kaki. Gerakan-gerakan selanjutnya, terdiri atas:

1. Masing-masing pasangan/lawan penari berputar di tempat, dengan cara meengangkat

kaki kanan berpijak seorang ke kanan bersamaan ayunan kedua tangan ke bawah.

2. Kaki kiri ke depan menyilang kaki kanan sehingga kedua paha berimpit, perisai dan

tombak diayun ke kiri dan badan bersamaan dengan badan juga berputar ke kiri

3. Kemudian langsung memutar badan kembali ke kanan hingga ke belakang, kaki kiri

berputar pada poros, kaki kanan diangkat ke belakang.

4. Masing-masing penari secara bersamaan melompat seorang kiri kedepan, langsung

bersikap menombak. Lompatan jangan terlalu jauh agar pada waktu sikap menombak

tadi membentuk para penari berada pada satu barisan, di mana masing-masing

pasangan saling bersisisan kanan.

Page 39: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

5. Masing-masing penari melakukan gerakan sama dengan pada point satu

6. Masing-masing penari melakukan gerakan sama dengan pada point dua

7. Masing-masing penari melakukan grakan sama dengan gerakan pada point tiga

8. Masing-masing penari melakukan gerakan sama dengan gerakan pada point empat.

Tetapi pada sikap pasang kuda-kuda disertai dngan mnombak dan pekikan. Gerakan-

gerakan menyilang ini dilakukan dengan pengulangan dua kali.

Ragam Mattangkis bermakna menagkis serangan dari musuh yang

menggambarkan satu kesatuan dari persatuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-

citakan

Gambar 1.8 Ragam Mattangkis (Reproduksi dari Dokumentasi Dinas Kebudayaan 2005)

5 Ragam V Mappapura atau massorei

Masing-masing penari mengayun kaki kanan ke kanan sambil mengeper kedua

tangan diayunkan ke samping kanan dan badan diliukkan sedikit. Tangan kanan

dengan memegang perisai berada di atas tangan kanan dengan siku menghadap

Page 40: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

atau menonjol ke depan. perisai dan tombak masing-masing menghadap ke depan.

Gerakan ini dilakukan oleh penari sambil memperbaiki jarak satu sama lain,

kesamping dan kebelakang, serta membentuk barisaan berbanjar ataupun bershaf.

Gerakan ini dilakukan berulang kali, ditambah lagi satu kali tetapi pada gerakan

terakhir penari tidak memukulkan tombak ke permukaan utte. Tetapi langsung

menombakkan ke depan, ke kanan, ke belakang dan ke kiri. Lalu kembali ke depan

dengan sikap jongkok berlutut. Lutut kanan berpijak ke lantai, sedangkan lutut kiri

berdiri tegak. Kedua lengan diulur teriakkan heillah dengan suara yang panjang,

menunjukkan bahwa tari telah selesai.

Selanjutnya para penari berdiri lalu berlari membentuk posisi melingkar,

kemudian langsung berlari-lari meninggalkan arena panggung pertunjukkan.

Ragam Mappapura bermakna penutupan selesainya tarian Pattuduq ini

merupakan ungkapan terima kasih.

Gambar 1.9 Ragam Mappapura atau massorei

(Reproduksi dari dokumentasi Dinas Kebudayaan 2005)

Page 41: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 1.10 Ragam Mappapura atau massorei(Reproduksi dari Dokumentasi Dinas Kebudayaan 2005)

Page 42: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

2 Makna Simbolis Kostum Dan Properti

kostum atau pakaian adat yang digunakan oleh penari. Kostum biasa juga disebut

tata busana yaitu seperangkat pakaian yang di pakai dalam sebuah tarian. Pemilihan

kostum senantiasa memperhatikan nilai yang terkandung pada pola garapan serta

tema dari tarian tersebut.

Kostum yang dipakai dalam tari Pattuduq Tommuane bukan hanya berfungsi

sebagai penutup tubuh penari tetapi juga merupakan pendukung desain tari atau

pertunjukan tari serta menunjang ekspresi peran selain itu diusahakan pula agar

busana tidak mengganggu gerak dan sikap penari pada saat melakukan suatu

rangkaian gerak.

Kostum tari Pattuduq Tommuane meliputi

1. Calana alang bermakna sebagai pakaian sehari-hari seorang pria sebagai

penghormatan

2. Sokko biring dikenakan pada bagian kepala yang bermakna tinggi sulaman

benang emas sebagai simbol kadar darah bangsawan atau kekayaan

3. Tombi Care-Care dikenakan pada bagian dada bermakna sebagai

kepercayaan orang mandar terhadap persatuan dan keturunan, yang tidak

bisa bercerai berai antara satu dengan yang lain karena saling membutuhkan.

4. Kawari dikenakan pada bagian perut muka belakang bermakna

melambangkan bahwa persatuan antara turunana raja adat raja dan

masyarakat biasa dalam menjalankan roda pemerintahan yang terus berputar

pada zaman dahulu.

Page 43: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

5. Jima dikenakan pada pangkal lengan bermakna melambangkan bahwa

kehidupan manusia yang dilindungi dan

6. Poto atau gelang dikenakan pada pergelangan tangan bermakna

melambangkan keberanian bertindak dalam mempertahankan haknya

7. Selendang bermakna melambangkan bahwa kehidupan yang ada di lautan

dan di daratan sangat erat hubungannya, berkait pada daerah mandar diapit

dan dikelilingi oleh lautan dan pegunungan

Secara umum tata rias adalah usaha untuk mengubah wajah dari bentuk

asalnya. Dalam tari untuk memperoleh suatu perwatakan tertentu sesuai

dengan peran yang dibawakan maka rias dapat dibedakan atas tata rias adat,

tata rias panggung, tata rias modern dan tata rias harian. Tata rias yang

digunakan dalam tari Pattuduq Tommuane adalah rias alami.

Page 44: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 2.1 Calana alang(Dokumentasi Sundari Harli 2013)

Celana yang dipakai penari yang terbuat dari bahan kain katun atau sejenisnya,

yang bermakna sebagai pakaian sehari-hari seorang pria sebagai penghormatan

Page 45: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 2.2 Sokko biring

(Dokumentasi Sundari Harli 2013)

Sokko biring adalah jenis kelengkapan pakaian yang dikenakan pada bagian kepala,

berupa songkok yang terbuat dari serat kayu dililit dengan sepuhan emas pada bahagian

pinggirnya yang bermakna tinggi sulaman benang emas sebagai simbol kadar darah

bangsawan atau kekayaan.

Page 46: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 2.2 Tombi Care-Care (Dokumentasi Sundari Harli 2013)

Kalung berantai panjang yang berbentuk segi empat memanjang ke bawah dikaitkan pada

leher, yang terbuat dari kain berwarna merah dan hijau selang-seling dihiasi perhiasan emas

atau perak (salaka) yang berukuran 80 cm.yang bermakna sebagai kepercayaan orang Mandar

terhadap persatuan dan keturunan, yang tidak bisa bercerai berai antara satu dengan yang lain

karena saling membutuhkan

Page 47: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 2.3 Kawari (Dokumetasi Sundari Harli 2013)

Perhiasan yang berbentuk bulat sepasang dikenakan pada bagian pinggul di samping kiri dan

kanan, muka dan belakang terbuat dari bahan emas atau perak yang dikaitkan pada benang

yang berukuran 30 cm. melambangkan bahwa persatuan antara turunan adat raja dan

masyarakat biasa dalam menjalankan roda pemerintahan yang terus berputar pada zaman

dahulu.

Page 48: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 2.4.Jima (Dokumentasi Sundari Harli 2013)

Perhiasan khas khusus yang menyerupai buah kelor yang terbuat dari emas atau perak

(salaka) yang dikaitkan pada kain berwarna merah dan diikatkan pada pangkal lengan, yang

berukuran 20 cm. melambangkan bahwa kehidupan manusia yang dilindungi dan dipagari

oleh suatu norma-norma dan aturan adat yang ada dalam kerajaan..

Page 49: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 2.5 Poto (Dokumentasi Sundari Harli 2013)

Poto atau gelang gelang kecil dikenakan pada pergelangan tangan yang terbuat dari

emas atau perak kira-kira berukuran 20 cm melingkar. Melambangkan keberanian

bertindak dalam meempertahankan haknya.

Page 50: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 2.6 Selendang (Dokumentasi Sundari Harli 2013)

Selendang yang berbentuk segi empat panjang yang terbuat dari kain organdi.

Melambangkan bahwa kehidupan yang ada dilautan dan didaratan sangat erat

hubungannya, berkait pada darah Mandar diapit dan dikelilingi oleh lautan dan

pegunungan.

Adapun uraian bentuk dan makna simbolik dari kostum dan asessoris dari

tari Pattuduq Tommuane Sulawes barat dapat dilihat pada table berikut:

Page 51: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

NO. Nama kostum dan asesoris

Bentuk Fungsi Makna Simbolik

1. Calana alang Celana panjang yang bawahannya agak kecil terbuat dari bahan kain katun atau sejenisnya yang

Sebagai pelindung

bermakna sebagai pakaian sehari-hari seorang pria sebagai penghormatan

2. Tombi care-care Kalung berantai panjang yang berbentuk segi empat memanjang kebawah dikaitkan pada leher, terbuat dari kain berwarna merah dan hijau selang-seling dihiasi perhiasan emas atau perak (salak) yang berukuran 80cm

Sebagai perisai

Sebagai kepercayaan orang Mandar terhadap persatuan dan keturunan, yang tidak bisa bercerai berai antara satu dengan yang lain karena saling membutuhkan

3. Kawari Perhiasan yang berbentuk bulat sepasang dikenakan pada bagian pinggul di samping kiri dan kanan, muka belakang terbuat dari bahan emas atau perak (salaka) yang dikaitkan pada benang yang berukuran 30cm.

Sebagai perisai

Melambangkan bahwa persatuan antara turunan adat raja dan masyarakat biasa dalam menjalankan roda pemerintahan yang terus berputar pada zaman dahulu

4. jima Perhiasan khas khusus yang menyerupai buah kelor yang terbuat dari emas atau perak (salaka) yang dikaitkan pada kain berwarna merah dan di ikatkan pada pangkal lengan, yang berukuran 20cm

Sebagai pelindung

Melambangkan bahwa kehidupan manusia yang dilindungi dan dipagari oleh suatu norma-norma dan aturan adat yang ada dalam kerajaan

5. Poto Potto atau gelang kecil yang dikenakan pada pergelangan tangan yang terbuat dari emas atau perak (salaka) kira-kira berukuran 20cm

Sebagai perisai

Melambangkan keberanian bertindak dalam mempertahankan haknya

Page 52: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

melingkar

6. Selendang Selendang yang berbentuk segi mpat panjang yang terbuat dari kain organdi

Sebagai perisai

Melambangkan bahwa kehidupan yang ada dilautan dan didaratan sangat erat hubungannyaa, berkait pada daerah mandar diapit dan dikelilingi oleh lautan oleh pegunungan

7. Sokko biring jenis kelengkapan pakaian yang dikenakan pada bagian kepala, berupa songkok yang terbuat dari serat kayu dililit dengan sepuhan emas pada bahagian pinggirnya

Sebagai perisai

Melambangkan tinggi sulaman benang emas sebagai simbol kadar darah bangsawan atau kekayaan.

Properti Properti

atau alat yang digunakan sebagai bahan pelengkap dalam pertunjukan untuk member

kenikmatan dan kenyamanan penonton serta penunjang kualitas pertunjukan. Properti dalam

tari meliputi

1. Perisai atau Utte yang bermakna sebagai simbol kewaspadaan karena dapat

digunakan sebagai penangkis atau penangkal serangan lawan

2. Bandang bulu manu (berfungsi sebagai tombak) sebagai simbol keperkasaan

karena tombak tempo dulu bisa dilepaskan layaknya rudal dan tidak akan

kembali ke pemiliknya sebelum berhasil membunuh korbannya

Page 53: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 3.1 Perisai atau utte

(dokumentasi Sundari Harli 2013)

Perisai ini terbuat dari kayu yang dibentuk bundar dan diwarnai. Warna pada perisai

ini di ambil dari warna sarung lipa padhadha yang bermakna simbol kewaspadaan karena

dapat digunakan sebagai penangkis atau penangkal serangan lawan

Page 54: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 3.1 Bandang bulu manu (berfungsi sebagai tombak

(dokumentasi Sundari Harli 2013)

Tombak ini terbuat dari kayu yang panjangnya 1.25 cm dan terdapat bulu ayam yang

direkatkan pada tomabak secara bersusun, yang berjarak selitar setiap 40 cm yang bermakna,

sebagai simbol keperkasaan karena tombak tempo dulu bisa dilepaskan layaknya rudal dan

tidak akan kembali ke pemiliknya sebelum berhasil membunuh korbannya

Musik

Bunyi-bunyian sebagai pengiring tari tradisional di Sulawesi Selatan-Sulawesi barat

penggunaannya sangat terbatas karena tiap tari tradisional mempunyai irama tersendiri atau

cara memukul atau menabuh yang berbeda-beda, misalnya cara tabuhan gendang bagi tari

Pajaga berbeda cara tabuhan gendang tari Pattuduq.

Irama gendang sama keterikatannya dengan gerakan-gerakan tarinya, dimana bunyi yang

dilahirkan merupakan ciri khas dari daerah mana tari itu berasal.

Musik pengiring tari pada tari pattuduq Tommuane ini terdiri dari Gandrang dua buah,

Gong satu buah, Keke satu buah dan calong satu buah.

Page 55: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 4.1Gendang(dokumentasi Sundari Harli 2013)

Gendang yang digunakan terdiri dari dua buah yang cara penggunaanya

dengan menabuhnya dan akan menghasilkan sebuah bunyi

Gambar 4.2 Gong (dokumentasi Sundari harli 2013)

Gong ini ini berbentuk bulat yang dipukul sehingga berdengung dan menghasilkan

bunyi. Gong yang digunakan hanya satu buah

Page 56: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Gambar 4.3 Keke (Dokumentasi Sundari Harli 2013)

Keke ini digunakan dengan cara meniupnya sehingga akan menghasilkan bunyi, keke

ini alat musik khas dari sulawesi

B. PEMBAHASAN

Menurut beberapa narasumber yang ada di kabupaten Majene mengatakan bahwa

tari Pattuduq sudah ada sejak dahulu kala di mana tarian ini, dahulu kala

dipersembahkan kepada dewa atau leluhur yang kemudian dipersembahkan pada

acara tertentu yang selanjutnya menjadi hiburan rakyat.

Gerak dalam tarian ini terdapat lima ragam yaitu ragam I disebut Mappamula

yang artinya permulaan atau awal yang bermakna permulaan, memulai atau

membukaan yang memperlihatkan kerendahan diri seseorang dan tidak saling

menyombongkan diri, ragam II disebut Mappasumanga artinya penyemangat yang

bermakna memberi semangat dalam usaha yang dikerjakan dengan penuh ketekunan

dan semangat akan berakhir sebagai sebuah keberhasilan yaitu ungkapan dari rasa

suksesnya sebuah usaha, ragam III disebut Ummewa artinya menyerang bermakna

menggambarkan tingginya suatu kebersamaan dalam mencapai usaha walaupun

melewati banyak rintangan, ragam IV disebut Mattangkis artinya menangkis yang

bermakna menangkis serangan dari musuh yang menggambarkan satu kesatuan dari

Page 57: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

persatuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan , ragam V disebut Mappapura

artinya mengakhiri yang bermakna penutupan selesainya tarian Pattuduq ini

merupakan ungkapan terima kasih.

Pola lantai yang digunakan bentuknya sangat sederhana dan belum mengalami

perkembangan bentuk pola lantai, intinya bentuk pola lantai bershaf bermakna

pertahanan, berbanjar bermakna semangat untuk selalu meningkatkan diri dan

lingkaran bermakna untuk selalu bersama dalam kesetiaan mengabdi kepada kerajaan

Iringan tari yang digunakan menggunakan 2 buah gendang, 1 buah gong, 1 buah

keke dan satu buah calong. Kostum penari menggunakan celana alang bermakna

sebagai pakaian sehari-hari seorang pria sebagai penghormatan. Tata rias yang di

pakai yakni tata rias alami. Menggunakan Sokko biring yang bermakna, sokko biring

dikepala songkok yang terbuat dari serat kayu dililit dengan sepuhan emas pada

bahagian pinggirnya yang bermakna tinggi sulaman benang emas sebagai simbol

kadar darah bangsawan atau kekayaan, tombi Care-Care dikenakan pada bagian dada

yang bermakna sebagai kepercayaan orang mandar terhadap persatuan dan keturunan

yang tidak bisa bercerai berai antara satu dengan yang lain karena saling

membutuhkan, kawari dikenakan pada bagian perut muka belakang yang bermakna

melambangkan bahwa persatuan antara turunan adat raja dan masyarakat biasa dalam

menjalankan roda pemrintahan yang terus berputar pada zaman dahulu, jima

dikenakan pada pangkal lengan yang bermakna melambangkan bahwa kehidupan

manusia yang dilindungi dan dipagari oleh suatu norma-norma dan aturan adat yang

ada dalam kerajaan, poto atau gelang dikenakan pada pergelangan tangan yang

bermakna melambangkan keberanian bertindak dalam mempertahankan haknya, dan

selendang yang bermakna melambangkan bahwa kehidupan yang ada di lautan dan di

Page 58: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

daratan sangat erat hubungannya, berkait pada darah mandar diapit dan dikelilingi

oleh lautan oleh pegunungan.

Properti dalam tari Pattuduq tommuane terdiri dari 1 buah utte (perisai) yang

bermakna sebagai simbol kewaspadaan karena dapat digunakan sebagai penangkis

atau penangkal serangan lawan dan 1 buah bandang bulu manu (berfungsi sebagai

tombak) keperkasaan karena tombak tempo dulu bisa dilepaskan layaknya rudal dan

tidak akan kembali ke pemiliknya sebelum berhasil membunuh korbannya

Makna simbolis gerak dalam tari Pattuduq tommuane yakni ragam I mappamula

artinya permulaan artinya memulai atau pembukaan yang memperlihatkan kerendahan

diri seseorang dan tidak saling menyombongkan diri. Ragam II Mappasumanga

artinya memberi semangat dalam usaha yang dikerjakan dengan penuh ketekunan dan

semangat dengan penuh ketekunan akan berakhir sebagai sebuah keberhasilan yaitu

ungkapan dari rasa suksesnya sebuah usaha, ragam III masserang artinya menyerang

menggambarkan tingginya suatu kebersamaan, ragam IV Mattangkis artinya

menangkis serangan dari musuh yang menggambarkan satu kesatuan dari persatuan

untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan, dan ragam V Mappapura artinya

penutupan selesainya tarian Pattuduq ini merupakan ungkapan terima kasih.

Dalam penyajian dalam Tari Pattuduq biasanya bershaf, membanjar, dan

melingkar yang mempunyai makna

1. Pola lantai bershaf bermakna pertahanan karena dapat mempertahankan apa yang

menjadi kewajibannya

2. Pola lantai membanjar bermakna semangat untuk selalu meningkatkan diri Karena

dapat memperlihatkan ketekunan berusaha unuk meraih sukses

Page 59: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

3. Pola lanati melingkar bermakna untuk selalu bersama dalam kestiaan mengabdi

kepada kerajaan. karena pola lantai ini menggambarkan akan utuhnya suatu

kesatuan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pattuduq adalah salah satu Tari Tradisional Mandar yang pada mulanya adalah

berupa bagian dari pada pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kemudian

Page 60: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

perkembangan selanjutnya pattuduq masuk kedalam lingkungan kerajaan tetapi tidak

lagi berfungsi sebagai salah satu bagian dari upacara pemujaan roh nenek moyang.

Melainkan berfungsi sebagai salah satu bagian dari pelaksanaan upacara resmi

kerajaan misalnya, upacara perkawinan putra/putri mahkota kerajaan, upacara

penjemputan tamu kerajaan, dan lain-lain upacara resmi kerajaan. Gerakan-gerakan

Pattuduq bermakna penghormatan atau penghargaan dan kepatuhan serta ketaatan

kepada kerajaan

Pada masa kerajaan Pattuduq hanya dipertunjukan pada lingkungan kerajaan di

atas arena terbuka. Pertunjukannya biasanya dilakukan salama tujuh hari tujuh malam

atau biasa juga dilakukan selam tiga hari tiga malam, tergantung lamanya pelaksanaan

upacara. Komposisi Pattuduq biasanya bershaf, membanjar, dan melingkar yang

mempunyai makna:

1. Pola lantai bershaf bermakna pertahanan karena dapat mempertahankan apa yang

menjadi kewajibannya

2. Pola lantai membanjar bermakna semangat untuk selalu meningkatkan diri

3. Pola lantai melingkar bermakna untuk selalu bersama dalam kesetiaan mengabdi

kepada kerajaan karena pola lanati ini menggambarkan akan utuhnya suatu

kesatuan

Setelah masa kerajaan, pada acara pasar malam yang dilaksanakan oleh

pemerintah belanda, Pattuduq dipertunjukan diatas panggung sehingga gerakan dan

bentuk komposisi sangat terbatas oleh luasnya panggung. Sehubungan dengan itu,

Pattuduq mengalami pengurangan makna dan keindahannya.

Untuk mengembalikan makna dan keindahan Pattuduq sebagaimana keindahan

Pattuduq Pada masa kerajaan kemungkinan akan mengalami pemilihan-pemilihan

Page 61: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

dalam pertunjukan yang berlangsung diatas panggung. Pertunjukan Pattuduq sudah

berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Bentuk penyajian dalam tari Pattuduq Tommuane pemainnya ada 13 orang, gerak

dalam tari mempunyai 5 ragam yakni ragam mappamula, mappasumangaa, ummewa,

mattangkis, mappapura. Pola lantainya bershaf, membanjar, melingkar. Iringan tari

menggunakan 2 buah gendang, 1 buah keke, 1 buah gong dan 1 buah calong. Kostum

penari menggunkan celana alang, sokko biring, tombi Care-Care dikenakan pada

bagian dada, kawari dikenakan pada bagian perut muka belakang, jima dikenakan

pada pangkal lengan, poto dikenakan pada pergelangan tangan dan selendang. Tata

rias yang digunakan alami. Properti yang digunakan yakni utte (perisai) dan bandang

bulu manu (berfungsi sebagai tombak).

B. SARAN

1. Tari Pattuduq Tommuane yang ada di kabupaten Majene adalah sebuah tari yang

memiliki nilai-nilai filosofi yang bersifat tradisional yang perlu dilestarikan dan

dikembangkan agar tetap terpelihara

2. Perlu diadakan pengkajian lanjutan tentang tari Pattuduq sebagai seni tradisional

Sulawesi Barat

3. Diperlukan dukungan dari pemerintah setempat khususnya tentang seni dan

budaya yang ada di Nusantara Indonesia

4. Tari Pattuduq perlu didokumentasikan untuk keberlangsungan tari tersebut

5. Diharapkan agar hasil penelitian ini tidak hanya sebagai wadah pembelajaran tapi

juga sebagai salah satu sarana perkembangan pengetahuan bagi peneliti

selanjutnya yang ingin mengetahui tari tradisional.

Page 62: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA

Bastomi. Suwaji. 1992. Wawasan Seni. Semarang Pres: IKIP

Husain, Saleh, Muhammad, 2001. “ragam Hias Sebagai Media Komunikasi Simbolik Dalam Struktur Masyarakat Toraja”.(Tesis Bandung)

Jusnita. 2004.Tari dalam ritual mappande Banua Di kecamatan Malunda Sulawesi Selatan. Skripsi. Pendidikan sendratasik Fakultas Seni dan Desain

Jazuli, M. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang Press.

Koentjoroningrat. 1980. Kbudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Marthasudjita, E, 1998. Memahami Simbol –Simbol Dalam Liturgi, Yogyakarta:Kanisius

Murgiayanto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi. Wedatama Widya Sastra.

Najamuddin, Munasiah. 1982. Tari tradisional Sulawesi Selatan, Makassar,Bhakti Centra Baru.

Noor, Novianty. 2005. Kumpulan tari Tradisional Mandar, Majene

Nurhayani. 2005. Makna simbolis Tari Topendio dalam Masyarakat Mandar. Skripsi UNM.

Sedyawati, Edi. 1991. Budaya Indonesia. Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada.

Smith, Jacqulin, 1985. Komposisi Tari Pertunjukan Sebuah Praktik bagi Guru. Yogjakarta: Ikalastis.

Soedarsono, 1976. Komposisi Tari, Elemen-elemen Dasar, Yogyakarta, ASTI.

, 1987. Tinjauan Seni Yogyakarta. Suku Dayar Sana.

Suharto, Ben. 1990. “Joget dan jagat”. Makalah Untuk Staf Pengajar ISI. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Page 63: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahyudiyanto, 2008. Pengertian Tari. ISI Press Solo Guru. Yogyakarta: Ikalastis FORMAT WAWANCARA

1. Bagaimana latar belakang tari Pattuduq Tommuane

2. Bagaimana bentuk gerak tari Pattuduq Tommuane

3. Bagaimana bentuk kostum Tari Pattuduq Tommuane

4. Apa makna Simbolis gerak Tari Pattududq Tommuane

5. Apa makna simbolis kostum tari Pattuduq Tommuane

6. Peralatan apa yang digunakan dalam tari Pattuduq Tommuane

7. Apa makna simbolis Properti tari Pattuduq Tommuane

Page 64: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

BIODATA INFORMAN

Nama : Ahmad Hasan

Tempat/tanggal lahir : Majene/00-00-1952

Umur : 60 Tahun

Pekerjaan : Kepala Museum Mandar Kabupaten majene

Alamat : Lingkungan Camba Utara, Kelurahan Baru Kecamatan Banggae

Nama : Muhammad Yasing

Tempat/tanggal Lahir : Majene/01-08-1944

Umur : 70 Tahun

Pekerjaan : Pensiunan Guru Sd

Alamat : Jln. Muh Yaming kelurahan Lembang Kecamatan Banggae timur

RIWAYAT HIDUP

Page 65: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI

Sundari Harli.2009. Lahir di Pamboang tanggal 12 februari 1991, anak

ke Sembilan dari Sembilan bersaudara, buah hati pasangan alm Drs.

Hj. Harli Yanja dengan H. Sitti Nurjannah. Penulis mulai memasuki

pendidikan formal pada tahun 1999-2000 di TK Aisiyah. Pada tahun

yang sama melanjutkan pendidikan di SD Negeri 17 Pamboang dan

tamat pada tahun 2005, pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Pamboang dan tamat pada tahun 2007, Ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

SMA Negeri 1 Pamboang dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Negeri Makassar melalui jalur SPMB pada jurusan Sendratasik.

Atas perjuangan, kerja keras dan iringan doa maka atas rahmat Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Makassar dengan menyusun Skripsi dengan

judul “Makna Simbolis Tari Pattuduq Tommuane di Kecamatan Pamboang Kabupaten

Majene Sulawesi Barat

Page 66: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5471/1/SKripsi Siap Burning.docx · Web viewMAKNA SIMBOLIS TARI PATTUDUQ TOMMUANE DI KECAMATAN PAMBOANG KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT SKRIPSI